OLEH :
FAJAR MEILAN
Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda
ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial adalah
cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan
proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya mempunyai
sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Secara umum proyeksi dapat dilihat pada gambar
9.4. dibawah ini :
PROYEKSI
1. Proyeksi Piktorial
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua
dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan
menggambar. Beberapa macam cara proyeksi antara lain :
20
50
20
120°
x y
30° 30°
x y
z
titik referensi
30° 30°
y 120° x
titik referensi
y x
y
30°
120° z
30°
x
4
Menggambar Teknik Proyeksi dan Prespektif
titik referensi
x
Gambar 9.8.Proyeksi isometri dengan posisi horisontal
b. Proyeksi Dimetri
Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu
diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain :
1)Ciri pada sumbu
Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y mempunyai
sudut 40°.
2)Ketentuan ukuran
Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 :
2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1
Contoh :
z
y
10°
x 40°
Keterangan :
40 -Ukuran pada sumbu x 40 mm
-Ukuran gambar pada sumbu y
1
digambar
nya, yaitu 20 mm
- Ukuran2pada sumbu z 40 mm
40
40
c. Proyeksi miring
Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horisontal/mendatar dan
sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi miring
sama dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan
pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1.
Contoh :z
45°
x
z
d. Gambar Perspektif
Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar perspektif
dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Perspektif dengan satu titik hilang
2. Perspektif dengan dua titik hilang
3. Perspektif dengan tiga titik hilang
Contoh :TH (Titik Hilang)
2. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-garis yang
memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor. Selain proyektor
tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga proyektor-proyektor tersebut sejajar satu
sama lain. Contoh-contoh proyeksi ortogonal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
a.Proyeksi ortogonal dari sebuah titik
A
Proyektor
Bidang proyeksi
Proyeksi
A’
B’
A’
B’
D’
C’
A’E’
B’F’
D’H’
C’G’
P.D
P.Ba
8
Menggambar Teknik Proyeksi dan Prespektif
(P. bawah)
(P. atas)
Gambar 10.6. Proyeksi Eropa
2. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang letak
bidangnya sama dengan arah pandangannya (lihat gambar 2.4).
P.A
P.Be
Keterangan :
P.A= Pandangan Atas
P.Ki= Pandangan Kiri
P.Ka= Pandangan Kanan
P.Ka
P.Ba= Pandangan Bawah
P.Be= Pandangan Belakang
P.Ki
P.D
(P. atas)
P.Ba
(P. bawah)
9
Menggambar Teknik Proyeksi dan Prespektif
Untuk membedakan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika, perlu diberi lambang
proyeksi. Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah ditepkan bahwa cara kedua proyeksi
boleh dipergunakan. Sedangkan untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar
menurut proyeksi Eropa (Kuadran I atau dikenal dengan proyeksi sudut pertama).
Dalam sebuah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar dengan menggunakan
kedua proyeksi secara bersamaan. Simbol proyeksi ditempatkan disisi kanan bawah kertas
gambar. Simbol/lambang proyeksi tersebut adalah sebuah kerucut terpancung.
D. Anak Panah
Anak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dan tempat/posisi atau arah
potongan, sedangkan angka ukuran ditempatkan di atas garis ukur atau disisi kiri garis
ukur.
L
1/3L
Prespektif
Prespektif (Dimensi) merupakan elemen anotasi yang digunakan untuk menunjukkan ukuran
panjang,
besar sudut, radius/diameter dan sebagainya. Dimensi juga merupakan anotasi yang sangat
penting dalam menggambar teknik. Meski anda menggambar dan mencetak dengan
menggunakan skala, tidak masuk akal jika orang yang ingin mengetahui ukuran gambar
anda harus mengukurnya setiap saat.
10
Menggambar Teknik Proyeksi dan Prespektif
Ukuran-ukuran yang tidak berfungsi disebut ukuran nonfungsional. Untuk melengkapi ukuran,
dalam hal ini supaya tidak menimbulkan kekacauan dalam membaca gambar terutama
dalam jumlah ukuran total, maka ukuran pada gambar dilengkapi dengan ukuran tambahan.
Ukuran tambahan ini harus ditempatkan di antara dua kurung atau di dalam kurung (lihat
Gambar 5.80 berikut).
Keterangan:
F = dimensi fungsional
NJF = dimensi nonfungsional
H = dimensi tambahan
2) Pengukuran ketirusan
Untuk mencatumkan ukuran benda yang mempunyai bentuk miring, ukuran kemiringannya
dicantumkan dengan harga tangen sudutnya.
Keterangan:
50 = Diameter bola dengan ukuran 32 mm
SR 16 = Jari-jari bola dengan ukuran 16 mm
C3 = Chamfer atau pinggulan dengan ukuran 3 × 45
023 = Simbol ukuran silinder, dengan ukuran 23 mm
34 = Simbol ukuran bujur sangkar, dengan ukuran sisinya 34 mm
120 = Simbol ukuran tidak menurut skala yang sebenarnya
M12 = Simbol ukuran ulir dengan jenis ulir metris dan diameter luarnya
12 mm
2 = (Silang/cros clengan garis tipis); simbol bidang rata
I = (Strip titik tebal); simbol bagian yang dikerjakan khusus
13
Menggambar Teknik Proyeksi dan Prespektif