Anda di halaman 1dari 27

PENDEKATAN DAN

3.1. Pendekatan dan Metodologi


Beberapa pendekatan yang akan dilakukan yaitu:
1. Pendekatan Umum.
2. Pendekatan Kelembagaan.
3. Pendekatan Teknis.

3.1.1. Pendekatan Umum


Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Berorientasi Layanan-Jasa Studi
Penelitian dan Bantuan Teknik (Pemutakhiran Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum Kabupaten Karawang) merupakan rencana yang
disusun secara menyeluruh terpadu dan terintegrasi berdasarkan kondisi
potensi, kendala dan rencana pengembangan sistem penyediaan air minum
untuk masa yang akan datang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RISPAM antara
lain:
a) Kondisi fisik daerah studi dan rencana pengembangan wilayah.
b) Gambaran kondisi masyarakat dalam kaitannya dengan kebutuhan
air, kamauan dan kemampuan berlangganan air.
c) Pemahaman terhadap kondisi eksisting sistem penyediaan air minum.
d) Pemahaman terhadap studi-studi terkait, sehingga hasil kegiatan
dapat berjalan seiring dengan rencana pengembangan kota dan
rencana-rencana dari studi terkait.
e) Pemahaman terhadap program-program bidang air minum yang telah
disusun oleh pemerintah daerah.
f) Mempelajari dan memahami Peraturan/Ketentuan dan Kebijakan
Pemerintah dalam bidang air minum serta ketentuan terkait lainnya:
- Permen PU No. 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

109
- NSPM bidang air minum.
- Perda-perda terkait dengan air minum.

3.1.2. Pendekatan Kelembagaan


Dalam melakukan pekerjaan ini, Konsultan selain berhubungan
langsung dengan instansi yang terlibat langsung dengan pekerjaan ini
(Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kabupaten Karawang), juga melakukan koordinasi dengan instansi-instansi
terkait lainnya di daerah.
Hal-hal yang perlu didiskusikan dengan intansi terkait adalah:
- Menyamakan persepsi dalam rangka penyusunan rencana induk
sistem penyediaan air minum.
- Menyamakan interpretasi tugas, kewajiban dan tanggung jawab
masing-masing pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
- Mendiskusikan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan.
- Merencanakan sistem komunikasi yang efektif dan terorganisir antara
konsultan dengan tim teknis dan instansi terkait di tingkat Kabupaten
Karawang.
- Prosedur dan perizinan (surat izin survey) bila diperlukan.

3.1.3. Pendekatan Teknis


Kegiatan Rencana Induk Penyediaan Air Minum di Kabupaten
Karawang, dibuat berdasarkan eksisting kondisi dan tingkat pelayanan,
keberadaan sumber air, target yang ingin dicapai, ktriteria teknis yang
berlaku dan kelayakan teknis serta keuangan dari sistem yang
direncanakan. Oleh karena itu dalam penentuan alternatif sistem haruslah
didukung dengan data lengkap dan akurat, analisis yang dilakukan
berpedoman kepada kriteria teknis dan kriteria perencanaan yang berlaku
sehingga diperoleh hasil yang optimal sesuai dengan target dan sasaran
pekerjaan ini.
Pendekatan teknis untuk pekerjaan Rencana Induk Penyediaan Air
Minum di Kabupaten Karawang antara lain:
- Pengumpulan data fisik dan sosial ekonomi wilayah

110
- Pengumpulan data eksisting sistem penyediaan air minum dan
mengidentifikasi permasalahan yang ada.
- Pengkajian terhadap sumber air potensial.
- Survey Sosial ekonomi.
- Evaluasi dan Analisis rencana pengembangan wilayah.
- Evaluasi dan analisis studi dan perencanaan yang ada.
- Analisis dan proyeksi jumlah penduduk.
- Kriteria Perencanaan.
- Perhitungan proyeksi kebutuhan air.
- Membuat rencana garis besar sistem penyediaan air minum.
- Menghitung kebutuhan biaya investasi.
- Analisis keuangan dan pola pembiayaan.
- Rencana pengelolaan.

3.2. Metodologi
Metodologi yang akan diterapkan oleh konsultan dalam pelaksanaan
Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Berorientasi Layanan-Jasa Studi
Penelitian dan Bantuan Teknik (Pemutakhiran Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum Kabupaten Karawang) antara lain :

3.2.1. Metodologi Pengumpulan Data


Pada dasarnya teknik pengumpulan data mempunyai tujuan untuk
mendapatkan data (informasi) yang dapat menjelaskan dan menjawab
permasalahan secara objektif. Oleh karena itu pemilihan teknik
pengumpulan data dipengaruhi oleh permasalahan yang sedang dikaji. Data
yang akan dikumpulkan adalah data kondisi fisik daerah, data sosial
ekonomi, kesehatan masyarakat, data pengembangan kota/wilayah, data
eksisting sistem penyediaan air minum dan sumber air baku, dokumen
perencanaan terdahulu, data kondisi topografi, peta-peta, Harga dasar
(Basic Price) dan lain-lain.
Sebagian besar data ini merupakan data sekunder yang akan
diperoleh dari instansi dan dinas terkait di daerah kabupaten/kota melalui
penggalian informasi baik berupa data kuantitatif dan kualitatif. Tim
konsultan melakukan pertemuan dan koordinasi dengan dinas dan instansi

111
terkait menjelaskan lingkup studi, selanjutnya data-data yang dibutuhkan
dikumpulkan dari berbagai sumber data dan informasi di instansi tersebut.
Sedangkan data primer akan diperoleh melalui survey dan tinjauan
lapangan, teknik pengumpulan data primer yang dilakukan antara lain:
- Pengumpulan data baku atau standar melalui kuesioner atau
wawancara terstruktur.
- Pengumpulan data yang tidak baku dengan wawancara dan
pengamatan lapangan.
1) Pengumpulan Data Baku
Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang terinci, lengkap, data akan
diperoleh dari hasil isian daftar pertanyaan yang disediakan yang
disusun dalam 4 jenis :
1) Pertanyaan tentang fakta.
2) Pertanyaan tentang opini atau minat.
3) Pertanyaan tentang informasi atau pengetahuan.
4) Pertanyaan tentang persepsi.
Daftar pertanyaan diatas dibagi kedalam 3 jenis pertanyaan yakni:
- Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang telah menyediakan
alternatif jawaban, sehingga responden tinggal memilih sesuai
dengan yang dikehendakinya. alternatif jawaban meliputi semua
kemungkinan yang ada. Metode ini akan memudahkan dalam
melakukan pengolahan dan analisis data.
- Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang tidak menyediakan
alternatif jawaban, sehingga responden menjawab sesuai
kehendaknya, responden dapat memberikan pendapat yang cukup
panjang. Metode ini seringkali menemui kesulitan dalam pengolahan
data karena jawaban yang bervariasi, sehingga pengelompokan
jawaban menjadi sulit dan membutuhkan waktu yang cukup panjang.
- Pertanyaan semi terbuka yaitu pertanyaan yang menyediakan
alternatif jawaban, dan responden diberi peluang untuk menjawab
yang lain bilamana alternatif jawaban yang tersedia tidak sesuai yang
dikehendaki.

112
- Wawancara terstruktur merupakan metode yang digunakan juga
dalam pengumpulan data yaitu pewancara mendatangi responden
satu persatu.
2) Pengumpulan Data Yang Tidak Baku
Teknik tidak baku didefinisikan berupa wawancara tidak terstruktur
(wawancara mendalam). Pengumpulan data dengan teknik ini adalah
membuat suatu pedoman wawancara/observasi, sedangkan pertanyaan
akan berkembang ketika wawancara dan diskusi berlangsung.

Teknik wawancara dilakukan untuk menggali data pada instansi tertentu


dan masyarakat, seperti tokoh masyarakat, aparat yang dapat
memberikan gambaran tentang kondisi sosial ekonomi dan aparat yang
dapat menjelaskan kondisi sistem penyediaan air minum di daerah
studi, sumber air baku dll.
3) Waktu Pengumpulan Data
Waktu pengumpulan data merupakan faktor penting yang menentukan
kualitas data yang akan diperoleh. Data yang dikumpulkan dari instansi
dan dinas terkait akan dilaksanakan pada jam dan hari kerja,
sedangkan data dari masyarakat (kuisioner) akan menyesuaikan
dengan waktu luang yang dimiliki oleh responden.

3.2.2. Metodologi Survey Lapangan


1) Survey Lapangan/Lokasi
Survey lapangan dan lokasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
factual yang ada di lapangan saat ini. Untuk itu dilakukan kunjungan
ke wilayah studi, melakukan pengamatan langsung di lapangan
tentang kondisi terkini, wawancara dan diskusi serta
mendokumentasikan secara visualisasi.
Data lapangan diperoleh secara langsung melalui peninjauan
lapangan seperti data eksisting sistem air minum dan data sumber
air potensial, alternatif jalur pipa dan lokasi Unit produksi. Penentuan
jalur pipa dan penentuan lokasi unit-unit sistem air minum akan
berkoordinasi dengan dinas dan instansi terkait di kabupaten/kota

113
guna memperoleh kesepakatan sehingga dapat dilakukan
pengukuran.
2) Survey Kebutuhan Nyata
Dalam menentukan strategi pengembangan penyediaan air minum,
perlu dilihat kecenderungan yang ada pada masyarakat melalui
survey sosial ekonomi yang mengandung informasi mengenai sosial
ekonomi dan budaya. Informasi tersebut akhirnya akan memberikan
suatu kesimpulan yang mendasar mengenai kemampuan dan minat
masyarakat terhadap pelayanan air minum. Kondisi sosial ekonomi
diperoleh dari Survey Kebutuhan Nyata yang mengacu pada Standar
AB-K/RE-RI/TC/005/98 yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dilakukan di
daerah pelayanan (pelanggan PDAM) dan daerah rencana pelayanan
(non pelanggan PDAM). Prosedur pemilihan sample dilakukan dengan
pendekatan Stratified Random Sampling dengan kriteria atas dasar
status sosial ekonomi tinggi, rendah dan sedang.
Cakupan informasi dalam kuisioner akan terdiri dari :
1. Informasi umum, berisi tentang data responden menurut nomor,
kota, kecamatan, desa, kelurahan, RT dan RW, jumlah anggota
rumah tangga, kepemilikan rumah, komposisi rumah tangga, luas
tanah dan rumah, estimasi harga tanah dan pendapatan serta
pengeluaran setiap bulan
2. Informasi Sarana Air Minum bagi rumah tangga yang dilayani
sambungan air minum perpipaan dan rumah tangga yang belum
dilayani air minum.
a. Untuk pelanggan air minum berisi tentang sejak kapan
berlangganan air minum, jenis sambungan, biaya sambungan,
reservoir tambahan selain bak mandi, konsumsi air per bulan,
harga air yang harus dibayar per bulan, persepsi mengenai
kualitas air, persediaan air yang cukup di bak penampungan
dan persepsi mengenai cukupnya air minum
b. Untuk rumah tangga tanpa sambungan air minum, berisi
sumber air untukminum/masak, mandi dan cuci, jarak dari

114
rumah ke sumber air, jenis sumur, kedalaman sumur,
pemilihan sumber air, jumlah air yang dibawa kerumah dan
kualitas air, harga air yang ditetapkan, harga air yang harus
dibayar per bulan atau perhari, minat untuk mendapatkan
sambungan air minum perpipaan, hidran umum dan minat
serta kemampuan membayar.
Pada akhirnya dari penyebaran kuisioner akan diperoleh keterangan dan
data-data mengenai :
Responden pelanggan PDAM:
- Mengetahui persepsi pelanggan PDAM terhadap kinerja PDAM.
- Mengetahui pemakaian rata-rata air bersih pelanggan PDAM
perbulannya.
- Mengetahui harapan pelanggan PDAM terhadap perbaikan kinerja
PDAM dimasa yang akan datang.
Responden non pelanggan PDAM:
- Mengetahui tingkat kemampuan ekonomi masyarakat (ability to pay).
- Mengetahui kondisi dan akses masyarakat terhadap fasilitas air
bersih.
- Mengetahui minat (kesediaan) masyarakat untuk berlangganan air
bersih pada PDAM (willingness to connect).
- Mengetahui tingkat kemauan membayar masyarakat (willingness to
pay) pelayanan air bersih dari PDAM.
3) Survey Investigasi Sumber Air
Survei sumber air ditujukan untuk:
- Pengumpulan Data Sekunder
- Kunjungan lapangan untuk mendapatkan data primer
- Mengidentifikasi sumber air yang potensial, baik mata air, air
tanah, air permukaan (sungai, danau).

115
Inventarisasi Kondisi Pelayanan Sasaran dan
Sumber Air Baku Air Minum Existing Target Pelayanan

Analisa Aspek Analisa Aspek Analisa Aspek Analisa Aspek


Fisik Legalitas Lingkungan Teknis

Pemilihan Sumber
Air Baku

Strategi
Pengendalian
Sumber Air Baku

Usulan Tindak Lanjut :


· Studi
· Pemantauan Berkala

Gambar 3.1. Survey Investigasi Sumber Air

3.2.3. Metodologi Pengolahan Data


Langkah pertama adalah meneliti kembali data yang telah terkumpul
untuk mengetahui apakah data tersebut cukup baik bila disiapkan untuk
keperluan tahap berikutnya, langkah ini disebut dengan kompilasi dan
editing. Kompilasi data adalah proses penyusunan dan pengelompokan data
sesuai dengan check list kebutuhan data untuk dapat dianalisis. Editing
umumnya pada kuesioner yang disusun secara terstruktur dan dilakukan
terhadap jawaban yang telah ditulis kedalam kuesioner. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pengolahan data adalah:
a) Kelengkapan data
b) Kelengkapan Pengisian
c) Kejelasan tulisan
d) Kejelasan makna jawaban
e) Konsistensi/keajegan dan kesesuaian antar jawaban
f) Relevansi Jawaban
g) Keseragaman Kesatuan data

116
Setelah editing selesai langkah berikutnya adalah koding (membuat
kode) sebagai usaha untuk mengklasifikasi jawaban responden menurut
macamnya guna menyederhanakan data dengan memberikan simbol-simbol
angka. Dengan simbol-simbol angka akan memudahkan dan memperlancar
analisis serta memudahkan penyimpanan data.
Agar diperoleh data yang mudah dianalisis dan disimpulkan untuk
menjawab permasalahan dilakukan penyederhanaan data dengan
menggolongkan berbagai jawaban kedalam kategori yang lebih terbatas.
Untuk kajian permintaan air minum (water demand), teknik analisis
dilakukan dengan teknik yang sangat sederhana misalnya dengan
menggunakan tabel frekuensi dan atau tabel persentase. Hal ini dilakukan
untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran yang jelas menyeluruh
dan mendalam permintaan air minum di wilayah studi.
Berdasarkan data primer dan data sekunder yang dikumpulkan,
konsultan akan melakukan analisa dan perhitungan atau proyeksi atas data-
data yang diperoleh. Pengolahan data dilakukan dengan program
spreadsheet sederhana menggunakan komputer. Sedangkan hasil-hasil
perhitungan disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan penyajian data.

Metode Evaluasi Hasil Studi Terdahulu


Terhadap seluruh hasil studi terdahulu ini akan dilakukan pengecekan
kondisi di lapangan saat ini untuk mengetahui apakah studi tersebut masih
relevan dan bisa diterapkan atau perlu penyesuaian kembali dengan kondisi
saat ini serta target-target yang ingin dicapai dari studi tersebut.
Sedangkan studi ataupun rencana-rencana terdahulu yang dilaksanakan
belum terlalu lama akan dilakukan review dalam rangka penyempurnaan-
penyempurnaan sehingga dapat menjadi masukan penting dalam menyusun
RISPAM.
1) Analisis Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah pada umumnya disusun berupa Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) yang disahkan melalui Peraturan Daerah
(Perda). Pembuatan RISPAM ini harus sejalan dan mendukung
dengan strategi pemerintah Kabupaten Karawang dalam
pengembangan wilayah.

117
Oleh karena itu dalam pembuatan RISPAM ini dilakukan kajian
terhadap rencana pengembangan wilayah dari studi yang ada,
sehingga rencana pengembangan air minum ini sejalan dan dapat
mendukung kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah
yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Karawang.
2) Analisis Eksisting Sistem
Analisis eksisting sistem dilakukan untuk mengetahui gambaran
pelayanan air minum saat ini. Tahapan analisis adalah
mendiskripsikan pelayanan sistem air minum yang ada selanjutnya
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dan merumuskan
rencana pemecahan masalah dan rencana tindak lanjut. Metoda
identifikasi permasalahan dilakukan dengan menilai seluruh aspek
dan membandingkan dengan kriteria yang ada, pada tahap ini setiap
permasalahan yang ada pada setiap aspek disajikan dengan dasar
analisis dan alternatif pemecahan masalah.
Sumber Air dan Sistem Pengambilan Air Baku
Untuk mengetahui gambaran mengenai sumber air baku sistem
eksisting dilakukan evaluasi dan analisis sumber air dengan cara
mengetahui data ketersediaan sumber air, baik kapasitas, kualitas
maupun kontinuitasnya. Bila diperlukan pengukuran langsung
kesumber air dilakukan. mengingat keterbatasan waktu pelaksanaan
dan biaya, penjabaran tentang kondisi dan permasalahan pada
sumber air ini dapat berupa data sekunder yang diperoleh dari
pengelola (Dinas Pengairan, Dinas PU/Cipta Karya dan PDAM).
Sistem pengambilan air baku berupa intake, broncaptering dan
sumur bor yang ada dievaluasi dengan cara mengetahui
permasalahan yang timbul pada setiap unit pengambilan air.
Informasi yang dibutuhkan menyangkut:
- Kondisi bangunan
- Kondisi peralatan
- Kemampuan pengambilan
Hasil evaluasi dan analisis terhadap kondisi eksisting akan menjadi
referensi dalam rangka penyusunan studi ini.

118
Transmisi Air Baku
Untuk mengetahui kondisi sistem transmisi air baku dilakukan
dengan metode evaluasi dan analisis terhadap sistem transmisi air
baku dengan cara menghitung secara garis besar kemampuan pipa
mengalirkan air baku berdasarkan rumus-rumus pengaliran (Hazen
William) dan pengaruh topografi. Secara garis besar akan diperoleh
gambaran mengenai kapasitas aliran yang mampu dibawa oleh pipa.
Apabila terjadi kejanggalan yaitu kapasitas air yang masuk ke IPA
jauh dibawah kemampuan pipa maka secara sistematis akan
diselidiki dan ditelaah lebih jauh tentang penyebabnya sehingga
rekomendasi perbaikan bisa diusulkan.
Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Untuk mengetahui kondisi sistem pengolahan, kapasitas instalasi
pengolahan air yang beroperasi dibandingkan dengan kapasitas
rencana, kapasitas sistem diperoleh dari data operasi atau laporan
bulanan. Sedangkan dari segi kualitas sistem pengolahan air
dianalisis berdasarkan kualitas air baku yang masuk ke unit instalasi
dan kualitas air yang dihasilkan oleh instalasi yang bersangkutan.
Apabila diketahui bahwa IPA tidak bekerja pada kinerja optimal,
maka akan dicari penyebab permasalahan pada masing-masing unit,
dengan demikian diperoleh gambaran permasalahan dan upaya
perbaikan sistem.
Reservoar
Terhadap keberadaan dan kemampuan reservoar distribusi yang ada
dilakukan dengan perhitungan teroritis terhadap kapasitas,
mengetahui fungsi reservoar dan kondisi bangunan serta peralatan
yang ada, letak dan elevasi reservoar terhadap daerah pelayanan
sehingga diperoleh gambaran apakah reservoar yang ada mencukupi
dan bisa berfungsi sebagai penampung atau tidak.
Transmisi dan Distribusi
Penjabaran mengenai kondisi jaringan transmisi dan distribusi
dilakukan secara umum yaitu memperhitungkan pembebanan
pengaliran dan perhitungan kemampuan aliran pada pipa , terutama
pipa induk dan sekunder. Walaupun tidak dilakukan secara detil dan

119
rinci hasil analisis dapat menggambarkan kinerja sistem transmisi
dan distribusi yang ada, sehingga permasalahan yang ada diharapkan
dapat diidentifikasi secara akurat dan solusi pemecahan masalah
dapat diberikan dengan tepat pula.
Identifikasi terhadap permasalahan kehilangan air dilakukan
berdasarkan data sekunder (laporan bulanan) dan melalui diskusi
dengan pengelola sehingga diperoleh penyebab kehilangan air, dan
selanjutnya diusulkan langkah-langkah yang diperlukan dalam
perbaikan sistem distribusi.
Metode Perhitungan Proyeksi Penduduk
Komponen utama yang berperan dalam menentukan atau
menggambarkan kondisi suatu wilayah adalah penduduk. Semakin
besar jumlah penduduk akan mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan jumlah dan jenis kegiatan dalam suatu wilayah.
Begitu juga sebaliknya, kegiatan yang ada akan mempengaruhi
jumlah penduduk di wilayah tersebut.
Metode perhitungan proyeksi jumlah penduduk yang biasa digunakan
adalah:
1) Metoda Aritmatik
Metode ini biasa disebut dengan rata-rata perhitungan, digunakan
jika data berkala menunjukkan jumlah penambahan relatif sama
setiap tahun.
Formulanya adalah :
Pn = Po ( 1 + r.n)
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun proyeksi
Po = jumlah penduduk pada awal tahun proyeksi
R = laju perkembangan penduduk (%)
N = jumlah tahun proyeksi
2) Metoda Geometrik
Metode ini sering digunakan untuk meramalkan data yang
perkembangannya melaju sangat cepat (berkembang secara
geometric). Formulanya adalah :
Pn = Po ( 1 + r) n

120
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun proyeksi
Po = jumlah penduduk pada awal tahun proyeksi
R = laju perkembangan penduduk (%)
N = jumlah tahun proyeksi
3) Metoda Least Square
Metoda ini merupakan salah satu metoda peramalan dengan garis
regrisi sederhana, persamaan yang digunakan adalah :
Y = a +b.x
Dimana :
Y = jumlah penduduk pada tahun proyeksi ke n (jiwa)
A = jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
B = pertambahan penduduk rata-rata (jiwa/tahun)
X = jumlah penduduk proyeksi
Formula yang digunakan untuk mendapatkan nilai a dan b adalah :
a = Y. X2-X. X.Y
N. X2-(X)2
b = N. x.Y-X. Y
N. X2-(X)2
Dimana :
Y = data jumlah penduduk
X = tambahan tahun terhitung dari tahun dasar
N = Jumlah tahun proyeksi
Dari ketiga metoda tersebut di atas, diambil salah satu metoda yang
mendekati dengan perkembangan penduduk yang sebenarnya
berdasarkan trend pertumbuhan penduduk tahun-tahun yang lalu.
Caranya adalah dengan membandingkan grafik pertumbuhan
penduduk berdasarkan ketiga metoda tersebut dengan grafik
pertumbuhan penduduk dari data penduduk lima tahun sebelumnya.
Sebagai contoh, lihat gambar ilustrasi dibawah ini.

121
Per. Pnddk
Met. Aritmatik
Met. Geometrik
Data Ril

Met. Least
Square

Tahun ke n

Gambar 3.2. Grafik Pertumbuhan Penduduk (Ilustrasi)

Metode Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Air


Perkiraan kebutuhan air, baik air baku maupun air minum, didasarkan pada
proyeksi penduduk. Dengan demikian maka sebelum perkiraan kebutuhan
air dilakukan, terlebih dahulu perlu dibuat proyeksi penduduk dan proyeksi
kegiatan-kegiatan ekonomi di wilayah perencanaan yang diperkirakan
memerlukan air. Untuk lebih jelasnya tentang pembagian kebutuhan air ini,
diterangkan sebagai berikut :
1) Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air untuk rumah tangga (domestik) dihitung berdasarkan
jumlah penduduk tahun perencanaan. Kebutuhan air untuk daerah
domestik ini dilayani dengan sambungan rumah (SR) dan hidran
umum (HU). Kebutuhan air minum untuk daerah domestik ini dapat
dihitung berdasarkan persamaan berikut :
Kebutuhan air = % pelayanan x a x b
Dimana :
a = jumlah pemakaian air (liter/ orang/ hari)
b = jumlah penduduk daerah pelayanan (jiwa)
2) Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air untuk daerah non domestik ini meliputi sarana
pendidikan, kesehatan, lembaga dan institusi, tempat hiburan,
tempat ibadah, lapangan olah raga, pasar, sarana umum perkotaan
(public use) dan sarana perkotaan lainnya serta kebutuhan air untuk
industri (industrial use). Kebutuhan air untuk daerah non domestik ini
dapat dihitung dengan persamaan :

122
Kebutuhan air = a x b
Dimana :
a = jumlah pemakaian air (liter/ orang/ hari)
b = jumlah pengguna
3) Faktor Fluktuasi Kebutuhan Air
Jumlah pemakaian air perorangnya sangat bervariasi antara suatu
daerah dengan daerah lainnya, sehingga secara keseluruhan
penggunaan air dalam suatu sistem penyediaan airpun akan
bervariasi. Bervariasinya pemakaian air ini disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain : iklim, standar hidup, aktivitas masyarakat,
tingkat sosial dan ekonomi, pola serta kebiasaan masyarakat dan hari
libur.
Berhubungan dengan fluktuasi pemakaian air ini, terdapat tiga
macam pengertian, yaitu :
- Pemakaian air rata – rata perhari
- Pemakaian air rata – rata dalam satu hari
- Pemakaian air setahun dibagi dengan 365 hari
- Pemakaian sehari terbanyak (max day demands)
- Pemakaian air terbesar satu hari dalam setahun
- Qmd = Qrata – rata x faktor harian maksimum
- fmd nilainya berkisar antara 1,1 – 2 (Al-Layla, 1977).
- Qmd ini berpengaruh dalam penentuan kapasitas sistem dan
sistem transmisi.
- Pemakaian sejam terbanyak (kebutuhan puncak)
- Pemakaian air terbesar sejam dalam satu hari
- Qpuncak = Qrata – rata x faktor puncak
- fpuncak ini nilainya berkisar antara 2 – 3 (Al-Layla, 1977).
- Qpuncak ini terjadi karena adanya pemakaian air yang
bersamaan pada saat tertentu
- Qpuncak ini berpengaruh dalam menetapkan besarnya jaringan
pipa distribusi dan reservoar distribusi.
4) Kehilangan Air

123
Kehilangan air pada sistem penyediaan air minum adalah sejumlah
air yang hilang dari sistem (non revenue). Kehilangan air yang
dianggap wajar atau masih dalam batas toleransi adalah sebesar
15 % - 20 % dari total produksi. Komponen penyebab utama
kehilangan/kebocoran air adalah :
- Limpahan air reservoir.
- Kebocoran pipa induk.
- Pemadam kebakaran.
- Sambungan illegal.
Metode Pemilihan Sumber Air Baku
Analisis pemilihan alternatif sumber air dilakukan terhadap sumber-sumber
yang telah diidentifikasi menurut jenis sumber airnya. Analisis sumber air
dilakukan terhadap kualitas maupun kuantitas dari sumber air yang
potensial. Dari segi kualitas sedapat mungkin dicari sumber-sumber air
dengan kualitas yang memenuhi persyaratan bagi air minum atau
kualitasnya masih dalam batas-batas sesuai dengan kebutuhan sistem
pengolahan secara konvensional. Sedangkan dari segi kuantitas perlu
dianalisis kelayakan ketersediaan air baku dari sumber air yang ada
disesuaikan dengan kebutuhan air selama jangka waktu perencanaan. Oleh
karena itu hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sumber air adalah:
- Kualitas yang cukup baik dan kuantitas yang memadai.
- Kemudahan dalam operasional dan pemeliharaan.
- Biaya yang ekonomis.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemilihan sumber air
adalah kelestarian dari sumber airnya sendiri dan dampak lingkungan yang
ditimbulkannya. Oleh karena itu sasaran prosedur pemilihan sumber air
adalah mengidentifikasi sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan sesuai horizon perencanaan dengan penekanan pada:
- Pengaruh yang ditimbulkan akibat pengambilan sumber air terdapat
pemakai sumber lainnya yang terendah.
- Investasi untuk biaya eksplotasi serta biaya pengoperasian dan
pemeliharaan dibuat yang terendah.
- Dampak Lingkungan yang mungkin timbul diusahakan sekecil
mungkin.

124
Sumber air pada umumnya dimanfaatkan oleh banyak pihak, kriteria
pemilihan sumber berdasarkan pemakaian akan menggunakan pedoman
sebagai berikut:

Tabel 3.1. Kondisi dan Pemilihan Sumber Air

No Kondisi Pemilihan Sumber


1 Air tanah baik dan mataair belum Sumber dengan biaya
dimanfaatkan, keduanya tersedia. terendah
2 Mataair telah dimanfaatkan tetapi terdapat Air tanah
air tanah dengan kondisi sedang sampai
baik
3 Air tanah buruk tetapi tersedia matair yang Mataair yang belum
belum dimanfaatkan dimanfaatkan
4 Air tanah buruk tetapi mataair sudah Sungai atau matair yang
dimanfaatkan, sungai memungkinkan sudah dimanfaatkan (1)
5 Air tanah buruk dan tidak ada sungai tetapi Mataair yang sudah
terdapat mataair yang sudah dimanfaatkan dimanfaatkan (2)
6 Tidak terdapat sumber yang memadai dekat Sumber dengan biaya
kota tetapimemungkinkan dengan sistem terendah (3)
regional dekat kota
7 Tidak terdapat sumber yang memadai dekat Membatasi kapasitas sesuai
kota dan tidak terdapat kemungkinan dengan kapasitas
sistem regional sumberdaya yang ada
Catatan :
(1) Disebabkan oleh tingginya biaya untuk sumber dari sungai,
memanfaatkan matair yang sudah dimanfaatkan (jika
memungkinkan), harus diteliti.
(2) Pengembangan akan tergantung pada persetujuan dari
tataguna air. Jika kapasitas sistem sesuai dengan kapasitas sumber
yang ada dan belum dimanfaatkan.
(3) Apabila sumberdaya terbatas, gabungan dari beberapa jenis
sumber perlu dipertimbangkan dan dihitung biayanya.

Prosedur yang ditempuh dalam pemilihan sumber yang akan


direkomendasikan mengikuti urutan sebagai berikut :
- Identifikasi dan Penilaian Sumber Sumber air yang ditetapkan
adalah sumber yang dapat memenuhi kebutuhan air minum
dengan sistem perpipaan untuk perkotaan dan perdesaan.

125
- Evaluasi Persaingan Pemakai Dalam banyak kasus, pemilihan
sumber air yang diusulkan untuk penyediaan air minum telah
dimanfaatkan atau akan dimanfaatkan oleh pemakai dari
sektor lain. Secara hukum, penyediaan air minum merupakan
prioritas utama. Namun bila memilih sumber yang telah
digunakan; kepentingan sebelumnya dan kepentingan ekonomi
harus dipertimbangkan.
- Perkiraan Biaya Investasi
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan adalah ; jenis
sumber, kapasitas yang dibutuhkan, pengolahan yang
diperlukan, jarak sumber dengan daerah pelayanan. Kondisi
tersebut akan berpengaruh kepada kebutuhan biaya investasi
sistem penyediaan air minum. Evaluasi dilakukan terhadap
beberapa alternatif sistem sebagai berikut:
· Sistem mata air gravitasi
· Sistem mata air pompa
· Sistem sungai/danau gravitasi
· Sistem sungai/danau pompa.
- Identifikas Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang berakibat kepada kondisi fisik
daerah, sosial ekonomi dan dampak lainnya dalam pemilihan
sumber air harus diperhitungkan.
Kriteria dan Standar Perencanaan
Dalam melaksanakan Pekerjaan Rencana Induk Penyediaan Air Minum Di
Kabupaten Karawang, konsultan akan menggunakan standar-standar baku
yang umum dipakai, desain kriteria yang berasal dari proyek sejenis yang
dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, formula-formula teknik dari
berbagai text book yang representatif dan asumsi-asumsi yang layak
digunakan. Penerapan kriteria/standar desain ini akan disesuaikan juga
dengan kondisi daerah setempat, karena tidak semuanya akan cocok untuk
daerah tersebut.
Pemahaman terhadap peraturan-peraturan yang ada dan kebijakan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten yang berlaku saat ini

126
sangat diperlukan, sehingga rencana yang akan disusun sejalan dengan
kebijakan tersebut.
Suatu sistem penyediaan air minum direncanakan sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi tujuan dibawah ini:
a) Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang
memenuhi persyaratan air minum.
b) Tersedianya air setiap waktu atau berkesinambungan.
c) Tresedianya air dengan harga terjangkau oleh masyarakat/ pemakai.
Sistem yang direncanakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Berorientasi ke depan.
b) Mudah dilaksanakan atau realitas.
c) Mudah direvisi/fleksible.
Kriteria perencanaan yang digunakan sesuai dengan “Juknis Spesifikasi
Teknik Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum, Dept. Pekerjaan
Umum” yakni:
a) Periode perencanaan dibuat dengan jangka waktu 15 tahun kedepan
yang dibagi dalam beberapa tahapan.
b) Sasaran dan prioritas pengembangan pelayanan ditujukan pada
daerah berkepadatan tinggi dan rawan air minum, kawasan strategis
dan daerah pengembangan sesuai dengan arahan pengembangan
kota/wilayah
c) Strategi pelayanan adalah pengembangan sistem eksisting dan
pembangunan sistem baru.
d) Kebutuhan air dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dan
laju pemakaian (konsumsi) air yang dikelompokkan menjadi :
- Kota Metro : 190 l/or/hr
- Kota Besar : 170 l/or/hr
- Kota Sedang : 150 l/or/hr
- Kota Kecil : 130 l/or/hr
- Kota-Desa : 100 l/or/hr
e) Tingkat Pelayanan untuk daerah perkotaan ditargetkan 100% dan
60% daerah perdesaan, yang dicapai secara bertahap, itupun akan
disesuaikan dengan kondisi eksisting, sumber air alternatif,
kepadatan penduduk dan kebijakan pemerintah

127
f) Kebutuhan air lainnya selain penduduk adalah untuk fasilitas sosial,
komersial, perkantoran, rekreasi dan pariwisata serta industri.
g) Kebutuhan hari maksismum menggunakan faktor 1,15-1,25
h) Kehilangan air pada umumnya berkisar 15 - 20%.
i) Kapasitas sistem, harus mampu mengalirkan air untuk memenuhi
kebutuhan hari maksimum di unit produksi dan kebuthan puncak
untuk jaringan distribusi (f = (1,65-2.00)) dari kebutuhan rata-rata.
Kriteria teknis penyediaan air minum disajikan pada Tabel 3.2. dan
3.3.

128
Tabel 3.2. Kriteria Disain Sistem Pengaliran Air Minum

No URAIAN KRITERIA TEKNIS

1. Kapasitas Aliran :
a. Air Baku Hari maksimum
b. Kapasitas produksi Hari maksimum
c. Pompa Hari maksimum
d. Jaringan Pipa :
- Transmisi Hari maksimum
- Distribusi Jam puncak
2. Dimensi Pipa :
a. Koef.Hazen William (pipa baru) 120
b. Kecepatan aliran (0,3 - 2) m/det
c. Diameter min. pipa induk > 200 mm
d. Diameter min. pipa sekunder (90-200) mm
e. Diameter min. pipa retikulasi (50-63) mm
3. Tekanan Air
a. Tekanan statis maksimum 60 m
b. Minimum sisa tekan 10 m
4. Kapasitas Reservoar
a. Bak Pengumpul 1 - 2 jam
b. Res. Distribusi (15-20) % dari jumlah
kebutuhan rata-rata

Tabel 3.3. Kriteria Disain Unit Produksi

No URAIAN KRITERIA TEKNIS

1. Bangunan Sadap :
a. Debit aliran Hari maksimum
b. Kecepatan aliran (1 - 2,5) m/det
2. Transmisi
a. Debit aliran Hari maksimum
b. Kecepatan aliran maksimum 2 m/det
3. Bak Pengaduk Cepat
a. Tipe Terjunan

129
No URAIAN KRITERIA TEKNIS

b. Waktu detensi 1-30 detik


c. Gradien kecepatan (G Value) 1.000 - 2.000 /det
4. Bak Pengaduk Lambat
a. Tipe Helikoidal
b. Jumlah kompartemen 6 unit
c. Waktu detensi 1-30 menit
d. Gradien kecepatan (G Value) 100 - 10 / det
5. Bak Sedimentasi
a. Tipe Tube-settler
b. Waktu detensi 45 - 120 menit
c. Bil. Reynold dan Bil. Froude 280 & # 1x10-5
d. Kemiringan sekat 60o kearah horizontal
e. Jarak antara sekat 2,5 cm
f. Bahan sekat Fiber glass t. 0.8-1 mm
6. Filter
a. Tipe Dual Media
b. Kecepatan Filtrasi (4 - 15) m/jam
c. Kedalaman media filtrasi 60 - 90 cm
d. Effective Size & Uniform Coef.
- ES pasir 0,45 - 0,8 mm
- ES kerikil 1 - 1,6 mm
- UC pasir dan kerikil 1,3 - 1,7
e. Periode pencucian pasir 12 - 72 jam
f. Sistem under drain Plat Beton + Nozel
g. Sistem pencucian Dengan Udara / Blower
Bacwash antar filter

130
Metode Perhitungan Biaya Investasi
Jenis pekerjaan dan tabel pembiayaan dalam rencana induk sistem ini
terdiri dari komponen:
- pekerjaan persiapan
- studi dan perencanaan dan supervisi
- pekerjaan unit produksi
- pekerjaan pengadaan pipa
- pekerjaan pemasangan pipa
- pekerjaan M&E
- pekerjaan bangunan pelengkap
Perhitungan biaya investasi menggunakan standar-standar harga yang
berlaku yang dikeluarkan Bappenas dan standar harga Depatemen
Pekerjaan Umum, standar harga yang diukeluarkan Kabupaten/Kota serta
standar lain yang berlaku di pasaran.
1) Proyeksi Keuangan dan Analisis Finansial
Bahasan tentang aspek keuangan menggunakan asumsi-asumsi yang
akan menggambarkan kelayakan pengembangan sistem dari segi
finansial. Kriteria yang digunakan untuk meranking berbagai
alternatif adalah Economic Internal Rate of Return (EIRR) yang
dihitung berdasarkan:
Biaya proyek (Project Cost) dari setiap alternatif dan pentahapan
pendanaannya berdasarkan harga yang berlaku kemudian dibuat
Present Valuenya untuk berbagai discount rate.
Menentukan (asumsi) biaya operasi dan pemeliharaan tahunan,
meliputi:
- Biaya personil.
- Biaya listrik.
- Biaya bahan kimia.
- Biaya perbaikan dan pemeliharaan.
- Biaya asuransi.
- Biaya umum.
- Biaya administrasi.
- Menghitung Present Value terhadap total biaya, investasi, operasi
dan pemeliharaan.

131
- Menghitung proyeksi pendapatan berdasarkan proyeksi kebutuhan
air.
- Menghitung present value terhadap pendapatan tahunan.
- Menghitung IRR.
Proyeksi keuangan dan analisis finansial akan dihitung berdasarkan
asumsi-asumsi yang ada serta rencana pengembangan sistem yang
sudah disepakati yang akan menggambarkan perkuatan posisi
keuangan dalam rangka rencana pelaksanaan program pembangunan
sistem penyediaan air minum.
2) Profitabilitas dan Liquiditas
Proyeksi keuangan akan menggambarkan posisi keuangan sampai
akhir tahun perencanaan yang dapat menyimpulkan segi
profitabilitas, liquiditas serta solvabilitas keadaan keuangan pengelola
nantinya yang menunjukkan prospek keuangan yang layak dan patut
mendapatkan pendanaan.
3) Internal Ratio of Return (IRR)
IRR dihitung dengan anggapan sbb :
- Jumlah outflow terdiri dari jumlah investasi lama dan baru, serta
kebutuhan dana untuk kenaikan modal kerja yang diperlukan per
tahun.
- Jumlah inflow merupakan laba netto setalah pajak, penyusutan
dan bungan pinjaman
- Jangka waktu perhitungan selama 20 tahun
- IRR bisa dihitung dengan 2 alternatif yaitu memasukkan bunga
pinjaman atau tidak.
Kajian finansial ini akan membantu pengambil keputusan dalam
menentukan sistem terbaik yang akan diterapkan, sebagai bahan
dalam penentuan pentahapan kegiatan, rencana tindak lanjut dan
pengembangan sumber daya manusia.
Metode Pengembangan Kelembagaan Air Minum
Pengembangan penyediaan air minum haruslah didukung oleh institusi yang
kuat dan efisien dalam kerjanya agar semua pihak yang berkepentingan
dapat memperoleh manfaat. Diantara faktor pendukung keberhasilan

132
organisasi adalah struktur yang memungkinkan tercapainya efisiensi kerja
dan perilaku karyawan yang mendukung.
Struktur organisasi dirancang untuk menunjang mekanisme kerja didalam
organisasi. Mekanisme kerja dalam penyediaan air minum berpedoman
kepada tujuan Pengelola yaitu memberikan pelayanan air minum bagi
seluruh masyarakat secara adil dan merata secara terus menerus yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan. Beberapa hal yang menentukan
struktur organisasi seperti pembagian kerja, sentralisasi/desentralisasi di
dalamnya, koordinasi antar bagian. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
direncanakan sistem dan manajemen yang baik sesuai dengan beban yang
harus dilaksanakan oleh organisasi.
Ukuran yang menentukan besarnya organisasi ditentukan oleh beberapa
kriteria seperti jumlah tenaga kerja, jumlah aset, jumlah langganan,
volume usaha dll. Maka dalam penyusunan organisasi ini akan ditinjau pula
struktur yang sesuai dengan tahapan pengembangan sistem.
Metode Penentuan Skala Prioritas
Untuk mendapatkan prioritas program pembangunan air minum diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut :
- Menentukan program yang bersifat mendesak.
- Kesiapan studi dan perencanaan.
- Kesiapan sumber air.
- Kondisi sosial ekonomi masyarakat.
- Potensi daerah pelayanan/pelanggan.
- Cepatnya pengembalian investasi.
- Kesiapan dan kemampuan pembiayaan.

133
PROSES OUTPUT

Metoda Pengolahan Data


secara Tabular & Spatsial

PENGUMPULAN DATA ANALISIS DATA

Analisis Kondisi & Tipologi Penyusunan RIS SPAM


Klimatologi
Wilayah Studi · Proyeksi kebutuhan air
minum (2014-2034)
Geologi · Pemilihan sumber air baku
Analisis Pengembangan
potensial.

A
Wilayah
· Rencana pengembangan

S P A M
T
Hidrologi sistem air minum.
Analisis Pemilihan · Perhitungan kebutuhan

A
INPUT biaya investasi
Alternatif Sumber Air Baku
Topografi · Analisis financial dan pola

D
Potensial
pembiayaan

R I S
SATART · Rencana pengembangan
Pengumpulan
RTRW kelembagaan dan

N
Data Sekunder Analisis Permasalahan
Pengembangan SPAM pengelolaan

A
PERSIAPAN

P E N Y U S U N A N
Sosekbud

H
· Mobilisasi & konsolidasi tim. Penyusunan Program
Perhitungan Proyeksi
· Penyiapan rencana kerja.
Survey Lapangan

· Menyusun RPJM

A
Sarana & Penduduk s/d 2034
· Penyiapan quesioner & · Estimasi Biaya Program
Prasarana Umum

L
peralatan survey. · Alokasi Biaya Program
· Penyiapan administrasi Analisis Kinerja

O
Sistem SPAM
proyek. Existing Pengelolaan SPAM
· Persiapan survey lapangan.

G
Pemetaan
· Koordinasi dengan instansi Sarana & · Peta Wilayah Studi

N
terkait Prasarana SPAM Analisis Kebutuhan Air · Peta sumber air baku
Minum

E
potensial.
Observasi · Peta sistem pengembangan

P
Lapangan · Ability to Pay (ATP) air minum.
Pengumpulan
· Willingness to Connect · Peta pengembangan
STUDI LITERATUR Data Primer
(WTC) daerah pelayanan.
RDS
· UU No. 7 Tahun 2004 · Willingness to Pay (WTP) · Peta program.
· PP No. 16 Tahun 2005
· Permen PU No. 18 Th. 2007
· NSPM Terkait

Gambar 3.3. Metodologi Pemutakhiran RISPAM Kabupaten Karawang

134
Contents
BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI ........................................... 109

3.1. Pendekatan dan Metodologi ................................................... 109

3.1.1. Pendekatan Umum.......................................................... 109

3.1.2. Pendekatan Kelembagaan ................................................ 110

3.1.3. Pendekatan Teknis .......................................................... 110

3.2. Metodologi .......................................................................... 111

3.2.1. Metodologi Pengumpulan Data .......................................... 111

3.2.2. Metodologi Survey Lapangan ............................................ 113

3.2.3. Metodologi Pengolahan Data ............................................ 116

Tabel

Tabel 3.1. Kondisi dan Pemilihan Sumber Air ...................................... 125


Tabel 3.2. Kriteria Disain Sistem Pengaliran Air Minum ......................... 129
Tabel 3.3. Kriteria Disain Unit Produksi............................................... 129

Gambar
Gambar 3.1. Survey Investigasi Sumber Air ........................................ 116
Gambar 3.2. Grafik Pertumbuhan Penduduk (Ilustrasi) ......................... 122
Gambar 3.3. Metodologi Pemutakhiran RISPAM Kabupaten Karawang..... 134

135

Anda mungkin juga menyukai