Anda di halaman 1dari 7

PROYEKSI STEREOGRAFI

A. DefinisiTentangProyeksi
Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti
gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang
dituangkan dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-carater sebut
berkenaan dengan arah garis proyeksi yang meliputi sejajar(paralel) dan
memusat (sentral). Arah yang sejajar terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap
bidang gambar dan sejajar akan tetapi miring terhadap bidang gambar.
Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar
proyeksi. Garisproyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar
menghasilkan gambar proyeksi orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa,
proyeksi Amerika, dan proyeksi Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar
tetapi miring terhadap bidang gambar menghasilkan proyeksi Oblik (miring).
Sementara gari sproyeksi yang memusat (sentral) terhadap bidang gambar
menghasilkan gambar perspektif.

Sumber : http://lorenskambuaya.blogspo.com

Gambar1
Contohpandangansejajartegak

Secara umum berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut


difungsikan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret
yang ada, misalnya meja atau kursi, digambarkan sedemikian rupa sehingga

dipahami oleh orang lain. Benda imajiner (benda khayalan), misalnya meja atau
kursi yang sebelumnya tidak ada di gambarkan sedemikianrupa sehingga
dipahami oleh orang lain. Gambar proyeksi dan perspektifl ebih banyak
menampilkan benda imajiner, oleh karena itu sangat bermanfaat dalam bidang
pertambangan.

B. ProyeksiOrtogonal
Penampilan gambar proyeksi Eropa relative sederhana dibandingkan
dengan yang lain. Gambar ini menampilkan pandangan atas, depan (muka), dan
samping. Oleh karena itu proyeksi Eropa sangat tepat digunakan untuk
kepentingan perancangan atau mendesain produk.
Sistem gambar proyeksi Eropa dihasilkan dari pemroyeksian pada ruang
atau sudut pertama (first angel).Oleh karena itu proyeksi Eropa sering disebut
proyeksi Kuadran Pertama atau Kuadran I. Ruang atau sudut penampilan
tersebut berbentuk tiga dimensi, yang terdiri atas 3 bidang, yaitu bidang1, 2,
dan3. Bidang 1 berfungs iuntuk menampilkan bayangan benda tampak dari atas,
bidang 2 untuk bayangan benda tampak depan, dan bidang 3 untuk bayangan
benda tampak dari samping kiri. Oleh karena itu proyeksi Eropa sering dikatakan
sebagai proyeksi multiview (tampak ganda).
Jika diperhatikan sistem proyeksi Eropa ini menempatkan posisi benda
atau obyek yang digambar berada di antara titik pengamat (proyektor) dan
proyeksi benda.

Sumber : http://lorenskambuaya.blogspo.com

Gambar 2
ProyeksiOrtogonal

C.

Prinsip Proyeksi Stereografi


Bila pada suatu bidang miring (gambar3.a), dibuat suatu permukaan bola

dengan pusat titik O pada bidang itu (gambar3.b), maka bidang tersebut dan

perpanjangannya akan memotong permukaan bola sebagai lingkaran besar


atau proyeksi bola (sferis). Belahan bola bagian bawah dari proyeksi permukaan
bola

dipakai sebagai gambaran posisi struktur dibawah permukaa nbumi.

Dengan dasar ini, dalam pemecahan persoalan geologi struktur hanya dipakai
bidang proyeksi permukaan bola bagian bawah.
Proyeksi stereografi merupakan cara pendekatan untuk deskripsi geometri
yang dapat menunjukan hubungan antara besar sudut dan kedudukan dari
garis atau bidang. Proyeksi permukaan bola ini digambarkan pada permukaan
bidang horizontal.

3.a

3.b
Sumber : http://lorenskambuaya.blogspo.com

Gambar 3.a dan 3.b


Bidang Miring Proyeksi Orthografi dan Bidang Miring Proyeksi
Permukaan bola

D.

Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga

tegak (ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam


penampilan tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan
tampak atas, depan, dan samping dalam satu kesatuan gambar tidak seperti
dalam proyeksi Eropa yang terpisah oleh bidang-bidang. Jenis proyeksi
Aksonometri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri adalah jenis proyeksi aksonometri berpenampilan tiga
dimensi atau piktorial dengan besaran sudut masing-masing 1200, dan
perbadingan masing-masing ukuran tinggi, panjang, dan dalam yaitu 1:1:1. Besar
sudut sumbu 1200 dapat digunakan alternatif dibuat sudut 300 terhadap bidang
horisontal (baik sudut kanan maupun kiri)

Sumber : http://lorenskambuaya.blogspo.com

Gambar 4.
Tampilan gambar isometri.

b. Proyeksi Dimetri
Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang
ditampilkan, dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi
dengan proyeksi dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan sumbu yang sama
panjang. Pada dimetri perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi
dan panjang. Perbandingan yang sering digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1
Perbandingan ini diikuti dengan konsekuensi pada sudut objek yang digambar
terhadap garis horizontal yaitu 41,4 derajat untuk sudut sebelah kanan dan 7,2
derajat untuk sudut sebelah kiri.

Sumber : http://lorenskambuaya.blogspo.com

Gambar 5.
Proyeksi Dimetri

c.

ProyeksiTrimetri
Penggunaan proyeks idimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi,

oleh karena ituu kuran kedua rusuk atau sumbu salah satunya (rusukpanjang)
perlu dipendekkan, sehingga perbandingan yang sering digunakan adalah 10:9:5
atau 6:5:4.

Sumber : http://lorenskambuaya.blogspo.com

Gambar6
TampilangambarTrimetri.

E. Cara Pengerjaan Dan Langkah Kerja


a. PadaProyeksiStereografi
Cara penggambaran unsure struktur dengan jarring stereografi Meredian
(Wulfnett) :
1. Letakan kalkir di atas jarring dan gambar lingkaran luarnya. Beri
tanda N, E, S dan W dan pusatl ingkaran.
2. Gambarkan jurus melalui pusat lingkaran sesuai harga jurusnya.
3. Putar kalkir sehingga jurus berhimpit dengan jurus Utara - Selatan
dimana titik utama jarring berhimpit dengan harga jurusnya.
4. Gambarkan garis lengkung merediannya sesuai dengan besarnya
kemiringan dengan ketentuan 0o dipinggir dan 90o dipusat lingkaran.
5. Stereogram bidang yang dimaksud dapat dilihat bila Utara kalkir
berhimpit dengan Utara set.

KESIMPULAN

Proyeksi stereografi merupakan cara pendekatan untuk deskripsi geometri


yang dapat menunjukan hubungan antara besarsudut dan kedudukan dari garis
atau bidang. Proyeksi permukaan bola ini digambarkan pada permukaan bidang
horizontal.
Pada dasarnya proyeksi dari suatu bidang adalah pembalikan sudut
kemiringan sebesar 90o. Untuk proyeksi kutub menggunakan Proyeksi Sama
Luas atau Schmidt Net. Pada proyeksi stereografi dengan jarring wulfnett, hasil
proyeksi pada bidang horizontal akan tampak penyebarannya yang mengumpul
kearah pusat.
Bidang yang kemiringannya besar, spasinya akan rapat ditengah dan
bidang yang kemiringannya kecil, spasinya renggang dipinggir. Hal ini
disebabkan karena dasar yang dipakai adalah Kesamaan Sudut. Untuk
kepentingan analisis struktur dengan banyak data, cara proyeksi dibuat dengan
dasar Kesamaan Luas permukaan bola terhadap bidang horizontal. Pembuatan
jarring ini dimaksudkan untuk menghindari distribusi data yang tidak merata.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2009 LaporanPraktikumGeologiStruktur. Blogspt.com, Blogger,


http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/07/laporan-praktikum-

geologi-

struktur.html Diakses Senin 09 Maret 2015 (Online)

Arif,

Rian,

2011,

ProyeksiStereografi,

Blogspot.com,

Blogger,

http://rian-arif.blogspot.com/2011/02/proyeksistereografis_09.html
Diakses Senin 09 Maret 2015 (Online)
Ratna

Sari,

dewi,

ProyeksiStereografi,Blogspot.com,

Blogger,

http://secondgnrt.wordpress.com/2009/01/02/9/. Diakses Senin 09 Maret


2015 (Online)

Anda mungkin juga menyukai