Anda di halaman 1dari 37

PROYEKSI DAN DIMENSI

A. Proyeksi Piktorial, Ortogonal dan Pandangan

Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan
suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga
dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian
yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Secara umum proyeksi
dapat dilihat pada gambar 9.4. dibawah ini :

PROYEKSI

Proyeksi Piktorial Proyeksi Ortogonal Proyeksi Pandangan


(Posisi benda) (Posisi Pemproyeksian) (Posisi Pandangan)

Proyeksi isometric Sebuah titik Proyeksi Eropa


Proyeksi dimetri Sebuah garis Proyeksi Amerika
Proyeksi Miring Sebuah bidang
Proyeksi perspeksif Sebuah benda

Gambar 9.4. Proyeksi

1. Proyeksi Piktorial
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi, dapat
dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa
macam cara proyeksi antara lain :

a. Proyeksi piktorial isometri


Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara isometri atau untuk
memproyeksikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan proyeksi isometri, maka perlu diketahui
ciri-ciri dan syarat-syarat untuk menampilkan suatau gambar dengan proyeksi isometri. Adapun ciri
dan syarat proyeksi tersebut sebagai berikut :
1). Ciri pada sumbu
- Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar.
- Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.
2). Ciri pada ukurannya
Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarnya.
Contoh :

20

50
20

Gambar 9.5. Proyeksi isometri

a). Penyajian Proyeksi Isometri


Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan beberapa posisi (kedudukan),
yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal.
(1) Proyeksi isometri dengan posisi normal
Contoh :
120°
x y

30°

30°
x
y
z

titik referensi

Gambar 9.6. Proyeksi isometri dengan posisi normal


(2) Proyeksi isometri dengan posisi terbalik
Contoh :
z 30°
30°

y 120°
z x

titik referensi

y x

Gambar 9.7. Proyeksi isometri dengan posisi terbalik

(3) Proyeksi isometri dengan posisi horisontal


Contoh :
y

30°
120°

30°
x
y
titik referensi

z
x
Gambar 9.8.Proyeksi isometri dengan posisi horisontal

b. Proyeksi Dimetri
Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan
ketentuan tersebut antara lain :
1) Ciri pada sumbu
Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y mempunyai sudut 40°.
2) Ketentuan ukuran
Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan
skala pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1
Contoh : z

y
10°

x
40°

Keterangan :
40 - Ukuran pada sumbu x 40 mm
1
- Ukuran gambar pada sumbu y digambar
2
nya, yaitu 20 mm
- Ukuran pada sumbu z 40 mm

40
40

Gambar 9.9. Proyeksi dimetri


c. Proyeksi miring
Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horisontal/mendatar dan sumbu y
mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada
proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada
sumbu z = 1 : 1.
Contoh :
z

y
45°

x
z

x Gambar 9.10. Proyeksi miring


d. Gambar Perspektif
Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar perspektif dibagi menjadi
tiga macam, yaitu :
1. Perspektif dengan satu titik hilang
2. Perspektif dengan dua titik hilang
3. Perspektif dengan tiga titik hilang
Contoh : TH (Titik Hilang)

Gambar 10.1. Perspektif dengan satu titik hilang


2. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak
lurus terhadap proyektornya. Garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi
disebut proyektor. Selain proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga proyektor-proyektor
tersebut sejajar satu sama lain. Contoh-contoh proyeksi ortogonal dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
a. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik A

Proyektor

Bidang proyeksi

Proyeksi

Gambar 10.2. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik

b. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis A

A’

B’

Gambar 10.3. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis


c. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang A
B

C
D

A’

B’

D’

C’

Gambar 10.4. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang

d. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda


E
F
A
B
H
G
C
D

A’E’

B’F’

D’H’

C’G’

Gambar 10.5. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda

B. Proyeksi Eropa dan Amerika

Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan untuk memproyeksikan pandangan
dari sebuah gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi.
1. Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang menyebutkan proyeksi
kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari masing pengarang buku yang menjadi refrensi.
Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi yang letak bidangnya terbalik dengan
arah pandangannya (lihat gambar 2.3).
P.A
P.Be
Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Ki P.Be = Pandangan Belakang

P.D

P.Ba

(P. bawah)

(P. kanan) (P. depan) (P. Kiri) (P. Belakang)

(P. atas)

Gambar 10.6. Proyeksi Eropa

2. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang menyebutkan
proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah
pandangannya (lihat gambar 2.4).
P.A
P.Be
Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ka
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang
P.Ki

P.D
(P. atas)
P.Ba

(P. kiri) (P. depan) (P. kanan) (P. Belakang)

(P. bawah)
Gambar 10.7. Proyeksi Amerika
C. Simbol Proyeksi

Untuk membedakan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika, perlu diberi lambang proyeksi. Dalam
standar ISO (ISO/DIS 128), telah ditepkan bahwa cara kedua proyeksi boleh dipergunakan. Sedangkan
untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar menurut proyeksi Eropa (Kuadran I atau dikenal
dengan proyeksi sudut pertama).
Dalam sebuah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar dengan menggunakan kedua proyeksi
secara bersamaan. Simbol proyeksi ditempatkan disisi kanan bawah kertas gambar. Simbol/lambang
proyeksi tersebut adalah sebuah kerucut terpancung.

Simbol Proyeksi Eropa Simbol Proyeksi Amerika

D. Anak Panah
Anak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dan tempat/posisi atau arah potongan,
sedangkan angka ukuran ditempatkan di atas garis ukur atau disisi kiri garis ukur.
L
1/3L

Gambar 11.2. Anak panah

Dimensi
Dimensi merupakan elemen anotasi yang digunakan untuk menunjukkan ukuran panjang, besar sudut,
radius/diameter dan sebagainya. Dimensi juga merupakan anotasi yang sangat penting dalam menggambar
teknik. Meski anda menggambar dan mencetak dengan menggunakan skala, tidak masuk akal jika orang
yang ingin mengetahui ukuran gambar anda harus mengukurnya setiap saat.

a. Klasifikasi Pencatuman Ukuran


Benda-benda yang diukur mempunyai bentuk yang bermacam-macam, fungsi, kualitas, atau pengerjaan
yang khusus. Oleh karena itu, pencatuman ukuran diklasifikasikan menjadi:

• Pengukuran dengan dimensi fungsional


• Pengukuran dengan dimensi nonfungsional
• Pengukuran dengan dimensi tambahan
• Pengukuran dengan kemiringan atau ketirusan
• Pengukuran dengan bagian yang dikerjakan khusus
• Pengukuran dengan kesimetrian

1) Pengukuran dengan dimensi fungsional, nonfungsional, dan ukuran tambahan


Jika suatu benda terdiri atas bagian-bagian (bagian yang dirakit), maka ukuran bagian yang satu dengan
Iainnya mempunyai fungsi yang sama, sehingga satu sama lain mempunyai ukuran yang berpasangan dan
pencatuman ukurannya sebagai fungsi yang berpasangan. Jika benda kerja yang digambar berdiri sendiri,
tetapi dalam sistem pengerjaannya terhadap maka digambar sesuai dengan ukurannya dan pencatuman
ukurannya sebagai fungsi pengerjaan.

Ukuran-ukuran yang tidak berfungsi disebut ukuran nonfungsional. Untuk melengkapi ukuran, dalam hal ini
supaya tidak menimbulkan kekacauan dalam membaca gambar terutama dalam jumlah ukuran total, maka
ukuran pada gambar dilengkapi dengan ukuran tambahan. Ukuran tambahan ini harus ditempatkan di
antara dua kurung atau di dalam kurung (lihat Gambar 5.80 berikut).

Gambar 5.80 Ukuran tambahan

Keterangan:
F = dimensi fungsional
NJF = dimensi nonfungsional
H = dimensi tambahan

4) Pemberian ukuran pada bagian-bagian yang simetris


Untuk memberikan ukuran-ukuran pada gambar-gambar simetris, jarak antara tepi dan sumbu simetrisnya
tidak dicantumkan (lihat Gambar 5.83).

Gambar 5.83 Penunjukan ukuran pada bagian yang simetris

c. Penunjukan ukuran jari-jari


Untuk menunjukkan ukuran jari-jari, dapat digambarkan dengan garis ukur
dimulai dan titik pusat sampai busur Iingkarannya. Sebagai simbol dari jari-jari
tersebut, diberi tanda huruf “R” (lihat Gambar 5.85 berikut).
A. Pendahuluan

Ada dua cara yang dapat digunakan dalam menggambar proyeksi, yaitu proyeksi sistem
Eropa dan proyeksi sistem Amerika. Biasanya proyeksi Eropa disebut dengan First Angle
Projection, dan proyeksi sistem Amerika disebut Third Angle Projection.

A.Proyeksi Sistem Eropa (First Angle Projection)


Untuk rnempermudah ingatan tentang proyeksi Eropa, kuncinya adalah bahwa objek atau
benda terletak di antara orang yang melihat dengan bidang proyeksi. Untuk
memproyeksikan suatu benda, benda tersebut seolah-olah didorong menuju bidang
proyeksi.

Gambar 1

Dalam peragaan menggunakan tiga bidang proyeksi, yaitu bidang depan, atas, dan
samping, benda diletakkan di antara bidang proyeksi dan pengamat (Gambar 2). Artinya
bidang proyeksi terletak di belakang,benda. Dari gambar tampak dengan jelas bahwa
proyeksi untuk,pandangan atas terletak di bawah benda, dan proyeksi pandangan depan
terletak di belakang benda, dan proyeksi pandangan samping terletak di,
sebelah kanan.
Gambar 2.
Dalam proyeksi ini benda berada di depan bidang proyeksi. Jadi, bidang
proyeksi ada di antara pengamat dengan benda. Untuk memproyeksikan benda
pada bidang proyeksi, benda seolah-olah ditarik ke bidang proyeksi sehingga
garis sinar proyeksi ditarik menuju
ke bidang proyeksi. Sebagai contoh Gambar 7 dan 8.
32
Menggambar Teknik Proyeksi dan Dimensi
33
Menggambar Teknik Proyeksi dan Dimensi

Gambar 10 Penentuan Pandangan Sistem Amerika

Gambar di bawah ini merupakan contoh penerapan proyeksi pada gambar-


gambar detail. Gambar tersebut tidak menunjukkan pada seluruh pandangan
pada proyeksi Amerika, namun hanya digambar pada pandangan-pandang yang
di butuhkan saja atau padangan-pandangan yang diyakini cukup lengkap
memberikan informasi bagi pembaca atau operator mesin. Gambar-gambar
bagian di bawah ini hanya menampilkan gambar pandangan depan dan
pandangan samping kanan saja karena kedua pandangan tersebut di yakini
sudah cukup mewakili hingga mampu memberikan informasi kepada operator
mesin untuk membuat benda-benda tersebut..

SOAL-SOAL LATIHAN
1. Disediakan gambar nomor 1 sampai 4
a. Tentukan jenis proyeksi yang digunakan
b. Tentukan pandangan depan, samping, atas, atau bawah pada tiap gambar
proyeksi
c. Lengkapi garis-garis gambar pandangan sehingga menunjukkan
d. Gambarkan dengan Perspektif “ DIMETRI _ Sudut 7 dan 42
34
Menggambar Teknik Proyeksi dan Dimensi

gambar pandangan proyeksi yang benar


35
Menggambar Teknik Proyeksi dan Dimensi

2. Disediakan gambar nomor A sampai F


a. tentukan jenis proyeksi yang digunakan
b. Tentukan pandangan depan, samping, atas, atau bawah pada tiap gambar
proyeksi
c. Lengkapi garis-garis gambar pandangan sehingga menunjukkan
d. Gambarkan secara perspektif
36
Menggambar Teknik Proyeksi dan Dimensi

gambar pandangan proyeksi yang benar


37
Menggambar Teknik Proyeksi dan Dimensi

Anda mungkin juga menyukai