PROPOSAL
Oleh:
EPI SAPITRI
NIM: 17110080
―³ Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
―4 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 tahun 2008 tentang Standar Pendanaan
Pendidikan .
Pelaksanaan program BOS harus mengikuti pedoman yang disusun oleh Pemerintah
dalam Petunjuk Teknis BOS dengan mengutamakan konsep Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) yaitu prinsip swakelola dan partisipatif, transparan, akuntabel, demokratis, efektif dan
efisien, tertib administrasi dan pelaporan, serta saling percaya. MBS merupakan salah satu
wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kewenangan kepada sekolah dalam
menyediakan layanan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik.
Agar program BOS berhasil, maka diperlukan pengelolaan dana yang tepat. Pemerintah
berharap agar tiap sekolah bertanggung jawab dalam penggunaan dana BOS atau dengan kata
lain dana BOS digunakan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah
agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sekolah memiliki kewenangan untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program BOS sesuai dengan kebutuhan
peserta didik namun harus memperhatikan 7 prinsip pengelolaan program BOS yang sudah
ditentukan oleh pemerintah
Pengelolaan dana BOS disekolah belum sesuai dengan ketentuan yang ada. Hasil
pemeriksaan BPK Semester 1 tahun 2015 menyatakan terdapat beberapa masalah terkait
pengelolaan dana BOS. Permasalahan umum mengenai pengelolaan dana BOS yang menjadi
temuan BPK meliputi sisa dana BOS yang belum dikembalikan ke kas negara, penyebab
kekurangan penerimaan negara atas sisa dana, penggunaan dana BOS yang tidak sesuai
ketentuan, kelebihan penggunaan dana BOS, ketidakakuratan dalam pendataan penerimaan
dana BOS yang menyebabkan kelebihan penyaluran dana BOS, penyusunan petunjuk teknis
penyaluran dana BOS belum tepat sesuai dengan ketentuan sekolah dan sejumlah sekolah
belum mempertanggungjawabkan penggunaan dana BOS.5
―5 Republika. (20016). DPD Soroti Temuan BPK Terkait Pengelolaan Dana BOS .
Melalui http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/22/o1c62k359-dpdsoroti-
temuan-bpk-terkait-pengelolaan-dana-bos,
Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pengelolaan BOS ditinjau dari 7 prinsip
pengelolaan BOS, maka diperlukan suatu analisis. Analisis merupakan penyelidikan terhadap
suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Analisis digunakan untuk
menghasilkan dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
landasan dari pembuat kebijakan dalam membuat suatu keputusan. Analisi juga digunakan
untuk menentukan tolak ukur tingkat keberhasilan pelaksanaan dan penentuan.
Tambahkan materi tentang Bagaimana sistem akuntansi pada pengelolaan danaBOS
Masukkan 2 hasil peneiti sebelumnya yang menjadi pembanding atas judul penelitian
anad (bisa diambil darihasil penelitianterdahulu BAB II) apa yang memebedakan
judulpenelitian anda dengan peneliti tersebut?
Melihat hal yang telah diungkap diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “
Analisis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada SMA PUTERA
MELATI Jonggol Kabupaten Bogor”
Untuk memfokuskan penelitian ini agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan
arah yang jelas, maka diperlukan adanya pembatasan masalah shingga peneliti lebih fokus
dalam menggali masalah pada analisis pengelolaan dana BOS. Penelitian ini akan membatasi
permasalahan mengenai analisis pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Nasional yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di SMA Putera
Melati pada tahun 2020 sesuai dengan prinsip dalam Petunjuk Teknis BOS tahun 2015 yaitu
swakelola dan partisipatif, transparan, akuntabel, demokratis, efektif dan efisien, tertib
administrasi dan pelaporan, serta prinsip saling percaya.
BAB II
Jelaskan pendekatan grand heory yang anda gunakan dalam peneitian ini
2.2.1 Akuntansi
2.2.1.1 Pengertian Akuntansi
Analisis dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif dilakukan terhadap data baik berupa kualitatif maupun kuantitatif. Analisis
kualitatif adalah data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa, prosa kemudain
dikaitkan dengan data lain untuk mendapatkan kejelasan suatu kebenaran atau sebaliknya
sehingga menguatkan suatu gambaran baru atau yang sudah ada. Sedangkan data kuantitatif
adalah data dalam bentuk jumlah yang digunakan untuk menerangkan kejelasan dari angka-
angka atau membandingkan dari beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran yang
baru, kemudian dijelaskan kembali dalam bentuk uraian atau kalimat.
Analisi kebijakan adalah suatu teknik yang digunakan dalam administrasi publik untuk
memeriksa dan mengevaluasi kebijakan suatu organisasi publik dalam mencapai tujuan.
Menurut Meltsner analisis kebijakan merupakan saran mensintesiskan informasi yang
mencakup hasil-hasil riset untuk menghasilkan suatu format bagi keputusan kebijakan dan
penentuan kebutuhan masa depan bagi informasi yang berkaitan dengan kebijakan.8
Pengelolaan berasal dari kata manajemen atau administrasi. Menurut H. Malayu S.P
Hasibuan pengelolaan atau manjemen adalah ilmu seni dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.10
―8Muchlis Hamdi. (2014). Kebijakan Publik Proses, Analisis, dan Partisipasi. Bogor:
Ghalia Indonesia, hal. 114
―9Nanang Fattah. (2013). Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: Remaja
Posdakarya, hal. 12
―10Mesiono. (2014). Manajemen Organisasi. Bandung: Cita Pustaka,hal. 2
Keuangan sekolah merupakan bagian yang sangat penting karena setiap kegiatan sekolah
membutuhkan dana untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran disekolah.
Pengelolaan keuangan pendidikan merupakan salah satu substansi pengelolaan sekolah yang
akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan disekolah.
Beberapa kegiatan pengelolaan keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-
sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pemeriksaan dan pertanggungjawaban
1. Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk harian sekolah dan menggunakan
kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali.
2. Memelihara barang-barang sekolah.
3. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan pencatatan, dan pengeluaran
uang diketahui dan dilaksanakan.11
Salah satu pengelolaan keuangan sekolah yang dilakukan adalah pengelolaan BOS. BOS
sebagai salah satu sumber pendapatan sekolah harus dikelola dengan baik agar dapat
digunakan secara maksimal untuk kepentingan peserta didik. Pengelolaan BOS setiap
sekolah diatur oleh pemerintah melalui Petunjuk Teknis Pengelolaan BOS.
Dalam petunjuk teknis tersebut ada 7 prinsip utama pengelolaan berdasarkan konsep
MBS yang harus dilaksanakan oleh sekolah. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan
pengelolaan BOS disekolah, maka diperlukan suatu analisis. Analisis pengelolaan merupakan
analisis untuk menentukan tolak ukur dan tingkat keberhasilan pengelolaan suatu program.
2.2.3 Dana Bantuan Operasional Sekolah
2.2.3.1 Pengertian BOS
Dalam organisasi sekolah, fungsi uang atau dana diantaranya sebagai penunjang
lancarnya kegiatan utama, yaitu melakukan proses pendidikan dan pengajaran. Lebih-lebih
dalam era persaingan seperti sekarang ini, perubahan dan inovasi menjadi suatu tuntutan.
Maka bisa dimengrti bahwa betapa pentingnya dana dan biaya dalam suatu pendidikan.
Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2015 mendefinisikan BOS
SMA sebagai program pemerintah berupa pemberian dana langsung ke SMA baik Negeri
maupun Swasta dimana besarnya dana bantuan yang diterima sekolah dihitung berdasarkan
jumlah siswa masing-masing sekolah dikalikan satuan biaya (unit cost) bantuan. Sedangkan
dana BOS SMA adalah bantuan dana untuk membantu Sekolah Menengah Atas negeri dan
swasta dalam memenuhi operasional non personalia.12
?????????????????????????????
―12 Dirjen Pendidikan Menengah tentang petunjuk teknis BOS SMA tahun 2015, hal. 3
Menurut Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009, BOS adalah program pemerintah
yang pada dasarnya untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan
pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.Sedangkan standar biaya operasi
nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi
nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar
satuan pendidikan dapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA atau MA.
Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan
untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan
pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan. 13 Maka
sudah sepantasnya pengelolaan dan pengalokasian atau penggunaan keuangan dilakukan oleh
sekolah dengan baik. Menurut Syaiful Sagala, jika pembiayaan pendidikan tidak terpenuhi,
paling tidak sesuai dengan kebutuhan minimal, secara nasional akan ditemukan dampak
berupa terjadinya erosi kualitas sehingga kontribusinya terhadap pembangunan rendah.14
a. Membantu penyediaan pendanaan biaya operasi non personil sekolah, akan tetapi
masih ada beberapa pembiayaan personil yang masih dapat dibayarkan dari dana
BOS;
b. Meningkatkan angka partisipasi kasar;
c. Mengurangi angka putus sekolah;
d. Mewujudkan keberpihakan Pemerintah Pusat bagi peserta didik yang
orangtua/walinya tidak mampu dengan membebaskan dan/atau membantu tagihan
biaya sekolah dan biaya lainnya di SMA/SMALB/SMK sekolah;
e. Memberikan kesempatan yang setara bagi peserta didik yang orangtua/walinya
tidak mampu untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan
bermutu; dan/atau
f. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah.
Sasaran program BOS adalah semua sekolah baik negeri maupun swasta diseluruh
provinsi di Indonesia. Sasaran BOS pada jenjang SMA/SMALB/SMK dalam Petunjuk
Teknis Bantuan Operasional Sekolah tahun 2018 meliputi:
Dana BOS yang diterima dihitung berdasarkan jumlah peserta didik pada sekolah yang
bersangkutan, dengan besar satuan biaya sebagai berikut:
Bantuan Operasional Sekolah dalam juknis BOS yang tertera dalam BAB V Lampiran
Permendikbud No. 1 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah.
Ketentuan penggunaan Dana BOS adalah kunci dalam juknis BOS. Berikut ini merupakan
ketentuan penggunaan Dana BOS sesuai dengan juknis BOS dalam Permendikbud No. 1
Tahun 2018 tentang petunjuk teknis Bantuan Operasioanl Sekolah adalah:
a. Ketentuan Umum
1. Penggunaan BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan
keputusan bersama antara Tim BOS Sekolah, Dewan Guru, dan Komite
Sekolah. Hasil kesepakatan di atas harus dituangkan secara tertulis dalam
bentuk berita acara rapat dan ditandatangani oleh peserta rapat. Kesepakatan
penggunaan BOS harus didasarkan skala prioritas kebutuhan sekolah,
khususnya untuk membantu mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dan/atau Standar Nasional Pendidikan (SNP).
2. Penggunaan BOS diprioritaskan untuk kegiatan operasional sekolah.
3. Dana BOS yang diterima sekolah setiap triwulan/semester dapat direncanakan
untuk digunakan membiayai kegiatan lain pada triwulan/semester berikutnya,
diutamakan untuk pembayaran langganan daya dan jasa honor.
4. Pengadaan sarana prasarana yang dilakukan oleh sekolah harus mengikuti
standar sarana prasarana dan spesifikasi yang berlaku.
5. Satuan biaya untuk belanja dengan menggunakan dana BOS mengikuti
ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
6. Bunga bank/jasa giro akibat adanya BOS di rekening sekolah diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Sekolah dilarang menggunakan Dana BOS untuk
1. Disimpan dengan maksud dibungakan;
2. Dipinjamkan pada pihak lain;
3. Membeli software/perangkat lunak untuk pelaporan keuangan BOS atau
software sejenis;
4. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah, antara lain studi
banding, studi tur (karya wisata), dan sejenisnya;
5. Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD
kecamatan/kabupaten/kota/provinsi/pusat, atau pihak lainnya;
6. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
7. Membiayai akomodasi untuk kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah
antara lain sewa hotel, sewa ruang sidang, dan lainnya;
8. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta didik untuk kepentingan
pribadi (bukan inventaris sekolah);
9. Digunakan untuk rehabilitasisedang dan berat;
10. Membangun gedung/ruang baru, kecuali pada SD/SMP yang belum memiliki
prasarana jamban/WC/ dan/atau kantin sehat;
11. Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan/peralatan yang tidak
mendukung proses pembelajaran;
12. Menanamkan saham;
13. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah
pusat/pemerintah daerah atau sumber lainnya;
14. Membiayai iuran dalam rangka upacara peringatan hari besar nasional, dan
membiayai penyelenggaraan upacara/acara keagamaan; dan/atau
15. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti
pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait program BOS/perpajakan program
BOS yang diselenggarakan lembaga diluar dinas pendidikan provinsi/
kabupaten/ kota dan/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c. Penggunaan Dana BOS
1. Sekolah wajib mengguanakn sebagian dana BOS untuk membeli buku teks
utama untuk pelajaran dan panduan guru sesuai dengan kurikulum yang
digunakan oleh sekolah dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Buku teks utama harus sudah dibeli oleh tau tersedia di sekolah sebelum
Tahun Pelajaran Baru dimulai. Sekolah dapat menggunakan BOS triwulan
1 dan triwulan ll (bagi sekolah yang menerima penyaluran tiap semester)
untuk membiayai pembelian buku teks utama.
b. Sekolah harus mencadangkan separuh BOS yang diterima di triwulan ll
(untuk sekolah yang menerima BOS tiap triwulan) atau sepertiga dari BOS
yang diterima di semester l (untuk sekolah yang menerima BOS
tiap semester), atau 20 % (dua puluh persen) dari alokasi sekolah dalam
satu tahun, di rekening sekolah untuk pembayaran buku teks utama yang
harus dibeli sekolah. Dana yang dicadangkan ini hanya boleh dicairkan
apabila sekolah hendak membayar pesanan buku teks utama yang
diperlukan atau sudah memenuhi kewajiban penyediaan buku teks utama.
c. Dana 20% (dua puluh persen) yang dicadangkan tersebut tidak berarti
bahwa sekolah harus membeli buku teks utama dengan seluruh dana
tersebut. Pembelian buku teks utama dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan setiap sekolah dengan kewajiban penyediaan buku sesuai
ketentuan sebagai berikut.
1. Apabila penggunaan dana untuk pembelian buku teks utama lebih
besar dari 20% (dua puluh persen) dana BOS yang telah dicadangkan,
skolah dapat menambah dana tersebut dari dana yang ada.
2. Apabila penggunaan dana untuk pembelian buku teks utama lebih
sedikit dari 20% (dua puluh persen) dan BOS yang telah dicadangkan,
maka sisa dana tersebut dapat digunakan untuk pembelian buku
lainnya atau pembiayaan kegiatan/komponen belanja lainnya.
2. Penggunaan dana yang pelaksanaannya sifatnya kegiatan, biaya yang dapat
dibayarkan dari BOS meliputi ATK atau penggandaan materi, biaya
penyiapan tempat kegiatan, honor narasumber lokal sesuai standar biaya
umum setempat, dan/atau transportasi/konsumsi panitia dan narasumber
3. apabila dibutuhkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Ketentuan terkait jasa profesi (honor narasumber) hanya dapat diberikan
kepada narasumber yang mewakili instansi resmi diluar sekolah, seperti
kwarda, KONI daerah, BNN, dians pendidikan, dinas kesehatan, unsur
keagamaan, dan/atau lainnya berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan olh
instansi yang diwakilinya/berwenang.
5. Penggunaan dana yang pelaksanaan berupa pekerjaan fisik, biaya yang dapat
dibayarkan dari BOS meliputi pembayaran upah tukang sesuai standar biaya
umum setempat, bahan, transportasi, dan/atau konsumsi.
Pengelolaan program BOS dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh Kepala Sekolah.
Panita tersebut terdiri dariunsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan komite sekolah
yang dibentuk secara musyawarah. Adapun susunan panitia sebagai berikut:
a. Komite sekolah berperan dalam memberikan dukungan dalam wujud bantuan tenaga
maupun pemikiran, pengontrol kualitas pelaksanaan program, dan mediator antara
pemerintah dengan masyarakat.
b. Mematuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan
program bantuan.
c. Informasi program harus mudah diketahui oleh warna sekolah atau dengan
menempelkan pelaksanaan kegiatan melalui papan pengumuman.
Dalam program BOS, dana yang diterima oleh sekolah secara utuh dan dikelola
secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan dewan guru dan komite sekolah.
Dengan demikian, program BOS sangat mendukung implementasi penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah, yang secara umum bertujuan untuk memberdayakan
sekolah melalui pemberian wewenang (otonomi), pemberian fleksibilitas yang lebih
besar untuk mengelola sumber daya sekolah, dan mendorong partisipasi warga
sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
a). Swakelola dan Partisipatif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, swakelola berarti pengelolaan sendiri.
Swakelola yang dimaksud disini adalah swakelola dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah. Pengadaan dengan swakelola menata lainnya, atau oleh kelompok
masyarakat.
Pelaksanaan program dilakukan secara swakelola (direncanakan, dikerjakan dan
diawasi sendiri) dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat untuk
berpartisipasi secara aktif dalam memberikan dukungan terhadap perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan program sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Salah satu aspek penting dalam menerapkan konsep Manajemen Berbasis Sekolah
adalah partisipasi dari masyarakat. Partisipasi penting untuk meningkatkan rasa
memiliki, peningkatan rasa memiliki akan meningkatkan rasa tanggung jawab, dan
peningkatan tanggung jawab akan meningkatkan dedikasi/kontribusi.
b). Transparan
Manajemen pendidikan yang transparan memungkinkan tumbuhnya kepercayaan
dan keyakinanstakeholders terhadap kewibawaan dan citra sekolah yang good
governance dan clean governance.
Transparasi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi
tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang
dicapai. Transparasi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi
yang berkaitan dengan kepentingan publik dalam hal ini adalah masyarakat dan
warga sekolah dapat diperoleh secara langsung.
Jadi pengelolaan dana harus dilaksanakan secara terbuka agar warga sekolah dan
masyarakat dapat memberikan saran, kritik, serta melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan program.
c). Akuntabel
Menurut Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2008 Pasal 59, prinsip akuntabilitas
dilakukan dengan memberikan pertanggungjawaban atas kegiatan yang dijalankan
oleh penyelenggara atau satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan
pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.15Akuntabilitas adalah
pertanggungjawaban pengelolaan atas suatu aktivitas secara ekonomis dan efisien
kepada pemberi tanggung jawab.
Tuntutan akuntabilitas sekolah sebagai salah satu sektor publik adalah untuk lebih
menekankan pada pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability) bukan
hanya pertanggungjawaban vertikal (vertical accountability).
d). Demokratis
Istilah demokratis berasal dari bahasa Yunani kuno, yang terdiri dari dua kata
yaitu demos yang bermakna rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan, dan apabila
digabungkan bermakna kekuasaan ditangan rakyat.16 Istilah demokrasi memang
muncul dan dipakai dalam kajian politik yang berarti kekuasaan berada di tangan
rakyat. Mekanisme berdemokrasi dalam politik tidak sepenuhnya sesuai dengan
mekanisme kepemimpinan lembaga pendidikan, namun secara substantif sekolah
demokratis adalah membawa semangat demokrasi tersebut dalam perencanaan,
pengelolaan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Sekolah demokratis akan terwujud jika semua informasi penting dapat dijangkau
stakeholder sekolah sehingga semua unsur tersebut memahami arah pengembangan,
berbagai masalah yang dihadapi serta langkah-langkah yang sedang atau akan
ditempuh. Dengan demikian mereka akan bisa menganalisis relevansi kebijakan,
memahami, mengkritisi, dan memberi masukan, serta,
―15 Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan
―16Dede Rosyada. (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta : Kencana, hal. 15
1. Menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain
dalam menilai jasa-jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk
terus menyediakan jasa-jasa tersebut
2. Menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana dan pemakai lain
dalam menilai bagaimana para manajer organisasi nonbisnis telah melaksanakan
tanggungjawab kepengurusannya dan aspek-aspek lain kinerjanya.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen
dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu
dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel
tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian.
―22 sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta, hal. 60
Dana BOS
Kepala Komite
Sekolah Sekolah
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Menengah Atas Putera Melati di Desa Cibodas,
Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor Jawa Barat.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan Penelitian Dilaksanakan terhitung dari bulan Januari hingga April
2021
B. Tipe dan Dasar Penelitian
1. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian
kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis dan bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.23
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah”
yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang dibawa oleh
peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian sama. Dengan demikian
judul proposal dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang
dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau
memperdalam masalah yang telah disiapkan.
―23 Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta, hal. 8
Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup
di sempurnakan. Yang ketiga “masalah” yang dibawa peneliti telah memasuki
lapangan berubah total, sehingga harus ganti masalah. Dengan demikian judul
proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya diganti. Dalam instuisi
tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena
itu, instuisi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu
menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
2. Dasar Penelitian
Dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu
dilakukan secara intensif dalam mendetail dan komperensif terhadap objek penelitian
guna menjawab permasalahan yang diteliti. Adapun yang menjadi informan pada
penelitian ini adalah guru-guru yang telah tersertifikasi. Adapun sumber data yang
dapat dipergunakan dalam penelitian ini didasari data sumber yaitu:
1. Sumber data primer, yaitu sumber pokok yang diterima langsung dalam penulisan
yaitu kepala sekolah, bendahara, guru dan kepala tata usaha.
2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data pendukung atau pelengkap yang
diperoleh secara langsung dari dokumen-dokumen, data-data serta buku-buku
referensi yang membahas permasalahan penelitian tersebut yang diperoleh dari
Tata Usaha (TU)
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.24
jelaskan teknik pengumpulan data berikut masuk dalam kategoti yang mana? karena sumber data terdiri dari dua
Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengamati kegiatan bekerja guru yang
berlangsung dan peneliti akan mempersiapkan lembar observasi. Instrumen yang
digunakan dalam observasi yaitu kamera (tustel) , buku catatan (notes), alat tulis,
Lembar Panduan Wawancara, dan Lembar Blangko Checlist.
―24 Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta, hal. 224
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahulan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari resonden yang lebih
mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-refort, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan
pribadi.25
Dalam wawancara ini yang menjadi sasaran wawancara adalah kepala sekolah,
guru, siswa dan tenaga pendidikan lainnya. Dalam kelakukan proses wawancara, jika
ingin berhasil maka pewawancara harus meu mendengar dengan penuh rasa sabar,
dapat melakukan interaksi dengan responden secara baik dan mampu memberi umpan
balik dengan baik apa yang sedang ditanyakan jika suatu hasil wawancara belum
cukup memberikan informasi yang diharapkan pewawancara. Adapaun instrumen
yang yang dibunakan dalam wawancara yaitu Alat Perekam Suara, Lembar Pedoman
Wawancara, camera, alat tulis, dan notes (buku catatan).
―25 Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta, hal. 224
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengadakan pengajian terhadap dokumen-dokumen yang
dianggap mendukung hasil penelitian. Analisis dokumen dilakukan untuk
mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik disekolah maupun
diluar sekolah, yang ada hubungannya dengan mutu pendidikan yang dilakukan oleh
personil sekolah. adapaun instrumen yang digunakan ialah tustel/kamera, lembar
blangkos checklist, handycam dan foto-foto sekolah.
D. Teknik Analisis Data
Dalam hal analisis data kualitatif, Bodgan menyetakan bahwa “Data analysis is
the process of systematicallyy searching and arranging the interview transcripts, field
notes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of
them and to enable you to present what you have discovered to others” Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatn lapangan, dan bahanbahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dengan
mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sistesa, menyusun
kedalam pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.26
―26 Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta, hal. 244