Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGELOLAAN DANA

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA SMA PUTERA


MELATI JONGGOL

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Penulisan Skripsi

Oleh:
EPI SAPITRI
NIM: 17110080

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERTIWI CILEUNGSI


PROGRAM SARJANA AKUNTANSI
BOGOR
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini banyak negara berlomba-lomba meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM). Suatu negara dapat meningkatkan produktifitas secara efektif dan
efisien apabila memiliki SDM yang berkualitas tinggi. Salah satu upaya pemerintah untuk
mendapatkan SDM yang berkualitas tinggi, yaitu melalui pendidikan. Pendidikan dipandang
sebagi suatu sarana untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia suatu bangsa. Bangsa
yang maju adalah bangsa yang peduli akan pendidikan dan dapat tergambarkan dari
pencapaian pendidikan warga negaranya. Pencapaian pendidikan suatu bangsa dapat dilihat
dari kesesuaian antara tujuan dan keterlaksanaan pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
akhlak mulia, pengendalian diri, kecerdasan kepribadian, serta keterampilan yang diperlukan
untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.¹
Salah satu hal yang tidak dapat dilupakan dalam pencapai tujuan pendidikan suatu bangsa
adalah peran negara dalam menyediakan sarana pendidikan. Menurut Dwi Siswoyo,
lingkungan dan sarana pendidikan merupakan sumber yang dapat menentukan kualitas serta
berlangsungnya usaha pendidikan.² Lingkungan tersebut dapat bersifat lingkungan fisik,
sosial dan budaya yang semuanya memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap usaha pendidikan.

―¹ Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


―² Dwi Siswoyo. (2003). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press, hal. 52
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) menjelaskan bahwa secara garis besar biaya pendidikan terdiri atas biaya investasi,
biaya operasi, dan biaya personal.³
Biaya pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pencapaian tujuan
pendidikan. Biaya pendidikan inilah yang akan digunakan untuk membiayai seluruh
pembiayaan pendidikan. Masalah pokok dalam pembiayaan pendidikan salah satunya adalah
bagaimana mencukupi kebutuhan investasi, operasional dan personal sekolah serta
bagaimana melindungi masyarakat, khususnya masyarakat tidak mampu untuk
memperjuangkan haknya mendapatkan pendidikan yang layak baik di tingkat Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk
mencapai pemerataan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah melakukan program wajib
belajar 9 tahun. Dalam hal ini pemerintah wajib memberikan pelayanan pendidikan kepada
seluruh peserta didik yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun. Upaya pemerintah dalam hal
ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan Dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) kepada sekolah-sekolah yang terdaftar.
Dana BOS merupakan sebuah bantuan berbentuk dana yang diberikan kepada sekolah
dan madrasah untuk kepentingan nonpersonalia. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 48
Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Biaya nonpersonalia adalah biaya untuk bahan
atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi,
pajak dan lainnya.4 Secara umun program BOS bertujuan untuk meringankan beban
masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka pembelajaran yang bermutu, serta
berperan dalam mempercepat pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada sekolah
yang belum memenuhi SPM, dan pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada
sekolah yang sudah memenuhi SPM.

―³ Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
―4 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 tahun 2008 tentang Standar Pendanaan
Pendidikan .
Pelaksanaan program BOS harus mengikuti pedoman yang disusun oleh Pemerintah
dalam Petunjuk Teknis BOS dengan mengutamakan konsep Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) yaitu prinsip swakelola dan partisipatif, transparan, akuntabel, demokratis, efektif dan
efisien, tertib administrasi dan pelaporan, serta saling percaya. MBS merupakan salah satu
wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kewenangan kepada sekolah dalam
menyediakan layanan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik.
Agar program BOS berhasil, maka diperlukan pengelolaan dana yang tepat. Pemerintah
berharap agar tiap sekolah bertanggung jawab dalam penggunaan dana BOS atau dengan kata
lain dana BOS digunakan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah
agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sekolah memiliki kewenangan untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program BOS sesuai dengan kebutuhan
peserta didik namun harus memperhatikan 7 prinsip pengelolaan program BOS yang sudah
ditentukan oleh pemerintah
Pengelolaan dana BOS disekolah belum sesuai dengan ketentuan yang ada. Hasil
pemeriksaan BPK Semester 1 tahun 2015 menyatakan terdapat beberapa masalah terkait
pengelolaan dana BOS. Permasalahan umum mengenai pengelolaan dana BOS yang menjadi
temuan BPK meliputi sisa dana BOS yang belum dikembalikan ke kas negara, penyebab
kekurangan penerimaan negara atas sisa dana, penggunaan dana BOS yang tidak sesuai
ketentuan, kelebihan penggunaan dana BOS, ketidakakuratan dalam pendataan penerimaan
dana BOS yang menyebabkan kelebihan penyaluran dana BOS, penyusunan petunjuk teknis
penyaluran dana BOS belum tepat sesuai dengan ketentuan sekolah dan sejumlah sekolah
belum mempertanggungjawabkan penggunaan dana BOS.5

―5 Republika. (20016). DPD Soroti Temuan BPK Terkait Pengelolaan Dana BOS .
Melalui http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/22/o1c62k359-dpdsoroti-
temuan-bpk-terkait-pengelolaan-dana-bos,

Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pengelolaan BOS ditinjau dari 7 prinsip
pengelolaan BOS, maka diperlukan suatu analisis. Analisis merupakan penyelidikan terhadap
suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Analisis digunakan untuk
menghasilkan dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
landasan dari pembuat kebijakan dalam membuat suatu keputusan. Analisi juga digunakan
untuk menentukan tolak ukur tingkat keberhasilan pelaksanaan dan penentuan.
Tambahkan materi tentang Bagaimana sistem akuntansi pada pengelolaan danaBOS
Masukkan 2 hasil peneiti sebelumnya yang menjadi pembanding atas judul penelitian
anad (bisa diambil darihasil penelitianterdahulu BAB II) apa yang memebedakan
judulpenelitian anda dengan peneliti tersebut?
Melihat hal yang telah diungkap diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “
Analisis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada SMA PUTERA
MELATI Jonggol Kabupaten Bogor”

1.2 Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian ini agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan
arah yang jelas, maka diperlukan adanya pembatasan masalah shingga peneliti lebih fokus
dalam menggali masalah pada analisis pengelolaan dana BOS. Penelitian ini akan membatasi
permasalahan mengenai analisis pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Nasional yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di SMA Putera
Melati pada tahun 2020 sesuai dengan prinsip dalam Petunjuk Teknis BOS tahun 2015 yaitu
swakelola dan partisipatif, transparan, akuntabel, demokratis, efektif dan efisien, tertib
administrasi dan pelaporan, serta prinsip saling percaya.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana relevansi pengelolaan Dana BOS terhadap proses belajar mengajar di SMA
Putera Melati Jonggol?
2. Bagaimana sistem akuntansi pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di
SMA Putera Melati Jonggol?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai oleh penulis adalah
sebagai berikut :
1. Tujuan Objektif
a. Untuk mengetahui relevansi pengelolaan dana BOS terhadap proses belajar mengajar
di SMA Putera Melati Jonggol.
b. Untuk mengetahui pengelolaan dana BOS pada SMA Putera Melati Jonggol.
c. Untuk menganalisis pengelolaan dan BOS pada SMA Putera Melati Jonggol.
2. Tujuan subjektif
a. Untuk menambah wawasan masalah yang sedang diteliti.
b. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menganalisa pengelolaan dan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan
untuk penelitan selanjutnya mengenai pengelolaan dana BOS.
b. Sebagai acuan bahan dan masukan dalam melakukan penelitan pada bidang yang
sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa dan Orang Tua
Ikut terlibat dapat mengawasan dan penggunaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) di sekolah.
b. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dalam rangka pengelolaan dana Bantuan Operasional
Sekolah agar lebih efektif dan efisien.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS


2.1 Tinjauan Pustaka
2.2 .1 Grand Theory?

Jelaskan pendekatan grand heory yang anda gunakan dalam peneitian ini

2.2.1 Akuntansi
2.2.1.1 Pengertian Akuntansi

Menurut American Accounting Association adalah suatu proses mengidentifikasi,


mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan
keputusan yang jelas serta tegas bagi pihak yang menggunakan informasi tersebut.6

Akuntansi didefinisakan pula sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari


perekayasaan dalam penyediaan jasa, yang berupa informasi keuangan kuantitatif dari satu
unit organisasi dengan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang
berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Ditinjau dari
beberapa definisi tersebut, akuntansi dipandang sebagai suatu proses, seni, dan seperangkat
pengetahuan yang pada dasarnya mengarah pada suatu aktivitas atau kegiatan dalam
akuntansi itu sendiri. Karena itu, pengertian akuntansi tersebut menjadi suatu proses, seni,
atau seperangkat pengetahuan yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan dalam
bidang tersendiri yang meliputi kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan
pelaporan atas suatu kejadian atau transaksi keuangan dalam perusahaan yang kemudian
menjadi dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.7

bagaimmana sistem akuntansi terhadapat pengelolaan dana bantuan Sekolah?

―6 A Statementof Basic Accounting Theory, Evaston, Illinois: American Accounting


Association; 1996,p.1
―7 Rahman Putra. (2013). Pengantar Akuntansi 1, Pendekatan siklus akuntansi . Penerbit
Erlangga: hal. 4-5
2.2.2 Analisis
2.2.2.1 Pengertian Analisis
Analisis merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan suatu kebijakan.
Analisis dapat diartikan sebagai usaha dalam mengamati sesuatu secara mendetail dengan
cara menguraikan komponen pembentuknya atau menyusun sebuah komponen untuk
kemudian dikaji lebih mendalam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis diarikan
sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya,
menguraikan suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan.

Analisis dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif dilakukan terhadap data baik berupa kualitatif maupun kuantitatif. Analisis
kualitatif adalah data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa, prosa kemudain
dikaitkan dengan data lain untuk mendapatkan kejelasan suatu kebenaran atau sebaliknya
sehingga menguatkan suatu gambaran baru atau yang sudah ada. Sedangkan data kuantitatif
adalah data dalam bentuk jumlah yang digunakan untuk menerangkan kejelasan dari angka-
angka atau membandingkan dari beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran yang
baru, kemudian dijelaskan kembali dalam bentuk uraian atau kalimat.

2.2.2.2 Pengertian Analisis Kebijakan

Analisi kebijakan adalah suatu teknik yang digunakan dalam administrasi publik untuk
memeriksa dan mengevaluasi kebijakan suatu organisasi publik dalam mencapai tujuan.
Menurut Meltsner analisis kebijakan merupakan saran mensintesiskan informasi yang
mencakup hasil-hasil riset untuk menghasilkan suatu format bagi keputusan kebijakan dan
penentuan kebutuhan masa depan bagi informasi yang berkaitan dengan kebijakan.8

1. Fungsi Analisis Kebijakan


Menurut Nanang Fattah fungsi analisis kebijakan dikelompokan dalam 3 kategori
besar yaitu :
a. Fungsi alokasi yang menekankan pada fungsi analisis kebijakan dalam penentuan
agenda analisis kebijakan.
b. Fungsi inkuiri yang menekankan pada fungsi analisis kebijkan dalam dimensi
rasional dalam rangka menghasilkan informasi teknis yang berguna sebagai
masukan bagi proses pembuatan keputusan pendidikan.
c. Fungsi komunikasi yaitu cara-cara atau prosedur yang efisien dalam memasarkan
hasil-hasil analisis kebijakan sehingga memiliki dampak yang berarti bagi proses
pembuatan keputusan.9
2.2.2.3 Analisis Pengelolaan

Pengelolaan berasal dari kata manajemen atau administrasi. Menurut H. Malayu S.P
Hasibuan pengelolaan atau manjemen adalah ilmu seni dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.10

ini kenapa kosong?

―8Muchlis Hamdi. (2014). Kebijakan Publik Proses, Analisis, dan Partisipasi. Bogor:
Ghalia Indonesia, hal. 114
―9Nanang Fattah. (2013). Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: Remaja
Posdakarya, hal. 12
―10Mesiono. (2014). Manajemen Organisasi. Bandung: Cita Pustaka,hal. 2

Keuangan sekolah merupakan bagian yang sangat penting karena setiap kegiatan sekolah
membutuhkan dana untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran disekolah.
Pengelolaan keuangan pendidikan merupakan salah satu substansi pengelolaan sekolah yang
akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan disekolah.
Beberapa kegiatan pengelolaan keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-
sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pemeriksaan dan pertanggungjawaban

(Lipham,1985;Keith,1991). Menurut Depdiknas (2000) bahwa pengelolaan keuangan


merupakan tindakan pengurusan dan ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan demikian,
penglolaan keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan
sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan
pertanggungjawaban keuangan sekolah. Tujuan dari pengelolaan dana pendidikan khususnya
keuangan sekolah menurut Mulyono adalah :

1. Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk harian sekolah dan menggunakan
kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali.
2. Memelihara barang-barang sekolah.
3. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan pencatatan, dan pengeluaran
uang diketahui dan dilaksanakan.11

Salah satu pengelolaan keuangan sekolah yang dilakukan adalah pengelolaan BOS. BOS
sebagai salah satu sumber pendapatan sekolah harus dikelola dengan baik agar dapat
digunakan secara maksimal untuk kepentingan peserta didik. Pengelolaan BOS setiap
sekolah diatur oleh pemerintah melalui Petunjuk Teknis Pengelolaan BOS.

―11Mulyono. (2010). Konsep Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media, hal.


172 (ini kenapa masuk dibaris materi? Kan ini catatan kaki, jadi perbaiki cara penulisan
catatan kaki, jangan copy paste saja materi skripsi org lain) perhatikan penulisan catatan kaki
selanjutnya !!!!!

Dalam petunjuk teknis tersebut ada 7 prinsip utama pengelolaan berdasarkan konsep
MBS yang harus dilaksanakan oleh sekolah. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan
pengelolaan BOS disekolah, maka diperlukan suatu analisis. Analisis pengelolaan merupakan
analisis untuk menentukan tolak ukur dan tingkat keberhasilan pengelolaan suatu program.
2.2.3 Dana Bantuan Operasional Sekolah
2.2.3.1 Pengertian BOS

Dalam organisasi sekolah, fungsi uang atau dana diantaranya sebagai penunjang
lancarnya kegiatan utama, yaitu melakukan proses pendidikan dan pengajaran. Lebih-lebih
dalam era persaingan seperti sekarang ini, perubahan dan inovasi menjadi suatu tuntutan.
Maka bisa dimengrti bahwa betapa pentingnya dana dan biaya dalam suatu pendidikan.

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2015 mendefinisikan BOS
SMA sebagai program pemerintah berupa pemberian dana langsung ke SMA baik Negeri
maupun Swasta dimana besarnya dana bantuan yang diterima sekolah dihitung berdasarkan
jumlah siswa masing-masing sekolah dikalikan satuan biaya (unit cost) bantuan. Sedangkan
dana BOS SMA adalah bantuan dana untuk membantu Sekolah Menengah Atas negeri dan
swasta dalam memenuhi operasional non personalia.12

?????????????????????????????

―12 Dirjen Pendidikan Menengah tentang petunjuk teknis BOS SMA tahun 2015, hal. 3

Menurut Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009, BOS adalah program pemerintah
yang pada dasarnya untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan
pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.Sedangkan standar biaya operasi
nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi
nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar
satuan pendidikan dapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA atau MA.

Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan
untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan
pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan. 13 Maka
sudah sepantasnya pengelolaan dan pengalokasian atau penggunaan keuangan dilakukan oleh
sekolah dengan baik. Menurut Syaiful Sagala, jika pembiayaan pendidikan tidak terpenuhi,
paling tidak sesuai dengan kebutuhan minimal, secara nasional akan ditemukan dampak
berupa terjadinya erosi kualitas sehingga kontribusinya terhadap pembangunan rendah.14

―13Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar


Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 12
―14 Sri Minarti. (2016). Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, hal. 209

2.2.3.2 Tujuan BOS

Tujuan BOS pada jenjang SMA/SMALB/SMK dalam Petunjuk Teknis Bantuan


Operasional Sekolah tahun 2018 meliputi:

a. Membantu penyediaan pendanaan biaya operasi non personil sekolah, akan tetapi
masih ada beberapa pembiayaan personil yang masih dapat dibayarkan dari dana
BOS;
b. Meningkatkan angka partisipasi kasar;
c. Mengurangi angka putus sekolah;
d. Mewujudkan keberpihakan Pemerintah Pusat bagi peserta didik yang
orangtua/walinya tidak mampu dengan membebaskan dan/atau membantu tagihan
biaya sekolah dan biaya lainnya di SMA/SMALB/SMK sekolah;
e. Memberikan kesempatan yang setara bagi peserta didik yang orangtua/walinya
tidak mampu untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan
bermutu; dan/atau
f. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah.

2.2.3.3 Sasaran BOS

Sasaran program BOS adalah semua sekolah baik negeri maupun swasta diseluruh
provinsi di Indonesia. Sasaran BOS pada jenjang SMA/SMALB/SMK dalam Petunjuk
Teknis Bantuan Operasional Sekolah tahun 2018 meliputi:

a. SD/SDLB/SMP/SMPLB, SMA/SMALB/SMK, dan SLB yang diselenggarakan


oleh Pemerintah Pusat di bawah pengelolaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, pemerintah daerah, atau masyarakat yang telah terdata dalam
Dapodik; dan
b. SD/SDLB/SMP/SMPLB, SMA/SMALB/SMK, dan SLB yang memenuhi syarat
sebagai penerima BOS berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

SD/SDLB/SMP/SMPLB, SMA/SMALB/SMK, dan SLB yang diselenggarakan oleh


Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah wajib menerima BOS yang telah dialokasikan.
SD/SDLB/SMP/SMPLB, SMA/SMALB/SMK dan SLB yang diselenggarakan oleh
masyarakat dapat menolak BOS yang telah dialokasikan stalah memperoleh persetujuan
orangtua peserta didik melalui Komite Sekolah dan tetap menjamin kelangsungan pendidikan
peserta didik yang orangtua/walinya tidak mampu di SD/SDLB/SMP/SMPLB/,
SMA/SMALB/SMK, dan SLB yang bersangkutan.

2.2.3.4 Satuan Biaya BOS

Dana BOS yang diterima dihitung berdasarkan jumlah peserta didik pada sekolah yang
bersangkutan, dengan besar satuan biaya sebagai berikut:

1. SD sebesar Rp 800.000,00 (delapan ratus riburupiah) per 1 (satu) peserta didik


per 1 tahun;
2. SMP sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per 1 (satu) peserta didik per 1
tahun;
3. SMA dan SMK sebesar Rp 1.400.000,00 (satu juta empat ratus ribu rupiah) per 1
(satu) peserta didik per 1 tahun;
4. SDLB/SMPLB/SMALB/SLB sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) per
1(satu) peserta didik per 1 tahun.
2.2.3.5 Waktu Penyaluran BOS
Penyaluran dana Bos dilakukan setiap triwulan, yaitu antara periode Januari-Maret,
April-Juni, Juli-September, dan Oktober-Desember. Bagi wilayah yang secara geografis
sangat sulit dijangkau sehingga proses pengambilan BOS mengalami hambatan atau
memerlukan biaya pengambilan yang mahal, maka atas usulan pemerintah daerah dan
persetujuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk penyaluran BOS dilakukan
setiap semester, yaitu Januari-Juni dan Juli-Desember.

2.2.3.6 Pengelolaan BOS Menggunakan Manajemen Berbasis Sekolah

BOS dikelola oleh SD/SDLB/SMP/SMPLB, SMA/SMALB/SMK dan SLB dengan


menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MSB), yang memberikan kebebasan dalam
perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan program yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan sekolah. Penggunaan BOS hanya untuk kepentingan peningkatan layanan
pendidikan dan tidak ada intervensi atau pemotongan dari pihak manapun. Pengelolaan BOS
mengikutsertakan Dewan Guru dan Komite Sekolah.

Pengelolaan BOS dengan menggunakan MBS wajib melaksanakan ketentuan sebagai


berikut:

1. Mengelola dana secara profesional dengan menerapkan prinsip efisien, efektif,


akuntabel dan transparan;
2. Melakukan evaluasi setiap tahun; dan
3. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), Rencana Kerja Tahunan
(RKT), dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dengan ketentuan:
a. RKJM disusun setiap 4 (empat) tahun;
b. RKJM, RKT, dan RKAS disusun berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah;
c. RKAS memuat penerimaan dan perencanaan penggunaan BOS; dan
d. RKJM,RKT, dan RKAS harus disetujui dalam rapat Dewan Guru setelah
memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan oleh dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

2.2.3.7 Ketentaun penggunaan Dana BOS

Bantuan Operasional Sekolah dalam juknis BOS yang tertera dalam BAB V Lampiran
Permendikbud No. 1 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah.
Ketentuan penggunaan Dana BOS adalah kunci dalam juknis BOS. Berikut ini merupakan
ketentuan penggunaan Dana BOS sesuai dengan juknis BOS dalam Permendikbud No. 1
Tahun 2018 tentang petunjuk teknis Bantuan Operasioanl Sekolah adalah:
a. Ketentuan Umum
1. Penggunaan BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan
keputusan bersama antara Tim BOS Sekolah, Dewan Guru, dan Komite
Sekolah. Hasil kesepakatan di atas harus dituangkan secara tertulis dalam
bentuk berita acara rapat dan ditandatangani oleh peserta rapat. Kesepakatan
penggunaan BOS harus didasarkan skala prioritas kebutuhan sekolah,
khususnya untuk membantu mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan/atau Standar Nasional Pendidikan (SNP).
2. Penggunaan BOS diprioritaskan untuk kegiatan operasional sekolah.
3. Dana BOS yang diterima sekolah setiap triwulan/semester dapat direncanakan
untuk digunakan membiayai kegiatan lain pada triwulan/semester berikutnya,
diutamakan untuk pembayaran langganan daya dan jasa honor.
4. Pengadaan sarana prasarana yang dilakukan oleh sekolah harus mengikuti
standar sarana prasarana dan spesifikasi yang berlaku.
5. Satuan biaya untuk belanja dengan menggunakan dana BOS mengikuti
ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
6. Bunga bank/jasa giro akibat adanya BOS di rekening sekolah diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Sekolah dilarang menggunakan Dana BOS untuk
1. Disimpan dengan maksud dibungakan;
2. Dipinjamkan pada pihak lain;
3. Membeli software/perangkat lunak untuk pelaporan keuangan BOS atau
software sejenis;
4. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah, antara lain studi
banding, studi tur (karya wisata), dan sejenisnya;
5. Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD
kecamatan/kabupaten/kota/provinsi/pusat, atau pihak lainnya;
6. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
7. Membiayai akomodasi untuk kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah
antara lain sewa hotel, sewa ruang sidang, dan lainnya;
8. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta didik untuk kepentingan
pribadi (bukan inventaris sekolah);
9. Digunakan untuk rehabilitasisedang dan berat;
10. Membangun gedung/ruang baru, kecuali pada SD/SMP yang belum memiliki
prasarana jamban/WC/ dan/atau kantin sehat;
11. Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan/peralatan yang tidak
mendukung proses pembelajaran;
12. Menanamkan saham;
13. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah
pusat/pemerintah daerah atau sumber lainnya;
14. Membiayai iuran dalam rangka upacara peringatan hari besar nasional, dan
membiayai penyelenggaraan upacara/acara keagamaan; dan/atau
15. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti
pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait program BOS/perpajakan program
BOS yang diselenggarakan lembaga diluar dinas pendidikan provinsi/
kabupaten/ kota dan/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Penggunaan Dana BOS
1. Sekolah wajib mengguanakn sebagian dana BOS untuk membeli buku teks
utama untuk pelajaran dan panduan guru sesuai dengan kurikulum yang
digunakan oleh sekolah dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Buku teks utama harus sudah dibeli oleh tau tersedia di sekolah sebelum
Tahun Pelajaran Baru dimulai. Sekolah dapat menggunakan BOS triwulan
1 dan triwulan ll (bagi sekolah yang menerima penyaluran tiap semester)
untuk membiayai pembelian buku teks utama.
b. Sekolah harus mencadangkan separuh BOS yang diterima di triwulan ll
(untuk sekolah yang menerima BOS tiap triwulan) atau sepertiga dari BOS
yang diterima di semester l (untuk sekolah yang menerima BOS
tiap semester), atau 20 % (dua puluh persen) dari alokasi sekolah dalam
satu tahun, di rekening sekolah untuk pembayaran buku teks utama yang
harus dibeli sekolah. Dana yang dicadangkan ini hanya boleh dicairkan
apabila sekolah hendak membayar pesanan buku teks utama yang
diperlukan atau sudah memenuhi kewajiban penyediaan buku teks utama.
c. Dana 20% (dua puluh persen) yang dicadangkan tersebut tidak berarti
bahwa sekolah harus membeli buku teks utama dengan seluruh dana
tersebut. Pembelian buku teks utama dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan setiap sekolah dengan kewajiban penyediaan buku sesuai
ketentuan sebagai berikut.
1. Apabila penggunaan dana untuk pembelian buku teks utama lebih
besar dari 20% (dua puluh persen) dana BOS yang telah dicadangkan,
skolah dapat menambah dana tersebut dari dana yang ada.
2. Apabila penggunaan dana untuk pembelian buku teks utama lebih
sedikit dari 20% (dua puluh persen) dan BOS yang telah dicadangkan,
maka sisa dana tersebut dapat digunakan untuk pembelian buku
lainnya atau pembiayaan kegiatan/komponen belanja lainnya.
2. Penggunaan dana yang pelaksanaannya sifatnya kegiatan, biaya yang dapat
dibayarkan dari BOS meliputi ATK atau penggandaan materi, biaya
penyiapan tempat kegiatan, honor narasumber lokal sesuai standar biaya
umum setempat, dan/atau transportasi/konsumsi panitia dan narasumber
3. apabila dibutuhkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Ketentuan terkait jasa profesi (honor narasumber) hanya dapat diberikan
kepada narasumber yang mewakili instansi resmi diluar sekolah, seperti
kwarda, KONI daerah, BNN, dians pendidikan, dinas kesehatan, unsur
keagamaan, dan/atau lainnya berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan olh
instansi yang diwakilinya/berwenang.
5. Penggunaan dana yang pelaksanaan berupa pekerjaan fisik, biaya yang dapat
dibayarkan dari BOS meliputi pembayaran upah tukang sesuai standar biaya
umum setempat, bahan, transportasi, dan/atau konsumsi.

2.1.3.8 Pengelolaan BOS

Pengelolaan program BOS dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh Kepala Sekolah.
Panita tersebut terdiri dariunsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan komite sekolah
yang dibentuk secara musyawarah. Adapun susunan panitia sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah sebagai penangggungjawab program.


b. Wakil Kepala Sekolah atau guru yeng relevan sebagai ketua panitia pelaksana.
c. Guru sebagai penanggungjawab.
d. Bendahara rutin sekolah atau bendahara yang ditunjuk khusus oleh kepala sekolah
sebagai pengelola keuangan.

Pengelolaan program BOS juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Komite sekolah berperan dalam memberikan dukungan dalam wujud bantuan tenaga
maupun pemikiran, pengontrol kualitas pelaksanaan program, dan mediator antara
pemerintah dengan masyarakat.
b. Mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan
program bantuan.
c. Informasi program harus mudah diketahui oleh warna sekolah atau dengan
menempelkan pelaksanaan kegiatan melalui papan pengumuman.

2.1.3.9Prinsip Pengelolaan BOS

Dalam program BOS, dana yang diterima oleh sekolah secara utuh dan dikelola
secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan dewan guru dan komite sekolah.
Dengan demikian, program BOS sangat mendukung implementasi penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah, yang secara umum bertujuan untuk memberdayakan
sekolah melalui pemberian wewenang (otonomi), pemberian fleksibilitas yang lebih
besar untuk mengelola sumber daya sekolah, dan mendorong partisipasi warga
sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
a). Swakelola dan Partisipatif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, swakelola berarti pengelolaan sendiri.
Swakelola yang dimaksud disini adalah swakelola dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah. Pengadaan dengan swakelola menata lainnya, atau oleh kelompok
masyarakat.
Pelaksanaan program dilakukan secara swakelola (direncanakan, dikerjakan dan
diawasi sendiri) dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat untuk
berpartisipasi secara aktif dalam memberikan dukungan terhadap perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan program sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Salah satu aspek penting dalam menerapkan konsep Manajemen Berbasis Sekolah
adalah partisipasi dari masyarakat. Partisipasi penting untuk meningkatkan rasa
memiliki, peningkatan rasa memiliki akan meningkatkan rasa tanggung jawab, dan
peningkatan tanggung jawab akan meningkatkan dedikasi/kontribusi.
b). Transparan
Manajemen pendidikan yang transparan memungkinkan tumbuhnya kepercayaan
dan keyakinanstakeholders terhadap kewibawaan dan citra sekolah yang good
governance dan clean governance.
Transparasi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi
tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang
dicapai. Transparasi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi
yang berkaitan dengan kepentingan publik dalam hal ini adalah masyarakat dan
warga sekolah dapat diperoleh secara langsung.
Jadi pengelolaan dana harus dilaksanakan secara terbuka agar warga sekolah dan
masyarakat dapat memberikan saran, kritik, serta melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan program.
c). Akuntabel
Menurut Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2008 Pasal 59, prinsip akuntabilitas
dilakukan dengan memberikan pertanggungjawaban atas kegiatan yang dijalankan
oleh penyelenggara atau satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan
pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.15Akuntabilitas adalah
pertanggungjawaban pengelolaan atas suatu aktivitas secara ekonomis dan efisien
kepada pemberi tanggung jawab.
Tuntutan akuntabilitas sekolah sebagai salah satu sektor publik adalah untuk lebih
menekankan pada pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability) bukan
hanya pertanggungjawaban vertikal (vertical accountability).
d). Demokratis
Istilah demokratis berasal dari bahasa Yunani kuno, yang terdiri dari dua kata
yaitu demos yang bermakna rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan, dan apabila
digabungkan bermakna kekuasaan ditangan rakyat.16 Istilah demokrasi memang
muncul dan dipakai dalam kajian politik yang berarti kekuasaan berada di tangan
rakyat. Mekanisme berdemokrasi dalam politik tidak sepenuhnya sesuai dengan
mekanisme kepemimpinan lembaga pendidikan, namun secara substantif sekolah
demokratis adalah membawa semangat demokrasi tersebut dalam perencanaan,
pengelolaan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Sekolah demokratis akan terwujud jika semua informasi penting dapat dijangkau
stakeholder sekolah sehingga semua unsur tersebut memahami arah pengembangan,
berbagai masalah yang dihadapi serta langkah-langkah yang sedang atau akan
ditempuh. Dengan demikian mereka akan bisa menganalisis relevansi kebijakan,
memahami, mengkritisi, dan memberi masukan, serta,
―15 Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan
―16Dede Rosyada. (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta : Kencana, hal. 15

menentukan kontribusi dan partisipasi yang akan diberikan untuk kesuksesan


pelaksanaan program-program sekolah tersebut. Penyusunan perencanaan,
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah ditempuh melalui jalan
musyawarah/mufakat dengan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk
mengajukan saran, kritik atau pendapat.

e). Efektif dan Efisien

Kegiatan yang dilaksanakan dengan biaya rendah dan hasilnya mempunyai


kualitas yang baik, kegiatan tersebut disebut efesiensi dan efektifitas.17 Gie
menyatakan bahwa efektifitas adalah keadaan atau kemampuan kerja yang
dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan nilai guna yang diharapkan.
Sedangkan Akmal menyatakan bahwa efetifitas adalah pencapaian usaha yang sesuai
dengan renananya(doing the right thing) atau rencana hasil dibandingkan dengan
realisasi hasil.18

Dari pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa efektivitas dan efesiensi


berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan
waktu dan adanya partisipasi aktif dari anggota.
―17Moch Idochi. (2013). Administrasi Pendidikan Dan Manajemen Biaya Pendidikan .
Jakarta : Rajawali Pers, hal. 210
―18Doni Juni Priansa dan Agus Garnida. (2015). Manajemen Perkantoran. Bandung :
Alfabeta, hal. 11

f). Tertib Administrasi dan Pelaporan

Administrasi adalah suatu proses penyelenggaraan yang dilakukan oleh


administrtor secara teratur dan diatur melalui perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditetapkan. 19Laporan keuangan
merupakan catatan dan rangkuman kegiatan transaksi untuk menyediakan informasi
akuntansi kepada pemangku kepentingan. Menurut Suwardjono tujuan utama
pelaporan keuangan organisasi nonbisnis seperti sekolah adalah harus menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan
maupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan rasional tentang alokasi
dana ke organisasi tersebut.20

Adapun tujuan-tujuan Spesifik dari pelaporan keuangan adalah :

1. Menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain
dalam menilai jasa-jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk
terus menyediakan jasa-jasa tersebut

2. Menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain
dalam menilai bagaimana para manajer organisasi nonbisnis telah melaksanakan
tanggungjawab kepengurusannya dan aspek-aspek lain kinerjanya.

3. Menyediakan informasi tentang sumberdaya, kewajiban dan sumberdaya (aset)


bersih organisasi, dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang
mengubah sumber daya dan hak atas sumberdaya tersebut.

4. Menyediakan informasi tentang kinerja organisasi selama satu periode.


―19Abdurrahmat Fathoni. (2006). Organisasi & Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Rineka Cipta, hal. 17
―20Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi:Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 3,
Yogyakarta : BPFE, hal. 20

5. Menyediakan informasi tentang bagaimana organisasi mendapatkan dan


membelanjakan kas atas sumber likuid lain, tentang pinjaman dan pelunasannya,
dan tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.

6. Pelaporan keuangan harus mencakup penjelasan-penjelasan dan interprestasi


untuk membantu para pemakai memahami informasi yang disediakan.

Menurut Petunjuk Teknis BOS SMA 2015, pelaporan dilakukan dengan


menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan. Sekolah penerima
dana BOS SMA melalukan pelaporan atas penggunaan dan pengelolaan dana yang
diberikan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program.21

g). Saling Percaya


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata percaya diartikan sebagai
mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata; mengangap atau
yakin bahwa sesuatu itu benar-benar ada; dan menganggap atau yakin bahwa
seseorang itu jujur. Pengertian percaya dalam penelitian ini adalah yakin terhadap
orang-orang atau kelompok yang terlibat dalam pengelolaan BOS jujur dan dapat
dipercaya dalam melaksanakan tugasnya. Kepercayan yang dimaksud yaitu orang
tua percaya pada kepala sekolah untuk mengembangkan program-program
sekolah menuju idealitas yang diinginkan dan kepala sekolah juga peraya pada
guru untuk mengembangkan program-program kurikulernya serta mengorganisir
pelaksanaan program-program itu. Kepercayaan juga meliputi kepercayaan
sekolah terhadap pemerintah sebagai pemberi dana dalam mengelola dan
menyalurkan dana BOS.
―21Dirjen Pendidikan Menengah tentang petunjuk teknis BOS SMA tahun 2015, hal. 43

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen
dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu
dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel
tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian.

Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa,


kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.22

―22 sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta, hal. 60
Dana BOS

Kepala Komite
Sekolah Sekolah

Dewan Sarana dan Bendahara


Guru Prasarana BOS

Sistem Akuntansi Pengelolaan dana BOS

Gambar 2.2 kerangka fikir

Jelaskan arti dari kerangka pemikiran tersebut

2.3 Daftar Jurnal Penelitian Terdahulu


Dalam melakukan penelitian, terdapat dukungan dari penelitian terdahulu dengan tujuan
memperkuat hasil penelitian yang dilakukan, hasil penelitian terdahulu dapat dilihat
sebagai berikut :
Untuk format penulisannya seperti ini :
2.3.1. Ismi Solikhatun, tahun berapa?....., …….Alumni/lembaga peneliti?
Perbaiki untuk poin2 selanjutnya seperti 2.3.1
1. Penelitan yang dilakukan oleh Ismi Solikhatun yang berjudul “Analisis Pengelolaan
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMK Negeri 1 Yogyakarta”. Hasil
penelitian menunjukan bahwaPengelolaan dana BOS di SMK Negeri 1 Yogyakarta
berdasarkan prinsip swakelola dan partisipatif dilaksanakan secara baik dengan nilai
kecenderungan baik 70%, prinsip transparan dilaksanakan secara cukup baik 78% dan
sekolah telah menyebarluaskan informasi penerimaan BOS kepada warga sekolah,
prinsip akuntabel dilaksanakan secara baik dengan nilai kecenderungan cukup baik
96%, prinsip demokratis dilaksanakan secara baik dengan nilai kecenderungan baik
74%, prinsip efektif dan efisien dilaksanakan secara baik dengan nilai kecenderungan
baik 63%, prinsip tertib administrasi dan pelaporan dilaksanakan secara baik dengan
nilai kecenderungan baik 100% dan sekolah telah melakukan pelaporan, prinsip
saling percaya dilaksanakan secara baik dengan nilai kecenderungan baik 89%.
2. Penelitan yang dilakukan oleh Achmad Fuad Hasan yang berjudul “Analisis
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) diSMK 02 YP 17 Lumajang
Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
RKAS yang disusun berdasarkan kebutuhan masing-masing sumber daya manusia.
Pengambilan Dana BOS SMK diambil oleh bendahara BOS. Penggunaan Dana BOS
di SMK dialokasikan untuk membiayai kegiatan operasional sekolah non-operasional
sebagaimana di petunjuk teknis BOS SMK, pengawasan dan evaluasi dilakukan
secara internal oleh Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten, pelaksanaan
saecar eksternal dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, Pelaporan Dana BOS
SMK dilakukan setiap semester melalui LPJ BOS SMK beserta lampiran.
3. Penelitan yang dilakukan oleh Alif Ridzaldy yang berjudul “Analisis Pengelolaan
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMKN 1 Samarinda”. Hasil penelitian
menunjukan bahwa proses pengelolaan Dana BOS SMK Negeri 1 Samarinda
khususnya pertanggungjawaban keuangan mengenai transparansi dan penomoran
asset masih belum berjalan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2018Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional
Sekolah, terutama dalam proses pertanggungjawaban transparansi sekolah belum
membuat informasi penggunaan Dana BOS kepada orangtua siswa secara terbuka dan
sekolah juga belum membuat kode dan penomoran asset.
4. Penelitan yang dilakukan oleh Rizky Amalia Fajri yang berjudul “Pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri 3 Pekuncen Kabupaten
Banyumas”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perencanaan dana BOS di SMP
N 3 Pekuncen dilakukan pada saat penyusunan RAPBS, disusun oleh tim yang
ditunjuk oleh kepala sekolah dan diketahui oleh Komite Sekolah, Guru, Karyawan,
dan orang tua siswa. Sekolah juga telah menunjuk bendahara BOS untuk menangani
masalah keuangan BOS. (2) dari segi pelaksanaan, penggunaan dana BOS adalah
untuk kegiatan operasional non personalia sekolah sesuai dengan buku panduan.
Pembelian barang dan jasa dilakukan oleh tim belanja barang dengan diketahui oleh
Kepala Sekolah dan Bendahara BOS. Pembukuan dilakukan setiap hari dan setiap ada
pengeluaran. (3) Pengawasan dan evaluasi pengelolaan dana BOS dilakukan secara
internal dan eksternal. Secara internal dilakukan oleh Kepala Sekolah, Guru dan
Karyawan pada saat rapat. Secara eksternal dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Banyumas setiap triwulan sekali. (4) Pelaporan penggunaan Dana BOS
dilakukan setiap triwulan kepada Dinas dengan menyerahkan SPJ BOS yang berisi
buku kas umum, buku pembantu kas tunai, buku pembantu bank, buku pembantu
pajak, dan bukti pengeluaran. Persamaan dengan penelitian ini adalah melakukan
penelitian terhadap pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
5. Penelitan yang dilakukan oleh Nur Khafifah Juliayang berjudul “Pengelolaan
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar Negeri 1 Patuk
Kabupaten Gunungkidul”. Hasil penelitian menunjukanbahwa: (1) pengelolaan
program bantuan operasional sekolah (BOS) terdiri dari: perncanaan penggunaan
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) meliputi penyususnan RAPBS, identifikasi
kebutuhan sekolah yang akan didanai dengan dana BOS, dan perencanaan Sumber
Daya Manusia (SDM) pengelolaan dana BOS. Pelaksanaan penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) meliputi kegiatan penyalura dana BOS,
penggunaan dana BOS yang disesuaikan dengan RAPBS. Evaluasi penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terdiri dari kegiatan pelaporan, monitoring, dan
pengawasan. Kegiatan pelaporan dalam bentuk laporan penggunaan dana BOS yang
dibuat oleh bendahara setiap triwulan. Kegiatan monitoring dan pengawasan
dilakukan oleh kepala sekolah dan tim monitoring manajemen BOS Kabupaten/Kota
dengan memeriksa laporan keuangan setiap triwulan dan pengawasan terhadap setiap
kegiatan di sekolah. (2) Hambatan dalam pengelolaan dana bantuan operasional
sekolah (BOS) yaitu besarnya dana BOS kurang mencukupi kebutuhan sekolah,
terjadi keterlambatan dan kesulitan dalam pembuatan laporan penggunaan dana BOS
karena kurangnya waktu dan pengetahuan bendahara dalam pengelola keuangan. (3)
cara mengatasi hambatan kekurangan dana BOS yaitu dengan menarik iuran sukarela
dari orang tua siswa. Upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mengatasi
keterlambatan pembuaan laporan yaitu dengan cara membantu bendahara BOS dalam
pembuatan laporan keuangan. Persamaan dengan penelitian ini adalah melakukan
penelitian terhadap pengelolaan dana Bantuan
6. Penelitan yang dilakukan oleh F Sulfiati, Andi Samsu Alam, Andi Lukman
Irwanyang berjudul “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dalam penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Sinjai”. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Kab
Sinjai, meliputi Pelaksanaan Pengelolaan Dana BOS, Evaluasi Pengelolaan Dana
BOS.Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan Dana BOS di sekolah yaitu
keterlambatan dalam penyaluran dana BOS dan ICT yang tidak mendukung dalam
pengerjaan dan pengiriman pelaporan BOS.
7. Penelitan yang dilakukan oleh Neni Sumarniyang berjudul “Analisis Pengelolaan
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri 6 Satap Rambah Samo”.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Penggunaan dana BOS di SMPN 6 Satap
Rambah Samo terdiri dari 2 komponen yaitu komponen yang bisa dibiayai dari dana
BOS dan yang tidak bisa dibiayai dari dana BOS dan pembukuan dana BOS yang
dilakukan oleh pengurus dana BOS SMPN 6 Satap Rambah Samo belum
dilaksanakan dengan baik karena tidak dibukukan dalam buku kas umum sekolah.
Untuk pelaporan pertanggungjawaban dana BOS SMPN 6 Satap Rambah Samo telah
melaksanakannya sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(PERMENDIKBUD) Nomor 101 Tahun 2013. Program pelaksanaan dana BOS
SMPN 6 Satap Rambah Samo termasuk dalam kategori sedang dikarenakan masih
ada yang belum pelaksanaannya dengan peraturan yang berlaku.
8. Penelitan yang dilakukan oleh Irena Muryatiyang berjudul “Pengelolaan Dana BOS
pada SD Negeri Di UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Moyudan Kabupaten
Sleman”. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perencanaan pengelolaan dana BOS
diprioritaskan untuk peningkatan mutu, namun partisipasi warga sekolah kurang
optimal. Pada pelaksanaannya penyaluran dana dilaksanakan di awal triwulan, proses
pembukuan dilaksanakan secara rutin, dan prinsip akuntabilitas dan keterbukaan telah
dilaksanakan dengan baik.Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas
sekolah dengan memeriksa SPJ BOS; evaluasi dilakukan dengan mengisi angket
pelaksanaan sekali dalam setahun oleh TIM Manajemen BOS Kabupaten.Pelaporan
penggunaan dana BOS dalam bentuk SPJ dilaksanakan setiap triwulan kepada Tim
Manajemen BOS Kabupaten melalui UPT Pelayanan Pendidikan.
9. Penelitan yang dilakukan oleh Subkhi Widyatmoko, S Suyatminiyang berjudul
“Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di SDN Kemasan 1 Surakarta”.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Dalam proses perencanaa komponen yang
terlibat antara lain Kepala Sekolah sebagai penanggungjawab, Bendahara sekolah,
dewan guru, dan Komite Sekolah. Proses perencanaan diawali denagn menyusun
RKAS. Pelaksanaan pengelolaan BOS diawali dengan pengambilan dana yang
dilakukan bendahara sesuai kebutuhan denagn menyisakan saldo minimum di bank.
10. Penelitan yang dilakukan oleh Gede Andrayan Semara Bhawa, Iyus Akhmad Haris,M
Pd, Made Artanayang berjudul “Efektivitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) Pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sukasada”. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Pengelolaan dana BOS pada seluruh Sekolah Dasar sudah sesuai
dengan Permendiknas No. 76 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan dana BOS Tahun 2013.Tingkat efektivitas
pengelolaan dana BOS pada seluruh sekolah dasar mencapai 87%, berada dalam
kriteria sangat efektif.Masalah yang dihadapi seluruh sekolah dasar yaitu dana BOS
datang tidak tepat waktu, dan komite kurang memahami pengelolaan dana BOS.
Upaya yang dilakukan seluruh sekolah dasar yaitu melakukan pinjaman dana serta
berbelanja secara kredit, dan melakukan penguatan pada komite terkait dana BOS

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Obyek dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Menengah Atas Putera Melati di Desa Cibodas,
Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor Jawa Barat.

2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan Penelitian Dilaksanakan terhitung dari bulan Januari hingga April
2021
B. Tipe dan Dasar Penelitian
1. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian
kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis dan bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.23
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah”
yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang dibawa oleh
peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian sama. Dengan demikian
judul proposal dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang
dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau
memperdalam masalah yang telah disiapkan.

―23 Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta, hal. 8

Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup
di sempurnakan. Yang ketiga “masalah” yang dibawa peneliti telah memasuki
lapangan berubah total, sehingga harus ganti masalah. Dengan demikian judul
proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya diganti. Dalam instuisi
tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena
itu, instuisi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu
menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
2. Dasar Penelitian
Dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu
dilakukan secara intensif dalam mendetail dan komperensif terhadap objek penelitian
guna menjawab permasalahan yang diteliti. Adapun yang menjadi informan pada
penelitian ini adalah guru-guru yang telah tersertifikasi. Adapun sumber data yang
dapat dipergunakan dalam penelitian ini didasari data sumber yaitu:
1. Sumber data primer, yaitu sumber pokok yang diterima langsung dalam penulisan
yaitu kepala sekolah, bendahara, guru dan kepala tata usaha.
2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data pendukung atau pelengkap yang
diperoleh secara langsung dari dokumen-dokumen, data-data serta buku-buku
referensi yang membahas permasalahan penelitian tersebut yang diperoleh dari
Tata Usaha (TU)
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.24
jelaskan teknik pengumpulan data berikut masuk dalam kategoti yang mana? karena sumber data terdiri dari dua

sumber data, yaitu sumber data primer dan data sekunder

Adapun teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:


1. Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data, dan ikut marasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data
yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna
dari setiap perilaku yang nampak.

Berdasarkan hal tersebut, sebagai pengamat tahap awal observasi masih


merupakan tahap memahami situasi untuk memudahkan dalam menyesuaikan diri
dengan sekolah. pada tahap ini banyak dimanfaatkan untuk berkenalan dengan
dengan kepala sekolah, guru maupun staf sekolah dan yang terpenting adalah
mengutamakan tujuan yang sebenarnya. Dengan tahap ini peneliti akan merasa yakin
dapat berbaur dengan lingkungan baru (lingkungan sekolah) yang digunakan sebagai
sumber data bagi peneliti.

Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati kegiatan bekerja guru yang
berlangsung dan peneliti akan mempersiapkan lembar observasi. Instrumen yang
digunakan dalam observasi yaitu kamera (tustel) , buku catatan (notes), alat tulis,
Lembar Panduan Wawancara, dan Lembar Blangko Checlist.
―24 Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta, hal. 224

2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahulan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari resonden yang lebih
mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-refort, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan
pribadi.25
Dalam wawancara ini yang menjadi sasaran wawancara adalah kepala sekolah,
guru, siswa dan tenaga pendidikan lainnya. Dalam kelakukan proses wawancara, jika
ingin berhasil maka pewawancara harus meu mendengar dengan penuh rasa sabar,
dapat melakukan interaksi dengan responden secara baik dan mampu memberi umpan
balik dengan baik apa yang sedang ditanyakan jika suatu hasil wawancara belum
cukup memberikan informasi yang diharapkan pewawancara. Adapaun instrumen
yang yang dibunakan dalam wawancara yaitu Alat Perekam Suara, Lembar Pedoman
Wawancara, camera, alat tulis, dan notes (buku catatan).

―25 Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta, hal. 224

3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengadakan pengajian terhadap dokumen-dokumen yang
dianggap mendukung hasil penelitian. Analisis dokumen dilakukan untuk
mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik disekolah maupun
diluar sekolah, yang ada hubungannya dengan mutu pendidikan yang dilakukan oleh
personil sekolah. adapaun instrumen yang digunakan ialah tustel/kamera, lembar
blangkos checklist, handycam dan foto-foto sekolah.
D. Teknik Analisis Data
Dalam hal analisis data kualitatif, Bodgan menyetakan bahwa “Data analysis is
the process of systematicallyy searching and arranging the interview transcripts, field
notes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of
them and to enable you to present what you have discovered to others” Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatn lapangan, dan bahanbahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dengan
mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sistesa, menyusun
kedalam pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.26

―26 Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta, hal. 244

Adapun tahapan-tahapan dalam menganalisis data kualitatif sebagai berikut:


1. Reduksi Data
Reduksi data bertujuan untuk memudahkan membuat kesimpulan data yang
diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Reduksi data dimulai dengan
mengidentifikasi semua catatan dan data lapangan yang memiliki makna yang
berkaitan dengan masalah fokus penelitian, data yang tidak memiliki keterkaitan
dengan masalah penelitian harus disisihkan dari kumpulan data kemudian
membuatkode pada setiap satuan supaya tetap dapat ditelusuri asalnya dan dapat
membuat hipotesis (menjawab pertanyaan penelitian).
Jelaskan data apa yang direduksi dalam bagian ini
2. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini
Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent from of display data for
qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat
naratif.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
“looking at displays help us to undesrtand what is happening and to do some thing-
further analysis or countin on that understanding.
Jenis data apa yang disajikan
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles dan Huberman adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Anda mungkin juga menyukai