pekerjaan. Perumusan metodologi ini bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara
sistematis sesuai dengan karakteristik pekerjaan, sehingga tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan sehingga dapat tercapai secara utuh sesuai dengan harapan. Metodologi ini
disusun berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan disesuaikan acuan yang ada pada
pekerjaan ini.
2.1 Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Feasibility Study (FS) Potensi Usaha Dan Peluang Investasi Industri
Bandeng Di Kabupaten Demak dilaksanakan dengan tahapan kegiatan seperti berikut :
2.1.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai tahapan
pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang
harus dilakukan dengan tujuan supaya kegiatan terstruktur, terkoordinasi dan
mendapatkan hasil seperti yang direncanakan. Adapun yang termasuk dalam tahap
persiapan ini meliputi:
a. Melakukan persiapan dan pemantapan rencana kerja;
b. Menyusun desain survei dan format kegiatan
c. Menyusun jadwal kegiatan
d. Melakukan survei awal
E-1
menyusun instrumen analisis untuk melakukan kajian terhadap data-data yang telah
terkumpul.
Konsultan melakukan persiapan terhadap kegiatan lain seperti administrasi proyek,
penyiapan personil serta persiapan rencana kerja dalam sebuah kerangka jadwal kerja,
sehingga setelah persiapan matang dapat dilakukan kegiatan studi lapangan dan literatur.
Adapun rincian kegiatan persiapan akan meliputi:
a. Interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja.
b. Koordinasi dengan pihak terkait.
c. Konsolidasi Tim dan Review.
d. Menyusun Jadwal (program kerja perencanaan).
e. Mengumpulkan data awal (penelitian, peraturan, dan lain-lain) dan Informasi Potensi
lapangan.
f. Penyusunan Metodologi.
g. Penetapan lokasi kunjungan lapangan dan dokumentasi elektronik.
h. Konsep perencanaan.
i. Sketsa gagasan.
j. dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai pariwisata.
E-2
b. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder merupakan metoda survai yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan berbagai Informasi Potensi dan data-data dari sumber tak langsung.
Dalam hal ini sumber dimaksud adalah instansi-instansi yang menangani atau
mengelola segala bentuk perkembangan yang terjadi di wilayah perencanaan.
Data-data atau informasi potensi yang telah terhimpun pada setiap instansi akan
menjadi sumber data yang penting bagi pelaksanaan analisis. Data-data yang
dimaksud akan meliputi data kondisi fisik meliputi penggunaan lahan baik luasan
maupun karakteristiknya, data prasarana meliputi sumber, kondisi jaringan serta
rencana pengembangannya. Termasuk juga dalam kategori pengumpulan data
sekunder ini adalah pengumpulan kebijakan-kebijakan atau peraturan-peraturan
terkait yang telah ada, kondisi sosial ekonomi, dan kelembagaan.
Pengamatan/observasi Lapangan merupakan metoda survei yang secara langsung
menangkap dan memahami kondisi serta permasalahan yang ada dilapangan.
Pengamatan lapangan ini sangat penting untuk dapat memberikan wawasan yang
benar serta menumbuhkan kepekaan yang tepat pada team perencana. Pengamatan
lapangan ini akan sangat diperlukan untuk dapat memahami permasalahan-
permasalahan tertentu khususnya terhadap elemen-elemen pembentuk karakter
ruang seperti kondisi lingkungan, sarana dan prasarana serta lokasui produksi
bandeng beeserta bentuk pengolahannya.
Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses perencanaan
ini. Data sekunder ini didapatkan bukan melalui pengamatan secara langsung di
lapangan. Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain adalah
literatur-literatur penunjang, grafik, tabel dan yang berkaitan erat dengan proses
perencanaan kawasan wisata bahari. Pengumpulan data primer dan data sekunder
dari berbagai sumber seperti:
• Peta administrasi Kabupaten Demak
• Data Kabupaten Demak dalam angka
• Data RTRW Kabupaten Demak
• Kondisi perikanan bandeng di lokasi
E-3
• Metode Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi untuk
mengetahui kondisi sebenarnya dilapangan
• Metode Wawancara, yaitu dengan cara wawancara langsung dengan instansi
terkait/ pengelola atau narasumber yang dianggap mengetahui permasalahan
tersebut.
• Metode Kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data atau bahan yang diperoleh
dari buku-buku kepustakaan.
E-4
2.2 Metode Penyusunan Studi kelayakan
2.2.1 Feasibility Study (Analisa Kelayakan)
Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk
menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha. Pengertian layak
dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan
dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial benefit.
Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko kegagalan dalam memasarkan
produk dapat dihindari.
Analisis kelayakan usaha yang disusun merupakan pedoman kerja, baik dalam
penanaman investasi, pengeluaran biaya, cara produksi, cara melakukan pemasaran dan
cara memperlakukan lingkungan organisasi. Dalam kenyataannya tidak semua aspek
harus diteliti, hanya aspek yang benar-benar dibutuhkan saja yang perlu dianalisis untuk
dibahas lebih lanjut. Analisis kelayakan usaha mencakup beberapa aspek antara lain:
aspek fisik geografis, aspek pemsaran, aspek produksi, aspek keuangan dan aspek pola
kerjasama.
1. Aspek Fisik Geografis
Aspek fisik secara umum adalah aspek geografis yang mengkaji segala fenomena
geosfer yang memengaruhi keberlangsungan hidup manusia. Aspek fisik meliputi
aspek kimiawi, biologis, astronomis, dan semua fenomena alam yang langsung dapat
diamati. Terdapat 3 macam aspek fisik yakni aspek topografi, aspek biotik dan aspek
non-biotik. Berikut merupakan macam macam aspek fisik dan penjelasan lengkapnya
a. Aspek Topografi aspek topografi adalah aspek geografi fisik yang berkaitan
dengan letak atau lokasi suatu wilayah. Secara umum aspek topografi membahas
mengenai hal-hal yang berkenaan dengan letak daerah dan negara, bentuk muka
buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas
tertentu.
b. Aspek Biotik, aspek biotik adalah aspek geografi fisik yang berkaitan makhluk
hidup. Secara umum aspek biotik membahas mengenai hal-hal yang berkenaan
dengan unsur tumbuhan (flora), binatang (fauna) serta kajian penduduk.
c. Aspek Non-Biotik, aspek non-biotik adalah aspek geografi fisik yang berkaitan
dengan tanah dan air suatu wilayah. Secara umum aspek non-biotik membahas
E-5
mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur kondisi tanah, hidrologi baik
perairan darat maupun laut dan kondisi iklim dari suatu wilayah.
2. Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran termasuk satu hal yang paling penting dan menjadi faktor utama
dalam proses pemetaan pasar. Aspek pemasaran adalah segala sesuatu yang
menyangkut ada atau tidaknya peluan pasar untuk produk yang dibuat oleh sebuah
perusahaan. Sehingga aspek pemasaran ini bisa menjadi kunci keberhasilan bagi
perusahaan dalam memetakan pasar.
3. Aspek Produksi
Pengertian produksi merupakan suatu kegiatan dilakukan untuk menambah guna
pada suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan. Dengan kata lain produksi adalah sebuah proses menciptakan
atau memperbesar nilai guna pada suatu barang.
4. Aspek Keuangan
aspek keuangan merupakan aspek yang berkaitan dengan kondisi keuangan suatu
usaha baik dari investasi awal usaha dan keuntungan yang diperoleh dari hasil
penjualan. Aspek finansial bersifat kuantitatif dan digunakan untuk menganalisis dana
yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.
5. Aspek Pola Kerjasama
Pola kemitraan secara umum dapat diartikan sebagai bentuk kerja sama yang
saling menguntungkan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Thoby Mutis, kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua
pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat bersama maupun
keuntungan bersama sesuai prinsip saling membutuhkan dan saling mengisi sesuai
kesepakatan yang muncul. Keinginan dua pihak menjalin suatu kerja sama pada
prinsipnya didasari atas keinginan masing-masing pihak agar dapat memenuhi
kebutuhan usaha satu sama lain.
E-6
kesimpulan dengan cara mengaitkan adanya sekumpulan fakta tersebut. Berdasarkan
jenis datanya, analisis ada 2 macam yaitu:
1. Analisis Kuantitatif
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu data-data yang dapat diukur
dengan jelas, biasanya berupa angka-angka, grafik, tabel dan data-data statistik
lainnya.
2. Analisis Kualitatif
Analisis ini menggunakan data-data yang tidak secara langsung dapat diukur
besarannya, dengan kata lain tidak menggunakan data-data statistik untuk
menyatakan hasil akhir. Biasanya dikenal ada beberapa teknik analisis, yaitu:
a. Analisis Komparatif
Analisis ini biasanya digunakan untuk membandingkan dua fenomena
(perkembagan) yang berbeda. Hasil akhir analisis ini ditentukan melalui tingkat
perbandingan yang dilakukan.
b. Analisis Deskriptif
Analisis ini adalah menggambarkan kondisi/keadaan yang berkembang di
masyarakat. Pada umumnya metode ini merupakan uraian-uraian/narasi yang
harus bisa merepresentasikan keadaan yang sebenarnya tanpa dikurangi atau
ditambahi.
c. Analisis Proyektif
Analisis ini biasanya dilakukan setelah mendapat masukan/hasil dari 2 analisis
diatas. Pada dasarnya metode proyektif lebih banyak memfokuskan pada upaya
memahami fenomena yang berkembang, untuk dapat ditentukan arah
kecenderungannya/trend. Jadi dalam metode ini, unsur intuitif atau peramalan
sangat diperlukan.
E-7
1. Dana yang diperlukan untuk investasi.
2. Sumber-sumber anggaran pembelanjaan yang akan dipergunakan.
3. Biaya pengembangan lahan, biaya pengembangan bangunan, biaya pajak, dan harga
jual tiket.
4. Manfaat dan biaya (finansial) ; seperti ”rate of return on investment”, ”net present
value”, ”internal rate of return”, ”profitability index” dan “payback period”. Estimasi
terhadap risiko proyek. Taksiran laba/rugi proyek tersebut, serta taksiran aliran kas
yang dibutuhkan untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut.
Sebelum melakukan analisis investasi, yang terlebih dahulu dilakukan adalah
menghitung aliran kas proyek. Setelah diperoleh aliran kas proyek maka dilakukan analisis
kriteria penilaian kelayakan investasi dengan metode Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), dan discounted Payback Period (dPP).
1. Analisis Aliran Kas (cash flow)
Aliran kas proyek selama periode operasi adalah:
a. Aliran kas keluar (cash out flow) terdiri dari biaya fisik selama masa operasi
pembangunan yang meliputi biaya pemeliharaan, biaya operasional, biaya lainnya.
b. Aliran kas masuk (cash in flow) meliputi pendapatan selama masa operasi wisata
yang meliputi sewa dan retribusi.
2. Net Present Value (NPV)
Hal yang diperhatikan yaitu faktor nilai waktu dari uang dan selisih besar aliran kas
masuk dan keluar. Aliran kas proyek (investasi) yang akan dikaji meliputi keseluruhan
yaitu biaya pertama, operasi, produksi, pemeliharaan, dan lain-lain pengeluaran.
Rumus :
Dimana :
NPV = nilai sekarang neto
(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t
(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t
n = umur unit usaha hasil investasi
I = arus pengembalian (rate of return)
t = waktu
E-8
Indikasi :
NPV = positif, usulan proyek dapat diterima, semakin tinggi angka NPV semakin
baik
NPV = negatif, usulan proyek ditolak
NPV = 0 berarti netral
Dimana :
r1 = tingkat bunga pertama
r2 = tingkat bunga pertama
NPV1 = NPV ke-1 (dengan r1)
NPV2 = NPV ke-2 (dengan r1)
Kriteria penilaiannya adalah jika IRR yang didapat ternyata lebih besar Rate of return
yang ditentukan maka investasi dapat diterima.
4. Payback Period
Analisis payback period atau periode pengembalian ini dilakukan dengan
memperhitungkan time value of money atau disebut discounted payback analysis,
maka lamanya periode pengembalian dihitung dengan persamaan berikut :
t=n
P= ∑ NCF (P/F, i, t)
t=1
Dimana :
P = investasi awal
NCF = net cash flow/arus kas bersih dengan memperhitungkan time value of
money.
Indikasi :
Kriteria ini memberikan indikasi atau petunjuk bahwa proyek dengan periode
pengembalian lebih cepat akan lebih disukai.
E-9
2.3 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Demak
2.3.1. Kondisi Fisik Alam Kabupaten Demak
Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada
110°27'39.50" BT; 7°8'24.87" LS dan 110°50'0.97" BT; 6°42'21.29" LS dan terletak sekitar
25 km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura). Luas wilayah
Kabupaten Demak tercatat sebesar 89.743 hektar dan secara administratif terbagi menjadi
14 Kecamatan yang terdiri dari 243 desa dan 6 kelurahan. Letak geografis Kabupaten
Demak berada di Propinsi Jawa Tengah bagian Utara dan berbatasan langsung dengan
Kota Semarang yang merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian di Jawa Tengah,
sehingga sangat potensial sebagai daerah penyangga roda perekonomian Jawa Tengah.
Berikut merupakan batas-batas Wilayah Kabupaten Demak secara administratif:
• Sebelah Utara : Laut Jawa
• Sebelah Timur : Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Grobogan
• Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang, Kabupaten Grobogan
• Sebelah Barat : Laut Jawa, Kota Semarang, Kabupaten Semarang
E-10
Laju Pertumbuhan Kepadatan
No Kecamatan Jumlah Penduduk Per Tahun Penduduk
2010-2020 (Jiwa/Km2)
13 Mijen 58.287 1,44 1.159,02
14 Wedung 82.621 1,36 836,58
Jumlah 1.206.956 1,28 1.341,56
Sumber : Kabupaten Demak Dalam Angka Tahun 2021
E-11
E-12
2.3.3. Pariwisata di Kabupaten Demak
Kota Demak merupakan salah satu kota dengan kawasan pariwisata yang sangat
terkenal. Salah satu wisata yang terkenal di Kota demak yaitu wisata religinya. Selain itu.
Potensi Kota Demak yang bervariasi keindahan alam dan budayanya tersebut memberikan
banyak pilihan bagi wistawan yang ingin berwisata ke Kota Demak. Berikut ini potensi
wisata yang terkenal dan dapat menjadi daya tarik di Kota Demak sebagai berikut:
1. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Pulau Jawa yang didirikan oleh
Wali Songo bersama Raden Fatah, Raja Pertama Kerajaan Demak Bintoro. Lokasi
Masjid berada di pusat Kota Demak, berjarak26 km dari Kota Semarang, 25 km dari
Kabupaten Kudus, dan 35 km dari Kabupaten Jepara. Masjid ini merupakan cikal bakal
berdirinya kerajaan Glagah wangi Bintoro Demak. Masjid Agung Demak merupakan
salah satu bangunan Islam yang penting di Asia Tenggara dan dunia Islam pada
umumnya. Bahkan kini Masjid Agung Demak diposisikan sebagai destinasi kunjungan
wisata religi terbesar di Indonesia.
Gambar 2.1.
Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak Terlihat dari Pintu Kondisi Ornamen di dalam Masjid
Masuk Masjid Agung Demak
E-13
Jawa, diantaranya wayang kulit. Di tempat ini pula pada tanggal 10 Dzulhijah
dilaksanakan Penjamasan Pusaka peninggalan Sunan Kalijaga.
Gambar 2.2.
Makam Sunan Kalijaga
3. Wisata Budaya
Wisata budaya di Kawasan Kota Demak terbagi dalam berbagai jenis wisata
budaya antara lain sebagai berikut :
a. Ziarah ke Makam Sultan Demak dan Sunan Kalijaga
Kegiatan ziarah dilaksanakan pada pukul 16.00 WIB, kurang lebih 10 hari
menjelang tanggal 10 Dzulhijah. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya jumlah
peziarah di Makam Sultan Demak dan Sunan Kalijaga, kegiatan ziarah di Kota
Demak dibuka untuk sepanjang tahun sehingga dapat menarik warga yang ingin
berziarah di Makam Sultan Demak dan Sunan Kalijaga tersebut.
E-14
b. Pasar Rakyat
Pasar rakyat digelar di lapangan Tembiring Jogo Indah 10 hari sebelum hari raya
Idul Adha. Pasar malam tersebut dipenuhi dengan berbagai macam dagangan,
mulai dari barang-barang kebutuhan sehari-hari sampai dengan mainan anak, hasil
kerajinan, makanan/minuman, permainan anak-anak dan juga panggung
pertunjukan/hiburan.
c. Selamatan Tumpeng Sembilan
Selamatan Tumpeng Sembilan dilaksanakan pada malam hari menjelang Hari Raya
Idul Adha bertempat di Masjid Agung Demak. Tumpeng yang berjumlah sembilan
tersebut melambangkan Wali Songo. Sebelumnya, kesembilan tumpeng tersebut
dibawa dari Pendopo Kabupaten Demak, diiringi ulama, para santri, beserta
Muspida dan tamu undangan lainnya menuju ke Masjid Agung Demak. Selamatan
ini dilaksanakan dengan harapan agar seluruh masyarakat Demak diberikan
berkah keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat dari Allah SWT. Acara
selamatan di awali dengan pengajian umum diteruskan dengan pembacaan doa.
Sesudah itu kepada para pengunjung dibagikan nasi bungkus.
d. Penjamasan Pusaka Peninggalan Sunan Kalijaga
Setelah selesai Sholat Idul Fitri, di makam Sunan Kalijaga Kadilangu dilaksanakan
penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga. Kedua pusaka tersebut adalah
Kutang Ontokusumo dan Keris Kyai Crubuk. Konon Kutang Ontokusumo adalah
berwujud ageman yang dikiaskan sebagai agama Islam. Sedangkan Keris Crubuk
adalah keris pegangan santri yang dipakai Sunan Kalijaga setiap kali berdakwah,
sebagai piyandel/pendorong semangat berdakwah. Dengan selesainya
penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga tersebut, maka berakhir pula
rangkaian acara Grebeg Besar Demak.
e. Tradisi Syawalan
Di Kabupaten Demak, pelaksanaan tradisi syawalan dipusatkan di Pantai
Morodemak Kecamatan Bonang, berjarak 15 km dari pusat kota. diadakan 7 hari
setelah hari raya idul fitri. Puncak kegiatan ini adalah larung sesaji oleh Bupati
yang didampingi Muspida dan pemuka masyarakat setempat. Bupati melepas atau
melarung sesaji berupa pucuk tumpeng yang telah dipotong. Pemotongan
tumpeng dilakukan di atas perahu. Sebelumnya dilakukan doa bersama diikuti
segenap rombongan dan masyarakat yang mengawal Bupati menggunakan
perahu nelayan.
E-15
f. Barong
Di Kabupaten Demak, Desa Gebang merupakan salah satu desa yang terkenal
sebagai pusat kesenian Barong. Setidaknya terdapat tiga sanggar seni barong
yang masih eksis hingga sekarang, meliputi Sanggar Kademangan, Kusumo Joyo
dan Putro Turonggo Samudro. Tiga sanggar yang ada itu mampu menyerap sekitar
3.000 pemuda desa untuk aktif sebagai pelaku kesenian. Selain dari pakem
ceritanya, yang membedakan Barong Demak dengan lainnya nampak pada
pakaian yang dikenakan. Barong Demak lebih menonjolkan unsur batik khas
pesisiran yang rata-rata memiliki warna cerah dan menyolok.
4. Wisata Kuliner
Wisata kuliner yang ada di Kota Demak dan menjadi ciri khas tersendiri
dibandingkan dengan daerah lain yaitu
1. Nasi Ndoreng; adalah nasi urap bumbu mentah dengan tambahan uyah goreng
(kelapa sangrai yang dibumbui garam)
2. Asem-asem Demak; sayur yang terbuat dari daging sapi dimasak pedas, berkuah,
segar karena menggunakan tomat hijau atau belimbing sayur dan asam jawa
3. Sop Balungan; yaitu sayur sop yang berbahan utama tulang kerbau/sapi berbalut
daging tipis
4. Wedang Pekak; yaitu minuman hangat dari rempah-rempah (daun pekak, sereh,
jahe, daun jeruk, dan gula aren)
5. Jamu Coro; adalah minuman hangat, pedas, segar, berbahan jahe, gula aren,
merica, santan kental dan sedikit tepung beras
E-16
air, namun juga dapat hidup dekat dengan dasar perairan. Ikan bandeng dapat mencapai
panjang 180 cm dengan ukuran Lm 68-70 cm (Lieske and Myers, 1994). Ikan bandeng
pada stadia larva memakan zooplankton. Pada stadia juvenil dan dewasa memakan
cyanobacteria, ganggang lunak, invertebrata bentik berukuran kecil, serta telur dan larva
dari ikan pelagis.
Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan di
kawasan pesisir pantai pulau jawa, terutama di Jawa Tengah, dimana ikan bandeng ini
banyak dibudidayakan di Jepara, Pati, Semarang, Demak. Hal ini dikarenakan lokasi lahan
yang cocok untuk budidaya serta ikan bandeng memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Selain
itu ikan bandeng memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: rasanya diterima pasar,
kandungan gizi yang tinggi, dan harga terjangkau. Kandungan protein ikan bandeng
sekitar 20-24% yang terdiri dari asam amino glutamat 1,23% dan lisin 2,25%, serta juga
kaya akan kandungan asam lemak omega 3 yang mencapai 14,2% dari total lemak (Dewi,
dkk, 2019). Namun, ikan bandeng juga memiliki kelemahan, diantaranya: duri banyak dan
resiko bau tanah. Resiko bau tanah dapat dikurangi dengan pengelolaan kualitas air.
Sedangkan duri yang banyak dapat diselesaikan dengan metode pengolahan bandeng
cabut duri maupun bandeng duri lunak.
Pada tahun 2018 produksi ikan bandeng di Kabupaten Demak sebanyak 4.259.985
ton dengan nilai produksi sebesar Rp 79.679.730.000. Jumlah produksi ikan bandeng di
Kabupaten Demak termasuk dalam jumlah yang cukup besar, jika dibandingkan dengan
kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Tengah, dimana jumlah produksi bandeng di urutan
ke 6, sedangkan Kabupaten yang memiliki nilai produksi bandeng paling tinggi adalah
kabupaten Pati yaitu sebanyak 11.711.927 ton dengan nilai sebesar Rp 238.536.817.209.
Ikan bandeng yang di produksi di Kabupaten Demak, selain dijual secara mentah ke
produsen bandeng presto di luar daerah, ada juga yang sudah diolah menjadi olahan
makanan seperti bandeng presto. Beberapa kecamatan di Kabupaten Demak yang
menjadi pusat produksi dan pengolah ikan bandeng antara lain Kecamatan Sayung dan
Kecamatan Wedung.
E-17
dikembangkan. Selama ini bandeng merupakan salah satu makanan khas kawasan pesisir
jawa tengah, salah satunya Kabupaten Demak meskipun bandeng presto dari demak
masih kalah pamornya dengan bandeng prosto Kota Semarang dan juwana pati. Tentunya
hal ini menjadi sebuah tantangan untuk dikembangkan lagi bentuk olahan ikan bandeng
di Kabupaten Demak. Terdapat tiga jenis olahan bandeng yang umum dijumpai di
Kabupaten Demak antara lain olahan bandeng yaitu bandeng tanpa duri, bandeng presto
(bandeng duri lunak), dan otak-otak bandeng
E-18