Anda di halaman 1dari 9

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat

Tempat penelitian berada di Sungai Bila yang berhulu di Desa

Tanatoro, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidenreng Rappang hingga

bermuara di Danau Tempe, Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo,

Sulawesi Selatan. Sungai Bila terletak di 3°53’35’’ - 4°03’57’’ LS dan

120°00’09’’ - 119°59’11’’ BT.

Gambar 3.1. Lokasi Penelitian

50
3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari 2020 hingga

bulan Mei 2020.

Jan Feb Mar April Mei


No Jenis Kegiatan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Proposal
2 Seminar Proposal
3 Penyusunan Kuesioner
4 Penyebaran Kuesioner
5 Pengumpulan Data
6 Tracking Sungai
7 Pengolahan Data
8 Analisis dan Pembahasan
9 Bimbingan Skripsi
10 Seminar Hasil

Tabel 3.1. Waktu Penelitian

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat Peneltian

Peralatan yang digunakan meliputi :

a. Meteran gulung (Pita Ukur)

b. Tracker (Alat Global Positioning System)

c. Alat pengukur utama (Total Station)

d. Alat transportasi dan pengukurannya

e. Kamera untuk keperluan dokumentasi penelitian

f. Laptop (kebutuhan software HEC – RAS, SpiceLogic, dan Microsoft

Excel) berfungsi dalam mengumpulkan dan mengolah datanya

51
3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan yang dimaksud dalam penelitian adalah data – data yang diperlukan

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer

Penelitian ini diperoleh dari hasil inventarisasi di lapangan melalui

proses pengamatan langsung beserta hasil wawancara. Data primer

yang diperlukan pada penelitian ini yaitu data kondisi lintang (cross)

dan memanjang (long) dari sungai Bila. Data ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan konfigurasi

normalisasi sungai dengan penerapan skala prioritas.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-

data yang didapatkan dari literatur dan instansi-instansi terkait seperti

Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang, Dinas

Pengelolaan Sumber Daya Air, dsb. Beberapa jenis data juga akan

dibutuhkan, seperti data debit sungai, data klimatologi, data curah

hujan, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Tinjauan dilakukan di Sungai Bila, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten

Sidenreng Rappang. Bentuk metode penelitian yang digunakan adalah sebagai

berikut:

52
3.3.1 Tahap Persiapan

Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan berbagai keperluan atau

perlengkapan penelitian seperti formulir dan angket/kuesioner melalui

proses brainstorming sebelumnya yang berfungsi untuk mengumpulkan

informasi, GPS untuk tracking, Total Station untuk pengukuran data cross

dan long dari sungai, kamera sebagai alat dokumentasi, laptop dengan

software tertentu (HEC-RAS, SpiceLogic, serta Microsoft Office Project)

untuk keperluan pengolahan data serta peralatan penunjang lainnya.

3.3.2 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Metode Literatur

Yaitu mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis, dan

metode kerja yang digunakan. Selain itu, harus dilakukan

pengkoordinasian waktu dalam pengambilan data kepada instansi

terkait, dengan tujuan memberikan kesiapan bagi para responden

dalam memberikan informasi.

b. Metode Observasi

Melakukan survey langsung ke lapangan, agar dapat mengetahui

kondisi real di lapangan dengan cara pengukuran-pengukuran yang

akan dilakukan sehingga diperoleh gambaran sebagai pertimbangan

dalam pengolahan data nantinya.

53
c. Metode Wawancara

Metode ini bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan melalui

wawancara terhadap pihak-pihak narasumber.

Data-data yang diperlukan adalah:

1. Data curah hujan

2. Data topografi

3. Data debit sungai

3.3.3 Metode Pengolahan Data

Metode untuk melakukan analisa skala prioritas pelaksanaan

normalisasi sungai dilakukan dengan mengidentifikasi kondisi sungai saat

ini. Objek sungai yang diteliti adalah sepanjang 10 km. Hasil pengukuran

di lapangan kemudian dianalisis menggunakan software HEC-RAS

sehingga akan tampak gambaran sungai sesuai ukuran. Selanjutnya untuk

konfigurasi perancangan normalisasi sungai, dilakukan berdasarkan

PERMEN PUPR no. 26/PRT/M/2015 tentang Pengalihan Alur Sungai

Dan/Atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai. Kemudian, untuk penentuan

skala prioritas terhadap konfigurasi normalisasi sungai dilakukan analisis

AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan menyertakan data-data baik

dari hasil wawancara dengan pihak terkait, maupun yang berasal dari data

sekunder lainnya.

3.4 Teknik Analisa Data

Pada tahap ini, dilakukan beberapa tahapan analisa, yaitu :

54
3.4.1 Pemodelan Profil Muka Air Banjir Menggunakan Program HEC - RAS

Analisa profil muka air menggunakan program HEC-RAS meliputi

langkah-langkah sebagai berikut:

- Mengumpulkan data penampang sungai berupa data potongan

memanjang dan potongan melintang sungai Bila

- Setelah data penampang sungai sudah ada dan juga data debit banjir

rencana maka selanjutnya data tersebut diinput dalam program HEC-

RAS versi 5.0.5 kemudian di olah.

- Menjalankan running pada program HEC-RAS setelah semua data

dimasukkan

- Hasil dari olahan data tersebut adalah gambaran mengenai tinggi

elevasi muka air sungai untuk mengetahui apakah debit banjir

rancangan masih bisa ditampung oleh sungai Bila atau tidak.

3.4.2 Perencanaan Normalisasi Sungai

- Ketika sungai Bila tidak bisa menampung debit banjir maka salah satu

pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan

normalisasi sungai. Normalisasi sungai dapat dilakukan beberapa cara,

baik pelebaran sungai dan pembetonan, pengerukan tanah sungai,

pembuatan krib, pembuatan tanggul, ataupun mendirikan bangunan

pengendali banjir.

- Mendesain perencanaan normalisasi sungai pada HEC-RAS sehingga

akan terlihat diferensi antara penampang eksisting sungai dan hasil

perencanaan normalisasi sungai.

55
3.4.3 Konfigurasi Normalisasi Sungai

- Setelah dilakukan pemodelan normalisasi sungai pada HEC-RAS,

dilakukan konfigurasi mengenai urutan-urutan pekerjaan normalisasi

sungai yang akan dilakukan dalam merealisasikan perencanaan

tersebut.

- Hasil konfigurasi normalisasi sungai nantinya akan diinput ke dalam

software berbasis AHP, yaitu SpiceLogic untuk penyusunan prosedur

pelaksanaan berdasarkan skala prioritas

3.4.4 Pemodelan Skala Prioritas Normalisasi Sungai

- Pada langkah ini, luaran-luaran dari normalisasi sungai dimasukkan ke

dalam software berbasis AHP untuk selanjutnya diolah.

- Software akan memroses skala prioritas berdasarkan resiko-resiko

yang ada pada setiap item-item yang dimasukkan.

3.4.5 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

- Menghitung volume item pekerjaan setelah mendapatkan gambar

perencanaan tanggul.

- Menyiapkan data harga satuan upah, bahan, dan peralatan sesuai tahun

anggaran.

- Membuat analisa harga satuan yang didalamnya terdapat angka yang

menunjukkan jumlah material, tenaga, dan biaya per satuan pekerjaan.

- Menghitung harga satuan pekerjaan setiap item pekerjaan

- Membuat rekap rencana anggaran biaya.

56
- Setelah rekapitulasi RAB selesai, kemudian melihat apakah rencana

anggaran biaya yang diestimasi sudah bernilai ekonomis. Jika belum,

maka kembali melihat pemodelan skala prioritas normalisasi sungai.

57
3.5 Bagan Alir Penelitian

MULAI

Studi Pendahuluan :
 Survey Lokasi
 Merumuskan Masalah
 Menentukan Tujuan dan Batasan
Masalah
 Studi Pustaka

Survei Pendahuluan
 Menentukan waktu pengambilan data
 Menentukan teknik pengumpulan data

Pengambilan Data

Data Primer Data Sekunder


 Debit Sungai
 Kondisi Lintang (Cross)
 Memanjang (Long)  Curah Hujan
 Topografi, dll

Analisa Hidrologi

Pemodelan Profil muka Air Banjir


menggunakan HEC-RAS

Perencanaan Normalisasi Sungai

Pemodelan Skala Prioritas


Normalisasi Sungai
TIDAK

Perhitungan Rencana
Anggaran Biaya (Ekonomis)

YA

Kesimpulan dan Saran

SELESAI

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian

58

Anda mungkin juga menyukai