Disusun Oleh:
Mardhiyah Dwitami
NIP. 199703192022032014
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
limpahan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Optimalisasi Pengelolaan Barang Milik
Negara Pada Pengadilan Agama Batam” sebagai salah satu syarat mengikuti
ujian penyesuaian ijazah pada Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Keberhasilan menulis makalah ini, tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis akan menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang bersangkutan. Untuk itu kami
berterima kasih kepada:
1. Allah Subhaanahu wa ta’ala
2. Almarhum dan Almarhumma Orang Tua, Mertua, dan Abang Kakak Adik
3. Suami
4. Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Agama Batam
5. Sekretaris Pengadilan Agama Batam
6. Kepala Sub Bagian, Analis SDM dan Pelaksana di Kesektariatan
Pengadilan Agama Batam
Penulis menyadari dalam pembuatan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Baik dalam pemilihan kata atau kalimat, penulisan dan penyampaian masalah
yang kurang tepat. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
mendekati kata kesempurnaan pada pembuatan makalah di kemudian hari. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi semuanya
sebagai pembaca.
Aamiin ya rabbal’alaamiin.
Batam, 24 Januari 2024
Mardhiyah Dwitami
NIP. 199703192022032014
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................... 30
B. Saran..................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Aset tercatat, dokumen kepemilikan lengkap, barangnya tidak
ada/dikuasai oleh pihak lain yang tidak berhak;
2. Aset tercatat, dokumen kepemilikan tidak lengkap, barangnya ada;
3. Aset tercatat, dokumen kepemilikan tidak lengkap, barangnya tidak
ada/dikuasai oleh pihak lain;
4. Aset tidak tercatat, dokumen kepemilikan tidak ada, asetnya menurut
pihak ketiga punya kementeriaan PUPR;
5. Aset tidak tercatat, dokumen kepemilikan tidak lengkap, barangnya tidak
ada/dikuasai oleh pihak lain; dan
6. Aset tanah/bangunan/peralatan tercatat di BMN dan juga tercatat sebagai
BMD.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Barang Milik Negara perlu dikelola agar selaras dengan tujuan pemerintah
yaitu memberikan manfaat sebesar-besarnya terutama pada kesejahteraan
masyarakat. Proses agar tujuan ini tercapai dinamakan Pengelolaan Barang Milik
Negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, pengelolaan BMN harus dilaksanakan
berdasarkan asas-asas:
1. Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah-masalah di bidang pengelolaan barang milik negara yang
dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang dan
pengelola barang sesuai fungsi, wewenang, dan tanggungjawab masing-
masing;
2. Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik negara harus
dilaksankan berdasarkan hokum dan peraturan perundang-undangan;
4
3. Asas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik
negara harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh
informasi yang benar;
4. Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik negara diarahkan agar
barang milik Negara/daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar
kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi pemerintah secara optimal;
5. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik
negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;
6. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik negara / daerah
serta penyusunan Neraca Pemerintah.
5
seluruh kegiatannya ditatausahakan serta dilakukan dengan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian. Pada pokoknya pengelolaan BMN dilaksanakan
dengan konsep bahwa:
1. Perencanaan kebutuhan berdasarkan ketersediaan dan standar
kebutuhan untuk pelayanan;
2. Pengadaan dengan cara yang memungkinkan terjadinya persaingan
sehat, mendapatkan barang bermutu baik, terjadinya harga yang wajar,
tepat jumlah, dan tepat waktu;
3. Penggunaan terbatas untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi;
4. Penilaian dilakukan untuk mendapatkan harga yang wajar;
5. Nilai wajar diperlukan untuk neraca, pemanfaatan, dan
pemindahtanganan;
6. Tanah / bangunan idle diserahkan kepada Pengelola;
7. Pengelola menetapkan pengalihan status penggunaan kepada Pengguna
Lain;
8. BMN idle dimanfaatkan untuk tujuan pengamanan dan penerimaan PNBP;
9. Terhadap BMN idle yang tidak dapat dimanfaatkan dilakukan
pemindahtanganan;
10. Terhadap BMN yang tidak dapat dimanfaatkan atau dipindahtangankan
dilakukan pemusnahan;
11. Agar seluruh kegiatan terlaksana dengan tertib, maka semua transaksi
harus ditatausahakan dengan pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian yang memadai.
6
Ketua Pengadilan Agama Batam menunjuk Sekretaris selaku Kuasa Pengguna
Barang Milik Negara dalam lingkungan Pengadilan Agama Batam, yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. mengajukan rencana kebutuhan Barang Milik Negara untuk lingkungan
kantor yang dipimpinnya kepada Pengguna Barang;
b. mengajukan permohonan penetapan status Penggunaan Barang Milik
Negara yang berada dalam penguasaannya kepada Pengguna Barang;
c. melakukan pencatatan dan Inventarisasi Barang Milik Negara yang
berada dalam penguasaannya;
d. menggunakan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya
untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi kantor yang
dipimpinnya;
e. mengamankan dan memelihara Barang Milik Negara yang berada dalam
penguasaannya;
f. mengajukan usul Pemanfaatan dan Pemindahtanganan Barang Milik
Negara yang berada dalam penguasaannya kepada Pengguna Barang;
g. menyerahkan Barang Milik Negara yang tidak digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi kantor yang dipimpinnya
dan sedang tidak dimanfaatkan Pihak Lain, kepada Pengguna Barang;
h. mengajukan usul Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara
yang berada dalam penguasaannya kepada Pengguna Barang;
i. melakukan pengawasan dan pengendalian atas Penggunaan Barang Milik
Negara yang berada dalam penguasaannya; dan
j. menyusun dan menyampaikan laporan barang kuasa pengguna
semesteran dan laporan barang kuasa pengguna tahunan yang berada
dalam penguasaannya kepada Pengguna Barang.
7
B. Kebijakan Pengelolaan Barang Milik Negara
No Peraturan Keterangan
1 Undang-Undang Republik Keuangan Negara
Indonesia Nomor 17 Tahun
2003
2 Undang-Undang Republik Perbendaharaan Negara
Indonesia Nomor 1 Tahun
2004
3 Peraturan Pemerintah Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 28 Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
Tahun 2020 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara / Daerah
4 Peraturan Pemerintah Standar Akuntasi Pemerintah (SAP)
Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2010
5 Peraturan Menteri Keuangan Penatausahaan Barang Milik Negara
Nomor 181/PMK.06/2016
6 Peraturan Menteri Keuangan Perubahan Peraturan Menteri
Nomor 87/PMK.06/2016 Keuangan Nomor 246/PMK.06/2014
Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan Barang Milik Negara
7 Peraturan Menteri Keuangan Pedoman Pengelolaan Barang Milik
Nomor 118 Tahun 2023 Negara dengan Menggunakan Sistem
Informasi Manajemen Aset Negara
8
8 Keputusan Menteri Keuangan Perubahan Atas Keputusan Menteri
Nomor 266/KM.6/2023 Keuangan Nomor 295/KM.6/2019
Tentang Tabel Masa Manfaat Dalam
Rangka Penyusutan Barang Milik
Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat
9 Keputusan Menteri Keuangan Perubahan Ketiga Belas Atas Lampiran
Nomor 265/KM.6/2023 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
29/PMK.06/2010 Tentang
Penggolongan dan Kodefikasi Barang
Milik Negara
10 Keputusan Menteri Keuangan Perubahan Ketiga Atas Keputusan
Nomor 267/KM.6/2023 Menteri Keuangan Nomor
620/KM.6/2015 Tentang Masa Manfaat
Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik
Negara Berupa Aset Tak Berwujud Pada
Entitas Pemerintah Pusat
11 Keputusan Direktur Jenderal Pedoman Analisis Kelayakan Bisnis
Kekayaan Negara Nomor Kep- Proposal Rencana Usaha Kerja Sama
142/KN/2023 Pemanfaatan Barang Milik Negara
12 Keputusan Menteri Keuangan Pedoman Inventarisasi dan Penilaian
Nomor 524/KMK.06/2002 Barang Milik Negara yang Berasal dari
Aset Eks Kepabeanan dan Cukai
13 Keputusan Menteri Keuangan Perubahan Kedua atas Keputusan
Nomor 240/KM.6/2022 Menteri Keuangan Nomor
620/KM.6/2015 Tentang Masa Manfaat
Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik
Negara Berupa Aset Tak Berwujud Pada
Entitas Pemerintah Pusat
14 Peraturan Pemerintah Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 20 Nomor 84 Tahun 2014 Tentang
Tahun 2022
9
Penjualan Barang Milik Negara/Daerah
Berupa Kendaraan Perorangan Dinas
15 Keputusan Menteri Keuangan Tahapan Pelaksanaan Penyusunan dan
Nomor 105/KM.6/2022 Penelaahan Rencana Kebutuhan
Barang Milik Negara Pada
Kementerian/Lembaga
16 Keputusan Menteri Keuangan Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Nomor 128/KM.6/2022 Perencanaan Kebutuhan Barang Milik
Negara
17 Keputusan Menteri Keuangan Tahapan Pelaksanaan Penyusunan dan
Nomor 105/KM.6/2022 Penelaahan Rencana Kebutuhan
Barang Milik Negara Pada
Kementerian/Lembaga
18 Keputusan Menteri Keuangan Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan
Nomor 213/KM.6/2021 Barang Milik Negara
19 Peraturan Menteri Keuangan Pengawasan dan Pengendalian Barang
Nomor 207/PMK.06/2021 Milik Negara
20 Peraturan Menteri Keuangan Perubahan Atas Peraturan Menteri
Nomor 165/PMK.06/2021 Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016
Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemindahtanganan Barang Milik
Negara
21 Peraturan Menteri Keuangan Perencanaan Kebutuhan Barang Milik
Nomor 153/PMK.06/2021 Negara
22 Keputusan Menteri Keuangan Petunjuk Teknis Penyusunan,
Nomor 394/KMK.06/2021 Penyampaian, dan Pengonsolidasian
Laporan Keuangan Transaksi Khusus
Aset Dalam Pengelolaan Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara
23 Peraturan Menteri Keuangan Pengelolaan Barang Milik Negara yang
Nomor 53/PMK.06/2021 Berasal dari Aset Lain-lain
10
24 Keputusan Menteri Keuangan Tahapan Pelaksanaan Pengasuransian
Nomor 118/KM.6/2020 Barang Milik Negara Pada
Kementerian/Lembaga
25 Peraturan Menteri Keuangan Standar Barang dan Standar Kebutuhan
Nomor 172/PMK.06/2020 Barang Milik Negara
26 Keputusan Direktur Jenderal Pedoman Analisis Kelayakan Bisnis
Kekayaan Negara Nomor Proposal Rencana Usaha Kerja Sama
291/KN/2020 Pemanfaatan Barang Milik Negara
27 Peraturan Menteri Keuangan Pemanfaatan Barang Milik Negara
Nomor 115/PMK.06/2020
28 Keputusan Menteri Keuangan Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka
Nomor 295/KMK.6/2019 Penyusutan Barang Milik Negara
Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat
29 Keputusan Menteri Keuangan Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja
Nomor 349/KM.6/2018 Barang Milik Negara
30 Peraturan Menteri Keuangan Perubahan Kedua Atas Peraturan
Nomor 107/PMK.06/2019 Menteri Keuangan Nomor
118/PMK.06/2017 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kembali Barang
Milik Negara
31 Peraturan Menteri Keuangan Pengasuransian Barang Milik Negara
Nomor 97/PMK.06/2019
32 Peraturan Menteri Keuangan Tata Cara Rekonsiliasi BMN Dalam
Nomor 118/PMK.06/2018 Rangka Penyusunan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat
33 Peraturan Menteri Keuangan Perubahan Atas Peraturan Menteri
Nomor 57/PMK.06/2018 Keuangan Nomor 118/PMK.06/2017
tentang Pedoman Pelaksanaan
Penilaian Kembali Barang Milik Negara
34 Keputusan Menteri Keuangan Perubahan Atas Keputusan Menteri
Nomor 81/KM.6/2018 Keuangan Nomor 620/KM.6/2015
11
tentang Masa Manfaat Dalam Rangka
Amortisasi Barang Milik Negara Berupa
Aset Tak Berwujud Pada Entitas
Pemerintah Pusat
35 Keputusan Menteri Keuangan Modul Perencanaan Kebutuhan Barang
Nomor 577/KM.6/2017 Milik Negara Untuk Penyusunan
Rencana Kebutuhan Barang Milik
Negara Berupa Alat Angkutan Darat
Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di
Dalam Negeri
36 Peraturan Menteri Keuangan Penyusutan Barang Milik Negara
Nomor 65/PMK.06/2017 Berupa Aset Tetap Pada Entitas
Pemerintah Pusat
37 Peraturan Direktur Jenderal Pedoman Pembinaan Pengelolaan
Kekayaan Negara Nomor Barang Milik Negara
1/KN/2017
38 Peraturan Direktur Jenderal Prosedur Kerja dan Bentuk Surat Dalam
Kekayaan Negara Nomor Pengelolaan Barang Milik Negara yang
6/KN/2016 tidak Digunakan Untuk
Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara/Lembaga
39 Keputusan Menteri Keuangan Modul Rekonsiliasi Data Barang Milik
Nomor 385/KM.6/2016 Negara dan Pemuktahiran Data Barang
Milik Negara
40 Peraturan Direktur Jenderal Petunjuk Teknis Pengawasan dan
Kekayaan Negara Nomor Pengendalian Barang Milik Negara oleh
4/KN/2016 Pengelola Barang
41 PMK Nomor 83/PMK.06/2016 Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan
dan Penghapusan Barang Milik Negara
42 PMK Nomor 71/PMK.06/2016 Tata Cara Pengelolaan Barang Milik
Negara Yang Tidak Digunakan Untuk
12
Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara/Lembaga
43 PMK Nomor 65/PMK.06/2016 Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 164/PMK.06/2014
tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemanfaatan Barang Milik Negara
dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur
44 Peraturan Menteri Keuangan Tata Cara Pelaksanaan Sewa Barang
Nomor 57/PMK.06/2016 Milik Negara
45 Peraturan Menteri Keuangan Perubahan Atas Peraturan Menteri
Nomor 52/PMK.06/2016 Keuangan Nomor 244/PMK.06/2012
Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pengawasan Dan Pengendalian Barang
Milik Negara
46 PMK Nomor 14/PMK.06/2016 Tata Cara Penjualan Barang Milik
Negara Berupa Kendaraan Perorangan
Dinas Kepada Pegawai Aparatur Sipil
Negara, Anggota Tentara Nasional
Indonesia, Atau Anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia Tanpa
Melalui Lelang
47 PMK Nomor 7/PMK.06/2016 Perubahan Atas Peraturan Menteri.
Keuangan Nomor 248/PMK.06/2011
Tentang Standar Barang Dan Standar
Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa
Tanah Dan/ Atau Bangunan
48 KMK Nomor 620/KM.6/2015 Masa Manfaat Dalam Rangka
Amortisasi Barang Milik Negara Berupa
Aset Tak Berwujud Pada Entitas
Pemerintah Pusat
49 KMK Nomor 616/KM.6/2015 Modul Pemanfaatan Barang Milik
Negara
13
50 PMK Nomor Tata Cara Amortisasi Barang Milik
251/PMK.06/2015 Negara Berupa Aset Tak Berwujud Pada
Entitas Pemerintah Pusat
51 PMK Nomor Tata Cara Penyimpanan Dokumen
218/PMK.06/2015 Kepemilikan Barang Milik Negara
52 SE-3/KN/2015 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program
Percepatan Sertipikasi Barang Milik
Negara Berupa Tanah pada
Kementerian/Lembaga
53 PMK Nomor 76/PMK.06/2015 Standar Barang dan Standar Kebutuhan
Barang Milik Negara Berupa Alat
Angkutan Darat Bermotor Dinas
Operasional Jabatan di Dalam Negeri
54 KMK Nomor 310/KM.6/2015 Modul Perencanaan Kebutuhan Barang
Milik Negara Untuk Penelaahan
Rencana Kebutuhan Barang Milik
Negara Berupa Alat Angkutan Darat
Bermotor Dinas Operasional Jabatan Di
Dalam Negeri
55 KMK Nomor 452/KM.6/2014 Modul Perencanaan Kebutuhan Barang
Milik Negara Untuk Penelaahan
Rencana Kebutuhan Barang Milik
Negara
56 KMK Nomor 450/KM.6/2014 Modul Perencanaan Kebutuhan Barang
Milik Negara Untuk Penyusunan
Rencana Kebutuhan Barang Milik
Negara
57 PMK Nomor 96/PMK.06/2007 Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,
Pemanfaatan, Penghapusan, Dan
Pemindahtanganan Barang Milik
Negara
14
58 Surat Edarang Mahkamah Pedoman Penggunaan BMN Di
Agung RI Nomor 1 Tahun 2017 Lingkungan Mahkamah Agung RI dan
Badan Peradilan Dibawahnya
59 Keputusan Sekretaris Standar Barang dan Standar Kebutuhan
Mahkamah Agung RI Nomor BMN Di Lingkungan Mahkamah Agung
640/SEK/SK.PL1.2.2/VIII/2023 RI dan Badan Peradilan Dibawahnya
60 Surat Edaran Sekretaris Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Sewa
Mahkamah Agung Nomor 6 Barang Milik Negara di Lingkungan
Tahun 2018 Mahkamah Agung dan Badan Peradilan
yang berada di Bawahnya
61 Surat Edaran Sekretaris Tata Cara Pengelolaan Sewa Barang
Mahkamah Agung Nomor 10 Milik Negara Non Rumah Negara
Tahun 2023 Di Lingkungan Mahkamah Agung Dan
Badan Peradilan Yang Berada Di
Bawahnya
15
11. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
16
2. Pengadaan
3. Penggunaan
17
d. Untuk BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak dipergunakan
untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang, dan
e. Untuk BMN antar Pengguna Barang.
4. Pemanfaatan
18
c. Jangka waktu, besaran dan cara pembayaran sewa untuk infrastruktur
(bisa > 5 tahun)
d. Diversifikasi Kerja Sama Pemanfaatan (KSP), konstribusi dan
pembagian keuntungan dapat berupa aset (maks. 10%)
e. Jangka waktu KSP Infrastruktur (KSPI) s.d. 50 tahun
f. Jangka waktu pinjam pakai (5 tahun)
g. Mekanisme tender KSP dan Bangun Guna Serah (BGS) /Bangun Serah
Guna (BSG)
h. Harmonisasi pengaturan dan penyederhanaan birokrasi
1. Pelaksana pemanfaatan BMN
2. Pengelola untuk BMN pada Pengelola
3. Pengguna untuk BMN pada Pengguna
4. Jumlah peserta tender sekurangnya 3 peserta
5. Mitra KSP penugasan
Sewa, yaitu pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu
dan menerima imbalan uang tunai. Pertimbangan sewa adalah untuk
mengoptimalkan pemanfaatan BMN yang belum/tidak dipergunakan dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi atau mencegah penggunaan BMN oleh pihak
lain secara tidak sah. Objek yang dapat disewakan adalah meliputi tanah
dan/atau bangunan, baik yang ada pada Pengelola Barang maupun yang
status penggunaannya ada pada Pengguna Barang, dan BMN selain tanah
dan/atau bangunan. Subjek pelaksana sewa dapat dibedakan antara pihak
yang dapat menyewakan dan pihak yang dapat menyewa BMN.
• Pihak yang dapat menyewakan BMN adalah pengelola barang, untuk
tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengelola Barang, dan
pengguna parang dengan persetujuan pengelola arang, untuk sebagian
tanah dan/atau bangunan yang status penggunaannya ada pada
Pengguna Barang, dan BMN selain tanah dan/atau bangunan.
• Pihak yang dapat menyewa BMN meliputi: Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah, Badan Hukum lainnya, dan perorangan.
19
Pinjam pakai, yaitu penyerahan penggunaan BMN antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima
imbalan dan setelah jangka waktu berakhir BMN tersebut diserahkan kembali
kepada pemerintah pusat. Pertimbangan pinjam pakai BMN dimaksud adalah
untuk mengoptimalkan penggunaan BMN yang belum/tidak dipergunakan
untuk pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan pusat dan untuk
menunjang pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Objek yang
dapat dipinjam-pakaikan adalah tanah dan/atau bangunan, baik yang ada
pada Pengelola Barang maupun yang status penggunaannya ada pada
Pengguna Barang, serta BMN selain tanah dan/atau bangunan. Subjek
pelaksana sewa dapat dibedakan antara pihak yang dapat meminjam-
pakaikan BMN dan pihak yang dapat meminjam BMN. Pihak yang dapat
meminjam-pakaikan BMN adalah Pengelola Barang, untuk tanah dan/atau
bangunan yang berada pada Pengelola Barang, Pengguna Barang dengan
persetujuan Pengelola Barang, untuk sebagian tanah dan/atau bangunan
yang status penggunaannya ada pada Pengguna Barang, dan BMN selain
tanah dan/atau bangunan. Sedangkan pihak yang dapat meminjam BMN
adalah pemerintah daerah.
20
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka
waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya tanah beserta
bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya, diserahkan kembali kepada
Pengelola Barang setelah berakhirnya jangka waktu. Bangun Serah Guna
(BSG), yaitu pemanfaatan tanah milik pemerintah pusat oleh pihak lain
dengan mendirikan bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya, dan
setelah selesai pembangunannya diserahkan kepada Pengelola Barang
untuk kemudiandidayagunakan oleh pihak lain tersebut selama jangka waktu
tertentu yang disepakati. Pertimbangan dilakukannya BGS dan BSG adalah
untuk menyediakan bangunan dan fasilitasnya dalam rangka
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga, yang dana
pembangunannya tidak tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Objek BGS/BSG adalah berupa tanah, baik tanah yang ada
pada Pengelola Barang maupun tanah yang status penggunaannya ada pada
Pengguna Barang. Subjek Pelaksanaan BGS/BSG adalah Pengelola Barang,
dan pihak-pihak yang dapat menjadi mitra BGS/BSG adalah BUMN, BUMD,
dan Badan Hukum lainnya.
21
• Bukti kepemilikan selain tanah dan/atau bangunan disimpan oleh
Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang.
6. Penilaian
22
7. Pemindahtanganan
23
meliputi (a) tanah dan/atau bangunan baik yang berada pada Pengelola
Barang, maupun yang status penggunaannya ada pada Pengguna Barang,
dan (b) selain tanah dan/atau bangunan. Tukar-menukar BMN berupa tanah
dan/ atau bangunan dapat dilakukan dalam hal sudah tidak sesuai dengan
tata ruang wilayah atau penataan kota, belum dimanfaatkan secara optimal,
penyatuan BMN yang lokasinya terpencar, pelaksanaan rencana strategis
pemerintah/negara. BMN selain tanah dan/atau bangunan yang ketinggalan
teknologi, sesuai kebutuhan/ kondisi/ketentuan peraturan perundang-
undangan.
24
Persyaratan, besaran nilai dan tata cara pelaksanaan hibah diatur lebih lanjut
dalam peraturan terkait.
8. Pemusnahan
25
terdapat alasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemusnahan dilaksanakan oleh pengguna barang setelah mendapat
persetujuan pengelola barang. Pelaksanaan pemusnahan dituangkan dalam
berita acara dan dilaporkan kepada pengelola barang. Pemusnahan
dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan, ditimbun, ditenggelamkan atau
cara lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Pemusnahan Barang
Milik Negara diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
9. Penghapusan
26
dapat ditindak lanjuti dengan pemusnahan. Pemusnahan dimaksud dapat
dilakukan dalam hal:
a. Tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan dan tidak dapat
dipindahtangankan, dan
b. Alasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
10. Penatausahaan
27
Milik Negara/Daerah yang status penggunaannya berada pada Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang ke dalam Daftar Barang Pengguna/Daftar
Barang Kuasa Pengguna menurut penggolongan dan kodefikasi barang.
Pengelola Barang menghimpun Daftar Barang Pengguna/ Daftar Barang
Kuasa Pengguna. Pengelola Barang menyusun Daftar Barang Milik
Negara/Daerah berdasarkan himpunan Daftar Barang Pengguna/Daftar
Barang Kuasa Pengguna dan Daftar Barang Pengelola menurut
penggolongan dan kodefikasi barang. Penggolongan dan kodefikasi Barang
Milik Negara ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
28
11. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian
a. Pembinaan
1) Menteri Keuangan menetapkan kebijakan umum pengelolaan BMN.
2) Menteri Keuangan juga menetapkan kebijakan tehnis dan melakukan
pembinaan pengelolaan BMN
b. Pengawasan dan pengendalian
1) Pengguna barang melakukan pemantauan dan penertiban terhadap
penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pemeliharaan, dan pengamanan yang berada pada pengusaannya.
Pelaksanaan pemantauan dan penertiban dimaksud untuk
kantor/satuan kerja dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Barang.
Selanjutnya Kuasa Pengguna Barang dan Pengguna Barang dapat
meminta aparat pengawas fungsional untuk melakukan audit tindak
lanjut hasil pemantauan dan penertiban dimaksud. Kemudian Kuasa
Pengguna Barang dan Pengguna Barang menindaklanjuti hasil audit
dimaksud sesuai dengan ketentuan undang-undang.
2) Pengelola barang berwenang untuk melakukan pemantuan dan
investigasi atas pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, dan
pemindahtanganan BMN, dalam rangka penggunaan, pemanfaatan,
dan pemindatanganan BMN sesuai ketentuan yang berlaku. Sebagai
tindak lanjutnya pengelola Barang dapat meminta aparat fungsional
untuk melakukan audit atas pelaksanaan penggunaan,
pemanfaatan, dan pemindahtanganan BMN. Selanjutnya, hasil audit
dimaksud disampaikan kepada Pengelola Barang untuk
ditindaklanjuti sesuai ketentuan perundang-undangan.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan barang yang sah antara lain
barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis, sebagai
pelaksanaan dari perjanjian/kontrak, berdasarkan ketentuan undang-undang,
dan berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Pengelolaan BMN adalah rangkaian kegiatan perencanaan, pengadaan,
penggunaan, pemeliharaan dan pengamanan, pemanfaatan, penilaian, sampai
dengan penghapusan BMN dan tindaklanjutnya berupa pemindahtanganan yang
seluruh kegiatannya ditatausahakan serta dilakukan dengan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian. Pengelolaan Barang Milik Negara dilaksanakan
berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi,
akuntabilitas, dan kepastian nilai. Pengelolaan Barang Milik Negara dilaksanakan
dengan berpedoman pada peraturan dan kebijakan terkait yang masih berlaku.
B. Saran
30
Daftar Pustaka
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/peraturan/browse/28/all/
https://peraturan.bpk.go.id/
https://jdih.mahkamahagung.go.id/