Anda di halaman 1dari 6

TUJUAN DAN HARAPAN PENUGASAN

PEMERIKSAAN KEPATUHAN ATAS BELANJA DAERAH


DALAM RANGKA PELAKSANAAN RKP SEMESTER II TAHUN 2023
PADA BPK PERWAKILAN DI LINGKUNGAN AKN VI

Pemeriksaan kepatuhan atas Belanja Daerah pada BPK Perwakilan merupakan


pemeriksaan yang dimaksudkan untuk mendukung pemeriksaan LKPD dalam hal ini dikaitkan
dengan Prioritas Nasional 7 (Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola).
Anggota VI BPK selaku Pemberi Tugas Pemeriksaan atas Kepatuhan Belanja Daerah
menetapkan tujuan dan harapan penugasan sebagai berikut:
1. Tujuan, Sasaran dan Lingkup Penugasan
a. Tujuan Penugasan
Pemeriksaan Kepatuhan Belanja Daerah bertujuan untuk menilai apakah Belanja Daerah
telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Sasaran dan Lingkup Penugasan
Pemeriksaan Belanja Daerah diprioritaskan pada belanja infrastruktur pada akun Belanja
Modal dan akun Belanja Barang dan Jasa pada tahun 2022 dan 2023. Pemeriksaan atas
Belanja Daerah dapat diperluas pada belanja non infrastruktur dengan
mempertimbangkan sumber daya dan waktu pemeriksaan dikaitkan dengan signifikansi
dan penilaian risiko.
2. Harapan Penugasan
a. Standar Pemeriksaan
Dalam rangka pencapaian tujuan, sasaran dan lingkup penugasan, pemeriksaan
kepatuhan Belanja Daerah dilakukan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN) Tahun 2017.
b. Manajemen Pemeriksaan
1) Auditor Utama Keuangan Negara VI (Tortama KN VI) menyusun Kebijakan
Pemeriksaan Kepatuhan Belanja Daerah dengan memperhatikan arahan Anggota
VI BPK;
2) Untuk melaksanakan pemeriksaan atas Kepatuhan Belanja Daerah dibentuk Tim
Pemeriksa Kepatuhan Belanja Daerah pada BPK Perwakilan;
3) Tim Pemeriksa berpedoman pada Pedoman Manajemen Pemeriksaan (PMP)
Tahun 2015 dalam mengelola pemeriksaan.
4) Tim Pemeriksa melakukan pemeriksaan sesuai program pemeriksaan, menyusun
dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan, dan apabila ada penyimpangan
terhadap kriteria harus dimuat dalam temuan pemeriksaan;
5) Setiap permasalahan terkait dengan dispute intrepretasi pelaksanaan suatu
ketentuan peraturan perundangan-undangan yang diusulkan akan menjadi temuan
pemeriksaan agar terlebih dahulu dilaporkan dan dibahas secara berjenjang sampai
ke Anggota VI BPK;
6) Konsep Hasil Pemeriksaan (KHP) disusun berdasarkan temuan pemeriksaan
setelah direviu oleh Pengendali Teknis dan Penanggung Jawab;
7) Tim Pemeriksa harus menyelesaikan pemeriksaan dalam jangka waktu yang diatur
dalam Surat Tugas dan Program Pemeriksaan. Penyelesaian pemeriksaan tersebut
diwujudkan dengan penyelesaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas
Kepatuhan Belanja Daerah;
8) Tortama KN VI dengan melibatkan Auditorat Pengelolaan Pemeriksaan dan BPK
Perwakilan, mengkoordinasikan pembahasan dan/atau penyelesaiaan
permasalahan antar Pemerintah Daerah dan/atau permasalahan antara Pemerintah
Daerah dan Pemerintah Pusat;
9) Setiap pemeriksa harus mematuhi kode etik pemeriksaan BPK;
10) Setiap pemeriksa harus menandatangani Pakta Integritas dan Pernyataan
Independensi sebelum melakukan pemeriksaan; dan
11) Untuk efisiensi proses pemeriksaan, Tim Pemeriksa agar memanfaatkan teknologi
informasi secara optimal, termasuk dalam mendokumentasikan seluruh tahapan
pemeriksaan dan melaporkan perkembangan pemeriksaan secara berjenjang.
c. Metodologi Pemeriksaan
Tim Pemeriksa mengimplementasikan pendekatan audit berbasis risiko (risk based
audit) secara efektif termasuk risiko kecurangan (fraud). Dalam kerangka audit
berbasis risiko, Tim Pemeriksa memperhatikan antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) Hasil-hasil Pemeriksaan atas LKPD, Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
(PDTT) dan Pemeriksaan Kinerja yang terkait dengan Belanja Daerah;
2) Analisis perkembangan tindak lanjut temuan-temuan pemeriksaan signifikan dan
hasil pemeriksaan atas Belanja Daerah;
3) Hasil pemeriksaan pendahuluan atas Belanja Daerah;
4) Analisis kebijakan-kebijakan signifikan, diantaranya yaitu:
a) Peraturan Daerah (Perda) APBD Tahun 2022 dan 2023, termasuk perubahan
peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan daerah;
b) Kebijakan pemerintah daerah terkait Belanja Daerah;
c) Kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah atau pinjaman daerah untuk
infrastruktur;
d) Kebijakan pemerintah pusat terkait Transfer ke Daerah dan Dana Desa
(TKDD) dan Belanja Daerah.
5) Hasil pengawasan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) yang relevan
dengan Belanja Daerah yang menjadi fokus pemeriksaan; dan
6) Kecurangan terkait Belanja Daerah yang pernah terjadi baik yang sedang diproses
atau sudah diputuskan Majelis Tuntutan Perbendaharaan (TP) dan Majelis
Tuntutan Ganti Rugi (TGR) maupun yang sedang dalam proses hukum atau telah
memiliki putusan hukum.
d. Mekanisme Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA)
Pejabat Fungsional Pemeriksa (PFP) secara berjenjang bertanggung jawab
melaksanakan pengendalian mutu mulai dari Ketua Tim, Pengendali Teknis, dan
Wakil Penanggungjawab/Penanggung Jawab pada saat tahap pemeriksaan sebelum
laporan pemeriksaan diterbitkan (ex-ante). Pengendalian mutu dilakukan untuk
memastikan pemeriksaan telah sesuai dengan standar pemeriksaan dan ketentuan yang
berlaku.
Pejabat Struktural Pemeriksa (PSP) secara berjenjang bertanggung jawab
melaksanakan pemerolehan keyakinan mutu pada tahap pemeriksaan saat sebelum
laporan pemeriksaan diterbitkan (ex-ante) yang memastikan pengendalian mutu telah
dilaksanakan oleh PFP secara berjenjang serta telah sesuai dengan standar pemeriksaan
dan ketentuan yang berlaku.

Tujuan dan harapan penugasan serta kebijakan pemeriksaan kepatuhan Belanja Daerah
menjadi acuan dalam penyusunan Program Pemeriksaan Kepatuhan Belanja Daerah oleh
masing-masing Tim Pemeriksa Kepatuhan Belanja Daerah pada BPK Perwakilan.

Jakarta, Oktober 2023


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Pemberi Tugas
Anggota VI

Prof. Dr. Pius Lustrilanang S.IP., M.Si., CSFA, CFrA


KEBIJAKAN PEMERIKSAAN KEPATUHAN ATAS BELANJA DAERAH
DALAM RANGKA PELAKSANAAN RKP SEMESTER II TAHUN 2023
PADA BPK PERWAKILAN DI LINGKUNGAN AKN VI

Dalam rangka mengelola proses pemeriksaan untuk mencapai tujuan dan harapan
penugasan Anggota VI BPK, selain berpedoman pada SPKN dan PMP perlu ditetapkan
kebijakan pemeriksaan yang harus dipedomani oleh pemeriksa dalam melaksanakan
penugasan pemeriksaan kepatuhan atas Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan
RKP Semester II Tahun 2023. Kebijakan pemeriksaan ini mencakup:
A. Tujuan Pemeriksaan
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Pengelolaan
Tanggungjawab Keuangan Negara menyatakan bahwa BPK melaksanakan tiga jenis
pemeriksaan, yaitu Pemeriksaan Keuangan, Pemeriksaan Kinerja dan Pemeriksaan dengan
Tujuan Tertentu (PDTT). Tujuan dari pelaksanaan PDTT yaitu memberikan kesimpulan
sesuai dengan tujuan pemeriksaan yang ditetapkan. Salah satu bentuk PDTT yaitu
Pemeriksaan Kepatuhan yang bertujuan untuk menilai apakah entitas yang diperiksa telah
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Sifat penugasan dari pemeriksaan
kepatuhan adalah direct reporting, dalam hal ini pemeriksa memilih dan menetapkan
sasaran pemeriksaan dan kriteria serta menuangkan informasi dalam laporan hasil
pemeriksaan.
B. Sasaran dan Lingkup Pemeriksaan
Pemeriksaan Belanja Daerah diprioritaskan pada belanja infrastruktur pada akun
Belanja Modal dan akun Belanja Barang dan Jasa pada tahun 2022 dan 2023. Pemeriksaan
atas Belanja Daerah dapat diperluas pada belanja non infrastruktur dengan
mempertimbangkan sumber daya dan waktu pemeriksaan dikaitkan dengan signifikansi dan
penilaian risiko.
Pemeriksaan belanja infrastruktur untuk tahun 2022 dilakukan terhadap pekerjaan
yang belum diuji petik (jika ada) pada pemeriksaan LKPD Tahun 2022 dan PDTT Tahun
2022, dengan mempertimbangkan signifikansi dan risiko antara lain terkait nilai kontrak,
jangka waktu penyelesaian pekerjaan, realisasi pekerjaan fisik dan realisasi pembayaran.
C. Pedoman dan Kriteria Pemeriksaan
1. Pedoman Pemeriksaan
Secara umum, pemeriksaan Belanja Daerah mulai tahap perencanaan, pelaksanaan
sampai pelaporan berpedoman pada petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis
(juknis) dan panduan pemeriksaan yang diterbitkan oleh BPK serta kebijakan
pemeriksaan, antara lain yaitu:
a. Keputusan BPK nomor 3/K/I-XIII.2/5/2018 tahun 2018 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemeriksaan Kepatuhan;
b. Seri Panduan nomor P-002.0/XII.3.4/2021 tanggal 28 Januari 2021 tentang
Pemeriksaan Kepatuhan Pelaksanaan Kontrak Konstruksi;
c. Keputusan BPK No. 1/K/I-XIII.2/1/2021 tanggal 5 Januari 2021 tentang Petunjuk
Teknis Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;
d. Keputusan BPK No. 8/K/I-XIII.2/8/2014 tanggal 8 Agustus 2014 tentang Petunjuk
Teknis Uji Petik Pemeriksaan Keuangan;
e. Keputusan BPK No. 3/K/I-XIII.2/4/2017 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Risiko
Pemeriksaan Keuangan;
f. Kebijakan-kebijakan pemeriksaan LKPD tahun 2022 termasuk FAQ;
g. Konsep Panduan Penggunaan Jasa Laboratorium dalam Pengujian Volume dan Mutu
Pekerjaan Konstruksi Tahun 2023 yang disusun oleh Ditama Renvaja; dan
h. Nota Dinas Tortama KN VI No. 583//ND/XIX/8/2023 tentang Penyampaian
Penandatangan Surat Tugas Pemeriksaan Semester II Tahun 2023 pada Perwakilan
di Lingkungan AKN VI.
2. Kriteria Pemeriksaan
Pemeriksaan Belanja Daerah menggunakan kriteria-kriteria pemeriksaan antara lain
sebagaimana Lampiran. Penggunaan kriteria harus mempertimbangkan tujuan, sasaran
dan lingkup pemeriksaan.
D. Persiapan Pemeriksaan
1. Penyusunan Tim Pemeriksaan
Secara umum komposisi Tim Pemeriksa mempertimbangkan latar belakang pendidikan,
kompetensi teknis, dan pengalaman pemeriksaan terkait Belanja Daerah.
2. Penyiapan Dukungan Teknologi Informasi
Pemeriksaan Belanja Daerah mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi yang
tersedia seperti Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK), SiAP PDTT, Portal BPK,
dan BIDICS.
3. Penyiapan Kerjasama Jasa Laboratorium Penguji
Untuk mengantisipapsi kebutuhan pengujian belanja infrastruktur dari aspek kuantitas
dan kualitas dapat dilakukan kerjasama dengan Laboratorium Penguji yang terakreditasi.
Kerjasama tersebut dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a) BPK Perwakilan menandatangani MoU dengan Laborotarium Penguji yang ada di
wilayahnya;
b) Lingkup MoU meliputi pelayanan pengujian atas sampel uji termasuk jasa tenaga
ahli, baik berdasarkan permintaan dari BPK Perwakilan di wilayah setempat maupun
BPK Perwakilan di luar wilayah tersebut;
c) Kerjasama lebih lanjut dapat dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) atau
kontrak dengan Laboratorium Penguji yang bersangkutan.
E. Tahapan Pemeriksaan
1. Perencanaan Pemeriksaan
Dalam ranngka perencanaan pemeriksaan Belanja Daerah dpaat dilakukan
pemeriksaan pendahuluan dan/atau Pengumpulan Data dan Informasi (PDI). Kegiatan
ini bertujuan antara lain untuk menentukan:
• Sasaran dan lingkup pemeriksaan;

Anda mungkin juga menyukai