Anda di halaman 1dari 19

Konsep Perencanaan Teknis SPAM

A. Pendahuluan

Penyediaan air minum di Kabupaten Paniai Provinsi Papua diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, yang kemudian dapat berdampak pada perkembangan daerah atau
kawasan tersebut.

Untuk itu sasaran jangka pendek dari perencanaan ini adalah mengupayakan ketersediaan air
dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang membutuhkan, yaitu dengan
membuat atau mencari suatu sumber air.

Untuk keperluan jangka panjang perencanaan detail desain dilakukan dengan


mempertimbangkan seluruh masyarakat terlayani secara optimal, baik untuk keperluan
rumah tangga, fasilitas umum (MCK umum), perkantoran, sekolahan dan sarana ibadah.
Kebutuhan air yang ideal dihitung dengan mempertimbangan life time dari banguan yang
direncanakan. Berdasarkan data ini dapat dihitung tingkat pemenuhan yang ideal dan tingkat
pemenuhan saat ini. Jika tingkat pemenuhannya sangat kecil, maka perlu segera
direncanakan lagi penambahan unit produksi, jaringan pipa distribusi, bak reservoir dan bak
distribusi.

B. Survei Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

1. Identifikasi dan Analisa Kondisi


Identifikasi dan analisa kondisi dalam perencanaan sistem penyediaan air minum,
beberapa meliputi kegiatan yang akan diuraikan di bawah :
a. Analisa Kondisi Kawasan

Analisa dan evaluasi kondisi kawasan adalah untuk mengetahui karakter, fungsi
strategis dalam konteks regional/nasional dan kawasan. Dalam perencanaan ini
kawasan adalah terbatas pada kawasan perdesaan beserta dengan arahan
pengembangannya.

b. Analisa Kependudukan
Analisa kependudukan diperlukan untuk mengetahui kebutuhan nyata dan kebutuhan
nyata ini didapat dengan cara melakukan survei. Survei kebutuhan nyata adalah untuk
mengetahui hal-hal sebagai berikut:

STTL YLH Yogyakarta 1


Konsep Perencanaan Teknis SPAM

§ Penentuan keinginan masyarakat dalam mendapatkan air minum.


§ Penentuan standar pemakaian air minum.

§ Penentuan tingkat keamanan dan kemampuan masyarakat dalam membeli air.


§ Menentukan daerah pelayanan sistem air minum baik perpipaan maupun non
perpipaan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tata guna lahan, kepadatan
penduduk dan lain-lain, sehingga terlihat jelas penyelesaian masalah air minum.

§ Survey dilakukan dengan menyebar daftar pertanyaan berupa kuesioner.


§ Identifikasi masalah dan kebutuhan pengembangan.

c. Analisa Kebutuhan Air


Prakiraan kebutuhan air, harus didasarkan pada kondisi sosial ekonomi dan survey
kebutuhan nyata. Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktivitas masyarakat,
yaitu:
1) Domestik :
- Rumah Tangga
- Sosial
2) Non Domestik :
- Komersial
- Perkotaan
- Fasilitas Umum
- Industri
- Pelabuhan, dan sebagainya.
d. Identifikasi dan Analisa Air Baku

1. Sumber Air Baku


Untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku bagi kebutuhan air minum diperlukan
studi hidrologi. Studi tersebut terutama dimaksud untuk memperoleh informasi
mengenai:

1) Jarak dan beda tinggi dari sumber-sumber air.


2) Debit optimal (safe yield) sumber.

3) Kualitas air dan pemakaian sumber saat ini (bila ada).


Alternatif sumber terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan
kehandalan sumber.
Analisa pemilihan alternatif sumber dilakukan terhadap sumber-sumber yang telah
diidentifikasi menurut jenis sumber air.

STTL YLH Yogyakarta 2


Konsep Perencanaan Teknis SPAM

1) Mata air
2) Sungai

3) Danau
4) Air tanah

Dalam melakukan analisis pemilihan alternatif sumber air baku sejumlah faktor perlu
dipertimbangkan seperti:

1) Air sungai umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air minum,


sehingga sumber air sungai Baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya
apabila lokasi penyadapan (intake) terletak dekat dengan daerah pelayanan.
2) Danau atau rawa, pengisiannya (in-flow) umumnya berasal dari satu atau beberapa
sungai. Alternatif sumber danau dapat diperbandingkan dengan air permukaan
(sungai) apabila volume air danau jauh lebih besar dari aliran sungai-sungai yang
bermuara kedalamnya, sehingga waktu tempuh yang lama (long detention time)
dari aliran sungai ke danau menghasilkan suatu proses penjernihan alami atau self
purification.
3) Mata air sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi, yang mana
walaupun tidak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh pada bahan
pipa (korosif). Proses untuk menghilangkannya harus dilakukan sedekat mungkin
ke lokasi sumber.
4) Dalam hal air permukaan (sungai) telah terkontaminasi berat, pemilihan alternatif
sumber air tanah dalam dapat diajukan, mengingat kualitas tanah secara
bakteriologi lebih aman dari pada air permukaan.

5) Pertimbangan lain yang berkaitan dengan kebijakan Pemerintah mengenai


peruntukan sumber air.

2. Prosedur Pemilihan sumber

Sasaran dari prosedur pemilihan sumber dalam Penyusunan Outline Plan Sistem
Penyediaan Air minum adalah memberikan identifkasi sumber-sumber yang akan
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sesuai horizon waktu perencanaan dengan
penekanan kepada:

1) Pengaruh yang ditimbulkan akibat pengambilan sumber air terdapat pemakai


sumber lainnya yang terendah.

2) lnvestasi untuk biaya eksploitasi serta biaya pengoperasian dan pemeliharaan


dibuat yang terendah.

STTL YLH Yogyakarta 3


Konsep Perencanaan Teknis SPAM

3) Dampak lingkungan yang timbul diusahakan sekecil mungkin.


Prosedur yang ditempuh dalam pemilihan sumber yang akan direkomendasikan
mengikuti urutan sebagai berikut:
1) Identifikasi termasuk aspek perijinan.

2) Evaluasi sumber dengan tinjauan terhadap sektor-sektor lain yang


menggunakan/memakai sumber.

3) Analisa dampak lingkungan.

e. Identifikasi dan Analisa Permasalahan Sistem Air minum Yang Ada dan
Kebutuhan Pengembangan

1) Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada


2) Performa pelayanan

3) Tingkat kebocoran
4) Jumlah langganan potensial

5) Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi dan/atau kapasitas pengolahan.


6) Performan kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan.

Dengan memadukan prakiraan kebutuhan air dan ketersediaan air baku, maka dapat
diidentifikasikan dan dikembangkan yang kemudian dipilih berbagai alternatif pemecahan
permasalahan/pemenuhan kebutuhan.
Setiap alternatif harus dikaji aspek teknis, ekonomi dan manajemen sehingga para ahli
teknik dapat menganalisa dengan cepat dan cermat. Alternatif terpilih adalah yang terbaik
ditinjau dari berbagai aspek tersebut di atas. Pra-desain dari alternatif terpilih merupakan
dasar dalam perkiraan biaya investasi dan pra-kelayakan proyek.
Setelah jelas sumber air baku yang akan digunakan, maka harus dilakukan pengurusan
perijinan. Setelah mendapat perijinan, dilakukan pengamanan dan pengurusan sumber air
baku tersebut.

Dengan memadukan kebutuhan air dan ketersediaan sumber air baku, maka dapat
direncanakan dan dikembangkan pada umumnya lebih dari satu alternatif pemenuhan
kebutuhan.
Suatu studi dilakukan untuk mengidentifikasi semua alternatif yang layak mulai dari:

a. Sumber air baku


b. Lokasi jenis intake

c. Penampungan yang diperlukan

STTL YLH Yogyakarta 4


Konsep Perencanaan Teknis SPAM

d. Jalur transmisi
e. Lokasi reservoir

f. Jaringan distribusi.
Studi tersebut dilakukan berdasarkan pada topografi, peta tata guna tanah, dan laporan-
laporan eksisting lainnya.

C. Penyusunan Kriteria Desain/Perencanaan


Dalam rangka usaha mengatasi permasalahan dalam bidang air minum diperlukan adanya
suatu kriteria perencanaan untuk menjaga mutu, kehandalan, kesinambungan dan
sinkronisasi yang akan dibangun dengan strategi dan pengembangan kota.

Suatu sistem penyediaan air minum direncanakan dan dibangun sedemikian rupa agar dapat
memenuhi tiga tujuan berikut:

1. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan
air minum.

2. Tersedianya air setiap waktu atau berkesinambungan,


3. Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat pemakai

Pada dasarnya kriteria perencanaan untuk suatu wilayah dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat. Penyimpangan atau modifikasi standar perencanaan normal tidak boleh mencapai
batas yang mengancam keamanan sanitasi air yang akan disampaikan ke masyarakat.
a. Periode Perencanaan
Periode perencanaan suatu sistem air minum dianjurkan untuk disinkronisasi dengan
horizon dan tahapan perencanaan induk kota dengan jangkauan ideal sekitar 15 tahun.
Perencanaan tersebut harus dibagi dalam tahap mendesak, jangka pendek dan jangka
panjang. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan jaminan kesediaan air baku, pembangunan
IPA dan jaringan distribusi yang ekonomis.
b. Sasaran dan Prioritas Penanganan

Sasaran pelayanan bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya tergantung pada
fungsi strategis kawasan, tingkat kepadatan penduduk, dan ketersediaan sumber air. Pada
tahapan awal prioritas pelayanan harus ditujukan pada daerah-dareah berkepadatan tinggi
dan kawasan-kawasan strategis. Sesudah itu prioritas pelayanan dapat diarahkan pada
daerah pengembangan sesuai dengan arahan dan perencanaan induk.
c. Strategi Penanganan

STTL YLH Yogyakarta 5


Konsep Perencanaan Teknis SPAM

Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang optimum, maka strategi pemecahan


permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum di suatu wilayah diatur sebagai
berikut:

· Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau "Idle Capacity" jika sistem sudah ada.

· Pengurangan tingkat kehilangan air bagi sistem yang sudah ada.

· Pembangunan baru (Peningkatan produksi dan perluasan sistem),

d. Kebutuhan Air
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan bagi kebutuhan per unit konsumsi,
serta kehilangan air dan pertimbangan bagi kebutuhan air pemadam kebakaran. Kebutuhan
air dibedakan menjadi:

1. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan dasar domestik ditentukan oleh adanya konsumen domestik yang berasal dari
data penduduk, pola kebiasaan, dan tingkat hidup yang didukung adanya perkembangan
sosial ekonomi yang memberikan kecenderungan peningkatan kebutuhan air.

2. Kebutuhan Non Domestik


Kebutuhan non domestik ditentukan oleh adanya konsumen non domestik. Konsumen non
domestik ini, meliputi fasilitas-fasilitas:
- perkantoran
- tempat ibadah
- tempat pendidikan
- kesehatan (puskesmas, rumah sakit)
- komersial (pasar, toko, penginapan, gedung bioskop, tempat pariwisata)
- industri
Kebutuhan air pada tingkat minimal adalah berupa pemasangan kran umum, yang dapat
melayani beberapa rumah tangga. Kebutuhan tersebut dapat diestimasi berdasarkan
persamaan berikut:

Vn = Jp.Sp
Dengan :
Vn = Kebutuhan air (liter/hari)
JP = Jumlah pengguna (orang)
Sp = Satuan pemakaian (liter/orang/hari)

Satuan pemakaian sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
kepadatan penduduk, kesejahteraan masyarakat, iklim, kebiasaan penduduk, usia
penduduk dll. Dalam perencanaan ini digunakan standar dari Cipta Karya dimana

STTL YLH Yogyakarta 6


Konsep Perencanaan Teknis SPAM

kebutuhan air minum untuk daerah perdesaan adalah 60 lt/orang/hari. Sedangkan


kebutuhan air minum untuk kecamatan, kabupaten dan propinsi berdasarkan standar dari
Cipta Karya adalah seperti terlihat pada Tabel 3.1. Kebutuhan lainnya yang perlu
diperhitungkan adalah kebutuhan air untuk keperluan fasilitas umum (sarana ibadah dan
kantor pemerintahan), kebocoran di jaringan pipa dan untuk ternak. Standar kebutuhan air
yang digunakan menggunakan analisis kebutuhan air adalah Kriteria Penentuan
Kebutuhan Air Domestik yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan Direktorat
Jenderal Cipta Karya sebagaimana tabel berikut.

Tabel 3.1 Pedoman Perencanaan Penyediaan Air Minum

Kategori kota berdasarkan jumlah penduduk (jiwa)


500.00- 100.000- 20.000-
NO Uraian 1.000.000 20.000
1.000.000 500.000 100.000
METRO DESA
BESAR SEDANG KECIL
Kebutuhan Domestik SR
1 (Lt/or/hr) D 190 170 150 130 90 -100
Kebutuhan Domestik HU
2 (Lt/or/hr) D 30 30 30 30 30
15%-
Kebutuhan Non domestik 20%-30% 20%-30% 20%-30% 15%
30%
3 (ND) domestik domestik domestik domestik
domestik
4 Kehilangan Air L (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20
5 Faktor hari maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
6 Faktor jam puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
7 Jumlah jiwa per SR 5 5 5 5 5
8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100 100
9 Jam Operasi 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam
50%:50% 50%:50%
SR : HU s/d s/d 80%- 70%-
10 80%-20%
80%:20% 80%:20% 20% 30%
11 Cakupan Pelayanan (%) 90 90 90 90 70
12 Kebutuhan rata-rata (Qr) D+ND+L D+ND+L D+ND+L D+ND+L D+ND+L
13 Kapasitas Reservoir 20% Qr 20% Qr 20% Qr 20% Qr 20% Qr
Sisa tekan di jaringan
14 10 10 10 10 10
distribusi (mka)
Sumber: Cipta Karya,1997

Untuk perkembangan kebutuhan dasar non domsetik perlu diketahui rancangan


pengembangan aktivitasnya. Bila tidak ada rancangan pengembangan aktivitas yang
dimaksud, maka konsumen non domestik dapat dihitung dengan mengikuti
perkembangan kebutuhan dasar konsumen domestik pada satuan ekivalen penduduk.
Dalam perhitungan, kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan harian maksimum dan
kebutuhan air jam maksimum, dengan referensi kebutuhan air rata-ratanya.

STTL YLH Yogyakarta 7


Konsep Perencanaan Teknis SPAM

i. Kebutuhan Air Rata-rata Harian (Qrh)


Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan selama satu tahun dibagi dengan banyaknya
hari dalam satu tahun (365 hari).
365

Q n
Q rh  n 1

365
Besarnya kebutuhan air rata-rata harian ini digunakan untuk perencanaan pada
pembangunan instalasi pengolahan air minum.

ii. Kebutuhan Air Harian Maksimum (Qhm)


Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan terbesar pada hari tertentu dalam waktu satu
tahun.
Qhm = Fhm * Qrh
Fhm  1 atau Fhm = (115-120)%
Kebutuhan air harian maksimum untuk keperluan perencanaan jaringan Transmisi
atau peralatan transmisi.

iii. Kebutuhan air jam puncak (Qp)


Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan terbesar pada jam tertentu pada kondisi
kebutuhan air hari maksimum.
Qjm = Fhm * Qp
Fhm = 1,5-3,5
Besarnya kebutuhan air jam puncak ini digunakan untuk menentukan dimensi pipa
induk distribusi.

e. Proyeksi Penduduk
Untuk mengetahui kebutuhan air pada tahun perencanaan, maka harus diketahui paling
tidak perkiraan jumlah penduduk pada tahun tersebut, berdasarkan data yang ada pada
tahun-tahun sebelumnya.
Adapun metode proyeksi penduduk yang digunakan adalah metode geometrik. Proyeksi
dengan metode ini, menganggap bahwa perkembangan penduduk secara otomatis
berganda, dengan pertambahan penduduk. Metode ini tidak memperhatikan adanya suatu
saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan
penduduk mendekati maksimum.

Pn = P0 * (1 + r)n

STTL YLH Yogyakarta 8


Konsep Perencanaan Teknis SPAM

Dimana : Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa).


P0 = jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa).
r = rasio pertambahan penduduk / populasi (%).
n = kurun waktu proyeksi (tahun).

f. Kualitas Air

Kualitas air sangat tergantung pada karakteristik fisik dan kimia dan mikrobiologi. Pada
umumnya untuk mencapai standar kualitas air, dalam hal ini standar air minum
Departemen Kesehatan tahun 1990, maka diperlukan pengolahan minimal desinfeksi.
Acuan standar kualitas air tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2.

STTL YLH Yogyakarta 9


Perencanaan Teknis Air Minum Perdesaan Kabupaten Paniai Provinsi Papua Laporan Antara

Tabel 3.2. Standard Kualitas Air Minum


No. 907/MENKES/SK/VII/2002
Kadar Maksimum
No. Parameter Satuan Keterangan
Yang diperbolehkan
A. FISIKA
1 Bau - - Tidak Berbau
2 Jumlah zat padat terlarut mg/L 1000 -
(TDS) -
3 Kekeruhan NTU 5
4 Rasa - - Tidak Terasa
5 Warna Skala TCU Suhu udara ±3oC -
15

B. KIMIA
a. Kimia anorganik
1 Air Raksa Mg/L 0.01
2 Aluminium Mg/L 0.2
3 Arsen Mg/L 0.05
4 Barium Mg/L 1
5 Besi Mg/L 0.3
6 Fluorida Mg/L 1.5
7 Kadmium Mg/L 500
8 Kesadahan (CaCO#) Mg/L 500
9 Khlorida Mg/L 250
10 Kronium val. 6 Mg/L 0.5
11 Mangan Mg/L 0.1
12 Natrium Mg/L 200
13 Nitrat Sebagai N Mg/L 10
14 Nitrit Sebagai N Mg/L 10
15 Perak Mg/L 0.05
16 pH - 6,5 – 9,0 Merupakan batas minimum
17 Selenium Mg/L 0.01 dan maksimum
18 Seng Mg/L 5
19 Sianida Mg/L 0.1
20 Sulfat Mg/L 400
21 Sulfida (H2S) Mg/L 0.05
22 Tembaga Mg/L 1
23 Timbal Mg/L 0.05

b. Kimia Organik
1 Aldrin dan Dieldrin Mg/L 0.0007
2 Benzene Mg/L 0.01
3 Benzo (a) pyrene Mg/L 0.00001
4 Chlordane (total isomer) Mg/L 0.0003
5 2,4-D Mg/L 0.03
6 DDT Mg/L 0.10
7 Detergen Mg/L 0.03
8 1,2 Dichlorethane Mg/L 0.5
9 1,1 Dichlorethane Mg/L 0.01
10 Heptachlor dan Mg/L 0.0003
11 Heptachlor epoxide Mg/L 0.003
12 Hexachlorbenzene Mg/L 0.00001
13 Gamma-HCH (lindane) Mg/L 0.004
14 Methoxychlor Mg/L 0.03
15 Pentachlorophenol Mg/L 0.01

PT Ramadayani Mitramulya III - 10


Perencanaan Teknis Air Minum Perdesaan Kabupaten Paniai Provinsi Papua Laporan Antara

Kadar Maksimum
No. Parameter Satuan Keterangan
Yang diperbolehkan
16 Pestisida total Mg/L 0.10
17 2,4,6 trichlorophenol Mg/L 0.01
18 Zat Organik KmnO4 Mg/L 10

c. Mikrobiologi
Kaliform tinja Jml/100 ml 0 95 dari sample yang
Total Kaliform Jml/ 100 ml 0 diperiksa selama setahun
kadang-kadang boleh ada 3/
d. Radioaktivitas 100 ml sample air, tetapi
Aktivitas Alpha tidak berturut-turut.
(Gross Alpha activity) Bq/L 0,1
Aktivitas Beta
(Gross Beta Activity) Bq/L 1,0

D. Sistem Penyediaan Air minum


Sistem penyediaan air minum merupakan aspek teknis engineering yang akan dibahas lebih
mendetail untuk kemudian dihitung biayanya baik yang berupa biaya investasi, biaya
operasi maupun maintenance cost serta kontingensinya. Biaya-biaya ini kemudian disusun
per tahun sesuai dengan jadwal pelaksanaannya sampai dengan akhir periode perencanaan.
Dalam pembahasan biaya operasi akan diperkirakan pemakaian bahan kimia, bahan bakar
dan listrik listrik setiap tahunnya.
Komponen-komponen sistem Penyediaan Air minum ini antara lain:

· Kapasitas dan jenis bangunan penyadap di sumber air yang akan dimanfaatkan.

· Lokasi, jenis, dan dimensi perpipaan transmisi dan distribusi

· Lokasi, jenis, kapasitas dan dimensi dari bangunan pengolahan air.

· Lokasi dan kapasitas reservoir distribusi.

· Lokasi, jenis dan dimensi perpipaan distribusi.

· Kapasitas instalasi perpompaan dan sumber daya.

Terdapat 2 (dua) sistem pendekatan dalam penyediaan air minum perdesaan, yakni:
a. Sistem Perpipaan

Pelayanan dengan sistem perpipaan merupakan pelayanan distribusi air minum yang
sangat ideal, jika hal ini dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi air
minum masyarakat pada lokasi program. Umumnya penyediaan air minum dengan
sistem perpipaan ini, perlu pengelolaan dalam pengoperasiannya. Sehingga

PT Ramadayani Mitramulya III - 11


Perencanaan Teknis Air Minum Perdesaan Kabupaten Paniai Provinsi Papua Laporan Antara

diperlukan SDM yang memadai untuk dapat melakukan pengelolaannya, agar sistem
perpipaan ini dapat berfungsi dan beroperasi secara berkesinambungan. Hal lainnya
adalah sulit menemukan sumber air baku yang layak secara kualitas dan kuantitas,
sehingga dengan mudah menjangkau masyarakat dengan sistem perpipaan.

b. Non Sistem Perpipaan


Umumnya sarana air minum non perpipaan merupakan sarana komunal yang dapat
dipergunakan secara bersama-sama, dan tidak perlu ditangani secara khusus
pengelolaannya. Namun demikian jika konstruksi dan pemeliharaan lingkungan di
sekitarnya kurang baik, maka kemungkinan pencemaran akan dapat terjadi.

1. Unsur-unsur Bangunan dalam Perencanaan Air minum

a. Bangunan penangkap sumber-sumber air baku

1) Broncaptering
Merupakan bangunan penangkap mata air artesis yang muncul kepermukaan
tanah secara alami. Airnya ditampung sedemikian rupa dengan konstruksi
bangunan yang tidak mengganggu sistem pengalirannya, kemudian airnya
dialirkan dengan sistem perpipaan/tanpa dialirkan untuk dimanfaatkan
masyarakat sebagai air minum. Kualitas airnya relatif baik, dibandingkan dengan
sumber air dari permukaan, dan secara kuantitas jumlahnya sangat terbatas dan
hanya terdapat pada beberapa daerah tertentu saja.

2) Bangunan Pengambilan Air Baku (Intake)


Merupakan bangunan pengambilan air baku untuk air dari permukaan seperti dari
air sungai, danau dan waduk. Konstruksi intake disesuaikan menurut konstruksi
bangunan air, dan umumnya secara kualitas airnya kurang baik namun biasanya
secara kuantitas airnya cukup banyak.
Jenis bangunan pengambilan air baku untuk air permukaan

o Intake Bebas
o Intake dengan bendung

o Intake pontoon
o Intake jembatan

o Infiltration galleries

3) Penggunaan Alat Ukur Debit

PT Ramadayani Mitramulya III - 12


Perencanaan Teknis Air Minum Perdesaan Kabupaten Paniai Provinsi Papua Laporan Antara

Alat ukur debit yang digunakan, antara lain:

a) Alat Ukur Thomson

¾L L ¾L

h
> 5 CM
Kayu Plat Besi

1,20 m
Rumus yang digunakan:

Q  0,0134h 2

dimana :
Q = debit (lt/det, Q maksimal 115 lt/det)
h = tinggi air dari dasar pelimpah (cm, 5 < h < 38 cm)

b) Orifice Pipe

Tabung
Observasi

1 2

C. A2
Q 2.g.H
A12  A22
A12

dimana :
Q = debit (m3/det)
A1 = luas tampang 1 (m2)
A2 = luas tampang 2 (m2)
C = coefisien (0,95)
H = beda tinggi permukaan air (m)

PT Ramadayani Mitramulya III - 13


Perencanaan Teknis Air Minum Perdesaan Kabupaten Paniai Provinsi Papua Laporan Antara

b. Pipa Transmisi dan Distribusi


Pipa transmisi adalah merupakan sistem pengaliran air sebelum masuk ke bangunan
pengolahan (treatment), biasanya pipa ini didesain berdasarkan kebutuhan maksimum
berdasarkan kebutuhan penduduk. Sedangkan pipa distribusi merupakan sistem
pengaliran setelah masuk bangunan penampungan (reservoir distribusi) dan dialirkan
menuju wilayah pelayanan, biasanya pipa ini didesain berdasarkan kebutuhan jam
puncak. Pengaliran kedua sistem jaringan perpipaan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan pompa maupun dilakukan secara gravitasi.

1) Pemilihan Bahan Pipa


Beberapa jenis pipa yang umum digunakan dalam pekerjaan sistem distribusi air
minum, antara lain:
- Cast Iron Pipe (CIP)
- Ductile Iron Pipe (DIP)
- Galvanized Iron Pipe (GIP)
- Asbes Cement Pipe (ACP)
- Polyvinyl Chloride (PVC)
- Polyethyelene (PE)

Dalam merencanakan suatu sistem distribusi air minum, ada hal-hal yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan masalah perpipaan, yaitu:

1. Pemilihan bahan pipa


Bahan pipa yang akan dipakai dan dipasang tergantung pada faktor-faktor:
a. harga
b. tekanan air dalam system
c. korosifitas oleh air dan tanah
d. kondisi lapangan (beban lalu lintas, letak saluran air kotor dan kepadatan daerah
perkotaan/pemukiman).

2. Kedalaman dan perletakan pipa


Kedalaman atau penanaman pipa disesuaikan dengan data-data yang ada pada brosur
pipa yang bersangkutan.

2) Tekanan Kerja Pipa


Pada kenyataan, pipa yang ditanam di dalam tanah mengalami dua tekanan yang
datang dari dalam pipa itu sendiri akibat fluida yang ada dalam pipa, dan tekanan lain
yang berasal dari gaya berat pelindung dan beban lain yang melewati jalan diaman
pipa tersebut ditanam.

PT Ramadayani Mitramulya III - 14


Perencanaan Teknis Air Minum Perdesaan Kabupaten Paniai Provinsi Papua Laporan Antara

Tekanan karena fluida yang berada dalam pipa (dalam hal ini adalah air) yang paling
berpengaruh adalah tekanan statisnya. Sedangkan tekanan dinamisnya sangat kecil,
sehingga dapat diabaikan. Tekanan statis ini terjadi karena beda muka air antara dua
titik yang ditinjau, yaitu muka air di reservoir dengan titik yang ditinjau, atau muka air
tertinggi terhadap muka air terendah.
Tekanan yang bekerja pada dinding yang berasal dari luar dipengaruhi oleh beberapa
hal, antara lain:
- berat beban di atas tanah, yaitu beban hidup dan beban mati (berat tanah
sendiri).
- homogenitas lapisan tanah/pasir pelapis.
- konsentrasi tekanan pipa.
Pipa akan lebih mudah pecah bila pada dindingnya bekerja tanah yang terpusat
(misalnya dengan adanya batu/benda keras lainnya disekitar dinding pipa).

3) Hidraulika Aliran Dalam Pipa


Suatu aliran dalam pipa (pipe flow) dapat terjadi jika terdapat beda tinggi energi
(head). Persamaan energi antara dua penampang pipa dihitung berdasarkan persamaan
berikut ini.

2 2
p A VA p V
ZA    hp  Z B  B  B  h f
 2g  2g`

dengan :
ZA dan ZB = Elevasi titik A dan B terhadap datum
VA dan VB = Kecepatan rerata pada titik A dan B
pA pB
dan = Tinggi tekanan di titik A dan B
 
hp = Tinggi tekanan energi yang diberikan oleh pompa
hf = Kehilangan tekanan akibat gesekan

Kehilangan tinggi tekanan (hf) dihitung dengan menggunakan persamaan Darcy-


Weisbach sebagai berikut:

 L V 
2
hf = f.  . 
 D   2. g 

PT Ramadayani Mitramulya III - 15


Perencanaan Teknis Air Minum Perdesaan Kabupaten Paniai Provinsi Papua Laporan Antara

Dengan f adalah suatu koefisien kekasaran pipa, yang dihitung dengan


menggunakan grafik Moody.
Kehilangan tinggi tekanan yang diakibatkan oleh belokan maupun sambungan pipa
dihitung berdasarkan persamaan berikut:

V2
H=k
2. g

Dengan k adalah suatu koefisien belokan/sambungan

Secara empiris Hazen-William menyajikan suatu persamaan untuk menghitung


kecepatan aliran dalam pipa, yaitu:

V = 0,354.CH.I0,54.D0,63

dengan :
I = kemiringan garis energi.
CH = koefisien Hanzen-William

Tabel 3.3. Nilai koefisien belokan atau sambungan.


Tipe sambungan Koefisien kehilangan energi (k)
Lengkung
- 90o 0,4
- 45o 0,3
- 22,5o 0,2
Tebah
- Pengaliran dalam pipa induk 0,2
- Pengaliran dalam pipa cabang 0,9
Stop kran
- Terbuka penuh 0,2
Debit aliran yang mengalir dalam pipa dihitung dengan persamaan:

Q = 1/4..D2.V

dengan :
D = diameter pipa.
V = kecepatan aliran.

4) Percabangan Pipa
Aliran air dari bak reservoir menuju beberapa bak distribusi merupakan suatu sistem
percabangan pipa. Untuk itu kemana arah aliran sesungguhnya dan berapa debit
yang mengalir di tiap pipa perlu dihitung. Perhitungan dengan menggunakan trial

PT Ramadayani Mitramulya III - 16


Perencanaan Teknis Air Minum Perdesaan Kabupaten Paniai Provinsi Papua Laporan Antara

and error, yaitu dengan menganggap aliran terjadi pada suatu jalur tertentu,
kemudian di cek kebenarannya, apabila ternyata tidak tepat, maka perlu dirubah lagi
arahnya dan diameter dari pipa yang dipasang.

c. Bangunan Instalasi Pengolahan Air (Water Treatment Plant):


Bangunan pengolahan air ini merupakan bangunan proses penjernihan dan perbaikan
kualitas air, untuk memenuhi standar konsumsi air baku yang telah ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan RI. Sehingga unit-unit bangunan pengolahannya sangat tergantung
dengan kualitas air baku yang ada, baik jumlah maupun jenisnya seperti:
1) Bak Presedimentasi, untuk proses pengendapan pendahuluan dengan lumpur
berlebihan
2) Bak Flokulasi, merupakan bangunan untuk proses koagulasi dengan
penambahan tawas (koagulan) atau senyawa kimia lain, untuk menggumpalkan
sisa lumpur yang masih terbawa ke bangunan berikutnya. Proses pengadukannya
dapat dilakukan secara hidrolis maupun mekanis.
3) Bak Sedimentasi, untuk proses pengendapan lumpur berikutnya.

4) Bak Filtrasi, merupakan bangunan penyaring setelah proses koagulasi.


5) Unit Desinfeksi/chlorinasi, merupakan pumbubuhan chlor sebagai bagian
desinfektan (pembunuh bakteri dan kuman yang merugikan).

d. Pompa
Pompa merupakan mesin pendorong air yang ditempatkan dibawah air, maupun di
atas air. Gunanya untuk menaikkan air dari sumber ke bangunan pengolahan air
(treatment) maupun untuk kepentingan pendistribusian air ke masyarakat melalui
reservoir. Jenis pompa yang digunakan umumnya terdiri dari:

1). Pompa Sentrifugal, ditempatkan diatas permukaan air


2). Pompa Submersible, ditempatkan dibawah permukaan air

Untuk sumber energi sistem pompa, apabila tidak ada listrik dapat digunakan diesel,
namun perlu dipertimbangkan di daerah yang terpencil akan mengalami kesulitan
untuk memperoleh bahan bakar, maka dapat menggunakan tenaga matahari (solar
system).
Kebutuhan daya suatu pompa dapat dihitung dengan suatu persamaan berikut:

D = .Q.H.
Dengan :

PT Ramadayani Mitramulya III - 17


Perencanaan Teknis Air Minum Perdesaan Kabupaten Paniai Provinsi Papua Laporan Antara

D = daya yang dibutuhkan oleh pompa (kg/m/dt)


Q = debit air yang dipompa (m3/dt)
H = total head (m)
= H + Hf
H = beda tinggi lokasi dimana air akan dipompa.
Hf = total head loose (m)
 = berat jenis air
 = efisiensi pompa.

e. Reservoir
Reservoir merupakan bangunan penampungan air minum sebelum dilakukan
pendistribusian ke masyarakat, yang dapat ditempatkan di atas permukaan tanah
maupun di bawah permukaan tanah.

f. Sistem Pendistribusian

Sistem pendistribusian air ke masyarakat, dapat dilakukan secara langsung dengan


gravitasi maupun dengan sistem pompa. Pembagian air dilakukan melalui pipa-pipa
distribusi, seperti:
1). pipa primer, tidak diperkenankan untuk dilakukan tapping

2). pipa sekunder, diperkenankan tapping untuk keperluan tertentu, seperti: fire
hidran, bandara, pelabuhan dll.

3). pipa tersier, diperkenankan tapping untuk kepentingan pendistribusian air ke


masyarakat melalui pipa kuarter.

g. Unit Pelayanan:
Sambungan distibusi air yang dipergunakan untuk menjangkau kebutuhan air minum
bagi kepentingan masyarakat, melalui 3 (tiga) cara, yakni:
1) Sambungan langsung melalui sambungan rumah, hal ini sepenuhnya menjadi
tanggungan masyarakat.
2) Sambungan langsung tanpa bak penampung kran umum (KU).

3) Sambungan tidak langsung melalui hidran umum (HU)

2. Institusional
Aspek institusional ini mencakup:

 Masalah-masalah intern, seperti pengoperasian sistem penyediaan air

PT Ramadayani Mitramulya III - 18


Perencanaan Teknis Air Minum Perdesaan Kabupaten Paniai Provinsi Papua Laporan Antara

minum,

 Masalah ekstern, dalam hubungannya dengan konsumen dan instansi


terkait lainnya.

Dalam hal ini ditinjau kembali peraturan dan perundang-undangan yang ada di bidang
administrasi dan prosedur operasional yang ada, dimana pola diperlukan akan diusulkan
prosedur-prosedur Baru. Studi institusional ini akan menentukan struktur organisasi beserta
personelnya. Pengaturan personel ini dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada
dimana jumlah dan kedudukan personel yang diperlukan bergantung kepada kapasitas
sistem yang direncanakan dan keahlian personel. Dalam aspek ini juga akan ditentukan
tugas dan tanggung jawab dari personel-personel sesuai dengan jabatannya, serta tentang
kemungkinan-kemungkinan pengembangan karier/ keahliannya.

3. Finansial

Dalam aspek ini dilakukan pembahasan mengenai segala masalah keuangan dari sistem
penyediaan air minum, mencakup biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan beserta
sumber pembiayannya. Dalam pembuatan perkiraan biaya perlu dijelaskan hal-hal
mengenai:

 Tahun saat perkiraan biaya dibuat.


 Perkiraan biaya untuk tiap bagian pekerjaan.

 Dasar pembuatan harga satuan.


 Perkiraan permintaan jadwal kebutuhan dana per tahun untuk seluruh biaya proyek.
Dengan pertimbangan tingkat ekonomi penduduk dan analisa break event point dapat
ditentukan harga air baik untuk kebutuhan domestik, sosial, maupun industri, yang
selanjutnya akan merupakan sumber pendapatan bagi badan pengelelola air minum yang
direncanakan.

PT Ramadayani Mitramulya III - 19

Anda mungkin juga menyukai