Oleh
NAMA : AGUNG HIDAYAT
NPM : 09120002
JURUSAN : Pendidikan Ekonomi
Mengetahui,
Ketua Pusat Penelitian
3. Aspek integritas
Kinerja guru
Menurut Timotius (http://www.geocities.com/guruvalah:2005) Kinerja
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work performance atau job
performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi performance
saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau
prestasi kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari
pengetahuan, sikap, ketrampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu..
Masalah kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat
berkaitan dengan produktivitas lembaga atau organisasi. Faktor utama yang
mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan kemauan. Memang diakui banyak
orang mampu tetapi tidak mau sehingga tidak menghasilkan kinerja. Demikian
pula halnya banyak orang mau tetapi tidak mampu juga tetap tidak menghasilkan
kinerja. Kinerja adalah sesuatu uyang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan atau
kemampuan bekerja, dengan kata lainbahwa kinerja dapat diartikan sebagai
prestasi kerja. Henri simamora (1997:423) menyatakan bahwa prestasi kerja
(performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu
yang alhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik
kuantitas maupun kualitasnya. Sedangkan Hasibuan (2001:94) mendefinisikan
prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja merupakan gabungan
dari tiga faktor penting yaitu, kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan
dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi
tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga
faktor diatas, semakin besarlah prestasi kerja karyawan bersangkutan.
Dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa apabila seorang
pegawai telah memiliki kemampuan dalam penguasaan bidang pekerjaannya,
mempunyai minat untuk melakukan pekerjaan tersebut, adanya kejelasan peran
dan motivasi pekerjaan yang baik, maka orang tersebut memiliki landasan yang
kuat untuk berprestasi lebih baik.
Ukuran kinerja secara umum yang kemudian diterjemahkan ke dalam
penilaian perilaku secara mendasar meliputi : (1) kualitas kerja; (2) kuantitas kerja;
(3) pengetahuan tentang pekerjaan; (4) pendapat atau pernyataan yang
disampaikan; (5) keputusan yang diambil; (6) perencanaan kerja; (7) daerah
organisasi kerja.
Jadi kinerja adalah kuantitas dan kualitas yang diselesaikan oleh
individu, maka kinerja merupakan output pelaksanaan tugas. Kinerja mempunyai
hubungan yang erat dengan masalah produktivitas, karena merupakan indikator
dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang
tinggi dalam suatu organisasi. Hasibuan (1999:126) menyatakan produktivitas
adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Adapun
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Sedarmayanti
(http://www.geocities.com/guruvalah:2005) antara lain : sikap mental, pendidikan,
ketrampilan, manajemen kepemimpinan, tingkat penghasilan, gaji dan kesehatan,
jaminan sosial, iklim kerja, sarana prasarana, tekhnologi dan kesempatan
berprestasi.
Bertolak dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan kinerja guru atau prestasi kerja (performance) adalah hasil yang
dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu
dengan output yang dihasilkan tercermin baik kuantitas maupun kualitasnya.
B. Hipotesis
menurut Yatim Riyanto (2001:16) Hipotesis
merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap
permasalahan yang diajukan dalam penelitian.
Bardasarkan pendapat tersebut maka sebagai
jawaban sementara/hipotesa alternatif (Ha) dari masalah
penelitian ini adalah “Ada hubungan yang signifikan antara
Pola kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di
SMK NU 03 Kaliwungu”. Sedangkan hipotesa nol (H0)-nya
adalah “Tidak ada hubungan antara kepemimpinan kepala
sekolah dengan kinerja guru di SMK NU 03 Kaliwungu”.
Dengan demikian diduga dengan uji-t, bahwa t hitung lebih
besar dari t tabel, sehingga hipotesa alternatif (Ha) diterima.
adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik
sebanyak 55 orang.
C. Sampel
Menurut Iqbal Hasan (2002:58) sampel adalah bagian dari populasi yang
D. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel secara acak (random
sampel tidak secara acak, maka tidak dapat dijamin bahwa keseluruhan
metode sampling.
1. Observasi
2. Interview/wawancara
Kaliwungu.
3. Dokumentasi
Dari dokumentasi ini diperoleh data gambaran dan sejarah singkat serta
adalah :
sebagai berikut :
5. Kepustakaan
dalam penelitian dengan maksud untuk menguji dan akhirnya menarik suatu
n ∑XY − ( ∑X )( ∑Y )
rxy =
n ∑X 2 − ( ∑X ) 2 n ∑Y 2 − ( ∑Y ) 2
Keterangan :
n = jumlah sampel
menyatakan :
- Jika nilai rxy = 0, berarti antara dua variable tidak ada hubungan.
- Jika nilai rxy terletak antara 0 dan +1 maka hubungan antara kedua variable
dikatakan positif
- Jika nilai rxy terletak antara 0 dan -1, maka hubungan antara kedua variable
dikatakan negatif
- Jika nilai rxy antara 0,00 dan 0,20 berarti hubungan antara kedua variabel sangat
- Jika nilai rxy antara 0,20 dan 0,40 berari hubungan antara kedua variabel lemah
- Jika nilai rxy antara 0,40 dan 0,60 berari hubungan antara kedua variabel agak
lemah
- Jika nilai rxy antara 0,60 dan 0,80 berari hubungan antara kedua variabel kuat
atau erat
- Jika nilai rxy antara 0,80 dan 1,00 berari hubungan antara kedua variabel sangat
r n −2
t=
1−r
t = nilai pengujian
n = nilai sampel
- Jika t-hitung lebih kecil daripada t-tabel maka keputusan menerima hipotesis nol
(H0).
- Jika t-hitung lebih besar daripada t-tabel maka keputusan menolak hipotesis nol