PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dari sekian banyak sumber daya pendidikan, uang merupakan salah satu komponen yang
berperan sangat penting. Hal ini dikarenakan oleh asumsi bahwa keuangan atau pembiayaan
merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi
pengelolaan pendidikan. Meskipun pendidikan tidak dapat dikatakan hanya bergantung pada
uang atau pendanaan, tapi tanpa didukung oleh pendanaan yang memadai,maka proses
pendidikan sulit diharapkan tercapai secara efektif. Uang (pendanaan) ibarat bahan bakar dalam
sistem kerja sebuah mobil, yang mati hidupnya ditentukan oleh ketersediaan bahan bakar.
Mutu pendidikan sangat berkorelasi dengan sumber daya manusia yang menjalankan
fungsi struktur organisasi secara tepat. Dalam menjalankan roda organisasi lembaga pendidikan
membutuhkan pemimpin yang dapat mengefektifkan sumber daya menjadi sumber kekuatan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. (Sukino, 2016).Hal ini karena lembaga
pendidikan merupakan sarana investasi sumber daya manusia (SDM) yang menjadi kunci
pembangunan ekonomi suatu bangsa.
Konsep investasi sumber daya manusia hampir sama dengan konsep investasi manusia,
yang nilainya dapat berkembang melalui proses pengembangan pendidikan. Menurut Syaiful
Sagala (2011) Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 49
menyatakan bahwa “dana pendidikan selain gaji pendidikan dan biaya pendidikan kedinasan
dialokasikan minimal 20% dari APBN dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan Daerah
(APBD)” (Pemerintah Pusat, 2003) untuk memenuhi penyelenggaraan pendidikan nasional,
mengingat pentingnya investasi sumber daya manusia untuk kemajuan ekonomi negara.
Menurut Mendikbud anggaran Pendidikan di dalam APBD harus menyentuh angka 20
persen. Dengan realisasi anggaran pendidikan tersebut diharapkan dunia pendidikan nasional
bisa berkembang lebih baik dalam rangka upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. Alokasi
anggaran memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kualitas pendidikan, hal
tersebut dapat terlihat dari besarnya biaya pendidikan yang ditetapkan setiap tahunnya di
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga dapat dikatakan kuatnya keadaan
ekonomi suatu negara akan berpengaruh terhadap pengalokasian sumber biaya pendidikan
maupun terhadap kebijakan yang akan diambil dan dilaksanakan oleh suatu negara dalam bidang
pendidikannya.
Supriadi (2003:76) menyatakan bahwa biaya pendidikan merupakan salah satu komponen
masukan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya pendidikan diperlukan
untuk memfasilitasi pelaksanaan kebijakan program sekolah, terlaksananya aktivitas sekolah
(intra maupun ekstra), dan dapat mengembangkan sekolah sebagai lembaga yang bermutu. Biaya
pendidikan diperlukan juga untuk memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah,
terlaksananya aktivitas sekolah baik intra maupun ekstra dan dapat mengembangkan sekolah
sebagai lembaga pendidikan yang bermutu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan. Pemerintah ikut bertanggung jawab atas pendidikan warga negaranya.
Pemerintah wajib membiayai pendidikan setiap warga negaranya dengan anggaran pendidikan
minimal 20% dari APBD. Dengan demikian diharapkan setiap warga negara dapat memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan setinggi mungkin.
Dengan kenaikan jumlah alokasi anggaran pendidikan diharapkan terjadi pembaharuan
visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua Warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas,
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
BAB II
PEMBAHASAN
Negara Indonesia sendiri sudah merealisasikan anggaran pendidikan hingga mencapai 20% dari
tahun ke tahun yang dapat dilihat pada diagram di bawah.
3. Komite Sekolah
Komite sekolah adalah lembaga mandiri yang terdiri dari komunitas sekolah, orang tua
dan wali siswa, serta orang lain yang peduli dengan pendidikan. Komite sekolah dibentuk
atas prakarsa masyarakat dan sudah diatur oleh UUSPN No 20 tahun 2003. UUSPN No
20 tahun 2003 menyatakan komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang
dibentuk dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan
memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana prasarana, dan
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Oleh karena itu, komite sekolah
harus memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang tua, pemerintah setempat, dunia
usaha, dan masyarakat umum bahwa sekolah itu dapat dipercaya. Salah satu tugas
sekolah adalah mendorong sumbangan. Bagaimana dana komite digunakan, antara lain:
Pengadaan sarana dan prasarana, Pengadaan toilet siswa, Pembuatan sarana olah raga,
Pembuatan gedung aula, Pembuatan ruang kelas, Dana sosial untuk siswa sakit,
Penghargaan siswa berprestasi dan beasiswa siswa berprestasi jalur akademik maupun
non akademik, Kegiatan kreativitas siswa, Karnaval, Acara pentas seni pada saat
pelepasan siswa baru, Bulan Bahasa, Expo kampus, Kegiatan hari besar keagamaan dan
hari besar nasional.
Setiap alokasi dana harus selalu dievaluasi dengan tujuan menentukan tindakan yang
tepat dan tidak tepat serta menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan kinerja di masa
depan. Fungsi evaluasi yang sah adalah mencegah kesalahan terjadi lagi. Tiga hal membentuk
evaluasi dan pertanggung jawaban keuangan sekolah: metode untuk mengontrol penggunaan
dana, jenis pertanggung jawaban keuangan sekolah, dan pengawasan eksternal. Sekolah harus
memenuhi standar nasional dalam monitoring dan evaluasi. Standar pembiayaan sekolah
adalah salah satunya (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010).
Tabel 2.2
Dari seluruh tahapan pengelolaan dan pengalokasian dana kegiatan evaluasi merupakan tahapan
terakhir setelah tahap perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi. Evaluasi
didefinisikan oleh Nanang Fattah sebagai proses pembuatan pertimbangan menurut suatu
perangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Fattah juga
mengemukakan bahwa diantara tujuan evaluasi adalah untuk
a. Memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa yang telah dicapai,
dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus.
b. Menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi kepada
penggunaan sumber daya pendidikan (manusia atau tenaga, sarana dan prasarana, biaya)
secara efisien dan ekonomis.
Tabel 2.3
Persentase alokasi anggaran urusan pendidikan terus mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun dan diharapkan dengan alokasi anggaran pendidikan yang semakin meningkat juga
dapat beriringan dengan kualitas pendidikan yang semakin meningkat di setiap daerah
D.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan