Latar Belakang Kegiatan Anugerah Reksa Bandha 2023
Anugerah Reksa Bandha merupakan pemberian apresiasi atau penghargaan dari
Menteri Keuangan selaku Pengelola BMN atas kinerja pengelolaan BMN yang dilakukan oleh Kementerian/Lembaga. penghargaan anugerah reksa bandha terdiri dari beberapa kategori penghargaan di bidang pengelolaan BMN, antara lain: 1. Utilisasi BMN dengan komponen penilaian: penetapan status penggunaan, penggunaan sementara, alih status penggunaan, BMN Idle dan terindikasi Idle, optimalisasi, realisasi PNBP non tusi; 2. Kualitas pelaporan dengan komponen penilaian: Jumlah Barang Tidak Dikuasai hasil reval, deviasi LBMN-LKPP, temuan BPK, data BMN bermasalah, laporan wasdal, kelengkapan data SIMAN, realisasi RKBMN; 3. Sertifikasi dengan komponen penilaian: proses sertifikasi bidang tanah BMN, identifikasi bidang tanah belum bersertifikat; 4. Continuous Improvement dengan komponen penilaian: optimalisasi kebijakan BMN, optimalisasi pengelolaan BMN di bidang teknologi informasi, optimalisasi pengelolaan BMN di bidang penguatan organisasi pengelolaan BMN. BNPT mendapatkan penghargaan kategori Continuous Improvement. Continuous Improvement merupakan salah satu kategori penghargaan yang diberikan untuk Kementerian/Lembaga yang telah melakukan upaya-upaya secara optimal sehingga dapat tercapainya peningkatan kinerja yang progresif dan signifikan dalam pengelolaan BMN melalui penggunaan teknologi informasi. Penilaian Continuous Improvement dihitung berdasarkan peningkatan nilai Indeks Pengelolaan Aset (IPA) dan pengelolaan BMN secara keseluruhan. Indeks Pengelolaan Aset (IPA) disusun berdasarkan kinerja pengelolaan BMN dalam bentuk indeks melalui pengukuran atas 4 (empat) Sasaran Strategis dengan 8 (delapan) Parameter. Setiap Sasaran Strategis mempunyai penjelasan dan masing-masing sasaran strategis memiliki 2 (dua) parameter antara lain sebagai berikut: 1. Sasaran Strategis ke-1: Pengelolaan BMN yang Akuntabel dan Produktif Merupakan kegiatan pengelolaan BMN yang sesuai dengan peraturan perundangan, dapat dipertanggungjawabkan dan berdaya guna dalam mendukung APBN, terdiri dari 2 (dua) parameter sebagai berikut: a. Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) terkait BMN pada K/L b. Realisasi PNBP dari Pengelolaan Aset 2. Sasaran Strategis ke-2: Kepatuhan Pengelolaan BMN terhadap Peraturan Perundangan Mengukur tingkat kepatuhan Pengguna Barang terhadap berbagai peraturan dan kebijakan yang ditetapkan terkait Pengelolaan BMN. Kepatuhan yang tinggi dapat ditunjukkan dengan terwujudnya pengelolaan BMN pada unit pengguna barang (K/L) yang telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, terdiri dari 2 (dua) parameter pengukuran sebagai berikut: a. Ketepatan waktu penyampaian Laporan dan RKBMN b. Asuransi BMN 3. Sasaran Strategis ke-3: Pengawasan dan Pengendalian BMN yang Efektif Mengukur dua parameter sebagai berikut: a. Persentase Tindak Lanjut Temuan BPK terkait BMN b. Tindak Lanjut Pengelolaan BMN 4. Sasaran Strategis ke-4: Administrasi BMN yang Andal Mengukur dua parameter sebagai berikut: a. Persentase BMN memiliki dokumen kepemilikan b. Penggunaan BMN yang Sesuai Ketentuan Dalam melakukan penatausahaan BMN, BNPT melakukan pengelolaan atas aset negara yang dimiliki BNPT sebanyak 13.189 unit barang, yang terdiri dari: 2 (dua) bidang tanah, 66 unit gedung dan bangunan, peralatan dan mesin sejumlah 10.923 unit, aset tak berwujud sejumlah 2.155 unit, dan aset lainnya sejumlah 43 unit. Pengelolaan BMN dilaksanakan sesuai siklus hidup aset (life cycle asset). Pengelolaan ini dimulai dari perencanaan kebutuhan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, penilaian, pengamanan, pemeliharaan, penatausahaan, pemindahtanganan, pemusnahan, dan penghapusan. Pada setiap tahap di siklus pengelolaan BMN, secara garis besar BNPT telah melaksanakan: 1. Penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN) setiap tahunnya sesuai dengan Standar Barang dan Standar Kebutuhan (SBSK); 2. Pengadaan Barang Milik Negara yang disesuaikan dengan kebutuhan BNPT dan anggaran yang tersedia; 3. Penetapan Status Penggunaan untuk seluruh Barang Milik Negara (terdapat 1 aset yang sedang dalam proses Penetapan Status Penggunaan, yaitu Aset Tak Berwujud); 4. Pemanfaatan sebagian lahan BNPT melalui mekanisme sewa untuk koperasi dengan besaran nilai sewa yang telah dinilai oleh Kementerian Keuangan (KPKNL); 5. Pengamanan fisik aset berupa Gedung dan/atau Bangunan BNPT melalui asuransi; 6. Pemeliharan BMN berupa Gedung dan/atau Bangunan dan Peralatan Mesin; 7. Penatausahaan BMN melalui inventarisasi dan pembukuan; 8. Pemindahtanganan yaitu penjualan dengan mekanisme lelang dan penerimaan hibah; 9. Pemusnahan barang persediaan yang kadaluarsa dan/atau rusak-usang; 10. Penghapusan BMN yang telah dilakukan pemindahtanganan dan/atau pemusnahan.