Anda di halaman 1dari 10

Proyeksi miring (Oblik)

Oblique adalah Teknik Gambar paraline yang menggunakan suatu permukaan horisontal


atau vertikal dari apa yang kita gambar sebagai bidang dasar.

Di dalam proyeksi miring, garis-garis proyeksi yang terjadi tidaklah tegak lurus terhadap bidang
proyeksi, melainkan membentuk sudut terhadap bidang proyeksi. Proyeksi dari benda yang
berada pada bidang proyeksi disebut proyeksi miring, Cara menggambar proyeksi miring ini,
biasanya kemiringan dari benda yang akan digambar itu membentuk sudut 45° seperti terlihat
pada gambar berikut

Sudut proyeksi miring

Cara memnggambarnya sebagai berikut:

1. Penggambaran terhadap sumbu Z digambarkan pada skala yang sebenarnya atau skala


1:1.
2. Demikian pula penggambaran terhadap sumbu X digambarkan pada skala 1:1.
3. Dan penggambaran terhadap sumbu Y digambarkan setengahnya atau pada skala 1:2.
Proyeksi dimetri
Dibandingkan dengan proyeksi isometri, proyeksi dimetri mempunyai perbedaan
mendasar, yaitu : besar sudut sumbu x dan y, terhadap garis horizontal dan
perbandingan sumbu x, y dan z. Dimetri yang berarti dua ukuran merupakan
pengembangan atau modifikasi dari bentuk Isometri dengan ukuran panjang, lebar
dan tinggi diubah untuk memberikan kesan nyata. Biasanya menggunakan
perbandingan 2:2:1 atau 3:3:1. dalam gambar dimetri terdapat masing-masing dua
macam skala dan sudut kemiringan.

Proyeksi Dimetri adalah bagian dari proyeksi aksonometri dengan ketentuan untuk
skala pemendekan dengan arah sumbu x, y dan z minimal dua arah sumbu
memiliki besar pemendekan yang sama sedangkan kedua sudut proyeksi boleh
sama atau tidak sama sekali. Disebut proyeksi dimetri, bila skala perpendekan dari
dua rusuk dan dua sudut dari ketiga sudut yang dibentuk oleh ketiga rusuk yang
berpotongan pada satu titik adalah sama .

Ciri yang mendasar adalah besar sudut sumbu x,y,z terhadap garis horizontal dan
perbandingan sumbu x,y, dan z

Biasanya menggunakan perbandingan 2:2:1 atau 3:3:1

Tabel Perpendekan Dimetri

Aturan yang mendasar untuk Proyeksi Dimetri adalah terdapat skala pemendekan
yang sama terhadap dua sumbu dan atau dua sudut.
1. Proyeksi Amerika

Proyeksi amerika disebut juga proyeksi sudut ketiga atau proyeksi kwadran III, , perbedaan
istilah ini tergantung dari masing-masing pengarang yang menjadi refernsi. Proyekasi Amerika
merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah pandangannya. Coba
perhatikan gambar dibawah ini.

Ketentuan dari proyeksi amerika , bidang proyeksi terletak antara pengamat dan benda. Cara
memproyeksikannya : Benda yang akan kita proyeksikan kita ambil sama dengan benda yang
diproyeksikan dengan cara eropa, gambar 5.3.a, termasuk arah memandangnya.

Kemudian benda kita masukkan dalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar 5.4a.
Dengan ketentuan dari proyeksi amerika di atas, maka gambar proyeksi pandangan Depan (A)
ada dibidang sisi depan kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di bidang atas,
Pandangan sisi kiri (C) ada di sisi kiri, pandangan sisi kanan (D) ada di sisi kanan , pandangan
bawah (E) ada di sisi bawah, pandangan sisi belakang (F) ada di belakang lihat gambar 5.4a

Kemudian sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya kita
rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan gambar proyeksi
pandangan depan.

Bila garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi Amerika seperti
pada gambar 5.4c

Ciri-ciri dari hasil proyeksi Amerika :

1. Pandangan atas terletak di atas pandangan depan


2. Pandangan kiri terletak dikiri pandangan depan
3. Pandangan kiri terletak di kanan pandangan depan
4. Panfangan bawah terletak di bawah pandangan depan
Proyeksi eropa disebut juga proyeksi sudut pertama atau proyeksi kkwadran I. Proyeksi Eropa
merupakan proyeksi yang letaknya terbalik dengan arah pandangnya. Coba kita perhatikan
kembali gambar dibawah ini, dengan model yang sama kita proyeksikan gambar tersebut
kedalam proyeksi eropa.

Ketentuan dari proyeksi eropa, benda terletak antara pengamat dan bidang proyeksi. Cara
memproyeksikan :

Benda yang akan kita proyeksikan harus kita rencanakan mana yang kita anggap sebagai
pandangan depan, misalnya A adalah pandangan depan, B adalah pandangan atas, C adalah
pandangan kiri, D Pandangan Kanan, E pandangan bawah, dan F pandangan Belakang
ditunjukkan oleh anak panah pada gambar 5.3a. Ini menunjukkan dari arah mana pengamat/
orang akan memproyeksikan.

Kemudian benda kita masukkan kedalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar 5.3b.
Dengan kekentuan dari proyeksi eropa di atas, maka gambar proyeksi pandangan depan ( A) ada
dibidang sisi belakang dari kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di sisi bawah,
gambar proyeksi pandangan kiri ( C) ada di sisi kanan, Gambar proyeksi pandangan kanan ( D)
ada di sisi kiri, GAmbar proyeksi pandangan bawah (E) ada dibidang sisi atas dan gambar
proyeksi belakang ada dibidang sisi depan Gambar 5.3b

Kemudian sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya kita
rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan gambar proyeksi
pandangan depan.

Bila garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi eropa seperti
pada gambar 5.3d

Ciri-ciri dari hasil proyeksi eropa :

1. Pandangan atas terletak dibawah pandangan depan


2. Pandangan kiri terletak dikanan pandangan depan
3. Pandangan kiri terletak di kiri pandangan depan
4. Panfangan bawah terletak di atas pandangan depan
Proyeksi Isometri

Proyeksi isometri ialah suatu proyeksi yang mempunyai perbandingan panjang antara ketiga
sumbunya, yaitu x : y : z adalah 1 : 1 : 1, sedangkan jarak antar sumbu membentuk sudut sebesar
120 derajat. Pada proyeksi ini ciri yang paling mendasar adalah besar sudut antara sumbu x dan y
terhadap garis mendatar adalah 30 derajat.

Didalam proyeksi ini cara menampilkan penggambarannya meliputi 3 sajian tampilan yaitu
proyeksi isometri normal, terbalik dan horisontal.

 Berikut kedudukan persumbuan dari proyeksi isometri :

kedudukan sumbu isometri normal

kedudukan sumbu isometri terbalik

kedudukan sumbu isometri horisontal

Kedudukan proyeksi isometri normal adalah kedudukan dimana besar sudut sumbu x dan y
terhadap garis horisontal adalah 30 derajat, sedangkan sumbu z, tegak lurus membentuk sudut 90
derajat terhadap garis horisontal dengan nilai negatif.

Obyek dengan kedudukan isometri normal

Kedudukan proyeksi isometri terbalik adalah kedudukan dimana bentuk gambar dari proyeksi
isometri normal diputar 180 derajat kearah kanan, sehingga kedudukan sumbu z, tegak lurus
membentuk sudut 90 derajat terhadap garis horisontal dengan nilai positif.
Obyek dengan kedudukan isometri terbalik

Kedudukan proyeksi isometri horisontal adalah kedudukan dimana bentuk gambar dari proyeksi
isometri normal diputar 270 derajat kearah kanan, sehingga kedudukan sumbu x dan y terhadap
garis vertikal membentuk sudut 30 derajat, sedangkan kedudukan sumbu z, sejajar dengan garis
horisontal kearah positif.

Obyek dengan kedudukan isometri horisontal


proyeksi trimetri

Proyeksi trimetri adalah proyeksi dengan skala pendekatan tiga sisi dan tiga sudut tidak sama. Proyeksi
ini dapat dilihat pada gambar di bawah.

Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada


besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbu - sumbu tersebut.

Proyeksi Trimetri merupakan modifikasi lebih jauh lagi dari proyeksi Isometri. Ukuran panjang, lebar dan
tingginya ketiganya disesuaikan. Biasanya menggunakan perbandingan 10:9:5 atau 6:5:4. Dalam
proyeksi Trimetri terdapat masing-masing tiga macam skala dan sudut kemiringan.
Tabel di atas menunjukan sudut proyeksi dan skala perpendekan untuk proyeksi Trimetri. Aturan yang
mendasar untuk Proyeksi Trimetri adalah terdapat skala pemendekan yang boleh sama / tidak sama
terhadap ketiga sumbu dan/atau dua sudut.

Jadi untuk proyeksi Isometri bisa dikatakan proyeksi dimetri karena telah memenuhi syarat terdapat
skala pemendekan yang sama untuk dua sumbu dan dua sudut proyeksi yang sama, dan juga bisa
dikatakan Proyeksi Trimetri.
Proyeksi Aksonometri

Proyeksi aksonometri merupakan sebuah pandangan pencerminan dari garis proyeksi benda.
Kedudukan garis proyeksi terhadap bidang proyeksinya adalah tegak lurus. Proyeksi ini lebih
cocok digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk bangunan baik sebagian, detail maupun
keseluruhan. Proyeksi aksonometri merupakan proyeksi sejajar, ini karena garis sejajar objek
tetap diproyeksikan sejajar. Proyeksi ini disebut juga proyeksi miring dimana bentuk dan
ukurannnya sebanding dengan benda aslinya. Sedangkan kelemahan dari proyeksi ini adalah
bagian depan obyek lebih kecil dari bagian belakangnya atau sering disebut sebagai distorsi.

Tabel Proyeksi Aksonometri

Proyeksi Aksonometri

Anda mungkin juga menyukai