Anda di halaman 1dari 9

PERUMUSAN DAN PENETAPAN RENCANA INDUK TERMINAL BARANG (PULAU JAWA)

2.1 ALUR PIKIR


Kegiatan manusia seiring dengan kebutuhan dasar manusia dengan manusia lainnya atau
sistem kebutuhan lainnya seperti alat transportasi. Dengan adanya alat transportasi
pergerakan lalu lintas menjadi lebih cepat, aman, nyaman dan terintegrasi. Pertumbuhan di
sektor ekonomi memberi dampak terutama dirasakan di kawasan perkotaan, dengan terlihat
makin menguatnya konsentrasi penduduk di kota-kota besar dan metropolitan. Peningkatan
pertumbuhan ekonomi ini telah meningkatkan peranan sektor transportasi dalam menunjang
pencapaian sasaran pembangunan dan hasil-hasilnya. Fungsi sektor transportasi akan
merangsang peningkatan pembangunan ekonomi karena antara fungsi sektor transportasi
dan pembangunan ekonomi mempunyai hubungan kausal (timbal balik). Pemerintah harus
menerapkan kebijakan social dan kebijakan teknis yang dapat mengembangkan pola
transportasi nasional yang dapat melayani kebutuhan masyarakat secara baik dan terpadu.

Transportasi merupakan sektor tersier, yaitu sektor yang menyediakan jasa pelayanan
kepada sektor-sektor lain seperti pertanian, perindustrian, perdagangan, pertambangan,
pendidikan, kesehatan, pariwisata dan lainnya. Sektor-sektor tersebut membutuhkan jasa
transportasi untuk mengangkut barang (bahan baku dan hasil produksi) dan manusia
(petani, pedagang, karyawan,guru dan lainnya) dari tempat asal ke tempat tujuan. Dengan
adanya permintaan jasa transportasi dari sektor lain menyebabkan timbulnya penyediaan
jasa transportasi.

Dari konsep permintaan yang didevirisasi tersebut, transportasi dikembangkan sebagai


fasilitas atau sektor penunjang yang berfungsi melayani pengembangan sektor-sektor lain
atau biasa disebut sebagai servicing sector. Transportasi sebagai servicing sector yaitu

Halaman 4 - 1
PERUMUSAN DAN PENETAPAN RENCANA INDUK TERMINAL BARANG (PULAU JAWA)

memberikan pelayanan secara efektif dan efisien kepada kegiatan sektor-sektor lain.
Misalnya pembangunan terminal barang dapat memberikan manfaat untuk mengakomodasi
angkutan barang seperti sarana produksi, pupuk, bibit unggul dan lainnya ke daerah
pertanian dilaksanakan secara cepat/lancar, murah dan tepat waktu selain itu pemasaran
hasil-hasil produksi ke dan dari daerah pertanian mampu mendorong para petani
memperluas areal pertanian sebagai bentuk dari perluasan usaha pertaniannya.

Saat ini keberadaan terminal barang tidak berfungsi secara efektif. Ketidakefektifan ini
terlihat dari rendahnya kondisi pemanfaatan terminal, dimana sebagian barang atau calon
barang dirasa kurang berminat untuk memanfaatkan jasa pelayanan terminal barang
tersebut sebagai tempat untuk melakukan perpindahan antar moda angkutan, sehingga
fungsi terminal barang tidak berjalan secara optimal akibat pemanfaatanya masih rendah.
Oleh karena itu dibutuhkan data yang valid dan kontinyu untuk merencanakan dan
mengevaluasi terminal-terminal barang untuk umum maupun terminal barang untuk
kepentingan sendiri yang berada di wilayah Indonesia. Database terminal-terminal barang
tersebut sangat penting untuk diketahui dan diinventarisasi guna keperluan analisis dan
evaluasi nantinya.

Selanjutnya adalah penentuan simpul terminal barang untuk umum dan penyusunan
rencana induk terminal barang. Simpul jaringan transportasi jalan berupa terminal barang
dan rencana induk terminal barang untuk seluruh Indonesia yang ditetapkan berdasarkan
pertimbangan tersebut harus berdaya guna dan berhasil guna secara nasional, sehingga
tidak setiap kabupaten/kota dapat memiliki simpul jaringan transportasi jalan terminal
barang untuk umum. Oleh karena itu diperlukan Penetapan Simpul Terminal Barang untuk
umum dan rencana induk terminal barang untuk seluruh Indonesia.

Output dari studi ini adalah dokumen rencana induk terminal barang angkutan jalan di
wilayah studi. Out come yang diharapkan adalah terbangunnya basis data terminal barang
angkutan jalan di wilayah studi. Serta benefit yang diharapkan dari studi ini adalah
terbentuknya simpul jaringan transportasi berupa terminal barang dan rencana induk
terminal barang untuk seluruh Indonesia yang berdaya guna dan berhasil guna secara
nasional, sehingga tidak setiap kabupaten/kota dapat memiliki simpul jaringan transportasi
jalan terminal barang untuk umum.

2.2 METODOLOGI
Secara keseluruhan, alur metodologi penyusunan Perumusan dan Penetapan Rencana Induk
Terminal Barang dapat dilihat jelas dalam Gambar 2.8. Metoda peramalan bangkitan

Halaman 4 - 2
PERUMUSAN DAN PENETAPAN RENCANA INDUK TERMINAL BARANG (PULAU JAWA)

pergerakan (trip generation), sebaran pergerakan (trip distribution), dan pembenanan


jaringan menjadi salah satu alat bantu penting dalam menelusuri permasalahan angkutan
barang dan kebutuhan pengembangan terminal barang, untuk kemudian menjadi bahan
pertimbangan penyusunan Rencana Induk Terminal Barang di masa mendatang.

Adapun materi pokok penyususunan Perumusan dan Penetapan Rencana Induk Terminal
Barang akan meliputi enam pekerjaan sebagai berikut :
1. Identifikasi dan analisis kebutuhan data terminal barang angkutan jalan ;
2. Identifikasi jumlah, lokasi, fasilitas, legalitas, jumlah kendaraan barang yang dilayani,
dan lay out terminal-terminal barang se Indonesia ;
3. Penyusunan database terminal barang yang didapatkan ;
4. Perumusan kriteria penetapan simpul terminal barang ;
5. Analisis penyusunan rencana induk terminal barang ;
6. Perumusan konsep peraturan mengenai penetapan simpul terminal barang dan rencana
induk terminal barang.

2.3 TAHAPAN STUDI


Untuk memenuhi target waktu dan substansi yang disyaratkan, maka tahapan kegiatan
dalam Penyusunan Perumusan dan Penetapan Rencana Induk Terminal Barang dapat dilihat
pada Gambar 4.1. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan studi ini terdiri dari:
Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data, Tahap Analisis dan Perencanaan, dan Tahap
Finalisasi.

Penyusunan tahapan pekerjaan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan dalam studi ini,
di mana tujuan dari setiap tahapan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan : ditujukan untuk menyelesaikan masalah administrasi dan
menyiapkan kerangka pelaksanaan studi berupa persiapan survey, kajian literatur, dan
pengenalan awal wilayah studi. Hasil Tahap Persiapan ini akan disampaikan pada
Laporan Pendahuluan.
2. Tahap Pengumpulan Data : ditujukan untuk memperoleh data sekunder maupun primer
yang dibutuhkan dalam kegiatan analisis dan Penyusunan Perumusan dan Penetapan
Rencana Induk Terminal Barang. Hasil pengumpulan data dan analisis awalnya akan
disampaikan pada Laporan Antara.
3. Tahap Analisis dan Perencanaan : ditujukan untuk memperoleh konsep perumusan
database, penetapan simpul dan penyusunan Rencana Induk Terminal Barang Angkutan
Jalan yang diperlukan untuk mengimbangi permintaan angkutan barang dan

Halaman 4 - 3
PERUMUSAN DAN PENETAPAN RENCANA INDUK TERMINAL BARANG (PULAU JAWA)

mendorong perekonomian wilayah dan nasional. Hasil tahap analisis dan perencanaan
ini akan disampaikan pada Laporan Akhir Sementara.
4. Tahap Finalisasi Studi : ditujukan untuk melengkapi laporan studi sesuai dengan hasil
diskusi dengan pihak pemberi kerja dan masukan dari berbagai instansi untuk dijadikan
hasil akhir dari studi ini. Hasil Tahap Finalisasi Studi ini akan disampaikan pada Laporan
Akhir.
Persiapan
- Administrasi dan personel
Pe
- Pemantapan metodologi, rencana rsi
kerja dan rencana survey
ap
- Kajian data sekunder, peraturan
terkait, dan studi terdahulu an

Kerangka analisis dan Pengenalan awal Kajian studi terdahulu


rencana survey wilayah studi dan peraturan terkait

Pe
Pelaksanaan Survey
- Survey institusional ng
- Survey wawancara
- Survey inventarisasi/kondisi
u
- Survey lalulintas/kinerja m
pu
Kompilasi dan la
Analisis Data n
Analisis Sistem Perencanaan dan Pengembangan Terminal Barang
Angkutan Jalan Pulau Jawa
An
ali
- Analisis kebutuhan data terminal barang angkutan jalan
- Analisis ruang kegiatan (Jumlah, legalitas, lokasi dan lay out terminal sis
-
barang
Analisis kebutuhan (jumlah kendaraan barang yang dilayani) dan lokasi
da
simpul n
Pe
re
Rencana Lokasi dan
Kebutuhan Titik Simpul nc
Rencana lokasi dan an
kebutuhan titik
simpul/terminal berikut aa
tipenya serta lokasinya di
dalam wilayah dengan
n
memperhatikan
persyaratan kriteria
penetapan titik simpul.

Fi
nal
Finalisasi Studi isa
- Penyempurnaan Laporan si
- Pembuatan Resume Studi

Gambar 4. 1. Perumusan dan Penetapan Rencana Induk Terminal Barang

Halaman 4 - 4
PERUMUSAN DAN PENETAPAN RENCANA INDUK TERMINAL BARANG (PULAU JAWA)

4.3.1 Kebutuhan Data


Secara umum data yang dibutuhkan dapat digolongkan dalam 3 kategori yakni data untuk
menyusun rencana lokasi dan kebutuhan titik simpul terminal barang angkutan jalan,
memodelkan sistem jaringan transportasi angkutan barang di Pulau Jawa, dan data untuk
menyusun kebijakan pengembangan jaringan angkutan barang di Pulau Jawa.

Data yang digunakan untuk memodelkan sistem jaringan angkutan barang di Pulau Jawa
terdiri dari:

(1) Data sosio-ekonomi, yang meliputi data jumlah dan penyebaran penduduk, tingkat
pendidikan, jumlah dan penyebaran tenaga kerja, PDRB dan PDRB perkapita, output
(produksi) dari kegiatan ekonomi, dan data terkait lainnya yang disusun menurut
Provinsi/Kabupaten.

(2) Data tata ruang, yang meliputi data penggunaan lahan per jenis kegiatan, pola
penyebaran lokasi kegiatan, besaran penggunaan ruang dan pola kegiatannya.

(3) Data lalulintas, yang merangkum karakteristik perjalanan di daerah yang akan di studi.
Data tersebut meliputi kecepatan, volume lalu lintas, waktu perjalanan, hambatan lalu
lintas, data kecelakaan lalu lintas, asal-tujuan pergerakan barang, dan rute pelayanan
utama.

(4) Data Jaringan Transportasi, yang merangkum data-data mengenai kondisi dan tingkat
pelayanan jaringan transportasi yang berada di dalam daerah studi, baik ruas maupun
simpul pada moda transportasi darat.

Sedangkan data yang diperlukan untuk meramalkan pola pengembangan sistem jaringan
angkutan barang di Pulau Jawa di masa datang, antara lain terdiri dari:

(1) Rencana pengembangan atau tata ruang wilayah (RTRW) baik di level Nasional,
Propinsi, maupun Kabupaten/Kota, khususnya besaran-besaran teknis yang dapat
digunakan untuk memprediksi kebutuhan perjalanan dan kebutuhan sarana serta
prasarana transportasi untuk mendukung pelaksanaannya.

(2) Konsep dan besaran teknis dari sejumlah rencana pengembangan sistem transportasi di
Pulau Jawa dari beberapa sumber studi terdahulu untuk kemudian dikembangkan lebih
lanjut sebagai alternatif skenario.

Dan data untuk menyusun konsep jaringan serta menyusun program pengembangan
jaringan transportasi angkutan barang di Pulau Jawa meliputi:

(1) Data persepsi stakeholders mengenai kriteria perencanaan jaringan transportasi


angkutan barang sebagai dasar untuk mengembangkan model analisis multi kriteria
dalam penyusunan program;

(2) Konsep jaringan transportasi jalan nasional dalam perundangan maupun dokumen
perencanaan terkait.

Halaman 4 - 5
PERUMUSAN DAN PENETAPAN RENCANA INDUK TERMINAL BARANG (PULAU JAWA)

Kebutuhan, sumber, dan kegunaan dari data untuk pekerjaan ini dirangkum dalam Tabel
berikut ini.

Tabel 4.1
Kebutuhan, Sumber, dan Kegunaan Data
NO JENIS DATA SUMBER DATA KEGUNAAN DATA
1 Sosio-ekonomi - Statistik Indonesia - Identifikasi potensi dan kendala
1.a Populasi dan Employment (BPS) pengembangan wilayah
1.b ekonomi (PDRB, produksi, dll) - Wilayah dalam - Kalibrasi model sistem zona dan
1.c Fisik dan administrasi Angka (BPS) permintaan perjalanan
2 Jaringan jalan - Bina Marga - Identifikasi dan prediksi
2.a Kondisi fisik ruas jalan - PU masalah serta alternatif solusi
2.b Lalulintas ruas jalan - IRMS - Penyusunan data base model
2.c Hirarki jalan - Survey primer jaringan jalan
3 Terminal (angkutan barang): - Kemhub - Identifikasi dan prediksi
3.a Lokasi dan kondisi fisik - Dishub Prop. masalah serta alternatif solusi
3.b Operasional - Statistik - Penyusunan data base model
Perhubungan jaringan angkutan barang

4 Tata ruang eksisting: - RTRWN, RTRWP, - Identifikasi potensi dan kendala


4.a Penggunaan ruang - Wilayah dalam pengembangan wilayah
4.b Pola dan intensitas kegiatan angka (BPS) - Kalibrasi model sistem zona dan
permintaan perjalanan
5 Usulan pengembangan terminal - Wawancara - Masukan model simulasi
barang angkutan jalan : - Studi terdahulu skenario pengembangan
5.a Lokasi dan jenis usulan - Dokumen jaringan
5.b Konteks usulan perencanaan - Prediksi pola jaringan angkutan
barang

4.3.2 Metoda Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yakni survey sekunder dan survey primer.
Adapun metoda pelaksanaan survey tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Survey Sekunder
Survey sekunder dilakukan dengan mendatangi instansi terkait untuk meminta sejumlah
dokumentasi data dari institusi pengelola sistem transportasi, perencana tata ruang,
dan sejumlah instansi lain yang dapat menyediakan data yang berkaitan dengan
pelaksanaan studi. Data sekunder ini khususnya berupa data kondisi eksisting sosio-
ekonomi, penyediaan jaringan transportasi, penggunaan ruang di wilayah studi.

2. Survey Primer
Survey primer dilakukan dengan pengamatan/penghitungan/wawancara langsung,
khususnya yang berkaitan dengan pemodelan dan untuk kinerja/operasi sistem
transportasi dan rencana pengembangan tata ruang serta rencana pengembangan
terminal barang angkutan jalan di masa datang. Data primer yang berkaitan dengan
model transportasi umumnya diperoleh dari pengamatan/pencacahan langsung di
lapangan; data tersebut antara lain data jumlah dan lokasi terminal angkutan barang,
volume lalu lintas, asal tujuan pergerakan barang, kondisi dan operasi terminal barang
angkutan jalan, dan jumlah kendaraan barang yang dilayani. Sedangkan data primer
lain dari hasil wawancara diperlukan khususnya untuk menangkap aspirasi daerah

Halaman 4 - 6
PERUMUSAN DAN PENETAPAN RENCANA INDUK TERMINAL BARANG (PULAU JAWA)

dalam mengembangkan tata ruang, perekonomian, dan sistem jaringan angkutan


barang di daerahnya.

2.4 ANALISIS DAN PERENCANAAN

Tahap ini terdiri dari beberapa bagian, yakni: analisis awal, prediksi permintaan perjalanan,
penyusunan rencana induk terminal barang angkutan jalan, dan penyusunan rekomendasi.
Berikut disampaikan detail bahasan untuk setiap item yang termasuk dalam tahapan ini.

4.4.1. Analisis Awal

Analisis awal merupakan kegiatan untuk menginterpretasi sejumlah data yang diperoleh dari
survey. Kegiatan ini dilakukan untuk :

(1) Memverifikasi kualitas dan jenis data yang diperoleh;

(2) Mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang ada di dalam terminal barang di Pulau
Jawa, yang dituangkan dalam bentuk numerik, uraian, atau gambar.

(3) Membentuk basis data yang operatif untuk digunakan dalam proses pemodelan dan
analisis.

(4) Melakukan pre-analisis untuk membentuk konsep pengembangan terminal barang


angkutan jalan di Pulau Jawa.

4.4.2. Prediksi Permintaan Transportasi di Pulau Jawa

Untuk menyusun Perumusan dan Penetapan Rencana Induk terminal barang, salah satu
pertimbangan adalah besarnya jumlah aktivitas bongkar muat barang pada kurun waktu
mendatang. Pola aktivitas bongkar muat barang di suatu wilayah umumnya tergantung dari
skenario tata ruang (RTRW) yang akan dikembangkan dan tingkat ekonomi di wilayah
tersebut.

Untuk mengaitkan berbagai faktor pengaruh dalam interaksi transportasi umumnya


digunakan model untuk merepresentasikan kondisi saat ini dan prediksinya di masa yang
akan datang. Dalam berbagai studi umumnya digunakan model perencanaan transportasi
empat tahap, karena selain kemudahannya juga kemampuannya dalam menggambarkan
berbagai interaksi antara sistem transportasi dan tata ruang di wilayah studi. Secara umum
model ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing harus
dilakukan secara berurutan, yakni: bangkitan perjalanan, sebaran perjalanan, pemilihan
moda, pemilihan rute.

Aspek multi-moda secara umum akan dipisahkan pemodelannya setelah tahap pemilihan
moda, di mana proses pemilihan rute untuk setiap moda (jalan, rel, udara, dan air) memiliki
karakteristik yang berbeda. Sedangkan dalam proses analisis selanjutnya, moda-moda
tersebut akan dilihat keterpaduannya secara kualitatif dan kuantitaf melalui besaran kinerja
yang ditetapkan. Hasil pemodelan jaringan berupa indikator lalulintas (arus lalulintas,

Halaman 4 - 7
PERUMUSAN DAN PENETAPAN RENCANA INDUK TERMINAL BARANG (PULAU JAWA)

kecepatan, waktu perjalanan, V/C) dianalisis lebih lanjut dengan model biaya dan model
nilai waktu untuk mendapatkan besaran ekonomi berupa biaya perjalanan, penggunaan nilai
waktu, dan biaya operasi kendaraan. Selanjutnya indikator lalu lintas dan indikator ekonomi
ini akan dianalisis lebih lanjut dalam konteks efisiensi dan efektifitas kinerja sistem jaringan
transportasi yang diusulkan. Setiap usulan pengembangan sistem transportasi dari daerah
akan diperiksa kinerjanya secara teknis dengan model perencanaan transportasi ini.

Data jaringan transportasi dan data sistem zona merupakan masukan utama dalam model
transportasi empat tahap. Data jaringan transportasi merepresentasikan suplai dan kinerja
jaringan transportasi di wilayah studi, sedangkan data sistem zona merepresentasikan
karakteristik tata ruang di wilayah studi dan karakteristik sosio-ekonomi populasi yang ada
di dalam tata ruang tersebut. Interaksi antara kedua sistem tersebut akan menjadi bagian
utama yang dianalisis dalam model perencanaan transportasi empat tahap. Aspek multi-
moda secara umum akan dipisahkan pemodelannya setelah tahap pemilihan moda, di mana
proses pemilihan rute untuk setiap moda (jalan, rel, udara, dan air) memiliki karakteristik
yang berbeda. Sedangkan dalam proses analisis selanjutnya, moda-moda tersebut akan
dilihat keterpaduannya secara kualitatif dan kuantitaf melalui besaran kinerja yang
ditetapkan. Hasil pemodelan jaringan berupa indikator lalulintas (arus lalulintas, kecepatan,
waktu perjalanan, V/C) dianalisis lebih lanjut dengan model biaya dan model nilai waktu
untuk mendapatkan besaran ekonomi berupa biaya perjalanan, penggunaan nilai waktu,
dan biaya operasi kendaraan. Selanjutnya indikator lalu lintas dan indikator ekonomi ini akan
dianalisis lebih lanjut dalam konteks efisiensi dan efektifitas kinerja sistem jaringan
transportasi yang diusulkan. Setiap usulan pengembangan sistem transportasi akan
diperiksa kinerjanya secara teknis dengan model perencanaan transportasi ini.

4.4.3. Penyusunan Rencana

Rencana induk Terminal barang Pulau Jawa untuk masa yang akan datang akan memuat:

- Rencana aktivitas bongkar muat barang khusus untuk Pulau Jawa;

- Rencana aktivitas bongkar muat barang melalui kereta api khusus untuk Pulau Jawa;

- Rencana aktivitas bongkar muat barang melalui Pelabuhan peti kemas khusus untuk
Pulau Jawa;

- Rencana aktivitas bongkar muat barang melalui Bandara khusus untuk Pulau Jawa

Secara teknis metodologi yang dikembangkan akan mengaitkan antara variabel sistem
transportasi dan tata ruang wilayah ke dalam bentuk model. Model yang digunakan adalah

Halaman 4 - 8
PERUMUSAN DAN PENETAPAN RENCANA INDUK TERMINAL BARANG (PULAU JAWA)

model perencanaan transportasi empat tahap. Kalibrasi model dilakukan dengan


menggunakan data kondisi jaringan transportasi, sosio-ekonomi dan kependudukan, serta
pola tata ruang eksisting di Pulau Jawa. Dari hasil kalibrasi diperoleh beberapa model yang
diperlukan untuk memprediksi permintaan pergerakan barang dan kinerja sistem
transportasi dimasa datang.

Selanjutnya adalah penentuan simpul terminal barang untuk umum dan penyusunan
rencana induk terminal barang yang dilakukan dengan memperhatikan Rencana induk
Terminal barang, Rencana Umum Tata Ruang, keterpaduan moda transportasi, jaringan
lintas angkutan barang, jarak antar terminal dan kelas jalan. Simpul jaringan transportasi
jalan berupa terminal barang dan rencana induk terminal barang untuk seluruh Indonesia
yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan tersebut harus berdaya guna dan berhasil guna
secara nasional, sehingga tidak setiap kabupaten/kota dapat memiliki simpul jaringan
transportasi jalan terminal barang untuk umum. Oleh karena itu diperlukan Penetapan
Simpul Terminal Barang untuk umum dan rencana induk terminal barang untuk seluruh
Indonesia.

Prediksi pola tata ruang di masa datang dilakukan dengan menggunakan data rencana tata
ruang wilayah (RTRW) yang diperoleh dari dokumen yang ada (RTRWN, RTRWP, RTRWK)
serta wawancara dengan pihak terkait. Sedangkan konsep pengembangan sistem
transportasi yang berisi konsep jaringan, indikator kinerja jaringan, dan standar penyediaan
sarana dan prasarana transportasi diperoleh dari sejumlah peraturan terkait, rencana dalam
SISTRANAS/TATRANAS dan rencana-rencana pengembangan dari Daerah. Konsep dan pola
pengembangan ini akan menjadi masukan dalam mengembangkan alternatif jaringan
transportasi jalan yang akan dipilih.

Komponen dasar dalam perencanaan dan evaluasi mengenai terminal adalah ketersediaan
data yang valid dan kontinyu. Untuk itu diperlukan pengumpulan data produksi terminal.
Dalam hal ini, terminal yang dimaksud adalah terminal-terminal barang untuk umum
maupun terminal barang untuk kepentingan sendiri yang berada di wilayah Indonesia.
Database terminal-terminal barang tersebut sangat penting untuk diketahui dan
diinventarisasi guna keperluan analisis dan evaluasi nantinya .

Halaman 4 - 9

Anda mungkin juga menyukai