Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Plambing dengan baik. Laporan ini disusun berdasarkan survei
lapangan dan beberapa referensi dari buku-buku yang ada dan bertujuan
agar penulis dapat membandingkan pengetahuan dan pengalaman dengan
teori yang diperoleh di dalam kelas. Penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Ir. H. Triyono, ST selaku dosen mata kuliah
Plambing dan semua rekan yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I. PENDAHULUAN
LAMPIRAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
disosialisasikan. Sebagaimana terdapat dalam Peraturan Pemerintah
nomor 82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, bahwa air bersih adalah air yang tidak
berbau, berwarna dan berasa. Penyediaan air bersih yang memenuhi
syarat kesehatan di Indonesia khususnya dalam skala besar dikelola
oleh Perusahaan daerah Air Minum (PDAM).
Pemerintah telah mempunyai program pembangunan yang
menyangkut persediaan air bersih yang telah ada. Salah satunya adalah
usaha untuk menyalurkan mata air ke daerah – daerah yang sangat
kekurangan air bersih dengan pembangunan jalur perpipaan yang
langsung dengan melalui reservoir yang bartahap dan
berkesinambungan, dengan pertimbangan reservoir – reservoir tersebut
dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakat di daerah
sekitar reservoir tersebut.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Adapun yang menjadi maksud dari laporan ini adalalah:
1. Untuk mengetahui lebih detail mengenai kriteria desain berdasar
survei lapangan
2. Untuk mengetahui perhitungan jumlah kebutuhan air dan
proyeksinya
3. Untuk mengetahui cara menentukan jalur pipa, peralatan instalasi
dan asesorisnya
4. Untuk mengetahui perhitungan dan menentukan titik-titik
pembebanan debit di setiap titik nodal (titik kebutuhan air)
4
5. Untuk mengetahui perhitungan hidraulika pengaliran dlm pipa
(input data : debit, elevasi, karakteristik dan dimensi pipa)
6. Untuk mengetahui menghitung peralatan penyediaan air bersih
(reservoir, tangki atas & bawah, pompa dll)
7. Untuk mengetahui penggambaran desain.
1.2.2 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan laporan ini adalah:
1. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan penulis.
2. Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan tugas dari mata kuliah
plambing.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Kesatuan Republik Indonesia menjamin hak setiap warga negara untuk
mendapatkan kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi
kehidupannya yang sehat, bersih dan produktif.
7
sempurna bila bersinergi dengan disiplin yang kompeten dalam
menunjang proses berkarya tersebut.
a. Mata Air
Mata air adalah air yang mengalir melalui lubang permukaan tanah
karena tenaga gravitasi atau didorong oleh tekanan artesis. Kualitas
air ini relative cukup baik, hanya kesadahan dan kadar Co 2 agresif
biasanya agak tinggi (Cipta karya, 1994), pemanfaatan mata air
sebagai sumber air baku untuk air bersih apabila kualitasnya belum
sesuai dengan baku mutu maka harus diadakan pengolahan terlebih
dahulu, karena Co2 agresif dapat menimbulkan korosif pada pipa
logam, sehingga dalam pendistribusian air bersih pada umumnya
dipilih pipa PVC.
b. Air Permukaan
8
dan lain – lain. Danau di Indonesia sangat potensial dijadikan sumber
air untuk penyediaan air bersih namun karena air danau tidak
mengalir, maka sangat sensitif terhadap pencemaran yang terjadi.
Dalam pemnfaatan air untuk penyediaan air bersih masyarakat perlu
adanya bangunan sadap yang berfungsi sebagai penampung air. Air
danau seringkali mengalami fluktuasi air yang sangat tinggi dari
tahun ketahun. Pada musim kemarau panjang sering kali terjadi
pendangkalan, bahkan ada beberapa bagian yang kering. Oleh karena
itu cadangan air bersih alternatif harus ditentukan untuk
mengatisipasi kapasitas air danau agar dapat mencukupi untuk
keperluan kebutuhan air atau tidak (Tjokrokusumo, 1995 ).
Air sungai
9
maka unsur – unsur Fe dan Mn akan larut. Pada permukaan air
akan tumbuh algae ( lumut ) karena adanya sinar matahari dan O2.
d. Air Tanah
Air tanah merupakan sumber air dalam bentuk mata air dalam
bentuk mata air ataupun sumur, baik berbentuk sumur gali, sumur
pompa dalam maupun sumur pompa dangkal. Menurut Winarno
(1986 ), air tanah terbagi atas :
10
air tanah akan lebih jernih tetapi lebih banyak mengandung zat
kimia ( garam – garam terlarut ) karena melalui lapisan tanah
yang mempunyai unsur – unsur kimia tertentu untuk masing –
masing lapisan tanah. Lapisan tanah disini berfungsi sebagi
saringan. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus
berlangsung, terutama pada bagian muka air yang dekat dengan
muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air akan
berkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini
dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur – sumur
dangkal. Air tanah dangkal ini didapat pada kedalaman 15
meter. Sebagai sumur air minum, air tanah dangkal ini ditinjau
dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang cukup tergantung
pada musim.
11
dilalui. Jika melalui tanah kapur, maka air itu akan menjadi
sadah, Karena mengandung Ca (HCO3)2. Jika melalui batuan
garnit, maka air itu akan lunak dan agresif karena mengandung
gas CO2 dan Mn (HCO3).
a. Sistem Distribusi
Continous System,
Intermittent System
12
boros dan apabila terjadi kebocoran maka air yang terbuang
akan menjadi lebih sedikit.
b. Sistem Pengaliran
Sistem Gravitasi
Sistem Pemompaan
Sistem Gabungan
13
dialirkan kejaringan distribusi, baik yang diopersikan secara
bergantian ataupun yang dioperasikan secara bersama – sama.
Sistem Cabang
Kerugiannya :
Keuntungannya :
Pemasangan sederhana.
14
Diameter pipa tergantung konsumen.
Sistem Melingkar
Kerugiaannya :
Keuntungannya :
4. Sistem Perpipaan
15
Pipa Primer Atau Pipa Induk ( Suplai Main Pipe )
Pipa Tersier
16
o kondisi geografis daerah yang akan dipergunakan untuk
jaringan pendistribusian harus mempertimbangkan hal –
hal seperti :
Cash Iron
Jenis pipa ini tahan lama dan cukup keras, tetapi tidak
tahan terhadap tumbukan (mudah pecah). Untuk mencegah
korosi biasanya pipa ini dilapisi dengan coalter, tarepoxi
dan saat ini yang popular adalah dengan melapisi dengan
pelapis semen dibagian dalamnya (sement mobtar lining).
Permukaan mobtar ini bisa halus sekali sehingga faktor
gesekan tidak besar.
17
Ductile Cash Iron
18
temperatur lebih besar dari 500C dan menjadi mudah patah
atau pecah apabila temperatur kurang dari 100C, karenanya
hal tersebut maka pemasangannya perlu ditanam pada
kedalaman yang cukup dan dihindarkan dari panas dan
dingin.
a. Pumping Station
b. Service Reservoir
19
Berdasarkan keadaan topografi, service reservoir dapt terletak
diatas permukaan tanah sebagai “ elevated reservoir “( menara air )
atau dibawah permukaan tanah sebagi “ground reservoir “.
e. Hidran Kebakaran
20
2.1.5 Perlengkapan Pipa
a. Air Valve
Katub udara atau air valve adalah suatu alat yang berfungsi untuk
melepaskan atau mengeluarkan udara dari dalam pipa, biasanya
dipasang pada titik tertinggi pada jalur pipa, untuk jalur pipa datar
yang dipasang dekat dengan gate valve yang tertinggi, selain itu
pemasangan air valve ini dipasang ditempat yang lebih tinggi
dibandingkan dengan elevasi muka air tanah tertinggi. Hal ini untuk
menghindari air tanah masuk kedalam pipa.
b. Stop Valve
Stop valve atau gate valve diperlukan untuk dipasang pada jalur
pipa transmisi dengan jarak maksimum 2000 m (dua ribu meter),
hal ini dimaksudkan agar dalam pemasangan stop valve ini
diletakan sebelum dan sesudah jembatan pipa, siphon dan
penyebrangan jalan pipa.
c. Check Valve
d. Sambungan Pipa
21
sambungan pipa tersebut masih sesuai dengan yang disyaratkan
untuk jenis pipa tersebut. Adapun jenis – jenis sambungan pipa
yang akan dipergunakan adalah :
Sok
Flens
Bend
22
Tee
23
Mulai dari kapasitas pompa, ukuran jaringan perpipaan dan volume
penyimpanan semuanya berhubungan, hal ini tersebut dapat untuk
mengkompensasi kekurangan yang lain. Perkembangan atau
perubahan sistem diatur dan ditentukan untuk kepentingan masyarakat
dengan mengatur fasilitas – fasilitas yang ada, pipa yang lebih besar
untuk mengurangi tekanan pompa dan bak penampung yang lebih
besar untuk menyeimbangkan rata – rata pompa sesuai yang
dikehendaki, perancangan obyektif yang utama adalah penyediaan
hidrolik gradient yang stabil untuk menjaga tekanan yang pantas atau
layak melalui daerah pelayanan (Hammer, 1979 ).
24
BAB III
PERENCANAAN TEKNIS
25
Pada kawasan persemaian satu ini mempunyai data kebutuhan air
4,63 (lt/det).
c. Gedung Pertemuan
Dari data diketahui bahwa Luas gedung pertemuan satu (L) adalah
3185 m2. Untuk mengantisipasi pemakaian air, sumber air tidak
hanya diperoleh dari sambungan rumah, tapi juga dari hidran
umum. Berdasarkan pemakaian air rata-rata per orang setiap hari
suatu bangunan berupa Gedung Pertemuan memiliki Rata-rata
Pemakaian Air Sehari adalah 200 lt/hr. Karena jumlah penghuni
tidak diketahui, maka dalam mencari kebutuhan air dapat
diperkitakan berdasarkan luas lantai efektif. Serta menetapkan
jumlah penghuninya, misalnya 5 sampai 10 m 2 per orang. Dengan
memiliki standar pemakaian air perorang sehari dapat berdasarkan
jenis penggunaan gedung, dan jumlah pemakaian air perhari
seluruh gedung dapat dihitung. Maka dalam perhitungan ini kami
menetapkan jumlah penghuni berdasarkan luas lantai efektif
adalah 10 m2 per orang.
Perhitungan
Diketahui:
o Rata-rata Pemakaian Air = 200 lt/hr
o Luas (L) = 3185 m2
o Standar = 10 m2/ org
o Jumlah penghuni =
3185 m2
10m2/org
=
26
= 319 orang
o Kebutuhan air gedung pertemuan
27
o Kebutuhan air = (jmlh penghuni
kebutuhan SR x tingkat pelayanan) /
jam oprasional
= (207 org x 5 lt/hr x 50%) / 2 jam
= 0,07 lt/det
f. Kantor Satu
Perhitungan
Diketahui:
o Rata-rata Pemakaian Air = 100 lt/hr
o Luas (L) = 857,5 m2
o Jumlah penghuni = 86 org
o Kebutuhan air
28
= (44 org x 100 lt/hr x 80%) / 8 jam
= 0,12 lt/det
h. Kantor Tiga
Perhitungan
Diketahui:
o Rata-rata Pemakaian Air = 100 lt/hr
o Luas (L) = 661,5 m2
o Jumlah penghuni = 66 org
o Kebutuhan air
i. Rumah Karyawan
Pada data awal yang telah diketahui adalah jumlah Rumah
Karyawan sebanyak 68 unit. Suatu bangunan berupa Mes
Karyawan (asrama) memiliki Rata-rata Pemakaian Air Sehari
adalah 250 lt/hr. Untuk mengetahui jumlah yang ada di rumah
karyawan tersebut, maka diasumsikan dalam jumlah penduduk
dalam satu rumah yaitu 5 orang. Dengan data tersebut maka
kita dapat menghitung kebutuhan air yang ada di rumah karyawan
tersebut.
29
o Jumlah Rumah = 68 unit
o Rata-rata Pemakaian Air = 250 lt/hr
o Asumsi = 1rmh = 5 org
o Jumlah penduduk = 340 org
o Kebutuhan air
30
Kebutuhan air = 0,07 lt/det.
b. Kawasan Persemaian II
Kebutuhan air = 0,07 lt/det.
c. Gedung Pertemuan
Kebutuhan air = 0,09 lt/det.
d. Ruang Pamer
Kebutuhan air = 0,07 lt/det.
e. Masjid
Kebutuhan air = 0,43 lt/det.
f. Kantor 1
Kebutuhan air = 0,02 lt/det.
g. Kantor 2
Kebutuhan air = 0,01 lt/det.
h. Kantor 3
Kebutuhan air = 0,01 lt/det.
i. Taman Bermain
Kebutuhan air = 0,12 lt/det.
j. Mess Karyawan
Kebutuhan air = 0,02 lt/det.
Pada mess karyawan, dihitung jumlah sambungan pipa. Hal ini
karena banyaknya unit perumahan yang dialiri air dari hidran
umum. Dalam 100 orang penghuni, memiliki satu buah hidran
untuk digunakan. Jika jumlah penghuni adalah 340 orang, maka
o Jumlah sambungan = jumlah penghuni / 100
= 340 / 100
31
= 3,4 sambungan
= 4 sambungan HU.
Untuk sumber energi sistem pompa, apabila tidak ada listrik dapat
digunakan diesel, namun perlu dipertimbangkan di daerah yang
terpencil akan mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bakar,
maka dapat menggunakan tenaga matahari (solar system).
= D H + å Hf
32
DH = beda tinggi lokasi dimana air akan dipompa.
= efisiensi pompa.
Diketahui :
o Total Head
DH = 285 – 270 = 15 m
åHf
HL = Q1,85 . L
(0,2785xCxD2,63)1,85
(0,2785x120x0,3622,63)1,85
= 0.02476 m.
= 0.002476 m
= 0.027236 m.
33
Total Head = 15 + 0,027236
= 15,027236 m
o Effisiensi pompa = 70 %
o Daya pompa
D = h.Q.H.g
= 194,6 kg m/det.
V = 20 % Qmax * dt
= 319,614 m3.
34
pipa tersier, diperkenankan tapping untuk kepentingan
pendistribusian air ke masyarakat melalui pipa kuarter.
o Resevoir 1
V = 20 % * Qp * dt
= 33,543 m3
o Resevoir 2
V = 20 % * Qp * dt
= 20,873 m3
o Resevoir 3
V = 20 % * Qp * dt
= 347,88 m3
35
Penentuan dimensi pipa
b. Jenis Pipa
c. Kekuatan Pipa
36
pipa PE. Untuk sisi kekuatan ketebalan pipa merupakan faktor
utama. Ketebalan pipa sangat mendukung kekuatan pipa dari
tekanan kolom air.
Terkait dengan aspek kekuatan pipa, pipa PE memiliki karakteristik
sebagai berikut :
37
d. Analisis Hidraulika
Patm
hf Patm
Z1
Z2
referensi
E1 = E2 + hf
p A V A2 p B V B2
Z A+ + +h p =Z B + + +h f
γ 2g γ 2g
dengan :
38
VA dan VB = Kecepatan rerata pada titik A dan B
pA pB
γ dan γ = Tinggi tekanan di titik A dan B
39
kerugian karena gesekan aliran dengan pipa. Sedangkan Minor
Looses (Kehilangan Minor) adalah kerugian aliran pada saat
melewati fitting dan hambatan aliran.
HL = Q1,85 . L
(0,2785xCxD2,63)1,85
Dimana :
Q = debit (m3/dt)
JENIS PIPA C
Pipa besi cor baru 130
Pipa besi cor tua 100
Pipa baja baru 120- 130
Pipa baja tua 80 -100
Pipa dengan lapisan semen 130 – 140
Pipa dengan lapisan ter arang baru 140
40
Sumber : Soenarno, 2005
e. Dimensi Pipa
Perhitungan Pipa
Pipa 1
Diketahui
A =Q/V
= 0,0308 m2.
4A 4 x0,0308
D= √∏ = √ 3,14
D = 0,198 m.
41
Pipa 2 – Pipa 9
Diketahui
A =Q/V
= 0,0335 m2.
4A 4 x0,0335
D= √∏ = √ 3,14
D = 0,2065 m.
Pipa 10 – Pipa 19
Diketahui
A =Q/V
= 0,0065 m2
42
4A 4 x0,0065
D= √∏ = √ 3,14
D = 0,0909 m.
Pipa 20 – Pipa 25
Diketahui
A =Q/V
= 0,002 m2
4A 4 x0,002
D= √∏ = √ 3,14
D = 0,0504 m.
f. Kehilangan Tekanan
43
sambungan, belokan, katup, sisi keluar, dan sisi masuk pipa, maka
akan terjadi kerugian head. Besarnya kerugian ini tergantung pada
kecepatan aliran dan jenis perubahan geometrinya.
a) Pada pipa 1
Diketahui
Q = 0,0185 m3/det
Koefisien Hazen William = 120
L ( panjang pipa ) = 182 m
Diameter pipa = 0.198 m
HL = Q1,85 . L
(0,2785xCxD2,63)1,85
(0,2785x120x0,1982,63)1,85
= 0,24965 m
= 0.024965 m
= 0.274615 m
44
b) Pada pipa 2 – pipa 9
Diketahui
Q = 0,0201 m3/det
Koefisien Hazen William = 120
L ( panjang pipa ) = 346 m
Diameter pipa = 0,02065 m
HL = Q1,85 . L
(0,2785xCxD2,63)1,85
HL = 0.02011,85 x 346
(0,2785x120x0,020652,63)1,85
= 60145,153 m
= 6014,5153 m
= 66159,668 m
Diketahui
Q = 0,0039 m3/det
Koefisien Hazen William = 120
L ( panjang pipa ) = 793 m
Diameter pipa = 0,0909 m
45
HL = Q1,85 . L
(0,2785xCxD2,63)1,85
(0,2785x120x0,09092,63)1,85
= 4,9 m
= 0,49 m
= 5,39 m
Diketahui
Q = 0,0012 m3/det
Koefisien Hazen William = 120
L ( panjang pipa ) = 522 m
Diameter pipa = 0,0504 m
HL = Q1,85 . L
(0,2785xCxD2,63)1,85
(0,2785x120x0,05042,63)1,85
= 6,4275 m
46
Minor Looses adalah 10 % dari mayor looses, jadi :
= 0,64275 m
= 7,07022 m.
47
LAMPIRAN
Gambar Reservoir
Gambar Pompa
48
49