Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

‫بسم هلال الرحمن الرحيم‬

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang maha
Sempurna semoga dalam penulisan penelitian ini Allah SWT selalu memberi
hidayah dan taufik sehingga penelitian ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun
di akhirat
Sholawat beserta salam senantiasa tercurahlimpahkan kepada baginda
alam Rasulullah Muhammad SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaat
beliau di hari akhir.
Tanpa mengurangi rasa hormat, tesis ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti sidang tesis guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam
pada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Islam Universitas
Garut. Adapun judul penelitian ini adalah ” Pengaruh Iklim Organisasi
Madrasah Dan Motuvasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Untuk Mewujudkan
Capaian Hasil Belajar.” Penelitian di Madasah Aliyah Negeri 2 Garut
Karangtengah Garut

Dengan penuh kesadaran penulis mengakui bahwa karya ilmiah ini masih
banyak kekurangannya. Oleh sebab itu kritik dan saran untuk perbaikan karya
ilmiah ini senantiasa dinantikan. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat:
Pertama, Rektor Universitas Garut yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk melanjutkan studi program Pascasarjana Magister
Manajemen Pendidikan Islam Universitas Garut.
Kedua, Direktur Program Pascasarjana Universitas Garut yang telah
banyak memberikan bantuan, arahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
Ketiga, Prof. Dr. Hj.Ieke Sartika Iriany,M.S selaku Pembimbing I dan
Bapak Dr.Nahdi Hadiyanto SE.M.Si selaku Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama proses pembuatan tesis ini dan telah
banyak memberikan wawasan serta ilmu kepada peneliti.
Keempat, kepada yang terhormat Bapak dan Ibu Dosen Program
Pascasarjana Universitas Garut Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam
yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama mengikuti proses
perkuliahan serta telah banyak memberikan wawasan dan visi keilmuan
kepada peneliti.
Kelima, kepada siswa-siswi Madarasah Aliyah Negeri 2 Garut
yang telah membantu dan berpartisipasi dalam memberikan data penelitian
kepada peneliti.
Keenam, Kepada orang tua dan keluarga tercinta atas semua do’a
dan dukungannya.
Ketujuh, rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Pascasarjana
Program Pendidikan Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana UNIGA,
terima kasih atas kerjasama, sharing serta motivasi yang sangat luar biasa,
semoga tetap terjalin tali silaturahmi. Tak lupa kepada semua pihak yang
telah membantu demi selesainya penyusunan tesis ini yang mungkin tidak
bisa peneliti sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki,
sehingga hasil penulisan tesis ini masih banyak kekurangan baik dari sisi
penulisan materi maupun penggunaan bahasa. Untuk itu, peneliti berharap
atas saran dan pendapat guna memperbaiki kekurangan tesis ini.
Akhirnya, peneliti berharap penulisan tesis ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi semua pembaca.

Garut, Maret 2022

Peneliti
ABSTRAK
PENGARUH IKLIM ORGANISASI MADRASAH DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA GURU UNTUK MEWUJUDKAN
CAPAIAN HASIL BELAJAR
(Penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 2 Garut)
NAMA : SITI NURHIBAD
NPM : 24092120008
Tesis, 2022, 5 BAB 157 halaman.
Permasalahan yang dihadapi dalam pendidikan saat ini salah satu diantaranya adalah capaian hasil
belajar siswa yang masih rendah sebagai bentuk hasil dari proses permbelajaran yang dilakukan.
Capaian tersebut diduga sebagai akibat dari iklim organisasi madrasah dan motivasi kerja yang
belum kondusif dan kurang optimal, sehingga tingkat kinerja guru masih kurang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh iklim organisasi madrasah dan motivasi kerja
terhadap kinerja guru untuk mewujudkan capaian hasil belajar siswa.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskripsi analisis dengan
teknik survey, wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang
digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian ini adalah statistik dengan model analisis jalur
(path analysis). Adapun populasi dan sekaligus menjadi responden dalam penelitian ini adalah
guru dan tenaga pendidik Madrasah Aliyah Negeri 2 Garut sebanyak 70 orang dari 86 orang .
Hasil pengujian hipotesis utama dalam penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh iklim organisasi
madrasah terhadap kinerja guru untuk mewujudkan capaian hasil belajar siswa”, dengan
pengujian analisis jalur. Berdasarkan pengujian diperoleh nilai F hitung lebih besar dari Ftabel yaitu
thitung = 1,997> ttabel =19966 dan “ terdapat pengaruh Dari nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan
statistik bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga variabel iklim organisasi madrasah(X1)dan
motivasi kerja (X2) berpengaruh terhadap Kinerja Guru (Y) untuk mewujudkan capaian hasil
belajar siswa (Z) di Madrasah Aliyah Negeri 2 Garut.
Hasil pengujian pada sub-sub hipotesis menunjukkan bahwa Iklim oganisasi madrasah dan
motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja guru. Iklim oganisasi madrasah
dan motivasi kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap capaian hasil belajar. Kinerja
guru berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap capaian hasil belajar siswa.
Dalam penelitian ini ditemukan sejumlah temuan permasalahan penting: pertama, pada variabel
Iklim oganisasi madrasah(X1) masih kurang tegasnya kepala madrasah dalam memeberikan
peringatan kepada guru yang kinerjanya kurang baik.dan kedua motivasi kerja (X2) masih belum
tetapnya pemberian tunjangan khusus bagi guru honorer. Ketiga, pada variabel Kinerja guru (Y)
masih banyak guru yang mengeluh terhadap salah satu sikap siswa yang cenderung sering
melakukan ulah. adalah kurangnya Keempat, pada variabel capaian hasil belajar siswa (Z) adalah
rendahnya nilai yang dihasilkan siswaketika sekolah menggunakan nilai murni sebagai tolat ukur
yang sebenar-benarnya.
Saran dalam penelitian ini: Pertama, sebaiknya kepala madrasah membuat punishment dan reward
yang lebih variatif untuk kinerja masing-masing guru agar lebih termotivasi. Kedua, membangun
komunikasi yang baik dan memberikan pemahaman kepada seluruh guru untuk memahami kondisi
gaji di madrasah. Ketiga, membekali guru dengan teknik pembelajaran yang lebih kompeten
sehingga siswa tertarik dengan apa yang akan disampaikan. Empat haus untuk terus melakukan
evaluasi secara menyeluruh dan berkesinambungan terhadap pencapaian hasil belajar siswa

Kata Kunci : Iklim Organisasi Madrasah, Motivasi Kerja, Kinerja Guru, dan Hasil Belajar
‫نبذة مختصرة‬
‫تأثير المناخ التنظيمي لمدراسة ودوافع العمل على أداء المعلم لتحقيق نتائج التعلم‬
‫(بحث في مدرسة عليا نيجري ‪ 2‬جاروت)‬
‫االسم‪ :‬سيتي نورهيباد‬
‫‪NPM: 24092120008‬‬
‫الرسالة ‪ 5 ، 2022 ،‬صفحات‪.‬‬
‫إحدى المشكالت التي تواجه التعليم اليوم هي تحقيق مخرجات تعلم الطالب التي ال تزال منخفضة نتيج‪SS‬ة لعملي‪SS‬ة التعلم‬
‫التي يتم إجراؤها‪ .‬يُعتقد أن هذا اإلنجاز ناتج عن المناخ التنظيمي للمدرسة ودوافع العم‪SS‬ل ال‪SS‬تي لم تص‪SS‬ل بع‪SS‬د وأق‪SS‬ل من‬
‫المستوى األمثل ‪ ،‬بحيث ال يزال مستوى أداء المعلم أق‪SS‬ل من المس‪SS‬توى األمث‪SS‬ل‪ .‬ته‪SS‬دف ه‪SS‬ذه الدراس‪SS‬ة إلى تحلي‪SS‬ل ت‪SS‬أثير‬
‫المناخ التنظيمي للمدرسة ودوافع العمل على أداء المعلم لتحقيق مخرجات تعلم الطالب‪.‬‬
‫منهج البحث المستخدم في هذا البحث هو أسلوب التحليل الوصفي مع تقنيات المسح والمقابالت والمالحظة والدراسات‪S‬‬
‫التوثيقية‪ .‬بينما أسلوب تحليل البيانات المستخدم لإلجابة على فرضية هذا البحث هو اإلحص‪SS‬اء بنم‪S‬وذج تحلي‪SS‬ل المس‪S‬ار‪.‬‬
‫كان السكان وكذلك المستجيبون في هذه الدراسة من المعلمين والمعلمين في مدرسة ‪ Aliyah Negeri 2 Garut‬بما‬
‫يصل إلى ‪ 70‬شخصًا من أصل ‪ 86‬شخصًا‪.‬‬
‫نتائج اختبار الفرضية الرئيسية في هذه الدراسة هي‪" :‬هن‪SS‬اك ت‪SS‬أثير للمن‪SS‬اخ التنظيمي للمدرس‪SS‬ة على أداء المعلم لتحقي‪SS‬ق‬
‫نتائج تعلم الطالب" ‪ ،‬م‪SS‬ع اختب‪SS‬ار تحلي‪SS‬ل المس‪SS‬ار‪ .‬بن‪SS‬ا ًء على االختب‪SS‬ار ‪ ،‬تك‪SS‬ون قيم‪SS‬ة ‪ Fcount‬أك‪SS‬بر من ‪ ، Ftable‬أي‬
‫‪ tcount = 1.997> ttable = 19966‬و "هناك تأثير‪ .‬من هذه القيمة يمكن استنتاج أن ‪ H0‬تم رفضه وقبول ‪، H1‬‬
‫بحيث تكون المدرسة تنظيمية يؤثر متغير المناخ (‪ )X1‬ودوافع العم‪SS‬ل (‪ )X2‬على أداء المعلم (‪ )Y‬لتحقي‪SS‬ق نت‪SS‬ائج تعلم‬
‫الطالب (‪ )Z‬في مدرسة ‪Aliyah Negeri 2‬‬
‫تظهر نتائج االختبار على الفرضية الفرعية أن المناخ التنظيمي للمدرسة ودوافع العمل لهم‪SS‬ا ت‪SS‬أثير إيج‪SS‬ابي وه‪SS‬ام على‬
‫أداء المعلم‪ .‬المناخ التنظيمي للمدرسة ودوافع العمل لها ت‪SS‬أثير إيج‪SS‬ابي وغ‪S‬ير مهم على مخرج‪SS‬ات التعلم‪ .‬أداء المعلم ل‪SS‬ه‬
‫تأثير إيجابي وغير مهم على تحقيق مخرجات‪ S‬تعلم الطالب‪.‬‬
‫في هذه الدراسة ‪ ،‬تم العث‪SS‬ور على ع‪SS‬دد من المش‪SS‬كالت المهم‪SS‬ة‪ :‬أوالً ‪ ،‬لم يكن متغ‪SS‬ير المن‪SS‬اخ التنظيمي للمدرس‪SS‬ة (‪)X1‬‬
‫حاز ًما جدًا في توجيه اإلنذارات للمعلمين الذين لم يكن أداؤهم جيدًا ‪ ،‬وثانيًا ‪ ،‬الدافع للعم‪SS‬ل (‪ )X2‬لم يتم إص‪SS‬الحه بع‪SS‬د‪.‬‬
‫في منح بدالت خاصة للمعلمين الفخريين‪ .‬ثالثًا ‪ ،‬فيما يتعلق بمتغير أداء المعلم ( ‪ ، )Y‬ال يزال هناك العديد من المعلمين‬
‫الذين يش‪SS‬تكون من أح‪SS‬د مواق‪SS‬ف الطالب ال‪SS‬ذين يميل‪S‬ون غالبً‪S‬ا إلى نوب‪SS‬ات الغض‪SS‬ب‪ .‬ه‪S‬و ع‪S‬دم وج‪S‬ود راب‪S‬ع ‪ ،‬في متغ‪SS‬ير‬
‫مخرجات‪ S‬تعلم الطالب (‪ )Z‬هي القيمة المنخفضة التي ينتجها الطالب عندما تستخدم المدرسة الدرجات البحتة كمعي‪SS‬ار‬
‫حقيقي‪.‬‬
‫اقتراحات في هذه الدراسة‪ :‬أوالً ‪ ،‬من األفضل لرئيس المدرسة أن يقوم بالعقوبات والمكافآت‪ S‬التي تكون أكثر تنوعًا في‬
‫أداء كل معلم ليكون أكثر تحفي ًزا‪ .‬ثانيًا ‪ ،‬قم ببناء تواص‪S‬ل جي‪SS‬د وتوف‪SS‬ير الفهم لجمي‪S‬ع المعلمين لفهم ش‪SS‬روط ال‪S‬رواتب في‬
‫المدارس الدينية‪ .‬ثالثًا ‪ ،‬تجه‪SS‬يز المعلمين بتقني‪SS‬ات تعلم أك‪SS‬ثر كف‪SS‬اءة ح‪SS‬تى يهتم الطالب بم‪SS‬ا س‪SS‬يتم تقديم‪SS‬ه‪ .‬أربع‪SS‬ة عطش‬
‫لالستمرار في إجراء تقييم شامل ومستمر لتحقيق مخرجات تعلم الطالب‬
‫الكلمات الرئيسية‪ :‬المناخ التنظيمي للمدرسة ‪ ،‬ودافع العمل ‪ ،‬وأداء المعلم ‪ ،‬ومخرجات التعلم‬
ABSTRACT
EFFECT OF MADRASAH ORGANIZATIONAL CLIMATE AND WORK
MOTIVATION ON TEACHER PERFORMANCE TO ACHIEVE
LEARNING OUTCOMES
(Research at Madrasah Aliyah Negeri 2 Garut)
NAME : SITI NURHIBAD
NPM : 24092120008
Thesis, 2022, 5 CHAPTER pages.
One of the problems faced in education today is the achievement of student learning
outcomes which are still low as a result of the learning process carried out. This achievement is
thought to be the result of the madrasa organizational climate and work motivation which is not
yet conducive and less than optimal, so that the level of teacher performance is still less than
optimal. This study aims to analyze the effect of madrasa organizational climate and work
motivation on teacher performance to achieve student learning outcomes.

The research method used in this research is descriptive analysis method with survey techniques,
interviews, observation and documentation studies. While the data analysis technique used to
answer the hypothesis of this research is statistics with a path analysis model

The results of testing the main hypothesis in this study are: "There is an influence of madrasa
organizational climate on teacher performance to realize student learning outcomes", with path
analysis testing. Based on the test, the value of Fcount is greater than Ftable, namely tcount =
1.997> ttable = 19966 and "there is an influence. From this value, it can be concluded that H0 is
rejected and H1 is accepted, so that the madrasa organizational climate variable (X1) and work
motivation (X2) have an effect. on Teacher Performance (Y) to achieve student learning outcomes
(Z) at Madrasah Aliyah Negeri 2 Garut.

The test results on the sub-hypothesis show that the madrasa organizational climate and work
motivation have a positive and significant effect on teacher performance. Madrasah organizational
climate and work motivation have a positive and insignificant effect on learning outcomes.
Teacher performance has a positive and insignificant effect on the achievement of student learning
outcomes.

In this study, a number of important problems were found: first, the madrasah organizational
climate variable (X1) was still not very strict about the madrasa head in giving warnings to
teachers whose performance was not good. . Third, on the teacher performance variable (Y) there
are still many teachers who complain about one of the attitudes of students who tend to often do
tantrums. is the lack of Fourth, in the variable of student learning outcomes (Z) is the low value
produced by students when the school uses pure grades as the true benchmark.

The suggestions in this study: First, it is better for the head of the madrasa to make punishment
and reward that are more varied for each teacher's performance so that they are more well
motivated. Second, build good communication and provide understanding to all teachers to
understand the salary conditions at the madrasa. Third, equip teachers with more competent
learning techniques so that students are interested in what will be delivered. The four thirsts to
continue to carry out overall and continuous evaluations regarding the achievement of student
learning outcomes

Keywords: Madrasah Organizational Climate, Work Motivation, Teacher Performance, and


Learning Outcome.
BAB 1

PENDAHULUAN

Keberhasilan sebuah pendidikan bisa diukur salah satunya dengan hasil


belajar. Hasil belajar dianggap sebagai capaian kemampuan siswa yang diperoleh
dari adanya proses belajar.Sudjana (2010:22) menyatakan bahwa capaian hasil
belajar adalah “ berbagai kemampuan yang dimiliki oleh siswa terkait cara mereka
dalam menerima pengalaman belajar”. Capaian hasil belajar merupakan produk
keluaran atau output dari proses belajar, dimana semuanya itu merupakan faktor -
faktor yang mempengaruhi proses belajar juga langsung mempengaruhi hasil
belajar, salah satu faktor ekternal hasil belajar adalah kinerja guru dan
penggunaan fasililas belajar.

Slamet (2010:98) menyatakan bahwa melalui peranannya sebagai pengajar, guru


diharapkan mampu mendorong siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai
kesempatan melalui berbagai sumber dan media”. Antusiasme guru dalam
memberikan pengajaran di kelas dapat dilihat pada keterampilan mengajar guru,
keterampilan mengajar guru berdampak pada proses pembelajaran yang efektif
sehingga siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar di kelas.

Suharsaputra (2010: 46) menyatakan bahwa suatu unjuk kerja yang


dilakukan oleh seorang guru meupakan suatu pola dasar yang harus diakukan
sebagai seorang pendidik. Berdasarkan buku pedoman pelaksaan kinerja guru
kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu
Pendidikan dan Tenaga kependidikan Tahun 2010 di dalam penilaian kinerja guru
harus memperhatikan beberapa komponen diantaranya ialah pedagogik (berilmu
kependidikan), kepribadian (Afektif), sosial, dan profesional (kemampuan pada
bidangnya). Islam sebagai agama yang sempurna, sistem keimanan dan aqidah
yang diyakini oleh para pemeluknya yaitu muslim, juga mengatur mengenai etos
kerja, mendorong dan mengutus umatnya untuk memiliki semangat kerja dan
beramal, tanpa mengeluh yang menunjukkan adanya kepuasan Menurut Handoko,
motivasi kerja ialah suatu hal yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya ialah karakter dari kepribadian diri sendiri, karakter yang dibawa dari
pekerjaan terakhir karakter yang dibawa dari situasi kerja.

Berbagai hal mengenai capaian hasil belajar siswa, ada beberapa faktor
yang dapat memepengaruhi capaian hasil belajar. Triatna,C. (2015:78)
menyatakan bahwa guru tidak hanya mentransferkan ilmu pengetahuan saja
melainkan harus mampu juga menanamkan nilai-nilai yang di dalamnya serta
memberikan pembimbingan dan pengarahan kepada siswa agar terarah dan
terbimbing ketika proses belajar sedang berlangsung .

Supardi, (2017: 45) meyatakan bahwa kinerja ialah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas serta segala bentuk
tanggung jawab yang sudah diberikan dengan harapan sesuai dengan tujuan yang
telah dibentuk dan diletakan bersama anggota kerja lainnya. Keberhasilan suatu
organisasi khususnya dalam bidang pendidikan tergantung pada baik atau
buruknya Kinerja guru karena disini gurulah sebagai pelaku utamanya.

Dari banyaknya penelitian mengenai variabel iklim madrasah salah


satunya seperti penelitian terdahulu mengenai “ Pengaruh Iklim Madrasah dan
Motivasi kerja Terhadap kinerja Mengajar Guru SMK di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia (Ika rahmawati, 2015). Meskipun variabel
independen ataU sebagai variabel dependen sudah banyak diteliti, namun peneliti
masih merasa tertarik tertarik untuk kembali mengkaji iklim madrasah dari
perspektif pengaruhnya terhadap kinerja guru dalam peningkatan capaian hasil
belajar siswa khususnya di MAN 2 Garut, dengan tujuan untuk memeberikan
dukungan kepada guru dan seluruh stake holder yang ada madrasah untuk
menghadapi bermacam - macam tantangan di dalam lingkungan eksternal maupun
internal baik berupa fisik maupun psikis.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
merumuskan pernyataan masalah tersebut kedalam sub-sub pokok permasalahan
sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh iklim organisasi madrasah terhadap kinerja guru ?


2. Adakah pengaruh iklim organisasi madrasah terhadap capaian hasil belajar
siswa?
3. Adakah pengaruh motivasi kerja guru terhadap Kinerja Guru
4. Adakah pengaruh motivasi kerja Guru terhadap Capaian Hasil Belajar Siswa?
5. Adakah pengaruh Kinerja Guru terhadap Capaian Hasil Belajar Siswa ?
6. Adakah pengaruh iklim organisasi Madrasah dan motivasi kerja terhadap
kinerja guru untuk mewujudkan capaian hasil belajar siswa ?
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan menjadi suatu pondasi untuk membangun aspek kehidupan,

mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, pemerintah selalu

berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai gebrakan-

gebrakan. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan Nasional,

Indonesia memiliki tujuan pendidikan yang sangat mulia, bukan hanya

membentuk dan mengembangkan karakter, kemampuan kognitif, dankemampuan

ketrampilan saja, tetapi juga jiwa religius, sehat, memiliki semangat yang tinggi,

tangguh, bardaya saing, berahlak mulia, dan cinta tanah air. Tujuan pendidikan ini

dapat dicapai apabila seluruh unsur pendidikan dapat bersinergi, terutama guru

yang merupakan pilar tama dalam menentukan tercapainya tujuan pendidikan.

Kualitas pendidikan dapat dicapai apabila guru memiliki kinerja yang tinggi.

Kinerja guru ditentukan oleh beberapa faktor, secara umum faktor yang berasal dari

dalam diri (internal) guru itu sendiri diantaranya faktor motivasi dan kepuasan kerja

sedangkan faktor dari luar diri (eksternal) guru tersebut diantaranya dipengaruhi

oleh faktor kepemimpinan dan iklim organisasi.

Sudjana (2010: 22) menyatakan bahwa capaian hasil belajar adalah

“kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajar”. Hasil belajar siswa merupakan output dari proses belajar, dengan demikian

faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dapat mempengaruhi hasil belajar,

salah satu faktor ekternal hasil belajar adalah kinerja guru dan penggunaan fasililas

belajar. Kinerja guru adalah kemampuan guru untuk menunjukkan berbagai

kecakapan dan kompetensi yang dimilikinya.


Kinerja guru sangat penting dalam proses belajar mengajar di madrasah ,

tanpa adanya peran guru proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik.

Permasalahan yang dihadapi dan dipandang serius dalam dunia pendidikan

khususnya di Indonesia saat ini diantaranya terkait salah satu lembaga pendidikan

formal di Indonesia yaitu madrasah dimana di dalamnya terjadi kegiatan belajar dan

mengajar yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Tujuan belajar siswa

sendiri adalah untuk mencapai atau memperoleh pengetahuan yang tercantum

melalui hasil belajar yang optimal sesuai dengan kecerdasan intelektual yang

dimilikinya.

Saat ini banyak masalah yang terjadi tanpa terprediksi sebelumnya bahkan

bisa dikatakan terjadi secara tiba-tiba karena kurang pekanya masyarakat terhadap

permasalahn yang terjadi. Semakin lama masalah itu dibiarkan maka maslahnya

akan semakin komplek, serta akan terdapat perubahan terutama masalah-masalah

yang berkaitan dengan pendidikan. Di era reformasi ilmu pengetahuan dan

teknologi, perbaikan kegiatan belajar dan mengajar harus diupayakan secara

maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal ini dilakukan karena majunya

pendidikan membawa implikasi meluas terhadap pemikiran manusia dalam

berbagai bidang sehingga setiap generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi

manusia terdidik sesuai dengan tuntunan zaman. Menyikapi permasalahan tersebut

diperlukan adanya tindakan-tindakan sebagai bentuk upaya dalam memperbaiki

atau mengatasi permasalahan dari berbagai pihak, baik oleh pemerintah sebagai

pemangku kebijakan, lembaga pendidikan sebagai pelaksana pendidikan maupun

guru sebagai manajer siswa dalam proses pembelajaran.


Capaian hasil belajar dipengaruhi kinerja guru, sementara kinerja guru

akan meningkat apabila memiliki motivasi kerja yang tinggi dan iklim organisasi

madrasah yang kondusif, jika motivasi kerjanya tinggi dan iklim organisasi

madrasahnya kondusif maka akan memberikan pengaruh yang baik terhadap

seluruh aspek yang terlibat pada lembaga pendidikan termasuk pada capaian hasl

belajar siswa. Sesuai dengan pernyataan tersebut maka penyelenggaraan

pendidikan tidak dapat dilepaskan dari visi misi dan tujuan yang hendak dicapai,

yaitu untuk meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah,

berakhlak mulia, cerdas, sehat, berilmu, kreatif, mandiri serta bertanggung jawab.

Penulis akan mengkaji bagaimana pengaruh iklim organisasi madrasah dan

motivasi kerja terhadap kinerja guru untuk mewujudkan capaian hasil belajar.

Selanjutnya uraian tentang variabel tersebut akan diuraikan dibawah ini:

2.1.1. Iklim Organisasi Madrasah

Lingkungan tidak akan terpisahkan dengan yang namanya “ pendidikan “ ,

bahkan sudah ada sejak manusia belum terlahir ke ke bumi, ketika manusia

dilahirkan pastilah kiranya membangun interaksi dan komunikasi sehingga ketika

dewasa nanti tumbuh menjadi pribadi yang berkembang dan maju, maka disini

seseorang diberikan sudut pandang yang telah dipengaruhi oleh lingkungan

sekitar, maka dari itu Pendidikan Agama Islam harus dijadikan acuan dan

tuntunan untuk mewujudkan penyadaran lingkungan setempat dengan pendidikan

lingkungan yang terkonsep sejak nabi Muhammad SAW datang memmbawa

agama rahmatan lil ‘alamin.


2.1.2.Motivasi kerja

Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai

tujuannya, sehingga dengan tercapainya tujuan dari organisasi khususnya

secar

otomatis tujuan pribadi dan tujuan bersama para anggotapun tercapai. Pada

dasarnya setiap manusia diberikan kelebihan sesuai dengan kemampuannya

masing-masing, maka tidak elok kiranya jika selalu memandang diri sebagai

orang yang tidak memiliki kemampuan, orang yang memiliki fikiran yang tidak

baik terhadap dirinya maka kuranglah syukur pada hidupnya, dengan

memaksimalkan syukur terhadap apa yang dimiliki menjadikan itu sebagai

modal untuk berbuat baik dan menjadikan kekurangan sebagai motivasi untuk

meningkatkan kualitas diri. “Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula

kamu bersedih hati, padahal kamulah orang orang yang paling tinggi derajatnya

jika kamu beriman”.

Sondang P Siagian menyatakan dalam motivasi terdapat dua hal yang

menjadi perhatian diantaranya ialah : a. motivasi diberikan melalui tercapainya

suatu tujuan serta berbagai macam sasaran organisasi yang dimana semua pribadi

anggotanya merasakan motivasi tersebut meski secara tersirat.

a.suatu proses kebersinambungan dari usaha dengan kebutuhan sehingga dalam

pencapaian suatu tujuan organisasi terarah dengan baik. Menurut Sondang P

Siagian dimensi dari motivasi kerja itu sendiri terdiri dari :(a.) Kebutuhan

(b.)Kesediaan.
berasal dari toeri Mc Clelland dalam Malayu S.P. Hasibuan (2010:162),

karena lebih menyeluruh jika dijadikan tolak ukur terhadap suatu objek, yang akan

dijadikan objek untuk penelitian ini yaitu guru dan tenaga pendidik sehingga hasil

peneitiannya akan ebih eektif dan terukur.adapun dimensi dan indikatornya ialah

sebagai berikut :

1. Kebutuhan akan prestasi

a. Mengembangkan kreativitas

b.Antusias untuk berprestasi

tinggi

2. Kebutuhan akan afiliasi

a.Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan dia

tinggal dan bekerja (sense of belonging)

b.Kebutuhan akan perasaan dihormati (sense of importance)

b. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (sense of achievement)

c. Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation)

3. Kebutuhan akan kekuasaan

a. Memiliki kedudukan yang terbaik

b.Mengerahkan kemampuan demi mencapai kekuasaan

2.1.3. Kinerja Guru

Glasman dalam Supardi (2016: 55) menyatakan bahwa suatu kinerja guru

tidak hanya ditunjukan oleh hasil kerjanya, akan tetapi ditunjukan pula oleh

perilaku dalam berkerja. Kinerja guru dapat terlihat dengan nyata dari perolehan

capaian hasil belajar siswa-siswanya. Kualitas kinerja guru yang baik akan

menunjukan hasil belajar siswa dengan kualitas lulusan yang baik pula.
Mengingat pentingnya peranan kinerja guru terhadap kualitas pendidikan

sumber daya manusia di Indonesia, sangatlah wajar jika kemudian muncul

anggapan bahwa realitas tentang ketercapaian Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) di Indonesia belum sesuai dengan harapan, salah satu diantaranya akibat

dari belum optimalnya kinerja guru. Dalam ranah pendidikan berhasilnya suatu

tujuan organisasi khususnya kependidikan dilihat dari kinerja guru itu sendiri,

karena guru adalah pemeran utama berjalannya tonggak pendidikan. Adapun

indikator dari kinerja guru yang berupa kualitas dari proses kegiatan belajar

mengajar tentulah sangat dipengaruhi oleh guru itu sendiri diantaranya meliputi :

1. Tata kelola pengintruksian

2. Penguasaan metode dan model dalam proses belajar mengajar

3. Pembentukan motivasi melalui pelaksanaan interaksi terhadap murid

sehingga tercipta suasan belajar yang menyenangkan.

4. Melalui pengembangan keterampilan diharapkan adanya penguasaan yang


lebih baik dan mendalam lagi bagi para guru dalam menggunakan sumber

belajar sehingga tercipta proses pembelajaran yang inovatif dan kreatif .

5. Memberikan pelayanan bimbingan belajar kepada murid melalaui

pengenalan, sehingga ia mampu memberikan bimbingan belajar dengan

memahami karakter muridnya nya masing- masing

6. Memberikan evaluasi yang dimulai dari proses hasil belajar, menilai proses

dan hasil belajar, serta pemberian respon dan umpan balik yang baik kepada

murid.
Supardi (2014:54) menyatakan bahwa secara sistemik faktor yang

mempengaruhi kinerja profesional guru dikelompokkan menjadi 5 (lima) dimensi

yaitu pertama, komponen raw input dibatasi kemampuan memahami kurukulum

dan ketrampilan mengimplementasikan kurikulum, kedua, komponen instrumental

input yaitu supervisi kepala madrasah atau madrasah (meningkatkan kemampuan

guru mengembangkan kurikulum, observasi, meningkatkan profesional guru),

ketiga, komponen environmental input : situasi dan kondisi yang nyaman (guru

tidak tertekan memberikan perhatian kepada kemajuan peserta didik), keempat

komponen proses yang meliputi: merencanakan pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran membina hubungan dengan peserta didik, melakukan penilaian hasil

belajar, melaksanakan remedial dan melaksanakan pengayaan dan kelima,

komponen output meliputi: kemampuan merencanakan pembelajaran,

kemampuan melaksanakan pembelajaran, kemampuan membina hubungan

dengan peserta didik, kemampuan melakukan penilaian hasil belajar,

kemampuan melaksanakan remedial dan kemampuan melaksanakan pengayaan.

Penulis merujuk kepada teori yang diungkapkan oleh Benjamin S Bloom dalam

Purwanto, (2018: 48) bahwa indikator prestasi belajar yang merupakan domain

hasil belajar meliputi tiga ranah kemampuan. Di mana ketiga ranah tersebut dapat

diukur untuk melihat ketercapaian belajar siswa selain itu lebih efektif.dan efisien

untuk dijadikan acuan. Adapun ranah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Berhubungan dengan variable-variabel tersebut, maka peneliti menduga

adanya hubungan causal effectual, yaitu iklim organisasi madrasah dan motivasi

kerja, kinerja guru, capaian hasil belajar. Dengan demikian dalam penelitian ini,

capaian hasil belajar sebagai variabel terikat, iklim organisasi madrasah dan

kinerja guru sebagaivariabel antara yang ditentukan dan tergantung kepada

variabel bebas yaitu iklim organisasi madrasah dan motivasi kerja MAN 2 Garut.

Atas dasar uraian tersebut di atas, peneliti merumuskan proposisi-proposisi

yaitu “jika iklim organisasi madrasah dan motivasi kerja optimal serta kinerja

guru baik maka akan tercapai capaian hasil belajar siswa yang baik .”Berdasarkan

uraian teori yang disajikan di atas maka dapat dikemukakan adanya hubungan

sebab akibat di antara variabel penelitian yaitu dengan optimalnya iklim

organisasi madrasah dan motivasi kerja maka kinerja guru akan efektif dan efisien

sehingga hasil belajar siswa akan tercapai dengan maksimal. Dari uraian proposisi

di atas maka dapat dirumuskan anggapan dasar penelitiansebagai berikut:

1. Iklim organisasi madrasah yang kondusif akan akan mengoptimalkan

kinerja guru.

2. Iklim organisasi madrasah yang kondusif akan mewujudkan capaian hasil

belajar siswa yang baik.

3. Motivasi kerja guru yang tinggi akan menghasilkan kinerja guru yang

baik.
4. Motivasi kerja yang tinggi akan mewujudkan capaian hasil belajar yang

baik.

5. Kinerja guru yang baik akan mewujudkan capaian hasil belajar siswa

yang baik pula

6. Iklim organisasi madrasah yang kondusif dan motivasi kerja yang tinggi

mengoptimalkan kinerja guru sehingga mewujudkan capaian hasil belajar

7. siswa secara maksimal. Berdasarkan proposisi dan anggapan dasar di

atas, maka Peneliti merumuskan model penelitian dalam bentuk bagan

sebagai berikut :

Pyε2 ε

X1 Pyx1 Ρzε2

Y Z

X2

Pyx2

Sumber : Data peneliti


Gambar 2.1 Model Penelitian
BAB III
Metodologi merupakan beberapa cara untuk mencari suatu kebenaran

baik melalui pencarian disertakan dengan aturan aturan yang telah ditentukan

Adapun yang dimaksud penelitian ialah suatu masalah yang dapat diselesaikan

dengan adanya sumbangan dari pola fikir yang dengannya dapat membantu

dan mendorong seseorang untuk melakukan penelitian terhadap suatu

masalah tersebut .

Iskandar (2017:2)menyatakan bahwa metode penelitian merupakan

proses dimana peneliti harus menyelesaikan suatu masalah atau suatu

pemikiran melalui kegiatan meneliti, mengumpulkan serta mengolah dan

memproses fakta-fakta serta data yang ada, sampai terungkapnya fakta secara

nyata disertai dengan pendataan yang jelas, itulah yang dinamakan penelitian.

Caranya ialah dengan menggunakan tekhnik survey, dimana suatu masalah

dapat diungkapkan dan dikaji serta difokuskan terhadap variabel yang akan

menjadi objek penelitian.

Iskandar (2017:174) meyatakan bahwa jika terdapat dua hubungan atau

lebih dari suatu kejadian maka hal tersebut ada kaitannya dengan penelitian

deskriptif. Menurutnya penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran-

gambaran secara rinci, nyata dan tepat mengenai keadaan yang sebenarnya,
ciri karakteristik serta hubungan antar kejadian yang diteliti terkait

dengan kebijakan publik.Iskandar (2017:176) menyatakan bahwa yang

termasuk pada penelitian deskriptif diantaranya meliputi:

1. Perhatikan contoh dari populasi yang sesuai dan cocok dalam penelitian

2. Teknik atau prosedur pengumpulan data yang lebih tepat

3. Pernyataan masalahnya lebih jelas.

Metode deskriptif adalah suatu merode untuk membuat perluasan

dalam ruang lingkup suatu penelitian, di dalamnya dibutuhkan suatu masalah

yang diselidiki baik itu secara cepat dengan biaya yang minim bahkan

sebaliknya, yang terpenting dapat mengidentifikasi unsur- unsur yang ada di

dalamnya secara lebih terperinci.


BAB IV
PEMBAHASAN

Iklim Organisasi Madrasah

Untuk mengetahui kondisi variabel motivasi kerja berikut imensinya,

peneliti melakukan pengukuran menggunakan data angket yang terdiri dari

11 pertanyaan dari 3 dimensi dimana masing-masing pertanyaan disertai

dengan kategori jawaban yang harus dipilih sebagai suatu anggapan yang

sesuai menurut responden.

Iklim Organisasi Madrasah


4000

2000

Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 3 Dimensi 4 jumlah

nilai/poin

Sumber: data Peneliti

Gambar 4.5 Rekapitulasi Data Dimensi Pada


Variabel Iklim Organisasi Madrasah

Berdasarkan seluruh pernyataan pada dimensi yang ada pada variabel

iklim organisasi madrasah tersebut, nilai terendah terdapat pada dimensi 1 yaitu “

Hubungan dan Imbalan” sedangkan nilai tertinggi berada pada dimensi no 4 yaitu

“Kompetensi dan Keluwesan” Terkait dengan iklim organisasi madrasah,

dikatakan kondusif apabila keadaan situasi dan kondisi organisasi yang dirasakan

oleh individu dalam lingkungan kerjanya yang dapat mempengaruhi kinerjanya.

Setara dengan teori dari Davis and Newstrom (2001:25) yang menyatakan bahwa

setidaknya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi iklim organisasi madrasah

salah satu diantaranya adalah adanya peran utama pimpinan dalam mempengaruhi
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Ini semua

terealisasikan di MAN 2 meski sebagian kecil pada kenyataannya masih ada guru

yang kurang sependapat apabila kepala madrasah memberikan wejangan terkait

hal- hal yang ada pada poin no 1 yaitu ”hubungan dan imbalan” sehingga pada

variabel iklim organisasi ini menduduki nilai terndah..

Selanjutnya, untuk mengetahui jawaban responden dari setiap dimensi

variabel motivasi kerja dalam penelitian ini, dapat dilihat pada penjelasan dan

tabel berikutnya.

Motivasi Kerja

Untuk mengetahui kondisi variabel motivasi kerja berikut imensinya,

peneliti melakukan pengukuran menggunakan data angket yang terdiri dari 11

pertanyaan dari 3 dimensi dimana masing-masing pertanyaan disertai dengan

kategori jawaban yang harus dipilih sebagai suatu anggapan yang sesuai menurut

responden.

Kinerja Guru
2000

1500

1000

500

0
Dimensi 1dimensi 2Dimensi 3Dimensi 4

Jumlah Poin/Nilai

Sumber: Data Peneliti


Gambar 4.13 Rekapitulasi Dimensi Pada Variabel Kinerja Guru

Berdasarkan grafik di atas dapat terlihat bahwa dimensi tertinggi

terdapat pada dimensi 4 yaitu “output” dan dimensi terendah terdapat pata no 2

yaitu “ instrument input” dan secara keseluruhan bahwa rata-rata jawaban

responden pada variabel Kinerja Guru yaitu sebesar 80,85% dari seluruh
pernyataan pada variabel tersebut. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata

responden mempunyai tanggapan dan persepsi yang baik terhadap pentingnya

dimensi-dimensi yang ada pada kinerja guru .

Persentase tertinggi terdapat pada item nomor 7 dan 8 “Selalu

mempersiapkan silabus pembelajaran dan selalu membuat RPP” sebesar

82,85%. Pernyataan tersebut responden menganggap bahawa dalam kinerjnya

guru selalu mempersiapkan administrasi pembelajaran dengan baik dimulai

dari silabus dan RPPnya karena itu merupakan hal yang pokok sebelum guru

berhadapan langsung dengan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung,

dan di dalam RPP dirancang sedemikian rupa bagaimana mendorong siswa

untuk dapat aktif serta berinteraksi disetiap pembelajaran berlangsung.

Selanjutnya nilai terendah terdapat pada item nomor 5 yaitu “Pimpinan

selalu menyediakan program program pelatihan untuk meningkatkan

kemampuan pendidik terkait dalam memahami kurikulum, metode

pembelajaran dan hal lain yang dapat membantu meningkatkan pemahaman

pendidik mengenai kurikulum pembelajaran”, sebesar 75,51% Kondisi tersebut

menggambarkan bahwa guru kurang menggunakan kesempatan yang

disediakan oleh pihak madrasah terkait program-program yang disediakan oleh

madrasah baik melalui online maupun secara ofline, hal ini dapat dilihat dari

rendahnya kehadiran guru yang mengikuti kegiatan kegiatan pelatihan

contohnya saja pada acara sosialisasi kurikulum terbaru hanya sedikit yang

antusias selain itu juga mungkin karena faktor usia dan faktor kesehatan fisik

juga yang membatasi kehadiran mereka.


Dari hasil observasi terhadap beberapa guru dan tenaga pendidik dalam

hal ini responden mengatakan bahwa penyediaan silabus dan RPP merupakan

hal yang wajib yang harus dimiliki dan digunakan oleh setiap guru apapun

mata pelajarannya, sehingga guru-guru disini tidak merasa kesulitan ketika

program supervisi kelas yang dilakukan oleh kepala madrasah berlangsung

karena sudah terbiasa dalam pelaksanaan pembelajarannya semua guru tertib

menyiapkan administrasi pembelajaran.

Hal ini selaras dengan teori yang diekmukakan oleh Barnawi dan

Mohammad Arifin (2017: 14) bahwasannya kinerja guru dapat diartikan

sebagai tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan pendidikan

sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya, berdasarkan standar kinerja

yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan dan di MAN 2 Garut sebagian besar melaksanakannya meskipun

ada sebagian kecil yang tidak melaksanakannya dan meski hal itu kecil peneliti

merasa itu juga akan berpengaruh terhadap capaian hasil belajar siswa

hususnya pada mata pelajaran yang diepgang oleh guru tersebut.

Variabel Capaian Hasil Belajar

Untuk mengetahui kondisi variabel capaian hasil belajar, peneliti

melakukan pengukuran menggunakan data angket yang terdiri dari12

pernyataan dimana masing-masing pertanyaan disertai dengan kategori

jawaban yang harus dipilih sebagai suatu anggapan yang sesuai menurut

responden. Hasil pengelolaan data terhadap 12 pernyataan dari 3 dimensi

diantaranya kognitif, afektif dan psikomotorik. Semua dapat dilihat dalam

bentuk tabel di bawah ini:


Secara keseluruhan Berdasarkan data pada tabel di atas dapat kita lihat

pada kalkulasi hitungan per dimensi yang sudah digrafikan seperti pada

gambar di bawah ini:

Capaian Hasil Belajar


1500

1000

500

Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 3

Column1Column2Jumlah Nilai/Poin

Sumber : data Peneliti


Gambar 4.17 Rekapitulasi Data Dimensi Pada Variabel Capaian
Hasil Belajar

Berdasarkan grafik diatas dapat terlihat bahwa dimensi yang paling

tinggi nilainya terletak pada dimensi 1 yaitu “ Kognitif “ sedangkan dimensi

terendah ada pada no 3 yaitu “ psikomotorik “ dan d apat dilihat pada tabel di

atas bahwa rata-rata jawaban responden pada variabel Capaian Haisil belajar

yaitu sebesar 70,85 % dari seluruh pernyataan pada variabel tersebut. Hal ini

menunjukan bahwa rata-rata responden mempunyai tanggapan dan persepsi

yang cukup baik terhadap capaian hasil belajar siswa.


Berdasarkan hasil observasi dengan kepala Madrasah Aliyah Negeri 2

Garut menyatakan bahwa hampir setiap pendidik melakukan kinerjanya

dengan penuh tanggung jawab mengingat sistim pengabsenan sekarang jauh

lebih canggih dibanding dengan 2 tahun sebelumnya sehingga kehadiran guru

di kelas terkontroldengan baik selain itu kepala madrasah sendiri sering

melakukan monitoring kelas setiap harinya dan selalu menanyakan langsung

kepada siswa siswi siapa saja guru yang tidak masuk ke kelas di saat jam

belajar sedang berlangsung sehingga memotivasi seluruh pendidik untuk lebih

giat dan rajin lagi masuk kelas dan akhirnya berpengaruh sangat baik terhadap

sikap para siswa dan siswi ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.

Hal ini selaras dengan teori yang diekmukakan oleh Rusmono

(2017:15) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku individu

yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Perubahan perilaku

tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya

melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.

3.2. Pembahasan

Pengaruh Iklim Organisasi Madrasah (X1) Terhadap Kinerja


Guru (Y)

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai thitung 7,912 dan

nilai ttabel yaitu sebesar

thitung = 7,912 Signifikan


ttabel = 1.996

Penjelasan atas besaran pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y,


disajikan pada tabel berikut:
Hasil Analisis Koefisien Jalur X1 terhadap Y

Nilai
Jalu Koefisie thitun ttabel Keputusa Kesimpula
r n Jalur g n n
7,91 1,99
PYX1 0,665 2 6 H0 ditolak Signifikan
Sumber : Data Peneliti

Dari nilai tersebut diperoleh keputusan H0 ditolak, karena thitung = 7,912>

ttabel = 1,996 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel iklim organisasi

madrasah berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja guru.

Adapun besar pengaruh iklim organisasi madrasah terhadap variabel kinerja guru

adalah sebesar 0.785 atau sebesar 78,5 % artinya memiliki pengaruh positif dan

tidak signifikan sedangkan sisanya sebesar 0,215 atau sebesar 21,5 % (epsilon)

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model.

Pengaruh Motivasi kerja (X2) Terhadap Kinerja Guru (Y) Berdasarkan

hasil pengujian diperoleh nilai thitung 3,241 dan nilai ttabel yaitu sebesar 1.996.

Lebih lanjut, nilai tersebut diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut :

thitung = 3,241 Signifikan


ttabel = 1,996

Penjelasan atas besaran pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y, disajikan


pada tabel berikut:

Hasil Analisis Koefisien Jalur X2 terhadap Y

Nilai
Jalu Keputusa Kesimpula
Koefisie thitung ttabel
r n n
n Jalur
3,24 1,99
PYX 0,273 H0 ditolak Signifikan
1 6
Sumber : Data Peneliti
Dari nilai tersebut diperoleh keputusan H0 ditolak, karena thitung =
3,241 > ttabel = 1,996 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja guru.
Adapun besar pengaruh motivasi kerja terhadap variabel kinerja guru
adalah sebesar 0,273 atau sebesar 27,3 % artinya memiliki pengaruh positif
dan signifikan sedangkan sisanya sebesar 0,727 atau sebesar 72,7%
(epsilon) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam
model.

Pengaruh Iklim Organisasi Madrasah (X1) Terhadap Capaian Hasil Belajar


Siswa (Z)
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien jalur (PZX1) sebesar
0,383 Penjelasan atas besaran pengaruh variabel X1 terhadap variabel Z,
disajikan pada tabel berikut:

Hasil Analisis Koefisien Jalur X1 terhadap Z

Nilai
Jalu Keputusa Kesimpula
Koefisie thitung ttabel
r n n
n Jalur
2,83 1,99
PZX1 0,321 H0 ditolak Signifikan
1 6

thitung = 2,831 Signifikan


ttabel = 1.99547
Dari hasil pengujian diketahui bahwa Iklim oganisasi madrasah dan

motivasi kerja berpengaruh dan tidak signifikan terhadap perilaku belajar

siswa. Walaupun iklim organisasi madrasah tidak signifikan dan

memberikan pengaruh terhadap capaian hasil belajar siswa namun perilaku

belajar siswa tetap telah dilaksanakan dengan baik.


Pengaruh Motivasi Kerja (X2) Terhadap Capaian Hasil
Belajar Siswa (Z)

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien jalur (PZX2)


sebesar 0,255. Penjelasan atas besaran pengaruh variabel X2 terhadap
variabel Z, disajikan pada tabel berikut:

Hasil Analisis Koefisien Jalur X2 terhadap Z

Nilai Koefisien
Jalur thitung ttabel Keputusan Kesimpulan
Jalur
PZX2 0,255 2,282 1,99547 H0 ditolak Signifikan

Sumber: Data Peneliti


Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh variabel motivasi kerja

terhadap capaian hasil belajar siswa, maka dilakukan pengujian yaitu

dengan mencari dan melihat perbandingan antara nilai thitung dan ttabel.

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai thitung = 2,282 dan nilai ttabel yaitu

sebesar 1,99547. Lebih lanjut, nilai tersebut diperoleh melalui perhitungan

sebagai berikut :

thitung = 2,282 Signifikan


ttabel = 1.99547

Dari hasil pengujian diketahui bahwa Iklim oganisasi madrasah dan

motivasi kerja berpengaruh dan signifikan terhadap capaian hasil belajar

siswa dan memberikan pengaruh terhadap capaian hasil belajar siswa

namun capaian hasil belajar siswa tetap terlihat baik.


Pengaruh Kinerja Guru (Y) Terhadap Capaian Hasil Belajar ( Z)

Nilai
Keputus Kesimpula
Jalur Koefisien thitung ttabel
an n
Jalur
H0
PZY 0,348 2,368 1,996 Signifikan
diolak
Sumber: data Peneliti

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien jalur (PZY) sebesar

0,257. Penjelasan atas besaran pengaruh variabel Y terhadap variabel Z, disajikan

pada tabel berikut: Hasil Analisis Koefisien Jalur Y terhadap Z

Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh variabel kinerj guru terhadap

capaian hasil belajar siswa, maka dilakukan pengujian yaitu dengan mencari dan

melihat perbandingan antara nilai thitung dan ttabel. Berdasarkan hasil pengujian

diperoleh nilai thitung = 2, 368 dan nilai ttabel yaitu sebesar 1,996. Lebih lanjut, nilai

tersebut diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut :

thitung = 1,731 Signifikan

ttabel = 1.99547

Dari nilai tersebut diperoleh keputusan H0 diterima, karena thitung = 1,731 <

ttabel = 1,99547 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja guru tidak

berpengaruh dan tidak signifikan terhadap capaian hasil belajar siswa.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan diperoleh beberapa informasi yaitu

kinerja guru masih belum optimal dan memiliki pengaruh namun tidak signifikan

terhadap capaian hasil belajar siswa .


BAB V
KESIMPULAN

Pengaruh iklim organisasi madrasah dan motivasi kerja terhadap

kinerja guru untuk mewujudkan capaian hasil belajar merupakan suatu

penelitian yang ke depannya bahkan dari sekarang menjadi salah satu dari

banyak faktor yang dapat meningkatkan capaian hasil belajar siswa dengaan

implikasi dari beberapa operasional variabel diantaranya:

Pertama, Iklim organisasi madrasah di MAN 2 Garut adalah suatu

hal yang sangat diperioritaskan mengingat menjadi salah satu berjalannya

suatu roda pendidikan ke arah yang lebih baik dan maju lagi karena di

dalamnya mampu memebentuk seluruh stake kholder yang ada di

kelembagaan madrasah menjadi satu kesatuan yang utuh dengan satu visi

dan misi madrasah .Peran dan fungsi dari iklim organisasi madrasah ini

sediri dapat membentuk jiwa kebersamaan, kekeluargaan,persaudaraan yang

lekat antara satu dengan yang lainnya sehingga visi dan misi madrasah

dapat terwujudan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Kedua, motivasi kerja pendidik dan tenga pendidik di MAN 2

Garut dibangun melalui berbagai macam cara,selain dari pendekatan

komunikasi yang baik yang selalu dilakukan kepala madrasah setiap

paginya dengan menerapakan 5S ( Salam sapa senyum dan sopan serta

santun) memotivasi kerja dibangun melalui komunikasi yang aktif kepada

semua guru baik di luar jam belajar maupun di dalam ruangan

musyawarah.dengan optimalisasi komunikasi yang baik diharapkan mampu

mendorong peningkatan motivasi kerja selain harus dengan materi saja.


Oleh karena itu sebagai para cendekiawan pendidikan khususnya

pendidikan Islam diharapkan dapat membangun komunikasi agar terjalin

kerjasama dan tasamuh serta saling menghargai sehingga dapat memicu

pembangunan akhlak yang baik yang salah satunya dapat mendorong

motivasi kerja yang semakin tinggi lagi.

Ketiga, kinerja guru dalam proses kegiatan belajar mengajar di Man

2 Garut dilakukan dengan tertib sesuai dengan peraturan pemerintah yang

berlaku, namun harus tetap dilakukan evaluasi secara kontinu mengingat

ketika di lapangan ada saja hal yang terjadi yang tidak sesuai dengan yang

diharapkan sehingga evaluasi dari berbagai aspek terkait kelembagaan

madrasah harus selalu diperhatikan yang mana nantinya akan menjadi tolak

ukur maju atau mundurnya suatu pendidikan yang dihasilkan dalam satuan

pendidikan yang ada di madrasah.

Keempat, capaian hasil belajar siswa merupakan tolak ukur berhasil

atau tidaknya suatu lembaga pendidikan dalam mencetak generasi penerus

bangsa, sehingga akhir dari proses pembelajaran ini menjadi acuan disetiap

jenjang pendidikan untuk melihat sejauh mana kemampuan anak mengikuti

proses pembelajaran ketika di madrasah, idealnya siswa dapat memeperoleh

capaian hasil belajar dengan baik apabila dibimbing oleh seorang guru yang

kompeten dibidangnya namun iu saja tidak cukup mengingat pelaku

pendidikan pun harus memperhatikan faktor lainnya dan disesuaikan

dengan kondisi dan situasi yang dialami oleh peserta didik dan seluruh stake

kholder yang di sekitar lingkungan pembelajaran baik internal maupun

eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. (2017). Pengaruh Supervisi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Yang Di


Mediasi Variabel Motivasi Kerja Guru SMA Negeri 1 Maumere. Manajemen
Bisnis, 7(2).
Abyad, S. N. (2013). Pengaruh Pengawasan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor
BAPPEDA Kabupaten Kutai Kartanegara. PREDIKSI. .
Arda, M. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan.
Arianty, N., Bahagia, R., Lubis, A. A., Indrawati., Lestari, Rena., Lubis, Riki
Riharji. 2015. Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Madrasah
Aliyah Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. E Journal Mahasiswa Prodi Biologi
Univ. Pasir Pangaraian, 1 (1): 1-5.
Amalda, N., & Prasojo, L. D. (2018). Pengaruh motivasi kerja guru, disiplin kerja
guru, dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Akuntabilitas
Manajemen Pendidikan, 6(1), 11-21.
Barkah, J. (2017). Meningkatkan kinerja guru melalui kemampuan manajerial
kepala sekolah dan iklim organisasi di madrasah. Sosio E-Kons, 6(1).
Cepi, T. ( 2015 ). Perilaku organisasi dalam Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Hasibuan, S,. P.M. ( 2013 )
Dirgayana, A., & Harnanik, H. (2015). Pengaruh Kinerja Guru, dan Penggunaan
Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Prakarya dan Kewirausahaan Siswa KElas
X SMK Negeri 02 Pekalongan. Economic Education Analysis Journal, 4(1).
Definisi Iklim Organisasi. ( http://jurnal sdm.blogspot.com/. diakses pada tanggal
28 juli 2015.
Erlina, F. (2016). PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BUTIK HIJAB FASHION
DI ONOKABE (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomi Unpas Bandung).

H.M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)


Indri Lastriyani & Endang Herawan. 2013. Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah
dan Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru. Jurnal Adminisistrasi
Pendidikan.

Medan: Madenatera. Ainanur, A., & Tirtayasa, S. (2018). Pengaruh Budaya


Organisasi, Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan. Maneggio:
Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1)

Nana Sudjana 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Suharsaputra, Udar, Administrasi Pendidikan. PT. Rafika Aditama,


Bandung, 2013, hlm. 82
Wijayanti, R., & Meftahudin, M. (2016). Pengaruh kepemimpinan islami,
motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dengan lama kerja
sebagai variabel moderating. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat UNSIQ, 3(3), 185-192.
Wijiyono, W. (2019). Hubungan Pengambilan Keputusan dan Iklim
Organisasi terhadap Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten
Tangerang. Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 5(02),
145-
154.
Zuhairini Dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama (Jakarta: Usaha
Nasional, 2014), h. 54.
https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2234 Andayani,

I., & Tirtayasa, S. (2019). Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi,

Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan

Bisnis, 18(1), 40-60.https://doi.org/10.30596/jimb.v18i1.1097

Anda mungkin juga menyukai