Anda di halaman 1dari 46

OUTLINE PENELITIAN

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM SISTEM FULL DAY SCHOOL DI


MAN 1 BANDAR LAMPUNG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metedologi Penelitian Kualitatif

Dosen Pembimbing :
NURLAELI FITRIAH, M.Pd

Disusun Oleh :

Sri Dewi Rahmawati 19170004


Junita Sari 19170015

Amarilla Syawalani A 19170027


Fahmi Al Umam 19170075

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap forum pendidikan memiliki tugas untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (sdm). kiprah krusial tersebut tentu melibatkan tenaga pendidikan yang berperan
pada pengembangan kognitif, pembentukan afektif, dan psikomotorik siswa. tenaga pendidikan
yang profesional akan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab untuk
membentuk lulusan yang bermutu. kepala sekolah mempunyai tugas menjadi manajer di
lembaga sekolah diharapkan
Memiliki kecapakan dan kebijaksaan yang profesional, karena untuk mewujudkan
tujuan pendidikan. Maka oleh karena itu, menjadi kepala sekolah wajib mengembangkan serta
mengembangkan korelasi ( hubungan ) sosial menggunakan semua sumber daya sekolah, baik
terhadap pendidik serta tenaga kependidikan yang sudah memberikan pelayanan pendidikan
bagi siswa untuk tercapainya tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan.
Salah satu program unggulan yang dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan
pendidikan yang sudah dirintis oleh beberapa sekolah di Indonesia yaitu full day school.
program tadi menjadi sebuah model pendidikan alternatif dengan sistem pembelajaran sehari
penuh. dengan adanya waktu yang relatif lama di sekolah, maka peserta didik akan terbiasa
perlahan-lahan membentuk pribadinya yang baik dengan perilaku positif, mandiri, dan
kebersamaan pada kehidupannya sehari-hari. Selain itu, sistem full day school ini juga bisa
mengembangkan talenta atau bakat, minat, serta kreatifitas yang dimiliki oleh peserta didik.
Dilihat dari segi pelaksanaanya, sebagian waktu pembelajaran sistem full day school
digunakan untuk program aktivitas nonformal, fleksibel dan menyenangkan bagi siswa, dan
membutuhkan kreatifitas serta sebuah inovasi dari para pengajar. Sehingga,hal tersebut sebagai
pendorong bagi para orang tua untuk membekali anak-anaknya dengan pendidikan di sekolah
formal dan sekaligus pendidikan non formal melalui aktivitas-aktivitas yang positif.
Oleh karena itu, tenaga kependidikan yang profesional akan melaksanakan tugasnya
secara profesional, sehingga membentuk kualitas siswa yang bermutu. Ketercapaian tujuan
pendidikan sangat tergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai
pemimpin. kepala sekolah yang profesional akan mengetahui kebutuhan global pendidikan

1
serta kebutuhan sekolah secara spesifik, dengan demikian hal tersebut akan melakukan
penyesuaian , agar pendidikan dan sekolah mampu buat berkembang dan maju, sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan zaman.1
Wahjosumidjo (2005:83) mengartikan Kepala Sekolah adalah seorang tenaga
fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan
proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Pada tingkat operasional, Kepala Sekolah adalah
orang yang berada digaris terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan
pembelajaran yang bermutu. Kepala Sekolah diangkat untuk menduduki jabatan
bertanggungjawab mengkoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level
sekolah yang dipimpin.2
Dengan demikian, kepala sekolah sebagai pemimpin di pada sekolah tersebut memiliki
peranan yang sangat penting. sehingga dari uraian tersebut, sebagai alasan penulis untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Kepemimpinan kepala Sekolah pada Sistem Full Day
School di MAN 1 Bandar Lampung.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Sistem Full Day School di MAN 1
Bandar Lampung ?
2. Apakah Factor Pendorong Dan Penghambat Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Sistem
Full Day School di MAN 1 Bandar Lampung ?
3. Bagaimana Upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk mengantisipasi Faktor
Penghambat pada Sistem Full Day School di MAN 1 Bandar Lampung ?
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang dan focus penelitian di atas adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Sistem Full Day School di MAN
1 Bandar Lampung.

1
Euis Karwati dan Donni Juni Priansa. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah. (Bandung : Alfabeta, 2013) hlm.
82
2
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teori dan Permasalahannya. (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005) hlm. 83

2
2. Untuk mengetahui factor pendorong dan penghambat Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Sistem Full Day School di MAN 1 Bandar Lampung.
3. Untuk mengatahui upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam mengantisipasi
hambatan pada Sistem Full Day School di MAN 1 Bandar Lampung.
3. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan praktis.
1. Manfaat penelitian secara Teoritis, yaitu :
a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi landasan bagi kepala sekolah
dalam pengelolaan sistem Fullday School.
b. Diharapkan juga dapat menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan ilmiah
dalam bidang pendidikan di Indonesia terutama sekolah sistem fullday school.
c. Diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk melakukan evaluasi terhadap
pendidikan di Indonesia terutama pada sekolah yang menerapkan sistem fullday
school.
2. Manfaat penelitian kualitatif secara Praktis yaitu untuk memecahkan masalah. Dengan
hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaatnya.
a. Bagi sekolah bermanfaat Sebagai salah satu solusi alternatif penyelenggara
pendidikan khususnya kepala sekolah dalam Sistem Full Day School di MAN 1
Bandar Lampung.
b. Memperluas khazanah keilmuan dan pengetahuan kepustakaan mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam Sistem Full Day School di MAN 1 Bandar
Lampung.
c. Bagi penelitian bermanfaat untuk melatih dan mengembangkan keterampilan dan
kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
Kepemimpinan Kepala Sekolah

Menurut Wahjosumidjo, “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru


dengan tugas untuk memimpin suatu sekolah yang menyelenggarakan proses belajar mengajar
atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dengan murid yang
menerima pelajaran”.3

Sedangkan Abi Sujak berpendapat bahwa “Kepemimpinan merupakan pola hubungan


antar individu yang menggunakan wewenang serta pengaruh terhadap orang lain atau
sekelompok orang supaya terbentuk kerja sama dalam menyelesaikan suatu tugas”.4

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan jika Kepala Sekolah merupakan pemimpin
yang memiliki kemampuan dan wewenang untuk mempengaruhi dan memotivasi para staf,
guru, peserta didik dan seseorang yang ada dilingkungan sekolah untuk mencapai suatu tujuan
bersama.

Kepemimpinan kepala sekolah diibaratkan dengan motor atau daya penggerak daripada
sumber–sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu kelompok organisasi. Pemimpin harus
memiliki sifat yang baik untuk dijadikan contoh dalam lingkungan sekolah. Salah satunya harus
rendah hati atau sederhana, sabar atau mempunyai kestabilan emosi, suka menolong, percaya
diri, jujur dan ahli dalam jabatannya. Pimpinan sekolah adalah orang yang berada di garis
terdepan untuk mengkoordinasikan upaya peningkatan pembelajaran yang bermutu.

Keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya sangat di oleh keandalan


kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya. Peranan kepala sekolah
atau pemimpin dalam suatu organisasi sangat berpengaruh untuk mewujudkan sasaran yang

3
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1999) hlm. 83
4
Abi Sujak. Kepemimpinan, Manjer (Eksistensinya dala Prilaku Organisasi). (Jakarta: Rajawali Pes, 2009) hlm. 9

4
telah ditetapkan. Karena itu, keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh keandalan
kepemimpinan seorang pemimpin.

Peters dan Austin dalam Sallis (1993), memberikan pertimbangan spesifik mengenai
kepemimpinan pendidikan yang diberi tema Iexcellence In School Leadership. Mereka
berpendapat kepemimpinan pendidikan membutuhkan perspektif sebagai berikut:

a) Visi dan simbol. Kepala sekolah harus mengkomunikasikan nilai – nilai institusi
staffnya, siswa, dan masyarakat luas.
b) Management by walking about yang merupakan gaya kepemimpinan bagi setiap
institusi.
c) For The Kids (untuk anak - anak) istilah dalam pendidikan yang berarti ekuivalen
dengan dekat pada pelanggan.
d) Autonomi, pengalaman, dan dukungan terhadapa kegagalan. Pemimpin pendidikan
harus mendorong inovasi di antara staffnya dan siap terhadap kegagalan yang pasti
muncul dalam melakukan inovasi.
e) Menciptakan rasa “kekeluargaan”. Pemimpin perlu menciptakan suatu perasaan
sebagai komunitas di antara siswa, murid, orangtua, guru, dan staff pendukung.
f) Rasa sebagai keseluruhan, ritme, keinginan kuat, intensitas, dan antusiasme.

Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus memperhatikan dan mempraktekkan fungsi


kepemimpinan dalam kehidupan sekolah. Adapun fungsi–fungsi kepemimpinan adalah sebagai
berikut:
a) Dalam menghadapi warga sekolah yang beragam, kepala sekolah harus bertindak
arif, bijaksana dan adil. Dengan kata lain kepala sekolah harus dapat
memperlakukan semua warga sekolah dengan sama, sehingga dapat menciptakan
semangat kebersamaan di antara guru, staf, dan para siswa.
b) Kepala sekolah memberi saran atau sugesti, anjuran sehingga dengan saran yang
diberikan dapat memelihara dan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa
kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing – masing.
c) Kepala sekolah memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para
guru, staf, dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
5
d) Kepala sekolah harus dapat menciptakan rasa aman dalam ligkungan sekolah,
sehingga para guru, staf, dan siswa dalam melaksanakan tugasnya merasa aman,
bebas dari perasaan gelisah, kekhawatiran, serta memperoleh jaminan keamanan
dari kepala sekolah.
e) Kepala sekolah harus menjaga integritasnya sebagai orang yang menjadi pusat
perhatian karena akan menjadi orang yang mewakili kehidupan sekolah dimana dan
dalam kesempatan apapun.
f) Kepala sekolah sumber semangat bagi para guru, staf, dan siswa sehingga mereka
menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara
bertanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah.
g) Kepala sekolah harus dapat menghargai apapun yang dihasilkan oleh bawahannya.5
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah atau Kepala Madrasah
Menurut Stoner dan Freeman (1996) dalam bukunya Manajemen Jilid I, terj. Alexander
Sindoro, merumuskan tipe kepemimpinan untuk masa depan “The Future of Leadership
Theory”, yaitu : transformational or charismatic leadership, selain gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas, gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan, dan gaya
kepemimpinan model Fiedler.
a) Gaya Kepemimpinan yang Berorintasi pada Tugas. Kepala sekolah yang memiliki
gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas akan mengawasi bawahan secara
ketat untuk memastikan bahwa tugas dilaksanakan secara memuaskan. Pelaksanaan
tugas itu jauh lebih penting bagi mereka ketimbang pertumbuha kawyawan atau
kepuasan pribadi.
b) Gaya Kepemimpinan yang Berorientasi pada Bawahan. Kepala sekolah yang
berorientasi pada karyawan lebih berusaha memotivasi daripada mengendalikan
bawahan. Mereka mengupanyakan hubungan sahabat, saling percaya, saling
menghargai dengan karyawan, dan sering mengizinkan untuk berperan serta dalam
membuat keputusan – keputusan yang mempengaruhi mereka.
c) Gaya Kepemimpinan Model Fiedler. Gaya kepemimpinan yang ditawarkan Fiedler
serupa dengan gaya yang berorientasi pada karyawan dan tugas. Perbedaannya

5
Helmawati. Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah / Madrasah Melalui Manajerial Skills. (Jakarta: Rineka Cipta,
2014) hlm. 34-38.

6
ialah alat ukur yang dipakainya. Fiedler mengukur gaya kepemimpinan pada skala
yang menunjukkan tingkat seseorang menguraikan secara menguntungkan atau
merugikan rekan kerjanya yang paling tidak disukai atau rekan kerja yang hampir
tidak dapat diajak bekerja sama.
d) Gaya Kepemimpinan Masa Depan: Trasformasional dan Karismatik. Gaya
kepemimpinan transformasional berdasarkan Bernard M.Bass memotivasi kita
untuk berbuat lebih dari apa yang sesungguhnya diharapkan dari kita dengan
meningkatkan arti penting dan nilai tugas di mata kita, dengan mendorong kita
mengorbankan kepentingan kita sendiri dami kepentingan tim, organisasi, atau
kebijakan yang lebih besar dan dengan menaikakn tingkat kebutuhan kita ke taraf
yang lebih tinggi seperti aktualisasi diri. Gaya kepemimpinan karismatik
mempunyai tingkat kekuasaan rujukan yang sangat tinggi dan bahwa sebagian dari
kekuasaan tersebut berasal dari keinginan mereka untuk memengaruhi orang lain.6
Kepemimpinan Kepala Sekolah Menurut Islam
Kepemimpinan Islami dipandang sebagai sesuatu yang bukan diinginkan secara
pribadi, tetapi lebih dipandang sebagai kebutuhan tatanan sosial. Al – Qur’an telah menjelaskan
bahwa definisi kepemimpinan sebagai bukan sesuatu yang sembarang atau sekedar senda
gurau, tetapi lebih sebagai kewenangan yang dilaksanakan oleh pribadi yang amat dekat dengan
prinsip – prinsip yang digariskan Al – Qur’an dan Al – Sunnah.
Pentingnya pemimpin dan kepimimpinan itu perlu dipahami dan dihayati oleh setiap
umat Islam di negeri yang mayoritas warganya beragama Islam itu, meskipun Indonesia
bukanlah negara Islam. Allah SWT telah memberitahu kepada manusia, tentang kepemimpinan
dalam Islam, sebagaimana dalam Al – Qur’an ditemukan banyak ayat yang berkaitan dengan
masalah kepemimpinan. Di antaranya Firman Allah SWT dalam QS. Al – Baqarah : 30, yang
berbunyi:7
‫حبسن نحنو ءامدلا كفسيو اهيف دسفي نم اهيف لعجتا اولاق ةفيلخ ضرلْا ىف لعاج ينا ةكىلملل كبر لاق ذاو‬
‫نوملعت ل ام ملعا ينا لاق كل سدقنو كدمحب‬

6
A.F Stoner, James dan Edward Freeman. Manajemen Jilid I, terj. Alexander Sindoro. (Jakarta: PT Prahallindo, 1996)
hlm. 95
7
Al-Qur’anul Karim Surat Al-Baqarah (2) ayat 30

7
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi”. Mereka berkata :”Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal senantiasa kami bertasbih, dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau!” Tuhan Berfirman :”Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa khalifah (pemimpin) adalah pemegang mandat Allah
Swt, untuk mengemban amanah dan kepemimpinan langit di muka bumi. Jabatan pemimpin
merupakan jabatan yang istimewa sebab, pemimpin organisasi apapun diisyaratkan memiliki
berbagai kelebihan menyangkut pengetahuan, perilaku, sikap, maupun keterampilan dibanding
orang lain. Pada umumnya, seseorang memiliki kelebihan–kelebihan tertentu, tetapi sebaliknya
juga memiliki kelemahan–kelemahan tertentu. Figure pemimpin yang ideal sangatlah
diharapkan oleh masyarakat, lantaran seorang pemimpin menjadi contoh terbaik dalam segala
ucapan, perbuatan, dan kebiasaan, termasuk dalam hal berpakaian.
Pengertian Full Day School
Menurut etimologi kata full day school berasal dari bahasa inggris. Full mengandung
arti penuh, dan day artinya hari. Jika digabung, akan mengandung arti sehari penuh. Sedangkan
school mempunyai arti sekolah. Full day school adalah sebuah system pembelajaran yang
dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sehari penuh dengan memadukan
system pembelajaran secara intensif yaitu dengan memberikan tambahan waktu khusus untuk
pendalaman selama lima hari dan sabtu di isi dengan relaksasi atau kreativitas.

Dimulainya sekolah sejak pagi hari sampai sore hari, sekolah lebih leluasa mengatur
jam pelajaran yang mana disesuaikan dengan bobot pembelajaran dan ditambah dengan model-
model pendalamannya. Sedangkan waktunya digunakan untuk program-program
pembelajaran yang bernuansa informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan
membutuhkan kreatifitas dan inovasi seorang guru. Dalam hal ini, syukur yang berpatokan
dalam hal penelitian mengatakan “bahwa waktu belajar yang efektif pada anak itu hanya tiga
sampai empat jam sehari (dalam suasana formal) dan tujuh sampai delapan jam sehari (dalam
suasana informal).

8
Adanya penerapan sistem full day school ini lamanya waktu pembelajaran tersebut tidak
akan menjadi beban, karena sebagian waktunya digunakan untuk waktu-waktu informal. Lebih
banyaknya waktu yang tersedia di sekolah full day school memungkinkan para staf guru untuk
merancang kurikulum yang dikembangkan. Dengan demikian selain materi yang wajib
diajarkan sesuai peraturan dari pemerintah, terbuka kesempatan untuk menambahkan materi
lain yang dipandang sesuai dengan tujuan pendidikan di lembaga tersebut. Kurikulum yang
dipergunakan di sekolah full day school dirancang berdasarkan pengalaman dan masukan dari
beberapa lembaga lain seperti tempat penitipan anak dan kurikulum TK / SD al-Quran yang
telah dikembangkan dengan tetap mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh Diknas.

Full day school merupakan program pendidikan yang seluruh aktivitas berada di
sekolah (sekolah sepanjang hari) dengan ciri integrated activity dan integrated curriculum.
Dengan pendekatan ini maka seluruh program dan aktivitas anak di sekolah mulai dari belajar,
bermain, makan dan ibadah dikemas dalam suatu sistem pendidikan. Dengan sistem ini pula
diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kehidupan yang islami pada anak didik secara utuh
dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan. konsep pendidikan yang dijalankan sebenarnya
adalah konsep effective school, yakni bagaimana menciptakan lingkungan yang efektif bagi
anak didik. Sebagai konsekuensinya, anak–anak didik diberi waktu lebih banyak di lingkungan
sekolah. Dengan sistem ini pula diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kehidupan yang
islami pada anak didik secara utuh dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan. konsep pendidikan
yang dijalankan sebenarnya adalah konsep effective school, yakni bagaimana menciptakan
lingkungan yang efektif bagi anak didik. Sebagai konsekuensinya, anak–anak didik diberi
waktu lebih banyak di lingkungan sekolah.8

Tujuan Full Day School

Ada tiga alasan yang melandasi lahirnya sistem pembelajaran full day school. Pertama
adalah mengurangi pengaruh negatif dari luar pada anak usai sekolah. Banyak masalah serius
pada anak-anak karena terpengaruh dari lingkungan di luar sekolah dan rumah. Dan
kebanyakan lingkungan dari luar tersebut membawa pengaruh yang negatif bagi anak- anak.
Oleh karena itu, maka perlu diimplementasikan full day school guna meminimalkan pengaruh

8
Journal Universitas and others, ‘Full-Day School’, 71–87.

9
negative pada anak, termasuk televisi dan media elektronik lainnya. 9 Kedua, dengan
diimplementasikan sistem pembelajaran full day school, maka rentang waktu belajar di sekolah
relatif lebih lama sehingga memaksa siswa belajar mulai pagi hingga sore hari, sehingga waktu
belajar di sekolah lebih efektif dan efisien. Dengan sistem pembelajaran full day school ini,
maka anakanak tidak hanya diajarkan dengan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi mereka juga
dididik dengan ilmu agama sehingga ada keseimbangan antara IPTEK dan IMTAQ sebagai
bekal hidupnya kelak. Ketiga, dengan diterapkannya sistem pembelajaran full day school, maka
sangat membantu orang tua siswa terutama yang sibuk bekerja. Karena dengan sistem
pembelajaran full day school ini, maka anak-anak harus belajar mulai pagi hingga sore hari
sehingga orang tua tidak lagi direpotkan dengan urusan mengasuh anak, mengawasi, dan lain
sebagainya. Orang tua tidak akan merasa khawatir anaknya terkena pengaruh negatif, karena
anaknya akan seharian berada di sekolah yang artinya sebagian besar waktunya dimanfaatkan
untuk belajar.

Pengelolaan Full Day School

Pengelolaan dalam system pembelajaran full day school , sebuah lembaga pendidikan
harus memiliki visi, misi dan tujuan yang kuat serta program kegiatan pembelajaran dan
praktek pelaksanaan yang jelas. Karena di tengah pesatnya perkembangan inovasi pendidikan,
para pendidik sering kali merasa kesulitan dalam mengaplikasikannya terutama dalam
kaitannya dengan pengembangan kurikulum pengajaran. Konsep yang digunakan dalam
pelaksanaan full day school adalah untuk pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran yaitu
mengembangkan kreatifitas yang mencakup integrasi dari kondisi tiga ranah yaitu kognitif,
psikomotorik dan afektif. Selain itu penerapan sistemn full day school harus memperhatikan
juga jenjang dan jenis pendidikan, selain kesiapan fasilitas, kesiapan seluruh komponen di
sekolah, kesiapan program-program pendidikan.

Aktualisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Peran kepala sekolah dalam aktualisasi kepemimpinan kepala sekolah dalam


implementasi sistem full day school sebagai perancang, pelaksana, dan pengawas program

9
Kabupaten Gowa, ‘Program Pembelajaran Fullday School ( Studi Fenomenologi Di Sekolah Alam Insan Kamil’,
2018.

10
sistem full day school. Ketiga kegiatan tersebut sebagai bentuk proses dari program sistem full
day school pada organisasi sekolah untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pertama, sebagai perancang dalam mengelola full day school kepala sekolah melakukan
perencanaan kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga pendidika dan kependidikan, peserta
didik, dan keuangan. Kepala sekolah memiliki peran dalam mengembangkan kurikulum
berdasarkan konsep dasar, tujuan, ruang lingkup kurikulum, serta minat dan kebutuhan perserta
didik dalam kurikulum sistem full day school tersebut. Pada bidang sarana prasarana, kepala
sekolah membimbing guru untuk mengelola, merawat, mengembangkan, menggunakan media
dan fasilitas pembelajaran sebagai penunjang kegiatan sistem full day
school.
Kedua, sebagai pelaksana dalam mengelola full day school kepala sekolah melakukan
pengorganisasian dalam pembagian tugas sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing,
memberikan motivasi, kepemimpinan yang bertanggung jawab, serta pengambilan keputusan.
Pengorganisasian tugas sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing, yaitu: 1) Kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah yang visioner bertugas mengembangkan intuisi, imajinasi,
dan kreatifitasnya berdasarkan visi sekolah serta terus memandang jauh kedepan untuk
menghadapi tantangan di era global; 2) Guru kelas, Guru Bidang Studi, dan Guru Pembelajaran
Al-Qur’an memiliki tugas mentranfer ilmu, mendidik, dan menciptakan budaya karekter pada
peserta didik; 3) Pelatih ekstrakulikuler bertugas menfasilitasi dan mengembangkan bakat serta
minat peserta didik; 4) Konselor, laboran, pustakawan bertugas memberikan dan mendukung
layanan belajar yang efektif dan berkualitas berdasarkan tupoksinya masing-masing; 5) Dokter,
tenaga ahli gizi, tenaga perawat bertugas memberikan pelayanan kesehatan di sekolah;
6) Tenaga administrasi, tenaga keuangan bertugas melayani kegiatan administrasi dan
keuangan sekolah; dan 7) Pramuniaga koperasi, Satpam, Tenaga kebersihan, dan Tenaga dapur
memiliki tugas memberikan pelayanan yang ramah dan sopan kepada semua warga sekolah
sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Ketiga, sebagai pengawas dalam mengelola full day school kepala sekolah melakukan
rapat evaluasi, laporan bulanan, dan presensi. Sedangkan dalam proses belajar mengajar, kepala
sekolah setiap semester melakukan supervisi pembelajaran kepada guru-guru di sekolah.
Dalam hal ini, Harun (2009) menjelaskan tentang tujuan evaluasi program pendidikan

11
pada setiap pokok bahasan, semesteran, dan tahunan adalah untuk mengetahui sejauhmana
kesiapan dan tercapainya tujuan pendidikan secara umum dan tujuan kurikuler secara khusus.
Penelitian Relevan
Pertama, jurnal Realita Volume 15, No. 1 Tahun 2017, yang berjudul “Penerapan
Sistem Fullday School Dala Rangka Peningkatan Kualitas Pendidikan Di MI Al-Qamar Bogor,
Nganjuk” yang diteliti oleh Addin Arsyadana. Dalam penelitian ini, Addin Arsyadana ingin
mengetahui apakah sistem sekolah sehari penuh dapat meningkatkan kualitas Pendidikan,
fakto-faktor yang dapat menjadi penghambat dan pendukung pelaksanaan, dan seberapa jauh
sistem sekolah sehari penuh dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Kedua, Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 6, Nomor 1, April 2018 hlm
65-74, p-ISSN: 2338-1140 e-ISSN: 2527-3043 yang berjudul “Analisis Implementasi Fullday
School Sebagai Upaya pembentukan Karakter Siswa Di Sd Muhammadiyah 4 Kota Malang”
oleh Endah Wulandari, Marhan Taufik dan Kuncahyono. Dalam penelitian ini Endah
Wulandari, dkk bertujuan untuk mengetahui: (1) implementasi Fullday School dalam
pembentukan karakter siswa di SD Muhammadiyah 4 Malang, (2) kendala implementasi
Fullday School dalam pembentukan karakter siswa di SD Muhammadiyah 4 Malang, dan (3)
Solusi atas kendala implementasi Fullday School dalam pembentukan karakter siswa di SD
Muhammadiyah 4 Malang.
Ketiga, Jurnal JPSD Vol. 4 No. 1 Tahun 2017 ISSN 2356-3869 yang berjudul
“Kesiapan Sekolah Dalam Implementasi Program Fullday School (Fds) Sd Muhammadiyah Di
Kota Yogyakarta” yang diteliti oleh Nur Hidayah. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kesiapan sekolah Muhammadiyah dalam implementasi program FDS dalam
hal: 1)Kesiapan kurikulum sekolah, 2)Kesiapan pendidik dan tenaga kependidikan.
3)Kesiapan peserta didik, 4)Kesiapan sarana prasarana, dan 5)Kesiapan pembiayaan.

Kajian Konseptual

Kepemimpinan kepala sekolah menjadi factor penentu dalam proses Pendidikan yang
berlangsung di sekolah serta sangat berpengaruh tehadap keberhasilan suatu sekolah.
Keberhasilan suatu sekolah untuk mencapai tujuannya antara lain sangat ditentukan oleh
keandalan kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya. Peranan kepemimpina
dalam suatu organisasi sangat bepengaruh untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan.

12
Oleh karena itu, keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh keandalan
pemimpin di suatu sekolah. Kepala sekolah harus menciptakan lingkungan sekolah yang
nyaman bagi semua warga sekolah. Apalagi sekolah yang menerapkana sistem fullday school
yang mana sekolah sampai satu harian penuh, dimulai dari jam 7.15 sampai 15.30 atau setelah
shalat ashar. Sistem fullday school merupakan ciri sekolah terpadu yang proses kegiatan
pembelajaranya mengharuskan sekolah merancang perencanaan pembelajaran dari pagi hingga
sore yang berarti hampir seluruh aktifitas anak berada di sekolah, mulai dari belajar, makan,
bermain dan ibadah yang dikemas dalam sistem pendidikan.

Dengan sistem ini pula diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kehidupan yang
Islam pada anak secara utuh dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan. Sehingga disinilah letak
fungsi kepemimpinan kepala sekolah, salah satunya bagaimana kepala sekolah agar dapat
menciptakan rasa aman dalam ligkungan sekolah, sehingga para guru, staf, dan siswa dalam
melaksanakan tugasnya merasa aman, bebas dari perasaan gelisah, kekhawatiran, serta
memperoleh jaminan keamanan dari kepala sekolah. Dalam melaksanakan fungsi
kepemimpinan tersebut, maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan.

Sebagaimana dilihat dari observasi penulis dilapangan bahwa kepemimpinan kepala


sekolah di MAN 1 Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

1. Kepala sekolah disiplin, dengan datang diawal waktu sebelum para guru dan peserta
didik datang sekolah, dari segi perpakaian juga rapi dan bersih, serta disiplin dalam
hal kebersihan sekolah hal ini dilihat bahwa sekolah tersebut bersih akan sampah.
2. Ketika ada rapat kepala sekolah dalam memimpin rapat sangat demokratis, hal ini
terlihat ketika gutu-guru menyampaikan kritik dan sarannya dalam rapat, beliau
mendengarkannya. Dan Ketika memutuskan rapat selalu mengedepankan hasil
mufakat bersama.
3. Kepala sekolah MAN 1 Bandar Lampung merupakan orang yang cepat tanggap dan
lincah dalam segala hal. Selain itu, keterlibatan kepala sekolah selalu terlibat
langsung dalam hal apapun dan aktifmdalam rapat yang diselenggarakan. Kepala
sekolah sebagai pemimpin selalu hadir dalam rapat sekolah kecuali kepala sekolah
ada acara yang mendesak seperti agenda rapat yang mendadak dari dinas.

13
4. Kepala sekolah ketika menyampaikan suatu pidato misalnya ketika ada kegiatan
disekolah atau upacara bendera, beliau memberikan motivasi dan arahan yang
membangun dan mengajak semua peserta didik untuk tidak bermalas-malasan dan
tidak menghabiskan waktu untuk bermain, namun harus selalu belajar dan menimba
ilmu yang bermanfaat.
5. Kepala sekolah dalam hal memimpin bawahan seperti guru, staf dan siswa selalu
memberikan pembinaan secara langsung seperti membimbing, memotivasi,
memberikan arahan-arahan secara langsung kepada staf, guru maupun siswa. Selain
itu, kepala sekolah selalu berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang ada disekolah dan
bersikap santai, tegas, fleksibel, dan disiplin tidak terlalu terlalu formal namun
tetapi bertanggungjawab serta dapat mengayomi dan memberikan contoh yang baik
terlebih dahulu.
6. Kepala sekolah juga ramah dalam bergaul, tidak membeda-bedakan guru yang
satu dengan yang lain, humoris, dan menyenangkan. Hal ini yang membuat staf
sekolah merasa tidak kaku dalam bergaul dengan beliau.

Faktor pendorong dan penghambat Kepemimpinan Kepala Sekolah pada Sistem Full
Day School di MAN 1 Bandar Lampung. Adapun faktor pendorong dan penghambat
kepemimpinan kepala sekolah pada sistem fullday school di MAN 1 Bandar Lampung, yaitu:

1. Sarana dan prasarana, dimana saat peneliti melakukan observasi bahwa sarana dan
prasarana bagus dan lengkap. Baik didalam kelas maupun di luar kelas. Seperti
adanya ruang kelas, lab Komputer, toilet, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang
TU, ruang petry, kantin, masjid, ruang ganti pakaian, tempat wudhu, Televisi, papan
tulis, Kipas Angin, Ac di ruang LAB, despenser setiap kelas, lemari buku disetiap
kelas, UKS, Panggung seni tari, Lapangan Upacara, Lapangan Olahraga,
Perpustakaan, Asrama, Ruang BK, Ruang Pertemuan dan dilengkapi dengan
halaman. Jadi dengan terpenuhinya sarana dan prasarana yang ada di dalam dan luar
ruangan, maka akan menjadikan peserta didik lebih nyaman saat belajar.
2. Tenaga pendidik dan kependidikan, dimana mereka adalah ujung tombak dalam
pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal.

14
3. Hubungan masyarakat, dimana dengan adanya hubungan yang baik antara
masyarakat dan pihak sekolah maka akan mendukung sekolah menjadi lebih baik
dan berkualitas.

Adapun faktor penghambat dalam sistem fullday school di MAN 1 Bandar Lampung
yaitu:

Pertama, Sarana dan Prasarana, walaupun di pernyataan atas peneliti mengatakan


sudah cukup bagus namun belum sepenuhnya. Karena dari yang peneliti lihat
bahwa ada kurangnya sarana dan prasarana yang perlu ada penambahan lagi.
Seperti ruang laboratorium yang harus ditambah 1 ruangan lagi, karena kapasistas
untuk 700+ siswa yang belum memadai (sehingga jika diadakan ujian berbasis
online akan memakan waktu pergantian dengan 3 sesi), lapangan olahraga yang
perlu ada perhatian lagi, ruang pertemuan yang masih kurang sedikit lebar
dikarenakan kapasistas yang cukup banyak sehingga saat pertemuan gabungan dari
kelas 10,11,12 ruang masih terasa sedikit sempit.

Kedua, kurangnya komunikasi antara kepala sekolah dengan guru. Hal ini
menimbulkan keslahpahaman instruksi dari kepala sekolah sehingga tersampaikan
dengan kurang jelas atau guru yang terkadang kurang memahami instruksi dari
kepala sekolah.

Ketiga, komunikasi dengan orang tua dimana orang tua terkadang kurang terima
dengan program sekolah dan kurang mendukung. Ada juga sikap orangtua yang
terkadang menyerahkan semua ke pihak sekolah, padahal perlu adanya kerjasama
antara pihak sekolah dengan wali murid. Dan juga faktor siswa kitalah yang mana
terkadang Pendidikan mereka itu masih kurang, dimana usia mereka itu masih
remaja jadi masih perlu terus menerus di didik. Jadi faktor-faktor inilah yang
menghambat perencanaan kita sehingga kita masih perlu lebih sering mengadakan
pengawasan, solusi dan juga mengingatkan kembali semua pihak untuk tetap
bekerja sama dalam melaksanakan program Pendidikan.

Keempat, dalam sistem fullday ini terdapat anak-anak yang kurang perhatian atau
kurang kasih sayang dari orangtuanya karena mereka menghabiskan waktu

15
disekolah. Sehingga saat ada masalah dirumah dengan orangtuanya dibawa ke
sekolah dan dilampiaskan disekolah.

Upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai pemimpin dalam mengantisipasi


factor penghambat dalam Sistem Full Day School di MAN 1 Bandar Lampung. Didalam
suatu sekolah pasti adanya faktor penghambat dan tantangan yang terjadi di sekolah. Namun
pasti ada solusi yang dilakukan oleh pihak sekolah terutama kepala sekolah untuk mengatasi
faktor penghambat dan tantangan tersebut. Adapun upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah
dalam mengatasi faktor penghambat dalam sistem fullday school di MAN 1 Bandar Lampung,
adalah sebagai berikut:

Pertama, Upaya yang dilakukan dalam mengatasi faktor penghambat dari sarana
dan prasarana misalnya ruang pertemuan, dapat diatasi dengan kepala sekolah
membuat kebijakan untuk membagi jadwal pertemuan atau pertemuan yang
mengharuskan gabungan kelas 10,11,12 dilakukan di ruang terbuka. Seperti saat
hari sabtu setelah senam pagi.

Kedua, untuk kesalahpahaman informasi sebagiknya dilakukan rapat terkait


teknis pelaksanaan atau memberikan cros check tehadap informasi yang tersebar.
Dengan demikian kesalahpahaman instruksi dapat dihindari.

Ketiga, melibatkan orangtua dala program sekolah dengan mengadakan rapat


tehadap wali murid atau pemberitahuan terkait program sekolah. Hal ini dilakukan
supaya orang tua dapat mengetahui program apa yang sedang direncanakan atau
sedang dijalani oleh sekolah tersebut.

Keempat, memberikan jam konseling bagi para siswa/I terkait permasalahan yang
dihadapi. Jam konseling ini bisa dilaksanakan di luar jam pelajaran atau di hari
sabtu yakni hari ekstrakulikuler.

16
Berikut Ini Kerangka Konseptual

Kepemimpinan Kepala
Sekolah Pada Sistem
Full Day School

Aktualisasi kepemimpinan kepala sekolah


dalam sistem full day school

Tantangan aktualisasi full day


Faktor penghambat
school
kepemimpinan full day school

Upaya Kepala Sekolah untuk mengantisipasi


factor penghambatan dan tantang yang tejadi
pada sistem full day school

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Pendekatan Penelitian

Di dunia Pendidikan penelitian yang tekenal terbagi menjadi dua penelitian, dalam hal
ini penelitian yang dilakukan mengggunakan metode penelitian kualitatif. Peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Untuk melakukan penelitian seseorang dapat
menggunakan meteode penelitian tersebut. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.10

Mengacu kepada Strauss dan Corbin dalam Salim (2015) penelitian kualitatif adalah
suatu jenis penelitian dengan prosedur penemuan yang dilakukan dan tidak menggunakan
prosedur statistic dan kuantifikasi. Dalam hal ini penelitian kualitatif adalah penelitian tentang
kehidupan seseorang, cerita, perilaku dan juga tentang fungsi organisasi, Gerakan social, atau
hubungan timbal balik.11 Dengan menggunakan data kualitatif disertai penelitian secara
langsung ke lapangan tujaun untuk mengetahui pengelolaan sistem Full day School yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin di MAN 1 Bandar Lapung dapat diketahui.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan di MAN
1 Bandar Lampung. Penelitian ini akan mendeskripsikan dan menganalisis data berkaitan
dengan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam pengelolaan Sistem Full Day School.

C. Partisipan dan Setting Penelitian

Dalam penelian ini sumber data yang digunakan ialah manusia sebagai informan.
Dikarenakan penelitian ini dilakukan pada Lembaga Pendidikan, tepatnya MAN 1 Bandar
Lampung, maka dari itu yang menjadi informan yaitu Kepala sekolah sebagai pemimpin di

10
Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: CV. Alfabeta, 2005) hlm. 62
11
Salim dan Syahrum. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Ciptapustaka Media, 2015) hlm. 41

18
sekolah, Wakil Kepala Sekolah sebagai pembantu Kepala sekolah, guru sebagai tenaga
pendidik dan siswa sebagai peserta didik yang menjalankan langsung sistem Full Day School.

Menurut Lofland (dalam Moleong, 2006) sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata, dan Tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.12
Yang dimaksud kata-kata dan Tindakan adalah Tindakan orang yang diamati atau diwawancarai
sebagai sumber data utama (primer). Sedangkan sumber data lainnya bisa berupa sumber tetulis
(sekunder), dan dokumentasi seperti foto.

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan dan
wawancara dengan informan. Peneliti akan wawancara dengan informan untuk menggali
informasi mengenai kepemimpinan kepala sekolah dalam sistem Fullday School. Penelitian ini
yang menjadi sumber data utama adalah kepala sekolah MAN 1 Bandar lampung. Sumber data
pendukung dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah, TU, dan guru untuk mengecek
kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berabagai sudut pandang yang
berbeda agar mengurangi perbedaan yang tejadu pada saat pengumpulan dan analisis data.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data tambahan berupa informasi yang akan melengkapi data
primer. Data tambahan yang dimaksud meliputi dokumen atau arsip didapatkan dari berbagai
sumber, foto pendukung yang sudah ada, maupun foto yang dihasilkan sendiri, serta data yang
terkait dalam penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting


(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada
observasi berperan serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi, (Sugiyono, 2008: 225).13
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi,

12
Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006)
13
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2018) hlm. 225

19
wawancara, dan dari dokumentasi dalam rangka mengumpulkan data-data untuk keperluan
penelitian.

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan pengamatan terhadap objek


penelitian dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. 14 Metode ini digunakan
untuk mengamati dan mencatat letak geografis, kondisi siswa, struktur organisasi, dan
kegiatan guru dalam pembelajaran, dan kegiatan kepemimpinan kepala sekolah.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan


dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
sumber data. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang
yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.15

Peneliti menggunakan pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan dalam


beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada kepala sekolah MAN 1 Bandar Lampung, Wakil
Kepala Sekolah, Para guru, staf sekolah, dalam menjalankan sistem Full Day School tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.16
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan
misalnya data tentang sejarah berdirinya MAN 1 Bandar Lampung, keadaan siswa, guru serta
karyawan, struktur organisasi, sarana pendidikan, jadwal pelajaran, struktur kurikulum serta
terutama sumber data yang berkaitan dengan pengelolaan sistem full day
school di MAN 1 Bandar Lampung.

14
Mohammad Ali. Penelitian Pendidikan: Prosedur dan Strategi (Bandung: Angkas, 1982) hlm. 91
15
Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosyakarya, 2006) hlm. 180
16
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Renaka Cipta, 2013) hlm. 274

20
E. Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif faktor keabsahan data juga sangat diperhatikan karena
suatu hasil penelitian tidak ada artinya jika tidak mendapat pengakuan atau terpercaya. Untuk
memperoleh pengakuan terhadap hasil penelitian ini terletak pada keabsahan data penelitian
yang telah dikumpulkan. Berpedoman pada pendapat Lincoln dan Guba (1985:300), untuk
mencapai trustworthiness (kebenaran), dipergunakan teknik kredibilitas, transferabilitas, dan
depentabilitas yang terkait dengan proses pengumpulan dan analisis data.17

1. Kredibilitas (Keterpercayaan)

Adapun usaha untuk lebih terpercaya, interpretasi dan temuan dala penelitian ini
dilakukan dengan cara:

a. Keterikatan yang lama (prolonged engagement) peneliti dengan yang diteliti dalam
kegiatan memimpin yang dilaksanakan oleh pimpinan umum di pesantren yaitu
dilaksanakan dengan tidak tergesa – gesa sehingga pengumpulan data dan informasi
tentang situasi sosial dan fokus penelitian akan diperoleh secara sempurna.
b. Ketekunan pengamatan (persistent observation) terhadap cara – cara pemimpin oleh
pimpinan umum dalam pelaksanaan tugas dan Kerjasama oleh para actor – aktor di lokasi
penelitian untuk memperoleh informasi yang terpercaya.
c. Melakukan triangulasi (triangulation), yaitu informasi yang diperoleh dari beberapa
sumber diperiksa silang dan antara data wawancara dengan data pengamatan dan
dokumentasi.
d. Mendiskusikan dengan teman sejawat yang tidak berperan serta dalam penelitian,
sehingga penelitian akan mendapat masukan dari orang lain.
e. Kecukupan referensi, dalam konteks ini peneliti mengembangkan kritik tulisan untuk
mengevaluasi tujuan yang telah dirumuskan.
f. Analisis kasus negatif. Analisis kasus negatif dilakukan dengan cara meninjau ulang
hal–hal yang sudah terjadi, tercatat dalam catatan lapangan, apakah masih ada data yang
tidak mendukung data utama.

17
Lincoln and Guba. Naturalistic Inquiry. (New Delhi: Sage Publication, 19855) hlm. 300

21
2. Transferabilitas (Transfrability)

Transferabilitas merupakan kecocokan arti fungsi unsur – unsur yang tekandung


dalam fenomena studi dan fenomena lain di luar ruang lingkup studi. Cara yang ditempuh
untuk menjamin ketealihan (transferability) ini adalah dengan melalukan uraian rinci dari data
ke teori atau dari kasus ke kasus lain, sehinga pembaca dapat menerapkannya dala konteks
yang hampir sama.

3. Dependabilitas (Dependability)

Dalam penelitian ini dependabilitas dibangun sejak dari pengumpulan data dan
analisis data lapangan serta saat penyajian data laporan penelitian. Dalam pengembangan
desain keabsahan data dibangun mulai dari pemilihan kasus dan fokus, melakukan orientasi
lapangan dan pengembangan kerangka konseptual.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah
selesai di lapangan. Penulis menggunakan analisis data dengan model Miles dan Huberman,
yaitu analisis data yang dilakukan secara langsung dan terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh.

Kegiatan dalam analisis data dalam penelitian ini, yakni:

1. Kegiatan reduksi data (data reduction)

Reduksi data adalah bagian dari proses yaitu betuk analisis untuk mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, untuk mengatur data
sehingga dapat dibuat kesimpulan.18 Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal yang pokok dari
data yang di dapat dari lapangan, merangkum, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan
dicari tema dan polanya. Proses reduksi ini dilakukan secara bertahap, selama dan setelah

18
Effi Aswita Lubis. Metode Penelitian Pendidikan. (Medan: Unimed Press, 2012) hlm. 139

22
pengumpulan data sampai laporan hasil. Penulis memilah-milah data yang penting yang
berkaitan dengan fokus penelitan dan membuat kerangka penyajiannya.

2. Penyajian data (data display)

Setelah mereduksi data, maka langkah selanjunya adalah mendisplay data. Di dalam
kegiatan ini, penulis menyusun kembali data berdasarkan klasifikasi dan masing-masing
topik kemudian dipisahkan, kemudian topik yang sama disimpan dalam satu tempat, masing-
masing tempat dan diberi tanda, hal ini untuk memudahkan dalam penggunaan data agar tidak
terjadi kekeliruan.

3. Penarikan kesimpulan

Data yang dikelompokan pada kegiatan kedua kemudian diteliti kembali dengan
cermat, dilihat mana data yang telah lengkap dan data yang belum lengkap yang masih
memerlukan data tambahan, dan kegiatan ini dilakukan pada saat kegiatan berlangsung.
Setelah data dianggap cukup dan telah sampai pada titik jenuh atau telah memperoleh
kesesuaian, maka kegiatan yang se;anjutnya yaitu Menyusun laporan hingga pada akhir
pembuatan simpulan. Penarikan kesimpulan disini adalah upaya untuk mengartikan data yang
ditampilkan dengan melibatkan pemahaman peneliti.

Setelah melakukan rduksi data dan penyajian data, peneliti akan menyimpulkan
tentang bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dala pengelolaan sistem Full Day School,
factor pendorong dan penghambat dari sistem Full Day School tersebut, dan bagaimana kepala
sekolah dalam mengatasi factor penghambat dari sistem Full Day School di MAN 1 Bandar
Lampung

23
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Temuan Umum
1. Letak Geografis MAN 1 Bandar Lampung
Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung berada di lingkungan sekolah yang
bedekatan dengan kapus UIN Randen Intan Lampung (RIL) dan juga MTsN 2
Bandar Lampung. MAN 1 Bandar Lampung ini berada di Jalan Letkol H. Endro
Suratmin, Kec. Sukarame, Kel. Harapan Jaya, Kota Bandar Lampung. Sebelah
selatan berbatasan dengan jalan menuju Kampus UIN RIL dan sebelah utara
berbatasan dengan jalan menuju MTsN 2 Bandar Lampung.
2. Profil MAN 1 Bandar Lampung
Madrasah Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung berdiri pada tanggal 1 Juli 1979.
Madrasah ini merupakan alih fungsi dari Sekolah Persiapan Institut Ilmu Agama
Islam Negeri (SPAIN) Tanjungkarang. Madrasah yang dahulu masih menyatu
dengan kampus IAIN Lampung di Kaliawi ini juga merupakan MAN yang pertama
di Propinsi Lampung. Nama madrasah ini adalah Madrasah Aliyah Negeri
Tanjungkarang. Perubahan penyebutan menjadi MAN 1 Bandar Lampung oleh
masyarakat merupakan penyesuaian atas perubahan nama ibukota provinsi
Lampung.
Seiring dengan proses perkembangan kota dan kondisi yang masih sulit untuk
melakukan pengembangan saat itu, Bapak Yasir Hadibroto sebagai Gubernur KDH
Lampung saat itu melalui Ka. Kanwil Depag Bapak Prof. Drs. H. Masdar Helmi,
menghibahkan lahan seluas 2 Ha di Sukarame untuk dijadikan lokasi pembangunan
MAN 1 Bandarlampung. Wali Kota Bandar Lampung saat itu juga memberikan
lahan seluas 0,6 Ha, sehingga luas madrasah ini secara keseluruhan menjadi 2,6 Ha
(26.000 m2). Pembangunan pertama di lokasi yang baru ini dimulai tahun 1981, dan
hanya membangun 3 lokal yang dialokasikan untuk siswa kelas 3 pindahan dari
kampus Kaliawi. Sejak saat itu pembangunan secara bertahap terus berlanjut hingga
saat ini.

24
MAN 1 Bandar Lampung merupakan salah satu madrasah favorit yang
memiliki keberhasilan atas banyaknya alumni yang berhasil melanjutkan
pendidikannya di bebagai PTN favorit di Indonesia. Berkat berbagai keberhasilan
tersebut, serta didukung oleh SDM yang dimiliki pada tahun 1998 MAN 1 Bandar
Lampung mendapat kepercayaan menjadi MAN Model, yakni MAN percontohan
yang di danai oleh ADB melalui proyek Development Madrasah Aliyah Project
(DMAP) dengan SK Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama Nomor:
IV/PP.006/KEP/17A/98 tanggal 28 Februari 1998. Untuk mendukung program
tesebut, MAN Model dilengkapi dengan beberapa fasilitas, termasuk Pusat Sumber
Belajar Bersama (PSBB) dan Pusat Pengembangan Madrasah (PPM).
Menindaklanjuti perkembangan global yang kian pesat dan tantangan yang
semakin besar bagi generasi islam mendatang, seta keinginan masyarakat untuk
memiliki madrasah yang berkualitas, MAN 1 Bandar Lampung menerapkan
program Boarding School Model atau asrama yang tebentuk pada tahun 1990 dan
aktif hingga saat ini, dengan penerapan yang menyeseuaikan keadaan jika tejadi
pandemic. Sedangkan untuk kelas regular MAN 1 Bandar Lampung menerapkan
sistem Full Day School pada tahun 2017 hingga saat ini yang menyesuaikan dengan
kondisi pandemic.
Pada tahun 2021 MAN 1 Bandar Lampung memiliki 1.370 siswa, 107 guru, 5
jurusan pendidikan, 39 kelas, 1.231 pelajaran dan 28 ekstrakulikuler yang
mendukung program full day school pada sisswa kelas reguler dan penetapan
program boarding school untuk siswa asrama.
3. Visi dan Misi MAN 1 Bandar Lampung
Berikut ini visi dan misi MAN 1 Bandar Lampung:
a. Visi:
“Madrasah Sebagai Pusat Pendidikan dan Pembudayaan Berbasis Islam
yang Unggul dan Berwawasan Global”.
Indikator Visi
1) Mampu besaing dengan lulusan yang sederajat untuk
melanjutkan/diterima di pendidikan yang lebih tinggi.

25
2) Mampu berfikir aktif, kreatif dan keterampilan dalam memecahkan
masalah.
3) Memiliki keterampilan, kecakapan non akademis sesuai bakat dan
minatnya.
4) Memiliki keyakinan teguh dan mengamalkan ajaran agama Islam secara
benar dan konsekuen.
5) Bisa menjadi teladan bagi teman dan masyarakat.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan secara efektif, sehingga siswa
berkembang secara maksimal.
2) Menyelenggarakan pembelajaran untuk menumbuhkembangkan
kemapuan berfikir aktif, kreatif, dan aktif dalam memecahkan masalah.
3) Menyelenggarakan pengembangan diri sehingga siswa bekembang
sesuai minat dan bakatnya.
4) Menumbuhkembangkan lingkungan dan prilaku rligius sehingga siswa
dapat mengamalkan dan menghayati agamanya secara nyata.
5) Menumbuhkembangkan perilaku dan praktik nyata sehingga siswa dapat
menjadi teladan bagi teman dan masyarakatnya.19
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, maka perlu ada implementasi program
yang mengarah pada pencapaian secara berkelanjutanyang terukur dan diteima serta
mapu dilaksanakan oleh semua komponen madrasah. Maka dari itu untuk memberikan
sebuah motivasi pada tercapianya cita cita yang diharapkan maka motto yang dijadikan
sebagai semangat adalah:
Motto
“MAN 1 Bandar Lampung sebagai Kampus CERIA”
(Cerdas, Edukatif, Ramah, Indah, Agamais)
CERIA
Cerdas: artinya dari sisi input harus selektif, memiliki standar yang ditentukan sehingga
input yang masuk memiliki tolak ukur kecerdasan yang terukur, dari sisi proses yaitu

19
Dokumen MAN 1 Bandar Lampung
26
pendidikan yang diselenggarakan mampu mengambangkan kecerdasan anak, dan
outputnya menghasilkan siswa yang mampu bekompetitif.
Edukatif: semua bentuk kegiatan yang ada di lingkungan kampus menunjukkan nilai
nilai edukatif baik perilaku, lingkungan dan semua kegiatan yang ada.
Ramah: semua warga madrasah mampu menjadi tuan rumah yang baik, saling asah,
asih dan asuh.
Indah: lingkungan kampus memberikan kenyamanan bagi semua warga kampus
sehingga ia tidak merasa jenuh walau seharian berada di madrasah.
Agamais: nuansa madrasah memberikan kesejukan bagi warga madrasah maupun pada
setiap yang datang ke madrasah.
4. Stuktur Organisasi
Adapun stuktur organisasi MAN 1 Bandar Lampung, yaitu:

27
5. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Data guru dan pegawai di MAN 1 Bandar Lampung, sebagai berikut:

Tabel Daftar Pengurus MAN 1 Bandar Lampung


NO NAMA NIP JABATAN
1. H. Lukman Hakim, S. Pd., M.M 197001041999031005 Kepala Madrasah
2. Joko Dwi Surawu, M. Si 197302061999031001 Waka Kesiswaan
3. Asyikin M. Pd 196711041998031003 Waka Kurikulum
4. Drs. H. Tri Susanto 196509191992031003 Waka Sarana dan Prasarana
5. Dra. Hj. Yuniarti 196707021997032001 Waka Humas
6. H. Ahmad Zulva, S. Ag 196506231996031005 Kepala Laboratorium
7. Terada Utama, S. Pd 197406222007011018 Kepala Laboratorium
8. Drs. Mangarahon 196603171993031002 Kepala Laboratorium
9. Dra. Hj. Durrul Jauhariyah 196401311989032003 Kepala Laboratorium
10. Mega Binziria 150315751 Kepala Laboratorium

Tabel Staff MAN 1 Bandar Lampung

NO NAMA STATUS
1. Selvi Aprida Hariyanti Aktif
2. Komala Sari Aktif
3. Ovia Zahrinna Faslindo Aktif
4. Dwi Fungky Febriyani Aktif
5. Arie Mazerwansyah Azmi Aktif
6. Muhammad Iqbal Aktif
7. Roslia Aktif
8. Roslina Aktif
9. Prayogo Bayu Satyagraha Aktif
10. Siti Nuraini Aktif
11. Nindi Sella Yuniarti Putri Aktif

28
12. Eliza Syailiani Aktif
13. Roihanah Sa’idah Aktif
14. Siti Rowiyah Aktif

*sumber: siap web sekolah MAN 1 Bandar Lampung

6. Siswa
Jumlah siswa yang ada di MAN 1 Bandar Lampung secara keseluruhan adalah
1.370, yang mana di bagi dari kelas X sampai XII. Berikut keterangannya:

NO KELAS JUMLAH
1. Kelas X 486
2. Kelas XI 457
3. Kelas XII’18 427

7. Sarana dan Prasarana MAN 1 Bandar Lampung


Dari data dan hasil pengamatan saya dilapangan bahwa sarana dan prasarana yang
ada di MAN 1 Bandar Lampung adalah, sebagai berikut:

Pengadaan tahun
NO Sarana dan Volume 2015 2016 2017 2018 2019
Prasarana
I Gedung
1. Asrama bertingkat 3 3 unit x x x x
2. Ruang guru bertingkat 1 unit x
3. Ruang belajar bertingkat 1 unit x x x x
4. Laboratorium Biologi 1 unit x x x
5. Pembangunan ruang 35 RKB x x x x
belajar bertingkat
6. Penggantian meubelair 35 RKB x x x x
RB
7. Pengadaan buku teks 5000 exp x x x
8. Renovasi laboratorium 4 unit x x x
9. Pemb ruang Praktek 4 unit x x x
10. Renovasi perpustakaan 350 m2 x x x
11. Perluasan lokasi/lahan 5000m2 x x

29
II Media belajar
1. Komputer siswa 150 unit x x x
2. Komputer guru 91 unit x x x x
3. Laptop/handbook 25 unit x x
4. TV + VCD ruang kelas 24 unit x x x
5. Alat peraga 4 paket x x x
6. LCD 10 unit x x x
7. Kebun Sekolah 1 paket x x
8. Alat peraga 1 paket x x x x
III Sarana penunjang
1. Taman sekolah 1 paket x x
2. Kantor dan ruang guru 1 paket x x x x
3. Sound system/band 3 paket x x x
4. Sanitasi 8 unit x x x X
5. Lapangan olah raga 2 unit x X
6. Kendaraan mini bus 1 unit x X
IV Alat teknologi
1. Internet/LAN 1 paket x x x X
2. Handy cam 1 unit x
3. Mesin Scanner 1 unit x
4. Pemancar Radio/CB 1 unit x X
5. Sarana 25 jt/thn X x x X x
6. Inventarisasi sarana 5 jt/keg X x x

B. Temuan Khusus
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Sistem Full Day School di MAN 1
Bandar Lampung
Dalam organisasi kepemimpinan sangat menjadi factor penentu suksesnya suatu
program yang direncanakan. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan motor
penggerak dan alat yang tesedia bagi suatu sekolah. Pemimpin harus memiliki sifat
yang baik sehingga dapat dijadikan contoh dalam lingkungan sekolah. Salah satunya
harus rendah hati atau sederhana sabar atau memiliki kestabilan emosi, suka
menolong, percaya diri, jujur dan ahli dalam jabatannya.
Keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuannya antara lain sangat ditentukan
oleh keandalan kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya.
Karenanya, keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh kepala sekolah. Kepala
sekolah harus menciptakan lingkungan yang nyaman bagi semua warga sekolah.
Dalam menerapkan sistem full day school dengan kegiatan pembelajaran satu
hari penuh dimulai dari jam 7.15 sapai 15.30 atau setelah sholat asar, lingkungan
30
yang nyaman akan menjadi factor penting sebagai indikator keberhasilan program
tersebut. Oleh karenanya, peran kepala sekolah sangat penting dalam hal ini.
Sebagaimana dilihar dari observasi penulis dilapangan bahwa kepemimpinan
kepala sekolah di MAN 1 Bandar Lampung adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah sangat disiplin dengan datang diawal waktu sebelum para guru
dan peserta didik datang, dari segi bepakaian kepala sekolah rapih dan bersih,
serta disiplin dalam hal kebersihan sebagaimana terlihat pada lingkungan
sekolah.
2. Ketika ada rapat kepala sekolah dalam memimpin rapat sangat demokratis,
memberikan peluang kepada guru untuk menyampaikan aspirasinya, serta
memutuskan hasil rapat dengan hasil mufakat.
3. Kepala sekolah MAN 1 Bandar Lampung merupakan orang yang cepat tanggap
dan lincah dalam segala hal. Selain itu, keterlibatan kepala sekolah selalu terlibat
langsung dalam hal apapun dan aktif dalam rapat yang diselenggarakan.
4. Kepala sekolah ketika menyampaikan suatu pidato misalnya ketika ada kegiatan
disekolah atau upacara bendera, beliau selalu memberikan motivasi dan arahan
yang membangun dan mengajak peserta didik untuk tidak bemalas malasan dan
tidak menghabiskan waktu untuk bermain, naun harus selalu belajar dan
menimba ilmu yang bermanfaat.
5. Kepala sekolah dalam hal memimpin bawahan seperti guru, staf dan siswa selau
memberikan pembinaan secara langsung seperti membimbing, memotivasi,
memberikan arahan arahan secara langsung kepada staf, guru maupun siswa.
Selain itu, kepala sekolah selalu berpatisipasi aktif dalam kegiatan yang ada
disekolah dan bersikap santai, tegas, fleksibel, dan disiplin tidak terlalu formal
namun tetap bertanggungjawab serta dapat mengayomi dan memberikan contoh
yang baik terlebih dahulu.
6. Kepala sekolah juga sangat ramah dala bergaul, tidak membeda bedakan guru
yang satu dengan yang lain, humoris, dan menyenangkan. Hal ini yang membuat
staf sekolah merasa tidak kaku dalam bergaul dengan beliau.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dilapangan dengan Tata Usaha MAN 1
Bandar Lampung, Ibu Selvi Aprida Hariyanti,beliau mengatakan bahwa:

31
“Gaya kepemimpinan kepala sekolah demokratis, jika ada sesuatu yang perlu
dibahas maka diadakan forum untuk berdiskusi atau rapat diskusi. Beliau tidak
memaksakan kehendak sendiri, beliau mendengarkan dengan bijak aspirasi dari
tenaga pendidik lain, tidak membeda bedakan seseorang serta beliau mapu
mencontohkan dengan bai kapa yang disampaikannya. Seperti disiplin waktu,
disiplin berpakaian,, dan hal hal lainnya.”
Dari hasil wawancara tersebut, kepemimpinan kepala sekolah dalam sistem Full
Day School di MAN 1 Bandar Lampung menggunakan kepemimpinan demokrasi
dan juga situasional dengam melibatkan semua staff sekolah untuk saling
bekerjasama dalam mencapai tujuan sekolah secara efktif dan efesien. Dalam
mengambil keputusan kepala sekolah sangat tegas. Kemudian dari segi kedispilinan
kepala sekolah MAN 1 Bandar Lampung sangat disiplin waktu, segi berpakaian,
serta kebersihan lingkungan sekolah. Kepala sekolah dalam kepemimpinan juga
sangat menggerakkan, membimbing, memotivasi serta memberikan contoh yang
baik kepada guru, staf dan siswa. Jadi secara keseluruhan kepribadian kepala
sekolah MAN 1 Bandar Lampung terbilang sangat baik dan dapat memberikan
teladan yang baik kepada semua bawahan.
2. Faktor Penghambat dan Tantangan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Sistem Full Day School Di MAN 1 Bandar Lampung
a. Faktor Pendorong
Dalam melaksanakan sebuah sistem sangat diperlukan factor pendukung, karena
tanpa factor pendukung maka sistem tersebut tidak akan berjalan dengan lancar.
Adapun factor pendukung kepemimpinan kepala sekolah dalam sistem full day
school di MAN 1 Bandar Lampung, yaitu:
1. Sarana dan prasarana, dimana saat peneliti melakukan observasi telihat jika
MAN 1 Bandar Lampung sudah memiliki sarana dan prasarana yang bagus dan

lengkap, baik di dalam kelas ataupun di luar kelas. Seperti adanya ruang
pertemuan (aula) ruang pentry (dapur umum), masjid, tempat wudhu, ruang
kelas, lab compute, dan sarana lain yang menunjang proses pembelajaran.
2. Tenaga pendidik dan kependidikan, mereka menjadi ujung tombak pelaksanaan
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal.
32
3. Hubungan masyarakat, tejalinnya hubungan yang baik antara pihak sekolah dan
masyarakat akan mendukung sekolah menjadi lebih baik dan berkualitas.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Selvi Aprida Hariyanti tentang factor
pendukung kepemimpinan kepala sekolah dalam sistem full day school, beliau
mengatakan:
“factor pendukung biasanya dari kepala sekolah ke guru. Dimana saat guru
menyapaikan kebutuhan akan proses pembelajaran, kepala sekolah langsung
merepons dan memberikan solusi atas masalah yang dihadapi. Kepala sekolah juga
tentunya mendukung terus untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan sistem
full day school.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan jika dukungan sarana
prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan serta dukungan dari orang tua sudah
sangat baik untuk mendukung proses peneapan sistem full day school di MAN 1
Bandar Lampung.
b. Faktor penghambat
Dalam menjalankan sistem full day school tentu saja terdapat faktor penghambat
dari penerapan sistem tersebut. Adapun factor penghambat dala sistem full day
school di MAN 1 Bandar Lampung, yaitu: sarana dan prasarana, walaupun di
pernyataan diatas peneliti sudah mengatakan cukup bagus namun belum
sepenuhnya. Karena fakta yang dilihat masih di haruskan adanya evaluasi atau
perbaikan tehadap sarana dan prasarana yang ada supaya lebih baik lagi. Seperti
ruang pertemuan yang bisa diperlebar supaya jika ada pertemuan gabungan tidak
terlalu padat dan dapat menampung semua siswa dan guru.
Berdasarkan wawancara di dengan Ibu Selvi Aprida Hariyanti melalui media
whatsapp tentang faktor penghambat kepemimpinan kepala sekolah dalam sistem
full day school, beliau mengatakan bahwa:
“yang menjadi penghambat adanya sistem full day school di MAN 1 Bandar
Lampung ialah sarana dan prasarana yang harus diperbaiki lagi, misalnya ruang
pertemuan yang masih kurang lebar untuk menampung 1000 lebih siswa yang ada
disini, sehingga saya rasa sarana seperti ruang pertemuan dapat diperlebar lagi untuk
memudahkan kita juga dala menyampaikan informasi gabungan bagi seluruh kelas.
Hal lain yang menjadi penghambat lain adalah komunkasi antara kepala sekolah
33
dengan guru. Dimana masih adanya miss komunikasi yang menyebabkan intruksi
yang diberikan tekadang terkendala untuk dilakukan.”
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan jika faktor penghambat penerapan
sistem full day school di MAN 1 Bandar Lampung adalah sarana dan prasarana yang
harus diperbaiki lagi serta komunikasi yang masih disalah artikan oleh guru yang
menyebabkan tekendalanya intruksi yang harus dilakukan.

3. Upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai pemimpin dalam mengatasi


faktor penghambat dalam sistem full day school di MAN 1 Bandar
Lampung
Didalam suatu sekolah pasti ada faktor pendukung dan penghambat yang tejadi
di sekolah. Namun setiap penghambat yang dihadapi tentu saja memiliki solusi yang
dapat dilakukan oleh pihak sekolah teutama kepala sekolah untuk mengatasi faktor
penghambat dalam sistem full day school di MAN 1 Bandar Lampung. Adapun
upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengatasi faktor penghabat dala
sistem full day school di MAN 1 Bandar Lapung adalah sebagai berikut:
Upaya yang dilakukan dala mengatasi faktor penghabat dari sarana dan
prasarana misalnya aula petemuan dapat diatasi dengan memeberikan
informasi di tempat terbuka seperti lapangan upacara saat amanat upacara
atau di lapangan olahraga setelah sena pagi bersama di hari sabtu. Informasi
yang melibatkan seluruh warga kelas bisa disampaikan juga melalui speaker
yang tehubung di setiap ruang sekolah.
Hal ini diperkuat dengan wawancara dari Ibu Selvi Aprida Hariyanti selaku Tata
Usaha di MAN 1 Bandar Lampung, beliau mengatakan bahwa:
“informasi yang penting dan melibatkan seluruh warga sekolah biasanya
disampaikan pada saat amanat upacara, setelah senam pagi, atau melalui
speaker yang tehubung di setiap sudut ruangan. Tentu saja hal ini
mempermudah kepala sekolah atau guru untuk menyampaikan informasi
supaya tidak tejadi kesalahpahaman informasi.”
Jadi dari pernyataan diatas dapat disimpulkan jika tejadi sebuah masalah tehadap
penerapan program full day school di MAN 1 Bandar Lampung, kepala sekolah sangat

34
tegas dan sigap untuk mengambil keputusan yang tepat terhadap permasalahan yang
terjadi.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Dari hasil penelitian di atas, kepemimpinan kepala sekolah MAN 1 Bandar
Lampung menggunakan kepemimpinan demokratis. Dengan penerapan gaya
kepemimpinan demokratis, kepala sekolah menjadi lebih mudah untuk berinteraksi dan
komunikasi secara akrab kepada staf sekolah, guru, siswa dan seluruh warga sekolah.
Dengan terjalinnya komunikasi dan inteaksi yang baik, maka kerja sama diantara
seluruh pihak akan tercapai dan tujuan yang diimpikan dapat bejalan secara efektif dan
efesien.
Dalam mempimpin sekolah, kepala sekolah juga mengkombinasikan gaya
kepemimpinan lain seperti gaya kepemimpinan situasional. Dengan gaya
kepemimpinan situasional pemimpin dapat mengambil Tindakan secara cepat sigap dan
tepat tehadap masalah yang dihadapi. Jika tejadi suatu masalah yang mendesak maka
pemimpin dapat menyelesaikan saat itu juga untuk mengabil keputusan terbaru tekait
permasalahn yang ada, supaya masalah yang tejadi tidak melebar dan cepat selesai.
Hal ini diperkuat juga dengan pernyataan Inom Nasution dan Sri Nurbaidah
(2017) dalam bukunya yang bejudul Profesi Kependidikan yang menyatakan bahwa
kepemimpinandemokratis, adalah keterbukaan dan keinginan memosisikan pekerjaan
dari, oleh dan untuk semua. Tipe kepemimpinan demokratistetolak pada asumsi bahwa
hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan yang bermutu dapat tercapai. Pimpinan yang
demokratis berusaha lebih banyak untuk melibatkan anggota kelompoknya dalam
memacu tujuan.
Pernyataan ini senada dengan pernyataan Stoner danFreeman (1996) dalam
bukunya Manajemen Jilid I, terj. Alexander Sindoro, tentang gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada bawahan. Kepala sekolah yang berorientasi pada karyawan akan lebih
berusaha untuk memotivasi karyawan daripada mengendalikan karyawan.
Jadi dari hasil temuan penelitian MAN 1 Bandar Lampung faktor yang sangat
mendukung penerapan sistem full day school ialah sarana dan prasarana. Dengan
tepenuhinya sarana dan prasarana yang baik tentu akan mempermudah proses

35
pembelajaran. Selain itu tenaga pendidik dan kependidikan yang saling bekerjasaa juga
sangat membantu kepala sekolah dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Kemudian terjalinnya hubungan yang baik antara masyarakat dengan warga
sekolah juga menjadi faktor pendukung adanya sistem full day school di MAN 1 Bandar
Lampung. Dengan hubungan yang baik tersebut secara tidak langsung masyarakat
menjadi percaya untuk menyekolahkan anaknya di MAN 1 Bandar Lampung. Sehingga
faktor hubungan baik ini menjadi salah satu faktor pendukung adanya penerapan sistem
full day school di MAN 1 Bandar Lampung
Dengan pernyataan diatasmaka fungsi kepemimpinan yang dilakukan oleh
kepala sekolah di MAN 1 Bandar Lampung sudah terpenuhi. Contohnya dalam fungsi
kepemimpinan untuk menghadapi masyarakat atau warga sekolah yang beragam, kepala
sekolah mapu bersikap adil, arif, bijaksana. Dengan demikian kepalasa sekolah sudah
dapat menciptakan semangat kebersamaan di antara guru, staff, siswa, ataupun
masyarakat sekitar.
Namun dalam menjalankan sistem full day school semuanya tidak berjalan begitu
baik, masih ada sedikit kendala yang harus di evaluasi lagi oleh kepala sekolah. Adapun
kendala tersebut ialah tekait sarana dan prasarana yang sebaiknya dapat diperbaiki lagi.
Contohnya ruang lab komputer, lab komputer menjadi salah satu faktor penghambat
dalam penerapan sistem full day school ketika adanya sistem ujian berbasis computer
atau CBT. Masih kurangnya local lab computer ini menyebabkan terjadinya penerapan
sistem ujian dengan 3 gelombang. Hal ini menjadi faktor penghambat mengingat
kebocoran soal ujian sangat mudah tejadi diantara para siswa. Salah satu altenatif yang
bisa dilakukan ialah dengan merubah local kelas yang tidak terpakai atau kosong
menjadi lab compute sementara. Karena dengan diterapkannya hal demikian sekolah
dapat mengadakan ujian menjadi 2 gelombang saja sehingga efektif dalam waktu dan
mengurangi adanya kebocoran soal ujian.

36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan mengenai Kepemimpinan
Kepala Sekolah dalam Sistem Fullday School di MAN 1 Bandar Lampung, dapat
ditarik kesempulan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan kepala sekolah di MAN 1 Bandar Lampung menggunakan
kepemimpinan demokratis dan situasional. Hal ini dapat telihat dengan
adanya rapat yag diadakan, Ketika rapat belangsung kepala sekolah dalam
memimpin rapat sangat demokratis, mendengarkan saran yang di sapaikan
oleh guru, dalam memutuskan permasalahan beliau mengedepankan hasil
mufakat bersama, kepala sekolah sangat ramah dalam bergaul, tidak
membeda bedakan guru yang satu dengan yang lain, humoris, dan
menyenangkan.
2. Faktor pendorong kepemimpinan kepala sekolah dalam sistem fullday
school di MAN 1 Bandar Lampung adalah tersedianya sarana dan prasarana
yang lengkap dan sangat mendukung proses pembelajaran. Selain itu tenaga
pendidik dan kependidikan juga sangat kompeten di bidangnya, mereka
sangat membantu program yang direncanakan kepala sekolah dengan baik.
Dengan Kerjasama yang baik antara kepala sekolah dan seluruh elemen
warga sekolah maka tujuan yang diharapkan di MAN 1 Bandar Lapung
dapat tecapai secara efektif dan efesien. Sedangkan faktor penghambat
penerapan Kepemimpinan Kepala Sekolah dala Sistem Fullday School di
MAN 1 Bandar Lampung adalah komunikasi antar wali murid. Komunikasi
yang tejalin pada hal ini masih sangat kurang, sehingga tedapat beberapa
instruksi yang disalah artikan. Keadaan wali murid yang sudah lansia atau
yang belum paham akan intruksi menyebabkan tejadinya kesalahan
informasi. Tak jarang intruksi yang diberikan tekadang disalah artikan,
sehingga sistem fullday school dianggap hanya sekolah yang beperan saja.
Padahal orang tua juga telibat untuk mensukseskan tujuan dari fullday
school ini.

37
3. Upaya yang dilakukan kepala MAN 1 Bandar Lampung dalam mengatasi
hambatan yang tejadi yaitu dengan mengadakan sosialisasi mengenai sistem
full day school terhadap seluruh wali murid. Biasanya sosialisasi ini
diadakan pada saat penerimaan siswa baru, dengan adanya komunikasi yang
terjalin baik maka Kerjasama untuk mencapai tujuan full day school dapat
tecapai secara efktif dan juga efesien.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang perlu disapaikan kepada beberapa pihak yang
tekait dan berkepentingan dala penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kepada pihak MAN 1 Bandar Lampung sebaiknya perlu memberikan
reward kepada tenaga pendidik untuk menabah semangat mereka dala
mengajar. Serta perlu adanya penabahan fasilitas yang lebih cukup lagi
teutama pada aula pertemuan dan lab compute untuk menunjang penerapan
sistem full day school lebih baik lagi.
2. Peneliti menyadari masih banyaknya kekurangan dan ketebatasan dalam
penelitian ini, baik ketebatasan pengumpulan data, waktu pengumpulan data
dan keterbatasan lainnya. Ada baiknya penelitian selanjutnya dapat
mengembangkan dan memperdalam kajian penelitian yang lebih baik lagi.

38
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim Surat Al-Baqarah (2) ayat 30


Ali Mohammad. 1982. Penelitian Pendidikan: Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkas.
Arikunto Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Renaka Cipta.
Guba Lincoln and. 1985. Naturalistic Inquiry. New Delhi: Sage Publication.
Helmawati. 2014. Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah / Madrasah Melalui Manajerial Skills.
Jakarta: Rineka Cipta.
J. Lexy,, Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Journal Universitas and others, ‘Full-Day School’, 71–87.
Kabupaten Gowa. 2018. Program Pembelajaran Fullday School ( Studi Fenomenologi Di Sekolah
Alam Insan Kamil.
Karwati Euis dan Donni Juni Priansa. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah.
Bandung : Alfabeta.
Lubis Effi Aswita. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Medan: Unimed Press.
Mulyana Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosyakarya.
Salim dan Syahrum. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Ciptapustaka Media.
Stoner A.F, James dan Edward Freeman. 1996. Manajemen Jilid I, terj. Alexander Sindoro.
Jakarta: PT Prahallindo.
Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sujak Abi. 2009. Kepemimpinan, Manjer (Eksistensinya dala Prilaku Organisasi). Jakarta:
Rajawali Pes.
Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teori dan Permasalahannya.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

39
LAMPIRAN

Transkip Wawancara dengan Tata Usaha Man 1 Bandar Lampung

Pewawancara: assalammualaikum wr. Wb, mohon maaf mengganggu bu. Saya junita sari alumni
MAN 1 Bandar Lampung tahun 2019. Sekarang saya berkuliah di UIN MALANG
semeseter 5. Saya whatsapp ibu untuk menanyakan kesediaan ibu sebagai
narasumber, tugas kuliah metedologi penelitian tentang kepemimpinan kepala
sekolah di MAN 1 Bandar Lampung. Kira kira bisa ga ya bu?
Narasumber: Waalaikumsalam wr. Wb, iya nak bisa
Pewawancara: Baik bu, izin bertanya ya bu. untuk kepala sekolah MAN 1 Bandar Lampung sudah
ganti ya bu? Sekarang bapak H. Lukman Hakim, S. Pd., M. M ya bu?
Narasumber: Iya nak betul
Pewawancara: Lalu, Bagaimana kepemimpinan bapak H. Lukman Hakim, S. Pd., M. M sebagai
kepala sekolah dengan sistem full day school ini bu?
Narasumber: beliau sangat baik dala memimpin, gaya kepempinan yang digunakan demokrasi dan
situasional. Kalau ada masalah yang tejadi beliau mengadakan rapat untuk di
diskusikan bersama. Dalam rapat juga beliau sangat mendengarkan pendapat dari para
guru.
Pewawancara: baik bu, berarti untuk masalah yang ada di diskusikan bersama lalu diabil keputusan
dari mufakat ya bu?
Narasumber: iya nak betul
Pewawancara: izin bertanya bu, komunikasi yang dilakukan beliau tehadap guru san siswa
bagaimana ya bu?
Narasumber: bapak H. Lukman Hakim, S. Pd., M. M sangat baik dalam bekomunkasi, beliau tidak
mebeda bedakan dan menyesuaikan waktu. Sehingga beliau sangat akrab dan suka
memberi wejangan atau motivasi kepada para guru. Biasanya motivasi ini diberikan
Ketika upacara saat menjadi Pembina dan memberikan amanat.

40
Pewawancara: baik bu, untuk tenaga pendidik dan kependidikan di sini ada berapa ya bu?
Narasumber: kalau informasi tersebut bisa dilihat di SIAP web sekolah MAN 1 Bandar Lampung
dan man1balam.sch.id insyaAllah lengkap data datanya.
Pewawancara: baik bu, barusan saya lihat informasi yang dibutuhkan ada di web yang ibu sebutkan
tadi. kalau begitu saya ucapkan terimakasih banyak ya bu atas bantuannya, mohon
maaf juga sudah mengganggu dan merepotkan ibu.
Narasumber: iya nak sama sama, sukses selalu.

41
LAMPIRAN
DOKUMENTASI SARANA DAN PRASARANA
MAN 1 BANDAR LAMPUNG

Ruang guru MAN 1 Bandar Lampung

Lapangan Olahraga MAN 1 Bandar Lampung

42
Lapangan Upacara MAN 1 Bandar Lampung

LAB Komputer MAN 1 Bandar Lampung

Ruang Kelas MAN 1 Bandar Lampung

43
Masjid MAN 1 Bandar Lampung

Ruang Pantry atau Dapur untuk Praktik Kewirausahaan

44
Tempat Parkir Sisi Depan dekat kantin MAN 1 Bandar Lampung

Tempat Parkir sisi Kanan dan Gedung Asrama MAN 1 Bandar Lampung

45

Anda mungkin juga menyukai