Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya yang paling strategis bagi peningkatan kualitas sumber daya

manusia adalah melalui pendidikan. Pendidikan hanya akan berarti dan dapat

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, bilamana pendidikan tersebut

memiliki sistem yang berkualitas dan relevan dengan pembangunan. Oleh

karena itu, dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia secara

menyeluruh, peningkatan kualitas pendidikan merupakan kebijakan dan

program yang harus dilaksanakan secara optimal.

Respon terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi benar-

benar bergantung pada kualitas sumber daya manusia, baik dalam kapasitas

individu, keluarga, kelompok masyarakat, maupun sebagai bangsa. Kualitas

sumber daya manusia sebagai penentu pembangunan diperlukan dunia

pendidikan sebagai ikhtiar sentral yang harus diperhatikan semua pihak.

Paradigma klasik mengatakan bahwa pendidikan berkembang untuk

membentuk masyarakat yang berkualitas, akan tetapi, masyarakat pun

berkemampuan membentuk pendidikan berkualitas.

Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan berat bagi pengelola

pendidikan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang cerdas,

berakhlaq mulia, jujur, terampil dan profesional dalam ilmu pengetahuan,

teknologi dan kemampuan manajerial yang handal, serta berwawasan ke

depan dengan mengingat masa lalu dan masa kini. Sebagai implikasinya

1
terkandung makna link and match yang menekankan bahwa pengelolaan

pendidikan harus ditingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan tuntutan

kebutuhan pembangunan dan kebutuhan masyarakat, dengan tanpa

meninggalkan identitas, norma agama, etika moral dan budaya luhur bangsa,

baik untuk situasi dan kondisi masa kini dan masa yangakan datang.

Berbicara institusi pendidikan, masih banyak terdapat permasalahan

yang terjadi. Kemampuan manajerial yang baik, yang dimiliki oleh seorang

pemimpin akan mampu melaksanakan tugas dan fungsi manajemen dengan

baik, yang menurut Dirjen Dikdasmen (1993: 17) tugas dan fungsi pemimpin

sebagai manajer adalah : (1) menyusun perencanaan, (2) mengorganisasikan

kegiatan, (3) mengarahkan kegiatan, (4) mengkoordinasikan kegiatan, (5)

melaksanakan pengawasan, (6) melakukan evaluasi terhadap kegiatan, (7)

menentukan kebijakan, (8) mengadakan rapat, (9) mengambil keputusan, (10)

mengatur proses belajar mengajar, (11) mengatur administrasi terdiri: (a)

ketatausahaan, (b) kesiswaan, (c) ketenagaan, (d) sarana dan prasarana, dan

(e) keuangan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di instansi Pendidikan Kota

Mataram ditemukan beberapa permasalahan di dalam pelaksanaan tugas

seorang pemimpin sebagai manajer yang menyebabkan tugas manajerial

pimpinan tidak terlaksana dengan optimal, diantaranya perencanaan, kesulitan

yang dihadapi oleh seorang pemimpin di dalam membuat perencanaan

adalah, pemimpin kesulitan di dalam menghimpun pendapat-pendapat dari

bawahan maupun karyawan untuk membuat keputusan dalam suatu

2
perencanaan karna minimnya budaya inisiatif dari bawahan maupun

karyawan untuk memberikan pendapatnya. Pengarahan, kesulitan yang

dihadapi adalah perbedaan cara pandang, kebisaan-kebiasaan, kemauan dan

keterampilan karyawan membuat sulit pimpinan dalam usaha menyatukan

visi dan misi menuju tercapainya tujuan institusi pendidikan. Pengawasan,

kesulitan yang dihadapi adalah banyaknya beban tugas administratif yang

menjadi tanggung jawab pimpinan menyebabkan kurang fokusnya

pengawasan pimpinan terhadap pelaksanaan program institusi yang

dipimpinnya. Minimnya hubungan institusi dengan masyarakat menyebakan

persepsi masyarakat memposisikan karyawan sebagai kunci utama

keberhasilan atau kegagalan pendidikan. Kurangnya monitoring dan evaluasi

yang dilakukan oleh pimpinan terhadap program institusi pendidikan.

Berdasarkan observasi sebagaimana terdeskripsi di atas, harus ada

jawaban atau jalan keluar untuk perbaikan diantaranya kemajuan di bidang

pendidikan membutuhkan manajer pendidikan yang mampu mengelola satuan

pendidikan dan mampu meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai

tujuan pendidikan, serta sebagian pimpinan institusi pendidikan masih lemah

di dalam kompetensi supervisi dan manajerial. Ketiga, persepsi masyarakat

selama ini memposisikan guru sebagai kunci utama keberhasilan atau

kegagalan pendidikan. Padahal seorang guru hanyalah salah satu komponen

dalam satuan pendidikan di sekolah. Di samping guru, pemimpin di sekolah

adalah pihak yang memegang peranan tidak kalah penting. Keempat, kajian

empiris dengan tema ini menarik untuk dilakukan mengingat perkembangan

3
ilmu dan teori manajemen, khususnya manajemen pendidikan, yang berjalan

dengan pesat.

Guru dan Dosen adalah sebagai tenaga pengajar yang sangat mulia.

Universitas Negeri Mataram mencetak calon guru dan dosen profesional.

Pada program studi pasca sarjana khususnya program studi magister

administrasi pendidikan mencetak calon manajer dibidang pendidikan.

Program studi ini diharapkan dapat mencetak tenaga-tenaga ahli dibidang

pengelolaan pendidikan.

Menjadi seorang manajer pendidikan yang profesional bukanlah hal

yang mudah dan tidak pula diperoleh dari proses yang singkat dan cepat.

Tugas seorang calon manajer pendidikan untuk mempersiapkan diri,

mengukur kemampuan diri sebelum terjun langsung ke sekolah-sekolah dan

instansi kependidikan lainnya sebagai tempat untuk mempraktikkan segala

ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Universitas Negeri Mataram dalam pengembangan tenaga kependidikan

(khususnya dalam bidang pengelolaan pendidikan, diperlukan satu strategi

dan taktik untuk memperoleh hasil tenaga manajemen kependidikan yang

benar-benar mempunyai kompetensi tingkat tinggi, jiwa kepemimpinan dan

interpersonal skills serta profesionalitas yang mampu menghadapi tuntutan

masa depan. Universitas Negeri Mataram berusaha memfasilitasi tersedianya

tenaga manajemen pendidikan dan pengajar yang profesional. Rektor

Universitas Negeri Mataram dengan Surat Keputusannya Nomor

35/O/2006 tentang Pedoman Kuliah Kerja Lapangan Bagi Mahasiswa

4
Program studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Negeri

Mataram, menyatakan bahwa KKL adalah kegiatan intra kurikuler yang

wajib diikuti oleh mahasiswa program Program studi Magister Administrasi

Pendidikan Universitas Negeri Mataram dan mempunyai bobot sks 2.

Kegiatan KKL meliputi: melakukan observasi terhadap kegiatan

terhadap kegiatan manajerial berupa identifikasi permasalahan manajerial,

analisis objektif, diagnosis, dan prognosis untuk mencari tahu atau

mengentaskan permasalahan yang ada di masing-masing bidang pada Dinas

Pendidikan Kota Mataram. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana

manajerial dan dalam mensupervisi kegiatan atau program dari masing-

masing bidang tersebut. Setelah didapatkan informasi mengenai kegiatan

manajerial dan supervisi pada masing-masing bidang tersebut, mahasiswa

melakukan pemetaan mengenai kendala atau masalah apa saja yang dihadapi

oleh masing-masing bidang.

Berdasarkan masalah yang sudah diidentifikasi tersebut, akhirnya

mahasiswa dapat mencari solusi terhadap permasalahan yang ada berupa

rekomendasi atau masukan kepada masing-masing bidang tersebut. KKL

dilaksanakan atas dasar tanggung jawab bersama antara Universitas Negeri

Mataram (UNRAM) dengan instansi kependidikan yang ditunjuk.

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini, adalah:

5
1. Umum

Kegiatan KKL Administrasi Pendidikan bertujuan agar mahasiswa

memperoleh kerja praktis, baik di dalam substansi bidang

Administrasi/Manajemen Pendidikan maupun Supervisi Pendidikan.

2. Khusus

a. KKL di Institusi Pendidikan

Setelah mengikuti kegiatan KKL diharapkan mahasiswa dapat:

1) Mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

beberapa aktivitas administrasi pendidikan.

2) Mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

beberapa pelaksanaan teknik supervisi pendidikan.

3) Meningkatkan keahlian dan profesionalitas mahasiswa sesuai dengan

kompetensi program studi studi dan mengembangkan ilmu melalui

praktik di lapangan dan berfungsi memberikan pengalaman lapangan

kepada mahasiswa agar memiliki keterampilan dan profesionalitas.

4) Memperluas pengalaman dalam rangka membandingkan ilmu yang

didapat di perkuliahan dengan keadaan nyata di lokasi KKL

5) Memperluas wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

melalui kegiatan observasi (pengamatan langsung) dan diskusi di

lokasi KKL

6
C. Manfaat Pelaksanaan KKL

Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi semua komponen yang terkait yaitu mahasiswa

praktikan, sekolah, dan perguruan tinggi yang bersangkutan.

1. Manfaat bagi Mahasiswa Praktikan

a. Mahasiswa praktikan mendapatkan kesempatan di tempat KKL untuk

mempraktekkan teori yang telah diperoleh pada saat perkuliahan dan

diharapkan mempunyai bekal yang menunjang kemasyarakatan.

b. Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa

dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah

pendidikan yang ada di sekolah atau instansi lain yang berkaitan dengan

bidang kependidikan.

c. Mengetahui dan mengenal secara langsung kegiatan manajerial dan

supervisi suatu organisasi khususnya menyangkut masalah organisasi

kependidikan baik bidang Dikdas, Dikmen maupun bidang yang lainnya.

d. Mahasiswa dapat belajar menjadi pemimpin dan seperti apa pemimpin

dalam menyelesaikan masalah organisasi.

2. Manfaat bagi instansi

a. Meningkatkan kualitas manajerial dan supervisi organisasi

kependidikan dengan saling member sharring dan informasi ilmu

pengetahuan yang baru.

7
b. Mempererat kerjasama antara instansi kependidikan dengan perguruan

tinggi yang bersangkutan yang dapat bermanfaat bagi para lulusan yang

akan dating.

3. Manfaat bagi Universitas Negeri Mataram

a. Meningkatkan kerjasama dengan instansi kependidikan yang bermuara

pada peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia.

b. Mengetahui perkembangan pelaksanaan KKL sehingga memperoleh

masukan mengenai manajerial dan supervisi di instansi pendidikan.

c. Memperoleh masukan tentang kasus pendidikan yang dipakai sebagai

bahan pertimbangan penelitian.

D. Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan Kuliah Kerja

Lapangan (KKL) Magister Administrasi Pendidikan melakukan observasi,

pengalaman lapangan, wawancara, dan dokumentasi kegiatan berupa

manajerial dan supervisi di Dinas Pendidikan Kota Mataram.

E. Sasaran KKL

Secara kelembagaan, sasaran KKL ini adalah Dinas Pendidikan Kota

Mataram. Sedangkan sasaran khusus adalah bagian-bagian manajemen

pendidikan yang dilaksanakan baik secara per bagian/unit kerja dinas maupun

secara umum yang berhubungan dengan kedudukan, tugas, dan fungsi Dinas

Pendidikan Kota Mataram dalam melakukan manajerial dan supervisi.

F. Jadwal Kegiatan

8
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Magister Administrasi

Pendidikan, dimulai tanggal 15 Februari s/d 15 April 2021. Dalam

pelaksanaannya, mahasiswa praktikan berperan serta dalam kegiatan proses

administrasi dan supervisi di instansi. Adapun jadwal kegiatan KKL yang

dilaksanakan seperti Tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Mahasiswa KKL Program Studi Magister


Administrasi Pendidikan di Dinas Pendidikan Kota Mataram.
Hari/tanggal Bidang Kegiatan Personil
Minggu I 1. Berkunjung atau melakukan 1. Asiandrayani
observasi ke tempat instasi 2. Baiq Widayung
Senin, 15 di mana kegiatan KKL akan Pundaka Sari
Februari 2021 dilaksanakan yaitu di Dinas
Pendidikan Kota Mataram
2. Pengantaran surat
Kamis, 18 rekomendasi kegiatan KKL
Februari 2021 ke Dinas Pendidikan Kota
Mataram
Minggu II 1. Konfirmasi surat izin KKL 1. Asiandrayani
oleh Sekdis dan Kasubag 2. Baiq Widayung
Selasa, 23 Umum Pundaka Sari
Februari 2021 2. Konfirmasi jadwal kegiatan
KKL
Rabu, 24 3. Berkunjung ke kasubag
Februaru 2021 perencanaan
4. Pengambilan data mengenai
profil Dinas Pendidikan
Kota Mataram
Minggu III Bidang 1. Mencari informasi tentang 1. Asiandrayani
Pendidikan tugas dan fungsi bidang 2. Baiq Widayung

9
Hari/tanggal Bidang Kegiatan Personil
Selasa, 2 Dasar Bidang Pendidikan Dasar Pundaka Sari
Maret 2021 2. Membandingkan kegiatan di
lapangan dengan rincian
Rabu, 3 Maret tugas yang tertuang dalam
2021 renstra
3. Menyimpulkan hasil
4. Laporan

Minggu IV Bidang 1. Mencari informasi tentang 1. Asiandrayani


Ketenagaan tugas dan fungsi bidang 2. Baiq Widayung
Selasa, 9 ketenagaan Pundaka Sari
Maret 2021 2. Membandingkan kegiatan di
lapangan dengan rincian
Rabu, 10 tugas yang tertuang dalam
Maret 2021 renstra
3. Menyimpulkan hasil
4. Laporan
Minggu V Bidang 1. Mencari informasi tentang 1. Asiandrayani
Kebudayaan tugas dan fungsi bidang 2. Baiq Widayung
Selasa, 16 Bidang kebudayaan Pundaka Sari
Maret 2021 2. Membandingkan kegiatan di
lapangan dengan rincian
Rabu, 17 tugas yang tertuang dalam
Maret 2021 renstra
3. Menyimpulkan hasil
4. Laporan
Minggu VI Bidang PAUD & 3. Mencari informasi tentang 1. Asiandrayani
PNF tugas dan fungsi bidang 2. Baiq Widayung
Selasa, 23 Bidang kebudayaan Pundaka Sari
Maret 2021 4. Membandingkan kegiatan di
lapangan dengan rincian
Rabu, 24 tugas yang tertuang dalam
Maret 2021

10
Hari/tanggal Bidang Kegiatan Personil
renstra
5. Menyimpulkan hasil
6. Laporan
Minggu VII Izin
-
Minggu VIII Supervisi 1. Mencari informasi tentang 1. Asiandrayani
permasalahan pendidikan
2. Baiq Widayung
yang dihadapi
Selasa, 6 April 2. Keterkaitan antara visi misi Pundaka Sari
Dinas dengan Sekolah
2021
3. Isu strategis pendidikan

Rabu, 7 April
2021
Minggu IX Penyusunan Laporan dan TIM
Penarikan kegiatan KKL
Kamis, 15
April 2021

11
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Manajemen Pendidikan

1. Konsep Manajemen

Menurut Hasibuan (2005: 20) mengemukakan bahwa “Manajemen

adalah serangkaian kegiatan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber daya-sumber daya lainnya secara efektif

dan efisien untuk suatu tujuan tertentu”. Definisi ini tidak hanya

menegaskan apa yang telah dikemukakan sebelumnya tentang pencapaian

hasil pekerjaan melalui orang lain, tetapi menjelaskan tentang adanya

ukuran atau standar yang menggambarkan tingkat keberhasilan seorang

manajer yaitu efektif, efisien dan proses manajemen akan terjadi apabila

seseorang melibatkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Pada umumnya manajemen adalah suatu kerjasama dengan dan

melalui orang lain untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama

dengan sistematis, efisiensi, dan efektif (Martoyo, 2002: 12). Manajemen

menurut Hasibuan (2007: 42), adalah suatu proses yang khas yang terjadi

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian yang dilakukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia

dan sumber daya lain.

Manajemen merupakan sebuah proses untuk menentukan serta

mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan

sumber daya manusia serta sumber-sumber lain, dengan kata lain

12
manajemen adalah proses pengelolaan terhadap suatu organisasi agar

mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Winardi,

1983: 4). Sehubungan dengan pendapat tersebut, Gitosudarmo (1990: 9)

mengemukakan bahwa manajemen merupakan kegiatan menggunakan

atau mengelola faktor-faktor produksi baik manusia, modal/dana, serta

mesin-mesin/alat/perlengkapan secara efektif dan efisien. Lebih lanjut

dikemukakan oleh Gitosudarmo (1990: 10), bahwa proses manajemen

terdiri dari (1) kegiatan perencanaan yang meliputi penentuan tujuan

organisasi, penjabaran tugas/pekerjaan, pembagian tugas, (2) kegiatan

pengarahan, atau menggerakkan anggota organisasi untuk bekerja

memutar roda organisasi, (3) serta kegiatan pengawasan yang berarti

memantau hasil pekerjaan sebagai umpan balik dengan

membandingkannya terhadap standar yang telah ditentukan dalam rencana

semula serta kemudian mencoba untuk menemukan jalan keluar bagi

kesalahan-kesalahan yang terjadi.

Suatu lembaga dikatakan efisien apabila investasi yang ditanamkan

dalam lemabaga tersebut sesuai atau memberikan profit sebagaimana yang

diharapkan. Selanjutnya suatu lembaga dikatakan efektif apabila

pengelolaannya menggunakan prinsip yang tepat dan benar sehingga

berbagai kegiatan di dalam lembaga tersebut dapat tercapai tujuan yang

telah direncanakan sebelumnya.

13
2. Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan.

a. Perencanaan (Planning),

Perencanaan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan

penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa

yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Di dalam perencanaan ini dirumuskan dan ditetapkan

seluruh aktivitas lembaga yang menyangkut apa yang harus

dikerjakan, mengapa dikerjakan, di mana dikerjakan, kapan akan

dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan bagaimana hal tersebut

dikerjakan. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan dapat

meliputi penetapan tujuan, penegakan strategi, dan pengembangan

rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan. Kepala sekolah sebagai

top manajemen di lembaga pendidikan sekolah mempunyai tugas

untuk membuat perencanaan, baik dalam bidang program

pembelajaran dan kurikulum, kepegawaian, kesiswaan, keuangan

maupun perlengkapan.

b. Pengorganisasian (organizing),

Pengorganisasian merupakan pembagian pekerjaan yang

direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan,

penentuan hubungan-hubungan pekerjaan di antara mereka dan

pemberian lingkungan pekerjaan yang sepatutnya. Pengorganisasian

14
merupakan salah satu fungsi manajemen yang perlu mendapatkan

perhatian dari kepala sekolah. Fungsi ini perlu dilakukan untuk

mewujudkan struktur organisasi sekolah, uraian tugas tiap bidang,

wewenang dan tanggung jawab menjadi lebih jelas, dan penentuan

sumber daya manusia dan materil yang diperlukan. Pendapat yang

sama dikemukakan oleh Robbins (Miftah Thoha, 2004: 15) bahwa

kegiatan yang dilakukan dalam pengorganisasian dapat mencakup (1)

menetapkan tugas yang harus dikerjakan; (2) siapa yang mengerjakan;

(3) bagaimana tugas itu dikelompokkan; (4) siapa melapor ke siapa;

(5) di mana keputusan itu harus diambil.

c. Pengarahan (actuating),

Pengarahan adalah aktivitas untuk memberikan dorongan,

pengarahan, dan pengaruh terhadap semua anggota kelompok agar

mau bekerja secara sadar dan suka rela dalam rangka mencapai suatu

tujuan yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.

Masalah pengarahan ini pada dasarnya berkaitan erat dengan unsur

manusia sehingga keberhasilannya juga ditentukan oleh kemampuan

kepala sekolah dalam berhubungan dengan para guru dan

karyawannya. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan kepala sekolah

dalam berkomunikasi, daya kreasi serta inisiatif yang tinggi dan

mampu mendorong semangat dari para guru/karyawannya. Untuk

dapat menggerakkan guru atau anggotanya agar mempunyai semangat

dan gairah kerja yang tinggi, maka perlu memperhatikan beberapa

15
prinsip berikut: (1) memperlakukan para pegawai dengan sebaik-

baiknya; (2) mendorong pertumbuhan dan pengembangan bakat dan

kemampuan para pegawai tanpa menekan daya kreasinya; (3)

menanamkan semangat para pegawai agar mau terus berusaha

meningkatkan bakat dan kemampuannya; (4) menghargai setiap karya

yang baik dan sempurna yang dihasilkan para pegawai; (5)

menguasahakan adanya keadilan dan bersikap bijaksana kepada setiap

pegawai tanpa pilih kasih.; (6) memberikan kesempatan yang tepat

bagi pengembangan pegawainya, baik kesempatan belajar maupun

biaya yang cukup untuk tujuan tersebut; (7) memberikan motivasi

untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki para pegawai

melalui ide, gagasan dan hasil karyanya.

d. Pengawasan (controlling),

Pengawasan dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan untuk

mengetahui realisasi perilaku personel dalam organisasi pendidikan

dan apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan yang

dikehendaki, kemudian apakah perlu diadakan perbaikan. Pengawasan

dilakukan untuk mengumpulkan data tentang penyelenggaraan kerja

sama antara guru, kepala sekolah, konselor, supervisor, dan petugas

madrasah lainnya dalam institusi satuan pendidikan. Pada dasarnya ada

tiga langkah yang perlu ditempuh dalam melaksanakan pengawasan,

yaitu; (1) menetapkan alat ukur atau standar; (2) mengadakan penilaian

atau evaluasi; dan (3) mengadakan tindakan perbaikan atau koreksi dan

16
tindak lanjut. Oleh sebab itu, kegiatan pengawasan itu dimaksudkan

untuk mencegah penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan, menilai

proses dan hasil kegiatan dan sekaligus melakukan tindakan perbaikan.

Dalam praktek manajemen, fungsi-fungsi pokok manajemen tersebut

merupakan kegiatan yang saling terkait yang harus dilakukan oleh para

manajer, agar dapat memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki

organsisasi tersebut baik sumber daya manusia maupun bukan untuk

dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam upaya untuk mencapai

tujuan dengan produktivitas yang tinggi dan kepuasan individu yang

terlibat dalam kegiatan manajemen

B. Manajemen dalam Dinas Pendidikan

1. Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas)

Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang terbawah dari sistem

pendidikan nasional, seperti yang ditetapkan dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan

dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta

memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk

hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang

memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan tingkat menengah.

Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan

tahun diselenggarakan selama enam tahun di Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah (SD/MI) dan tiga tahun di Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/Mts) atau satuan pendidikan yang

17
sederajat. Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun merupakan

perwujudan pendidikan dasar untuk semua anak usia 6 – 15 tahun.

Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dicanangkan

oleh Presiden Republik Indonesia 6 pada tanggal 2 Mei 1994, dan

pelaksanaannya dimulai tahun ajaran 1994/1995. Program wajib belajar

pendidikan dasar 9 tahun di Indonesia bukanlah wajib belajar dalam arti

compulsory education seperti yang dilaksanakan di negara-negara maju,

dengan ciri-ciri: (1) ada unsur paksaan agar peserta didik bersekolah; (2)

diatur dengan undang-undang tentang wajib belajar; (3) tolok ukur

keberhasilan wajib belajar adalah tidak ada orang tua yang terkena sanksi,

karena telah mendorong anaknya tidak bersekolah; dan (4) ada sanksi bagi

orangtua yang membiarkan anaknya tidak bersekolah.

Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di Indonesia lebih

merupakan universal education daripada compulsory education. Universal

education berusaha membuka kesempatan belajar dengan menumbuhkan

aspirasi pendidikan orang tua agar anak yang telah cukup umur mengikuti

pendidikan. Dengan demikian, program wajib belajar pendidkan dasar 9

tahun di Indonesia lebih mengutamakan: (1) pendekatan persuasif; (2)

tanggung jawab moral orang tua dan peserta didik agar merasa terpanggil

untuk mengikuti pendidikan karena berbagai kemudahan yang disediakan;

(3) pengaturan tidak dengan undangundang khusus; dan (4) penggunaan

ukuran keberhasilan yang bersifat makro, yaitu peningkatan angka

partisipasi pendidikan dasar.

18
Bentuk-bentuk satuan pendidikan untuk membantu menuntaskan

program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di Indonesia terdiri atas 10

wahana dan empat rumpun, baik pada tingkat SD maupun SMP, yaitu: (1)

Rumpun SD dan SMP yang terdiri atas SD dan SMP Biasa, SD dan SMP

kecil, dan SD dan SMP Pamong; (2) Rumpun SD dan SMP Luar Biasa

yang terdiri atas SD dan SMP Luar Biasa, SDLB dan SMPLB, serta SD

dan SMP Terpadu; (3) Rumpun Pendidikan Luar Sekolah yang terdiri atas

Program Kelompok Belajar Paket A dan B (Kejar Paket A untuk setingkat

SD dan Kejar Paket B untuk setingkat SMP), serta Kursus Persamaan SD

dan SMP; (4) Rumpun Sekolah Keagamaan yang terdiri atas Madrasah

Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Pondok Pesantren.

Bentuk satuan pendidikan dasar formal yang menyelenggarakan

program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut: (1) SD/SMP Biasa, yaitu SD/SMP yang diselenggarakan

oleh pemerintah atau masyarakat dalam situasi yang normal; (2) SD/SMP

Kecil, yaitu SD/SMP negeri yang diselenggarakan di daerah yang

berpenduduk sedikit dan memenuhi persyaratan yang berlaku; (3)

SD/SMP Pamong, yaitu SD negeri yang didirikan untuk memberikan

pelayanan pendidikan bagi anak putus SD/SMP dan/atau anak lain yang

tidak dapat datang secara teratur untuk belajar di sekolah; (4) SD/SMP

Terpadu, yaitu SD/SMP negeri yang menyelenggarakan pendidikan untuk

anak yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental bersama anak

normal dengan mempergunakan kurikulum yang berlaku di sekolah. (5)

19
Madrasah Ibtidaiyah/Madrasah Tsanawiyah, yaitu SD/SMP yang berciri

khas agama Islam yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat,

di bawah bimbingan Departemen Agama.

2. Bidang Ketenagaan

Manajemen pendidikan merupakan suatu sistem pengelolaan dan

pendayagunaan semua sumber daya pendidikan untuk melaksanakan

proses kerja sama yang sistematik dan sistemik sehingga terwujud

pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien demi terwujudnya tujuan

pendidikan nasional yang telah dicita-citakan (Marlina, 2015:126).

Sedangkan manajemen tenaga kependidikan atau pegawai merupakan

bentuk dari pengelolaan sumber daya manusia yaitu tenaga kependidikan

baik guru maupun pegawai yang bekerja di suatu lembaga secara efektif

untuk menghasilkan proses pendidikan yang baik serta untuk mewujudkan

tujuan pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin tidak serta merta

tunjuk perintah dalam menjalankan organisasi pendidikan di sekolahnya,

tetapi membutuhkan seni atau ilmu dalam mengelola sumber daya

manusia (Thoha, 2017:171-172).

Manajemen ketenagaan dapat diartikan sebagai kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas

pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi

pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan tenaga kependidikan

untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan masyarakat (Flippo,

1996). Manajemen ketenagaan sangat diperlukan karena manajemen

20
ketenagaan dapat diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pengadaan,

pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan tenaga kependidikan dalam

upaya mencapai tujuan individual maupun organisasional.

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia

pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara

efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam

kondisi yang menyenangkan. Untuk mewujudkan keseragaman perlakuan

dan kepastian hukum bagi tenaga kependidikan sekolah dasar dalam

melaksanakan tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Bidang PAUD & PNF

Kegiatan pendidikan adalah serangkaian proses pendidikan yang

dilakukan secara terencana untuk mencapai hasil belajar, PAUD adalah

suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap

berikutnya. Pengembangan Anak Usia Dini adalah upaya yang dilakukan

oleh masyarakat dan atau pemerintah untuk membantu anak usia dini

dalam mengembangkan potensinya secara holistik baik aspek pendidikan,

gizi, kesehatan maupun psikososialnya.

Istilah yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD), Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal,

21
Departemen Pendidikan Nasional bukan bernama “Kurikulum Pendidikan

Anak Usia Dini” tetapi mempergunakan nama “Acuan Menu

Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik)

yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan

pengembangan dan pendidikan yang dirancang sebagai pedoman dalam

menyelenggarakan kegiatan pendidikan anak usia dini. Pengertian Menu

Pembelajaran PAUD (Menu Pembelajaran Generik) adalah program

pendidikan anak usia dini (lahir – 6 tahun) secara holistik yang dapat

dipergunakan dalam memberikan layanan kegiatan pengembangan dan

pendidikan pada semua jenis program yang ditujukan bagi anak usia dini.

Rentang perkembangan sepanjang kehidupan manusia dimulai dan

didasari oleh pertumbuhan dan perkembangan anak sejak usia dini yang

berlangsung sejak usia lahir – 6 tahun. Masa usia ini memiliki peran

penting bagi perkembangan individu dan kehidupan berbangsa dan

bernegara. Pada usia ini juga anak mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat pada berbagai dimensi atau aspek. Oleh

karena itu, perkembangan yang terjadi pada masa dini ini menjadi penentu

bagi kehidupan bangsa dan negara di masa yang akan datang.

4. Bidang Kebudayaan

Pendidikan dikatakan ilmu pendidikan atau pedagogi merupakan

disiplin ilmu yang terkait dengan proses pemeradaban, pemberbudayaan,

dan pendewasaan manusia. Salah satu upaya untuk membangun dan

meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang

22
penuh dengan tantangan, sehingga pendidikan merupakan sesuatu yang

sangat fundamental bagi setiap individu.

Sistem persekolahan adalah salah satu pilar penting yang menjadi

tiang penyangga sistem sosial yang lebih besar dalam suatu tatanan

kehidupan masyarakat, untuk mewujudkan cita-cita kolektif. Oleh karena

itu, pendidikan yang diselenggarakan melalui sistem persekolahan

semestinya dimaknai sebagai sebuah strategi kebudayaan (lihat artikel

Media Indonesia, 9/11/2009). Dalam hal ini, pendidikan merupakan

medium transformasi nilai-nilai budaya, penguatan ikatan-ikatan sosial

antar-warga masyarakat, dan pengembangan ilmu pengetahuan untuk

mengukuhkan peradaban umat manusia.

Pada dasarnya suatu kelompok masyarakat atau bangsa memiliki

pandangan hidup yang diwarisinya dari zaman ke zaman dan merupakan

nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Bagaimanapun rendahnya tingkat

kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa tetap memiliki sesuatu yang

dianggapnya berharga. Dengan demikian pendidikan selalu berusaha

mewariskan sesuatu yang bermanfaat dan dianggap baik kepada generasi

mudanya.

Sebagai sistem pengetahuan dan gagasan, kebudayaan yang dimiliki

suatu masyarakat merupakan kekuatan yang tidak tampak (invisible

power), yang mampu menggiring dan mengarahkan manusia pendukung

kebudayaan itu untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan

dan gagasan yang menjadi milik masyarakat tersebut, baik di bidang

23
ekonomi, sosial, politik, kesenian dan sebagainya. Sebagai suatu sistem,

kebudayaan tidak diperoleh manusia dengan begitu saja secara ascribed,

tetapi melalui proses belajar yang berlangsung tanpa henti, sejak dari

manusia itu dilahirkan sampai dengan ajal menjemputnya.

Proses belajar dalam konteks kebudayaan bukan hanya dalam bentuk

internalisasi dari sistem “pengetahuan” yang diperoleh manusia melalui

pewarisan atau transmisi dalam keluarga, lewat sistem pendidikan formal

di sekolah atau lembaga pendidikan formal lainnya, melainkan juga

diperoleh melalui proses belajar dari berinteraksi dengan lingkungan alam

dan sosialnya. Melalui pewarisan kebudayaan dan internalisasi pada setiap

individu, pendidikan hadir dalam bentuk sosialisasi kebudayaan,

berinteraksi dengan nilai-nilai masyarakat setempat dan memelihara

hubungan timbal balik yang menentukan proses-proses perubahan tatanan

sosio-kultur masyarakat dalam rangka mengembangkan kemajuan

peradabannya. Sebaliknya, dimensi-dimensi sosial yang senantiasa

mengalami dinamika perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi merupakan faktor dominan yang telah

membentuk eksistensi pendidikan manusia. Penggunaan alat dan sarana

kebutuhan hidup yang modern telah memungkinkan pola pikir dan sikap

manusia untuk memproduk nilai-nilai baru sesuai dengan intensitas

pengaruh teknologi terhadap tatanan kehidupan sosial budaya.

24
C. Pengertian Supervisi

1. Definisi Supervisi

Kata “supervisi” memiliki pengertian yang tidak selalu sama,

pengertian supervisi diberikan sesuai dengan konteks dan tujuan serta

sudut pandang masing-masing pemberi pengertian supervisi. Jika

dianalisis secara mendalam, sebagaimana dinyatakan oleh Board et.al

(dalam Sahertian, 2008) menyatakan supervisi merupakan suatu usaha

menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara continue

pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individu maupun secara

kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh

fungsi pengajaran.

Menurut Mc Nerney (dalam Sahertian, 2010) melihat supervisi itu

sebagai suatu prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara

kritis terhadap proses pengajaran. Dari pengertian supervisi diatas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa supervisi merupakan suatu kegiatan profesional

yang dilakukan oleh seorang pengawas/supervisor untuk membantu,

membimbing, mengarahkan orang lain yang disupervisi agar dapat

menemukan solusi atas permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapi

untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme khususnya dalam dunia

pendidikan yang berkaitan dengan kinerja kepala sekolah, guru, dan tenaga

administrasi sekolah.

25
2. Prinsip-Prinsip Supervisi

Inti dari supervisi dalam satuan pendidikan ialah memberikan

layanan dan batuan kepada kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai

administrasi sekolah dalam menigkatkan kualitas belajar siswa. Untuk itu

supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang obejektif

berdasarkan prinsip-prinsip supervisi. Sahertian (2010) mengatakan empat

prinsip supervisi pendidikan, yaitu: 1) prinsip ilmiah (scientific), 2) prinsip

demokratis, 3) prinsip kerjasama (sharing of idea, sharing of experience),

4) prinsip konstruktif dan kreatif. Prinsip ilmiah (scientific) merupakan

prinsip yang pada kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan pada data

obyektif yang terjadi pada proses pelaksanaan belajar mengajar, bukan

berdasarkan pada commonsense. Prinsip demokratis dalam pelaksanaannya

memberikan bantuan kepada guru berdasarkan pada hubungan kemanusian

yang akrab sehingga para guru merasa nyaman dalam mengemban

tugasnya, sehingga guru tidak merasa takut pada saat berhadapan dengan

pengawas sekolah. Prinsip kerjasama (sharing of idea, sharing of

experience) inti dari prinsip ini ialah mengembangkan usaha bersama

dalam memberi support, mendorong, dan menstimulasi guru. Prinsip

konstruktif dan kreatif, prinsip ini menggambarkan bagaimana pengawas

sekolah harus mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan,

sehingga guru merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi

kreatifitasnya bukan melalui cara-cara yang menakutkan.

26
Prinsip-prinsip supervisi di atas menggambarkan bahwa seorang

supervisor dalam melaksanakan supervisi harus berpegang teguh pada

prinsip-prinsip supervisi. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab,

supervisor sangat dipermudah oleh prinsi-prinsip supervisi, hal ini dapat

membuat seorang supervisor bisa disenangi dan kehadirannya selalu

ditunggu oleh bawahanya karena sifatnya yang demokratis, kontruktif, dan

produktif sehingga menghindari sikap-sikap negatif.

3. Fungsi-Fungsi Supervisi

Lucio (dalam Fathurrohman & Suryana, 2011) menyatakan fungsi

sepervisi sebagai berikut: “The chief function of supervision is to make it

possible to help teachers to help themselves become more skilled in the

processes of fostering children’s learning.” Menurut Lucio fungsi utama

pengawasan adalah untuk membantu para guru dan membantu diri mereka

sendiri untuk menjadi lebih terampil dalam proses pembinaan

pembelajaran terhadap anak-anak.

Adapun menurut Sahertian (2010) fungsi utama supervisi pendidikan

ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Fungsi-

fungsi tersebut meliputi kegiatan, (1) mengkoordinasi semua usaha

sekolah, (2) memperlengkapi kepemimpinan sekolah, (3) memperluas

pengalaman guru-guru, (4) menstimulasi usaha-usaha sekolah yang

kreatif, (5) memberikan fasilitas dan penilaian terus menerus, (6)

menganalisis situasi belajar mengajar, (7) memperlengkapi staf dengan

pengetahuan dan ketrampilan yang baru, dan (8) memadukan dan

27
menyelaraskan tujuan-tujuan pendidikan dan membentuk kemampuan-

kemampuan.

Pidarta (2009) terdapat tiga fungsi supervisi pendidikan yakni: 1)

membantu sekolah dan pemerintah mencapai lulusan yang berkualitas, 2)

membantu guru mengembangkan profesinya, 3) membantu sekolah

bekerja sama dengan masyarakat.

Dalam fungsinya sebagai bantuan, proses bimbingan dan kendali,

maka supervisi menghendaki agar proses pendidikan di sekolah dapat

berjalan lebih baik, efektif dan optimal. Perlu disadari bahwa kemajuan

sekolah, keberhasilan proses pembelajaran, serta pencapaian tujuan

pendidikan dibutuhkan usaha serius pada pengelolaannya. Supervisi dalam

konteks pembinaan secara berkelanjutan, terus-menerus dan sistematis

sangat dibutuhkan. Harus diupayakan sistem pembinaan yang mudah

dipraktikkan, realistis dan objektif sehingga pembinaan ini akan berhasil

dan berdaya guna dalam memcahkan masalah (antisipatif), membangun

(konstruktif) dan mampu membangun kreativitas.

4. Tehnik- tehnik Supervisi

Metode dalam konteks supervisi adalah suatu cara yang ditempuh

oleh supervisor guna marumuskan tujuan yang hendak dicapai, baik oleh

sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan. Metode atau teknik

supervisi pendidikan adalah suatu cara yang ditempuh oleh supervisor

pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai, baik oleh

sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan. Sementara teknik

28
adalah langkah-langkah konkret yang dilakukan oleh seorang supervisor,

dan teknik yang dilaksanakan dalam supervisi dapat ditempuh melalui

cara; yakni pada prinsipnya supervisor berusaha merumuskan harapan-

harapan menjadi sebuah kenyataan.

Jasmani dan Mustofa (2013) tehnik atau metode supervisi

pendidikan yakni: (1) kunjungan dan observasi kelas, (2) pembicaraan

individual, (3) Diskusi kelompok, (4) Demonstrasi mengajar, (5)

pengembangan perpustakaan, (6) buletin supervisi, (7) kunjungan rumah,

(8) intervisitasi, (9) workshop/lokakarya, (10) in-service training, dan (11)

rapat sekolah. Tehnik-tehnik supervisi yang senada dikemukakan oleh

Fathurrohman & Suryana (2011) yakni (1) observasi kelas, (2) pertemuan

individual, (3) diskusi kelompok, (4) demonstrasi mengajar, dan (5)

perpustakaan profesional.

Tehnik-tehnik supervisi diatas menggambarkan bahwa seorang

supervisor dalam melakukan supervisi harus memperhatikan tehnik-tehnik

yang akan digunakan, dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi dan mengembangkan keterampilan mengajar para guru dan staff

disekolah. Teknik-teknik supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara

sesuai dengan tingkat permasalahan yang dihadapi, dengan menggunakan

teknik supervisi yang tepat terhadap permasalahan serta hambatan yang

terjadi di sekolah seorang supervisor akan lebih disenangi dan ditunggu

kehadirannya oleh para guru dan staf sekolah

29
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN KKL

A. Pengalaman Kegiatan KKL Mahasiswa MAP UNRAM

Kuliah Kerja Lapangan Program Studi Magister Administrasi

Pendidikan, dimulai tanggal 15 Februari s/d 15 April 2021. Dalam

pelaksanaannya, mahasiswa praktikan dan berperan serta dalam kegiatan

proses administrasi dan supervisi di instansi. Adapun pengalaman-

pengalaman secara langsung yang didapatkan ketika dimasa kegiatan KKL,

1. Minggu I

Minggu pertama, pada tanggal 15 Februari 2021 kegiatan yang dilakukan

mahasiswa KKL adalah berkunjung ke Dinas Pendidikan Kota Mataram

untuk melakukan observasi sekaligus meminta izin untuk melakukan

kegiatan KKL di lingkungan Dinas Pendidikan. Selain itu, mahasiswa

KKL menjelaskan tujuan diadakannya kegiatan KKL kepada Sekdis dan

Kepala Sub Bagian Umum. Setelah diberikan izin untuk melakukan

kegiatan KKL, pada tanggal 18 Februari mahasiswa KKL mengantar surat

izin kegiatan KKL dari pihak kampus yang telah ditandangani oleh Bapak

Direktur program Pascasarjana Universitas Mataram, kemudian langsung

di disposisi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram.

2. Minggu II

Minggu kedua, kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKL adalah

berkunjung ke Sekdis dan Kasubag Umum untuk mengkonfirmasi surat

izin yang telah di disposisi ke Kepala Dinas bahwa surat tersebut telah

30
disetujui atau diizinkan melakukan kegiatan KKL di lingkungan Dinas

Pendidikan. Setelah itu, mahasiswa KKL mengatur jadwal kunjungan dan

menjelaskan rencana kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama

kegiatan KKL berlangsung dua bulan ke depannya. Kemudian,

mahasiswa KKL berkunjung ke Kasubag Perencanaan meminta izin untuk

mengambil data mengenai Dinas Pendidikan Kota Mataram yang berupa

profil beserta visi dan misinya. Adapun rincian profil Dinas Pendidikan

Kota Mataram adalah sebagai berikut:

a. Alamat

Dinas Pendidikan Kota Mataram yang beralamatkan Jl.

Majapahit No. 14, Kec. Mataram, Nusa Tenggara Barat.

b. Visi

Terselenggaranya layanan prima pendidikan dan kebudayaan untuk

membentuk insan yang cerdas dan berkarakter kuat

c. Misi

1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan dan kebudayaan

2. Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan dan kebudayaan

3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan dan

kebudayaan

4. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan

dan kebudayaan

5. Meningkatkan kepastian/keterjaminan memperoleh layanan

pendidikan dan kebudayaan

31
d. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari :

a) Kepala Dinas

b) Sekretariat terdiri terdiri atas:

1. Sub Bagian Perencanaan;

2. Sub Bagian Keuangan; dan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c) Bidang terdiri dari:

1. Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Nonformal, terdiri atas:

1) Seksi Kurikulum dan Penilaian;

2) Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana; dan

3) Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter.

2. Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar, terdiri atas:

1) Seksi Kurikulum dan Penilaian;

2) Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana; dan

3) Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter.

3. Bidang Kebudayaan, terdiri atas:

1) Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman;

2) Seksi Sejarah dan Tradisi; dan

3) Seksi Kesenian.

4. Bidang Pembinaan Ketenagaan, terdiri atas:

32
1) Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan

Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal;

2) Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan

Dasar; dan

3) Seksi Tenaga Kebudayaan.

5. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

33
Bagan Struktur Organisasi

34
3. Minggu III

Dari minggu ketiga sampai minggu keempat, mahasiswa melakukan

kegiatan kunjungan setiap bidang yang terdapat lingkup Dinas Pendidikan

Kota Mataram. Pada minggu ketiga, mahasiswa KKL melakukan kegiatan

kunjungan ke bidang Pendidikan Dasar (Dikdas). Pada kunjungan ini

mahasiswa KKL mencari informasi mengenai tugas dan fungsi yang

terdapat pada bidang Dikdas dan membandingkan kegiatan di lapangan

dengan rincian tugas yang tertuang dalam renstra. Bidang Pembinaan

Pendidikan Dasar dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai

tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pembinaan sekolah dasar dan sekolah menengah

pertama berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar mempunyai fungsi :

a. Perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja

Bidang;

b. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Seksi

dibawahnya;

c. Penyusunan bahan perumusan, koordinasi pelaksanaan kebijakan

kurikulum dan penilaian sekolah dasar dan sekolah menengah pertama;

d. Penyusunan bahan penetapan kurikulum muatan lokal dan penilaian

sekolah dasar dan sekolah menengah pertama;

35
e. Penyusunan bahan pembinaan pelaksanaan kurikulum dan penilaian

sekolah dasar dan sekolah menengah pertama;

f. Penyusunan bahan pembinaan bahasa dan sastra daerah yang

penuturnya dalam Daerah;

g. Penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kurikulum

dan penilaian sekolah dasar dan sekolah menengah pertama;

h. Pelaporan di bidang kurikulum dan penilaian sekolah dasar dan

sekolah menengah pertama; dan

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai

dengan bidang tugasnya.

4. Minggu IV

Pada minggu kelima, mahasiswa KKL melakukan kegiatan kunjungan ke

bidang PAUD & PNF. Pada kunjungan ini mahasiswa KKL mencari

informasi mengenai tugas dan fungsi yang terdapat pada bidang PAUD &

PNF dan membandingkan kegiatan di lapangan dengan rincian tugas yang

tertuang dalam renstra. Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Nonformal dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan

pelayanan dan administrasi dibidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia

Dini dan Pendidikan Nonformal berdasarkan ketentuan peraturan

perundangundangan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini

dan Pendidikan Nonformal mempunyai fungsi :

36
a. Perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja

Bidang;

b. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Seksi

dibawahnya;

c. Penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di

bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana prasarana,

serta peserta didik dan pembangunan karakter pendidikan anak usia

dini dan pendidikan nonformal;

d. Pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum dan penilaian,

kelembagaan dan sarana prasarana, serta peserta didik;

e. Pembangunan karakter pendidikan anak usia dini, dan pendidikan

nonformal;

f. Penyusunan bahan penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan

nonformal;

g. Penyusunan bahan penerbitan izin pendirian, penataan, dan penutupan

satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal;

h. Penyusunan bahan pembinaan kurikulum dan penilaian, kelembagaan

dan sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter

pendidikan anak usia dini, dan pendidikan nonformal;

i. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang kurikulum dan

penilaian, kelembagaan dan sarana prasarana, serta peserta didik dan

37
pembangunan karakter pendidikan anak usia dini dan pendidikan

nonformal;

j. Pelaporan dibidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana

prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter pendidikan

anak usia dini, dan pendidikan nonformal; dan

k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai

dengan bidang tugasnya.

5. Minggu V

Pada minggu keenam, mahasiswa KKL melakukan kegiatan kunjungan ke

bidang Kebudayaan. Pada kunjungan ini mahasiswa KKL mencari

informasi mengenai tugas dan fungsi yang terdapat pada bidang

kebudayaan dan membandingkan kegiatan di lapangan dengan rincian

tugas yang tertuang dalam renstra. Bidang Kebudayaan dipimpin oleh

seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan

berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Bidang Kebudayaan mempunyai fungsi :

a. Perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja

Bidang;

b. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Seksi

dibawahnya;

38
c. Penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di

bidang pengelolaan cagar budaya, pengelolaan museum Daerah,

pembinaan sejarah, pelestarian tradisi, pembinaan komunitas dan

lembaga adat, dan pembinaan kesenian;

d. Penyusunan bahan pembinaan di bidang pengelolaan cagar budaya,

pengelolaan museum Daerah, pembinaan sejarah, pelestarian tradisi,

pembinaan komunitas dan lembaga adat, dan pembinaan kesenian;

e. Penyusunan bahan pengelolaan kebudayaan yang masyarakat

pelakunya dalam Daerah;

f. Penyusunan bahan pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya

dalam daerah;

g. Penyusunan bahan pembinaan komunitas dan lembaga adat yang

masyarakat penganutnya dalam daerah;

h. Penyusunan bahan pembinaan kesenian yang masyarakat pelakunya

dalam daerah;

i. Penyusunan bahan pembinaan sejarah lokal daerah;

j. Penyusunan bahan penetapan cagar budaya dan pengelolaan cagar

budaya peringkat daerah; k. penyusunan bahan penerbitan izin

membawa cagar budaya ke luar daerah;

k. Penyusunan bahan pengelolaan museum daerah;

l. Penyusunan bahan fasilitasi di bidang pengelolaan cagar budaya,

pengelolaan museum daerah, pembinaan sejarah, pelestarian tradisi,

pembinaan komunitas dan lembaga adat, dan pembinaan kesenian;

39
m. Penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi di bidang pengelolaan

cagar budaya, pengelolaan museum daerah, pembinaan sejarah,

pelestarian tradisi, pembinaan komunitas dan lembaga adat, dan

pembinaan kesenian;

n. Pelaporan dibidang pengelolaan cagar budaya, pengelolaan museum

daerah, pembinaan sejarah, pelestarian tradisi, pembinaan komunitas

dan lembaga adat, dan pembinaan kesenian; dan

o. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai

dengan bidang tugasnya.

6. Minggu VI

Pada minggu keempat, mahasiswa KKL melakukan kegiatan kunjungan ke

bidang Ketenagaan. Pada kunjungan ini mahasiswa KKL mencari

informasi mengenai tugas dan fungsi yang terdapat pada bidang

ketenagaan dan membandingkan kegiatan di lapangan dengan rincian

tugas yang tertuang dalam renstra. Bidang Pembinaan Ketenagaan

dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di

bidang pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia

dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan pendidikan

nonformal, serta tenaga kebudayaan berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Bidang Pembinaan Ketenagaan mempunyai

fungsi :

40
a. Perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja

Bidang;

b. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Seksi

dibawahnya;

c. Melaksanakan penyusunan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan

pengkoordinasian pelaksanaan seluruh kegiatan bidang berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. Penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di

bidang pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak

usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan pendidikan

nonformal, serta tenaga kebudayaan;

e. Penyusunan bahan kebijakan di bidang pembinaan pendidik dan tenaga

kependidikan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah

menengah pertama, dan pendidikan nonformal, serta tenaga

kebudayaan;

f. Penyusunan bahan rencana kebutuhan pendidik dan tenaga

kependidikan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah

menengah pertama, dan pendidikan nonformal;

g. Penyusunan bahan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan

pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama,

dan pendidikan nonformal;

41
h. Penyusunan bahan rekomendasi pemindahan pendidik dan tenaga

kependidikan dalam Daerah;

i. Penyusunan bahan pembinaan di bidang tenaga cagar budaya dan

permuseuman, tenaga kesejarahan, tenaga tradisi, tenaga kesenian, dan

tenaga kebudayaan lainnya;

j. Penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan

pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak usia dini, sekolah

dasar, sekolah menengah pertama, dan pendidikan nonformal, serta

tenaga kebudayaan;

k. Pelaporan di bidang pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan

pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama,

dan pendidikan nonformal, serta tenaga kebudayaan; dan

7. Minggu VII

Pada minggu ketujuh, kami mahasiswa KKL izin tidak melakukan

kunjungan ke Dinas karena salah satu mahasiswa KKL mengalami

musibah kecelakaan ketika menuju ke dinas hendak melakukan kunjungan.

8. Minggu VIII

Pada minggu kedelapan, mahasiswa KKL mencari informasi tentang

permasalahan pendidikan yang dihadapi ketika diadakan program

supervisi. Namun, penerapan program supervisi kurang dijalankan karena

terkendala oleh kondisi pendidikan pada masa ini. Sebab satuan

pendidikan melakukan pembelajaran daring yang diakibatkan oleh

munculnya wabah Covid-19.

42
BAB IV
ANALISIS

A. Resume Teori

1. Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah kegiatan belajar yang

dilakukan oleh mahasiswa untuk menambah wawasan dan mendapatkan

pengalaman nyata dari instansi, lembaga, atau organisasi yang berkaitan

dengan disiplin keilmuan dan kompetensi yang dikembangkan program

studi Magister Administrasi Pendidikan..

Dalam kaitannya dengan penelitian, mahasiswa diajak untuk

menggali potensi yang ada agar memperoleh alternatif pemecahannya.

Sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa diharapkan

dapat mengaplikasikan pengetahuannya dan sebagai kegiatan pendidikan,

mahasiswa dapat menerapkan dan memperoleh relevansi antara teori

dengan praktek di lapangan atau dunia kerja bidang administrasi

pendidikan

2. Manajemen

Manajemen adalah proses mendayagunakan potensi-potensi yang

ada dalam sebuah organisasi baik sumber daya manusia dan sumber daya-

sumber daya lainnya agar jalannya roda organisasi lebih efektif dan efisien

untuk suatu tujuan tertentu. Proses manajemen terdiri dari (1) kegiatan

perencanaan yang meliputi penentuan tujuan organisasi, penjabaran

tugas/pekerjaan, pembagian tugas, (2) kegiatan pengarahan, atau

43
menggerakkan anggota organisasi untuk bekerja memutar roda organisasi,

(3) serta kegiatan pengawasan yang berarti memantau hasil pekerjaan

sebagai umpan balik.

3. Administrasi

Supervisi pendidikan merupakan pemberian layanan dan batuan

kepada kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai administrasi sekolah

dalam menigkatkan kualitas belajar siswa. Untuk itu supervisi harus

dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang obejektif berdasarkan prinsip-

prinsip supervise, yaitu: 1) prinsip ilmiah (scientific), 2) prinsip

demokratis, 3) prinsip kerjasama (sharing of idea, sharing of experience),

4) prinsip konstruktif dan kreatif. Prinsip ilmiah (scientific) merupakan

prinsip yang pada kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan pada data

obyektif yang terjadi pada proses pelaksanaan belajar mengajar, bukan

berdasarkan pada commonsense. Prinsip demokratis dalam pelaksanaannya

memberikan bantuan kepada guru berdasarkan pada hubungan kemanusian

yang akrab sehingga para guru merasa nyaman dalam mengemban

tugasnya, sehingga guru tidak merasa takut pada saat berhadapan dengan

pengawas sekolah. Prinsip kerjasama (sharing of idea, sharing of

experience) inti dari prinsip ini ialah mengembangkan usaha bersama

dalam memberi support, mendorong, dan menstimulasi guru. Prinsip

konstruktif dan kreatif, prinsip ini menggambarkan bagaimana pengawas

sekolah harus mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan,

44
sehingga guru merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi

kreatifitasnya bukan melalui cara-cara yang menakutkan.

B. Resume Pengalaman Lapangan

1. Proses pelayanan permasing-masing bidang cukup efektif. Hal ini dilihat

pada pelayanan kebutuhan sekolah dalam menunjang kegiatan sekolah-

sekolah di kota Mataram.

2. Proses administrasi pendidikan yang dilakukan pada Dinas Pendidikan

Kota Mataram terorganisir dengan baik bersifat rahasia.

3. Segala kebijakan yang diambil lebih kepada top down dan atas

pertimbangan pemerintah pusat dan peraturan walikota.

4. Dinamika dalam kerja terlihat dinamis dan terarah.

C. Kesenjangan Dinas Pendidikan Kota Mataram

Adapun kesenjangan yang terjadi di Dinas Pendidikan Kota Mataram

dapat dilihat dari beberapa hal dibawah ini :

1. Renstra dinas kurang relevan dengan visi misi Kota Mataram.

2. Pelayanan administrasi yang masih perlu penataan ulang agar lebih

terarah.

3. Penyebaran Tenaga pendidik di ruang lingkup Kota Mataram tidak merata

menyebar dan belum memadai.

4. Tenaga adminstrasi pendidikan di tingkat SD/MI belum terisi oleh para

ahli administrasi.

5. Tenaga kepustakaan di sekolah-sekolah masih dikelola oleh guru-guru

yang bukan spesialisasi kepustakaan.

45
D. Rekomendasi Kebijakan

Adapun rekomendasi kebijakan atas masalah yang dihadapi oleh Dinas

Pendidikan Kota Mataram adalah sebagai berikut:

1. Revisi Renstra Dinas agar sejalan dengan visi misi Kota Mataram dengan

mengundang beberapa pakar manajemen pendidikan sehingga Renstra

yang disusun ada turunan dari visi misi Kota Mataram serta dari isu-isu

strategis yang ditemukan dalam lingkup pendidikan dan kondisi ekternal di

Kota Mataram.

2. Membuka beberapa lowongan pekerjaan untuk tenaga administrasi yang

memiliki displin ilmu manajemen pendidikan dengan harapan pelayanan

admnistrasi bisa lebih efektif dan efisien.

3. Pemberian pelatihan kepada Tenaga pendidik di ruang lingkup Kota

Mataram serta pembukaan atau penerimaan CPNS untuk mengisi bagian

yang benar-benar dibutuhkan di lapangan.

E. Evaluasi Rekomendasi Kebijakan

Adapun kelebihan dari rekomendasi kebijakan tersebut:

1. Renstra yang didasarkan atas turunan visi misi dan atas dasar isu strategis

serta atas pertimbangan ahli akan lebih efektif dan efisien.Pendidikan

hanya akan berarti dan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia,

bilamana pendidikan tersebut memiliki sistem yang berkualitas dan

relevan dengan pembangunan.

2. The right man in the right place “menempatkan orang tepat pada tempat

yang tepat”. Spesialisasi keilmuan akan membawa kemajuan bagi sebuah

46
organisasi.

3. Lebih di akui kepatuhan dan kesadaran tenaga honorer dan kontrak dan

berkerja tidak diragukan, hanya saja peningkatan kesejahteraan dan

pelatihan agar lebih peningkatan pengalaman dan keilmuan akan lebih

baik lagi.

47
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Adapun simpulan yang dapat diambil dari kegiatan KKL yang telah

dilakukan pada Dinas Pendidikan Kota Mataram adalah bahwa tugas dan

fungsi setiap bidang pendidikan dilaksanakan dengan baik sesuai dengan

renstra. Sedangkan program supervisi juga kurang terlaksana karena terkendala

dengan Covid-19.

B. Saran

Pada akhir penyusunan laporan ini, kami ingin memberikan beberapa

saran yang berhubungan dengan pelaksanaan KKL. Hal ini dimaksudkan untuk

memberikan masukan-masukan agar pelaksanaan KKL berikutnya menjadi

lebih baik.

1. Bagi Mahasiswa KKL

a. Mahasiswa KKL agar menyesuaikan antara jadwal KKL dengan jadwal

mengajar/kerja bagi yang telah mengajar di sekolah atau bekerja di

kantor agar tidak berlangsung pada hari dan jam yang sama, sehingga

tidak ada salah satunya yang dikorbankan.

b. Mahasiswa KKL harus mempersiapkan diri dengan baik, baik secara

fisik maupun mental sebelum dan selama kegiatan KKL berlangsung

demi kesuksesan pelaksanaan kegiatan KKL.

48
c. Untuk dapat memperkecil timbulnya hambatan dalam kegiatan KKL,

maka mahasiswa KKL harus mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh

Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Mataram.

d. Menjalin hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan para pegawai

dan staf serta semua elemen yang ada di lembaga tempat KKL.

2. Bagi Dosen Pembimbing

a. Dosen Pembimbing agar lebih aktif dalam mengontrol mengawasi

pelaksanaan KKL mahasiswa guna membantu kesulitan-kesulitan dan

permasalahan-permasalahan selama kegiatan KKL.

b. Melakuakan kunjungan terhadap mahasiswa KKL lebih sering lagi

sebagai bentuk tugas dan tanggung jawab sebagai dosen pembimbing

guna membantu kelancaran pelaksanaan KKL.

c. Berkomunikasi dan konsultasi lebih aktif dengan mahasiswa baik secara

langsung maupun tidak langsung agar memudahkan proses kegaiatan

KKL yang dilaksanakan.

d. Konsultasi dengan dosen pembimbing harus dilaksanakan sesering

mungkin, sehingga pada waktu menemukan hambatan baik dari dalam

maupun dari luar mahasiswa KKL dapat teratasi.

3. Bagi Lembaga Tempat KKL

a. Bagi lembaga tempat lokasi KKL agar selalu siap menerima, membantu

dan membimbing mahasiswa KKL selama berada di lokasi KKL guna

memberikan pemahaman dan pengetahuan yang harus diperoleh

mahasiswa KKL dalam kegiatan tersebut.

49
b. Menjalin kerjasama yang baik anatara lembaga lokasi KKL dengan

mahasiswa dan pihak kampus.

4. Bagi Prodi Magister Administrasi Pendidikan

a. Bagi Prodi MAP agar mempersiapkan mahasiswa KKL dengan matang

sebelum terjun ke lapangan atau lokasi KKL dengan memberikan

seminar dan pembekalan KKL sehingga pelaksanaan KKL dapat berjalan

dengana lancar.

b. Menyelenggarakan kegiatan KKL dengan persiapan-persiapan yang lebih

matang agar tidak tersendat di tengah jalan dengan berbagai kekurangan

yang muncul, sehingga kedepannya bagi mahasiswa KKL selanjutnya

akan dapat melaksanakan kegiatan KKL dengan lebih efektif dan efisien.

c. Menyusun dan menerbitkan buku pedoman dan panduan KKL bagi

mahasiswa agar mempermudah mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan

KKL.

d. Menjalin kerjasama yang baik dan harmonis dengan lembaga-lembaga

yang akan dijadikan sebagai pihak kerjasama guna menyukseskan

pelaksanaan program KKL.

e. Kegiatan KKL untuk berikutnya supaya tidak dilakukan di tempat yang

sama, tetapi instansi lain yang masih berkaitan dengan pendidikan

ataupun dunia manajemen. Sehingga, hasil yang diperoleh pada KKL

saat ini menjadi turunan sehingga memperoleh kesinambungan antara

(Top Down Buttom Up).

50
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Supervisi pendidikan di Sekolah.


Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Depdikbud. 1997. Petunjuk Administrasi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Jakarta :Direktorat Sarana Pendidikan.
Fathurrohman, Pupuh & Suryana, AA. 2011. Supervisi Pendidikan Dalam
Pengembangan Proses Pengajaran. Bandung: Alfabeta.
Gitosudarmo. 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua, Yogyakarta: BPFE-.
Handoko, T.Hani.1995. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Kartini Kartono. 2008. Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Martoyo, Susilo. 2002. Pengetahuan Dasar Managemen dan Kepemimpinan.
Yogyakarta: BPFE.
Mulayasa, E., (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional ; Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Normina. 2017. Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan: Pendidikan

Dalam Kebudayaan. Volume. 15 No. 28.


Sahertian, P.A. (2008). Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan
DalamRangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soetopo, Hendyat. 2001. Karakteristik Karyawan, Etos Kerja, Budaya
Organisasi, dan Kepuasan Kerja Karyawan PT PLN Wilayah.Jurusan
Administrasi Pendidikan. PSSJ Manajemen Pendidikan. PPS UM.
Surat Keputusannya Nomor 35/O/2006 tentang Pedoman Praktik Pengalaman
Lapangan Bagi Mahasiswa Program studi Magister Administrasi
Pendidikan Universitas Negeri Mataram. Mataram: Direktur Pasca Sarjana

51
Thoha, Miftah. 1997. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Perkasa.
Winardi. 1983. Asas-Asas Manajemen.Jakarta PT: Raja Grafindo Persada.

52
LAMPIRAN-LAMPIRAN

53

Anda mungkin juga menyukai