Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN PENDIDIKAN

(IPAS119406)

PELUANG DAN TANTANGAN IMPLEMENTASI TQM DI


SEKOLAH

OLEH:
KELOMPOK 2

ANASTASIA NAOMI FINA STEVIN GULTOM 1913071023


I NYOMAN WAHYU SUPARTAMA 1913071027
NI PUTU WINNI WIDIASTUTI 1913071044

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
20
A. Pendahuluan
Perkembangan zaman saat ini dalam kehidupan global yang sangat kompetitif,
manusia akan merasa dirinya dapat mengubah tantangan menjadi peluang dan dapat
mengisi peluang tersebut secara produktif. Selain itu, terdapat faktor kepribadian yang
baik menjadi salah satu daya tarik dalam berkomunikasi dengan sesama manusia. Melihat
masa sekarang pada kehidupan yang semakin berkembang, bangsa ini juga memiliki
harapan kepada manusia-manusia yang memiliki jiwa kreatif, inovatif, percaya diri, dan
mampu memanfaatkan peluang serta menjadikan orang lain sebagai mitranya (Abudin
Nata, 2007:67).
Pendidik pada zaman serba modern ini menuntut adanya manajemen pendidik yang
lebih profesional dalam pendidikan. Berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar mengajar dalam sekolah dapat dilakukan secara aktif
dan bisa dikembangkan melalui potensi dirinya untuk mengasah keterampilan, memiliki
jiwa spiritual, keagaaman, serta kecerdasan yang diperlukan oleh dirinya sendiri,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam dunia bisnis dan industri dikenal dengan istilah Total Quality Management
(TQM) yang kemudian diadopsi dalam dunia pendidikan. Pengelolaan sekolah yang baik
dan bermutu akan ditentukan dengan seberapa besar dukungan yang diberikan oleh
lingkungan, masyarakat, dan lembaga-lembaga pendidikan dalam penunjang kegiatan
pendidikan. Lembaga pendidik dapat dikatakan berhasil pada era globalisasi saat ini
dengan cara memiliki komitmen yang strategis dengan para pengelola lembaga pendidikan
dari top manager (kepala sekolah) hingga pegawai terendah untuk membangun kepuasan
masyarakat (orang tua murid) yang memiliki citra nilai yang baik terhadap konsumen
dan/atau masyarakat apa pun jenis lembaga atau perusahaannya (produksi maupun jasa).
Perusahaan atau lembaga kependidikan yang berhasil adalah yang mampu menyesuaikan
dirinya pada perubahan lingkungan secara terus menerus. Oleh karenanya, kemampuan
seorang manajer di satuan pendidik dan personal sekolah lainnya mampu
mengimplementasikan suatu strategi dalam manajemen sekolah.
Dalam kaitannya TQM dapat digunakan untuk menggambarkan dua gagasan yang
berbeda namun saling berkaitan. Ada pula yang menggunakan istilah Total Quality
Education (TQE). Dari semua istilah tersebut inti yang diharapkan dalam
pengimplementasian untuk meningkatkan kualitas atau aspek mutu dari pengelolaan
sebuah institusi baik bisnis, industri sampai dunia pendidikan.
2
B. Pembahasan
TQM bagi pendidikan telah memberikan perangkat alat untuk dapat memperbaiki
mutu. Bagi setiap lembaga pendidikan mutu adalah suatu isu sentral yang perlu
diperhatikan. Setelah diperhatikan hal tersebut memang masuk dalam dunia bisnis apabila
mendengar TQM. Namun hal tersebut sekarang sudah bisa diterapkan dalam dunia
pendidikan. Lembaga pendidikan di Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan seperti halnya, penyesuaian, penyempurnaan kurikulum,
perbaikan dan penataan sistem pendidikan secara berjenjang pada semua aspek jalur
pendidikan.
Selain dari itu juga, kesejahteraan pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan,
standar evaluasi yang baik, membangun fasilitas sekolah yang baik, serta memperketat
akreditasi sekolah-sekolah. Dalam permasalahannya, mutu sangatlah penting bagi sebuah
lembaga pendidikan untuk menghasilkan output yang baik, sebab semakin memiliki citra
yang baik sekolah tersebut di mata masyarakat dan memiliki kelulusan yang dihasilkan
baik dan juga sukses maka nilai jual dan ketertarikan untuk masuk ke lembaga pendidikan
tersebut juga tentunya meningkat. Begitu pula sebaliknya apabila mutu sekolah tersebut
rendah, kelulusan yang dihasilkan rendah serta jangkauan dari masyarakat tidak sempurna
maka juga berdampak pada rendahnya peminat konsumen daya serap masuk ke sekolah
tersebut.
Dengan demikian, upaya yang dilakukan dalam pendidikan adalah menjamin mutu
pendidikan agar masyarakat dan stakeholders lainnya yang relevan akan mendapatkan
kepuasan hasil dari sebuah proses pendidikan di lembaga pendidikan tertentu. Pada
kenyataannya, dunia pendidikan di Indonesia masih berkutat pada tataran perencanaan dan
pergulatan kurikulum yang seperti tidak ada habisnya. Perbedaan konsep dan sudut
pandang tentang tujuan pendidikan nasional dan upaya implementasinya terkadang
menjadi jurang pemisah pemikiran yang besar di antara para ahli pendidikan di negeri ini
dalam melahirkan sumber daya manusia yang mampu bersaing secara global.
Ada beberapa pertimbangan yang dijadikan landasan penerapan TQM di lembaga
pendidikan. Para pendidik harus bertanggung jawab terhadap tugas mereka secara
proaktif. Mereka harus mengembangkan proses pemecahan masalah yang masuk akal dan
dapat mengidentifikasi serta menuju pada penyebab utamanya. Sekolah harus mampu
menjadi organisasi percontohan dan dapat mengukur apa saja yang berfungsi dengan baik
dan apa yang tidak, sehingga akan didapatkan suatu sistem yang baik dalam kelembagaan

3
sekolah. Ada empat syarat yang harus dipenuhi oleh pendidik dalam pengimplementasian
TQM di sekolah sebagai berikut:
1) Para pendidik harus bertanggung jawab terhadap tugas dan fungsi mereka, karena
para pendidik merupakan faktor utama bagi peningkatan sekolah. Para pendidik
harus mengendalikan proses penyelesaian masalah yang berdampak pada lingkungan
belajar di sekolah.
2) Pendidikan membutuhkan proses pemecahan masalah yang peka dan fokus pada
identifikasi dan penyelesaian penyebab utama yang menimbulkan masalah tersebut.
Semua akar dalam masalah pendidikan bersifat sistemik, yaitu berasal dari akar
masalah yang berada dari komunitas sekolah dan berimplikasi pada kegiatan belajar
mengajar di sekolah itu sendiri.
3) Organisasi sekolah harus menjadi model organisasi belajar semua organisasi.
4) Melalui integrasi TQM di lembaga pendidikan, masyarakat dapat menemukan
mengapa sistem pendidikan yang ada saat ini tidak berjalan dengan baik.
1. Peluang dalam Pengimplementasian TQM di Sekolah
Keberhasilan dan kegagalan sekolah dalam menjalankan suatu manajemen yang
baik akan sangat bergantung pada kesiapan dan kemampuan setiap komponen dalam
menjalankan tugasnya pada bidang masing-masing. Terkadang manajemen tidak
berjalan baik bukan karena kesalahan dalam implementasinya, melainkan karena
ketidaksiapan dari komponen pendidikan untuk melaksanakan perannya. Oleh sebab
itu, kepala sekolah perlu meninjau kesiapan seluruh komponennya, sepertinya staf,
guru, siswa, kurikulum, serta seluruh instrumen yang saling berkaitan dalam
mengefektifkan manajemen mutu terpadu.
Berikut ini merupakan beberapa peluang berjalannya pengimplementasian TQM
di sekolah:
1) Adanya dukungan dari pemerintah daerah sekitar terhadap kebijakan-kebijakan
yang berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan sekolah, dukungan dan
komitmen kepala sekolah sebagai pimpinan untuk terus melakukan perbaikan di
sekolah.
2) Sumber daya manusia yang dapat dibina, diberikan pelatihan-pelatihan atau
pemberdayaan lainnya, untuk meningkatkan mutu layanan sekolah.
3) Partisipasi masyarakat, yaitu orangtua yang mendukung program-program
sekolah, selain dukungan orangtua juga selalu menjalin komunikasi dengan

4
sekolah secara langsung untuk menyampaikan usulan-usulan dalam rangka
perbaikan pelayanan mutu sekolah.
2. Tantangan dalam Pengimplemetasian TQM di Sekolah
Tuntutan akan adanya kualitas dan mutu pendidikan yang baik semakin besar
dengan IPTEK yang semakin maju, seperti penguasaan IT, baik bagi peserta didik
maupun pendidik dalam proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan serta tenaga administrasi dalam peningkatan layanannya, sehingga
membuat penyesuaian dalam model dan strategi pembelajaran dengan pendekatan
teknologi informasi. Sementara di sisi lain, kemajuan ini mengancam nilai-nilai sosial
budaya dan keagamaan manusia Indonesia.
Beberapa tantangan yang juga harus bisa dihindari dalam kegagalan
pengimplemtasian TQM di sekolah yakni sebagai berikut:
1) Kesenjangan komitmen manajemen puncak (kepala sekolah dan para wakilnya)
sehingga tidak mampu pula membangun struktur organisasi yang diperlukan
untuk pelaksanaan
2) Salah memfokuskan perhatian. Seharusnya semua langkah-langkah dalam TQM
dilakukan secara urut dan lengkap. Karena semua bagaikan sistem yang saling
mempengaruhi.
3) Tidak tersedianya karyawan yang memadai dan mendukung. Keberhasilan
TQM didasari oleh karyawan yang siap dan mempunyai komitmen akan
tanggung jawab menjalani tugasnya pada manajemen mutu terpadu.
4) Hanya mengandalkan pelatihan semata-mata. Tanpa mementingkan bagaimana
hasil pelatihan itu dilaksanakan (by action) seperti perbaikan mutu, menciptakan
operasi yang lebih baik, jelas dan mengerti.
5) Harapan memperoleh sesaat, bukan hasil jangka panjang. Pelaksanaan TQM
memerlukan perubahan organisasi secara menyeluruh dan budaya kerja.
Perubahan tidak dapat segera terjadi dalam waktu singkat dan cepat, ketekunan
dan kesabaran tim TQM di sini sangat diperlukan.
6) Memaksa mengadopsi suatu metode padahal tidak cocok. Tidak semua teknik
dalam TQM cocok di berbagai lembaga. Hal ini perlu penyesuaian, bila tidak,
hanyalah kegagalan yang diperoleh.
C. Kesimpulan
TQM bagi pendidikan telah memberikan perangkat alat untuk dapat memperbaiki
mutu. Bagi setiap lembaga pendidikan mutu adalah suatu isu sentral yang perlu
5
diperhatikan. Lembaga pendidikan di Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan seperti halnya, penyesuaian, penyempurnaan kurikulum,
perbaikan dan penataan sistem pendidikan secara berjenjang pada semua aspek jalur
pendidikan.
Adapun peluang yang dimiliki dalam pengimplementasian TQM di sekolah agar
manajemen di sekolah berjalan dengan efektif, yaitu adanya dukungan pemerintah daerah
sekitar, sumber daya manusia yang dapat dibina, serta partisipasi masyarakat dalam
mendukung program-program sekolah. Selain peluang-peluang yang ada, dalam
pengimplementasiannya TQM juga kerap kali menghadapi beberapa tantangan, seperti
kesenjangan komitmen manajemen puncak, fokus perhatian yang salah, SDM kompeten
yang kurang memadai, kurangnya harapan jangka panjang, serta pengaplikasian metode
yang kurang cocok.
D. Daftar Pustaka
Ismail, Feiby. (2018). Implementasi Total Quality Management (TQM) di Lembaga
Pendidikan. Pada laman file:///C:/Users/Asus/Downloads/591-1036-1-SM.pdf.
Diakses pada tanggal 4 Mei 2021 pukul 08.15 WITA.
Saparina, Risa, dkk. 2019. Implementasi Total Quality Manajemen (TQM) Dalam
Peningkatan Layanan Sekolah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Pada
laman Jurnal Administrasi Pendidikan file:///C:/Users/ASUS/Downloads/24405-
53592-2-PB.pdf. Diakses pada tanggal 3 Mei 2021 pukul 18.19 WITA.
Ulyani, Himmatul. (2019). Implementasi Total Quality Management Pendidikan Melalui
Uswah Pada TK-IT Umar Bin Khathab Kudus. Pada laman
file:///C:/Users/Asus/Downloads/5179-16583-1-PB.pdf. Diakses pada tanggal 4 Mei
2021 pukul 08.23 WITA.

Anda mungkin juga menyukai