Oleh:
NIM : 4192421010
PENDIDIKAN FISIKA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan yang sangat mulia tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari tenaga
kependidikan yang profesional. Salah satu tenaga kependidikan yang paling menentukan dalam
pengelolaan pendidikan dasar adalah kepala sekolah yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Tugas dan tanggung jawab
yang harus diemban oleh kepala sekolah dalam memimpin atau mengelola sekolah yaitu
meningkatkan mutu pendidikan, artinya bahwa seorang kepala sekolah dituntut untuk mampu
mengelola seluruh sumber daya pendidikan yang ada di sekolah, sehingga mampu mendukung
terhadap perwujudkan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Keadaan tersebut sebagaimana
diungkapkan dalam konsep Total Quality Manajemen bahwa mutu suatu produk ditentukan oleh
pengelolaan input, proses sampai dengan output. Dengan kata lain bahwa mutu suatu produk
akan bagus apabila bahan dasarnya diproses dengan benar dan dikontrol dengan tepat. Demikian
pula hanya dalam penyelenggaraan atau pengelolaan lembaga pendidikan, termasuk sekolah
dasar. Sementara pada pendidikan dasar, khususnya sekolah dasar di Indonesia, siswa yang
masuk (input) tidak diseleksi secara khusus, asal memenuhi persyaratan administratif mereka
bisa diterima. Dengan demikian, yang paling menentukan kualitas lulusan terletak pada
pembelajarannya. Oleh karena itu suatu langkah yang perlu ditingkatkan dalam penyelenggaraan
atau pengelolaan pendidikan di sekolah dasar yaitu menciptakan suatu sistem pengelolaan yang
berkualitas. Dalam hal ini kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang
profesional dalam peranannya memimpin sekolah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan dan
mengembangakan analisis kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja guru, baik ditinjau dari
segi standar kompetensi guru maupun kompetensi dasarnya yang hendak ditingkatkan oleh
kepala sekolah melalui kepemimpinan kepala sekolah yaitu : PERAN KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DENGAN IDE
KONSEP INOVATIF DAN KREATIF.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adaah sebagai sarana edukasi bagi calon
guru fisika manakala dalam kinerja guru harus dipimpin oleh kepala sekolah dengan alat kepala
sekolah yaitu menjadikan kepemimpinan dan kewewenangan dalam meningkatkan kinerja guru.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam
kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi
bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian
tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam
melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di
antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota
dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat
memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana
bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang saling
berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal
balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan memiliki kemampuan dalam menjalankan
kepemimpinannya, karena apabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan
yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secara maksimal.
Berdasarkan dari peranan kepemimpinan kepala sekolah tersebut, jelaslah bahwa dalam
suatu kepemimpinan, Kepala sekolah harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di
samping itu juga bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki tugas yang embannya,
sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut
3. Meyakinkan seluruh komponen sekolah mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka,
mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
Tugas kepemimpinan kepala sekolah tersebut akan berhasil dengan baik apabila seorang
kepala sekolah memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu kepala sekolah
akan tampak dalam proses di mana dia mampu mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan
atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk
keberhasilan dalam pencapaian tujuan sekolah diperlukan kepemimpinan kepala sekolah yang
profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin,
serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu kepala sekolah harus
menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja
yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam
mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan
Louise Moqvist mengemukakan bahwa “competency has been defined in the light of
actual circumstances relating to the individual and work. Sementara itu, dari Trainning Agency
sebagaimana disampaikan Len Holmes menyebutkan bahwa : ” A competence is a description of
something which a person who works in a given occupational area should be able to do. It is a
description of an action, behaviour or outcome which a person should be able to demonstrate.”
Lebih jauh, Raka Joni sebagaimana dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam
mengemukakan tiga jenis kompetensi guru, yaitu : Kompetensi profesional; memiliki
pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai
metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.
Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun
masyarakat luas. Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut
diteladani.
Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang
menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani
Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan
empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No
14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu : Kompetensi pedagogik yaitu
merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman
wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan
kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b)
stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan
bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri
secara berkelanjutan.
Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan
masyarakat sekitar.
Sebagai pembanding, dari National Board for Profesional Teaching Skill telah
merumuskan standar kompetensi bagi guru di Amerika, yang menjadi dasar bagi guru untuk
mendapatkan sertifikasi guru, dengan rumusan What Teachers Should Know and Be Able to Do,
didalamnya terdiri dari lima proposisi utama, yaitu:
Teachers are Responsible for Managing and Monitoring Student Learning mencakup: (a)
penggunaan berbagai metode dalam pencapaian tujuan pembelajaran, (b) menyusun proses
pembelajaran dalam berbagai setting kelompok (group setting), kemampuan untuk memberikan
ganjaran (reward) atas keberhasilan siswa, (c) menilai kemajuan siswa secara teratur, dan (d)
kesadaran akan tujuan utama pembelajaran.
Secara esensial, ketiga pendapat di atas tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
prinsipil. Letak perbedaannya hanya pada cara pengelompokkannya. Isi rincian kompetensi
pedagodik yang disampaikan oleh Depdiknas, menurut Raka Joni sudah teramu dalam
kompetensi profesional. Sementara dari NBPTS tidak mengenal adanya pengelompokan jenis
kompetensi, tetapi langsung memaparkan tentang aspek-aspek kemampuan yang seyogyanya
dikuasai guru.
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa
mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan
berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus harus lebih
dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru di masa mendatang
tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan
pengetahuan yang sedang berkembang dan berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini.
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki
kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih
dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, –sebagaimana disampaikan
oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah-, kiranya untuk menjadi guru yang
kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi
guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah.
Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir mengemukakan bahwa “ kepala sekolah sebagai
pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi
profesional guru.” Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di
sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan
isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas . Dalam perspektif kebijakan
pendidikan nasional, terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai :
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan
pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan
komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di
sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya,
sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat
secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan efektif dan efisien.
mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah
adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal
ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas
kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai
kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, –seperti : MGMP/MGP
tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan sebagainya–, atau melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti : kesempatan melanjutkan pendidikan atau
mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala
kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan
kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam
pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran (E. Mulyasa, 2004). Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus
keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang
bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru
dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam
melaksanakan pembelajaran.
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk
menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya.
Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat
apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu
disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui
tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para
guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik
dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi
kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan.
2.2 Pembahasan
Kinerja Guru merupakan suatu hasil yang dicapai oleh guru tersebut dalam melaksanakan
mendidik dan mengajar sesuai dengan tugas pokok fungsi guru berkaitan dengan pembelajaran.
Menurut Robbins (2003) bahwa kinerja pegawai adalah sebagai fungsi dari interaksi antara
kemampuan dan motivasi. Dalam studi manajemen kinerja guru ada hal yang memerlukan
pertimbangan yang penting sebab kinerja individual seorang guru dalam organisasi merupakan
bagian dari kinerja organisasi, dan dapat menentukan kinerja dari organisasi tersebut. Berhasil
tidaknya kinerja guru yang telah dicapai Balai diklat tersebut akan dipengaruhi oleh tingkat
kinerja dari guru secara individu maupun kelompok.
Pemimpin berupaya menumbuhkan ide merenungkan masa depan yang inovatif dengan
jalan membangun visi,serta membangun konsep menajemen seluruh personil.Kepala sekolah
yang inovatif tidak sekedar meminta guru untuk melakukan inovasi kelas,kepala sekolah juga
bertindak inovatif kemudian mempraktikannya dalam pengelolaan kelas dan sekolah secara
umum.Mengapa perlu adanya inovatif? Sering terjadi diri kepala sekolah sendiri tidak
membenahi diri tetapi dia hanya menuntut kepada para gurunya untuk berbuat sesuai ketentuan
masa kini.Suatulembaga merlukan lider yang penuh kreatifitas,ide,dan inovatif demi lembaga
yang dipimpinnya.Seorang menejer juga harus membangun interaksi dengan
lingkungan sekolah.Oleh karena itu perlunya sosok kepala sekolah yang inovatif.
Apa inovatif itu? Inovatif adalah cara baru,pratik baru,dan ide baru untuk
mengembangkan dan mengorganisir suatu lembaga yang dipimpin untuk mengarah
pada perubahan.Arah perubahan yang menuju kemajuan pada bidang akademik dan non
akademik. Kepala sekolah yang inovatif memiliki ciri sebagai berikut.
- Menyusun program baru melaksanakan dan mengevaluasi.
- Melaksanakan menejemen berbasis sekolah.
- Mengembangkan inovasi pembelajaran.
- Mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif.
- Mengembangkan profesional guru dan tenaga kependidikan.
- Menggalang parsipasi masyarakat.
Maya H (2012: 89) menyatakan menejemen berbasis sekolah adalah pengelolaan sekolah
yang didasarkan pada kondisi objektif sekolahsecara transparasi, kerjasama, kemandirian,
akuntabilitas, dan Partisipasi. Menejemen berbasis sekolah adalah langkah awal dari perjuangan
meniti keberhasilan.Penerapan manejemen berbasis sekolah mensyaratkan perubahan pola pikir,
budaya kerja, dan kultur sekolah. Iklim kerja yang baik, kaya akan kreativitas, dan mampu
menjalin kerjasama sinergis antara semua warga sekolah.
Memiliki rencana usulan yang dinamis. Kepala sekolah memiliki usulan yang mudah
dilakukan sumbernya tersedia dan rencana itu responsif, terbuka semua kalangan. Kepala
sekolah harus brinteraksi dan kolaborasi dengan pihak lain, organisasi masyarakat sebagai mitra.
Sehingga bisa bertukar pengalaman dan keterampilan. Kepala sekolah harus siap menerima
kegagalan untuk mendorong inovatif. Kegagalan merupakan langkah awal dari perjalanan
menuju kesuksesan.
Kiat- kiat kepala sekolah yang inovatif dalam memotivasi guru. Kepala sekolah berperan
aktif dalam inovatif memotivasi guru yaitu:
- Memberikan penghargaan kepada guru yang bersusah payah menyusun materi pembelajaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin pada hakikatnya
adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di
dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki
kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas
yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah sangatlah berpengaruh
terhadap peningkatan kompetensi guru. Dalam hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah
dan kompetensi guru dapat di simpulkan sebagai berikut :
1) Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan
seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku
maupun hasil yang dapat ditunjukkan.
2) Kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
3) Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa
mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa
melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya.
4) Kepala sekolah memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan
kompetensi guru, baik sebagai educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor,
leader (pemimpin), pencipta iklim kerja maupun sebagai wirausahawan.
5) Seberapa jauh kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap peran yang diembannya,
secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap
peningkatan kompetensi guru, dan pada gilirannya dapat membawa efek terhadap
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Fitrah , M. 2017. Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal
Penjaminan Mutu. 1(3) : 31-42.
Iskandar , U . 2015. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kinerja Guru. Jurnal
Visi Ilmu Pendidikan. 2(5) ; 1018-1027.
Yamin, Martinis. dkk. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.
Permadi, Dadi. 2009. Kepemimpinan Mandiri ( Profesional ) Kepala Sekolah. Bandung : Sarana
Panca Karya Nusa.
Slamet ,PH.2000. Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 5(1) : 17-
19.
Sunarto . 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Manajemen Berbasis Sekolah
dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Guru SMP di Wilayah Sub
Rayon 04 Kabupaten Demak. Jurnal Analisis Manajeman. 5(3): 42- 49.