Anda di halaman 1dari 75

TELAAH PERAN PEMERINTAH DAERAH PADA PERATURAN – PERATURAN

TERKAIT PEMERIKSAAN KINERJA AIR MINUM DAN SANITASI LAYAK DAN AMAN
PADA KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TA 2021 S.D. SEMESTER I 2022

No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah


1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun Hubungan Keuangan Pasal 141 Pemerintah Daerah menyusun program pembangunan
2022 antara Pemerintah Pusat Daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan Daerah
Dan Pemerintahan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan Urusan
Daerah Pemerintahan wajib yang terkait dengan pelayanan
dasar publik dan pencapaian sasaran pembangunan.
2. Undang-undang Republik Cipta Kerja Pasal 20 (3) Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah
Indonesia ke media lingkungan hidup dengan persyaratan:
Nomor 11 tahun 2020 a. memenuhi baku mutu 1ingkungan hidup; dan
b. mendapat persetujuan dari pemerintah pusat atau
Pemerintah Daerah.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai baku mutu
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dalam Peraturan pemerintah.
3. Undang-undang Republik Cipta Kerja Pasal 17 Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama
Indonesia lainsesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria
Nomor 11 tahun 2020 yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat memiliki tugas:
a. membantu Pemerintah Pusat danl atau Pemerintah
Daerah dalam mengelola Sumber Daya Air di wilayah
desa berdasarkan asas kemanfaatan umum dan dengan
memperhatikan kepentingan desa lain;
b. mendorong prakarsa dan partisipasi masyarakat desa
dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di wilayahnya;
c. ikut serta dalam menjaga efektivitas, efisiensi,
kualitas, dan ketertiban pelaksanaan Pengelolaan
Sumber Daya Air; dan
d. membantu Pemerintah Daerah kabupatenlkota dalam
memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas Air

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


1
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
bagi warga desa.
4. Undang-undang Republik Cipta Kerja Pasal 19 (1) Sebagian tugas dan wewenang Pemerintah Pusat
Indonesia dan/atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud
Nomor 11 tahun 2020 dalam Pasal 10, Pasal 1 1, Pasal 13, Pasal 14, Pasal
15, dan Pasal 16 dalam mengelola Sumber Daya Air
yang meliputi satu Wilayah Sungai dapat ditugaskan
kepada Pengelola Sumber Daya Air.

(3) Sebagian tugas dan wewenang sebagaimana


dimaksud
pada ayat (1) tidak termasuk:
a. menetapkan kebijakan;
b. menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air;
c. menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya
Air;
d. menetapkan kawasan lindung Sumber Air;
e. menerbitkan Perrzinan Berusaha atau Persetujuan;
f. membentuk wadah kooordinasi;
g. menetapkan norma, standar, prosedur, dan
kriteria;
h. membentuk Pengelola Sumber Daya Air; dan
i. menetapkan nilai satuan BJPSDA.

5. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 8 (6) Dalam menetapkan prioritas pemenuhan Air
Indonesta sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pemerintah Pusat
Nomor 17 Tahun 2019 atau Pemerintah Daerah terlebih dahulu
memperhitungkan keperluan Air untuk pemeliharaan
Sumber Air dan lingkungan hidup.
6. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 9 (1) Atas dasar penguasaan negara terhadap Sumber
Indonesta Daya Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
Nomor 17 Tahun 2019 Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah diberi
tugas dan wewenang untuk mengatur dan mengelola
Sumber Daya Air.
(2) Penguasaan Sumber Daya Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (l) diselenggaralan oleh Pemerintah

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


2
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dengan tetap
mengakui Hak Ulayat Masyarakat Adat setempat dan
hak yang serupa dengan itu, sepanjang tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 11 Tugas dan wewenang Pemerintah Daerah sebagaimana
Indonesta dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) meliputi tugas dan
Nomor 17 Tahun 2019 wewenang Pemerintah Daerah provinsi dan/atau
Pemerintah Daerah kabupaten/ kota.
8. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 15 Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air,
Indonesta Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2019 Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
12 bertugas:
a. menyusun kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air
kabupaten,/ kota berdasarkan kebijakan nasional
Sumber
Daya Air dan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air
provinsi dengan memperhatikan kepentingan .
kabupaten/ kota sekitarnya;
b. menyrusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai dalam satu kabupaten / kota;
c. menyusun Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air
pada Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota;
d. mengembangkan dan mengelola sistem irigasi
sebagai satu kesatuan sistem pada daerah irigasi yang
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota;
e. mengelola kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah
Sungai dalam satu kabupaten/ kota;
f. Menyelenggarakan
g. menjamin penyediaan Air baku yang memenuhi
kualitas untuk pemenuhan kebutuhan pokok minimal
sehari-hari masyarakat pada Wilayah Sungai dalam satu
kabupaten/kota;

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


3
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
h. mengupayakan penyediaan air untuk pertanian
ralryat, kegiatan bukan usaha, dan/ atau kegiatan usaha
pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota;
i. memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas
Air bagi masyarakat di wilayah kabupaten / kota;
j. melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota, termasuk
Cekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;
k. mengembangkan dan mengelola Sistem Penyediaan
Air Minum di daerah kabupaten/ kota;
L menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban
pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/ kota;
m. memberikan bantuan teknis dan bimbingan teknis
dalam
Pengelolaan Sumber Daya Air kepada pemerintah desa;
dan
n. memfasilitasi penyelesaiAn sengketa dalam .satu
kabupaten/kota dalam Pengelolaan Sumber Daya'Air.
9. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 16 Dalam mengatur.dan mengelola Sumber Daya Air,
Indonesta Pemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimana
Nomor 17 Tahun 2019 dimaksud dalam Pasal 12 berwenang:
a. menetapkan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air
di wilayahnya berdasarkan kebijakan nasional Sumber
Daya Air dan kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air
provinsi dengan memperhatikan kepentingan
kabupaten/kota sekitarnya;
b. menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota dengan
memperhatikan kepentingan kabupaten/ kota sekitarnya;
c. menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air
pada Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/ kota
dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kota
sekitarnya;
d. menetapkan kawasan lindung Sumber Air pada

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


4
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/ kota;
e. mengatur, menetapkan, dan rnemberi izin
penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan bukan
usaha dan izin penggunaan Sumber Daya Air untuk
kebutuhan usaha pada lokasi tertentu di Wilayah Sungai
dalam satu kabupaten/kota;
f. membentuk wadah koordinasi Pengelolaan Sumber
Daya Air pada Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/
kota;
g. menetapkan nilai satuan BJPSDA dengan melibatkan
para pemangku kepentingan terkait;
h. memungut, menerima, dan menggunakan BJPSDA
pada Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota; dan
i. menetapkan kebllakan dan strategi kabupaten / kota
dalam penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.
10. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 17 Pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain
Indonesta memiliki
Nomor 17 Tahun 2019 tugas meliputi:
a. membantu Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah
Daerah dalam mengelola Sumber Daya Air di wilayah
desa berdasarkan asas kemanfaatan umum dan dengan
memperhatikan kepentingan desa lain;
b. mendorong prakarsa dan.. partisipasi masyarakat
desa dalam Pengelolaan Sumber Daya Air di
wilayahnya;
c. ikut serta dalam menjaga efektivitas, efisiensi,
kualitas, dan ketertiban pelaksanaan Pengelolaan
Sumber Daya
Air; dan
d. membantu Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam
memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas Air
bagi warga desa.
11. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 19 l2l Pengelola Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud
Indonesta pada ayat (1) dapat berupa unit pelaksana teknis
Nomor 17 Tahun 2019 kementerian/unit pelaksana teknis daerah atau badan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


5
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
usaha milik negara/ badan usaha milik daerah di bidang
Pengelolaan Sumber Daya Air.
(3) Sebagian tugas dan wewenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk:
a. menetapkankebijakan;
b. menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air;
c. menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air;
d. menetapkan kawasan lindung Sumber Air;
e. menetapkan izin;
f. nrembentuk wadah kooordinasi;
g. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria;
h. membentuk Pengelola Sumber Daya Air; dan
i. menetapkan.nilaisatuanBJPSDA.
(4) Badan usaha milik negara/ badan usaha milik daerah
di bidang Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. memiliki tugas menyelenggarakan sebagian fungsi
Pengelolaan Sumber Daya Air, yaitu pembangunan,
pengoperasian, dan pemeliharaan;
b. memiliki tugas penggunaan Sumber Daya Air untuk
kebutuhan usaha hanya pada wilayah kerjanya;
c. melakukan pelayanan yang berkualitas dengan
prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat;
d. memiliki tugas memungut, menerima, dan
menggunakan BJPSDA;
e. mendapat tugas khusus yang diberikan oleh
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; dan
f. tidak semata-mata berorientasi untuk mengejar
keuntungan.

(6) Penugasan Pemerintah Daerah kepada badan usaha


milik
daerah di bidang Pengelolaan Sumber Daya Air
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


6
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
peraturan kepala daerah.
12. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 24 (1) Konservasi Sumber Daya Air ditqiukan untuk
Indonesta menjaga kelangsungan keberadaan, daya dukung, daya
Nomor 17 Tahun 2019 tampung, dan fungsi Sumber Daya Air.
(2) Konservasi Surnber Daya Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Konservasi Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan mengacu pada Rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air melalui kegiatan:
a. pelindungan dan pelestarian Sumber Air;
b. pengawetan Air;
c. pengelolaan kualitas Air; dan
d. pengendalian pencemaral Air.
(4) Pelindungan dan pelestarian Sumber Air
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a ditqjukan
untuk melindungi dan melestarikan Sumber Air beserta
lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau
gangguan yang disebabkan oleh daya alam dan yang
disebabkan oleh tindakan manusia.
(5) Pengawetan Air sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b ditqiukan untuk memelihara keberadaan dan
ketersediaan Air atau kuantitas Air sesuai dengan fungsi
dan manfaatnya.
(6) Pengelolaan kualitas Air sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf c dilakukan dengan cara
memperbaiki kualitas Air pada Sumber Air dan
Prasarana Sumber Daya Air.
(7) Pengendalian pencemaran Air sebagaimana
dimaksud
pada ayat (3) huruf d dilakukan dengan cara mencegah
masuknya pencemaran Air pada Sumber Air dan
Prasarana Sumber Daya Air.

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


7
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
(8) Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menjadi salah satu acuan dalam
Perencanaan tata ruang,
13. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 31 Dalam keadaan memaksa, Pemerintah Pusat dan/atau
Indonesta Pemerintah Daerah mengatur dan menetapkan
Nomor 17 Tahun 2019 penggunaan Sumber Daya Air s6lagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 ayat (2) huruf c untuk kepentingan
konservasi, persiapan pelaksanaan konstruksi, dan
pemenuhan prioritas penggunaan Sumber Daya Air.
14. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 39 (1) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
Indonesta sesuai dengan kewenangannya menyusun Pola
Nomor 17 Tahun 2019 Pengelolaan Sumber Daya Air untuk
terselenggaranya Pengelolaan Sumber Daya Air
yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kepentingan masyarakat.
(2) Pola Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan
Wilayah Sungai dengan prinsip keterpaduan
antarsektor dan antarwilayah serta keterkaitan
penggunaan antara Air Permukaan dan Air Tanah.
(3) Pola Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diuraikan lebih lanjut dalam
Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air sebagai
acuan pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air
jangka panjang.
(4) Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan
acuan penyusunan program Pengelolaan Sumber
Daya Air dan program kementerian atau lembaga
pemerintah nonkementerian yang terkait.
(5) Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air merupalan
dasar dan salah satu unsur dalam penyusunan,
peninjauan kembali, dan/atau penyempurnaan
rencana tata ruang wilayah.
(6) Program Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimana

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


8
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
dimaksud pada .ayat (4) merupakan acuan dalam
penyusunan rencana kegiatan Pengelolaan Sumbir
Daya Air dan rencana kegiatan kementerian atau
lembaga pemerintah nonkementerian yang terkait.
(7) Pelaksanaan rencana kegiatan Pengelolaan Sumber
Daya Air meliputi kegiatan konstruksi Prasarana
Sumber Daya Air, kegiatan nonkonstruksi, serta
kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya
Air.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air, Rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air, program Pengelolaan
Sumber Daya Air, dan rencana kegiatan Pengelolaan
Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud pada iyat
(2) sampai dengan ayat (6), diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
15. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 40 (1) Pelaksanaan konstruksi Prasarana Sumber Daya Air
Indonesta dan pelaksanaan nonkonstruksi dilakukan oleh
Nomor 17 Tahun 2019 Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya berdasarkan program dan
rencana
kegiatan.
(2) Pelaksanaan konstruksi Prasarana Sumber Daya Air
dan pelaksanaan nonkonstruksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan dengan melibatkan peran
serta masyarakat.
(3) Setiap Orang atau kelompok masyarakat atas
prakarsa sendiri dapat melaksanakan kegiatan
konstruksi Prasarana Sumber Daya Air dan pelaksanaan
nonkonstruksi untuk kepentingan sendiri berdasarkan
izin dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya.
(4) Pelaksanaan konstruksi Prasarana Sumber Daya Air
dan pelaksanaan nonkonstruksi dilakukan dengan:
a. mengikuti norma, standar, prosedur, dan kriteria;

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


9
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
b. memanfaatkan teknologi dan sumber daya lokal; dan
c. mengutamakan keselamatan, kgamanan kerja, dan
keberlanjutan fungsi ekologis sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
(5) Kewajiban memperoleh izin sebagaimana
dimaksud'pada ayat (3) dikecualikan bagi kegiatan
nonkonstruksi yang tidak mengakibatkan perubahan fisik
pada Sumber Air.
16. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 41 (3) Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Sumber
Indonesta Daya Air dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/ atau
Nomor 17 Tahun 2019 Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dan
dapat melibatkan peran serta masyarakat.
17. Pasal 43 (1) Pemantauan Pengelolaan Sumber Daya Air
dilakukan terhadap:
a. Perencanaan Pengelolaan Sumber Daya Air;
b. pelaksanaan konstruksi Prasarana Sumber Daya Air
dan pelaksanaan nonkonstruksi; dan
c. pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Sumber
Daya Air.
(2) Evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukan
berdasarkan hasil pemantauan Sumber Daya Air
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap tujuan
Pengelolaan Sumber Daya Air.
(3) Hasil evaluasi Pengelolaan Sumber Daya Air
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan perbaikan penyelenggaraan Pengelolaan
Sumber Daya Air.
(4) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi Pengelolaan
Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
dan ayat (2) dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
18. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 44 (3) Izin penggunaan Sumber Daya Air sebagaimana
Indonesta dimaksud pada ayat (l) diberikan oleh Pemerintah Pusat
Nomor 17 Tahun 2019 dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


10
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
kewenangannya.
19. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 52 (4) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pengelola
Indonesta Sumber Daya Air, badan hukum, organisasi, lembaga,
Nomor 17 Tahun 2019 dan perseorangan bertanggung jawab menjamin
keakuratan, kebenaran, dan ketepatan waktu atas
informasi yang disampaikan.
20. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 55 (l) Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah
Indonesta sesuai dengan kewenangannya menyelenggarakan
Nomor 17 Tahun 2019 pemberdayaan para pemilik kepentingan dan
kelembagaan Sumber Daya Air secara terencana dan
sistematis untuk meningkatkan kinerja Pengelolaan
Sumber Daya Air.
l4l Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan melalui kerja sama antara Pemerintah
Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah dengan institusi
bidang pengembarrgan Sumber Daya Air dari dalam
negerr
ataupun luar negeri yang kompeten.
21. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 56 (1) Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Air
Indonesta dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2019 Daerah sesuai dengan kewenangannya terhadap
Pengelolaan Sumber Daya Air.
(2) Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Air
sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dapat dilakukan
dengan melibatkan peran masyarakat.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan
Pengelolaan Sumber Daya Air diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
22. Undang-undang Republik Sumber Daya Air Pasal 58 (3) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
Indonesta sesuai dengan kewenangannya berhak atas hasil
Nomor 17 Tahun 2019 penerimaan BJPSDA yang dipungut dari para pengguna
Sumber Daya Air.
23. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Kerja Sama Daerah Pasal 12 (2) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan
Tahun 2018 keuangan kepada daerah lainnya untuk melaksanakan
kerja sama wajib melalui anggaran pendapatan dan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


11
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
belanja daerah pada perangkat daerah sesuai dengan
bidang yang dikerjasamakan.
(3) Ketentuan mengenai tata cara pemberian bantuan
dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
(4) Ketentuan mengenai tata cara pemberian bantuan
keuangan sslagaimana dimaksud pada ayat (2t diatur
dalam Peraturan Menteri.
24. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Kerja Sama Daerah Pasal 13 (1) Dalam pelaksanaan KSDPK, daerah diwakili oleh
Tahun 2018 gubemur atau bupati/wali kota yang bertindak untuk dan
atas nama daerah.
(2) Gubernur atau bupati/wali kota dapat memberikan
kuasa kepada pejabat di lingkungan perangkat daerah
untuk menandatangani kontrak/perjanjian kerja sama
(3) Pejabat di lingkungan perangkat daerah
sebasaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
25. Peraturan Pemerintah Republik Sistem Penyediaan Air Pasal 2 (19) Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan
Indonesia Nomor 122 tahun 2015 Minum mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah yang berhak diperoleh warga
negara secara minimal.
26. Peraturan Pemerintah Republik Sistem Penyediaan Air Pasal 36 (1) Penyelenggaraan SPAM menjadi tanggung jawab
Indonesia Nomor 122 tahun 2015 Minum Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya guna memenuhi kehidupan
yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Dalam rangka efisiensi dan efektivitas
Penyelenggaraan SPAM, Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama.
27. Peraturan Pemerintah Republik Sistem Penyediaan Air Pasal 40 Wewenang dan tanggung jawab pemerintah
Indonesia Nomor 122 tahun 2015 Minum kabupaten/kota dalam Penyelenggaraan SPAM meliputi:
a. menyusun dan menetapkan Kebijakan dan Strategi
Kabupaten/Kota Penyelenggaraan SPAM;
b. menyusun dan menetapkan Rencana Induk SPAM

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


12
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
c. melaksanakan Penyelenggaraan SPAM di
wilayahnya;
d. membentuk BUMD dan/atau UPTD;
e. melakukan pencatatan laporan yang disampaikan
oleh Kelompok Masyarakat;
f. memberikan izin kepada Badan Usaha untuk
melakukan Penyelenggaraan SPAM;
g. melakukan pembinaan dan pengawasan kepada
pemerintah desa dan Kelompok Masyarakat di
wilayahnya dalam Penyelenggaraan SPAM;
h. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
Penyelenggaraan SPAM di wilayahnya;
i. menyampaikan laporan hasil pemantauan dan
evaluasi Penyelenggaraan SPAM kepada pemerintah
provinsi;
j. menjamin ketersediaan Air Baku untuk
Penyelenggaraan SPAM di wilayahnya; dan
k. melakukan kerja sama dengan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah lain.
28. Peraturan Pemerintah Republik Sistem Penyediaan Air Pasal 41 Wewenang dan tanggung jawab pemerintah desa
Indonesia Nomor 122 tahun 2015 Minum meliputi:
a. melakukan dukungan terhadap pembinaan dan
pengawasan Penyelenggaraan SPAM di tingkat
Kelompok Masyarakat;
b. memfasilitasi pelaporan Kelompok Masyarakat
kepada pemerintah kabupaten/kota; dan
c. menyampaikan laporan Penyelenggaraan SPAM di
wilayahnya kepada pemerintah kabupaten/kota.
29. Peraturan Pemerintah Republik Sistem Penyediaan Air Pasal 49 (6) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
Indonesia Nomor 122 tahun 2015 Minum dapat memberikan dukungan pembiayaan dalam
pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM kepada Kelompok
Masyarakat.
30. Peraturan Pemerintah Republik Sistem Penyediaan Air Pasal 52 (3) Dalam pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM untuk
Indonesia Nomor 122 tahun 2015 Minum memenuhi kebutuhan sendiri oleh badan usaha

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


13
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku
ketentuan:
a. izin Penyelenggaraan SPAM untuk kebutuhan sendiri
dimiliki oleh Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (1);
b. tarif ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
dengan memperhatikan kemampuan daya beli
masyarakat/pelanggan; dan
c. pengawasan dilakukan oleh Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah dalam hal kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas sesuai dengan
kewenangannya.
(5) Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berhak mendapatkan perlindungan atas pelaksanaan
Penyelenggaraan SPAM dari Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah.
31. Peraturan Pemerintah Republik Sistem Penyediaan Air Pasal 54 (1) Pembiayaan Penyelenggaraan SPAM menjadi
Indonesia Nomor 122 tahun 2015 Minum tanggung
jawab Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya.
(2) Pembiayaan Penyelenggaraan SPAM sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk membiayai
Pengembangan SPAM dan Pengelolaan SPAM.
(3) Sumber dana untuk pembiayaan Penyelenggaraan
SPAM berasal dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b. BUMN atau BUMD;
c. dana masyarakat; dan/atau
d. sumber dana lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Sumber dana yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a digunakan untuk

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


14
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
mendanai kegiatan Penyelenggaraan SPAM bagi lintas
daerah provinsi dan
kepentingan strategis nasional.
(5) Sumber dana yang berasal dari Anggaran
Pendapatan
dan Belanja Negara sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) juga dapat digunakan untuk:
a. keadaan darurat;
b. pemenuhan standar pelayanan minimal; dan/atau
c. masyarakat berpenghasilan rendah.
32. Peraturan Pemerintah Republik Sistem Penyediaan Air Pasal 55 (1) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
Indonesia Nomor 122 tahun 2015 Minum sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan
pinjaman, hibah, penerusan hibah, dan/atau melakukan
penyertaan modal guna meningkatkan kinerja pelayanan
BUMN dan/atau BUMD dalam Penyelenggaraan SPAM.
(2) Dalam hal pendapatan yang diperoleh dari penjualan
air tidak dapat memenuhi biaya operasi dan
pemeliharaan, Pemerintah Daerah harus memberikan
subsidi dalam upaya perbaikan terhadap
Penyelenggaraan SPAM yang dilakukan oleh BUMD
untuk tercapainya keseimbangan
antara pendapatan dengan biaya operasi dan
pemeliharaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Pemberian pinjaman, hibah, dan/atau penyertaan
modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
33. Peraturan Pemerintah Republik Sistem Penyediaan Air Pasal 66 (1) Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM oleh badan
Indonesia Nomor 122 tahun 2015 Minum usaha swasta untuk kebutuhan sendiri yang telah
dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah
ini harus disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah ini
sebelum masa berlaku Surat Izin Pengambilan Air
berakhir.
(2) Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM yang

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


15
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
dilakukan melalui mekanisme kerjasama antara
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah dengan badan usaha swasta yang
telah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku sampai
berakhirnya perjanjian kerjasama.
34. Peraturan Pemerintah Republik Penyelenggaraan Pasal 102 (1) Pemerintah Pusat rlan Pemerintah Daerah
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Perlindungan dan membantu penyusunan Amdal bagi usaha mikro dan
Pengelolaan Lingkungan kecil yang memiliki Dampak Penting terhadap
Hidup Lingkungan Hidup
(2) Bantuan penyusulran Amdal sebagainlana dimaksud
pada ayat (1) berupa fasilitasi. biaya, dan/atau
penyusunan Amdal.
(3) penyusunan Amdal bagi usaha mikro dan kecil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian atau
perangkat daerah yang membidangi Usaha dan/atau
Kegiatan.
35. Peraturan Pemerintah Republik Penyelenggaraan Pasal 129 (1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Perlindungan dan menyediakan sarana dan prasarana pengendalian
Pengelolaan Lingkungan pencemaran Air.
Hidup (2) Sarana dan prasarana pengendalian pencemaran Air
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan untuk
sumber Air Limbah dari:
a. rumah tangga; dan
b. air limpasan atau nirtitik.
(3) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapat
memberikan bantuan sarana dan prasarana
pengendalian Pencemaran Air bagi usaha mikro dan
kecil.
(4) Hasil pengolahan Air Limbah dari sarana dan
prasarana pengendalian Pencemaran Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi Baku Mutu Air
Limbah dan alokasi beban pencemar air.
(5) Dalam menyediakan sarana dan prasarana

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


16
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
pengendarian Pencemaran Air, Pemerintah dan antara
pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat melakukan kerja sama dengan badan usaha
yang memiliki perizinan
Berusaha.
(6) Penyediaan sarana dan prasarana pengendalian
Pencemaran Air dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
36. Peraturan Pemerintah Republik Penyelenggaraan Pasal 141 Dalam pemenuhan Baku Mutu Air Limbah, penanggung
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Perlindungan dan jawab Usaha dan/atau Kegiatan clapat melakukan kerja
Pengelolaan Lingkungan sama
Hidup dengan:
a. badan usaha; atau
b. Pemerintah clan/atau Pemerintah Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
37. Peraturan Pemerintah Republik Penyelenggaraan Pasal 161 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Perlindungan dan kewenangannya dapat memfasilitasi terbentuknya
Pengelolaan Lingkungan kemitraan antara masyarakat dengan badan usaha,
Hidup dalam melakukan pengurangan pencemar air.
(2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam bentuk perjanjian antara masyarakat
dengan badan usaha yang bersangkutan.
38. Peraturan Pemerintah Republik Penyelenggaraan Pasal 484 Pemerintah dan Pemerintah Daerah melaporkarr status
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Perlindungan dan Lingkungan Hidup
Pengelolaan Lingkungan informasi terdiri atas:
Hidup a. faktor pemicu perubahan lingkrrngan;
b. tekanan yang menyebabkan perubahan lingkungan;
c. status dan kondisi lingkungan;
d. dampak dari perubahan lingkungan; dan
e. respon terhadap perubahan lingkungan.
39. Peraturan Pemerintah Republik Tata Cara Pengendalian Pasal 1 (16) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 dan Evaluasi Pelaksanaan yang selanjutnya disebut Kepala Bappeda adalah
Rencana Pembangunan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan
fungsi perencanaan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


17
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
pembangunan di daerah provinsi, kabupaten atau kota.
40. Peraturan Pemerintah Republik Pengusahaan Sumber Pasal 5 (2) Pengusahaan Sumber Daya Air dapat dilakukan oleh
Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 Daya Air perseorangan atau badan usaha berdasarkan Izin
Pengusahaan Sumber Daya Air atau Izin Pengusahaan
Air Tanah dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah
sesuai dengan kewenangannya.
41. Peraturan Pemerintah Republik Pengusahaan Sumber Pasal 8 (6) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 Daya Air menetapkan urutan prioritas alokasi Air pada Wilayah
Sungai berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) sesuai dengan
kewenangannya.
(7) Dalam menetapkan prioritas alokasi Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah terlebih dahulu memperhitungkan
keperluan Air untuk pemeliharaan Sumber Air dan
lingkungan hidup.

42. Peraturan Pemerintah Republik Pengusahaan Sumber Pasal 9 (1) Urutan prioritas alokasi Air sebagaimana dimaksud
Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 Daya Air dalam
Pasal 8 ayat (5) dapat diubah oleh Pemerintah Pusat
atau
Pemerintah Daerah dalam hal Sumber Daya Air
diperlukan untuk:
a. memenuhi kepentingan yang mendesak; dan
b. kepentingan pertahanan negara.
43. Peraturan Pemerintah Republik Pengusahaan Sumber Pasal 10 (1) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah wajib
Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 Daya Air melakukan pengawasan mutu pelayanan atas:
a. badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah sebagai Pengelola Sumber Daya Air; dan
b. badan usaha lain dan perseorangan sebagai
pemegang Izin Pengusahaan Sumber Daya Air dan Izin
Pengusahaan Air Tanah.
(2) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah wajib
memfasilitasi pengaduan masyarakat atas pelayanan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


18
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
dari badan usaha dan perseorangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Badan usaha dan perseorangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib ikut serta melakukan
kegiatan konservasi Sumber Daya Air dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
(4) Pengusahaan Sumber Daya Air diselenggarakan
dengan mendorong keikutsertaan usaha kecil dan
menengah.
(5) Pengusahaan Sumber Daya Air dilakukan
berdasarkan rencana Pengusahaan Sumber Daya Air
yang disusun oleh pelaku Pengusahaan Sumber Daya
Air.
(6) Rencana Pengusahaan Sumber Daya Air
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disusun melalui
konsultasi publik.
(7) Konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat
(6), untuk Pengusahaan Air Tanah hanya dilakukan
apabila menggunakan Air Tanah dalam jumlah besar.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
untuk Sumber Daya Air Permukaan, diatur dengan
peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Sumber Daya Air.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
konsultasi publik sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
diatur dengan peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Air
Tanah.
44. Peraturan Pemerintah Republik Badan Usaha Milik Pasal 94 (8) Pemerintah Daerah dapat memberikan penugasan
Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 Daerah kepada BUMD untuk melaksanakan kerja sama.
45. Peraturan Pemerintah Republik Badan Usaha Milik Pasal 134 (4)Pengawasan eksternal sebagaimana dimaksud ayat
Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 Daerah (21
dilakukan oleh:
a. Pemerintah Daerah;

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


19
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
b. Menteri untuk pengawasan umum; dan
c. menteri teknis atau pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian untuk pengawasan teknis.
(5) Pengawasan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf a dilaksanakan oleh
pejabat pada Pemerintah Daerah yang melaksanakan
fungsi pengawasan.
46. Peraturan Pemerintah Republik Air Tanah Pasal 85 Dalam hal terdapat kepentingan mendesak untuk
Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 pengelolaan
air tanah pada cekungan air tanah lintas negara, lintas
provinsi, lintas kabupaten/kota, dan dalam satu
kabupaten/kota pembiayaan pengelolaannya ditetapkan
bersama oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
dan
pemerintah daerah kabupaten/kota yang bersangkutan
dalam
bentuk kerjasama.
47. Peraturan Pemerintah Republik Pengelolaan Sumber Pasal 42 (2) Pemerintah atau pemerintah daerah dapat
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Daya Air menugaskan
pengelola sumber daya air untuk melaksanakan
sebagian
wewenang dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan
pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada
ayat
(1).
48. Peraturan Pemerintah Republik Pengelolaan Sumber Pasal 44 (1) Operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Daya Air air yang
dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau
pengelola sumber daya air dapat melibatkan peran
masyarakat.
(4) Perlindungan dan pelestarian sumber air
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri atau
menteri yang terkait dengan bidang sumber daya air
dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


20
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
dan
tanggung jawabnya.
(5) Dalam melaksanakan perlindungan dan pelestarian
sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
Menteri
atau menteri yang terkait dengan bidang sumber daya
air
dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang
dan
tanggung jawabnya, memperhatikan kearifan lokal dan
dapat melibatkan peran masyarakat.
49. Peraturan Pemerintah Republik Pengelolaan Sumber Pasal 58 (1) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Daya Air sumber daya air atau pemerintah daerah sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya mempertahankan
fungsi daerah sempadan sumber air.
(2) Untuk mempertahankan fungsi daerah sempadan
sumber air, Menteri atau menteri yang terkait dengan
bidang sumber daya air atau pemerintah daerah sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya:
a. mencegah pembuangan air limbah yang tidak
memenuhi baku mutu, limbah padat, dan/atau limbah
cair;
b. mencegah pendirian bangunan dan pemanfaatan
lahan yang dapat mengganggu aliran air, mengurangi
kapasitas tampung sumber air atau tidak sesuai dengan
peruntukannya; dan
c. melakukan revitalisasi daerah sempadan sumber air.
(3) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang
sumber daya air dan/atau pemerintah daerah sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya
menyelenggarakan pengawasan dan pemantauan
pelaksanaan pengaturan daerah sempadan sumber air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1).

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


21
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
50. Peraturan Pemerintah Republik Pengelolaan Sumber Pasal 64 (3) Perbaikan kualitas air pada sumber air dan
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Daya Air prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya melalui:
a. penetapan kelas air dan baku mutu air pada sumber
air;
b. pemantauan kualitas air pada sumber air;
c. pengendalian kerusakan sumber air;
d. penanggulangan pencemaran air pada sumber air;
dan
e. perbaikan fungsi lingkungan untuk mengendalikan
kualitas air.

51. Peraturan Pemerintah Republik Pengelolaan Sumber Pasal 85 (3) Pengendalian daya rusak air sebagaimana dimaksud
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Daya Air pada ayat (2) diselenggarakan oleh Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya dengan melibatkan peran
masyarakat.
52. Peraturan Pemerintah Republik Pengelolaan Sumber Pasal 88 (1) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Daya Air dengan wewenang dan tanggung jawabnya menetapkan
kawasan rawan bencana pada setiap wilayah sungai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) huruf a.
(2) Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud
pada ayat
(1) meliputi kawasan rawan:
a. banjir;
b. erosi dan sedimentasi;
c. longsor;
d. ambles;
e. perubahan sifat dan kandungan kimiawi, biologi dan
fisika air;
f. kepunahan jenis tumbuhan dan/atau satwa; dan/atau
g. wabah penyakit.

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


22
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
53. Peraturan Pemerintah Republik Pengelolaan Sumber Pasal 90 (1) Dalam hal tingkat kerawanan bencana akibat daya
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Daya Air rusak air secara permanen mengancam keselamatan
jiwa, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat
menetapkan kawasan rawan bencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 88 ayat (1), tertutup bagi
permukiman.
(2) Segala biaya yang timbul akibat penetapan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung
jawab Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
54. Peraturan Pemerintah Republik Pengelolaan Sumber Pasal 91 Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Daya Air wewenang dan tanggung jawabnya melakukan
penyebarluasan
informasi dan penyuluhan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal
87 ayat (2) huruf a.
55. Peraturan Pemerintah Republik Pengelolaan Sumber Pasal 93 (5) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Daya Air dengan
wewenang dan tanggung jawabnya menyusun dan
menetapkan prosedur operasi lapangan
penanggulangan
kerusakan dan/atau bencana akibat daya rusak air pada
sumber air di wilayah sungai.
56. Peraturan Pemerintah Republik Pengelolaan Sumber Pasal 106 (1)Untuk mendukung pengelolaan sumber daya air,
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Daya Air Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan
pengelolaan sistem informasi sumber daya air.
(2) Sistem informasi sumber daya air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan jaringan informasi
sumber daya air yang tersebar dan dikelola oleh
berbagai institusi.
(3) Sistem informasi sumber daya air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas informasi sumber
daya air, prasarana dan sarana sistem informasi sumber
daya air, serta institusi pengelola.
57. Peraturan Pemerintah Republik Pengelolaan Sumber Pasal 117 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


23
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Daya Air jawab menyediakan anggaran untuk biaya pengelolaan
sumber daya air sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya.
(2) Pembiayaan pengelolaan suatu wilayah sungai dapat
dilakukan melalui pola kerja sama antara Pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
58. Peraturan Pemerintah Republik Pembinaan dan Pasal 14 (2) Pemerintah Daerah wajib mencantumkan program
Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Pengawasan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan kewenangannya
Pemerintah Daerah dalam dokumen perencanaan dan penganggaran
daerah
serta mengalokasikan anggaran Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah.
59. Peraturan Pemerintah Republik Izin Lingkungan Pasal 65 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah membantu
Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 penyusunan Amdal atau UKL-UPL bagi Usaha dan/atau
Kegiatan golongan ekonomi lemah yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup.
(2) Penyusunan Amdal atau UKL-UPL bagi Usaha
dan/atau Kegiatan golongan ekonomi lemah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh
instansi yang membidangi Usaha dan/atau Kegiatan.
(3) Dalam hal Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berada di bawah pembinaan
atau pengawasan lebih dari 1 (satu) instansi yang
membidangi Usaha dan/atau Kegiatan, penyusunan
Amdal atau UKL-
UPL bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan,
dilakukan oleh instansi yang membidangi Usaha
dan/atau Kegiatan yang bersifat dominan.
60. Peraturan Presiden Republik Percepatan Penyediaan Pasal 5 (1) Pemerintah daerah melakukan pengawasan
Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Air Minum dan Sanitasi terhadap kualitas air minum di daerahnya masing-
masing.
(2) Pengawasan kualitas air minum sebagaimana

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


24
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
dimaksud pada ayat (1) berupa pengawasan eksternal.
(3) Pengawasan eksternal sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan terhadap penyedia air minum yang
meliputi:
a. perusahaan daerah air minum;
b. depot air minum;
c. penyedia air minum berbasis masyarakat;
d. badan usaha swasta penyedia air minum; dan
e. SPAM bukan jaringan perpipaan milik masyarakat
61. Peraturan Presiden Republik Percepatan Penyediaan Pasal 9 (1) Pemerintah kabupaten/kota menyusun:
Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Air Minum dan Sanitasi a. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum yang
selanjutnya disingkat RISPAM.
b. Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota yang selanjutnya
disingkat SSK
(2) RISPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a mengacu pada Peta Jalan (Roadmap) Air Minum
Provinsi dan SSK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b mengacu pada Peta Jalan Roadmap) Sanitasi
Provinsi yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
kondisi kabupaten/kota terkait.
(3) Petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan RISPAM
dan SSK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang penyediaan air minum dan/atau
sanitasi.
62. Peraturan Presiden Republik Percepatan Penyediaan Pasal 15 (1) Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Air Minum dan Sanitasi membentuk Kelompok Kerja Air Minum dan
Sanitasi/kelompok kerja lain.
(2) Anggota Kelompok Kerja Air Minum dan
Sanitasi/kelompok kerja lain sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat terdiri atas unsur pemerintah,
perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, organisasi keagamaan, lembaga
swadaya masyarakat, media massa, pelaku usaha, dan
anggota masyarakat. (3) Ketentuan mengenai

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


25
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
keanggotaan, tugas, dan tata kerja Kelompok Kerja Air
Minum dan Sanitasi/kelompok kerja lain provinsi diatur
oleh Gubernur dan Kelompok Kerja Air Minum dan
Sanitasi/kelompok kerja kabupaten/kota diatur oleh
Bupati/Walikota
63. Peraturan Presiden Republik Percepatan Penyediaan Pasal 19 (1) Bupati/Walikota melaporkan hasil pelaksanaan
Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Air Minum dan Sanitasi percepatan penyediaan air minum dan sanitasi di
wilayah kabupaten/kota kepada Gubernur melalui
Kelompok Kerja Air Minum dan Sanitasi/kelompok kerja
lain secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam
setahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(2) Laporan hasil pelaksanaan atas percepatan
penyediaan air minum dan sanitasi di wilayah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dikoordinasikan oleh Kelompok Kerja Air Minum dan
Sanitasi/kelompok kerja lain kabupaten/kota.
64. Peraturan Presiden Republik Percepatan Penyediaan Pasal 20 (1) Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Air Minum dan Sanitasi kabupaten/kota bertanggung jawab atas pembinaan
percepatan penyediaan air minum dan sanitasi sesuai
asas desentralisasi, pembantuan. dekonsentrasi, dan
tugas
(2) Pembinaan percepatan penyediaan air minum dan
sanitasi sebagaimana dimaksud pada dilaksanakan
oleh: ayat (1)
a. menteri pada tingkat nasional;
b. gubernur pada tingkat provinsi; dan
c. bupati/walikota pada tingkat kabupaten/kota.
65. Peraturan Presiden Republik Percepatan Penyediaan Pasal 34 1) Pemerintah dapat melakukan kerja sama dengan
Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Air Minum dan Sanitasi negara lain, lembaga internasional, dan badan usaha
dalam rangka percepatan penyediaan air minum dan
sanitasi.
(2) Kerja sama sebagaimana mestinya dimaksud pada
ayat ditujukan untuk: (1)
a. bantuan teknis; dan
b. bantuan pendanaan.

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


26
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
(3) Bantuan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, meliputi:
a. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang air minum dan sanitasi; dan
b. pengembangan sistem pengelolaan penyediaan air

minum dan sanitasi.


(4) Bantuan pendanaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b, meliputi pinjaman atau hibah.
66. Peraturan Presiden Republik Percepatan Penyediaan Pasal 38 (1) Pemerintah dan Pemerintah daerah sesuai
Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Air Minum dan Sanitasi kewenangannya menyediakan anggaran yang memadai
untuk percepatan penyediaan air minum dan sanitasi.
(2) Penyediaan anggaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mengacu kepada perencanaan percepatan
penyediaan air minum dan perencanaan percepatan
sanitasi.
(3) Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersumber dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD
Kabupaten/Kota.
(4) Selain anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) pemerintah dan pemerintah daerah dapat menerima
dan memanfaatkan pembiayaan dari sumber-sumber
lain yang sah sesuai peraturan perundang-undangan.
67. Peraturan Presiden Republik Percepatan Penyediaan Pasal 42 (1) Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk percepatan
Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Air Minum dan Sanitasi penyediaan air minum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 ayat (3) diselenggarakan berdasarkan pada
program dan kegiatan penyediaan air minum yang
tercantum dalam RKPD Kabupaten/Kota yang mengacu
pada RISPAM.
(2) Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk percepatan
pembangunan sanitasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 ayat (3) diselenggarakan berdasarkan pada
program dan kegiatan pembangunan sanitasi yang
tercantum dalam RKPD Kabupaten/Kota yang mengacu
pada SSK.

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


27
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
68. Peraturan Presiden Republik Pelaksanaan Pencapaian Pasal 3 Sasaran nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 Tujuan Pembangunan ayat
Berkelanjutan (1):
a. digunakan sebagai pedoman bagi:
1. Kementerian/Lembaga dalam penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi RAN TPB
sesuai dengan bidang tugasnya; dan
2. Pemerintah Daerah dalam penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi RAD TPB; dan
69. Peraturan Presiden Republik Rencana Pembangunan Pasal 3 (1)Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 Jangka Menengah melaksanakan program dalam RPJM Nasional yang
Nasional Tahun 2020- dijabarkan dalam Rencana Strategis
2024 Kementerian/Lembaga dan RPJM Daerah.
(3)Dalam menyusun dan/atau menyesuaikan RPJM
Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemerintah Daerah
dapat melakukan konsultasi dan koordinasi
dengan
Menteri.
70. Peraturan Presiden Republik Kerjasama Pemerintah Pasal 14 (1) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 dengan Badan Usaha memprakarsai Penyediaan Infrastruktur yang akan
dalam Penyediaan dikerjasamakan dengan Badan Usaha melalui skema
Infrastruktur KPBU.
(2) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (1), Badan
Usaha dapat mengajukan prakarsa KPBU kepada
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
(3) Penyediaan Infrastruktur yang dapat diprakarsai
Badan Usaha adalah yang memenuhi kriteria sebagai
berkut:
a. terintegrasi secara teknis dengan rencana induk pada
sektor yang bersangkutan;
b. layak secara ekonomi dan finansial; dan
c. Badan Usaha yang mengajukan prakarsa memiliki
kemampuan keuangan yang memadai untuk membiayai

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


28
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
pelaksanaan Penyediaan Infrastruktur.
(8) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat
mengubah atau melakukan penambahan terhadap studi
kelayakan dan dokumen pendukungnya tanpa
memerlukan perijinan terlebih dahulu dari Badan Usaha
pemrakarsa, terhadap seluruh studi kelayakan dan
dokumen-dokumen pendukungnya, termasuk Hak
Kekayaan Intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat
(7).
71. Peraturan Presiden Republik Kerjasama Pemerintah Pasal 15 (1) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat
Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 dengan Badan Usaha memberikan Dukungan Pemerintah terhadap KPBU
dalam Penyediaan sesuai dengan lingkup kegiatan KPBU.
Infrastruktur (2) Dukungan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dicantumkan dalam dokumen pengadaan
Badan Usaha Pelaksana.
72. Peraturan Presiden Republik Kerjasama Pemerintah Pasal 21 (1) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 dengan Badan Usaha mengidentifikasi Penyediaan Infrastruktur yang akan
dalam Penyediaan dikerjasamakan dengan Badan Usaha.
Infrastruktur (2) Identifikasi Penyediaan Infrastruktur dilakukan
dengan mempertimbangkan paling kurang:
a. kesesuaian dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional/Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah dan rencana strategis sektor
infrastruktur;
b. kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang dan
Wilayah;
c. keterkaitan antar sektor infrastruktur dan antar
wilayah;
d. analisa biaya manfaat dan sosial; dan
e. analisa nilai manfaat uang (Value for Money).
73. Peraturan Presiden Republik Kerjasama Pemerintah Pasal 23 Dalam melakukan identifikasi KPBU, Menteri/Kepala
Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 dengan Badan Usaha Lembaga/Kepala Daerah melakukan konsultasi publik.
dalam Penyediaan
Infrastruktur
74. Peraturan Presiden Republik Kerjasama Pemerintah Pasal 26 Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Badan Usaha

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


29
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 dengan Badan Usaha Milik
dalam Penyediaan Negara/Badan Usaha Milik Daerah menganggarkan
Infrastruktur dana
perencanaan, penyiapan, transaksi, dan manajemen
KPBU
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
75. Peraturan Presiden Republik Kerjasama Pemerintah Pasal 27 Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah melakukan
Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 dengan Badan Usaha penyiapan KPBU, yang menghasilkan paling kurang:
dalam Penyediaan a. Prastudi kelayakan;
Infrastruktur b. Rencana Dukungan Pemerintah dan Jaminan
Pemerintah;
c. penetapan tata cara pengembalian investasi Badan
Usaha Pelaksana; dan
d. pengadaan tanah untuk KPBU.
76. Peraturan Presiden Republik Kerjasama Pemerintah Pasal 30 (1) Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menyusun
Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 dengan Badan Usaha prastudi kelayakan atas Infrastruktur yang akan
dalam Penyediaan dikerjasamakan.
Infrastruktur (2) Prastudi kelayakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), menghasilkan kesimpulan antara lain:
a. sumber pembiayaan KPBU;
b. identifikasi kerangka kontraktual, pengaturan, dan
kelembagaan;
c. rancangan KPBU dari aspek teknis;
d. usulan Dukungan Pemerintah dan Jaminan
Pemerintah yang diperlukan;
e. identifikasi risiko dan rekomendasi mitigasi, serta
pengalokasian risiko tersebut; dan
f. bentuk pengembalian investasi Badan Usaha
Pelaksana.
77. Peraturan Presiden Republik Kerjasama Pemerintah Pasal 31 Dalam tahapan penyiapan prastudi kelayakan,
Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 dengan Badan Usaha Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah menyusun
dalam Penyediaan dokumen sebagai berikut:
Infrastruktur a. dokumen studi lingkungan; dan
b. dokumen perencanaan pengadaan tanah.
78. Peraturan Presiden Republik Kerjasama Pemerintah Pasal 33 (1) Dalam hal terdapat penyerahan pengelolaan aset

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


30
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 dengan Badan Usaha yang dimiliki atau dikuasai oleh Menteri/Kepala
dalam Penyediaan Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan Usaha
Infrastruktur Pelaksana untuk pelaksanaan KPBU, dalam perjanjian
KPBU diatur:
a. tujuan pemanfaatan aset dan larangan untuk
memanfaatkan aset untuk tujuan selain yang telah
disepakati;
b. tanggung jawab pengoperasian dan pemeliharaan,
termasuk pembayaran pajak dan kewajiban lain yang
timbul akibat pemanfaatan aset;
c. hak dan kewajiban pihak yang menguasai aset untuk
mengawasi dan memelihara kinerja aset selama
digunakan;
d. larangan bagi Badan Usaha Pelaksana untuk
mengagunkan aset sebagai jaminan kepada pihak
ketiga;
e. tata cara penyerahan dan/atau pengembalian aset;
f. hal-hal lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Dalam hal Perjanjian KPBU mengatur penyerahan
pengelolaan aset yang diadakan oleh Badan Usaha
Pelaksana selama jangka waktu perjanjian, perjanjian
KPBU harus mengatur:
a. kondisi aset yang akan dialihkan;
b. tata cara pengalihan aset;
c. status aset yang bebas dari segala jaminan
kebendaan atau pembebanan dalam bentuk apapun
pada saat aset diserahkan kepada Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah;
d. status aset yang bebas dari tuntutan pihak ketiga; dan
e. pembebasan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah dari segala tuntutan yang timbul setelah
penyerahan aset.
79. Permendagri No 118 tahun 2018 Rencana Bisnis, Rencana Bab VII – (1) Dalam melakukan evaluasi didahului dengan
Kerja Dan Anggaran, evaluasi monitoring

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


31
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Kerja Sama, Pelaporan Pasal 32 yang dapat dilaksanakan secara bulanan, triwulan dan
Dan Evaluasi Badan tahunan.
Usaha Milik Daerah (2) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan berdasarkan laporan bulanan, triwulan dan
tahunan.
(3) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dilakukan oleh:
a. BUMD;
b. Pemerintah Daerah; dan/atau
c. Kementerian/Lembaga Pemerintah Nonkementerian
80. Permendagri No 118 tahun 2018 Rencana Bisnis, Rencana Pasal 37 Dalam hal akan mendirikan BUMD, Pemerintah Daerah
Kerja Dan Anggaran, melakukan paling sedikit:
Kerja Sama, Pelaporan a. membentuk tim pendirian BUMD;
Dan Evaluasi Badan b. menyusun analisa kebutuhan daerah dan analisa
Usaha Milik Daerah kelayakan bidang usaha;
c. mengajukan usulan rencana pendirian BUMD untuk
dinilai oleh Menteri;
d. membuat Perda tentang pendirian BUMD;
e. membuat Perda tentang penyertaan modal;
f. menyiapkan dokumen kelengkapan inti perusahaan
paling sedikit Akta Pendirian Perusahaan, Nomor
Pokok Wajib Pajak, Surat Izin Usaha Perdagangan,
Tanda Daftar Perusahaan, dan surat keterangan
domisili;
g. menyusun RKA BUMD sementara berdasarkan
analisa kelayakan bidang usaha sebagaimana
dimaksud dalam huruf b;
h. memilih dan menetapkan Dewan Pengawas atau
Komisaris dan Direksi;
i. menandatangani kontrak kinerja antara KPM atau
RUPS dengan Dewan Pengawas atau Komisaris dan
Direksi; dan
j. menyusun anggaran dasar;
81. Peraturan Menteri Negara Jenis Rencana Usaha Pasal 2 (1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak
Lingkungan Hidup No.05/2012 dan/atau Kegiatan yang penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal.

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


32
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Wajib Memiliki Analisis (2) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
Mengenai Dampak memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Lingkungan Hidup tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Untuk menentukan rencana Usaha dan/atau
Kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), pemrakarsa melakukan
penapisan sesuai dengan tata cara penapisan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(4) Terhadap hasil penapisan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), instansi lingkungan hidup Pusat, provinsi,
atau kabupaten/kota menelaah dan menentukan wajib
tidaknya rencana Usaha dan/atau Kegiatan memiliki
AMDAL.
82. Peraturan Menteri Lingkungan Baku Mutu Air Limbah Pasal 2 a. Pemerintah Daerah provinsi dalam menetapkan baku
Hidup dan Kehutanan No Domestik mutu air limbah domestik yang lebih ketat;
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 b. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi, dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dalam
menerbitkan izin lingkungan, SPPL dan/atau izin
pembuangan air limbah
83. Peraturan Menteri Lingkungan Baku Mutu Air Limbah Pasal 8 (1) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
Hidup dan Kehutanan No Domestik menyediakan dan mengelola sarana dan prasarana
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 pengolahan air limbah domestik yang berasal dari
skala
rumah tangga.
(2) Penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana
pengolahan air limbah domestik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui
kerjasama dengan badan usaha.
84. Peraturan Menteri Lingkungan Baku Mutu Air Limbah Pasal 10 Ayat 1 : Daya tampung beban pencemaran air dan
Hidup dan Kehutanan No Domestik alokasi beban pencemaran air sebagaimana dimaksud
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 dalam Pasal 9 ayat (2) huruf c dihitung dengan
memperhatikan laporan Pemerintah Daerah

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


33
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
kabupaten/kota yang terdiri dari:
a. inventarisasi jenis dan jumlah air limbah domestik di
wilayah administrasinya;
b. inventarisasi jenis dan jumlah air limbah domestik
yang diproses di pengolahan air limbah domestik;
c. inventarisasi teknologi pengolahan air limbah
domestik; dan
d. pengawasan terhadap pemrosesan air limbah
domestik, pengolahan air limbah domestik dan
pemenuhan baku mutu air limbah domestik.
Ayat 2 : Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Pemerintah Daerah provinsi
dengan tembusan kepada Menteri paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun.
85. Permen PUPR nomor Penyelenggaraan Sistem Pasal 58 Tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
04/PRT/M/2017 Pengelolaan Air Limbah dalam penyelenggaraan SPALD meliputi pengelolaan
Domestik dan pengembangan sistem air limbah domestik dalam
daerah Kabupaten/Kota
86. Permen PUPR nomor Penyelenggaraan Sistem Pasal 67 Pemerintah Daerah menetapkan retribusi pelayanan
04/PRT/M/2017 Pengelolaan Air Limbah SPALD dengan Peraturan Daerah sesuai dengan
Domestik ketentuan peraturan perundang-undangan.
87. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 2 (1) Ruang Lingkup pengaturan tata laksana pengawasan
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum kualitas air minum meliputi:
a. pengawasan eksternal; dan
b. pengawasan internal.
(2) Pengawasan eksternal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan KKP.
(3) Pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dilakukan oleh penyelenggara air
minum.
88. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Penyelenggara air minum yang menyelenggarakan
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum penyediaan air minum untuk tujuan komersial wajib
melakukan pengawasan internal
89. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 7 (1) Pengawasan eksternal berkala untuk air minum dengan
sistem jaringan perpipaan dilakukan di titik terjauh pada unit

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


34
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum distribusi.
(2) Pengawasan eksternal berkala untuk depot air minum
dilakukan di unit pengisian galon/wadah air minum.
(3) Pengawasan eksternal berkala untuk air minum bukan
jaringan perpipaan dilakukan pada setiap sarana air minum.
90. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 8 (1) Pengawasan eksternal berkala untuk air minum dengan
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum sistem jaringan perpipaan dilakukan di titik terjauh pada unit
distribusi.
(2) Pengawasan eksternal berkala untuk depot air minum
dilakukan di unit pengisian galon/wadah air minum.
(3) Pengawasan eksternal berkala untuk air minum bukan
jaringan perpipaan dilakukan pada setiap sarana air minum.
91. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 22 (1) Pengawasan eksternal berkala untuk air minum dengan
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum sistem jaringan perpipaan dilakukan di titik terjauh pada unit
distribusi.
(2) Pengawasan eksternal berkala untuk depot air minum
dilakukan di unit pengisian galon/wadah air minum.
(3) Pengawasan eksternal berkala untuk air minum bukan
jaringan perpipaan dilakukan pada setiap sarana air minum.
92. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 24 Dalam rangka pengawasan kualitas air minum, Pemerintah
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum Kabupaten/Kota bertanggungjawab:
a. Menetapkan laboratorium penguji kualitas air minum.
b. Menetapkan parameter tambahan persyaratan kualitas air
minum dengan mengacu pada daftar parameter tambahan.
c. Menyelenggarakan pengawasan kualitas air minum di
wilayahnya.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pengawasan kualitas air minum di wilayahnya.
e. Dalam kondisi khusus dan kondisi darurat mengambil
langkah antisipasi/pengamanan terhadap air minum di
wilayahnya.
93. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 25 Pemerintah dan Pemerintah daerah harus mengalokasikan
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum Anggaran pendapatan dan Belanja Negara atau anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah untuk pembiayaan
pelaksanaan pengawasan eksternal kualitas air minum
94. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 26 (1) Hasil pengawasan internal kualitas air minum dicatat dan
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setiap bulan.
(2) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


35
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
hasil pengawasan eksternal kualitas air minum kepada
Bupati/Walikota setiap 6 (enam) bulan dengan tembusan
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal.
95. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 27 (1) Pemerintah daerah harus mempublikasikan hasil
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum pengawasan kualitas air minum di wilayahnya minimal 1 (satu)
kali setahun.
(2) Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui media cetak dan/atau elektronik.
96. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 13 (1) Pelaksanaan pengujian sampel air minum dilakukan
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum di laboratorium yang terakreditasi atau dilakukan
pengujian lapangan dengan menggunakan peralatan
pengujian lapangan yang terkalibrasi.
(2) Metode pengujian sampel air minum, mengacu
kepada Standar Nasional indonesia atau metode
yang
ditetapkan oleh Komite Akreditasi Nasional, atau
metode lainnya berdasarkan referensi yang dapat
dipertanggungjawabkan keakuratan hasil
pengujiannya.
(3) Metode pengujian sampel air minum, mengacu
kepada Standar Nasional indonesia atau metode
yang
ditetapkan oleh Komite Akreditasi Nasional, atau
metode lainnya berdasarkan referensi yang dapat
dipertanggungjawabkan keakuratan hasil
pengujiannya.
97. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 15 (1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau Kepala
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum KKP mengeluarkan rekomendasi sesuai dengan hasil analisis
pengujian laboratorium.
(2) Apabila hasil analisis tidak sesuai dengan persyaratan
kualitas air minum rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilengkapi dengan saran tindak lanjut perbaikan.
98. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 16 (1) Penyelenggara air minum harus segera melakukan tindak
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum lanjut perbaikan kualitas air minum, apabila dalam
pengawasan internal hasilnya tidak memenuhi persyaratan
kualitas air minum.
(2) Penyelenggara air minum harus melaksanakan tindak

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


36
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
lanjut dari rekomendasi atas pengawasan eksternal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
99. Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 17 Pemantauan tindak lanjut sebagaimana dimaksud dalam
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum Pasal 16 dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan/atau KKP.
100.Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 24 Dalam rangka pengawasan kualitas air minum,
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggungjawab:
a. Menetapkan laboratorium penguji kualitas air minum.
b. Menetapkan parameter tambahan persyaratan
kualitas air minum dengan mengacu pada daftar
parameter tambahan.
c. Menyelenggarakan pengawasan kualitas air minum di
wilayahnya.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pengawasan kualitas air minum di
wilayahnya.
e. Dalam kondisi khusus dan kondisi darurat mengambil
langkah antisipasi/pengamanan terhadap air minum
di wilayahnya.
101.Permenkes nomor Tata laksana pengawasan Pasal 27 Pemerintah daerah harus mempublikasikan hasil
736/Menkes/PER/VI/2010 kualitas air minum pengawasan kualitas air minum di wilayahnya minimal 1
(satu) kali setahun Publikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan melalui media cetak dan/atau
elektronik.
102.PermenPUPR nomor 29 tahun Standar Pelayanan Pasal 4 SPM Pekerjaan Umum mencakup SPM Pekerjaan
2018 Minimal Pekerjaan Umum Umum Pemerintah Daerah provinsi dan SPM Pekerjaan
Umum Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
103.PermenPUPR nomor 29 tahun Standar Pelayanan Pasal 5 Jenis Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam
2018 Minimal Pekerjaan Umum Pasal 4 ayat (2) huruf a pada SPM Pekerjaan Umum
Pemerintah Daerah kabupaten/kota terdiri atas:
a. pemenuhan kebutuhan pokok air minum seharihari;
dan
b. penyediaan pelayanan pengolahan Air Limbah
Domestik.
104.PermenPUPR nomor 29 tahun Standar Pelayanan Pasal 9 - 10 Pasal 9 - SPM Perumahan Rakyat mencakup SPM
2018 Minimal Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Pemerintah Daerah Provinsi dan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


37
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
SPM Perumahan Rakyat Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
Pasal 10 - Jenis Pelayanan Dasar sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (2) huruf a pada SPM Perumahan Rakyat
Daerah kabupaten/kota terdiri atas:
a. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni
bagi korban bencana kabupaten/kota; dan
b. fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi
masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah
Daerah kabupaten/kota

105.PermenPUPR nomor 29 tahun Standar Pelayanan Pasal 15 (1) Organisasi Perangkat Daerah yang bertanggung
2018 Minimal Pekerjaan Umum jawab di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyampaikan
laporan teknis tahunan hasil penerapan SPM Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada
Bupati/Walikota.
(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Bupati/Walikota menyampaikan laporan teknis
tahunan hasil penerapan SPM Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat kepada Gubernur
106.PermenPUPR nomor 29 tahun Standar Pelayanan Pasal 19 Bupati/Walikota melaksanakan pembinaan dan
2018 Minimal Pekerjaan Umum pengawasan penerapan SPM Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
107.PermenPUPR nomor 25 tahun Pelaksanaan Pasal 5 (1) Dalam pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM untuk
2016 Penyelenggaraan Sistem memenuhi Kebutuhan Sendiri oleh Badan Usaha
Penyediaan Air Minum berlaku ketentuan:
untuk Memenuhi a. izin Penyelenggaraan SPAM untuk kebutuhan sendiri
Kebutuhan Sendiri oleh dimiliki oleh Badan Usaha;
Badan Usaha b. tarif ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
dengan memperhatikan kemampuan daya beli
masyarakat/pelanggan; dan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


38
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
c. pengawasan dilakukan oleh Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah dalam hal kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas sesuai dengan
kewenangannya.
108.PermenPUPR nomor 25 tahun Pelaksanaan Pasal 8 (1) Badan Usaha wajib menyusun dokumen rencana
2016 Penyelenggaraan Sistem Penyelenggaraan SPAM JP yang terdiri dari :
Penyediaan Air Minum a. Rencana Teknis Terinci (Detail Engineering
untuk Memenuhi Design/DED);
Kebutuhan Sendiri oleh b. Spesifikasi teknis; dan
Badan Usaha c. Rencana pengelolaan.
(2) Badan Usaha melaksanakan Penyelenggaraan
SPAM dengan memiliki SIPA atau Izin Pengusahaan
Sumber Daya Air sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan.
(3) Dalam menyusun dokumen rencana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Badan Usaha dapat menunjuk
pihak ketiga
109.PermenPUPR nomor 25 tahun Pelaksanaan Pasal 9 (1) Badan Usaha mengajukan dokumen rencana
2016 Penyelenggaraan Sistem Penyelenggaraan SPAM sebagaimana dimaksud pada
Penyediaan Air Minum ayat (1) untuk dilakukan evaluasi.
untuk Memenuhi (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kebutuhan Sendiri oleh dilakukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Badan Usaha Daerah atas rekomendasi teknis BUMN/BUMD sesuai
dengan kewenangannya.
(3) Setelah melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah sesuai dengan kewenangannya memberikan izin
Penyelenggaraan SPAM kepada Badan Usaha meliputi:
a. Surat keterangan izin dari Menteri, gubernur,
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
b. delineasi wilayah pelayanan sesuai rekomendasi
teknis yang diberikan oleh BUMN atau BUMD berupa
gambar dan keterangan;
c. Cakupan pelayanan berupa penjelasan rencana
sambungan rumah dan/atau jumlah pelanggan yang

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


39
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
disetujui oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya; dan
d. Keterangan rekomendasi perbaikan atau persetujuan
atas dokumen rencana yang diajukan
110.PermenPUPR nomor 25 tahun Pelaksanaan Pasal 10 Tarif ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
2016 Penyelenggaraan Sistem Daerah sesuai dengan kewenangannya dengan
Penyediaan Air Minum memperhatikan kemampuan daya beli
untuk Memenuhi masyarakat/pelanggan.
Kebutuhan Sendiri oleh
Badan Usaha
111.PermenPUPR nomor 25 tahun Pelaksanaan Pasal 12 (1) Pengawasan Penyelenggaraan SPAM oleh Badan
2016 Penyelenggaraan Sistem Usaha dilakukan untuk menjamin kepastian
Penyediaan Air Minum pemenuhan kualitas, kuantitas dan kontinuitas
untuk Memenuhi pengaliran Air Minum.
Kebutuhan Sendiri oleh (2) Pengawasan atas kepastian pemenuhan kualitas,
Badan Usaha kuantitas, dan kontinuitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
(3) Pengawasan atas kepastian pemenuhan kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui:
a. Hasil uji petik kualitas air secara berkala;
b. Hasil survey kuisioner kepuasan pelanggan;
c. Analisa laporan tahunan pelaksanaan
penyelenggaraan SPAM yang disusun oleh Badan
Usaha; dan
d. Pemantauan lapangan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah.
(4) Laporan tahunan pelaksanaan penyelenggaraan
SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c
yang disusun oleh Badan Usaha memuat antara lain:
a. Grafik uji petik kualitas air periodik;
b. Laporan keuangan;
c. penanganan kebocoran air;
d. pelaksanaan efisiensi energi;

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


40
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
e. pelaksanaan operasional dan pemeliharaan bulanan;
f. pelaksanaan layanan pelanggan (customer service);
dan
g. penyelesaian perselisihan pelanggan.
112.
113.Peraturan Gubernur Kalimantan Gerakan Buang Air Besar Pasal 4 (1) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan gerakan
Tengah Nomor 56 Tahun 2014 Sembarangan Nol BASNO perlu disusun rumusan perencanaan sebagai
pedoman pengelolaan, pelaksanaan dan pemantauan
serta evaluasi yang diselaraskan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam bentuk roadmap Gerakan
BASNO.
(2) Rumusan perencanaan/roadmap gerakan BASNO
untuk tingkat Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disusun oleh POKJA SANITASI Provinsi dan
dikoordinasikan oleh Bappeda Provinsi.
(3) Rumusan perencanaan/roadmap gerakan BASNO
tingkat Kabupaten/Kota disusun oleh POKJA SANITASI
Kabupaten/Kota dan dikoordinasikan oleh Bappeda
masing- masing Kabupaten/Kota dengan mengacu
rumusan perencanaan/roadmap Provinsi.
114.Peraturan Gubernur Kalimantan Gerakan Buang Air Besar Pasal 5 (1) Mekanisme pengelolaan gerakan BASNO dilakukan
Tengah Nomor 56 Tahun 2014 Sembarangan Nol secara terpadu melalui :
a. pemberdayaan masyarakat;
b. pelibatan semua pihak;
c. pengelolaan pengetahuan dan pembelajaran; dan
d. monitoring dan evaluasi.
(2) Mekanisme pengelolaan gerakan BASNO
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada
pedoman STBM.
115.Peraturan Gubernur Kalimantan Gerakan Buang Air Besar Pasal 6 (1) Pelaksanaan Gerakan BASNO dilakukan secara
Tengah Nomor 56 Tahun 2014 Sembarangan Nol menyeluruh dan terkoordinasi mulai di tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai ke tingkat
Desa/Kelurahan.
(2) Pelaksanaan gerakan BASNO sebagaimana

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


41
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
dimaksud pada ayat
(1) disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan
kearifan lokal.
(3) Pelaksanaan gerakan BASNO sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mengacu pada pedoman
pelaksanaan STBM.
116.Peraturan Gubernur Kalimantan Gerakan Buang Air Besar Pasal 7 Pemerintahan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan,
Tengah Nomor 56 Tahun 2014 Sembarangan Nol Pemerintahan Desa/Kelurahan, lembaga mitra dan
masyarakat bertanggungjawab melakukan percepatan
peningkatan perubahan perilaku buang air besar
sembarangan menjadi buang air besar selalu di jamban
sehat melalui pendekatan STBM.
117.Peraturan Gubernur Kalimantan Gerakan Buang Air Besar Pasal 8 (2) Tanggung jawab Pemerintahan Kabupaten/Kota
Tengah Nomor 56 Tahun 2014 Sembarangan Nol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, meliputi:
a. merumuskan, mengadvokasi dan menyosialisasikan
kebijakan daerah gerakan BASNO pada Tingkat
Kabupaten/Kota;
b. mengadvokasi peningkatan pengalokasian anggaran
gerakan BASNO pada setiap tahun anggaran sesuai
prosedur dan ketentuan yang berlaku;
c. memfasilitasi rencana, sistem dan mekanisme
pengelolaan gerakan BASNO di Kabupaten/Kota; dan
d. menyusun rumusan perencanaan/roadmap
Pelaksanaangerakan BASNO;
118.Peraturan Gubernur Kalimantan Gerakan Buang Air Besar Pasal 9 (1) Dalam rangka percepatan pelaksanaan gerakan
Tengah Nomor 56 Tahun 2014 Sembarangan Nol BASNO dibentuk POKJA SANITASI di tingkat Provinsi
dan Kabupaten/Kota.
(2) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri dari unsur SKPD, mitra swadaya masyarakat,
perguruan tinggi serta tokoh masyarakat peduli Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan.
(3) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mempunyai fungsi sebagai wadah koordinatif antara
SKPD danpemangku kepentingan lainnya pada tingkat
Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota.

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


42
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
(4) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bertugas mengoordinasikan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan gerakan BASNO
di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
(5) POKJA SANITASI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) untuk tingkat Provinsi ditetapkan dengan Keputusan
Gubernur dan untuk tingkat Kabupaten/Kota di tetapkan
dengan Keputusan Bupati/Walikota.
119.Peraturan Gubernur Kalimantan Gerakan Buang Air Besar Pasal 10 (1) Penguatan kelembagaan gerakan BASNO dilakukan
Tengah Nomor 56 Tahun 2014 Sembarangan Nol dengan memaksimalkan fungsi koordinasi para pihak
baik di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan
dan Desa/Kelurahan.
(2) Penguatan kelembagaan gerakan BASNO
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. peran pemerintah sebagai fasilitator;
b. akuntabilitas proses pembangunan;
c. pelayanan optimal dan tepat sasaran;
d. penerapan prinsip pemulihan biaya;
e. pengembangan kelembagaan, peraturan dan
perundang- undangan dalam penerapan gerakan
BASNO;
f. peningkatan kemampuan lembaga Pengelola Gerakan
BASNO;
g. pengembangan pendanaan untuk gerakan BASNO
dari berbagai sumber dana secara optimal; dan
h. prinsip kemitraan dalam gerakan BASNO.
120.Peraturan Gubernur Kalimantan Gerakan Buang Air Besar Pasal 13 (1) Pembiayaan dalam rangka pelaksanaan gerakan
Tengah Nomor 56 Tahun 2014 Sembarangan Nol BASNO ditetapkan sesuai kebutuhan berdasarkan
norma, standar, pedoman dan kriteria yang berlaku.
(2) Jenis pembiayaan gerakan BASNO, meliputi:
a. biaya perencanaan;
b. biaya operasional;
c. biaya peningkatan kapasitas;
d. biaya pengelolaan pengetahuan dan pembelajaran;
dan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


43
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
e. biaya pemantauan, evaluasi dan pemberdayaan
masyarakat.
(3) Sumber dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota,
serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
121.Peraturan Gubernur Kalimantan Gerakan Buang Air Besar Pasal 14 (2) Bupati/Walikota melalui POKJA SANITASI
Tengah Nomor 56 Tahun 2014 Sembarangan Nol Kabupaten/Kota melakukan pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan gerakan BASNO di tingkat
Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat ayat (1)
dan ayat (2) dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali
dalam setahun.
122.Peraturan Gubernur Kalimantan Gerakan Buang Air Besar Pasal 15 Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan gerakan
Tengah Nomor 56 Tahun 2014 Sembarangan Nol BASNO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
dilakukan melalui:
a. pemantauan proses dan kemajuan pelaksanaan
gerakan BASNO;
b. mengontrol kualitas pelaksanaan gerakan BASNO;
c. pemantauan kinerja pelaksana gerakan BASNO; dan
d. evaluasi dampak pelaksanaan gerakan BASNO.
123.Peraturan Gubernur Kalimantan Gerakan Buang Air Besar Pasal 16 (1) Bupati/Walikota melalui POKJA SANITASI
Tengah Nomor 56 Tahun 2014 Sembarangan Nol menyampaikan laporan pelaksanaan gerakan BASNO
kepada POKJA SANITASI Provinsi.
(2) Gubernur melalui POKJA SANITASI melaporkan
pelaksanaan kegiatan gerakan BASNO kepada
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Laporan Triwulan;
b. Laporan Semester; dan
c. Laporan Tahunan.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dijadikan bahan pembinaan lebih lanjut pelaksanaan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


44
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
gerakan BASNO.
124.Peraturan Daerah Provinsi Rencana Pembangunan Pasal 5 RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
Kalimantan Tengah Nomor 6 Jangka Menengah Daerah merupakan:
Tahun 2021 (RPJMD) Provinsi a. Perangkat Daerah dalam Menyusun Renstra-PD dan
Kalimantan Tengah Tahun sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di
2021-2026 daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan
selama kurun waktu Tahun 2021-2026.
b. Pemerintah Kabupaten/Kota di dalam Menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten/Kota.
125.Peraturan Daerah Kabupaten Perubahan atas Peraturan Pasal 2 (1) Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 merupakan
Kotawaringin Timur Nomor 2 Daerah Kabupaten penjabaran dari visi, misi dan program Bupati yang
Tahun 2019 Kotawaringin Timur penyusunannya berpedoman kepada Rencana
Nomor 8 Tahun 2016 Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
tentang Rencana Kotawaringin Timur dengan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional.
Menengah Daerah (2) Tujuan Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 adalah
Kabupaten Kotawaringin sebagai berikut :
Timur Tahun 2016-2021 a. Pedoman bagi Perangkat Daerah dalam penyusunan
Perubahan Renstra Perangkat Daerah Kabupaten
Kotawaringin Timur Tahun 2016-2021 dan RKPD.
b. Bahan penyusunan dan evaluasi Perubahan Renstra
Perangkat Daerah dengan memperhatikan tugas pokok
dan fungsi Perangkat Daerah dalam mencapai sasaran
pembangunan Kabupaten Kotawaringin Timur yang
termuat dalam Perubahan RPJMD Kabupaten
Kotawaringin Timur Tahun 2016-2021.
c. Pedoman Pemerintah Daerah dalam Penyusunan
RKPD.
126.Peraturan Daerah Kabupaten Penyertaan Modal Pasal 4 (1) Bentuk penyertaan modal berupa uang kas dan /
Kotawaringin Timur Nomor 2 Pemerintah Kabupaten atau aset awal yang telah
Tahun 2017 Kotawaringin Timur pada ditetapkan statusnya sebagai penyertaan modal.
Perusahaan Daerah Air (2) Penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud
Minum Sampit pada ayat (1) dianggarkan
dalam APBD.

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


45
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
127.Peraturan Daerah Kabupaten Penyertaan Modal Pasal 5 (1) Untuk membangun dan memperluas SPAM
Kotawaringin Timur Nomor 2 Pemerintah Kabupaten memerlukan tambahan dari
Tahun 2017 Kotawaringin Timur pada Pemerintah Daerah.
Perusahaan Daerah Air (2) Penetapan penyertaan modal sebagaimana
Minum Sampit dimaksud pasal 4 ayat (1) sebesar
Rp.109.095.323.974,-(seratus sembilan milyar sembilan
puluh lima juta tiga ratus dua puluh tiga ribu sembilan
ratus tujuh puluh empat rupiah) yang dilakukan
pembayarannya sampai dengan tahun 2020.
(3) Akumulasi penyertaan modal sampai dengan 31
desember 2015 pada PDAM sampit sebesar
Rp.49.095.232.974,-(empat puluh sembilan milyar
sembilan puluh lima juta dua ratus tiga puluh dua ribu
sembilan ratus tujuh puluh empat rupiah).
(4) Sisa penyertaan modal yang harus dipenuhi oleh
Pemerintah Daerah sebesar Rp.32.000.000.000,-( tiga
puluh dua milyar rupiah) yang akan direalisasikan mulai
dari Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020 ditetapkan
melalui Peraturan Daerah tentang APBD pada tiap-tiap
Tahun Anggaran.
128.Peraturan Daerah Kabupaten Penyertaan Modal Pasal 7 Pelaksanaan penyertaan modal kepada PDAM
Kotawaringin Timur Nomor 2 Pemerintah Kabupaten dipergunakan untuk pengembangan sarana dan
Tahun 2017 Kotawaringin Timur pada prasarana sistem penyedian air minum.
Perusahaan Daerah Air
Minum Sampit
129.Peraturan Daerah Kabupaten Penyertaan Modal Pasal 9 (1) Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan
Kotawaringin Timur Nomor 2 Pemerintah Kabupaten penyertaan modal usaha
Tahun 2017 Kotawaringin Timur pada sebagaimana maksud dalam pasal 4 ayat (2).
Perusahaan Daerah Air (2) PDAM berkewajiban mengelola modal usaha yang
Minum Sampit diserahkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan prinsip
– prinsip ekonomi perusahaan dengan menggunakan
sistem akuntansi yang berlaku.
(3) PDAM berkewajiban memberikan bagian laba usaha
yang menjadi hak Pemerintah Daerah disetor ke kas
daerah.

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


46
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
(4) Besarnya bagian laba yang menjadi hak Pemerintah
Daerah sesuai dengan
peraturan perundang –undangan.
130.Peraturan Daerah Kabupaten Penyertaan Modal Pasal 10 (1) Laporan pelaksanaan dan penyerapan penyertaan
Kotawaringin Timur Nomor 2 Pemerintah Kabupaten modal dilaporkan secara periodik dalam laporan
Tahun 2017 Kotawaringin Timur pada semester dan tahunan kepada Bupati dan DPRD.
Perusahaan Daerah Air (2) Laporan pelaksanaan penyertan modal daerah
Minum Sampit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan
evaluasi dan bahan pertanggungjawaban tahunan
Pemerintah Daerah atas pelaksanaan APBD.
(3) Bentuk laporan keuangan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan.
131.Peraturan Daerah Kabupaten Penyertaan Modal Pasal 11 (1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan
Kotawaringin Timur Nomor 2 Pemerintah Kabupaten terhadap PDAM dalam rangka meningkatkan dayaguna
Tahun 2017 Kotawaringin Timur pada dan hasil guna perusahan daerah sebagai alat
Perusahaan Daerah Air kelengkapan Otonomi Daerah.
Minum Sampit (2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan
sebagaimana pada ayat (1) Bupati dibantu oleh Dewan
Pengawas PDAM yang ditunjuk lebih lanjut oleh Bupati.
132.Peraturan Daerah Kabupaten Penyertaan Modal Pasal 12 (1) Apabila PDAM tidak menyampaikan laporan
Kotawaringin Timur Nomor 2 Pemerintah Kabupaten keuangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 akan
Tahun 2017 Kotawaringin Timur pada dikenai sanksi sesuai peraturan perundang – undangan.
Perusahaan Daerah Air (2) Pemberian sanksi sebagaimana pada ayat (1) akan
Minum Sampit diberikan berupa sanksi
administratif dan penundaan pemberian penyertaan
modal.
133.Peraturan Daerah Kabupaten Rencana Pembangunan Pasal 2 (1) RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan
Kotawaringin Timur Nomor 4 Jangka Menengah Daerah program Bupati yang
Tahun 2021 Kabupaten Kotawaringin penyusunannya berpedoman kepada Rencana
Timur Tahun 2021-2026 Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Kotawaringin Timur dengan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional.
(2) RPJMD sebagai pedoman perencanaan 5 (lima)

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


47
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
tahun yang menggambarkan :
a. visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih; dan
b. tujuan, sasaran, kebijakan keuangan daerah, strategi,
arah kebijakan pembangunan dan program
pembangunan yang akan dilaksanakan oleh perangkat
daerah disertai pendanaan yang bersifat indikatif.
(3) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi Perangkat Daerah dalam penyusunan
Renstra-PD Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2021-
2026 dan RKPD.
b. Bahan penyusunan dan evaluasi Renstra PD dengan
memperhatikan Tugas pokok dan fungsi Perangkat
Daerah dalam mencapai sasaran pembangunan
Kabupaten Kotawaringin Timur yang termuat dalam
RPJMD Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2021-
2026.
c. Pedoman Pemerintah Daerah dalam Penyusunan
RKPD
134.Peraturan Daerah Kabupaten Rencana Pembangunan Pasal 4 (1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan
Kotawaringin Timur Nomor 4 Jangka Menengah Daerah evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD;
Tahun 2021 Kabupaten Kotawaringin (2) Pengendalian dan evaluasi terhadap hasil RPJMD
Timur Tahun 2021-2026 mencakup indikasi rencana program prioritas yang
disertai kebutuhan pendanaan untuk mencapai misi,
tujuan dan sasaran dalam upaya mewujudkan visi
pembangunan jangka menengah daerah lingkup
Kabupaten;
(3) Pengendalian dan evaluasi sebagaimana ayat (1)
dilakukan untuk memastikan bahwa visi, misi, tujuan dan
sasaran pembangunan jangka menengah daerah
Kabupaten dapat dicapai untuk mewujudkan visi
pembangunan Jangka panjang daerah Kabupaten dan
Pembangunan Jangka Menengah Provinsi dan
Nasional;
(4) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


48
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
RPJMD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan
yang berlaku.
135.Peraturan Daerah Kabupaten Pedoman Teknis dan Tata Pasal 13 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan
Kotawaringin Timur Nomor 5 Cara Pengaturan Tarif Air Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur diberi
Tahun 2012 Minum wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan
penyidikan tindak pidana pelanggaran terhadap
Peraturan Daerah ini.
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pasal ini adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah, dan
agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap
dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah;
c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang
pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana
pelanggaran terhadap Peraturan Daerah;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-
dokumen serta melakukan penyitaan terhadap barang
bukti tersebut;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan
barang bukti pembukuan dan dokumen lain, serta
melakukan penyitaan terhadap barang bukti, pencatatan
dan dokumen tersebut;
f.meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang
pelanggaran terhadap Peraturan Daerah;
g. menyuruh berhenti, melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


49
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang atau dokumen yang dibawa
sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memotret seseorang atau yang berkaitan dengan
tindak pidana pelanggaran terhadap Peraturan Daerah;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;
j. menghentikan penyidikan;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana dibidang pelanggaran terhadap
Peraturan Daerah menurut hukum yang dapat
dipertanggung jawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini, memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut
umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab
Undang - Undang Hukum Acara Pidana.
136.Peraturan Bupati Kotawaringin Perubahan atas Peraturan Pasal 14 (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
Timur Nomor 22 Tahun 2020 Bupati Kotawaringin Timur dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Pengelolaan
Nomor 38 Tahun 2016 Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
tentang Susunan menyelenggarakan
Organisasi dan Rincian fungsi :
Tugas Pokok, Fungsi dan a. Penyusunan informasi pengelolaan sampah tingkat
Uraian Tugas Dinas kabupaten;
Lingkungan Hidup b. Penetapan target pengurangan dan penanganan
Kabupaten Kotawaringin sampah dan prioritas jenis sampah untuk setiap kurun
Timur waktu tertentu;
c. Perumusan kebijakan dan strategi pengurangan
sampah di kabupaten;
d. Pembinaan pembatasan timbunan sampah kepada
produsen/industri;
e. Pembinaan penggunaan bahan baku produksi dan
kemasan yang mampu diurai oleh proses alam;
f. Pembinaan pendaurulangan sampah;

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


50
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
g. Penyediaan fasilitas pendaur ulangan sampah;
h. Pembinaan pemanfaatan kembali sampah dari produk
dan kemasan produk;
i. Perumusan kebijakan dan strategi penanganan
sampah di kabupaten;
j. Koordinasi kegiatan pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir
sampah;
k. Penyediaan sarana prasarana penanganan sampah;
l. Peningkatan peran serta masyarakat dalam
penanganan sampah;
m. Pengawasan terhadap pemungutan retribusi atas
jasa layanan pengelolaan sampah;
n. Penetapan lokasi tempat pembuangan sampah,
tempat pembungan sampah sementara dan Tempat
Pembuangan Akhir sampah;
o. Pengawasan terhadap tempat pemrosesan akhir
dengan sistem pembuangan open dumping;
p. Penyusunan dan pelaksanaan sistem tanggap darurat
pengelolaan sampah;
q. Pemberian kompensasi dampak negatif kegiatan
pemrosesan akhir sampah;
r. Pelaksanaan kerjasama dengan kabupaten lain dan
kemitraan dengan badan usaha pengelola sampah
dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah;
s. Pengembangan investasi dalam usaha pengelolaan
sampah;
t. Penyusunan kebijakan perizinan pengolahan sampah,
pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah
yang diselenggarakan oleh swasta;
u. Pelaksanaan perizinan pengolahan sampah,
pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah
yang diselenggarakan oleh swasta;
v. Perumusan kebijakan pembinaan dan pengawasan
kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


51
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
pihak lain (badan usaha);
w. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kinerja
pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain
(badan usaha);
x. Perumusan penyusunan kebijakan perizinan
penyimpanan sementara limbah B3 (pengajuan,
perpanjangan, perubahan dan pencabutan) dalam
daerah Kabupaten;
y. Pelaksanaan perizinan penyimpanan sementara
Limbah B3 dalam satu daerah Kabupaten;
z. Pelaksanaan pemantauan dan pengawasan
penyimpanan sementara limbah B3 dalam satu daerah
Kabupaten;
aa. Penyusunan kebijakan perizinan pengumpulan dan
pengangkutan limbah B3 (pengajuan, perpanjangan,
perubahan dan pencabutan) dalam satu daerah
Kabupaten;
bb. Pelaksanaan perizinan bagi pengumpul Limbah B3;
cc. Pelaksanaan perizinan pengangkutan B3
menggunakan alat angkut roda 3 (tiga) dilakukan dalam
satu daerah Kabupaten;
dd. Pelaksanaan perizinan Penimbunan Limbah B3
dilakukan dalam satu daerah Kabupaten;
ee. Pelaksanaan perizinan penguburan Limbah B3
medis;
dan
ff. Pemantauan dan pengawasan terhadap pengolahan,
pemanfaatan, pengangkutan dan penimbunan Limbah
B3.

(3) Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi


sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang
Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun mempunyai uraian tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan program kerja

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


52
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
berdasarkan kebutuhan, sumber data dan kegiatan
sebelumnya baik rutin maupun pembangunan sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku;
b. Membagi tugas atau kegiatan kepada para kepala
seksi di Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun baik secara tertulis
maupun lisan sesuai dengan permasalahan dan bidang
tugasnya
masing-masing;
c. Memberikan petunjuk baik tertulis maupun lisan
kepada para kepala seksi di Bidang Pengelolaan
Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan dan
prosedur yang berlaku sehingga tercapai efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan tugas;
d. Memeriksa hasil kerja para Kepala Sub Bagian di
Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun untuk perbaikan guna
penyempurnaan lebih lanjut;
e. Menetapkan penilaian prestasi kerja para Kepala
Seksi di Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun sesuai dengan
prestasinya;
f. Mengoordinasikan pelayanan administrasi, dengan
menyerahkan dan mendistribusikan surat/naskah dinas
sesuai bidang tugas agar tertib administrasi terlaksana;
g. Menyusun informasi pengelolaan sampah tingkat
kabupaten;
h. Menetapkan target pengurangan dan penanganan
sampah dan prioritas jenis sampah untuk setiap kurun
waktu tertentu;
i. Merumuskan kebijakan dan strategi pengurangan
sampah;

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


53
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
j. Melakukan pembinaan pembatasan timbunan sampah
kepada produsen/industri;
k. Melakukan pembinaan penggunaan bahan baku
produksi dan kemasan yang mampu diurai oleh proses
alam;
l. Melakukan pembinaan pendaur ulangan sampah;
m. Menyediakan fasilitas pendaur ulangan sampah;
n. Melakukan pembinaan pemanfaatan kembali sampah
dari produk dan kemasan produk;
o. Merumuskan kebijakan dan strategi penanganan
sampah di kabupaten;
p. Melakukan koordinasi kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan
pemrosesan akhir sampah;
q. Menyediakan sarana dan prasarana penanganan
sampah;
r. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
penanganan sampah;
s. Melakukan pengawasan pemungutan retribusi atas
jasa
layanan pengelolaan sampah;
t. Penetapan lokasi tempat pembuangan sampah,
tempat pembuangan sampah sementara dan Tempat
Pembuangan Akhir sampah;
u. Melakukan pengawasan terhadap tempat
pemrosesan akhir dengan sistem pembuangan open
dumping;
v. Menyusun dan melaksanakan sistem tanggap darurat
pengelolaan sampah;
w. Memberikan kompensasi dampak negatif kegiatan
pemrosesan akhir sampah;
x. Pelaksanaan kerjasama dengan kabupaten lain dan
kemitraan dengan badan usaha pengelola sampah
dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah;
y. Mengembangkan investasi dalam usaha pengelolaan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


54
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
sampah;
z. Menyusun kebijakan perizinan pengolahan sampah,
pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah
yang diselenggarakan oleh swasta;
aa. Melaksanakan perizinan pengolahan sampah,
pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah
yang diselenggarakan oleh swasta;
bb. Merumuskan kebijakan pembinaan dan pengawasan
kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh
pihak lain (badan usaha);
cc. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan kinerja
pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain
(badan usaha);
dd. Merumuskan penyusunan kebijakan perizinan
penyimpanan sementara limbah B3 (pengajuan,
perpanjangan, perubahan dan pencabutan) ;
ee. Melaksanakan perizinan penyimpanan sementara
Limbah B3 dalam satu daerah Kabupaten;
ff. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan
penyimpanan sementara limbah B3 dalam satu daerah
Kabupaten;
gg. Menyusun kebijakan perizinan pengumpulan dan
pengangkutan limbah B3 (pengajuan, perpanjangan,
perubahan dan pencabutan) dalam satu daerah
Kabupaten;
hh. Melaksanakan perizinan bagi pengumpul Limbah B3;
ii. Melaksanakan perizinan pengangkutan Limbah B3
menggunakan alat angkut roda 3 (tiga) dilakukan dalam
satu daerah Kabupaten;
jj. Melaksanakan perizinan Penimbunan Limbah B3
dilakukan dalam satu daerah Kabupaten;
kk. Melaksanakan perizinan penguburan Limbah B3
medis;
ll. Memantau dan pengawasan terhadap pengolahan,
pemanfaatan, pengangkutan dan penimbunan Limbah

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


55
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
B3;
mm. Memberikan saran dan pertimbangan kepada
atasan baik secara tertulis maupun lisan sebagai bahan
pengambilan keputusan; dan
nn. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
137.Peraturan Bupati Kotawaringin Perubahan atas Peraturan Pasal 19 (1) Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Timur Nomor 22 Tahun 2020 Bupati Kotawaringin Timur Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok membantu
Nomor 38 Tahun 2016 Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan
tentang Susunan pemerintahan di bidang pengendalian pencemaran
Organisasi dan Rincian dan/atau kerusakan lingkungan daerah kabupaten serta
Tugas Pokok, Fungsi dan kerjasama teknis.
Uraian Tugas Dinas (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
Lingkungan Hidup dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengendalian
Kabupaten Kotawaringin Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
Timur menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan pemantauan kualitas air;
b. Pelaksanaan pemantauan kualitas udara;
c. Pelaksanaan pemantauan kualitas tanah;
d. Pelaksanaan pemantauan kualitas pesisir dan laut;
e. Penentuan baku mutu lingkungan;
f Penyiapan sarana prasarana pemantauan lingkungan
(laboratorium lingkungan);
g. Penyiapan sarana prasarana IPLT;
h. Koordinasi kebijakan dan pengawasan kegiatan
penyedotan, pengangkutan dan pengolahan lumpur
tinja;
I. Pemantauan sumber pencemar institusi dan non
institusi;
i. Penanggulangan penncemaran (pemberian informasi,
pengisolasian serta penghentian) sumber pencemar
institusi dan non institusi;
j. Pemulihan pencemaran (pembersihan, remidiasi,
rehabilitasi dan restorasi) sumber pencemar institusi dan
non institusi;
k. Penentuan baku mutu sumber pencemar;

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


56
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
l. Pengembangan sistem informasi kondisi, potensi
dampak dan pemberian peringatan akan pencemaran
atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat;
m.Penyusunan kebijakan pembinaan terhadap sumber
pencemar institusi dan non institusi;
n. Pembinaan terhadap sumber pencemar institusi dan
non institusi;
o. Pembinaan tindaklanjut rekomendasi hasil evaluasi
sumber pencemar institusi dan non institusi;
p. Pengawasan terhadap pemungutan retribusi atas jasa
layanan penyedotan, pengangkutan dan pengolahan
lumpur tinja;
q. Penentuan kriteria baku kerusakan lingkungan;
r. Pelaksanaan Pemantauan kerusakan lingkungan;
s. Pelaksanaan penanggulangan (pemberian informasi,
pengisolasian serta penghentian) kerusakan lingkungan;
dan
t. Pelaksanaan pemulihan, (pembersihan, remediasi,
rehabilitasi dan restorasi) kerusakan lingkungan.

(3) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana


dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
mempunyai uraian tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan program kerja
berdasarkan kebutuhan, sumber data dan kegiatan
sebelumnya baik rutin maupun pembangunan sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku;
b. Membagi tugas atau kegiatan kepada para Kepala
Seksi di Bidang Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Hidup baik secara tertulis
maupun lisan sesuai dengan permasalahan dan bidang
tugasnya

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


57
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
masing-masing;
c. Memberikan petunjuk baik tertulis maupun lisan
kepada para Kepala Seksi di Bidang Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup agar
pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan dan
prosedur yang
berlaku sehingga tercapai efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan tugas;
d. Memeriksa hasil kerja para Kepala Seksi di Bidang
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup untuk perbaikan guna penyempurnaan lebih
lanjut;
e. Menetapkan penilaian prestasi kerja para Kepala
Seksi di Bidang Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Hidup sesuai dengan
prestasinya;
f. Mengoordinasikan pelayanan administrasi, dengan
menyerahkan dan mendistribusikan surat/naskah dinas
sesuai bidang tugas agar tertib administrasi terlaksana;
g. Melaksanakan pemantauan kualitas air;
h. Melaksanakan pemantauan kualitas udara;
i. Melaksanakan pemantauan kualitas tanah;
j. Melaksanakan pemantauan kualitas pesisir dan laut;
k. Menentukan baku mutu lingkungan;
l. Mengoordinasikan penyiapan sarana prasarana
pemantauan lingkungan (laboratorium lingkungan);
m.Mengoordinasikan penyiapan sarana prasarana IPLT;
n. Mengoordinasikan kebijakan dan pengawasan
kegiatan penyedotan, pengangkutan dan pengolahan
lumpur tinja
o. Melaksanakan pemantauan sumber pencemar
institusi dan non institusi;
p. Melaksanakan penanggulangan pencemaran
(pemberian
informasi, pengisolasian serta penghentian) sumber

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


58
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
pencemar institusi dan non institusi;
q. Melaksanakan pemulihan pencemaran (pembersihan,
remidiasi, rehabilitasi dan restorasi) sumber
pencemarinstitusi dan non institusi;
r. Menentukan baku mutu sumber pencemar;
s. Mengembangkan sistem informasi kondisi, potensi
dampak dan pemberian peringatan akan pencemaran
atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat;
t. Menyusun kebijakan pembinaan terhadap sumber
pencemar institusi dan non institusi;
u. Melaksanakan pembinaan terhadap sumber
pencemar institusi dan non institusi;
v. Melaksanakan pembinaan tindaklanjut rekomendasi
hasil evaluasi sumber pencemar institusi dan non
institusi;
w.Melaksanakan pengawasan terhadap pemungutan
retribusi atas jasa layanan penyedotan, pengangkutan
dan pengolahan lumpur tinja;
x. Penentuan kriteria baku kerusakan lingkungan;
y. Melaksanakan pemantauan kerusakan lingkungan;
z. Melaksanakan penanggulangan (pemberian informasi,
pengisolasian serta penghentian) kerusakan lingkungan;
aa. Melaksanakan pemulihan, (pembersihan, remediasi,
rehabilitasi dan restorasi) kerusakan lingkungan;
bb. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan
baik secara tertulis maupun lisan sebagai bahan
pengambilan keputusan; dan
cc. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
138.Peraturan Bupati Kotawaringin Gerakan Stop Buang Air Pasal 6 (1) Pelaksanaan Gerakan Stop BABS dilakukan secara
Nomor 5 Tahun 2020 Besar Sembarangan menyeluruh dan
terkoordinasi mulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan
sampai
Desa/Kelurahan;
(2) Pelaksanaan Gerakan Stop BABS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


59
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kearifan
lokal;
(3) Pelaksanaan Gerakan Stop BABS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
mengacu pada Pedoman STBM.
139. Pasal 7 Pemerintahan Kabupaten, Kecamatan, Desa/Kelurahan,
lembaga mitra usaha dan masyarakat bertanggung
jawab melakukan percepatan peningkatan perubahan
perilaku buang air besar sembarangan menjadi buang
air besar di jamban sehat melalui program STBM.
140.Peraturan Bupati Kotawaringin Gerakan Stop Buang Air Pasal 8 (1) Tanggung jawab Pemerintahan Kabupaten
Nomor 5 Tahun 2020 Besar Sembarangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 meliputi:
a. Merumuskan, mengadvokasi dan mensosialisasikan
kebijakan daerah tentang Gerakan Stop BABS pada
tingkat Kabupaten;
b. Membentuk Tim Gerakan Stop BABS dan Tim
Verifikasi Desa Tingkat Kabupaten;
c. Mengadvokasi peningkatan pengalokasian anggaran
Gerakan Stop BABS pada setiap tahun anggaran sesuai
prosedur dan ketentuan yang berlaku;
d. Memfasilitasi dana Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan / Corporate Social Responsibility (CSR)
untuk Pembangunan Sanitasi khususnya pada Gerakan
Stop BABS;
e. Memfasilitasi rencana, sistem dan mekanisme
pengelolaan Gerakan Stop BABS lintas Kabupaten;
f. menyusun rumusan perencanaan/roadmap
pelaksanaan Gerakan Stop BABS;
g. Pendampingan kegiatan pemicuan STBM di desa,
apabila diperlukan oleh petugas Kecamatan/Puskesmas;
h. Memberikan Sertifikat Stop BABS bagi setiap
desa/kelurahan yang telah berhasil melaksanakan
Gerakan Stop BABS mencapai 100 %; dan
i. Mendeklarasikan bagi kecamatan yang seluruh desa di
wilayahnya telah berhasil 100 % melaksanakan Gerakan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


60
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Stop BABS.
(2) Tanggung jawab Pemerintahan Kecamatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, meliputi:
a. Merumuskan, mengadvokasi dan mensosialisasikan
kebijakan daerah tentang Gerakan Stop BABS pada
Tingkat Kecamatan;
b. Membentuk Tim Gerakan Stop BABS dan Tim
Verifikasi Desa/Kelurahan Tingkat Kecamatan.
c. Mengadvokasi peningkatan pengalokasian anggaran
Gerakan Stop BABS pada setiap tahun anggaran sesuai
prosedur dan ketentuan yang berlaku;
d. Memfasilitasi rencana, sistem dan mekanisme
pengelolaan Gerakan Stop BABS tingkat Kecamatan;
e. Menyusun rumusan perencanaan/roadmap
Pelaksanaan Gerakan Stop BABS tingkat Kecamatan;
f. Memfasilitasi Desa /Kelurahan dalam melaksanakan
Gerakan Stop BABS di wilayah Kecamatan;
g. Mendeklarasikan desa yang telah berhasil 100 %
melaksanakan Gerakan Stop BABS; dan
h. Mengevaluasi progres pembangunan jamban sehat
pada setiap desa yang telah dilaksanakan pemicuan
STBM hingga mencapai status desa Stop BABS.
(3) Tanggung jawab Pemerintahan Desa/Kelurahan
sebagaimana dimaksud pasal 7 meliputi:
a. Mensosialisasikan kebijakan daerah Gerakan Stop
BABS pada tingkat Desa/Kelurahan;
b. Membentuk tim Gerakan Stop BABS tingkat
Desa/Kelurahan;
c. Mengalokasikan anggaran desa/kelurahan pada
setiap tahun anggaran,
sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku untuk
pelaksanaan Gerakan Stop BABS;
d. Memfasilitasi rencana, sistem mekanisme
pengelolaan Gerakan Stop BABS di Desa/Kelurahan;
dan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


61
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
e. Melaksanakan Gerakan Stop BABS hingga mencapai
status desa/kelurahan Stop BABS 100%.
141.Peraturan Bupati Kotawaringin Gerakan Stop Buang Air Pasal 9 (1) Dalam rangka percepatan pelaksanaan Gerakan
Nomor 5 Tahun 2020 Besar Sembarangan Stop BABS dibentuk Pokja Sanitasi di tingkat
Kabupaten.
(2) Pokja Sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari unsur Perangkat Daerah, mitra swadaya
masyarakat, tokoh masyarakat peduli Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan.
(3) Pokja Sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai fungsi sebagai wadah koordinatif antara
Perangkat Daerah dan pemangku kepentingan lainnya
pada tingkat Kabupaten.
(4) Pokja Sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertugas
mengoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelaksanaan
Gerakan Stop BABS di tingkat Kabupaten.
(5) Pokja Sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk tingkat Kabupaten ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
142.Peraturan Bupati Kotawaringin Gerakan Stop Buang Air (1) Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA)
Nomor 5 Tahun 2020 Besar Sembarangan mempunyai peran dan fungsi perencanaan dan
penganggaran dalam rangka pelaksanaan STBM dan
mewujudkan Gerakan Stop BABS di Kabupaten
Kotawaringin Timur.
(2) Dinas Pekerjaan Umum mempunyai peran dan
fungsi menyediakan sarana jamban komunal dan sarana
air bersih serta melakukan bedah rumah dalam upaya
Gerakan Stop BABS.
(3) Badan Lingkungan Hidup mempunyai peran dan
fungsi pemberdayaan atau memfasilitasi masyarakat
dalam penanganan sampah rumah tangga, limbah cair
rumah tangga, penyedotan dan pengolahan lumpur tinja.
(4) Dinas Pendidikan mempunyai peran dan fungsi

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


62
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
menyediakan jamban sehat di sekolah dengan
perbandingan ideal, melaksanakan kampanye Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS), penyediaan sarana cuci
tangan di tingkat sekolah dan pengawasan jajanan anak
sekolah, serta melaksanakan kegiatan STBM di
lingkungan sekolah melalui koordinasi dengan Dinas
Kesehatan.
(5) Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa mempunyai
peran dan fungsi
memfasilitasi penggunaan Dana Desa untuk
pembangunan Sarana Air Bersih
dan Sanitasi di masyarakat melalui pendekatan
pemberdayaan masyarakat
tentang STBM.
(6) Dinas Kesehatan mempunyai peran dan fungsi
mengintegrasikan kegiatan
hygiene dan sanitasi yang telah ada dalam kegiatan
STBM, memonitor
perkembangan STBM di seluruh
Kecamatan/Puskesmas, memberikan
pendampingan pemicuan STBM, bimbingan teknis
terhadap tim STBM
Kecamatan, menggalang kemitraan terhadap pelaku
usaha dan swasta serta
lintas sektor.
(7) Camat mempunyai peran dan fungsi berkoordinasi
dengan lintas sektor terkait di tingkat kecamatan dan
mendorong Kepala Desa/Lurah serta Tim STBM
Kecamatan untuk melaksanakan gerakan Stop BABS
hingga mencapai status Kecamatan Stop BABS 100%.
(8) Lurah/Kades mempunyai peran dan fungsi
mengoordinasikan dengan tokoh masyarakat dalam hal
penganggaran dana desa untuk pembangunan air bersih
dan jamban sehat dengan metode pemberdayaan
masyarakat serta

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


63
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
memonitor progres kegiatan hingga mencapai status
desa/kelurahan Stop
BABS 100%.
(9) Puskesmas mempunyai peran dan fungsi
memberikan pemicuan STBM,
memonitoring dan evaluasi pembangunan jamban sehat
di wilayah kerjanya.
143.Peraturan Bupati Kotawaringin Gerakan Stop Buang Air Pasal 13 (1) Bupati memberikan penghargaan kepada
Nomor 5 Tahun 2020 Besar Sembarangan Desa/Kelurahan, dan Kecamatan yang telah berhasil
memilki akses jamban sehat pada setiap keluarga
hingga
mencapai 100 % (seratus persen) di tingkat
desa/kelurahan dan Kecamatan.
(2) Pemberian Penghargaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertujuan untuk:
a. Meningkatkan komitmen dalam rangka
kesinambungan Gerakan Stop BABS.
b. Memberikan motivasi bagi desa/kelurahan baik yang
telah berhasil maupun yang belum berhasil untuk
mencapai Desa/Kelurahan Stop BABS 100%,
Kecamatan Stop BABS 100%.
c. Menjadi kebanggaan bagi masyarakat yang telah
berhasil melaksanakan
gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan.
d. Menjadi dasar bagi daerah untuk pembangunan di
bidang yang lainnya.
144.Peraturan Bupati Kotawaringin Gerakan Stop Buang Air Pasal 15 (1) Bupati melalui Pokja Sanitasi Kabupaten melakukan
Nomor 5 Tahun 2020 Besar Sembarangan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan Gerakan Stop
BABS di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan
Desa/Kelurahan.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun.
145.Peraturan Bupati Kotawaringin Gerakan Stop Buang Air Pasal 17 (1) Bupati melalui Pokja Sanitasi menyampaikan laporan
Nomor 5 Tahun 2020 Besar Sembarangan pelaksanaan Gerakan Stop BABS kepada Pokja
Sanitasi Provinsi dan Kementerian Kesehatan melalui

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


64
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
website STBM Kementerian Kesehatan dengan
alamatnya
monev.stbm.kemkes.go.id .
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Laporan semester;
b. Laporan akhir tahun; dan
c. Laporan melalui website STBM yang dilaksanakan
Setiap waktu terjadi
perubahan/progres peningkatan akses jamban sehat.
d. Untuk kepentingan evaluasi secara umum dapat
dapat di download melalui Aplikasi Google Play Store
STBM Smart;
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dijadikan bahan pembinaan
lebih lanjut pelaksanaan Gerakan Stop BABS.
146.Peraturan Bupati Kotawaringin Organ dan Kepegawaian Pasal 2 (1) Maksud penyesuaian tarif adalah untuk
Timur Nomor 33 Tahun 2019 Perusahaan Umum mempertahankan kelangsungan
Daerah Air Minum operasional PDAM.
Kabupaten Kotawaringin (2) Tujuan Penyesuaian tarif adalah untuk peningkatan
Timur mutu pelayanan air bersih kepada masyarakat.
147.Peraturan Bupati Kotawaringin Kedudukan, Susunan Pasal 4 (3) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud
Timur Nomor 18 Tahun 2020 Organisasi, Tugas dan pada ayat (2), Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Fungsi serta Tata Kerja Ruang, Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman
Dinas Pekerjaan Umum, mempunyai kewenangan sebagai berikut :
Penataan Ruang, a. Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dan Penataan Ruang :
Kawasan Permukiman 1. Pengelolaan Sumber Daya Air dan bangunan
Kabupaten Kotawaringin pengaman pantai pada wilayah sungai dalam 1 (satu)
Timur Daerah Kabupaten;
2. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer
dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya kurang
dari 1000 ha dalam 1 (satu) Daerah
Kabupaten;
3. Pengelolaan dan pengembangan SPAM di Daerah

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


65
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Kabupaten;
4. Pengembangan sistem dan pengelolaan
persampahan dalam Daerah Kabupaten;
5. Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah
domestik dalam Daerah Kabupaten;
148.Peraturan Bupati Kotawaringin Kedudukan, Susunan Pasal 20 (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
Timur Nomor 18 Tahun 2020 Organisasi, Tugas dan dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Penyehatan
Fungsi serta Tata Kerja Lingkungan Permukiman mempunyai fungsi :
Dinas Pekerjaan Umum, a. Penyiapan bahan pelaksanaan rencana kerja,
Penataan Ruang, Program Kerja serta petunjuk teknis lingkup Penyehatan
Perumahan Rakyat dan Lingkungan Permukiman;
Kawasan Permukiman b. Penelahaan, pemeriksaan terhadap data karakteristik
Kabupaten Kotawaringin dan spesifikasi lingkup penyehatan lingkungan
Timur permukiman;
c. Penataan dan inventarisasi data karakterisitik dan
spesifikasi lingkup Penyehatan Lingkungan
Permukiman;
d. Pembangunan Infrastruktur lingkup penyehatan
lingkungan permukiman;
e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SPAM, Sistem
Penyediaan Air Bersih, Air Limbah Domestik dan
konstruksi lainnya lingkup penyehatan lingkungan yang
belum diserahkan asetnya, dan infrastruktur
permukiman (jalan lingkungan);
f. Pelaksanaan evaluasi, pelaporan pelaksanaan tugas
dan fungsi; dan
g. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya diberikan oleh
Pimpinan baik lisan maupun tertulis;

(3) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud


pada ayat (2), Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan
Permukiman mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
a. Merencanakan kegiatan seksi Penyehatan
Lingkungan Permukiman, pengumpulan bahan program
berdasarkan rencana operasional bidang Cipta Karya

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


66
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
sesuai peraturan yang berlaku sebagai pedoman
pelaksanaan
tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan untuk Seksi
Penyehatan Lingkungan Permukiman sesuai dengan
tugas dan kewenangannya masing-masing agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar.
c. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di seksi
Penyehatan Lingkungan Permukiman Bidang Cipta
Karya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
d. Memeriksa hasil kerja lingkup Seksi Penyehatan
Lingkungan Permukiman sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. Menyusun pengumpulan data, inventarisasi serta
analisis data infrastruktur lingkup penyehatan lingkungan
sebagai dasar pelaksanaan kerja
selanjutnya.
f. Melaksanakan pembangunan infrastruktur lingkup
Penyehatan Lingkungan Permukiman beserta
pengawasannya yaitu:
1) Sistem SPAM dan Penyediaan Air Bersih;
2) Drainase Lingkungan (Sistem Drainase yang
terhubung langsung dengan sungai dalam Daerah
Kabupaten);
3) Sanitasi (Air Limbah Domestik);
4) Pengembangan Sistem Persampahan Regional
(Pembangunan infrastruktur Persampahan dalam
Daerah Kabupaten); dan
5) Pengembangan Permukiman;
g. Melaksanakan koordinasi dengan SKPD terkait untuk
Pemeliharaan dan Pengelolaan Persampahan;
h. Melaksanakan sosialisasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam rangka penyediaan sarana Tempat
Pembuangan Akhir /Tempat Pengolahan Sampah

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


67
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Terpadu/Tempat Pembuangan Sementara-3R
(Reduce/mengurangi Reuse/menggunakan kembali
Recycle/mendaur ulang sampah);
i. Melaksanakan sosialisasi dan pemberdayaan
masyarakat rangka penyediaan sarana prasarana Air
Limbah Domestik;
j. Melaksanakan pekerjaan pemeliharaan dan
pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum dan Air
Bersih;
k. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan lingkup Seksi
Penyehatan Lingkungan Permukiman dengan cara
mengindentifikasi hambatan yang ada dalam rangka
perbaikan kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
l. Melaporkan pelaksanaan kinerja pada seksi
Penyehatan Lingkungan Permukiman sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai
akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
dan
m. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang
diberikan oleh Pimpinan baik lisan maupun tertulis;
149.Peraturan Bupati Kotawaringin Kedudukan, Susunan Pasal 26 (1) Kepala Bidang Sumber Daya Air mempunyai tugas
Timur Nomor 18 Tahun 2020 Organisasi, Tugas dan pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
Fungsi serta Tata Kerja penyusunan program kegiatan, pengelolaan sumber
Dinas Pekerjaan Umum, daya air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan
Penataan Ruang, konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka
Perumahan Rakyat dan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber
Kawasan Permukiman daya air dan pengendalian daya rusak air.
Kabupaten Kotawaringin (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
Timur dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Sumber Daya
Air mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program kegiatan pengelolaan Sumber
Daya
Air;
b. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan Sumber
Daya Air dan bangunan pengaman sungai dan pantai;

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


68
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
c. Pengembangan dan pengelolaan Sistem Irigasi
Primer dan Sekunder pada daerah irigasi yang luasnya
kurang dari 1000 Ha dalam 1 (satu) daerah kabupaten;
d. Pengumpulan dan pengelolaan data serta pelaporan
di bidang Sumber Daya Air; dan
e. Pelaksanaan tugas monitoring, evaluasi serta
pelaporan pelaksanaan tugas; dan
f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan
oleh Pimpinan baik lisan maupun tertulis sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
(3) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Kepala Bidang Sumber Daya Air
mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
a. Merencanakan operasional program dan kegiatan
Bidang Sumber Daya Air sesuai dengan Program Kerja
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
b. Mendistribusikan tugas kepada bawahan di bidang
Sumber Daya Air sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab yang ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat
berjalan efektif dan efisien;
c. Memberikan petunjuk kepada bawahan bidang
Sumber Daya Air sesuai dengan peraturan dan prosedur
yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan tugas;
d. Mengembangkan dan mengelola Sistem Irigasi Primer
dan Sekunder pada daerah irigasi yang luasnya kurang
dari 1000 Ha dalam 1 (satu) daerah kabupaten;
e. Mengumpulkan dan mengelola data serta pelaporan
di bidang sumber daya air;
f. Melaksanakan Koordinasi lingkup Sumber Daya Air
dengan Instansi/SKPD lainnya berkaitan dengan hal -
hal teknis Pemeliharaan Sumber Daya Air dan
Kewenangan Penanganan Bidang Sumber Daya Air

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


69
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
agar terjadi sinkronisasi pekerjaan di lapangan;
g. Melaksanakan monitoring Pembangunan, Rehabilitasi
dan Pemeliharaan Program Kegiatan Sumber Daya Air;
h. Menyelia Pelaksanaan tugas bawahan di Bidang
Sumber Daya Air sesuai dengan peraturan dan prosedur
yang berlaku untuk mencapai target kinerja yang
diharapkan;
i. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di Bidang
Sumber Daya Air dengan cara membandingkan antara
rencana operasional dengan tugas – tugas yang telah
dikerjakan sebagai bahan laporan kegiatan dan
perbaikan kinerja di masa yang akan datang;
j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas Bidang Sumber
Daya Air sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan
secara berkala sebagai bentuk akuntabilitas kinerja; dan
k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang
diberikan oleh Pimpinan baik secara lisan maupun
tertulis.
150.Peraturan Bupati Kotawaringin Kedudukan, Susunan Pasal 28 (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
Timur Nomor 18 Tahun 2020 Organisasi, Tugas dan dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Perencanaan
Fungsi serta Tata Kerja Teknis dan Evaluasi Sumber Daya Air mempunyai
Dinas Pekerjaan Umum, fungsi:
Penataan Ruang, a. Penyiapan bahan untuk penyusunan program dan
Perumahan Rakyat dan anggaran kegiatan di bidang Sumber Daya Air;
Kawasan Permukiman b. Pengumpulan dan pengolahan data terpadu untuk
Kabupaten Kotawaringin perencanaan teknis bidang sumber daya air;
Timur c. Penyiapan bahan petunjuk teknis dan petunjuk
pelaksanaan yang berkaitan dengan perencanaan teknis
bidang sumber daya air;
d. Pelaksanaan evaluasi, pelaporan pelaksanaan tugas
dan fungsi: dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

(3) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud


pada ayat (2), Kepala Seksi Perencanaan Teknis dan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


70
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
Evaluasi Sumber Daya Air mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:
a. Merencanakan kegiatan seksi Perencanaan Teknis
dan Evaluasi pada Bidang Sumber Daya Air
berdasarkan rencana operasional bidang sesuai
peraturan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan
tugas;
b. Menyiapkan bahan untuk penyusunan program dan
anggaran kegiatan di bidang sumber daya air;
c. Membagi tugas kepada bawahan untuk seksi
Perencanaan Teknis dan Evaluasi Sumber Daya Air dan
sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-
masing agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar.

d. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di seksi


Perencanaan Teknis dan Evaluasi Sumber Daya Air
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;
e. Memeriksa hasil kerja lingkup Perencanaan Teknis
dan Evaluasi Sumber Daya Air sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari
kesalahan;
f. Mengumpulkan dan mengolah data terpadu untuk
perencanaan teknis bidang sumber daya air;
g. Menyiapkan bahan petunjuk teknis dan petunjuk
pelaksanaan yang berkaitan dengan perencanaan teknis
bidang sumber daya air;
h. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan lingkup
Perencanaan Teknis dan Evaluasi dengan cara
mengindentifikasi hambatan yang ada dalam rangka
perbaikan kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
i. Melaporkan pelaksanaan kinerja pada seksi
Perencanaan Teknis dan Evaluasi Sumber Daya Air
sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku
sebagai akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


71
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
mendatang; dan
j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan
oleh Pimpinan baik lisan maupun tertulis.
151.Peraturan Bupati Kotawaringin Kedudukan, Susunan Pasal 29 (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
Timur Nomor 18 Tahun 2020 Organisasi, Tugas dan dimaksud pada ayat (1), Kepala Seksi Pengelolaan
Fungsi serta Tata Kerja Sumber Daya Air mempunyai fungsi :
Dinas Pekerjaan Umum, a. Penyiapan dan pengolahan data rencana program
Penataan Ruang, kegiatan pengelolaan sumber daya air;
Perumahan Rakyat dan b. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan
Kawasan Permukiman program kegiatan pengelolaan sumber daya air;
Kabupaten Kotawaringin c. Persiapan penyerahan kegiatan Operasi dan
Timur Pemeliharaan pasca konstruksi sumber daya air;
d. Pelaksanaan evaluasi, pelaporan pelaksanaan tugas
dan fungsi: dan
e. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan
oleh Pimpinan baik lisan maupun tertulis.

(3) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud


pada ayat (2), Kepala Seksi Pengelolaan Sumber Daya
Air mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
a. Merencanakan kegiatan seksi Pengelolaan Sumber
Daya
Air berdasarkan rencana operasional bidang Sumber
Daya Air sesuai peraturan yang berlaku sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan untuk seksi
Pengelolaan Sumber Daya Air dan sesuai dengan tugas
dan kewenangannya masing-masing agar pelaksanaan
tugas dapat berjalan lancar.
c. Membimbing Pelaksanaan Tugas bawahan di seksi
Pengelolaan Sumber Daya Air sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan
tertib dan lancar;
d. Memeriksa hasil kerja lingkup Pengelolaan Bidang
Sumber Daya Air sesuai dengan prosedur dan peraturan

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


72
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;
e. Menyusun bahan koordinasi dan melaksanakan
program kegiatan pengelolaan sumber daya air;
f. Membuat data penyerahan kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan Pasca Konstruksi Sumber Daya Air;
g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan lingkup Seksi
Pengelolaan Sumber Daya Air dengan cara
mengindentifikasi hambatan yang ada dalam rangka
perbaikan kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
h. Melaporkan pelaksanaan kinerja pada seksi
Pengelolaan Bidang Sumber Daya Air sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai
akuntabilitas kinerja dan rencana kegiatan mendatang;
dan
i. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan
oleh Pimpinan baik lisan maupun tertulis.
152.Peraturan Bupati Kotawaringin Kedudukan, Susunan Pasal 4 (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana
Timur Nomor 13 Tahun 2020 Organisasi, Tugas dan dimaksud pada ayat (1), Badan Perencanaan
Fungsi serta Tata Kerja Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
Badan Perencanaan menyelenggarakan fungsi :
Pembangunan, Penelitian a. penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD;
dan Pengembangan b. Perumusan kebijakan perencanaan pembangunan,
Daerah Kabupaten penelitian dan pengembangan;
Kotawaringin Timur c. pengoordinasian kebijakan perencanaan
pembangunan daerah, bidang Pemerintaan,
Pembangunan Manusia, Ekonomi dan Sumberdaya
Alam, bidang perencanaan dan pengendalian
pembangunan daerah, bidang infrastruktur dan
kewilyahan serta bidang penelitian dan pengembangan;
d. penyusunan program-program tahunan sebagai
pelaksanaan rencana pembangunan daerah jangka
menengah dalam bidang Pemerintaan, Pembangunan
Manusia, Ekonomi dan Sumberdaya Alam, bidang
perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah,
bidang infrastruktur dan kewilyahan serta bidang

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


73
No. Peraturan Tentang Keterangan Peran Pemerintah Daerah
penelitian dan pengembangan;
e. pengoordinasian dan kerjasama program penelitian
dan pengembangan di lingkungan pemerintah daerah
kabupaten dan lembaga lain serta kegiatan penelitian
dan pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah;
f. pengoordinasian perencanaan antar perangkat daerah
baik di lingkungan pemerintah Kabupaten Kotawaringin
Timur maupun instansi lain;
g. pelaksanaan, monitoring, evaluasi, pelaporan,
penilaian dan pengendalian pelaksanaan rencana
pembangunan jangka panjang, menengah dan tahunan;
h. penyusunan dan pelaksanaan Renstra dan Rencana
Kerja Badan; dan
h. pengoptimalisasian kinerja Badan untuk mencapai visi
dan misi Kabupaten.

(3) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud


pada ayat (2), Badan Perencanaan Pembangunan,
Penelitian dan Pengembangan Daerah mempunyai
kewenangan sebagai berikut :
a. penetapan petunjuk pelaksanaan mengenai :
1. perencanaan dan pengendalian pembangunan
daerah pada skala Kabupaten; dan
2. pedoman dan standar perencanaan pembangunan
daerah Kecamatan.
(3) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Badan Perencanaan Pembangunan,
Penelitian dan Pengembangan Daerah mempunyai
kewenangan sebagai berikut :
a. penetapan petunjuk pelaksanaan mengenai :
1. perencanaan dan pengendalian pembangunan
daerah pada skala Kabupaten; dan
2. pedoman dan standar perencanaan pembangunan
daerah Kecamatan.

BPK Perwakilan Kalimantan Tengah


74
BPK Perwakilan Kalimantan Tengah
75

Anda mungkin juga menyukai