20
c. Penyajian Proyeksi Isometri
Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat
dilakukan dengan beberapa posisi (kedudukan),
yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal.
120°
x y
30° 30° x y
titik
z
referensi
Proyeksi isometri dengan posisi normal z
c. Penyajian Proyeksi Isometri
Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat
dilakukan dengan beberapa posisi (kedudukan),
yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal.
z z
titik
referensi
30° 30°
y 120° x x
y
30°
y
120°
titik
z
referensi
z
30°
posisi horisontal
x
x
2. Proyeksi Dimetri
Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang
ditampilkan, dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat
ditanggulangi dengan proyeksi dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan
sumbu yang sama panjang. Pada dimetri perbandingan yang sama
terdapat pada dimensi tinggi dan panjang. Perbandingan yang lazim
digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1 Perbandingan ini diikuti dengan
konsekuensi pada sudut objek yang digambar terhadap garis horizon yaitu
41,4o untuk sudut sebelah kanan dan 72o untuk sudut sebelah kiri. Adapun
ciri dan syarat proyeksi tersebut sebagai berikut :
a. Ciri pada sumbu
Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y
mempunyai sudut 40°.
b. Ketentuan Ukuran
Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada
sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1
2. Proyeksi Dimetri
z
40
y
x
7,2° 41,4°
40
40
Keterangan :
Ukuran pada sumbu x 40 mm
Ukuran gambar pada sumbu y digambar nya, yaitu 20 mm
Ukuran pada sumbu z 40 mm
2. Proyeksi Dimetri
3. Proyeksi Trimetri
Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi,
oleh karena itu ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang)
perlu dipendekkan, sehingga perbandingan yang sering digunakan adalah
10:9:5 atau 6:5:4. Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis
horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis
mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi
dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2,
sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.
3. Proyeksi Trimetri
z
z
y y
45°
x x
4. Perspektif
Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar perspektif
dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
a) Perspektif satu titik lenyap (one point perspective) TH ( Titik Hilang )
Sistem perespektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda)
yang terletak relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang
cukup dekat, akibatnya mata memiliki sudut pandang yang sempit,
sehingga garis-garis batas benda akan menuju satu titik lenyap saja,
kecuali bila sejajar dengan horizon dan tegak lurus terhadapnya.
Gambar yang demikian sering disebut dengan paralel perspective
sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang sejajar horizon
dan vertikal. Penerapan gambar ini banyak digunakan pada gambar
rancang bangun (desain) interior.
4. Perspektif
a) Perspektif satu titik lenyap (one point perspective) TH ( Titik Hilang )
4. Perspektif
Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar perspektif
dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
b) Perspektif dua titik lenyap (two point perspective)
Sistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda
yang letaknya relatif jauh dan letaknya tidak sejajar (serong) terhadap
mata pengamat. Karena posisi pengamat jauh dengan obyek maka
sudut pandang mata melebar, akibatnya garis-garis batas benda akan
menuju titik lenyap sebelah kiri dan kanan. Gambar ini banyak
digunakan untuk desain eksterior.
4. Perspektif
b) Perspektif dua titik lenyap (two point perspective)
4. Perspektif
Dalam gambar teknik, gambar
perspektif jarang dipakai. Gambar
perspektif dibagi menjadi tiga macam,
yaitu :
c) Perspektif tiga titik lenyap (three
point perspective)
Gambar perspektif ini muncul akibat
benda/obyek yang diamati jauh di
bawah atau ke atas horizon. Oleh
karenanya sudut pandang mata
melebar ke segala arah. Perspektif
ini banyak digunakan untuk
menggambar arsitektur bangunan
yang serba tinggi.
4. Perspektif
c) Perspektif tiga titik lenyap (three point perspective)
Proyeksi Ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang
proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap
proyektornya. Garis-garis yang memproyeksikan benda
terhadap bidang proyeksi disebut proyektor. Selain
proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga
proyektor-proyektor tersebut sejajar satu sama lain.
1. Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama,
juga ada yang menyebutkan proyeksi kuadran I,
perbedaan sebutan ini tergantung dari masing
pengarang buku yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan
bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi yang
letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya
1. Proyeksi Eropa
P.A Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Be P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang
P.Ka
P.Ki
(P. bawah)
P.Ki
(P. atas)