BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................2
A. Latar Belakang..........................................................................................................2
B. Identifikasi Masalah..................................................................................................4
C. Batasan Masalah........................................................................................................4
D. Rumusan Masalah.....................................................................................................4
E. Tujuan Penelitian......................................................................................................5
F. Manfaat Penelitian.....................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................................7
A. Landasan Teori..........................................................................................................7
1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)....................................................................7
2. Praktek Kerja Lapangan (PKL)..........................................................................10
3. Evaluasi Program.................................................................................................17
B. Penenlitian Yang Relevan.......................................................................................26
C. Kerangka Berpikir..................................................................................................28
D. Pertanyaan Penelitian.............................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................32
A. Pendekatan Penelitian.............................................................................................32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................................33
C. Subyek Dan Obyek Peneltian.................................................................................33
D. Populasi Dan Sampel Penelitian.............................................................................33
E. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................37
F. Instrumen Penelitian Dan Uji Coba Instrumen.....................................................39
G. Keabsahan Data......................................................................................................42
H. Teknik Analisis Data...............................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................46
LAMPIRAN.........................................................................................................................47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era revolusi industri 4.0 banyak tantangan yang harus dihadapi,
respon cepat dan perlu dilakukan oleh setiap orang dalam meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk meningkatkan sumber daya manusia
salah satu solusi utama adalah pendidikan yang berkualitas. Kebutuhan
industri akan pendidikan yang berkualitas menunjukkan bahwa pendidikan
telah menjadi kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki
peran yang sangat strategis dalam membangun peradaban Indonesia.
Pendidikan dilihat sebagai upaya paling strategis dalam menciptakan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu bersaing di era demografi
dan pasar bebas seperti sekarang.
2
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di
Indonesia sebanyak 8,4 juta orang per Februari 2020. Jumlah pengangguran
tersebut jika dilihat dari tingkat pendidikannya yang paling tercatat adalah
lulusan SMK. Lulusan SMK yang menganggur tercatat 10,38% dibanding
lulusan SMA sebesar 8,35%, kemudian D-IV, S1, S2 dan S3 sebesar 6,17%
dan lulusan diploma I/II/III sebesar 6,09 %. Menurut ketua BPS Margo
Suwono, banyaknya pengangguran disebabkan karena banyak lulusan yang
pilih-pilih pekerjaan. Di lain hal itu, setiap lulusan Pendidikan memiliki
peluang yang sama dalam mendapatkan suatu pekerjaan yang sesuai
kemampuannya. Namun mereka harus bersaing ketat karena lapangan kerja
yang tersedia di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah lulusan yang ada.
Selain hal-hal yang telah disebutkan, dalam observasi peneliti menemukan
bahwa banyak lulusan SMK yang mengeluh karena kurang siap dalam
memasuki dunia kerja.
3
bagi siswa, evaluasi pelaksanaan program PKL akan menjadi umpan balik
dalam meningkatkan kompetensi keterampilan dan hasil belajar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan
sebagai berikut :
1. Peningkatan pengaguran lulusan SMK
2. Jumlah siswa SMK yang lulus tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan
3. Belum pernah diadakan penelitian berupa evaluasi program PKL di SMK
Muhammadiyah 2 Jatinom
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah supaya
pengkajian masalah dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang
dari sasaran pokok penelitian. Dalam hal ini untuk mengetahui seberapa tinggi
efektifitas program PKL di SMK Muhammadiyah 2 Jatinom,
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatas masalah maka
didapatkan rumusan sebagai berikut :
4
1. Bagaimana pelaksanaan PKL siswa program di SMK Muhammadiyah 2
Jatinom?
2. Bagaimana hasil PKL siswa di SMK Muhammadiyah 2 Jatinom?
3. Bagaimana tingkat kesesuain antara hasil dan tujuan program PKL di
SMK Muhammadiyah 2 Jatinom?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini,
maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kualitas proses pelaksanaan PKL (kinerja peserta didik
dan kinerja guru pembimbing) SMK Muhammadiyah 2 Jatinom.
2. Untuk mengetahui komponen hasil pelaksanaan PKL (kesiapan kerja
peserta didik) SMK Muhammadiyah 2 Jatinom.
3. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara komponen hasil dengan tujuan
PKL menurut buku panduan PKL SMK Muhammadiyah 2 Jatinom.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapakan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
metode penelitian, kebijakan sekolah, manajemen dan pengalaman
dalam penulisan karya ilmiah.
2. Bagi peserta didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kritik dan saran
yang membangun untuk menjadi yang lebih baik lagi di masa depan.
3. Bagi pembimbing peserta PKL
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk
meningkatkan kinerja selanjutnya.
4. Bagi SMK Muhammadiyah 2 Jatinom
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan infomarsi dan saran
untuk menentukan kebijakan-kebijakan tentang PKL agar pelaksanaan
selanjutnya bisa lebih baik.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
7
pemeliharaan, percepatan dan peningkatan kualitas tenaga kerja tertentu
dalam rangka meningkatkan produktivitas masyarakat.
8
b. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
Pendidikan memiliki dua tujuan yang terbagi menjadi tujuan umum dan
tujuan khusus (UU No. 20 Tahun 2003). Adapan tujuan umum Pendidikan
menengah kejuruan adalah sebagai berikut :
9
3) Pendidikan menengah kejuruan membekali siswa denga ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di masa
yang akan datang baik secara mandiri maupun melalui jenjang Pendidikan
yang lebih tinggi sehingga dapat menjadi manusia yang berguna bagi dirinya,
keluarga dan masyarakat.
10
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.”
Dunia kerja atau dunia industri yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tempat kerja
sekaligus tempat belajar bagi siswa yang mengikuti program PKL. Berikut
adalah tujuan penyelenggaraan PKL menurut Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan (Dikmenjur, 2013) :
11
c. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
Selain bagi siswa, program PKL juga bermanfaat bagi sekolah dan industri
tempat PKL dilaksanakan. Dalam hal tersebut hasil belajar siswa selama mengikuti
Praktik Kerja Lapangan menjadi berarti karena siswa melakukan secara langsung
sehingga ketika siswa lulus dari SMK dan masuk dunia kerja menjadi percaya diri
karena sudah mengetahui terlebih dahulu kondisi industri secara nyata.
12
bermanfaat sebagai promosi lulusan sekolah kepada industri. Pihak industri juga
terbantu dengan dapat mengetahui lebih awal kualitas kemampuan siswa dengan
adanya PKL. Pihak industri dapat memberi saran ke pihak sekolah tentang
kemampuan siswa yang harus dimiliki siswa dan juga dapat mempermudah dalam
rekruitmen tenaga kerja baru.
Pada dasarnya PKL adalah milik dan tanggung jawab bersama antara lembaga
pendidikan kejuruan dan institusi pasangan maka program dirancang dan disepakati
oleh kedua pihak dengan tuntutan keahlian dunia kerja. Adapun komponen program
pendidikan dan pelatihan adalah sebagai berikut:
13
Pengembangan kurikulum Pendidikan Sistem Ganda (PSG) menjadi dasar
penyelengaraan PKL yang memiliki tujuan untuk meningkatkan makna substansi
kurikulum yang akan dipelajari disekolah dan di dunia usaha atau dunia industri
(DU/DI) sebagai kesatuan yang utuh dan saling melengkapi. Menurut Wardiman
Djojonegoro (1998: 81) ada beberapa prinsip dalam pelaksanan Praktik Industri, yaitu
prinsip berbasis kompetensi, berbasis produksi (production based), belajar tuntas
(mastery learning) belajar melalui pengalaman langsung (learning by experience
doing) dan belajar perseorangan (individualizedle learning). Selain itu, setiap siswa
harus diberi kesempatan untuk maju dan berkembang sesuai kemampuan masing-
masing. Dengan hal tersebut siswa diharapkan mampu mengembangkan
keterampilan, nilai dan pola fikir serta dapat melakukan tindakan sesuai dengan
pemahaman dan penghayatan dari apa yang telah dipelajari siswa. Pengaturan
kegiatan belajar mengajar dalam pelaksanaan PKL dapat dijadikan acuan bagi
sekolah dan DU/DI untuk melaksanakan kegiatan PKL, sehingga siswa dapat
menguasai segala kemampuan sesuai dengan standar kompetensi yang relevan.
14
ditetapkan, harus dilakukan melalui proses dan sistem penilaian dan sertifikasi yang
disepakati bersama. Oleh sebab itu diperlukan suatu untuk mengatur tentang materi
ujian, pelaksanaan ujian, penentuan hasil dan sertifikasinya. Oleh karena itu
hendaknya tim penilaian dan sertifikasi yang melibatkan unsur sekolah, unsur
institusi pasangan, asosiasi profesi, organisasi pekerja dan unsur-unsur lain yang
terkait dengan ketenagakerjaan agar sistem dapat berjalan dengan optimal.
d) Kelembagaan Kerjasama
Sekolah dan institusi pasangan dalam hal ini adalah industri menjadi
penanggung jawab pelaksanaan PKL. Perencanaan perlu dilakukan oleh keduanya
(sekolah dan industri pasangan) dan industri pasangan diberikan keleluasaan dalam
memberikan penilaian pelaksanaan praktik kerja yang dilakukakan oleh siswa.
Nantinya hasil penilaian akan diserahkan pada pihak sekolah untuk diintegrasikan
dengan kompetensi keahlian yang berkaitan.
15
Praktik Kerja Lapangan dalam pelaksanaannya dimulai dengan cara membuka
kerja sama dan menjalin hubungan yang harmonis dengan DU/DI yang ada di
kota/luar kota untuk bersama-sama menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
kejuruan dan menerima siswa Praktik Kerja Lapangan secara berlanjut. Berikut ini
tahap-tahap pengelolaan PKL:
1) Penyusunan Program
Penyusunan program ini meliputi program yang dilakukan oleh pihak industri dan
pihak sekolah. Program kerja praktik pihak industri tergantung dari instansi atau
perusahaan dimana siswa melakukan Praktik Kerja Lapangan. Sedangkan program
Praktik Kerja Lapangan dari pihak sekolah, berkisar pada penyiapan siswa dan hasil
akhir yang diperoleh siswa setelah Praktik Kerja Lapangan, yang meliputi:
b) Pengajuan tempat
Dalam hal ini bagi siswa yang belum mendapat tempat PKL maka
dianjurkan untuk mengajukan tempat sendiri. Perusahaan yang ditunjuk oleh
siswa dilaporkan ke Tim Pokja PKL.
16
3) Pembekalan Siswa ke Industri
17
evaluasi program untuk melihat kesesuaian antara program dengan
pelaksanaannya.
3. Evaluasi Program
Teori mengenai evaluasi program ini akan diuraikan menjadi beberapa
hal.Adapun hal yang akan di bahas antara lain sebagai berikut :
a. Pengertian Evaluasi Program
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris yang berarti
“penilaian atau penafsiran”. Sedangkan secara terminologi, evaluasi adalah
kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan
menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan.
18
Suatu evaluasi program mengharuskan untuk mengumpulkan informasi
yang valid, informasi yang dapat dipercaya, informasi yang berguna untuk
program yang dievaluasi. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka
didapatkan kesimpulan bahwa program adalah sederetan kegiatan yang
dilakukan oleh perorangan, kelompok atau organisasi dengan harapan akan
mendatangkan hasil atau pengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah di
tentukan. Evaluasi program banyak terpusat pada peserta dan proses kegiatan
yang telah berjalan akan tetapi memperhatikan pada metode yang digunakan
dalam mengukur hasil. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa
evaluasi program berhubungan dengan target yang ditentukan.
19
ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu model evaluasi program
adalah “Stufflebeam, Metfessel, Michael Seriven, Stake dan Glasser”. Ada
beberapa metode evaluasi program, diantaranya (1) goal oriented evaluasi
model (2) goal-free evaluation model (3) Formatif-sumatif evaluation model
(4) Countenance evaluation model (5) CSE-UCLA evaluation model (6) CIPP
model evaluation (7) Discrepancy model.
1) Goal Oriented Evaluasion
Merupakan model yang muncul paling awal. Objek yang ada dalam
pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan
jauh sebelum program dimulai. Model evaluasi berbasis tujuan secara umum
mengukur apakah tujuan yang ditetapkan oleh kebijakan, program atau proyek
dapat dicapai atau tidak (Wirawan, 2011: 81). Evaluasi dilakukan
berkesinambungan, terus menerus, mengecek sejauh mana tujuan tersebut
sudah terlaksana didalam proses pelaksanaan program. Model ini
dikembangkan oleh Tyler.
2) Goal-Free Evaluation Model
Dikembangkan oleh Michael Scriven model evaluasi ini dapat
dikatakan berlawanan dengan model yang dikembangkan oleh Tyler,
evaluator terus menerus memantau tujuan tersebut apakah sudah tercapai,
dalam model goal free evaluation justru menoleh dari tujuan. Menurut
Michael Scriven dalam Suharsimi & Cepi (2010: 41) dalam melaksanakan
evaluasi program, evaluator tidak pernah memperhatikan apa yang menjadi
tujuan program.
3) Formatif-sumatif Evaluation Model
Selain goal-free evaluation model, Michael Scrinven mengembangkan
model lain yaitu model formati-sumatif (Suharsimi & Cepi, 2010: 42). Model
ini menunjukan adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi yaitu
evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (disebut evaluasi
formatif) dan ketika sudah program selesai atau berakhir (disebut evaluasi
20
sumatif). Berbeda dengan model evaluasi pertama kali dikembangkan, model
ini ketika dilaksanakan evaluasi, evaluator tidak dapat melepaskan diri dari
tujuan.
Menurut Farida Yusuf (2000: 18-19) penggunaan evaluasi formatif
adalah untuk memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaiki
proyek, kurikulum, atau lokakarya sedangkan evaluasi Sumatif dibuat untuk
menilai kegunaan suatu objek.
Evaluasi formatif dan evaluasi sumatif memiliki tujuan yang berbeda.
Evaluasi tersebut dilaksanakan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat
keberhasilan atau ketercapaian tujuan untuk masing-masing pokok bahasan.
Oleh karena luas atau sempit materi yang tercangkup didalam pokok bahasan
setiap mata pelajaran tidak sama maka tidak dapat ditentukan dengan pasti
kapan evaluasi formatif dilaksanakan dan beberapa kali untuk masing-masing
mata pelajaran.
4) Countenance Evaluation Model
Model evaluasi ini dikembangkan oleh Stake, menurut Farida Yusuf
(2000: 21) analisis proses evaluasi yang dikemukakannya membawa dampak
yang cukup besar dalam bidang ini dan meletakan dasar yang sederhana
namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk perkembangan yang lebih
jauh dalam bidang evaluasi. Ada dua dasar kegiatan dalam evaluasi yang
ditekankan Stake yaitu description dan judgement dan membedakan tiga
tahapan dalam program pendidikan, yaitu: antecedents (contexs), transaction
(process), dan Outcomes (output).
Menurut Stake ketika program Pendidikan tengah dipertimbangkan
evaluator, mau tidak mau evaluator harus melakukan dua perbandingan, yaitu
membandingkan kondisi hasil evaluasi program tertentu dengan yang terjadi
di program lain dengan objek yang sama dan membandingkan kondisi hasil
pelaksanaan program dengan standar yang diperuntukan bagi program yang
bersangkutan, didasrkan pada tujuan yang akan dicapai.
21
5) CSE-UCLA Evaluation Model
CSE-UCLA terdiri dari dua akronim yaitu CSE dan UCLA. CSE
adalah singkatan dari Center for the Study of Evaluation, sedangkan UCLA
memiliki singkatan dari University of California in Los Angeles. Ciri dari
model CSE-UCLA adalah adanya lima tahap yang dilakukan dalam evaluasi
yaitu perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil dan dampak. Alkin
(1969) dalam Farida Yusuf (2000: 15) memberikan penjelasan CSE-UCLA
menjadi lima macam evaluasi yaitu “system assessment, program planning,
program implementation, program improvement, dan program certification”.
6) CIPP Evaluation Model
Model CIPP ini dikembangkan oleh Stufflebeam dkk, (1967) di Ohio
State Univesity. Model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak
dikenal dan diterapkan oleh para evaluator. Uraian yang diberikan relatif
panjang dibandingkan dengan model-model lainnya. CIPP yang merupakan
sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu: Context evaluation
(evaluasi terhadap konteks), Input evaluation (evaluasi terhadap masukan),
process evaluation (evaluasi terhadap proses), Product evaluation (evaluasi
terhadap hasil).
Sasaran dalam evaluasi ini terdapat pada empat kata dari model
evaluasi ini, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program
kegiatan. Dengan kata lain model CIPP sebagai model yang akan digunakan
untuk mengevaluasi program yang ditugaskan maka mau tidak mau evaluator
harus menganalisis program tersebut berdasarkan komponen-komponennya.
Suharsimi & Cepi (2010: 46) berkemuka bahwa evaluasi konteks
adalah upaya penggambaran dan perincian lingkungan kebutuhan yang tidak
terpenuhi, populasi, sampel yang dilayani dan tujuan proyek. Pada tahap
kedua dari model CIPP adalah evaluasi masukan. Dalam tahap ketiga dari
model CIPP yaitu evaluasi proses menunjukan pada apa kegiatan yang
dilakukan program, siapa orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab
22
program, kapan kegiatan program itu selesai. Dalam evaluasi proses diarahkan
pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah
terlaksana sesuai dengan rencana. Evaluasi produk atau hasil diarahkan pada
hal-hal yang menunjukan perubahan yang terjadi pada masukan mentah.
Menurut Farida Yusuf (2000: 14) membagi evaluasi CIPP menjadi
empat macam, yaitu:
a) Evaluasi konteks membantu merencanakan keputusan, menentukan
kebutuhan yang akan dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan
program.
b) Evaluasi input membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-
sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi
untuk mencapai kebutuhan.
c) Evaluasi proses untuk membantu mengimplementasikan keputusan.
Sampai sejauh mana rencana telah diterapkan? Apa yang harus
direvisi?
d) Evaluasi produk untuk menlong keputusan selanjutnya. Apa hasil yang
telah dicapai? Apa yang dilakukan setelah program berjalan?
Menurut Wirawan (2011: 92-94) model CIPP terdiri dari empat jenis
evaluasi, yaitu:
23
d) Product evaluation berupaya menjawab atas pertanyaan: apakah
program tersebut itu sukses? Waktu pelaksanaannya ketika program
tersebut selesai.
7) Discrepancy Model
Kata discrepancy adalah kata Bahasa inggris yang memiliki arti
“kesenjangan” dalam Bahasa Indonesia. Menurut Suharsimi & Cepi (2010:
48) “model yang di kembangkan oleh Malcolm Provus ini merupakan model
yang menekankan pada pandangan adanya kesenjangan didalam pelaksanaan
program”. Evaluasi program dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya
kesenjangan yang ada pada setiap komponen. Untuk model Malcolm,
menekankan pada kesenjangan yang sebetulnya merupakan persyaratan umum
bagi semua kegiatan evaluasi, yaitu mengukur adanya perbedaan antara yang
sederhana yang seharusnya dicapai dengan yang sudah riil dicapai.
24
Menurut Suharsimi & Cepi (2010: 19) ada dua macam tujuan evaluasi yaitu
“tujuan umum dan tujuan khusus”. Tujuan umum diarahkan pada program
secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada masing-masing
komponen agar dapat melakukan tugasnya maka sesorang evaluator program
dituntut untuk mampu mengenali komponen-komponen program.
25
bertahap. Evaluasi konteks pada penelitian ini mengenai kebutuhan-kebutuhan
yang akan dicapai pada pelaksanaan PKL. Kebutuhan-kebutuhan siswa dalam
pelaksanaan PKL meliputi kesesuaian tempat dan materi pembelajaran.
Kesesuaian materi pembelajaran dapat dilihat pada materi pelajaran kejuruan
yang terdapat di sekolah.
Evaluasi proses pada penelitian ini mengenai proses pelaksanaan PKL yang
dilakukan oleh siswa. Kegiatan dalam proses pelaksanaan PKL meliputi kegiatan
siswa dalam pelaksanaan PKL, proses pembimbingan dari guru pembimbing
maupun pembimbing industri dan monitoring pelaksanaan PKL.
Keempat evaluasi ini merupakan satu kesatuan yang utuh, namun dalam
pelaksanaannya sebagaimana yang disampaikan oleh Stufflebeam dan kawan-
kawan diatas, bahwa dapat saja seorang peneliti hanya melakukan satu jenis
evaluasi, dan tidak menggunakan keempat jenis evaluasi tersebut. Evaluasi yang
menggunakan model ini harus mempertimbangkan dua hal, pertama yaitu bahwa
kekuatan model ini terletak pada rangkaian keempat jenisnya (CIPP) sehingga
pelaksanaan keempat komponen dalam satu dimensi yang utuh sangat diharapkan.
Kedua jika akan dilaksanakan dengan cara terpisah, sebaiknya menggabungkan
dua atau lebih jenis yang ada.
26
B. Penenlitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini perlu dikaji, karena beberapa
hasil penelitian yang pernah dilakukan dapat dijadikan acuan sebagai bahan
perbandingan atau masukan. Hasil-hasil penelitian tersebut diantaranya:
Fadlianty Yahya (2020) dalam tesisnya yang berjudul “Evaluasi Program Praktik
Kerja Lapangan (PKL) di SMK Negeri 1 Palopo”. menyatakan hasil penelitian : 1)
komponen evaluasi konteks yang ada di SMK Negeri 1 Palopo sesuai dengan konsep
dasar yaitu menentukan prioritas kebutuhan dan memilih tujuan yang paling
menunjang kesuksesan program; 2) komponen evaluasi input yang ada di SMK
Negeri 1 Palopo sesuai dengan teori, yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi program yang meliputi rapat pembentukan panitia, rapat koordinasi panitia,
penyusunan perangkat admnistrasi, negoisasi/penjajagan, memventralisir hasil
negoisasi, pemetaan tempat dan peserta, pendistribusian perangkat admnistrasi,
pelaksanaan orientasi kejuruan, pelepasan dan penyerahan peserta pada tempat PKL;
3) komponen evaluasi proses di SMK Negeri 1 Palopo sudah sesuai dengan konsep
pelatihan keahlian jurusan serta sesuai dengan tujuan khusus program PKL. Namun
kegiatan monitoring, tidak terlaksana sebagaimana mestinya, dimana masih adanya
guru pembimbing PKL yang hanya melakukan kegiatan monitoring satu sampai dua
kali saja sehingga tidak optimal; dan 4) komponen evaluasi produk pelaksanaan
program PKL di SMK Negeri 1 Palopo telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
harapan. Adapun saran yang diajukan oleh peneliti adalah: 1) untuk pihak SMKN 1
Palopo untuk terus mengadakan evaluasi program dalam rangka meningkatkan
kualitas program PKL; 2) untuk guru pembimbing PKL diharapkan untuk membantu
dan mendukung peningkatan kualitas pelaksanaan program PKL; dan 3) untuk siswa
diharapkan untuk lebih aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
telah dipelajari agar pelaksanaan PKL sesuai dengan yang diharapkan dan bermanfaat
untuk diri sendiri khusunya dalam meningkatkan kesiapan kerja.
27
Tessy Etty Zuraidah (2020) dalam tesisnya yang berjudul Evaluasi Penerapan
Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Program Studi Teknik Komputer Jaringan
(TKJ) Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri – 8 Palangka Raya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa program PKL kompetensi keahlian Teknik Komputer
Jaringan di SMK N – 8 Palangka Raya secara keseluruhan sudah sangat baik. Pada
dimensi Context sangat baik dengan score 86,37%, dimensi Input sangat baik dengan
score 87,87%, dimensi Process sangat baik dengan score 92,78% dan dimensi
Product sangat baik dengan score 84,7%. Dengan demikian Program PKL ini dapat
dilanjutkan dan dipertahankan serta ditingkatkan sehingga Peserta didik memiliki
kompetensi yang siap kerja di dunia usaha dan industri.
C. Kerangka Berpikir
. Ukuran ganda diterapkan pada kualitas Pendidikan kejuruan, yaitu kualitas
menurut ukuran sekolah atau in-school success standards dan kualitas menurut
28
ukuran masyarakat atau out-of school success standards. Untuk kriteria pertama
meliputi aspek keberhasilan siswa dalam memenuhi tuntutan kurikuler yang telah
diorientasikan pada tuntutan dunia kerja, sedangkan kriteria kedua, meliputi
keberhasilan siswa yang ditampilkan pada kemampuan unjuk kerja sesuai dengan
standar kompetensi nasional.
Dalam hal ini, setelah pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan perlu dilakukannya
evaluasi dari pelaksanaan program tersebut. Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kendala-kendala dan hambatan yang mengakibatkan pelaksanaan praktik
kerja lapangan tidak memberikan hasil yang maksimal dalam membentuk kesiapan
kerja siswa. Pada penelitian ini menggunakan evaluasi model CIPP yang memnuat
29
empat komponen evaluasi yaitu evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses dan
evaluasi produk.
Untuk lebih memperjelas arah dan tujuan dari penelitian secara utuh maka perlu
diuraikan suatu konsep berfikir dalam penelitian, sehingga peneliti dapat
menguraikan tentang gambaran permasalahan di atas.
SMK Muh 2
Jatinom
(PKL)
30
Hasl penelitian
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka secara rinci pertanyaan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pelaksanaan PKL di SMK Muhammadiyah 2 Jatinom sudah sesuai
kebutuhan siswa?
2. Bagaimanakah kesiapan dalam pelaksanaan PKL di SMK Muhammadiyah 2
Jatinom?
3. Bagaimanakah pelaksanaan PKL di SMK Muhammadiyah 2 Jatinom?
4. Bagaimanakah manfaat pelaksanaan PKL di SMK Muhammadiyah 2 Jatinom
bagi siswa?
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana peneliti
berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya.
Hal tersebut didasarkan karena penelitian ini menghasilkan data-data berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Adapun tujuannya adalah untuk memberikan gambaran secara tepat mengenai
suatu keadaan, sifat-sifat individu atau gejala terhadap kelompok tertentu.
Oleh karena itu penelitian ini akan menitikberatkan pada upaya untuk
memberikan gambaran umum secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat fenomena yang diselidiki dari suatu objek penelitian
serta dipaparkan dengan apa adanya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dimana suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan
natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi.
Pada pendekatan kualitatif yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
32
motivasi, tindakan dan sebagainya, secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang berusaha melihat kebenaran-kebenaran atau
membenarkan kebenaran. Kaitannnya dengan penelitian ini adalah pendekatan
studi kasus digunakan untuk memberikan gambaran secara mendalam tentang
peran evaluasi program Praktik Kerja Lapangan terhadap kesiapan kerja siswa
SMK Muhammadiyah 2 Jatinom.
33
Yang dimaksud objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran
penelitian (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989: 662). Obyek dalam
penelitian adalah Praktik Kerja Lapangan di SMK Muhammadiyah 2
Jatinom meliputi Context, Input, Process & Product sesuai model
evaluasi CIPP.
2. Sampel Penelitian
Teknik Sampling penelitian ini menggunakan Probability
Sampling dimana Teknik sampling ini memberikan peluang yang sama
untuk anggota populasi terpilih sebagai sampel. Artinya, hasil
penelitian yang dilakukan dapat mengeneralisasi dan mewakili
populasi yang diingikan. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini
34
menggunakan jenis Proposional Sampling dimana sampel diambil dari
populasi berdasarkan unsur-unsur atau kategori yang sudah
dipertimbangkan.
Dalam menentukan jumlah sampel dari populasi ini peneliti
menggunakan rumus Isaac dan Michael dengan tingkat toleransi 1%,
5% dan 10%. Rumus Isaac dan Michael digunakan berdasarkan
populasi yang telah diketahui jumlahnya yaitu 325 siswa. Untuk
tingkat presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel adalah 5%.
Berikut adalah perhitungan sampel menurut Rumus Isaac dan Michael
(Sugiyono, 2011:37):
X 2 N P(1−P)
S= 2
d ( N−1 ) + X 2 P¿ ¿
Keterangan
S ; jumlah sampel
N: jumlah populasi
X2 : nilai table chisquare untuk µ tertentu (X2 = 3,841 taraf signifikasi 95%)
3,841.325 .0,5(1−0,5)
n= ¿¿
35
sampel pada masing-masing jurusan dengan menentukan proposinya sesuai
jumlah siswa yang diteliti. Jumlah siswa tiap kompetensi keahlian didapatkan
dengan menggunakan Teknik sampling Proportionate Stratified Random
Sampling yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.
¿= ¿ . n
N
Keterangan
Berdasarkan rumus diatas, maka sampel dari siswa tiap kompetensi keahlian
dapat diambil sebagai berikut :
21
Kompetensi Keahlian Teknik Audio Video .180=11,63
325
yang kemudian dapat dibulatkan menjadi 12.
39
Kompetensi Keahlian Teknik Multi Media .180=21,6
325
yang kemudian dapat dibulatkan menjadi 22.
36
60
Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan .180=33,23
325
yang kemudian dapat dibulatkan menjadi 33.
205
Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan .180=113,5
325
37
langsung maupun secara tidak langsung. Pada penelitian ini, penulis
melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data yang
diperlukan. Dalam observasi secara langsung ini, peneliti terlibat
langsung dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data pada penelitian ini.
Observasi langsung ini dilakukan peneliti untuk
mengoptimalkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pada
penelitian ini, peneliti datang langsung ke SMK Muhammadiyah 2
Jatinom untuk melihat ataupun mengamati secara langsung kegiatan
terkait dengan evaluasi program Praktik Kerja Lapangan dan mencatat
hal-hal yang diperlukan terkait dengan fokus penelitian ini yaitu
pelaksanaan evaluasi program pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
pada SMK Muhammadiyah 2 Jatinom.
2. Kuesioner
Metode kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ingin ia ketahui
(Suharsimi Arikunto, 2002:128). Metode Kuesioner digunakan untuk
memperoleh data mengenai persiapan, pelaksanaan serta kemanfaatan
kegiatan pada siswa dan guru.
Penelitian dengan judul ini menggunakan instrumen kuesioner.
Skor yang digunakan dalam penelitian ini ialah berdasarkan Skala
Likert. Skala Likert mempunyai lima jawaban yaitu: sangat setuju,
setuju, ragu-ragu/kadang-kadang setuju, tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Pemberian skor terhadap masing-masing jawaban adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. Skor Jawaban Instrumen Penelitian
Jawaban Skor
38
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
3. Teknik Dokumentasi
Teknik ini dilakukan peneliti dengan mengumpulkan dokumen
tertulis maupun tidak tertulis dari lokasi penelitian yang berkaitan
dengan pokok penelitian. Metode ini digunakan peneliti untuk
memperoleh data tentang sejarah berdirinya SMK Muhammadiyah 2
Jatinom, letak geografis SMK Muhammadiyah 2 Jatinom, keadaan
guru dan siswa pada SMK Muhammadiyah 2 Jatinom, keadaan
gedung kelas, sarana dan prasarana yang ada di SMK Muhammadiyah
2 Jatinom serta dokumen-dokumen lain yang terkait dengan fokus
penelitian ini yaitu peran evaluasi program Praktik Kerja Lapangan
terhadap kesiapan kerja siswa pada SMK Muhammadiyah 2 Jatinom.
39
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Responden diminta untuk
memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan atau memilih
lebih dari satu pilihan yang telah ditentukan. Kisi–kisi instrument
penelitian angket dapat dilihat pada Tabel 4.
40
Bagi sekolah kuesioner 20,21,22,23,24,25, guru
26,27,28,29,30
41
berhubung tes yang digunakan sebagai kriteria ialah instrumen
yang mempunyai validitas yang tinggi, maka disimpulkan bahwa
instrumen yang disusun juga memiliki validitas yang tinggi
sebanding dengan validitas instrument kriteria (Yusuf 2014: 238).
c. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu
instrumen penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan
pada waktu yang berbeda (Yusuf, 2014:242). Pengujian reliabilitas
menggunakan Software Computer SPSS. Menggunakan rumus
Alpha Cronbach dari Hadi (1991: 560), sebagai berikut:
Vx
M [1 ]
Vy
Rtt=
M −1
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦 = korelasi momen akar
N = cacah objek uji coba
Σ𝑋 = sigma atau jumlah X (skor butir)
Σ𝑌 = sigma atau jumlah Y (skor faktor)
Σ𝑋𝑌 = sigma tangkar (perkalian dengan Y)
Perhitungan penelitian ini dibantu menggunakan program
SPSS dengan memasukkan input data pada software computer
SPSS. Apabila harga r (tabel) setelah dibandingkan dengan r tabel
ternyata signifikan atau r tabel < r hitung, maka dapat dikatakan
bahwa instrumen yang disusun sesuai atau sejajar dengan kriteria,
berhubung tes yang digunakan sebagai kriteria ialah instrumen
yang mempunyai validitas yang tinggi, maka disimpulkan bahwa
instrumen yang disusun juga memiliki validitas yang tinggi
sebanding dengan validitas instrumen kriteria (Yusuf, 2014: 238).
42
G. Keabsahan Data
Untuk memeriksa Keabsahan data peneliti menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi dimaksudkan untuk mengecek ulang antara data yang
diperoleh melalui studi dokumen, kuesioner untuk mendapatkan data
pendukung dan observasi. Triangulasi memilik arti peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Triangulasi memiliki tujuan meningkatkan pemahaman
peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
43
penelitian. Identifikasi satuan ini peneliti lakukan untuk
mengelompokkan data yang sesuai dengan sub bab pada fokus
penelitian, agar nantinya dalam menyajikan data peneliti tidak
mendapatkan kesulitan dalam memilih data yang sesuai dengan
fokus penelitian yang sudah ada.
b. Sesudah satuan diperoleh, langkah yang akan dilakukan
berikutnya yaitu membuat koding. Dimana yang dimaksudkan
dalam membuat koding adalah memberikan kode pada setiap
satuan, agar dapat ditelusuri data/satuannya berasal dari
sumber mana. Membuat koding peneliti lakukan dengan cara
memberikan tanda yang berbeda terhadap data yang telah di
peroleh di lapangan. Dengan pemberian kode ini peneliti
menjadi lebih mudah dalam menganalisis dan memasukkan
data yang telah di peroleh dan dicocokkan dengan fokus
penelitian yang telah ditetapkan.
2. Display Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya ialah
penyajian data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini, penyajian data merupakan
kegiatan penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk
yang sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana dan
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan data dan
pengambilan tindakan.
Penyajian data bisa di lakukan dalam bentuk uraian singkat
ataupun bagan. Hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya.
Proses penyajian data ini mengungkapkan secara keseluruhan dari
sekelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca dan dipahami.
Dalam penyajian data yang paling sering digunakan untuk penyajian
44
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
Pada penelitian ini data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat
ataupun kata-kata yang berhubungan dengan fokus penelitian,
sehingga sajian data merupakan sekelompok informasi yang tersusun
secara sistematis yang memberikan kemungkinan untuk ditarik
kesimpulan. Dengan kata lain penyajian data ini merupakan proses
penyusunan informasi secara sistematis dalam rangka memperoleh
kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan peneliti.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Setelah data diolah dengan baik, maka peneliti perlu menarik
kesimpulan. Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan akhir dalam
analisis data dan dari hasil kesimpulan peneliti akan mengetahui
jawaban dari masalah yang diteliti. Data tersebut harus diuji
kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yang merupakan
faliditas dari data tersebut.
Kesimpulan merupakan intisari dari hasil penelitian yang
menggambarkan pendapat terakhir peneliti. Simpulan ini diharapkan
memiliki relevansi sekaligus mejawab fokus penelitian yang telah
dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan ini merupakan proses re-check
yang dilakukan selama penelitian dengan cara mencocokkan data
dengan catatan-catatan yang telah dibuat peneliti dalam melakukan
penarikan simpulan-simpulan awal. Karena pada dasarnya penarikan
simpulan sementara dilakukan sejak awal pengumpulan data. Data
yang telah diverifikasi, akan dijadikan landasan dalam melakukan
penarikan kesimpulan.
45
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S., & Cepi. (2010). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Clarke, L., & C, W. (2007). Vocational Education International Appoarch, Development and
System. New York: Routledge.
Fahya, F. (2020). Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK N 1 Palopo. Tesis
46
Kemendikbud. (2021). Pedoman Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
Shinkfield, D. L. (2007). Evaluation, Theory, Models, and Application. San Fransisco: Jossey-
Bass.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharyadi, C. (2013). Evaluasi Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) Siswa Kompetensi
Keahlian Pemesinan di Kota Yogyakarta. Skripsi
Zuraidah, T. E. (2020). Evaluasi Penerapan Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) Program
Studi Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 8
Palangka Raya. Tesis
LAMPIRAN
47
Lampiran 1
48
Lampiran 2
49
Lampiran 3
50
Lampiran 4
51
Lampiran 5
52
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA WAKA KURIKULUM ATAU TIM
POKJA
Identitas Responden
Nama :........................................................................................
NIP :........................................................................................
Hari dan Tanggal Wawancara:........................................................................................
Tempat Wawancara :........................................................................................
Pertanyaan :
1. Mengapa program PKL perlu dilaksanakan di sekolah yang bapak pimpin?
2. Melihat dari program PKL yang dilaksanakan yang ada di sekolah ini, apakah
kurikulum yang ada di sekolah seudah disesuaikan dengan kebututuhan industri?
3. Faktor-faktor apa saja yang mendukung pelaksaan program PKL di sekolah bapak?
4. Bagaiman baapak menentukan calon guru pembimbing bagi siswa PKL?
5. Materi pembekalan apa saja yang diberikan kepada siswa sebelum PKL?
6. Untuk mencari tempat PKL siswa, apakah sekolah mencarikan atau siswa mencari
sendiri?
7. Kesulitan atau hambatan apa yang dijumpai saat pelaksaaan PKL berlangsung?
8. Bagaimana upaya sekolah untuk memonitoring pelaksaan PKL?
9. Apakah tempat PKL siswa sudah sesuai dengan kompetensi keaahliannya?
10. Permasalahan apa saja yang sering muncul dalam pelaksaan PKL?
11. Menurut bapak, sejauh mana kemanfaatan program PKL selama ini?
12. Bagaimana tanggapan industri tentang keberlangsungan PKL?
13. Bagaimana evaluasi yang dilakukan setelah PKL siswa?
Lampiran 6
53
PEDOMAN OBSERVASI
1. Sejarah singkat sekolah
2. Visi dan misi sekolah
3. Keadaan guru
4. Keadaan siswa
5. Keadaaan sarana dan prasarana sekolah
54