Anda di halaman 1dari 5

BAB II

METODOLOGI

2.1. Pendekatan

Dalam menyelesaikan pekerjaan penyusunan dokumen penataan kawasan permukiman kumuh


RT 04 RW 01 Kelurahan Pakualam, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan ini
menggunakan 2 pendekatan, yaitu:

2.1.1. Community Action Plan (CAP)

Community Action Plan (CAP) adalah salah satu bentuk metode pendekatan efektif dalam
proses perencanaan dan pembangunan partisipatif. Dengan CAP ini, segala bentuk perencanaan
tindakan dilakukan bersama masyarakat. Selain itu, CAP juga dapat dijadikan sebagai upaya
untuk merangsang suatu proses perencanaan yang berbasis pada keterlibatan aktif masyarakat
dari wilayah perencanaan itu sendiri.

Proses CAP akan menghasilkan suatu rencana tindak bersama yang berorientasi pada hasil
dalam jangka waktu tertentu, dengan pelaksanan dan penanggung jawab kegiatan yang jelas,
rincian strategi pelaksanaan yang lengkap dan disepakati oleh seluruh pihak yang terlibat dalam
rencana tindak tersebut. perumusan strategi yang disepakati oleh seluruh pihak diharap mampu
memberi jaminan ketepatan sasaran serta dukungan dari semua pihak yang terlibat baik dalam
pelaksanaan maupun pemeliharaan dari hasil tindakan yang telah dilakukan. Adapun tahapan
dalam Community actionplan, sebagai berikut.

1. Pra-CAP = Merupakan tahap persiapan yang meliputi pengarahan masyarakat untuk


berkomitmen dalam kegiatan CAP, penyiapan profil komunitas dan pembuatan
panitia lokakarya. Tahapan ini berfungsi untuk menginformasikan tentang apa yang
diharapkan dari kegiatan CAP yang terdiri atas kegiatan sosialisasi awal sebagai
tahapan perkenalan kepada masyarakat dan semua stakeholder, pembuatan social
mapping untuk memetakan wilayah perencanaan mereka sendiri yang berisikan
segala bentuk potensi, permasalahan, dan peta aktivitas sosial, ekonomi, dan politik
lokal termasuk kelembagaan-kelembagaan lokal yang ada
2. Lokakarya (Musyawarah/Diskusi) CAP = Tahap lokakarya ini berisikan presentasi
dan diskusi dari hasil pemetaan seluruh permasalahan yang diawali dengan
merumuskan dan membahas seluruh permasalahan dalam suatu kelompok-kelompok
kerja kecil atau secara musyawarah. Setelah ditemukan rumusan-rumusan
permasalahan yang lebih komprehensif, baru lah dilakukan presentasi dan diskusi
oleh seluruh anggota masyarakat yang terlibat untuk mencapai suatu komitmen
bersama.
3. Post-CAP (Implementasi) = Tahap Post-CAP ini lebih dititikberatkan pada
kesepakatan-kesepakatan yang telah didapat dalam tahap lokarya sebelumnya.
Kesepakatan-kesepakatan tidak saja berupa pelaksanaan dari program dan budgeting
(pendanaan), tetapi juga terkait dengan komitmen masyarakat terhadap perubahan
perilaku dan pola ocal masyarakat yang lebih baik. Tahapan ini berisi pula
monitoring proses implementasi kegiatan yang telah dilakukan.

2.1.2. Pendekatan Teknis


Pendekatan teknis merupakan pendekatan yang menggunakan standar-standar
normatif untuk menterjemahkan kebutuhan infrastruktur di lingkungan permukiman.
Pendekatan teknis ini bertujuan untuk memudahkan proses pelaksanaan
pembangunan di lapangan.

Pendekatan teknis menggunakan standar, antara lain:


1. Standar jaringan jalan lingkungan; SNI 03-6967-2003 tentang persyaratan
umum sistem jaringan dan geometrik jalan perumahan dan SNI 03-1733-2004;
2. Standar jaringan drainase; menggunakan standar SNI 02-2406-1991 tentang
perencanaan umum drainase perkotaan;
3. Standar jaringan air bersih; SNI 03-2399-1991 tentang tata cara perencanaan
bangunan MCK Umum;
4. Standar jaringan air limbah; SNI 03-2398-2002 tentang tata cara perencanaan
tangki septik dengan sistem resapan serta pedoman tentang pengelolaan air
limbah secara komunal pada lingkungan perumahan yang berlalu;
5. Standar jaringan persampahan;
a. SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara teknik operasional pengolahan
sampah perkotaan.
b. SNI 03-3242-1994 tentang Tata cara pengelolaan sampah di
permukiman.
c. SNI 03-3241-1994 tentang Tata cara pemilihan lokasi tempat
pembuangan akhir sampah.
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini akan dijabarkan sebagai
berikut, yaitu:
2.2.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk kegiatan ini dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Pengumpulan data primer, antara lain:
 survei lapangan untuk mendapat gambaran visual kondisi eksisting lokasi
kegiatan seperti jumlah penduduk, kondisi ekonomi dan mata pencaharian
penduduk, jumlah sarana dan prasarana lingkungan (jalan, drainase, limbah,
persampahan dll), status tanah, status bangunan/rumah, data rumah tidak
layak huni menggunakan teknik pengukuran, observasi dan dokumentasi.
 wawancara dengan masyarakat yang dilakukan dengan metode sampling
(ketua RT, ketua RW, ketua/anggota BKM, tokoh masyarakat dan masyarakat
yang mengetahui kondisi lokasi kegiatan) untuk mendapatkan informasi
tambahan dari survei lapangan. Hal ini juga dilakukan untuk menampung
aspirasi dan persepsi tentang lokasi kegiatan baik potensi dan
permasalahannya.
b. Pengumpulan data sekunder, antara lain:
 RPJMD Kota Tangerang Selatan 2016-2021
 RTRW Kota Tangerang Selatan 2011-2031
 SK Kumuh Kota Tangerang Selatan Tahun 2016
 Dokumen RP2KPKP
 Citra Satelit Kota Tangerang Selatan
 Monografi Kelurahan Pakualam
 Dokumen RPLP Kelurahan Pakualam
 Profil Permukiman Kumuh Kelurahan Pakualam
2.2.2 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan data yang meliputi:
 Kompilasi data yaitu mengolah data yang telah diperoleh baik data primer
dan data sekunder untuk menghasilkan profil lokasi kegiatan.
 Analisis data yaitu untuk merumuskan potensi dan permasalahan yang
terdapat pada lokasi kegiatan.
 Perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana di lokasi kegiatan dengan
membuat justifikasi penanganan fisik sarana prasarana berdasarkan
standar/SNI dan kondisi eksiting serta melakukan analisa usulan-usulan yang
sifatnya sosial ekonomi yang didasarkan pada analisa potensi dan
permasalahan.
 Penyusunan DED dan RAB sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
2.2.3 FGD
FGD ini dilakukan untuk memberikan ruang diskusi bagi masyarakat untuk
memberikan usulan dan pendapat tentang penataan permukiman kumuh di lokasi
kajian. Pada FGD ini akan disepakati objek-objek sarana-prasarana lingkungan
permukiman yang akan di tata.

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN


Kerangka pemikiran untuk menyelesaikan pekerjaan ini, diawali dengan:
1. Melakukan inventarisasi data dan informasi pada kegiatan-kegiatan sebelumnya.
2. Melakukan cross check data dan informasi yang telah didapatkan sebelumnya ke
lapangan untuk komunikasi dan koordinasi dengan ketua RT, ketua RW,
ketua/anggota BKM, tokoh masyarakat dan masyarakat yang mengetahui kondisi
lokasi kegiatan.
3. Melakukan survei lapangan dan dokumentasi untuk mendapatkan data terbaru dan
aktual untuk memutakhirkan data dan informasi mengenai lokasi kegiatan.
4. Melakukan wawancara dengan metode sampling kepada ketua RT, ketua RW,
ketua/anggota BKM, tokoh masyarakat dan masyarakat yang mengetahui kondisi
lokasi kegiatan.
5. Melakukan pengolahan data yang menghasilkan profil permukiman kumuh,
pemetaan potensi dan permasalahan dan kebutuhan sarana dan prasarana.
6. Menyelenggarakan FGD untuk mengklarifikasi profil permukiman kumuh, pemetaan
potensi dan permasalahan serta kebutuhan sarana dan prasarana yang telah dibuat.
FGD ini juga menampung usulan, pendapat dan aspirasi dari masyarakat yang belum
tersampaikan sebelumnya.
7. Melakukan survey lapangan kembali untuk cross check data dan informasi yang
didapatkan dari hasil pertemuan FGD sebelumnya.
8. Membuat nota kesepakatan atau berita acara untuk penyepakatan sarana dan
prasarana yang akan di bangun atau diperbaiki berdasarkan cross check survey
lapangan sebelumnya. Hal ini untuk memberikan batasan terhadap usulan, pendapat
dan aspirasi baru.
9. Setelah disepakatinya nota kesepakatan atau berita acara, kemudian dilakukan
pengukuran untuk mendapatkan dimensi teknik serta penyusunan DED dan RAB.

Anda mungkin juga menyukai