Anda di halaman 1dari 73

OVERVIEW PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

DI LINGKUNGAN MAHKAMAH AGUNG RI

Oleh : Dr. Lanka Asmar, S.H.I.M.H


Wakil Ketua PA Padang Sidempuan

MAHKAMAH AGUNG RI
Senin, 17 Oktober 2022
Pusdiklat Menpim Mahkamah Agung RI

OVERVIEW
PENYELENGGARAAN
AUDIT FOR NON
AUDITOR DI
LINGKUNGAN MA

Disampaikan pada tanggal 17 Oktober 2022 Dr. Lanka Asmar, S.H.I, M.H
Wakil Ketua PA Padang Sidempuan
PANTUN
SINGGAH SEBENTAR DI RUMAH BASIR
MEMINTA TOMAT DAN PEPAYA
UNTUK BAPAK IBU YANG TELAH HADIR
SALAM HORMAT DARI SAYA
PERTANYAAN

APAKAH SAMA?

BMN VS KEKAYAAN NEGARA


DASAR HUKUM PENGELOLAAN BMN

• UU 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

• UU Nomor 17 tahun 2003


• PP 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN/BMD
• (Perubahan I: PP 28 Tahun 2O2O)

• Beberapa Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai


Pengelolaan BMN
KEKAYAAN NEGARA
• Kekayaan Negara adalah semua bentuk kekayaan hayati dan non hayati berupa benda
berwujud maupun tidak berwujud baik bergerak maupun tidak bergerak yang dikuasai dan
dimiliki oleh negara

• Subyek kekayaan negara adalah BMN yaitu barang berwujud, barang tidak berwujud,
barang bergerak dan tidak bergerak, yang berasal dari pembelian atau perolehan APBN
atau APBN yang sah

• Diatur dalam pasal 28 Peraturan Presiden 28 tahun 2015 yang menjelaskan ruang lingkup
kekayaan negara meliputi BMN, kekayaan negara dipisahkan, dan kekayaan negara lain-lain
Pengertian BMN

BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh

atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

atau berasal dari perolehan lainnya yang sah


Penggolongan BMN
Jalan, jaringan,
Persediaan irigasi

Aset tetap lainnya


Tanah
Penggolongan
Peralatan dan BMN Konstruksi dalam
Mesin pengerjaan

Gedung dan
Aset tak berwujud
Bangunan
BMN Meliputi :
• BMN yang diperoleh atas APBN • BMN yang berasal dari perolehan
lain yang sah yaitu :
-BMN diperoleh dari hibah
-BMN diperoleh dari pelaksanaan
perjanjian
- BMN yang diperoleh berdasarkan
peraturan perundang-undangan
-BMN diperoleh berdasarkan
putusan pengadilan
Asas Pengelolaan BMN
1. Asas Fungsional
2. Asas Kepastian Hukum
3. Asas Transparansi
4. Asas Efisiensi
5 Asas Akuntabilitas
6. Asas Kepastian Nilai
Asas Fungsional
Asas Fungsional adalah BMN Dikelola sesuai dengan
fungsinya untuk mendukung pelaksanaan tugas
pemerintahan dan pelayanan publik secara optimal
Asas Kepastian
Hukum
Yaitu BMN yang dikuasai dan atau dimiliki oleh
Kementerian atau Lembaga dikelola sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Asas Transparansi
Yaitu pengelolaan BMN dilakukan secara transpran dan
terbuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Asas Efisiensi
Yaitu pengelolaan BMN dilakukan dengan memperhatikan
biaya pengelolaannya dan manfaat yang diperoleh
Asas Akuntabilitas
Yaitu asas pengelolaan BMN harus dapat
dipertanggungjawabkan dan dilaporkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Asas Kepastian Nilai
Yaitu Pengelolaan BMN memperhatikan kepastian nilai
dari BMN
Perencanaan
Kegiatan merumuskan rincian
kebutuhan BMN untuk
menghubungkan pengadaan
barang yang telah lalu dengan
keadaan yang sedang berjalan
sebagai dasar dalam melakukan
tindakan yang akan datang
Pengadaan
Kegiatan pengadaan BMN oleh
Kementerian atau Lembaga atau
Perangkat Daerah yang dibiayai
oleh APBN/APBD yang prosesnya
sejak identifikasi kebutuhan,
sampai dengan serah terima BMN
Penggunaan

Kegiatan yang dilakukan oleh


pengguna barang dalam
mengelola dan menatausahakan
BMN sesuai dengan tugas dan
fungsi instansi yang bersangkutan
Pemanfaatan
Pendayagunaan BMN yang tidak
digunakan untuk penyelenggaran
tugas dan fungsi Kementerian
atau Lembaga dan atau
optimalisasi BMN dengan tidak
mengubah status kepemilikan
Pengamanan dan Pemeliharaan
Pengamanan BMN merupakan kegiatan
yang dilaksanakan untuk terciptanya tertib
administrasi, tertib fisik, dan tertib hukum
dalam pengelolaan BMN
Pemeliharaan adalah suatu rangkaian
kegiatan untuk menjaga kondisi dan
memperbaiki semua BMN agar selalu
dalam keadaan baik dan layak serta siap
digunakan secara berdaya guna dan
berhasil guna
Penilaian

Penilaian adalah proses kegiatan


untuk memberikan suatu opini
nilai atas suatu obyek penilaian
berupa BMN pada saat tertentu
Pemindahtanganan

Pengalihan Kepemilikan BMN


Pemusnahan

Tindakan pemusnahan fisik dan


atau kegunaan BMN
Barang Milik Negara Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah meliputi:
meliputi:
a. Perencanaan Kebutuhan dan
1. barang yg dibeli/diperoleh atas beban APBN penganggaran;
2. barang yg berasal dari perolehan lain yg sah. b. pengadaan;
c. Penggunaan;
d. Pemanfaatan;
Perolehan lainnya yg sah e. pengamanan dan pemeliharaan;
meliputi barang :
f. Penilaian;
g. Pemindahtanganan;
1. hibah/sumbangan atau yg sejenis. h. Pemusnahan;
2. pelaksanaan perjanjian/ kontrak; i. Penghapusan;
3. berdasarkan ketentuan undang- j. Penatausahaan; dan
undang; k. pembinaan, pengawasan dan
4. berdasarkan putusan pengadilan yg pengendalian.
telah memperoleh kekuatan hukum
tetap.
Mekanisme Perencanaan
Perlu ditetapkan

Standar Kebutuhan

Standar Barang

Standar Harga
Standar Barang
(PMK 172/2020)
Merupakan patokan minimal barang yang harus tersedia (dalam rangka
pelaksanaan tupoksi) yang mencakup :
1. Spesifikasi (contoh meja ½ biro)
2. Komponen (kayu, besi, plastik)
3. Kapabilitas (tahan gempa, tidak aus)
4. Bentuk/bangun
5. Daya Tahan (durabilitas)
6. Standar Energi minimal
7. Standar Lingkungan (green)
8. dll
priyonodwinugroho@gmail.com
Standar Kebutuhan (PMK 172)

Merupakan jumlah barang minimal yang diperlukan (dalam rangka


pelaksanaan tupoksi) bisa dengan satuan per
pegawai/peruangan/per m2, dll.
Contoh :
1. Satu orang pegawai membutuhkan 1 meja, 1 kursi, dan satu almari.
2. Satu ruangan E IV membutuhkan 1 AC, 1 meja, 1 kursi manajer, 2
kursi tamu, 2 almari arsip, 1 line telepon.

priyonodwinugroho@gmail.com
Standar Harga

Merupakan patokan harga satuan barang Maksimal)


terhadap barang yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan
tupoksi.
Contoh :
1. Harga satuan gedung perm2 Rp 2 jt
2. Harga satuan meja kerja Rp 600 rb
3. Harga satuan alat pendingin ruangan (terpasang) dg daya1
PK sebesar Rp. 3 jt

priyonodwinugroho@gmail.com
Penganggaran

• Dari RKBMN (Rencana Kebutuhan BMN) dilanjutkan dengan


penganggarannya melalui mekanisme RKAKL yang akan diajukan ke
Menteri Keuangan.

priyonodwinugroho@gmail.com
MAHKAMAH AGUNG RI

“MODERNISASI MANAJEMEN ASET DI BENTENG PERADILAN INDONESIA”


APA ITU SIPERMARI ?
• Sistem Informasi Perlengkapan Mahkamah Agung RI atau SIPERMARI
adalah sistem informasi berbasis jaringan (web) yang berfungsi sebagai
alat pengendalian, pengawasan, dan pembinaan bagi Pimpinan di
satuan kerja masing masing serta sebagai dasar pengambilan kebijakan
strategis terkait pengelolaan dan penatausahaan BMN.
• SIPERMARI menyajikan data aset seluruh Satuan Kerja di Lingkungan
Mahkamah Agung RI
• Sumber data SIPERMARI adalah Single Data Entry dari aplikasi
SIMAKBMN yang dikirim kepada Aplikasi SIMAN (Sistem Informasi
Manajemen Aset Negara) yang
TUJUAN SIPERMARI

• Meningkatkan kualitas data pencatatan dan pelaporan


BMN agar lebih strategis, valid dan lengkap.
• Menciptakan sistem informasi data BMN yang
tersentralisir sehingga memudahkan fungsi monitoring
dan binwasdal (pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian)
• Mewujudkan standarisasi dalam pengelolaan BMN di
seluruh lingkungan Mahkamah Agung RI.
MASUK & DAFTAR KE SIPERMARI

Daftar (Sign Up) user dan Masuk (Log in) ke Aplikasi


SIPERMARI melalui https://siper.mahkamahagung.go.id
UU No 1 tahun 2004
Pasal 44
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna
Barang wajib mengelola dan
menatausahakan barang milik
negara/daerah yang berada dalam
penguasaannya dengan sebaik-baiknya.
Pasal 45
Pejabat Pengelolaan BMN 1. Barang milik negara/daerah yang
diperlukan bagi penyelenggaraan tugas
1.Pengelola Barang – Menteri Keuangan pemerintahan negara/daerah tidak dapat
2.Pengguna Barang - Menteri/Pimpinan dipindahtangankan.
Lembaga
2. Pemindahtanganan barang milik
3.Kuasa Pengguna Barang - Kepala kantor
negara/daerah dilakukan dengan cara
dalam lingkungan Kementerian/Lembaga
dijual, dipertukarkan, dihibahkan, atau
disertakan sebagai modal Pemerintah
setelah mendapat persetujuan DPR/DPRD.
PENGELOLA BARANG
• Pengelola Barang Bertanggung Jawab dan berwenang untuk :
1. merumuskan kebijakan, mengatur dan menetapkan pedoman
pengelolaan BMN
2. Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan BMN
3. Menetapkan status penguasaan dan penggunaan Barang Milik Negara
4. Mengajukan usul pemindahtanganan BMN berupa tanah dan atau
bangunan yang memerlukan persetujuan BMN
5. Memberikan persetujuan atas usul pemusnahan dan penghapusan BMN
6. Menyusun Laporan Barang Milik Negara
PENGGUNA BARANG
• Pengguna BMN pada kementerian atau lembaga berwenang dan
bertanggung jawab untuk :
1. Menetapkan Kuasa Pengguna Barang dan menunjuk pejabat yang
mengurus dan menyimpan BMN
2. Mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran BMN untuk
kementerian atau lembaga yang dipimpinnya
3. Melaksanakan pengadaan BMN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
4. Mengamankan dan memelihara BMN yang berada dalam
penguasaannya
KUASA PENGGUNA BARANG

• Kuasa pengguna barang berwenang dan bertanggung jawab untuk :


1. Mengajukan rencana kebutuhan BMN untuk lingkungan satker yang
dipimpinnya kepada Pengguna Barang
2. Mengajukan permohonan penetapan status penggunaan Barang Milik
Negara yang berada dalam penguasaannya kepada Pengguna barang
3. Melakukan pencatatan dan inventerisasi BMN yang berada dalam
penguasaannya
4. Menggunakan BMN yang berada dalam penguasaannya untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi kantor yang dipimpinnya
5. Mengamankan dan memelihara BMN yang berada dalam penguasaannya.
6. Mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan BMN yang berada dalam
penguasaannya kepada pengguna barang
7 Menyerahkan BMN yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi kantor dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain kepada penggunan barang
8. Mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan BMN yang berada dalam
penguasannya kepada Pengguna Barang
9. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan Barang Milik Negara
yang berada dalam penguasaannya
10 Menyusun dan menyampaikan laporan barang kuasa pengguna barang
semesteran dan laporan barang kuasa pengguna tahunan yang berada dalam
penguasannya kepada pengguna barang
ALUR PENGELOLAAN BMN
Menteri/Pimp Lembaga Menteri Keuangan
Selaku Selaku Pengguna Barang Lainnya Pihak Lain (Selain
Pengguna Barang Pengelola Barang Kementerian/Lembaga)

Perolehan
Penetapan Penggunaan sebatas
BMN Pemanfaatan:
utk penyelenggaraan
Status Penggunaan Sewa
tupoksi
BMN KSP
Penyelesaian
Dok. Kepemilikan
BSG/BGS
Pinjam pakai

Penggunaan sebatas
untuk penyelenggaraan Fungsi
Pelayanan Pemindahtanganan:
tupoksi Tanah / bangunan
yg telah diserahkan Jual
Tukar menukar
Hibah
Barang Milik Negara: PMPP
Tindak Lanjut:
•Tidak sesuai Tupoksi • Pengalihan Status
•Berlebih Penggunaan
• Pemanfaatan
• Pemindahtanganan
Tanah/bangunan idle
wajib diserahkan kpd
Pengelola Barang

Non tanah dan bangunan Persetujuan pemanfaatan dan Fungsi


pemindahtanganan Budgeter
Penggunaan BMN Subjek & Objek Penetapan Status
Penggunaan
 Penetapan Status Penggunaan PENGELOLA
PENGGUNA BARANG
 Alih Status Penggunaan
BARANG
1. Tanah/bangunan.
 Tanah/Bangunan idle
Selain 2. Selain tanah/bangunan:
Tanah/bangunan: • Memiliki bukti
• Tidak memiliki kepemilikan, atau
bukti kepemilikan; • Perolehannya > Rp25jt.
atau 3. BMN yg dari awal
• Perolehannya ≤ pengadaan untuk PMPP
Rp25jt. atau hibah.
Tanah dan
Bangunan 1

Pemindahtanganan BMN

Selain Tanah dan


Bangunan 4
1. Pemindahtangan tanah dan bangunan,setelah mendapat izin DPR
kecuali :

1. Sudah tidak sesuai dengan tata • 5. Dikuasai negara berdasarkan


ruang wilayah penataan kota putusan pengadilan atau
2. Harus dihapus karena peraturan perundang undangan
anggaran bangunan pengganti
telah tersedia
3. Diperuntukan untuk PNS
4. Diperuntukkan bagi
kepentingan umum
2. Pemindahtanganan Selain Tanah dan Bangunan

Satu Dua Tiga


s.d Rp, 10 Milyar dilakukan Lebih dari Rp. 10 Milyar s.d Lebih dari Rp. 100 Milyar
setelah mendapat Rp. 100 milyar dilakukan dilakukan setelah mendapat
persetujuan Pengelola setelah mendapat persetujuan DPR
Barang persetujuan Presiden
Pemindahtanganan
BMN
Dilakukan Oleh Pengelola Barang Setelah Mendapat
Persetujuan :
1. Presiden dengan nilai lebih dari Rp. 10 Milyar
2. Pengelola Barang dengan nilai s.d Rp. 10 Milyar
Prosedur Penetapan Status
Penggunaan Tanah/Bangunan
PENGGUNA BARANG PENGELOLA BARANG

PERSIAPAN

PENETAPAN
PENGAJUAN
STATUS
USULAN
PENGGUNAAN

PENDAFTARAN, PENDAFTARAN,
PENCATATAN, PENCATATAN,
PENYIMPANAN PENYIMPANAN
DOKUMEN DOKUMEN
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,
kepastian hukum, transparansi, efisiensi,
akuntabilitas, dan kepastian nilai.

Data/Dokumen Pendukung Permohonan


Penetapan Status Penggunaan
Tanah/Bangunan, antara lain:
1. Usulan Penetapan Status Penggunaan
BMN;
2. Dokumen Pendukung Kepemilikan;
a. Sertifikat untuk tanah.
b. IMB untuk bangunan.
3. Nilai Perolehan;
4. Nilai Wajar/NJOP pada saat diajukan.
Data/Dokumen Pendukung Permohonan Pengalihan
Status Penggunaan BMN, antara lain:

1. Usulan Alih Status Penggunaan BMN;


2. Penjelasan;
3. Pertimbangan;
4. Keputusan Penetapan Status;
5. Pernyataan Kesediaan menerima dari Pengguna Barang yang
akan menerima;
6. Dok.pendukung, seperti:
a. Dokumen Pendukung Kepemilikan;
• Sertifikat untuk tanah;
• IMB untuk bangunan;
• BPKB, STNK, sejenisnya Barang Bergerak bersurat
kepemilikan;
b. Nilai Perolehan;
c. Nilai Wajar/NJOP pada saat diajukan.
Pertimbangan Sewa BMN
Optimalisasi BMN yg belum/tidak dipergunakan
Optimalisasi dalam pelaksanaan tupoksi penyelenggaraan
pemerintahan.

Menunjang pelaksanaan tupoksi


Penunjang
kementerian/lembaga.

Mencegah penggunaan oleh


Pengamanan
pihak lain secara tidak sah.
PIHAK PENYEWA BMN
1. BUMN
2. BUMD
3. SWASTA
4. UNIT PENUNJANG KEGIATAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
NEGARA
5. BADAN HUKUM LAINNYA
KETENTUAN SEWA BMN

1. BMN BELUM ATAU TIDAK DIGUNAKAN


2. SEWA MAX 5 TAHUN
3. DAPAT DIPERPANJANG SETELAH DIEVALUASI
4. SEWA MINIMUM DITENTUKAN (PMK 96/LAMP IIA)
5. BMN DINILAI ULANG OLEH TIM (PENGELOLA/PENGGUNA) UNTUK
PERHITUNGAN SEWA
6. PEMBAYARAN SEWA SEKALIGUS SAAT TTD KONTRAK
7. SELAMA SEWA JIKA ADA PERUBAHAN BMN HARUS ADA IZIN
PENGELOLA DAN PENAMBAHAN MENJADI MILIK NEGARA
PINJAM PAKAI
Data/Dokumen Pendukung

Pinjam pakai adalah penyerahan


Untuk sebagian tanah dan bangunan:
penggunaan BMN antara
Pemerintah Pusat dengan 1. Usulan pinjam pakai yang memuat
Pemerintah Daerah dalam jangka pertimbangan yang mendasari
waktu tertentu tanpa menerima diajukannya permintaan.
imbalan dan setelah jangka waktu
2. Jenis dan spesifikasi barang.
berakhir, BMN diserahkan kembali
3. Detil peruntukan dan jangka waktu
kepada Pemerintah Pusat.
pinjam pakai.
Prosedur Pinjam Pakai oleh Pengguna Barang
PENGELOLA BARANG PENGGUNA BARANG PEMERINTAH DAERAH

PENGKAJIAN PERMOHONAN

PERSETUJUAN PERJANJIAN PERJANJIAN

PELAKSANAAN PINJAM
LAPORAN PAKAI

PINJAM
PAKAI
BERAKHIR

PENYERAHAN
BMN KEMBALI
Pemanfaatan BMN Ketentuan Pokok Sewa BMN

 Sewa  BMN yang belum atau tidak


 Pinjam Pakai
digunakan Pengguna Barang atau
Pengelola Barang.
 Kerjasama Pemanfaatan
 Jangka waktu sewa paling lama 5
 Bangun Guna Serah / Bangun Serah Guna (tahun) dan dapat diperpanjang.
 Pembayaran uang sewa
dilakukan sekaligus paling
SEWA lambat pada saat
penandatanganan kontrak.
 Sewa adalah pemanfaatan BMN oleh pihak lain  Penyewa hanya dapat mengubah
dalam jangka waktu tertentu dan menerima bentuk tanpa mengubah
imbalan uang tunai. kontruksi, dan bagian yang
ditambahkan menjadi BMN.
Kerja Sama Pemanfaatan Ketentuan Pokok KSP BMN
Kerjasama Pemanfaatan adalah
 KSP tidak mengubah status BMN.
pendayagunaan BMN oleh pihak lain
dalam jangka waktu tertentu dalam  Sarana dan prasarana yang
rangka peningkatan Penerimaan menjadi bagian dari pelaksanaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) dan KSP adalah BMN sejak
sumber pembiayaan lainnya. pengadaannya.
 Jangka waktu KSP paling lama 30
tahun dan dapat diperpanjang.
 Penerimaan Negara yang wajib
disetorkan mitra terdiri:
 Kontribusi tetap.
 Pembagian keuntungan hasil
pendapatan KSP.
BENTUK PEMANFAATAN BMN

1. SEWA
2. KERJASAMA PEMANFAATAN (KSP)
3. BANGUN GUNA SERAH (BGS)
4. BANGUN SERAH GUNA (BSG)
5. PINJAM PAKAI
6. KERJASAMA PEMANFAATAN INFRASTRUKTUR (KSPI)
7. KERJASAMA TERBATAS UNTUK PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
Prosedur KSP Tanah/Bangunan pada Pengelola
Barang
PENGELOLA BARANG PIHAK KETIGA

PEMBENTUKAN TIM
PERJANJIAN
PENILAIAN

PELAKSANAAN KSP
PENETAPAN KONTRIBUSI TETAP
DAN PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN
PERPANJANGAN

TENDER
KSP SELESAI
PENETAPAN PELAKSANAAN KSP

PENYERAHAN BMN
PERJANJIAN KEMBALI

MONITORING
BGS & BSG
 BGS adalah pemanfaatan tanah pemerintah pusat
oleh pihak lain dengan mendirikan bangunan
dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam
jangka tertentu yang telah disepakati dan
selanjutnya diserahkan kembali kepada Pengelola
Barang setelah jangka waktu berakhir.  BSG adalah pemanfaatan tanah milik
pemerintah pusat oleh pihak lain dengan
mendirikan bangunan dan/atau sarana
berikut fasilitasnya, kemudian diserahkan
kepada Pengelola Barang untuk kemudian
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam
jangka yang telah disepakati.
HIBAH
Ketentuan Pokok Hibah BMN
Hibah adalah
pengalihan  BMN yang dapat dihibahkan:
kepemilikan BMN dari
• Dari awal pengadaan untuk dihibahkan (dokumen
Pemerintah Pusat
penganggaran);
kepada Pemerintah • Bukan barang rahasia negara;
Daerah atau kepada
• Bukan barang yang menguasai hajat hidup orang
pihak lain tanpa banyak;
memperoleh • Barang idle (tanah atau bangunan yang tidak digunakan
penggantian. untuk kepentingan peyelenggaraan tugas dan fungsi
lembaga);
• Berdasarkan keputusan pengadilan atau ketentuan
perundang-undangan ditentukan untuk
dihibahkan;
• Untuk pembangunan fasilitas umum sesuai
ketentuan perundang-undangan, fasilitas sosial dan
 BMN harus digunakan sebagaimana fungsinya pada
keagamaan.
saat dihibahkan, dan tidak boleh dimanfaatkan oleh
dan/atau dipindahtangankan kepada pihak lain.
Penghapusan

PENGERTIAN DAN TUJUAN

1. Penghapusan adalah tindakan menghapus catatan


barang milik negara dari:
– Daftar Barang Pengguna oleh pengguna barang
– Daftar Barang Milik Negara oleh pengelola barang
dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang
berwenang.
2. Tujuan penghapusan
membebaskan kuasa pengguna dan/atau pengguna
dan/atau pengelola barang dari tanggung jawab
administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya.
Syarat Penghapusan BMN Jenis Penghapusan BMN
 Tanah/Bangunan: 1. Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa
• Rusak berat karena bencana alam/force Pengguna:
majeure; • Penyerahan kepada Pengelola;
• Tidak sesuai RUTR; • Alih Status;
• Tidak memenuhi kebutuhan organisasi;
• Pemindahtanganan;
• Penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi;
• Rencana strategis pertahanan. • Putusan Pengadilan;
• Pemusnahan;
 Selain Tanah/Bangunan: • Sebab lain (hilang, kecurian, terbakar, susut,
• Rusak, terkena modernisasi,
terkena bencana alam, kadaluwarsa, dll).
kadaluarsa,terkikis, aus, susut,dll;
• Lebih menguntungkan bila dihapus;
2. Penghapusan dari Daftar BMN
• Hilang/Kekurangan Perbendaharaan/kematian
hewan atau tanaman. • Pemindahtanganan;
• Putusan Pengadilan;
• Menjalankan Undang-Undang;
• Putusan Pengadilan;
• Pemusnahan;
• Sebab lain (hilang, kecurian, terbakar, susut,
terkena bencana alam, kadaluwarsa, dll).
Pemusnahan BMN Penatausahaan BMN
 Alasan Pemusnahan:
• Tidak dapat
digunakan/dimanfaatkan/
dipindahtangankan;
DASAR HUKUM
• Alasan lain sesuai undang-
undang. Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
 Cara Pemusnahan: Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
• Dibakar, dihancurkan, Pemerintahan
ditimbun; Peraturan Pemerintah No. 06 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
• Ditenggelamkan ke laut, Milik Negara/Daerah
Keputusan Menteri Keuangan No. 120/PMK.06/2007 tentang
sesuai undang-undang
Penatausahaan Barang Milik Negara
Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
Peraturan Menteri Keuangan No.91PMK.05/2007 tentang Bagan Akun
Standar
Peraturan Menteri Keuangan No. 29/PMK.06/2010 tentang
Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.
Secara konsep pengelolaan BMN/D
sesuai dengan PP 6 tahun 2006 meliputi:
1) Perencaan kebutuhan dan
penganggaran;
2) Pengadaan;
3) Penggunaan;
4) Pemanfaatan;
5) Pengamanan dan pemeliharaan;
6) Penilaian;
7) Penghapusan;
8) Pemindahtanganan;
9) Penatausahaan; dan
10) Pembinaan, Pengawasan, dan
Pengendalian.
Dasar Hukum TGR yaitu :
1. UU Nomor 17 tahun 2003
2. UU Nomor 1 Tahun 2004
Tata cara Penyelesaian TGR
BMN
UU Nomor 17 Tahun 2003
Pasal 35 ayat 1 “Setiap pejabat dan pegawai negeri bukan
bendahara yang melanggar hukum atau melalaikan
kewajiban baik langsung atau tidak langsung yang
merugikan keuangan negara diwajibkan mengganti
kerugian tersebut
UU Nomor 1 tahun 2004
Pasal 59 ayat 1 “Bendahara, Pegawai Negeri bukan
bendahara atau pejabat lain karena perbuatannya
melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang
dibebankan kepadanya secara langsung merugikan
keuangan negara, wajib mengganti kerugian tersebut
Tuntutan Ganti Rugi
Pasal 59 ayat 3 UU Nomor 1 Tahun 2004, Menteri dapat
segera melakukan tuntutan ganti rugi, setelah
mengetahui bahwa dalam kementerian terjadi ganti
rugi akibat pihak manapun
Menteri atau pimpinan lembaga melaporkan
penyelesaian kerugian negara kepada BPK selambat-
lambatnya 60 hari setelah terjadinya kerugian negara
(pasal 23 ayat 1 UU Nomor 15 Tahun 2004)
BPK memantau penyelesaian pengenaan ganti rugi (pasal
23 ayat 2 UU 15 Tahun 2004)
DISKUSI

• Satker S1 telah menerima hibah langsung dari Ormas Peduli Keadilan

berupa sebuah Kendaraan Roda 4 senilai Rp500juta Jelaskan

mekanisme administrasi yang harus ditempuh satker sesuai PMK 99

tahun 2017 agar hibah tersebut dapat diakui menjadi BMN satker.
PANTUN
Siang-siang pergi ke kota
Jangan lupa beli alpokat
Demikian presentasi Saya
Semoga bisa bermanfaat
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai