Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ARSITEKTUR TROPIS
“PARADIGMA DESAIN ARSITEKTUR TROPIS”

DISUSUN OLEH :

RYAN ARISMAN

F 221 18 144

PRODI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Paradigma Arsitektur Tropis ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Arsitektur Tropis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang paradigma Arsitektur Tropis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 25 Maret 2020

RYAN ARISMAN

F 221 18 144

2
Daftar Isi

SAMPUL...............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................5

1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH.................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PARADIGMA ARSITEKTUR TROPIS..........................................................6

2.2 PRINSIP EXTENDING TRADITION..............................................................7

2.3 ANALISIS BANGUNAN EXTENDING TRADITION...................................9

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Arsitektur tropis adalah jenis gaya desain arsitektur yang merupakan jawaban dan
bentuk adaptasi bangunan terhadap kondisi iklim di suatu daerah tropis. Iklim tropis
biasanya  terletak di dekat garis khatulistiwa dan memiliki karakter khusus yang disebabkan
oleh panas matahari yang tinggi, kelembapan dan curah hujan yang cukup tinggi, pergerakan
angin, dan banyak pengaruh lainnya. Pengaruhnya  pada bangunan akan terasa pada suhu
udara, tingkat kelembapan, kesehatan udara yang harus diantisipasi oleh desain arsitektur
agar tidak merusak kenyamanan pengguna bangunan. Selain itu, arsitektur tropis juga
memperhatikan penggunaan material yang tahan terhadap kondisi iklim tropis, mampu
menunjukkan ciri karakter material lokal (daerah tropis) yang lebih sesuai dan ramah
lingkungan.

Kata Tropis merupakan suatu gambaran keadaan posisi suatu wilayah yang memiliki
2 musim (Hujan dan Kemarau) yang terletak dekat dengan garis khatilstiwa. Indonesia
adalah contoh terbaik daerah dengan karakter iklim tropis, banyak bangunan tradisional di
Indonesia yang menunjukkan ciri arsitektur tropis.Iklim tropis dikenal cukup ganas untuk
merusak banyak material bangunan seperti baja dan kayu. Curah hujan yang tinggi membuat
baja mudah berkarat dan membuat kayu mudah jamuran dan lapuk. Oleh karena itu,
Arsitektur tropis menggunakan lapisan finishing yang lebih banyak, seperti cat dan coating.
Arsitektur tropis adalah Gaya Arsitektur dikembangkan sebagai gaya arsitektur khusus yang
membuat adaptasi bangunan yang lebih baik dalam menghadapi iklim tropis dengan segala
karakteristiknya.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan paradigma Arsitektur Tropis ?
2. Bagaimana prinsip paradigma Arsitektur Tropis Extending Tradition ?
3. Identifikasi 2 contoh bangunan yang termasuk ke dalam Extending Tradition !

1.3 TUJUAN PENULISAN LAPORAN


“Untuk mengetahui prinsip paradigma Arsitektur Tropis Extending Tradition dan
mengetahui jenis bangunan yang termasuk dalam Extending Tradition ”.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PARADIGMA ARSITEKTUR TROPIS


Paradigma desain arsitektur tropis merupakan pandangan dalam upaya mencapai
karakter-karakter arsitektur yang dapat diidentifikasi sebagai karakter yang dimiliki daerah
tropis sehingga dapat membedakannya dengan arsitektur di daerah yang beriklim lain.

Paradigma Desain Tropis terdiri dari :

 Line, Edge & Shade


 Tradition-based
 New Screen & Louver Kitsch

A. Line, Edge & Shade

Tay Kheng Soon berpendapat bahwa desain seharusnya berorientasi ke depan non-
nostalgia dan tidak mengkopi gaya terdahulu tetapi berusaha menggunakan prinsip-prinsip
control lingkungan dari desain tradisional.

Paradigma ini memiliki karakteristik sebagai berikut :

 Aplikasi pada high-rise dan high density.


 Forward looking expression, non nostalgia dan tidak mengkopi gaya - gaya
terdahulu
 Prinsip control lingkungan seperti desain terbuka dan pembayangan
 Ekspresi keregionalannya merupakan bahasa dalam iklim tropis yang
memberikan kenyamanan
 Material yang digunakan menggunakan material modern/non tradisional dengan
fabrikasi.

6
B. Tradition-based

Tan Hock Beng berpendapat bahwa perlu membangkitkan ketradisionalan dalam


arsitektur tropis asia dan mengusulkan desain berbasis tradisi untuk menciptakan arsitektur
tropis dimana bentuk tradisional merupakan ekspresi dari inspirasi dan identitas.

Tipe bangunan tradisional tropis antara lain :

 Bentuk atap besar dan luas, cross ventilation, teras, courtyard, material local, ada
unsur air dan landscape.
 Material berupa tradisional, modern atau kombinasi keduanya tergantung strategi
yang digunakan.
 Tipikal bangunan tradisional tropis yang sring digunakan dapat dilihat dari
pembuatan denah yang disusun memungkinkan untuk ventilasi silang, memiliki
teras dan courdyard, material local dan unsur air dan landscape.
 Bangunan yang dibangun dengan paradigma ini bertujuan untuk menyesuaikan
bangunan dengan iklim setempat serta mempertahankan tradisi dan identitas
daerah.
 Kearifan local suatu daerah merupakan hal yang tepat untuk menjadi
pertimbangan dalam membangun bangunan yang telah melalui proses “trial and
error”. Oleh karena itu, bangunan tradisional yang ada saat ini merupakan
penyempurnaan desain yang gagal sebelumnya dan masyarakat setempat
menganggap sebagai bangunan yang paling nyaman. Ekspresi bangunan yang
menggunakan paradigm ini berdasarkan strategi menonjolkan tradisi.
 Performance bangunan disesuaikan dengan iklim setempat dan berdasarkan
bentuk bangunan tradisional daerah asal dengan menyesuaikan diri dengan daerah
baru. Material yang digunakan bisa tradisional, modern atau gabungan.

7
Dalam tradition based di bagi menjadi tiga paradigma yaitu :

1. Reinvigorating tradition
2. Reinventing tradition
3. Extending Tradition
4. Reinterpreting tradition

C. New Screen & Louver Kitsch

New Screen & Louver Kitsch adalah meniru gaya tropis modern yang sering
menggunakan sunshading yang diasosiaan sama dengan arsitektur tropis, louver pada fasade
tidak efektif memberikan pembayangan, hanya memberi kesan tropis sekilas semata.

Designer tidak serius menciptakan kondisi iklim yang dibutuhkan karena mereka
berfikir ikim bukan factor krusial dan hanya mementingkan image dari public terhadap gaya
arsitekturnya. Peniruan image tropis ini mengahasilan eksploitasi penggunaan screen dan
louver.

Paradigma ini lahir karena adanya beberapa factor, yaitu : Adanya peniruan dari
image tropis modern, misalnya louver pada fasade yang tidak membayangi ruang secara
efektif karena kemungkinan masih di korelasikan secara tidak tepat seperti peralatan shading
yang asli dan hanya memberi kesan bahwa elemen tersebut adalah control iklim tropis.

Adanya motivasi untuk mengikuti aliran yang menitikberatkan pada produk arsitektur
yang mempertimbangkan lingkungan seperti yang dilakukan oleh arsitek arsitek terkenal.

8
2.2 EXTENDING TRADITION

Extending Tradition adalah gaya yang tetap berprinsip pada arsitektur vernakuler,
namun bangunan ditransformasikan ke gaya yang modern. Menghadirkan kembali bentuk
pengalaman masa lalu berupa tradisi dan budaya untuk dinikmati sebagai pengalaman kultur
tropis suatu tempat melalui karya arsitektur baik bentuk maupun fitur bangunan. Tidak ada
yang salah dalam pengembangan kekayaan sumber sumber masa lalu kedalam bentuk baru
yang inovatif, hal ini mencul karena kita juga menyesuaikan dengan kebutuhan dan gaya
hidup masyarakat yang berubah menurut waktunya (Lowenthal dalam Beng, 1998)

Karakteristik Extending tradition :

 Mencari keberlanjutan dengan tradisi lokal


 Mengutip secara langsung dari bentuk masa lalu
 Tidak dilingkupi oleh masa lalu, melainkan menambahkannya dengan cara
inovatif Interpretasi kita tentang masa lalu dirubah berdasar kepada perspektif
dan kebutuhan masa kini dan masa depan
 Mencoba melebur masa lalu dengan penemuan dan inovasi yang baru
 Menggunakan struktur vernakuler dan tradisi craftsmanship
 Mencari inspirasi dalam bentuk dan teknik yang unik dari bangunan tradisional.

2.3 ANALISIS BANGUNAN EXTENDING TRADITION

1. BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL UNTAD

Bangunan jurusan sipil UNTAD


ini merupakan bangunan yang
diperuntukan untuk dosen dan
beberapa staff untuk menjalankan
aktivitas kampus sebagaimana
seperti jurusan yang lainnya.
Bangunan ini merupakan perpaduan
antara bangunan modern dan tradisional,
yang dimana filosofi bentuk banguanan
terinspirasi dari bangunan rumah adat

9
trasional Sulawesi Tengah Sou Raja. Hal itu terlihat dari bentuk banguanan yang mencirikan
perpaduan antara bangunan tropis dengan tradisional, mulai dari bentuk atap yang memiliki
kemiringan dan bentuk yang sama dengan rumah Sou Raja.

Bentuk badan bangunan juga terinsipirasi dari badan bangunan Sou Raja terlihat dari
bentuk teras yang terdapat tangga dari kedua sisi yang diperuntukkan sebagai akses keluar
dan masuk dalam bangunan.

Sedangkan struktur kolom mengikuti gaya arsitektur rumah Tambi yang berbentuk
bulat dan terdapat beberapa kolom bagian bawah yang menjulur ke luar.

2. MASJID RAYA SUMATERA BARAT

Masjid ini merupakan masjid terbesar yang ada di Sumatera Barat yang mengadaptasi
bentuk dari atap rumah Gadang, konstruksi masjid terdiri dari tiga lantai. Ruang utama yang
dipergunakan sebagai ruang sholat terletak di lantai atas, memiliki teras yang melandai ke
jalan.

10
Denah masjid berbentuk persegi yang melancip di tempat penjurunya, bentuk sudut
lancip sekaligus mewakili atap bergonjong pada rumah Gadang. Bentuk ini sekaligus
menghadirkan kembali bentuk pengalaman masa lalu berupa tradisi dan budaya untuk
dinikmati sebagai pengalaman kultur tropis suatu tempat melalui karya arsitektur baik bentuk
maupun fitur bangunan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Extending tradition merupakan paradigma desain tropis yang mengarah pada
bangunan arsitektur vernakular yang ditransformasikan ke arah bangunan yang bergaya
modern, sehingga dapat menghadirkan kembali bentuk pengalaman masa lalu berupa tradisi
dan budaya untuk dapat dinikmati sebagai pengalaman kultur tropis.

Paradigma ini cenderung menggabungkan unsur tradisional yang bergaya modern


dalam bangunan, sehingga penikmat bangunan tidak melupakan unsur budaya dan tradisi
dalam bangunan modern sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/311174641/Paradigma-Desain-Arsitektur-Tropis
https://www.scribd.com/presentation/344989830/Extending-Tradition
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Raya_Sumatra_Barat

12

Anda mungkin juga menyukai