Anda di halaman 1dari 10

PROYEKSI PIKTORIAL

TEKNIK PEMESINAN

KELAS X

SEMESTER GENAP

MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK MESIN

SMKN 52 JAKARTA

2021
PROYEKSI PIKTORIAL

Proyeksi piktorial adalah suatu cara menampilkan gambar benda yang


mendekati bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan
tunggal. Fungsi proyeksi piktorial adalah untuk menggambarkan benda tiga
dimensi pada sebuah bidang dua dimensi. Hal ini diperlukan agar gambar dapat
dengan mudah dibaca dan diintepretasikan oleh pelaksana sehingga benda yang
dibuat sesuai dengan rencana.

Untuk mendapatkan gambar benda tiga dimensi pada sebuah bidang datar
maka proyeksi piktorial terdiri dari beberapa jenis. Setiap jenis proyeksi piktorial
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu penggunaan
setiap jenis proyeksi piktorial berdasarkan kebutuhan pada gambar teknik.

Setiap jenis proyeksi piktorial memiliki aturan gambar yang berbeda-beda.


Oleh karena itu cara membuat proyeksi piktorial harus berdasarkan aturan tersebut.
Hal ini bertujuan agar proyeksi piktorial yang digambar mampu menggambarkan
benda tiga dimensi secara nyata.

Ada beberapa macam cara proyeksi, antara lain :

A. Proyeksi Piktorial Isometri


Proyeksi isometri merupakan penggambaran secara 3 dimensi pada
sebidang kertas dengan memiringkan sumbu-x dan sumbu-y.
a. Ciri proyeksi isometris
Untuk mengetahui apakah suatu gambar disajikan dalam bentuk
proyeksi isometris, perlu kiranya kita mengetahui terlebih dahulu ciri
dan syarat-syarat untuk membuat gambar dengan proyeksi tersebut.
1.) Ciri pada sumbu
- Sumbu-x dan sumbu-y mempunyai sudut 30°terhadap garis
mendatar.
- Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.

2
-
2.) Ciri pada ukurannya
- Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang
benda yang digambarnya.

Contoh :

Gambar 1.1 proyeksi piktorial isometri


b. Penyajian proyeksi isometri
Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan
beberapa posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan
horisontal..
1.) Proyeksi isometris dengan kedudukan normal.

3
Gambar 1.2 proyeksi isometri kedudukan normal
2.) Proyeksi isometris dengan kedudukan terbalik
Mengenai hal ini dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu:
(a) Memutar gambar dengan sudut 180° ke kanan dan kedudukan
normal,sesuai dengan kedudukan sumbunya.

Gambar 1.3 proyeksi isometri kedudukan terbalik

(b) Mengubah kedudukan benda yang digambar untuk


memperlihatkan bagian bawah benda tersebut

4
3.) Proyeksi isometris dengan kedudukan horizontal
(a) Sebagaimana cara yang dilakukan untuk menggambar
kedudukan proyeksi isometris terbalik, yaitu dengan memutar
sumbu utama 180° dan sumbu normal, maka untuk kedudukan
horizontal 270° ke kanan dan kedudukan sumbu norrnalnya
(b) Mengubah kedudukan benda, yaitu untuk memperlihatkan
bagian samping kiri (yang tidak terlihat)

Gambar 1.4 proyeksi isometri kedudukan horizontal

B. Proyeksi Piktorial Dimetri


Dibandingkan dengan proyeksi isometri, proyeksi dimetri mempunyai
perbedaan mendasar, yaitu: besar sudut sumbu-x dan y, terhadap garis
horisontal dan perbandingan sumbu-x, y dan z. Pada proyeksi dimetri tipe-
I, besar sudut sumbu-x terhadap garis horisontal adalah 7 derajat, sedangkan
besar sudut sumbu-y terhadap garis horisontalnya adalah 40 derajat.
Proyeksi dimetris mempunyai ketentuan sebagai berikut.
a. Sumbu utama mempunyai sudut: α =7° dan β = 40°
b. Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, pada sumbu y = 1 : 2,
dan pada sumbu z = 1 : 1.

5
Gambar 2.1 proyeksi piktorial dimetri

Berikut contoh perubahan pandangan dari proyeksi isometri dengan


sudut α = 30 derajat dan β = 30 derajat dengan perbandingan x : y : z
adalah 1 : 1 : 1 menjadi proyeksi dimetri dengan sudut α = 7 derajat dan
β = 40 derajat dengan perbandingan x : y: z adalah 1 : ½ : 1. Gambar
perbandingan antara gambar isometri dan dimetri di atas jika dijelaskan
lebih rinci adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 perubahan dari proyeksi isometri menjadi


proyeksi dimetri

6
Bila diperhatikan, proyeksi dimetri sisi sumbu-y mempunyai panjang
lebih pendek dibandingkan dengan sisi sumbu-y dari proyeksi isometri,
perbandingannya adalah ½ kali panjang proyeksi isometri. Namun
pengukuran angkanya tetap dituliskan ukuran sebenarnya sebelum
dibuat proyeksi.
C. Proyeksi Piktorial Miring ( Oblique )
Melanjutkan pembahasan kita mengenai berbagai jenis gambar
proyeksi piktorial yang telah diuraikan diatas, maka ada satu lagi jenis
gambar proyeksi piktorial 3 dimensi yang mempunyai wujud yang mirip.
Perhatikan baik - baik gambar berikut dan temukan ciri khusus masing-
masing. Dapatkah anda menemukan kemiripan dan perbedaan ketiga
gambar 3 dimensi ini?

Gambar 3.1 proyeksi piktorial miring (oblique)

Gambar proyeksi isometri, dimetri, dan obliq sama-sama memberikan


informasi bentuk 3 dimensi suatu benda. Namun ada hal prinsip yang
membedakannya sehingga menjadi kategori yang berbeda. Apakah
perbedaan dan persamaan antara ketiganya?
Pada proyeksi miring, pada dasarnya perbandingan antar sumbunya
baik x, y maupun z, mempunyai perbandingan yang sama dengan proyeksi
dimetri yaitu sumbu x = 1 : 1, pada sumbu y = 1 : 2, dan pada sumbu z = 1
: 1., hanya saja yang berbeda adalah besar sudut α = 0 derajat dan besar
sudut β = 45 derajat.
Perhatikan contoh dibawah ini, perubahan proyeksi dimetri dengan
sudut α = 7 derajat dan sudut β = 40 derajat menjadi proyeksi miring dengan

7
sudut α = 0 derajat dan sudut β = 45 derajat. Pada gambar ini panjang sisi
surut (pada sumbu-y) adalah sama dengan panjang aslinya.

Gambar 3.2 perubahan proyeksi dimetri menjadi proyeksi


miring (oblique)

D. Proyeksi Perspektif
Pada dunia teknik, penggambaran dengan menerapkan teknik
pandangan mata tersebut juga dipergunakan untuk memberikan informasi
bentuk benda yang lebih mudah dipahami. Jenis gambar ini juga lebih
mewakili cara pandang mata manusia. Gambar jenis ini lah yang disebut
dengan gambar perspektif.
Perspektif berasal dari kata perspective. Gambar perspektif secara
kontekstual berarti cara menggambar benda padat pada permukaan dua
dimensi sehingga memberikan kesan yang tepat tentang tinggi, lebar,
kedalaman, dan posisi
benda dalam hubungannya satu sama lain bila dilihat dari sudut pandang
tertentu
Ada tiga macam gambar proyeksi perspektif ditinjau dari jumlah titik
hilang yang ada, yaitu :
a.) Perspektif dengan satu titik hilang
Dengan menggunakan perspektif satu titik, maka garis-garis yang
sejajar akan konvergen (mengumpul) ke satu titik di suatu tempat. Pada

8
perspektif jenis ini hanya ada satu titik dimana garis-garis sejajar
terkumpul menjadi satu titik, sedangkan garisgaris sejajar pada arah
yang lain akan tetap sejajar. Titik tempat bertemunya garis sejajar
tersebutlah yang disebut dengan titik hilang atau vanishing point.
Proyeksi ini memberikan kesan kedalaman objek gambar.

Gambar 4.1 Perspektif dengan satu titik hilang

Sisi sebuah objek akan mengecil menuju ke titik hilang. Semua garis
vertikal dan horisontal digambarkan apa adanya, tetap vertikal dan
horisontal. Pemakaian perspektif jenis ini sangat terbatas karena
dikhawatrikan dapat mengaburkan informasi mengenai ukuran benda
yang sebenarnya. Produk yang kecil akan nampak jauh lebih besar dari
ukuran yang sebenarnya.
b.) Perspektif dengan dua titik hilang
Perspektif dua titik lebih bermanfaat dibandingkan dengan perspektif
satu titik. Objek gambar yang digambarkan dengan dua titik hilang
terlihat lebih natural. Pada perspektif dua titik garis-garis sejajar pada
kedua sisi benda akan mengumpul pada dua titik yang terletak di
horison, sedangkan untuk garis vertikal tetap digambarkan vertikal
begitu saja (vertikal penuh).

9
Gambar 4.2 Perspektif dengan dua titik hilang

c.) Perspektif dengan tiga titik hilang


Pengembangan yang lebih jauh dari perspektif dua titik adalah
perspektif tiga titik, yaitu perspektif dengan tiga titik hilang. Perspektif
tiga titik juga memiliki dua titik hilang di horison sebagaimana
perspektif dua titik, akan tetapi pada arah vertikal, perspektif ini
memiliki satu titik hilang lagi, bisa di atas horison bisa juga di bawah
horison. Semakin dekat titik hilang ke objek, maka akan semakin besar
pula kesan gambar objek tersebut.

Gambar 4.3 Perspektif dengan tiga titik hilang

10

Anda mungkin juga menyukai