Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Serang Bagian Barat


PENDAHULUAN

BAB 2
TANGGAPAN TERHADAP KAK

2.1 PEMAHAMAN KONSULTAN TERHADAP BELAKANG KEGIATAN

Permasalahan umum di bidang pengelolaan air limbah di sejumlah daerah perkotaan di


Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.1. Sanitasi di Indonesia dikenal sebagai “memastikan
kehigienisan limbah buangan, yaitu limbah cair dan limbah padat sebagaimana untuk
berkontribusi pada lingkungan yang besih dan sehat baik di rumah maupun di lingkungan
sekitar”. Akses pada air yang aman juga erat hubungan nya dengan sanitasi, namun tidak
ditargetkan khusus sebagai bagian dari strategi sanitasi.

Saat ini Indonesia baru memiliki 51% akses kelayakan sector sanitasi. Sesuai acuan MDGs dan
Renstra PU, pada 2015 cakupan kelayakan sanitasi harus mencapai 60 – 70 persen. Hal ini
tercermin dari masih adanya masyarakat yang membuang limbah tidak pada tempatnya.
Kesadaran masyarakat terhadap sanitasi sampai saat ini dinilai masih rendah. Hal ini
ditengarai adanya sejumlah pemerintah daerah (Pemda) yang belum mengalokasikan
sebagian anggaran pembangunannya untuk urusan ini. Tercatat hingga saat ini baru 78 dari
497 kabupaten/kota di Indonesia yang masuk sebagai anggota Akopsi (Asosiasi Kota Peduli
Sanitasi).

Studi yang dilakukan Bank Dunia, buruknya kondisi sanitasi di Indonesia telah menyebabkan
kerugian sedikitnya Rp 56 triliun terbuang sia-sia per tahun. Padahal, semakin layak akses
sanitasi di suatu kota terbukti dapat meningkatkan pendapatan Pemda. Ironisnya, dari
jumlah penduduk Indonesia saat ini, diperkirakan sekitar 20 - 40 juta diantaranya belum
memiliki akses Sanitasi yang layak.

Permasalahan sanitasi berdasarkan PP No. 38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan


antara pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota adalah
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Sejumlah daerah yang sudah punya komitmen

1
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Serang Bagian Barat LAPORAN PENDAHULUAN

mengalokasikan dananya untuk program sanitasi berkisar 0,5 hingga 1,5 persen dari total
APBD.

Tabel 2-1 Permasalahan Umum Bidang Air Limbah di Perkotaan Indonesia

PERMASALAHAN
 Belum tersedianya sarana pengelolaan air limbah yang memadai.
 Sarana yang sudah terbangun belum dimanfaatkan secara maksimal.
 Belum tersedianya institusi yang jelas untuk menangani pengelolaan air limbah di
kab/kota.
 Belum tersedianya Renstra pembangunan sistem pengelolaan air limbah di sebagian besar
kab/kota.
 Belum tersedianya SDM yang cukup untuk mengelola sistem pengelolaan air limbah di
kab/kota

Rencana strategik bidang pengelolaan air limbah permukiman telah ditetapkan dalam
Peraturan Menteri PU, yaitu Permen PU No. 16/PRT/M/2008

Kebijakan Strategi
Kebijakan 1: Peningkatan akses a. Meningkatkan akses masyarakat terhadap
prasarana dan sarana air limbah baik prasarana dan sarana air limbah sistem setempat
sistem on site maupun off site di (on site) di perkotaan dan perdesaan melalui
perkotaan dan perdesaan untuk sistem komunal.
perbaikan kesehatan masyarakat b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap
prasarana dan sarana air limbah sistem terpusat
(off site) di kawasan perkotaan Metropolitan dan
Besar.
Kebijakan 2: Peningkatan peran a. Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman
masyarakat dan dunia usaha/swasta masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air
dalam penyelenggaraan limbah permukiman
pengembangan sistem pengelolaan air b. Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam
limbah permukiman. penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan
air limbah permukiman
Kebijakan 3: Pengembangan a. Menyusun perangkat peraturan perundangan yang
Perangkat peraturan perundangan mendukung penyelenggaraan pengelolaan air
penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman.
limbah permukiman b. Menyebarluaskan informasi peraturan perundangan
terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah
permukiman.
c. Menerapkan peraturan perundangan
Kebijakan 4: Penguatan kelembagaan a. Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan
dan peningkatan kapasitas personil kelembagaan pengelola air limbah permukiman
pengelolaan air limbah permukiman ditingkat masyarakat.
b. Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi

2
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Serang Bagian Barat LAPORAN PENDAHULUAN

pengelola air limbah permukiman di daerah.


c. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar
lembaga.
d. Mendorong peningkatan kemauan politik (Political
Will) para pemangku kepentingan untuk
memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadap
pengelolaan air limbah permukiman
Kebijakan 5: Peningkatan dan a. Mendorong berbagai alternatif sumber pembiayaan
Pengembangan Alternatif Sumber untuk penyelenggaraan air limbah permukiman.
Pendanaan Pembangunan Prasarana b. Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah
dan Sarana Air Limbah Permukiman dalam mengembangkan sistem air limbah
Perkotaan dengan proporsi pembagian yang
disepakati bersama.

Berdasarkan peta permasalahan pengelolaan air limbah di atas maka sedikit memberikan
gambaran betapa rumitnya penanganan masalah ini karena tumpang tindihnya pengelolaan
air limbah di Indonesia akibat perkembangan penduduk dan kegiatan wilayah yang pesat
namun tidak diimbangi percepatan penyediaan sarana dan prasarana pembuangannya.
Kebijakan dan strategi yang sudah dituangkan dalam Permen PU No. 16/PRT/M/2008 perlu
dijabarkan dalam sebuah dokumen yang dapat dijadikan rujukan untuk menyelenggarakan
penanganan air limbah yang terpadu terarah dan terintegrasi dengan pengembangan Kota
Piru di masa yang akan datang.

Master Plan Air Limbah adalah suatu dokumen perencanaan yang menyeluruh mengenai
pengembangan prasarana dan sarana air limbah untuk periode 20 tahun. Didalamnya
temasuk gambaran arah pengembangan, strategi pengembangan dan prioritas-prioritas
pengembangan prasarana dan sarana air limbah. MP air limbah juga merupakan penjabaran
rencana induk ke dalam 6 jenis program pengembangan, yaitu :pengembangan prasarana,
kelmbagaan, pengaturan, pemberdayaan masyarakat, peranserta masyarakat, dan public
campaign. Pentingnya penyusunan masterplan ini juga dikuatkan dalam sebuah Perencanaan
Jangka Panjang Daerah adalah dokumen perencanaan periode 20 (dua puluh) tahun (UU No.
25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional).

Disamping itu, masterplan air limbah ini juga sangat penting untuk menjaga menciptakan
singkronisasi dengan kegiatan lain seperti dijelaskan dalam acuan normatif berikut :

a. Kota Metropolitan atau kota kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi
diwajibkan memiliki Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum yang terpadu
dengan pembuangan Air Limbah secara terpusat.

3
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Serang Bagian Barat LAPORAN PENDAHULUAN

b. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan


Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Sarana dan prasarana Sanitasi (PP No.
16 Tahun 2005, tentang Pengembangan SPAM)
c. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) harus memperhatikan aspek
teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona
penyangga (PP No. 16 Tahun 2005).
d. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001, Tentang Peruntukan Badan Air.

2.2 TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP TUGAS

Maksud Master Plan Air Limbah adalah memberi pedoman bagi pemerintah kota/kabupaten
dalam menyusun rencana induk sarana dan prasana bidang air limbah agar proses dan
produk perencanaan yang dihasilkan menjadi efektif, efisien dan terpadu dan berwawasan
lingkungan. Proses dan produk perencanaan prasarana dan sarana bidang Air Limbah
menjadi efektif karena pilihan prioritasnya tepat sasaran, didukung oleh kelembagaan
(Operator dan Regulator) yang efektif dan mendapat dukungan partisipasi masyarakat.
Proses dan produk perencanaan Prasarana dan Sarana bidang Air Limbah menjadi efisien
karena pilihan teknologinya tepat guna dan terjangkau sesuai dengan kondisi daerah
setempat. Agar produk perencanaan air limbah telah dipadukan (Integrated) dengan
perencanaan sektor-sektor terkait, baik dari aspek keterpaduan pemanfaatan ruang,
keterpaduan program dan keterpaduan pengaturan. Agar produk perencanaan air limbah
merupakan hasil pilihan perencanaan yang telah mempertimbangkan faktor keamanan
lokasi, keamanan lingkungan dan keamanan teknologi terutama yang berkaitan dengan
resiko kesehatan dan pelestarian sumber air. Agar produk perencanaan air limbah ini
dapatmendukunguntukkeberlanjutanprogram-program yang lain sesuai dengan prinsip
pengembangan wilayah.

Apa yang diusulkan alam KAK konsultan beranggapan bahwa komponen yang dimintakan
sudah sesuai dengan panduan penyusunan MP air limbah sebagai berikut :

Maksud dan tujuan yang dicanangkan sudah sesuai dengan pedoman yang mengisyaratkan
pentingnya upaya mewujudkan penyelenggaraan pengelolaan sistem air limbah Kota Piru
yang baik dan terpadu dan berwawasan lingkungan dimana lingkungan perumahan dan
permukiman perkotaan yang layak, sehat, bersih, aman dan serasi dengan lingkungan
sekitarnya diharapkan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

4
RI SPAL Dan DED Air Limbah Kabupaten Serang Bagian Barat LAPORAN PENDAHULUAN

Ruang lingkup yang ditawarkan kepada konsultan menjabarkan segala ketentuan-ketentuan


yang ada di dalam pedoman penyusunan rencana induk baik produk yang harus dikeluarkan,
muatan dan proses serta tahapan penyusunan kegiatan ini.

Secara umum Konsultan telah memahami lingkup tugas sepert tertuang di dalam KAK, untuk
memenuhi lingkup tugas tersebut dan tersedianya rencana induk yang dapat menjadi
pedoman dalam pengelolaan air limbah, maka beberapa hal yang menjadi acuan dalam
penyusunan rencana induk ini diantaranya adalah:

1. Penyusunan rencana Induk dan DED Air Limbah Kota Piru harus memperhatikan kondisi
eksisting pengelolaan air limbah Kota Piru khususnya isue strategis/ permasalahan yang
dihadapi baik itu aspek teknis, kelembagaan dan peraturan pendukung, pembiayaan dan
investasi serta aspek peran serta masyarakat/dunia usaha

2. Penyusunan rencana induk juga harus mengacu kepada kebijakan terkait pengelolaan air
limbah khususnya mengacu kepada Peraturan Kementerian PU No. 16/M/PRT/2008
terkait KSNPALP

3. Penyusunan renca induk juga harus mengacu kepada arahan kebijakan tata ruang dan
wilayah dan pengembangan kota serta arahan rencana pembangunan daerah
(RPJMD/PJPD)

4. Setiap hasil rumusan kebijakan dan strategi, rencana dan program pengembangan air
limbah yang tertuang dalam Rencana Induk dan maupun hasil DED akan selalu
dikoordinasikan dengan Pihak terkait di Tingkat Pusat dan Daerah

Anda mungkin juga menyukai