Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU


SMK NEGERI 3 MATARAM

Oleh:

Masturi1, Agus Ramdani2, dan Muntari3


Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Mataram

ABSTRAKS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh TQM dan budaya organisasi terhadap kinerja
guru SMK Negeri 3 Mataram.Jumlah populasi penelitian 171 orang guru.Sampel ditentukan
berdasarkan metode Solven sebanyak 63 orang.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuantitatif dengan angket sebagai instrumennya. Analisis data yang digunakan adalah regresi
sederhana dan berganda dengan uji F.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Ada pengaruh yang signifikan antara TQM terhadap
kinerja guru SMK Negeri 3 Mataram, (2) Ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi
terhadap kinerja guru SMK Negeri 3 Mataram, dan (3) Ada pengaruh yang signifikan antara TQM
dan budaya organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMK Negeri 3 Mataram.
Kata Kunci: TQM, Budaya Organisasi, Kinerja Guru

INFLUENCE OF TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) AND CULTURE


ORGANIZATIONAL ON TEACHER PERFORMANCE OF SMK NEGERI 3 MATARAM
ABSTRACT
This research aims to determine the influence of TQM and culture organizational on teacher
performance of SMK Negeri 3 Mataram. The research population is 171 teachers. Samples are
determined based on Solven method of 63 people. The approach used in this research is quantitative
with the questionnaire as the instrument. Data analysis used is simple and multiple regression with
F test. Based on research result and discussion can be concluded things as follows: (1) There is
significant influence between TQM on teacher performance of SMK Negeri 3 Mataram, (2) There
is significant influence between organizational culture on teacher performance of SMK Negeri 3
Mataram, and (3) There is significant influence between TQM and culture organizational together
on teacher performance SMK Negeri 3 Mataram.
Keywords: TQM, Culture Organizational,Teachers Performance
LATAR BELAKANG tahun 2015 diperoleh hasil nilai rata-rata
Guru merupakan komponen penting 45,13 sedangkan nilai idealnya adalah 56.
yang berperan mewujudkan tujuan pendidikan Berdasarkan fakta tersebut di atas
di sekolah. Kinerja guru yang diwujudkan
menunjukkan bahwa kinerja lembaga
dalam proses pembelajaran di sekolah akan
sangat menentukan kualitas siswa yang pendidikan, khususnya SMK Negeri 3
dihasilkan dan kualitas proses pendidikan Mataram belum optimal. Belum optimalnya
secara umum. Guru sebagai tenaga kinerja guru karena:(1) masih ada guru yang
profesional yang merupakan faktor penentu memiliki kualifikasi dan kompetensi yang
mutu pendidikan harus memiliki keterampilan tidak sesuai dengan bidang studi yang
manajemen di sekolah. Pentingnya kinerja ini diajarkan, (2) masih rendahnya motivasi kerja
setidaknya dikarenakan kinerja dapat
yang disebabkan banyaknya beban kerja guru,
menentukan tingkat produktivitas suatu
organisasi, termasuk sekolah. (3) dipengaruhi personal factor, leadership
Untuk dapat meningkatkan factor, team factor, system factor dan
produktivitasnya di sekolah, guru dituntut contextual/situational factor.
memiliki beberapa kemampuan dan Fakta semacam ini menjadi indikator
keterampilan tertentu. Kemampuan dan bahwa kinerja pendidikan belum optimal
keterampilan tersebut sebagai bagian dari antara lain disebabkan oleh kinerja guru. Dari
kompetensi profesionalisme guru.
Kompetensi merupakan kemampuan yang adanya fakta yang ada dan harapan
dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai sebagaimana dijelaskan diatas, menunjukkan
pendidik dapat terlaksana dengan baik. kesenjangan yang ada antara kinerja guru
Kenyataan yang ada saat ini, kinerja yang belum optimal dan harapan dari kinerja
guru selama ini kurang optimal. Banyak guru yang telah berkompeten dengan sarana
anggapan guru melaksanakan tugasnya hanya prasarana yang sangat menunjang.
sebagai kegiatan rutin. Lebih dari itu, Kesenjangan yang ada berupa rendahnya
masyarakat atau orang tua murid kadang- kinerja guru tersebut akan menjadi bahan dari
kadang menuding guru tidak kompeten, tidak penelitian ini, dan dari kesenjangan tersebut
bermutu dan sebagainya, manakala peneliti akan berusaha mancari faktor-faktor
putra/putrinya tidak bisa menyelesaikan yang setidaknya dapat mempengruhi kinerja
persoalan yang dihadapinya sendiri atau guru saat ini.
memiliki kemampuan tidak sesuai dengan Faktor-faktor yang mempengaruhi
keinginannya. kinerja, antara lain dikemukakan Armstrong
Kenyataan diatas juga ditemukan di dan Baron dalam Wibowo (2007) yaitu: 1)
SMK Negeri 3 Mataram, salah satu sekolah personal factor, ditunjukkan oleh tingkat
kejuruan di Kota Mataram. Jika dilihat masih keterampilan, kompetensi yang dimiliki,
ada kelemahan-kelemahan guru yang ditemui motivasi dan komitmen individu, 2)
berkaitandengan kinerja antara lain:1) masih leadership factor, ditentukan oleh kualitas
ada sebagian guru yang memiliki pendidikan dorongan, bimbingan dan dukungan yang
tidak sesuai dengan bidang studi yang dilakukan manajer dan team leader, 3) team
diajarkan, 2) masih ada sebagian guru belum factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan
memiliki kompetensi yang sesuai untuk yang diberikan oleh rekan sekerja, 4) system
mendukung 13 paket keahlian yang ada di factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja
sekolah, 3) masih adanya sarana dan dan fasilitas yang diberikan organisasi, dan 5)
prasarana yang belum memadai dengan contextual/situational factors, ditunjukkan
jumlah siswa/rombongan belajar yang ada, 4) oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan
berdasarkan hasilPenilaian Kinerja Guru lingkungan internal dan eksternal.Kinerja
(PKG) yang dilaksanakan oleh kepala sekolah guru dipengaruhi pula oleh penerapan TQM
(Munir dan Nurhikmahyanti, 2014: 152) dan Budaya organisasi dapat
budaya organisasi (Suharyanto dan Susilo, mempengaruhi sikap, prilaku dan kinerja guru
2014). Oleh karena itu sekolah khususnya dalam bekerja. Dengan budaya organisasi,
SMK Negeri 3 Mataram perlu menerapkan seluruh personil sekolah akan melaksanakan
TQMdan meningkatkan budaya organisasi tugas-tugas keorganisasian dengan
dalam rangka meningkatkan kinerja guru. berpedoman pada nilai-nilai dan norma-
Berdasarkan konsepsi mutu dan standar norma yang berlaku. Apabila budaya
mutu di atas, dalam upayamewujudkan organisasi baik maka kerja guru otomatis
pendidikan yang bermutu di SMK Negeri 3 akan berdampak baik.Budaya organisasi yang
Mataram, kebutuhan akan pengelolaan kuat akan membantu sekolah dalam
ataumanajemen yang memiliki fokus terhadap memberikankepastian kepada guru, staf dan
mutu menjadi suatu keharusan. siswa di sekolah untuk berkembang bersama,
TQMmerupakan jawaban ataskebutuhan tumbuh danberkembangnya sekolah.
diatas. TQM dapat digunakan untuk Dari studi dan sejumlah analisis
membentuk ikatan antara lembaga, sekolah, tersebut di atas memperkuat ekspektasi bahwa
dunia bisnis, danpemerintah. Ikatan tersebut penerapan TQM dan budaya organisasi dalam
memungkinkan para profesional di sekolah organisasi/lembaga khususnya di SMK
atau daerah dilengkapidengan sumber-sumber Negeri 3 Mataram mempunyai pengaruh
yang dibutuhkan dalam pengembangan terhadap kinerja guru. Hal ini sangat menarik
program mutu. TQM merupakan aspek utama penulis untuk melakukan penelitian yang
dari manajemen total. Dengan demikian, terkait dengan tema tersebut. Oleh karena itu
TQM adalah suatu pendekatan yang penulisakan mengungkap “Pengaruh
harusnyadilaksanakan oleh organisasi masa Penerapan Total Quality Management (TQM)
kini termasuk SMK Negeri 3 Mataram untuk dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja
memperbaiki kualitas “output”-nya dan Gurudi SMK Negeri 3 Mataram”.
meningkatkanproduktivitasnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Kinerja guru di samping dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan,
dipengaruhi oleh penerapan TQM, juga terutama yang berkaitan denganManfaat
dipengaruhi oleh budaya teoritis, yaitu sebagai khasanah
organisasi(Suharyanto dan Susilo, pengembangan dan pengkajian ilmu
2014).Menurut Wibowo (2007) budaya pengetahuan terutama yang berkaitan dengan
organisasi mempunyai peranpenting dalam TQM, budaya organisasi dan kinerja guru.
menentukan pertumbuhan
organisasi.Organisasi dapat tumbuh dan
berkembang karena budaya organisasi yang METODE PENELITIAN
terdapat di dalamnya mampu merangsang Penelitian ini dilaksanakan di SMK
semangat kerja sumber daya manusia (guru) Negeri 3 Mataram selama 3 bulan mulai
di dalamnya sehingga kinerja organisasi Tanggal8 April – 8 Juli 2017.Subjek
meningkat. Relly (Suhirno, 2013: 2-3) penelitian ini adalah seluruh Guru SMK
menemukan bahwa budaya organisasi dapat Negeri 3 Mataram baik yang PNS maupun
meningkatkan kinerja organisasi. Kinerja non PNS, peneliti memilih lokasi tersebut
organisasi tersebut tercapai karena dukungan sebagai tempat penelitian didasarkan pada
kinerja individu yang ada dalam organisasi. pertimbangan kemudahan, keterbatasan waktu
Jadi, jelas bahwa budaya organisasi dan tenaga dalam menyelesaikan penelitian
berpengaruh terhadap kinerja individu. ini.
Penelitian menggunakan pendekatan Variabel TQM di SMK Negeri 3
kuantitatif jenis ex post facto dengan Mataram diungkap dengan instrumen
melibatkan 63 sampel sesuai formulasi Slovin sebanyak 32 butir pertanyaan dengan lima
yang selanjutnya ditentukan secara alternatif jawaban, didapatkan skor variabel
probability sampling dengan cara TQM memiliki rentang teoritik 32 sampai
proporsional sampling. Data dijaring 160, dan rentang skor empirik antara 85
menggunakan kuesioner dalam bentuk skala sampai 149. Skor rata-rata (M) = 120,69
Linkert yang selanjutnya dianalisis secara standar deviasi (SD) = 15,45, Varian =
kuantitatif (uji statistik). 238,79, median (ME) = 121,00 dan modus
(Mo) = 56,00, nilai minimun = 85 dan nilai
HASIL PENELITIAN DAN maksimum = 149. Dari data tersebut dapat
ditentukan interval (selang) kelasnya sebagai
PEMBAHASAN berikut: (1) menentukan range = nilai
1. Data Hasil Penelitian makksimum – nilai minimum = 149 – 85 =
Berdasarkan data tabulasi jawaban 64, (2) menentukan jumlah kelas = 1 + 3,32
responden, dapat dideskripsikan bagaimana log 63 = 5,00 (dibulatkan menjadi 5), dan (3)
penilaian responden terhadap variabel- menentukan interval kelas = 64/5 = 12,80
variabel yang digunakan dalam penelitian (dibulatkan menjadi 13).
yaitu TQM, budaya organisasi dan kinerja Adapun sebaran data variabel TQM
guru. Analisis deskriptif variabel merupakan dapat digambarkan dalam bentuk distribusi
upaya menggambarkan secara mendalam frekuensi seperti yang terlihat pada Tabel 4.1
tentang data yang diperoleh selama penelitian,
sehingga akan mengetahui makna dan Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Variabel
keadaan yang sebenarnya dari yang diteliti.
Penilaian ini didasarkan pada total jawaban TQM
responden pada tiap indikatordari tiap
variabel penelitian. Hasil perhitungan tersebut N Frekuens %
o Interval i % Komulatif
akan mendeskripsikan penilaian responden
1 85 - 97 6 9,52 9,52
terhadap variabel penelitian.
2 98 - 120 25 39,68 49,21
Deskripsi data dalam penelitian ini
121 -
mencakup skor tertinggi, skor terendah, nilai 3 131 17 26,98 76,19
rata-rata skor keseluruhan, median modus, 132 -
standar deviasi, varian, distribusi frekuensi, 4 144 9 14,29 90,48
grafik histogram dari ketiga variabel 145 -
penelitian. Data mentah diolah dengan 5 157 6 9,52 100,00
menggunakan metode statistik deskriptif. Jumlah 63 100,00
Metode statistik deskifriptik lebih
berhubungan dengan pengumpulan dan
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diketahui
peringkasan data, serta penyajian hasil
bahwa sebaran data TQMdikelompokkan
peringkasan tersebut. Uraian hasil
menjadi tiga kategori, yaitu kelompok interval
perhitungan deskriptif tersebut dijelaskan
rendah (1 kelas interval, yaitu interval: 85 -
sebagai berikut:
97) dengan frekuensi 6 atau 9,52%, kelompok
a.Variabel Total Quality Management (TQM) interval sedang/cukup (2 kelas interval, yaitu:
98 – 120 dan 121 - 131) dengan 42 responden
atau 66,66% dan kelompok interval tinggi ( 2
kelas interval, yaitu interval 132 – 144 dan Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diketahui
145 - 157) dengan 15 responden atau 23,54%. bahwa sebaran data budaya
organisasidikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu kelompok interval rendah (2
kelas interval, yaitu interval: 73 – 84 dan 85 -
b. Variabel Budaya Organisasi
96) dengan frekuensi 18 atau 28,57%,
Variabel Budaya Organisasi di SMK kelompok interval sedang/cukup (2 kelas
Negeri 3 Mataram diungkap dengan interval, yaitu: 97 – 108) dengan 18
instrumen sebanyak 28 butir pertanyaan responden atau 28,57% dan kelompok
dengan lima alternatif jawaban, didapatkan interval tinggi (2 kelas interval, yaitu interval
skor variabel Budaya Organisasi memiliki 109 – 120 dan 121 - 132) dengan 27
rentang teoritik 28 sampai 140, dan rentang responden atau 42,86%.
skor empirik antara 73 sampai 129. Dari hasil
c. Variabel Kinerja Guru
perhitungan statistik deskriptif diperoleh skor
rata-rata (M) = 104,77 standar deviasi (SD) = Variabel Kinerja Guru di SMK Negeri
13,54, Varian = 183,43, median (ME) = 3 Mataram diungkap dengan instrumen
105,00 dan modus (Mo) = 110,00, nilai sebanyak 79 butir pertanyaan dengan lima
minimun = 73 dan nilai maksimum = 129. alternatif jawaban, didapatkan skor variabel
Dari data tersebut dapat ditentukan interval Kinerja Guru memiliki rentang teoritik 79
(selang) kelasnya sebagai berikut: (1) sampai 395 dan rentang skor empirik antara
menentukan range = nilai makksimum – nilai 211 sampai 372. Dari hasil perhitungan
minimum = 129 – 73 = 56, (2) menentukan statistik deskriptif diperoleh skor rata-rata (M)
jumlah kelas = 1 + 3,32 log 63 = 5,00 = 302,00 standar deviasi (SD) = 37,21, Varian
(dibulatkan menjadi 5), dan (3) menentukan = 1385,31, median (ME) = 121,00 dan modus
interval kelas = 56/5 = 11,20 (dibulatkan (Mo) = 242,00, nilai minimun = 211 dan nilai
menjadi 11). maksimum = 372. Dari data tersebut dapat
Adapun sebaran data variabel budaya ditentukan interval (selang) kelasnya sebagai
organisasidapat digambarkan dalam bentuk berikut: 1) menentukan range = nilai
distribusi frekuensi seperti yang terlihat pada makksimum – nilai minimum = 372 – 121 =
Tabel 4.2. 161,2) menentukan jumlah kelas = 1 + 3,32
log 63 = 5,00 (dibulatkan menjadi 5), dan 3)
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi menentukan interval kelas = 161/5 = 32,20
(dibulatkan menjadi 32).
Variabel Budaya Organisasi
Adapun sebaran data variabel Kinerja
% Guru dapat digambarkan dalam bentuk
No Interval Frekuensi % Komulatif distribusi frekuensi seperti yang terlihat pada
1 73 - 84 2 3,17 3,17 Tabel 4.3.
2 85 - 96 16 25,40 28,57
3 97 - 108 18 28,57 57,14
109 -
4 120 20 31,75 88,89
121 -
5 132 7 11,11 100,00
63 100,00
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru Nilai
No Variabel N Keterangan
Sig
% 1 Total Quality 63 0,171 Distribusi
No Interval Frekuensi % Komulatif Management (TQM) normal
1 211 - 232 2 3,17 3,17 2 Budaya Organisasi 63 0,200 Distribusi
normal
2 233 - 264 10 15,87 19,05 3 Kinerja Guru 63 0,055 Distribusi
3 265 - 296 18 28,57 47,62 normal
4 297 - 328 24 38,10 85,71 Sumber: Lampiran 3
5 329 - 360 9 14,29 100,00
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan
Jumlah 63 100
hasil uji normalitas ketiga variabel penelitian
di atas terlihat bahwa nilai sig. masing-masing
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diketahui variabel: TQM = 0,171, budaya organisasi =
bahwa sebaran data Kinerja Guru 0,200, dan kinerja guru = 0,055. Nilai tersebut
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data
kelompok interval rendah (3 kelas interval, berasal dari populasi yang terdistribusi secara
yaitu interval: 211 – 232, 233 – 264, dan 265 normal. Oleh karena itu penggunaan statistik
- 296) dengan frekuensi 30 atau 47,62%, parametris untuk pengujian hipotesis dapat
kelompok interval sedang/cukup (1 kelas dilanjutkan.
interval, yaitu: 297 - 328) dengan 24
responden atau 38,10% dan kelompok 3. Pengujian Hipotesis
interval tinggi (1 kelas interval, yaitu interval a. PengaruhTQM (X1) terhadapKinerja Guru
329 - 360) dengan 33 responden atau 14,29%. (Y)
Hipotesis pertama yang diajukan dalam
penelitian ini menyatakan bahwa ada
2. Uji Persyaratan
pengaruh antara TQM (X1) terhadap kinerja
Syarat agar dapat menggunakan guru (Y). Untuk mengetahuipengaruh TQM
persamaan regresi adalahterpenuhinya asumsi (X1) terhadap kinerja guru (Y), digunakan
klasik untuk mendapatkan nilai pemeriksa analisis regresi.
yang tidak biasdan efisien dari suatu Dari hasil perhitungan analisis regresi
persamaan regresi. Dalam penelitian ini, linear sederhana mengenai pengaruhTQM
peneliti menggunakan uji normalitas data. (X1) terhadap kinerja guru (Y) dapat dilihat
Uji normalitas bertujuan untuk pada Tabel 4.5 berikut ini.
mengetahui apakah data yang diperoleh dari
penelitian di lapangan mempunyai distribusi Tabel 4.5. Hasil Uji Statistik TQM
normal. Penelitian ini menggunakan SPSS terhadap Kinerja Guru
untuk menguji distribusi dari data. Kriteria
Standard
yang digunakan adalah apabila nilai sig. pada Unstandardized ized
t Sig.
uji Kolmogorov Smirnov> 0,05, maka data Coefficients Coeffici
dapat dikatakan mempunyai distribusi normal. ents
Std.
Dari hasil pengolahan data normalitas Model B Error Beta
terhadap distribusi ketiga variabel penelitian 1 Konsta
10,89 2,78 3,91 0,00
diperoleh hasil seperti Tabel 4.4 berikut: nta
TQM 104,
2,40 0,02 0,99 0,00
91
Tabel 4.4. Uji Normalitas dengan Chi- a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Kuadrat
Tabel 4.7. Analisis Koefisien
Dari Tabel 4.5pada lampiran 6 Determinan TQM terhadap Kinerja Guru
diperoleh nilai konstanta a = 10,89 dan
koefisien b = 2,40, sehingga persamaan Std. Change
regresinya adalah: Ŷ = 10,89+ 2,40X1. Hal Error of Statistics
ini menunjukkan pengaruhTQMterhadap R the
kinerja guru SMK Negeri 3 Mataram Mo Squar Estimat df df Sig
ditunjukkan oleh persamaan regresi Ŷ = del R e e 1 2 .
10,89 + 2,40X1.Nilai konstanta (a) sebesar 1 0,9 0,0
10,89, menunjukkan besarnya variabel rata- 0,99 2,78 1 61
9a 0
rata kinerja guru yang tidak dipengaruhi oleh a. Prediktor: (Konstanta), TQM
TQM atau dapat diartikan pada saat TQM
sebesar 0, maka rata-rata kinerja guru sebesar Berdasarkan Tabel 4.7 dari output
10,89.Koefisien regresi sebesar 2,40, berarti regresi dapat diketahui nilai R2 (Adjusted R
TQMmempunyai pengaruhterhadap kinerja Square) adalah 0,99. Dengan demikian
guru, karena koefisien regresi bernilai positif. sumbangan efektif TQM terhadap kinerja
Hasil uji signifikansi terhadap persamaan Guru SMK Negeri 3 Mataram yaitu 99,00%,
regresi Ŷ = 10,89+ 2,40X1dapat dilihat pada sedangkan sisanya sebesar 1,00% dipengaruhi
Tabel 4.6 sebagai berikut: oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Tabel 4.6.Ringkasan Anava untuk


Menguji Keberartian Regresi b. PengaruhBudaya Organisasi (X2) terhadap

Sum of Mean Kinerja Guru (Y)


Model Squares df Square F Sig.
1 Regressi 85416,3 11006, Hipotesis kedua yang diajukan dalam
85416,33 1 0,00
on 3 69 penelitian ini menyatakan bahwa ada
Residual 473,38 61 7,76 pengaruh antara Budaya Organisasi (X2)
Total 85889,71 62
terhadap kinerja guru (Y). Untuk mengetahui
a. Variabel Terikat: Kinerja Guru
b. Prediktor: (Konstanta), TQM pengaruh Budaya Organisasi (X2) terhadap
kinerja guru (Y), digunakan analisis regresi.
Dari Lampiran 4.6, diketahui bahwa Dari hasil perhitungan analisis regresi
nilai sig (0,00)<alpha(0,05), maka Ho ditolak. linear sederhana (Lampiran 6) mengenai
Dengan demikian dapat dikatakan persamaan pengaruhBudaya Organisasi (X2) terhadap
regresi Ŷ = 10,89+ 2,40X1signifikan. kinerja guru (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Berdasarkan prosedur analisis regresi berikut ini.
linear sederhana, yaitu dengan analisis
koefisien determinasi digunakan untuk Tabel 4.8. Hasil Uji Statistik Budaya
mengetahui seberapa besar prosentase Organisasi terhadap Kinerja Guru
sumbangan pengaruh variabel TQM terhadap
variabel kinerja. Standar
Unstandardi dized
zed Coeffic
Coefficients ients t Sig.
Std.
Model B Error Beta
1 (Konstanta 15,3 Berdasarkan prosedur analisis regresi
4,88 3,14 0,00 linear sederhana, yaitu dengan analisis
) 6
koefisien determinasi digunakan untuk
Budaya 58,9
2,72 0,04 0,99 0,00 mengetahui seberapa besar prosentase
Organisasi 5
sumbangan pengaruh variabel budaya
a. Variabel Devenden: Kinerja Guru
organisasiterhadap variabel kinerja.

Dari Tabel 4.8diperoleh nilai konstanta


Tabel 4.10. Analisis Koefisien
a = 15,36 dan koefisien b = 2,72, sehingga
Determinan TQM terhadap Kinerja Guru
persamaan regresinya adalah: Ŷ = 15,36+
2,72X2. Hal ini menunjukkan Std. Error Change
pengaruhbudaya organisasiterhadap kinerja Mod of the Statistics
guru SMK Negeri 3 Mataram ditunjukkan el R R Square Estimate df1 df2 Sig.
oleh persamaan regresi Ŷ = 15,36+ 1 0,0
2,72X2.Nilai konstanta (a) sebesar 15,36, 0,99a 0,98 4,92 1 61
0
menunjukkan besarnya variabel rata-rata
a. Prediktor: (Konstanta), TQM
kinerja guru yang tidak dipengaruhi oleh
budaya organisasiatau dapat diartikan pada
saat budaya organisasisebesar 0, maka rata- BerdasarkanTabel 4.10 dari output
rata kinerja guru sebesar 15,36.Koefisien regresi dapat diketahui nilai R2 (Adjusted R
regresi sebesar 2,72, berarti budaya Square) adalah 0,98. Dengan demikian
organisasimempunyai pengaruhterhadap sumbangan pengaruh dari budaya
kinerja guru, karena koefisien regresi bernilai organisasiterhadap kinerja guru SMK Negeri
positif. 3 Mataram yaitu 98,00%, sedangkan sisanya
Hasil uji signifikansi terhadap sebesar 2,00% dipengaruhi oleh faktor lain
persamaan regresi Ŷ = 15,36+ 2,72X2.dapat yang tidak diteliti.
dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
c. Pengaruh TQM (X1) dan Budaya
Tabel 4.9.Ringkasan Anava untuk Organisasi (X2) secara Bersama-sama
Menguji Keberartian Regresi
terhadap Kinerja Guru (Y)

Sum of Mean Hipotesis ketiga yang diajukan dalam


Model Squares df Square F Sig. penelitian ini menyatakan bahwa ada
1 Regressi 3475,8 pengaruh TQM dan budaya organisasi secara
84408,36 1 84408,36 0,00b
on 2 bersama-sama terhadap kinerja guru. Untuk
Residua mengetahui pengaruh TQM dan budaya
1481,35 61 24,28
l organisasi secara bersama-sama terhadap
Total 85889,71 62 kinerja guru, digunakan analisis regresi.
a. Variabel Terikat : Kinerja Guru Adapaun hasil analisis regresi ditunjukkan
b. Prediktor: (Konstanta), Budaya Organisasi oleh Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11.Hasil Uji Statistik TQM dan
Dari Lampiran 4.9, diketahui bahwa Budaya Organisasi secara
nilai sig (0,00)<alpha(0,05), maka Ho ditolak. Bersama-Sama terhadap
Dengan demikian dapat dikatakan persamaan Kinerja Guru
regresi Ŷ = 15,36+ 2,72X2signifikan.
Standardi
Dari hasil perhitungan analisis regresi zed
linear berganda mengenai pengaruh TQM dan Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Budaya Organisasi secara bersama-sama
Std.
terhadap kinerja guru diperoleh nilai Model B Error Beta t Sig.
konstanta a =9,80 dan koefisien b1 = 3,73, dan 1 (Konstanta) 9,80 2,33 4,20 0,00
b2 = -1,53, sehingga persamaan regresinya TQM 3,73 0,25 1,55 14,62 0,00
adalah: Ŷ= 9,80 + 3,73X1 – 1,53X2. Hal ini Budaya
-1,53 0,29 -0,55 -5,24 0,00
Organisasi
menunjukkan bahwa pengaruh TQM dan a. Variabel Dependen: Kinerja Guru
Budaya Organisasi secara bersama-sama
terhadap kinerja guru ditunjukkan oleh model Tabel 4.13. Analisis Koefisien
Ŷ= 9,80 + 3,73X1 – 1,53X2. Determinan TQM terhadap Kinerja Guru
Selanjutnya dilakukan uji signifikansi
persamaan regresi Ŷ= 9,80 + 3,73X1 – Mode Adjusted R Std. Error of
1,53X2,dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai l R R Square Square the Estimate
berikut: 1 0,99a 0,99 0,99 2,32
a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, TQM
Tabel 4.12. Ringkasan Anava
untuk Menguji Keberartian Regresi
Berdasarkan Tabel 4.13 dari output
Sum regresi dapat diketahui nilai R2 (Adjusted R
of Mean Square) adalah 0,99. Dengan demikian
Square Squar sumbangan pengaruh dari TQM dan budaya
Model s df e F Sig. organisasi secara bersama-sama terhadap
1 Regre 85565, 42782 790 0,0 kinerja guru SMK Negeri 3 Mataram yaitu
2
ssion 14 ,57 8,79 0b 99,00%, sedangkan sisanya sebesar 1,00%
Resid dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
324,56 60 5,40
ual diteliti.
Total 85889,
62 3. Pembahasan
71
a. Variabel Dependen: Kinerja Guru a. Pengaruh TQM (X1) terhadap Kinerja Guru
b. Prediktor: (Konstanta), TQM, Budaya (Y)
Organisasi TQMdi SMK Negeri 3 Mataram dalam
kategori baik. Hal ini didasarkan atas jawaban
Dari Lampiran 4.12, diketahui bahwa responden bahwa 66,66% tergolong kategori
nilai sig (0,00)<alpha(0,05), maka Ho ditolak. cukup dan 23,54% tinggi, sedangkan 9,52%
Dengan demikian dapat dikatakan persamaan saja responden mengatakan masih
regresi Ŷ= 9,80 + 3,73X1 – 1,53X2signifikan. rendah.Berdasarkantemuan hasil penelitian
Berdasarkan prosedur analisis regresi ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang
linear berganda, yaitu dengan analisis signifikan dari variabelpenerapan TQM yang
koefisiendeterminasi digunakan untuk meliputi kepuasan pelanggan,
mengetahui seberapa besar prosentase perbaikanberkesinambungan, respek terhadap
sumbangan variabel TQM dan budaya setiap orang dan manajemen berdasarkanfakta
organisasisecara bersama-sama terhadap terhadap budaya kualitas di SMK Negeri 3
variabel kinerja guru. Mataram.Hasil uji statistik menggunakan
SPSS dalam penelitian ini menunjukkan (tinggi). Sedangkan pengaruh budaya
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara orgasisasi terhadap kinerja guru SMKN 3
TQM terhadap kinerja Guru SMK Negeri 3 Mataram sebesar 98,00%. Temuan ini
Mataram dengan sumbangan efektif TQM menunjukkan dilingkungan SMK Negeri 3
terhadap kinerja sebesar 99,00% dan model Mataram telah memiliki nilai-nilai yang
hubungannya ditunjukkan dengan persamaan dipegang teguh sebagai pedoman dalam
regresi: Ŷ = 10,89+ 2,40X1. mengorganisir dan mengontrol perilaku para
Hal ini berarti organisasi yang bergerak guru. Hasil uji statistik menggunakan SPSS
dalam bidang apapun termasuk SMK Negeri dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada
3 Mataram yang semakin fokus dalam pengaruh yang signifikan antara budaya
melayani siswa, perbaikan berkelanjutan, organisasi terhadap kinerja Guru SMK Negeri
komitmen yang tinggi dari pihak sekolah, 3 Mataramyang ditunjukkan dengan
frekuensi pelatihan, pemberdayaan guru persamaan regresi: Ŷ = 10,89+ 2,40X2.
mampu mendorong semakin meningkatnya Hasil ini sesuai dengan teori yang
kinerja yang dicapai oleh guru. Fokus pada menyatakan bahwa budaya organisasi sekolah
siswa merupakan salah satu faktor yang yang kondusif memungkinkan setiap guru
mempengaruhi perubahan dan pengembangan termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya
kinerja dari suatu organisasi, juga sebagai yang unggul, disertai usaha untuk
salah satu variabel yang secara signifikan meningkatkan kompetensinya. Seperti
mempengaruhi kinerja (Prayogo andHong, pendapat Rivai (2007), bahwa budaya
2008 dalam Munizu, 2010).Hal ini juga organisasi sekolah mengacu ke suatu makna
dapatmembawa pengaruh positif terhadap bersama yang dianut oleh anggota-anggota
kinerja sesama guru. Sebagaimana teori yang yang mebedakan organisasi itu dengan
sudah dikemukakan oleh para ahli, bahwa tim organisasi lain. Makna bersama itu bila
atau kelompok itu adalah kumpulan yang diamati merupakan seperangkat nilai dan
terdiri dari dua atau lebih individu, dan karakteristik utama yang dihargai oleh
kehadiran masing-masing individu organisasi.
mempunyai arti serta nilai bagi orang lain, Budaya organisasi yang memiliki nilai-
dan dalam situasi saling mempengaruhi nilai positif tentunya merupakansebuah
(Kartini Kartono, 1992). Sedangkan Supeni karakter bangsa yang dapat mewujudkan
(2014), Sunuwidana (2013), dan Suhirno pendidikan yang bermutu danbermartabat.
(2013)mendukung hasil penelitian peneliti Pergeseran nilai dan budaya pada saat ini
yang menemukan bahwa penerapan prinsip- semakin kita rasakan danini semua
prinsip TQM yang meliputi kepuasan merupakan efek dari transisi budaya, yaitu
pelanggan, perbaikan berkesinambungan, dari budaya tradesionalkepada tradisi
respek terhadap setiap orang dan manajemen teknologi dan informasi atau yang sering
berdasarkan fakta terhadap kinerja dapat diistilahkan denganglobalisasi.Transisi
meningkatkan kinerja guru. budaya merupakan sebuah tantangan terhadap
bangsa ini dantermasuk dunia pendidikan.
b. Pengaruh Budaya Organisasi(X2)terhadap Oleh karena itu, budaya organisasi yang
Kinerja Guru (Y) memiliki nilaidan norma-norma diharapkan
Berdasarkan analisis deskriptif jawaban
mampu memfilter budaya yang
responden ditemukan bahwa budaya
semakinmengglobal tersebut. Budaya yang
organisasidi SMKN 3 Mataram dalam
positif merupakan cerminan dan acuan
kategori baik yaitu 28,57% dan 42,86%
personildalam mewujudkan tujuan organisasi.
budaya organisasi dikategorikan sangat baik
Robbins dan Judge (2015)mengemukakan
bahwa: “Budaya organisasi merupakan sistem Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
nilai bersamadalam suatu organisasi yang budaya organisasi diharapkan
menentukan tingkatan bagaimana dapatmenimbulkan komitmen dan tanggung
parapegawai/karyawan melakukan kegiatan jawab guru dalam menciptakan pesertadidik
untuk mencapai tujuan organisasi”.Budaya yang berilmu, mandiri, berakhlak mulia, serta
organisasi juga didefinisikan sebagai suatu bertanggung jawab terhadapdirinya, bangsa
nilai-nilai yang menjadipedoman sumber daya dan negaranya, sebagaimana yang
manusia untuk menghadapi permasalahan diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20
eksternal danusaha penyesuaian integrasi ke Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
dalam perusahaan. Sehingga masing- Nasional.
masinganggota organisasi harus memahami Berkaitan dengan perspektif kognitif
nilai-nilai yang ada dan bagaimana maka budaya organisasi sekolah akan
merekaharus bertindak serta bertingkah laku. berpengaruh terhadap kinerja guru, karena
Sehingga terbentuklah suatu sistem budaya organisasi dan iklim kerja yang
nilai,kebiasaan, citra akademis, serta etos kondusif akan memungkinkan setiap guru
kerja yang terinternalisasikan lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerja
dalamkehidupannya, yang dapat mendorong unggul yang disertasi usaha untuk
adanya apresiasi diri terhadap meningkatkan kinerjanya. Dengan demikian
peningkatanprestasi kerja yang objektif dan budaya organsisasi sekolah yang baik akan
positif. Budaya positif merupakan daya meningkatkan kinerja guru. Hal ini sesuai
dorong yangabstrak yang dapat dengan hasil penelitian Suhirno (2013),
menggerakkan orang-orang untuk melakukan Widodo (2011), Sahnan dkk.(2016),
aktivitas danefektivitas kerja yang optimal. Wulandari (2014) dan Maryati (2011) yang
Pernyataan di atas menggambarkan menemukan bahwa ada pengaruh antara
bahwa, budaya organisasi memiliki budaya organisasi terhadap kinerja guru.
peranpenting dalam membentuk watak
(perilaku) seseorang atau kelompok pada c. TQM dan Budaya Organisasi secara
suatuorganisasi, termasuk organisasi Bersama-Sama tehadap Kinerja Guru
Hasil penelitian ini mendukung
sekolah.Sekolah yang berprestasi pada
hipotesis ketiga yang menyatakanada
dasarnya tidak lepas dari kinerja guru yang
pengaruh TQM dan budaya
adadi sekolah tersebut. Efektivitas kinerja
organisasiterhadap kinerja guru SMK Negeri
guru (performance) dapat dilihat sejauh
3 Mataram. Hal ini berartibahwa penerapan
manakinerja tersebut dapat memberikan
pengaruh kepada perilaku peserta TQM dan semakinbaik dan kuatnya budaya
organisasi maka akan diikuti
didik.Usman (2006) menyatakan
peningkatankinerja guru. Kesimpulan diatas
bahwa:“Untuk menjadikan pendidikan
didasarkan pada hasil analisisregresi ganda
sebagai sebuah sektor pembangunan
TQM dan budaya organisasisecara bersama-
yangefektif, guru adalah faktor yang mutlak.
sama terhadap variabel kinerja guru, dimana
Bukan saja jumlahnya yang harusdicukupi,
besarnya kontribusi TQM dan budaya
melainkan juga mutunya harus baik; sebab
organisasi terhadap kinerja guru SMKN 3
jumlah dan mutu guruadalah unsur yang
Mataram sebesar 99,00%.
secara langsung ikut menentukan kekuatan
Hasil penelitian ini menunjukkan
sektorpendidikan. Dengan kata lain, kekuatan
bahwa upaya meningkatkan kinerja guru,
dan mutu pendidikan suatu negaradapat
diantaranya dipengaruhi TQMdan budaya
dinilai dengan mempergunakan faktor guru
organisasi. Dengan memberikan kepuasan
sebagai salah satu indeksutama”.
pada siswa, perbaikanberkesinambungan di 3. Ada pengaruhyang signifikan antara
sekolah, respek terhadap setiap orang dan TQMdan budaya organisasi secara
manajemen berdasarkanfakta terhadap bersama-sama terhadap kinerja guru
budaya, dan ditunjang oleh inisiatif individu, SMK Negeri 3 Mataram. Kontribusi
terus menerus diberikan pengarahan kepada TQMdan budaya organisasi secara
guru, toleransi terhadap tidakan beresiko, bersama-sama terhadap kinerja
dukungan sekolah terhadap guru, integritas, gurusebesar 99,00% dan model
kontroldi SMK Negeri 3 Mataram. Hal ini hubungannya ditunjukkan dengan
akanmendorong guru untuk bekerja dengan persamaan regresi: Ŷ= 9,80 + 3,73X1 –
sebaik-baiknya sehinggatingkat implementasi 1,53X2.
TQM menjadi semakin baik.Penerapan TQM
di SMK Negeri 3 yang berorientasipada mutu SARAN-SARAN
atau output pendidikan dan dilaksanakan 1. SMK Negeri 3 Mataram diharapkan
secaramenyeluruh dengan melibatkan semua mempertimbangkan variabel implementasi
anggota yang terlibat dalamproses belajar TQM yang berpengaruh signifikan, yaitu:
mengajar yang ditandai dengan adanya fokus pada siswa, komitmen manajemen,
prosesperbaikan yang berkelanjutan, pelatihan, pemberdayaan guru, untuk
peningkatan produktivitas, efisien danefektif, meningkatkan kinerja guru.
yang diharapkan dapat memenuhi harapan 2. Setiap organisasi termasuk SMK Negeri 3
pihak-pihak yangterlibat dalam proses Mataram memiliki karakteristik, nilai-nilai,
pendidikan. dan norma-norma yang berbeda di dalam
Hasil penelitian ini selaras budaya organisasinya. Bahwa keberadaan
denganSuhirno (2013) menjelaskan bahwa budaya organisasi di SMK Negeri 3
penerapan manajemen mutu terpadu, budaya Mataram adalah untuk membentuk
organisasi secara simultan berpengaruh positif karakter guru yang bermoral dan
dan signifikan pada kinerja guru. berintegritas. Oleh karena itu untuk
memperoleh guru yang yang bermoral dan
berintegritas, maka agar guru melalui
KESIMPULAN lembaga-lembaga pendidikannya untuk
senantiasa memberikan pemahaman yang
Berdasarkan hasil penelitian dan lebih mendalam tentang pentingnya nilai-
pembahasan dapat disimpulkan hal-hal nilai dan norma-norma yang terkandung di
sebagai berikut: dalam budaya organisasi kepada setiap
1. Ada pengaruhyang signifikan antara peserta didiknya sehingga dapat
penerapanTQMterhadap kinerja guru menumbuhkan kencintaan dan pengabdian
SMK Negeri 3 Mataram. Besarnya terhadap institusinya.
kontribusi TQM terhadap kinerja guru
adalah 99,00% dan model hubungannya
ditunjukkan dengan persamaan regresi: DAFTAR PUSTAKA
Ŷ = 10,89+ 2,40X1.
2. Ada pengaruhyang signifikan antara Hashmi, K. 2004. Introduction and
Implementation of Total Quality
budaya organisasiterhadap kinerja guru
Management (TQM),
SMK Negeri 3 Mataram dengan www.isisigma.com. September
kontribusi sebesar 98,00% dan model 2005.
hubungannya ditunjukkan dengan
persamaan regresi: Ŷ = 15,36+ 2,72X2.
Hidayanti, D.M. 2014. Analisis Pengaruh Sunuwidana. 2013. Pengaruh Total Quality
Budaya Organisasi, Kepuasan Management (TQM) terhadap
Kerja Kinerja Karyawan melalui Budaya
Krajewski, J. Lee and P. R. Larry, 2000, Kualitas. Tesis. Program
Operations Management Strategy Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
and Analysis, Fifth Edition,
Addison-Wesley Publising Tersedia:
Company Inc. http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t2
9743.pdf, diakses tanggal 28
Maryati, S.L. 2011. Pengaruh Budaya Pebruari 2016)
Organisasi dan Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah Supardi. 2014. Kinerja Guru. PT
terhadap Kinerja Guru SMA di RajaGrafindo Persada. Jakarta
Kabupaten Indramayu Provinsi Usman, H. 2006. Manajemen: Teori, Praktik
Jawa Barat.Tesis.Fakultas Ilmu dan Riset Pendidikan. Bumi
Sosial dan Ilmu Politik Program Aksara. Jakarta
Studi Ilmu Administrasi Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. PT. Raja
Kekhususan Administrasi Dan
Grafindo Persada. Jakarta
Kebijakan Pendidikan. Universitas
Indonesia: Jakarta. Widodo. 2011. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Budaya
Riduwan.2015. Metode dan Teknik Menyusun Organisasi, dan Motivasi Kerja
Proposal Penelitian. Terhadap Kinerja Guru. Jurnal
Alfabeta.Bandung Pendidikan. Penabur -
Robbins, S.P. dan Judge, T.A. 2015.Prilaku No.17/Tahun ke-10. Desember
Organisasi. Edisi Indonesia. 2011. Tersedia:
Salemba Empat. Jakarta. http://bpkpenabur.or.id/wp-
Sahnan, Syafruddin, Dan Sudirman. 2016.
content/uploads/2015/10/jurnal-
Pengaruh Budaya Organisasi Sekolah No17-Thn10-Desember2011.pdf,
Dan Entrepreneurship Kepala Sekolah diakses tanggal 17 Maret 2016.
Terhadap Kinerja Guru Sekolah Wiyono, G. 2011. Merancang Penelitian
Menengah Kejuruan (Smk) Negeri Di Bisnis dengan Alat Analisis SPSS
Kota Mataram. Jurnal Praktisi 17& SmartPLS 2.0. UPP STIM
Administrasi Pendidikan (JPAP) YKPN: Yogyakarta.
Volume 1 Number 1, Juli 2016.
Wulandari, A.T.Y.. 2014. Pengaruh Budaya
Suharsaputra, Uhar. 2013. Administrasi Organisasi Terhadap Kinerja Guru Di
Pendidikan. PT Refika Aditama. SMK Negeri 2 Ngawi Tahun 2014.
Bandung. Jurnal Prodi Pendidikan Ekonomi
Suharyanto dan Susilo, T.W., 2014. Pengaruh IKIP PGRI Madiun.
Budaya Organisasi terhadap
Kinerja Guru di Beberapa SMA di
Kabupaten Gresik. Jurnal Ilmiah
Pro Patria. Volume XIV(1) Tanggal
1 Maret 2014.
Suhirno. 2013. Pengaruh Penerapan
Manajemen Mutu Terpadu dan
Budaya Organisasi terhadap
Kinerja Guru SMA N 1 Pakem
Sleman Yogyakarta. Tesis. FE
UGM. Tersedia:

Anda mungkin juga menyukai