4.1. Kordinasi
Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan koordinasi dengan instansi terkait.
Penyamaan persepsi dilakukan dengan pemberi tugas melalui diskusi persiapan
pelaksanaan pekerjaan, persetujuan terhadap rencana kerja yang disiapkan
konsultan serta perolehan surat izin untuk kelapangan.
Sementara itu koordinasi di lintas sektoral dilakukan dengan mendatangi stake
holder, menjelaskan rencana kerja dan studi sehingga diperoleh persepsi yang
sama dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Menggali informasi yang ada dan
berhubungan dengan studi di daerah dilakukan dengan Bappeda, Dinas
Pekerjaan Umum/Cipta Karya dan institusi pengelola air bersih setempat, metode
yang digunakan adalah diskusi dan wawancara.
Hasil pengukuran debit sesaat ini dan data monitoring debit serta muka air
menjadi masukan dalam analisa konsultan tentang kapasitas sumber air didukung
dengan hasil analisa curah hujan.
a. Pengambilan Sampling
Metode pengambilan sample menggunakan standar SK SNI M-02-1989-F
(Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air) dengan ketentuan sesuai
persyaratan dan peruntukan sumber air. Pengambilan contoh air dimaksudkan
untuk mengetahui kualitas fisik, kimia dan bakteriologis sumber air yang potensi
untuk dimanfaatkan. Sampel sumber air diambil sebanyak +/- 5 liter
Alat pengambil contoh (botol plastik/bukan logam)
Sampel didalam botol/wadah tertutup rapat sebelum dibawa ke laboratorium
Mudah dan aman dibawa
Hasil pemeriksaan kualitas air berdasarkan kondisi lapangan dan laboratorium ini
akan menjadi bahan analisis konsultan dalam memberikan rekomendasi system
pengolahan air bersih suatu kota sesuai dengan sumber air bersih yang potensi
diusulkan.
3.