Anda di halaman 1dari 33

BAB III

METODOLOGI STUDI

3.1 Umum

Bab Metodologi Studi ini menguraikan tentang cara kerja dan

tahapan dalam penelitian yang dilakukan dalam penyusunan karya


ilmiah ini. Pengumpulan data lapangan yang dilakukan berfungsi
sebagai representasi dari keadaan sebenarnya di lapangan yang
bervariasi. Bab ini akan menjelaskan tentang prosedur dalam
melakukan studi yang menjadi topik laporan tugas akhir ini.
Semua ini dilakukan agar data – data yang menunjang studi
tentang permasalahan ini dapat tersusun rapi dan sistematis sehingga
tujuan studi ini dapat tercapai. Metodologi pelaksanaan studi
meliputi :
1. Persiapan penelitian yang meliputi studi literatur mengenai topik
– topik yang sekiranya berhubungan dengan arah tujuan studi ini.
2. Metode pengumpulan data yang mencakup data lapangan dan
data obyek studi (jalan rel).
3. Metode analisis data yang akan digunakan dalam studi.

Hal – hal yang akan dibahas antara lain adalah pembahasan


mengenai data yang diperlukan, pemilihan lokasi studi, prosedur
dalam pengumpulan data lapangan, prosedur penyajian data dan
beberapa rekapitulasi data yang diperoleh dari survey lapangan.
Metodologi ini diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan,
terutama karena dibutuhkan waktu, tenaga, serta biaya ketika
melakukan survey lapangan.
Secara umum program kerja dapat dilihat pada flowchart
yang terdapat pada Gambar 3.1. Skema tersebut menjelaskan
gambaran menyeluruh terhadap urutan pengerjaan tugas akhir ini
yang dilakukan secara teratur dan sistematis
Mulai

Identifikasi Masalah dan


Penentuan Tujuan

Studi Pustaka
Literatur, Perjana, Reglemen
- UU Perkeretaapian

Pengumpulan Data

Data Sekunder Data


Primer
- Frekuensi Lalu Lintas - Data Material Jalan Kereta Api
KA - Wawancara Dengan Ka. Distrik
- Frekuensi Pemeriksaan

Pengolahan Data
- Validasi Data
- Perhitungan Data

Analisis Data

Kesimpula
n Dan
Saran
Selesai
Gambar 3.1. Flowchart Pembuatan Tugas Akhir.

Identifikasi masalah dilakukan dengan mengambil fokus pada


permasalahan pemeliharaan jalan kereta api yang dibatasi pada
prasarananya, konstruksi jalan rel yaitu material jalan kereta api
dalam pelaksanaan pemeliharaan.
Langkah kedua adalah melakukan studi pustaka untuk
mengumpulkan informasi tertulis mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan sistem pemeliharaan jalan kereta api, sehingga
penulis mendapatkan gambaran mengenai pemeliharaan dan
perbaikan jalan kereta api. Studi pustaka lebih diarahkan pada
tinjauan makalah, jurnal, artikel, undang –undang perkeretaapian
mengenai pemeliharaan jalan kereta api serta standar pedoman
pemeliharaan jalan kereta api di Indonesia, text book, dan juga
media lainnya.
Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data primer dan
data sekunder yang didapat dari hasil survey data dan wawancara
dengan pihak – pihak yang terlibat langsung dengan pemeliharaan
jalan kereta api yang ditinjau. Penggunaan wawancara disini
berfungsi untuk mengantisipasi keterbatasan komunikasi yang
mungkin terjadi dengan kalangan tertentu serta meningkatkan
tingkat validitas dari survey data.
Target data yang dibutuhkan adalah pemeliharaan pada jalur
lintas duri – tangerang, Distrik 13.C Tangerang. Sehingga penulis
berasumsi bahwa PT. Kereta Api setidaknya mengetahui peraturan
pemerintah mengenai pemeliharaan dan mempunyai sistem
pemeliharaan kereta api. Data yang diperlukan antara lain adalah
frekuensi lalu lintas KA, Frekuensi pemeliharaan, data Total Quality
Index (TQI) dan inventaris material jalan kereta api serta faktor –
faktor yang dapat mempengaruhi proses pemeliharaan dilapangan.
Dalam penelitian tugas akhir ini, jalur lintas yang menjadi
obyek penelitian adalah jurusan duri – tangerang masuk dalam
Distrik 13.C Tangerang yang berlokasi di provinsi DKI Jakarta dan
Banten.
Dari informasi yang diperoleh, kemudian dilakukan
rekapitulasi dan pengolahan data pemeliharaan dengan
menggunakan statistik deskriptif.
Metode ini menggunakan data kualitatif berupa kata, kalimat,
ataupun gambar, dan disajikan dalam bentuk tabularis dan grafik.
Dengan digunakan metode ini diharapkan data dapat menjadi
lebih mudah dibaca dan dipahami. Selanjutnya data dianalisis dan
diambil hubungannya antara satu data dengan data yang lainnya
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan mengenai sistem
pemeliharaan jalan kereta api beserta faktor – faktor yang
mempengaruhi dalam pemeliharaan jalan kereta api secara
keseluruhan.
Dari kesimpulan yang diambil ini, penulis kemudian
memberikan saran baik untuk pemeliharaan yang lebih optimal,
maupun untuk keperluan penelitian di masa yang akan datang.
Secara lebih singkat, tahapan – tahapan dalam program kerja
pembuatan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah dengan mengambil fokus pada
pemeliharaan jalan kereta api pada jalur lintas jarusan duri –
tangerang.
2. Melakukan studi pustaka untuk mengumpulkan informasi tertulis
mengenai studi pemeliharaan jalan kereta api.
3. Melakukan studi lapangan dengan cara survey data pada instansi
terkait dan wawancara dengan pihak – pihak yang terlibat
langsung dalam pemeliharaan jalan kereta api yang sedang
ditinjau.
4. Mengolah data yang diperoleh dari studi lapangan yang
dilakukan dan menyajikan data tersebut melalui berbagai bentuk
tabel dan grafik yang dapat mempresentasikan keadaan lapangan
sebenarnya.
5. Analisis data dari hasil pengolahan data untuk dianalisis apakah
kebutuhan material dan pelaksanaan pemeliharaan sudah cukup
memadai. Hal ini dapat dilihat apakah dalam pelaksanaannya,
dengan sumber daya, peralatan dan sistem perawatan yang ada
dapat memenuhi kebutuhan sehingga tidak terjadi backlog.
6. Mengambil kesimpulan dari hasil analisa data yang diperoleh
dan memberikan saran baik untuk pemeliharaan yang lebih
optimal, maupun untuk keperluan penelitian di masa yang akan
datang.

3.2 Persiapan Penelitian


Sebelum melakukan studi lapangan, penulis perlu melakukan
beberapa persiapan. Persiapan yang dilakukan meliputi studi pustaka
dan survey data dan wawancara. Penjelasan mengenai persiapan
penelitian akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Studi literatur

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, studi pustaka lebih


diarahkan pada tinjauan makalah, artikel pada jurnal, undang –
undang perkeretapian mengenai pemeliharaan jalan rel serta
standar pedoman pemeliharaan, text book, dan juga media
lainnya untuk mengumpulkan informasi mengenai sistem
pemeliharaan jalan kereta api.
2. Pengumpulan dan Pengolahan Data, sebagai berikut :

a. Pengumpulan data dengan survey data pada instansi terkait,


bertujuan untuk mengetahui sistem pemeliharaan jalan
kereta api yang sedang dikerjakan.
b. Wawancara, bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor
yang mempengaruhi sistem pemeliharaan jalan kereta api.
c. Pengolahan data di lakukan dengan metode statistik
deskriptif, metode statistik ini memberikan penyajian dan
analisa secara deskriptif yang sederhana dan mudah
dipahami.
3. Menganalisa dan perhitungan pemeliharaan jalan kereta api.

3.3 Pengumpulan Data

Pada pelaksanaannya, penulis melakukan pemgumpulan data


dengan cara mendatangi langsung ke instansi terkait, dengan
mengajukan permohonan izin untuk survey data kepada kantor pusat
DAOPS 1 Jakarta.
Data – data yang diperlukan untuk analisis antara lain :

a. Data primer meliputi, yaitu :

1. Data material jalan rel.

2. Wawancara dengan Ka.Distrik.


b. Data sekunder meliputi, yaitu :

1. Frekuensi lalu lintas KA (Jadwal perjalanan kereta api).

2. Frekuensi pemeriksaan.

3. Data Track Quality Index (TQI) dari kereta ukur (terlampir).

Dimana Distrik 13.C Tangerang mempunyai batas wilayah


pemeliharaan sepanjang di mulai dari Sta.0+600 km s/d Sta.19+293
km.

Sta.Bojong Indah 7 Sta.Duri 0 +


+ 713 KM 000 KM

Sta.Poris Indah Sta.Rawa Buaya 9


13 + 949 KM + 241 KM 0 + 600 KM

Sta.Batu Ceper
15 + 776 KM
Sta.Pesing 3 + 680 KM

StaKalideresSta.Grogol
11 + 440 KM1 + 881 KM

Sta.Tangerang
19 + 293 KM
3.4 Pengolahan Data

3.5.1 Validasi Data

Setelah melakukan kunjungan lapangan, dan wawancara ke


lokasi pemeliharaan dan peningkatan jalan rel, data dan informasi
yang diperoleh kemudian direkapitulasi dan ditetapkan untuk diolah
dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan barchart dengan tujuan
agar mudah dibaca dan dipahami.
3.6 Proses Pemeliharaan

Jumlah setiap tipe pekerjaan yang akan dicapai dengan


memakai personil yang tetap (seperti banyaknya perincian yang
dimungkinkan) yang merupakan rencana kerja. Jadwal pekerjaan
yang diambil sebagai perhitungan untuk luasnya daerah pekerjaan
prioritas dan hal – hal lain seperti waktu penyerahan material,
kondisi iklim yang sesuai, kesepakatan pelaksanaan untuk waktu
kosong antara kereta – kereta dan pembatasan kecepatan.
Material yang akan dipakai untuk perawatan jalan rel sesuai
kebutuhan yang tepat dari material, ini memungkinkan untuk
perkiraan dan
kontrol anggaran perawatan, dan untuk revisi yang disesuaikan
rencana sebenarnya serta kemampuan yang benar – benar tersedia.
Tahapan awal yang dilakukan dalam melaksanakan
penanganan pemeliharaan adalah mengidentifikasi jenis asset yang
akan dipelihara. Tahap selanjutnya adalah melakukan inspeksi
terhadapa asset – asset yang akan dipelihara. Berdasarkan data –
data tersebut kemudian dilaksanakan rekapitulasi terhadap semua
jenis kerusakan yang diperoleh.

PEMELIHARAAN
JALAN REL

START

PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI

PERBAIKAN

Gambar 3.4. Diagram Alir Pemeliharaan Jalan Rel.

3.6.1 Pemeriksaan Jalan Rel

Pemeriksaan jalan rel dapat dilaksanakan dengan :

1. Jalan kaki.

Untuk mandor (juru jalan KA) setiap hari jalan kaki


seluruh wilayahnya ( 6 km). Untuk DK, setiap hari jalan
kaki maksimal
 6 km (satu daerah regu atau 1 petak jalan dalam 1 bulan
 144 km (26 hari) atau 6 kali sebulan seluruh daerahnya.
Untuk SK, sekali dalam 6 minggu untuk seluruh
wilayahnya ( 96 km) jadi 2 hari sekali sepanjang  6 km
(satu petak jalan). Petugas pemeriksaan jalan kaki harus
membawa bentuk check list dan buku catatan.
Semua temuan supaya dicatat yang perlu diperiksa dalam
jalan kaki ialah :
- Bangunan atas, rel , alat penambat, bantalan, balas
segala kerusakan dan kekurangannya dicatat dan yang
sudah bahaya segera ditindak lanjuti.
- Bangunan bawah, badan tanah, drainase, selokan,
bangunan hikmat, gejala longsoran lereng, dll.
- Batas tanah perumka, pagar – pagar, piket – piket,
gardu, tanda – tanda, semboyan yang dipasang, dll.
- Pekerjaan regu JPJ dan JPL.

- Pekerjaan – pekerjaan yang dikerjakan pihak ketiga oleh


pemborongan dalam wilayah batas tanah perumka.

2. Lori (lori sepeda, lori motor).

Pemeriksaan dengan lori objeknya sama dengan jalan kaki


tapi waktunya terbatas, jadi hanya untuk pemeriksaan yang
perlu saja.

3. Dengan kereta api ( lokrit dan borderesrit).

a. Lokrit dengan menggunakan KA Ekspres yang


berhentinya hanya stasiun besar saja.
Cara lokrit :

- Tulis nama jabatan dilaporan harian masinis (LMH).

- Pemeriksaan daftar semboyan di LMH.

- Cacat di laporan lokrit nomor lokomotif, nomor KA,


antar petak jalan apa, cocokan dengan daftar semboyan
di lintas.
- Perhatikan orang regu kerja, PJL, JPJ, JPTW dan
tenaga lain yang di tugaskan merawat jalan rel.
- Catat goyang – goyangan dengan kode – kode /
singkatan : A : Genjotan (vertikal)
B : Goyangan / siklu
C : Listringan
(horizontal) x : Keras
xx : Lebih keras
xxx : Keras sekali dan berbahaya harus segera
diperbaiki dan langsung di informasikan ke
regu perawatan.
WS : Wesel

LK : Lengkung

P : Plat sambung
JPL : Jalan
perlintasan
b. Bordesrit hamper sama dengan lokrit tetapi yang dicatat
dan obyeknya lebih luas. Dalam bordesrit dapat dicatat
alat penambat kendor, pandangan bebas perlintasan,
tanah perumka yang ditempati pihak lain.

4. Dengan kendaraan lain : mobil, bus, sepeda dan sepeda


motor. Pemeriksaan dengan kendaraan lain hanya
dilakukan dalam hal yang mendesak dan obyeknya tertentu
yang mudah dijangkau dengan kendaraan, seperti :
pemeriksaaan wesel, lengkung, pekerjaan pemborong, dll.

5. Pemeriksaaan dengan KA ukur.

Alat ukur track di PT. Kereta Api ada beberapa macam :


Yoshidha portable jepang, matrack portable inggris dan
alat ukur blok. Macam – macam KA ukur : Ka ukur
accelerometer ditarik lokomotif, KA ukur hitachi ditarik
lokomotif dan KA ukur EM_120 buatan plasser dan theure
Austria biasa.
Kereta Api Ukur menghasilkan ukuran kerusakan jalan rel
antara lain :
- Angkatan rel kiri dan kanan.

- Skilu, perbedaan tinggi pada 2 titik jalan rel dengan jarak 3 m.

- Lebar sepur.

- Pertinggian lengkung
- Listringan rel kiri dan kanan.

Yang dimaksud dengan kerusakan di atas ialah ukuran -


ukuran yang melebihi toleransi harus segera diadakan
perbaikan.
Persiapan perawatan jalan rel sebelum KA ukur lewat,
sebagai berikut :
a. Timbang jalan rel dengan water pas rel pada setiap 3 m.
diluruskan timbangan harus 0, dilengkung sesuai
dengan pertinggian yang ditentukan.
b. Pecoki tempat – tempat yang diangkat / ditimbang
persis dibawah bantalan dibawah rel ± 20 cm kiri kanan
rel.
c. Pecok padat ditempat sambungan rel, dipangkal
jembatan, dipangkal jalan perlintasan, pada lidah ada
jarum wesel.
d. Luruskan rel kearah horisontal dengan listringan
memakai mistar benang nilon.
e. Uji jalan rel dengan lokrit / bordesrit seiring mumgkin,
jalankan mactrack / yoshida sebelum dijalankan KA
ukur.
f. Ulangi, perbaiki tempat – tempat yang masih goyang / genjot.

g. Perbaikan – perbaikan harus sudah selesai minimal 3


hari sebelum KA ukur lewat dengan maksud untuk
pemamtapan, kecuali terjadi goyangam keras harus
segera diperbaiki.

6. Pemeriksaan dengan KA Inspeksi (KAIS) oleh Direksi.

Biasanya setiap tahun minimal satu kali direksi mengadakan


inspeksi keseluruh lintas KA khususnya (bagian belakangnya
transparan / ditutup kaca). Persiapan kais hamper sama
dengan persiapan KA ukur ditambah dengan memperhatikan
K3 disekitar jalan rel yaitu : bersih dari rumput, selokan
diperbaiki, bangunan hikmat dilebur, pagar – pagar dan batas
tanah diperbaiki, piket – piket km/hm, tanda –tanda, rambu –
rambu, semboyan – semboyan dicat lagi sehingga dapat
terbaca dengan jelas.
Pandangan bebas jalan perlintasan diperhatikan, babat dan
tebang bila ada yang menghalangi ruang bebas pandang.
Persiapkan laporan checklist, daftar pemeriksaan lengkung,
bangunan hikmat, jalan perlintasan, wesel dan bangunan
dinas.
Persiapkan juga daftar / grafik lokrit, KA ukur, bosderit daftar
taspat, daftar material, daftar alat – alat, tenaga regu : penjaga
jalan perlintasan, juru periksa jalan rel, dll.

3.6.2 Perbaikan Genjotan Disambungan (Aligment Track)

Gambar 3.5. Perbaikan Genjotan Disambungan

Langkah – langkahnya :

1. Bila rel depect, tambal dengan las

2. Angkatan dilebihkan 2 – 3 mm

3. Pecok padat dari 4 arah


4. Balas kotor dikuras

5. Ganti dengan balas cersih

6. Alirkan ke sisi kanan kiri, jangan ada air dibawah bantalan

7. Ganti bantalan yang pecah atau lapuk (rusak)

8. Kerasi alat penambat

Cara pemecokan biasa (manual)

Gambar 3.6. Pemecokan berpasang – pasangan.


3.6.3 Memelihara Jalan Kereta Api

Untuk check list kebutuhan peralatan, sebagai berikut :

1. Periksa daftar hadir / rencana kerja mingguan (D.140)

2. Check alat – alat regu :

2 Bendera merah

3 Bendera
hijau 2/4
Dongkrak
6 Pacul

4 Dandang

2 Arit

1 Kunci Inggris

4 Kunci dop, panpuler, palu, bor bantalan (menurut kebutuhan)

4 Linggis perjana

2 Waterpass rel

2 Mall sepur

2 Skop

1 Gergaji rel, bor rel dll.

1 Mistar angkatam lengkap dengan nylon 30 m (teriping


angkatan)
2 Garuk (garpu) balas

2 Pengki balas dari seng / bambu

1 Set lengkap mesin pecok (untuk regu mekanik)

1 Handy talkie untuk regu mekanik

1 Lori lontrok (endel)


a). Pekerjaan Angkatan, langkah – langkahnya :

1. Kerasi alat – alat penambat

2. Tentukan titik tinggi sebagai pedoman

3. Angkat sesuai kebutuhan dengan menggunakan


benang (pengorekan sesuai kebutuhan yang
berlaku)
b). Pekerjaan Listringan Angkatan, langkah – langkahnya :

1. Kerasi alat – alat penambat


2. Mengukur lebar sepur yang melebar / menyempit dibetulkan

3. Tentukan salah satu rel sebagai pedoman

4. Mengukur besarnya geseran

5. Gorek ujung bantalan sesuai arah lestrengan

6. Melistring dengan benang dan mistar

c). Pekerjaan Ganti Bantalan, langkah – langkahnya :

1. Balas disamping bantalan digorek secukupnya


sedalam 5 cm dari dasar bantalan tembus kesamping
2. Bantalan baru disiapkan ditepi dan di boor sebelah
dan diter seluruhnya
3. Bantalan yang akan diganti penambatnya dilepas
kemudian bantalan dikeluarkan
4. Bantalan baru dimasukkan ketempat yang telah
ditentukan, penambat dipasang untuk rel sebelah /
kerasi penambat
5. Pasang sepur mall/lebar sepur sesuai ukuran siku kepala rel

6. Bor bantalan untuk rel sebelah

7. Penambat pasang dan kerasi.

8. Dandangi sampai padat dan cek dengan timbangan

9. Balas masukan dan profil

10. Bantalan bekas angkut ke emplasemen setasiun


terdekat

d). Pekerjaan Ganti Rel, langkah – langkahnya :


1. Diawasi oleh Kepala Distrik

2. Pasang semboyan 3

3. Rel yang diganti di ukur tepat, perhitungkan siarnya

4. Rel untuk gantinya siap disamping dengan ukuran


tepat sama dengan yang diganti
5. Bongkar rel yang akan diganti
6. Pasang rel pengganti tersebut lengkap dengan alat penambat

7. Selesai penggantian lapor pada Kepala Satsiun atau


cabut semboyan 3 dengan telegram (oleh Kepala
Distrik)
8. Rel bekas angkut ke stasiun terdekat

9. Dalam mengganti rel laksanakan diantara KA-KA

e). Pekerjaan Rel Putus (untuk sementara), langkah – langkahnya :


1. Gorek balas tepat dibawah rel yang putus

2. Memasang bantalan dibawah rel yang putus

3. Memasang alat penambat tepat pada rel yang putus

4. Padatkan kedudukan bantalan tersebut

f). Pekerjaan Alat Penambat, langkah – langkahnya :

1. Penambat yang dol pada bantalan kayu

2. Penambat dilepas

3. Membuat lubang bor baru (sebelumnya bor lama ditumbeng)

4. Lubang bor lama ditumbeng (tumbeng bor lama harus


di teer)
5. Penambat dikerasi

6. Mengganti alat penambat pada bantalan kayu

7. Penambat lama dilepas

8. Penambat diteer

9. Pasang penambat / kerasi (ukur lebar


sepur)

g). Pekerjaan Balas Kotor, langkah –


langkahnya :
1. Gorek balas sedalam 5 sm dibawah bantalan buat
miring kesamping tembus kanan/kiri tubuh ban
2. Balas dikeluarkan kesamping tubuh ban

3. Balas kotor di ayak dan masukkan balas yang bersih ke


tubuh ban sesuai profil
h). Pekerjaan Tubuh Baan, langkah – langkahnya :

1. Tumbuh – tumbuhan yang tinggi dibabat

2. Cabut rumput

3. Tubuh ban yang longsor diperbaiki dan dibuat tangga –


tangga
4. Kantong balas

5. Badan tanah digali sedalam / sampai kantong balas


selebar 50 cm sampai tembus keluar tubuh ban dan
dibuat miring
6. Galian diisi batu – batu belah dan dilapisi ijuk
(merupakan drainase) secukupnya
7. diatasnya diisi balas kemudian didandang sampai padat.

8. Sesuai dengan profil balas.


i). Pekerjaan Pembuangan Air (Selokan), langkah – langkahnya :

1. Gali selokan dari tempat yang tinggi

2. Galian disesuikan dengan kemiringan selokan


yang ditentukan
3. laksanakan galian selokan sebelum musim hujan
permulaan turun (tiap – tiap tahun)
j). Pekerjaan Rambu / Piket, langkah – langkahnya :

1. Periksa piket – piket kilometer boog board dan patok –


patok batas tanah, andreas kruis semboyan 35
2. Bila ada yang hilang segera diganti

3. Cat yang warnanya sudah kabur / pudar, untuk diperbaharui

4. tanda – tanda perlintasan, pemandangan masinis

k). Pekerjaan Jembatan / Terowongan, langkah – langkahnya :

1. Periksa jembatan atau terowongan

2. Bersihkan kotoran – kotoran (rumput dan sebagainya)

3. Bila terjadi perubahan pada jembatan / terowongan


segera laporkan pada Kepala Distrik
4. Peninjauan sungai / kali yang ada disekitarnya

5. Perubahan dan penampang aliran sungai / kali.

l). Pekerjaan Semboyan 2A, 2B, 2C, langkah – langkahnya :

1. Pasang 100 m dimuka dan 100 m dibelakang bagian


yang dilindungi semboyan tersebut
Pasang 100 m kanan atau kiri dari tempat yang
dilindunginya dan 200 m kemuka atau kebelakang
pasang semboyan 2A pasang 100 m kanan atau kiri
dari tempat yang dilindunginya dan 200 m dari tempat
tersebut didahului semboyan 2B dan 200 m dari tempat
ini didahului lagi semboyan 2A, pemasangan
semboyan 3 dalam keadaan mendadak 500 m kanan kir
dari tempat yang dilindungi kalau tidak mendadak
dipasang diawali dengan semboyan 2a, 2B seperti
pemsangan semboyan 2C.
m). Pekerjaan Pemecokan, langkah – langkahnya :

a. Pemecokan manual
1. Mengorek balas 20 cm kiri kanan rel bersilangan untuk
pemecokan sampai 5 cm dibawah bantalan
2. Ukur rel dengan teropong / mistar angkatan dengan
benang nylon, ukur pertinggian dengan waterpas rel
3. Pasang dongkrak tiap 6 bantalan atau 3 m’

4. Pecok oleh 4 orang untuk sebuah bantalan secara


bersilangan sesuai lubang gorekan diatas arahkan daun
pecok persis ke bawah bantalan dibawah rel
5. Cek kepadatan pemecokan dengan dipukul dengan
linggis atau dipecok yang tumpul.
b. Pemecokan dengan Mesin Pecok Ringan (HTT)

1. Siapkan / hidupkan genset 15 menit sebelum


pemecokan dimulai cek oli dan BBM sebelum mesin
dihidupkan, besarnya gas mencapai tegangan 220 volt
2. Letakan genset ditengah lokasi pekerjaan diluar bebas
dan tempat yang rata, uraikan kabel – kabel dalam
posisi yang aman cara menghidupkan harus satu
persatu tidak boleh sekaligus
3. Siapkan lokasi pecokan ditempat yang balasnya cukup
minimal 5 cm dibawah bantalan
4. Angkatan dengan dongkrak diukur dengan timbangan
rel, mistar angkatan atau teropong angkatan
5. Pecok secara berpasangan berhadap – hadapan 4 pecok
sekaligus dioperasikan dalam satu bantalan, lamanya
±2 menit/bantalan pecokan dimulai dari dekat rel
dengan jarak dari rel paling ajauh 40 cm meletakkan
daun pecok berjarak 7 cm dari sisi bantalan
6. Bila angkatan tinggi lebih dari 25 mm maka pecokan
harus bagian bantalan sebelah luar rel dulu kemudian
sebelah dalam sisi rel.
7. Cek hasil pemecokan dengan dipukul – pukul dengan linggis

8. Ulangi pecokan bila belum padat cek dengan


timbangan dan sawangan
9. Diharapkan hasil pecokan HTT tahan sampai dengan 6 bulan

1 2

1 2

3 4

3 4

Gambar 3.7. Pecokan HTT

c. Pemecokan dengan Mesin Berat (MTT)

1. Pengoperasian MTT ditentukan oleh Kasi jalan rel dan


jembatan atas usulan Kepala Seksi / Kepala Distrik
2. Operasi MTT harus berdasarkan telex (surat kawat)
yang diatur oleh Kasi JJ (Ikd)
3. MTT harus dikawal oleh Kepala Distrik / Anak Kepala
Distrik atau petugas pengawal yang ditunjuk oleh Kasi
jalan rel dan jembatan
4. Jalan KA yang akan dipecok oleh MTT harus cukup
balasnya dan minimal punya ketebalan balas 15 cm
dibawah bantalan
5. Alat penambat harus dikencangi dulu dan bantalan
harus baik dan jaraknya teratur dan siku
6. Ada 2 metoda pecokan dengan MTT yaitu metoda
persisi dan metoda kompensasi
7. Dimana metoda persisi harus dioptik dulu dengan
terpong angkatan rel
8. Setelah di MTT mandor mengikuti dengan mengecek
hasilnya ditimbang dengan waterpas rel dan bila
timbangan tidak baik pecokan diulang lagi.
9. Waktu MTT kerja regu standby dengan bersih – bersih
babat rumput beresi balas dan bila sewaktu – waktu
MTT ada gangguan regu siap membantu dan
melaksanakan hasil angkatan MTT.

Anda mungkin juga menyukai