Anda di halaman 1dari 18

Metodologi adalah cara-cara yang akan diterapkan dalam melaksanakan seluruh

pekerjaan. Perumusan metodologi ini bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara
sistematis sesuai dengan karakteristik pekerjaan, sehingga tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan sehingga dapat tercapai secara utuh sesuai dengan harapan. Metodologi ini
disusun berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan disesuaikan acuan yang ada pada
pekerjaan ini.
2.1 Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Feasibility Study (FS) Potensi Usaha Dan Peluang Investasi Industri
Bandeng Di Kabupaten Demak dilaksanakan dengan tahapan kegiatan seperti berikut :
2.1.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai tahapan
pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang
harus dilakukan dengan tujuan supaya kegiatan terstruktur, terkoordinasi dan
mendapatkan hasil seperti yang direncanakan. Adapun yang termasuk dalam tahap
persiapan ini meliputi:
a. Melakukan persiapan dan pemantapan rencana kerja;
b. Menyusun desain survei dan format kegiatan
c. Menyusun jadwal kegiatan
d. Melakukan survei awal

Dalam tahap persiapan, konsultan menyusun program kerja kegiatan secara


keseluruhan, dengan melakukan konsolidasi dan koordinasi baik dalam internal tim
tenaga ahli maupun dengan instansi terkait seperti Pemerintah Daerah setempat untuk
mendapatkan pengarahan awal sebagai bahan langkah kerja di dalam menangani
pekerjaan ini. Konsultan juga akan memaparkan dan memberikan interpretasi terhadap
tugas yang diberikan dan menentukan sasaran atau target perencanaan ini. Pendataan
Awal Pada tahapan ini, konsultan akan menetapkan metode survey dan perangkat yang
akan digunakan, yaitu berupa pengumpulan data primer maupun sekunder termasuk
Informasi Potensi yang dapat menunjang perancangan dengan melakukan survey
lapangan dan menentukan delineasi batas-batas. Selain metode, konsultan juga

E-1
menyusun instrumen analisis untuk melakukan kajian terhadap data-data yang telah
terkumpul.
Konsultan melakukan persiapan terhadap kegiatan lain seperti administrasi proyek,
penyiapan personil serta persiapan rencana kerja dalam sebuah kerangka jadwal kerja,
sehingga setelah persiapan matang dapat dilakukan kegiatan studi lapangan dan literatur.
Adapun rincian kegiatan persiapan akan meliputi:
a. Interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja.
b. Koordinasi dengan pihak terkait.
c. Konsolidasi Tim dan Review.
d. Menyusun Jadwal (program kerja perencanaan).
e. Mengumpulkan data awal (penelitian, peraturan, dan lain-lain) dan Informasi Potensi
lapangan.
f. Penyusunan Metodologi.
g. Penetapan lokasi kunjungan lapangan dan dokumentasi elektronik.
h. Konsep perencanaan.
i. Sketsa gagasan.
j. dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai pariwisata.

2.1.2. Pengumpulan Data


Dalam Tahapan ini dilakukan kegiatan pengumpulan data yang diperlukan dalam
studi ini. Data yang dijadikan bahan acuan dalam perencanaan ini dapat diklasifikasikan
dalam dua jenis data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari lokasi rencana pembangunan maupun
hasil survei yang dapat langsung dipergunakan sebagai sumber dalam perancangan
bangunan. Pengumpulan data primer merupakan metoda survai yang cukup penting
karena dapat secara langsung memperoleh keterangan ataupun mengetahui aspirasi
secara langsung dari pihak-pihak yang secara langsung terlibat di dalamnya.
Sesuai dengan kerangka acuan kerja (KAK), sebelum pelaksanaan perencanaan teknis
harus dilaksanakan pekerjaan survey lapangan, untuk mendapatkan data-data
pendukung yang ada digunakan tahap penyusunan. Adapun pada tahap ini yang harus
dilakukan adalah tim surveyor dari konsultan melakukan survey detail yang akan
meliputi permasalahan dan potensi pariwisata yang ada di wilayah perancanaan.

E-2
b. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder merupakan metoda survai yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan berbagai Informasi Potensi dan data-data dari sumber tak langsung.
Dalam hal ini sumber dimaksud adalah instansi-instansi yang menangani atau
mengelola segala bentuk perkembangan yang terjadi di wilayah perencanaan.
Data-data atau informasi potensi yang telah terhimpun pada setiap instansi akan
menjadi sumber data yang penting bagi pelaksanaan analisis. Data-data yang
dimaksud akan meliputi data kondisi fisik meliputi penggunaan lahan baik luasan
maupun karakteristiknya, data prasarana meliputi sumber, kondisi jaringan serta
rencana pengembangannya. Termasuk juga dalam kategori pengumpulan data
sekunder ini adalah pengumpulan kebijakan-kebijakan atau peraturan-peraturan
terkait yang telah ada, kondisi sosial ekonomi, dan kelembagaan.
Pengamatan/observasi Lapangan merupakan metoda survei yang secara langsung
menangkap dan memahami kondisi serta permasalahan yang ada dilapangan.
Pengamatan lapangan ini sangat penting untuk dapat memberikan wawasan yang
benar serta menumbuhkan kepekaan yang tepat pada team perencana. Pengamatan
lapangan ini akan sangat diperlukan untuk dapat memahami permasalahan-
permasalahan tertentu khususnya terhadap elemen-elemen pembentuk karakter
ruang seperti kondisi lingkungan, sarana dan prasarana serta lokasui produksi
bandeng beeserta bentuk pengolahannya.
Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses perencanaan
ini. Data sekunder ini didapatkan bukan melalui pengamatan secara langsung di
lapangan. Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain adalah
literatur-literatur penunjang, grafik, tabel dan yang berkaitan erat dengan proses
perencanaan kawasan wisata bahari. Pengumpulan data primer dan data sekunder
dari berbagai sumber seperti:
• Peta administrasi Kabupaten Demak
• Data Kabupaten Demak dalam angka
• Data RTRW Kabupaten Demak
• Kondisi perikanan bandeng di lokasi

Metode pengumpulan data yang dilaksanakan adalah:


• Metode Literatur, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan,
mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan metode kerja yang dilakukan.

E-3
• Metode Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi untuk
mengetahui kondisi sebenarnya dilapangan
• Metode Wawancara, yaitu dengan cara wawancara langsung dengan instansi
terkait/ pengelola atau narasumber yang dianggap mengetahui permasalahan
tersebut.
• Metode Kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data atau bahan yang diperoleh
dari buku-buku kepustakaan.

2.1.3. Tahap kompilasi dan analisis data


Tahap kompilasi data merupakan tahap pemilahan/penyeleksian/pentabulasian/
pendeskripsian data untuk memudahkan proses analisis data. Sedangkan proses analisis
data merupakan proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, memetakan dan
mengapresiasi konteks lingkungan dan nilai lokal dari kawasan perencanaan dan wilayah
sekitarnya. Analisis secara sistematis dilakukan meliputi :
1. Potensi Usaha, meliputi :
• Aspek pemasaran;
• Aspek produksi;
• Aspek keuangan;
• Pola kerjasama.
2. Peluang investasi, meliputi :
• Produksi;
• Pasar dan pemasaran;
• Keuangan;
• Kemitraan;
• Legalitas;
• Teknis (infrastruktur pendukung);
• Manajemen dan organisasi;
• Sosial dan lingkungan.

2.1.4. Tahap Perumusan Hasil Studi


Dari hasil analisis terhadap aspek-aspek yang telah ditentukan, selanjutnya akan
dirumuskan rencana potensi usaha dan peluang investasi industri bandeng di Kabupaten
Demak.

E-4
2.2 Metode Penyusunan Studi kelayakan
2.2.1 Feasibility Study (Analisa Kelayakan)
Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk
menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha. Pengertian layak
dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan
dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial benefit.
Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko kegagalan dalam memasarkan
produk dapat dihindari.
Analisis kelayakan usaha yang disusun merupakan pedoman kerja, baik dalam
penanaman investasi, pengeluaran biaya, cara produksi, cara melakukan pemasaran dan
cara memperlakukan lingkungan organisasi. Dalam kenyataannya tidak semua aspek
harus diteliti, hanya aspek yang benar-benar dibutuhkan saja yang perlu dianalisis untuk
dibahas lebih lanjut. Analisis kelayakan usaha mencakup beberapa aspek antara lain:
aspek fisik geografis, aspek pemsaran, aspek produksi, aspek keuangan dan aspek pola
kerjasama.
1. Aspek Fisik Geografis
Aspek fisik secara umum adalah aspek geografis yang mengkaji segala fenomena
geosfer yang memengaruhi keberlangsungan hidup manusia. Aspek fisik meliputi
aspek kimiawi, biologis, astronomis, dan semua fenomena alam yang langsung dapat
diamati. Terdapat 3 macam aspek fisik yakni aspek topografi, aspek biotik dan aspek
non-biotik. Berikut merupakan macam macam aspek fisik dan penjelasan lengkapnya
a. Aspek Topografi aspek topografi adalah aspek geografi fisik yang berkaitan
dengan letak atau lokasi suatu wilayah. Secara umum aspek topografi membahas
mengenai hal-hal yang berkenaan dengan letak daerah dan negara, bentuk muka
buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas
tertentu.
b. Aspek Biotik, aspek biotik adalah aspek geografi fisik yang berkaitan makhluk
hidup. Secara umum aspek biotik membahas mengenai hal-hal yang berkenaan
dengan unsur tumbuhan (flora), binatang (fauna) serta kajian penduduk.
c. Aspek Non-Biotik, aspek non-biotik adalah aspek geografi fisik yang berkaitan
dengan tanah dan air suatu wilayah. Secara umum aspek non-biotik membahas

E-5
mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur kondisi tanah, hidrologi baik
perairan darat maupun laut dan kondisi iklim dari suatu wilayah.
2. Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran termasuk satu hal yang paling penting dan menjadi faktor utama
dalam proses pemetaan pasar. Aspek pemasaran adalah segala sesuatu yang
menyangkut ada atau tidaknya peluan pasar untuk produk yang dibuat oleh sebuah
perusahaan. Sehingga aspek pemasaran ini bisa menjadi kunci keberhasilan bagi
perusahaan dalam memetakan pasar.
3. Aspek Produksi
Pengertian produksi merupakan suatu kegiatan dilakukan untuk menambah guna
pada suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan. Dengan kata lain produksi adalah sebuah proses menciptakan
atau memperbesar nilai guna pada suatu barang.
4. Aspek Keuangan
aspek keuangan merupakan aspek yang berkaitan dengan kondisi keuangan suatu
usaha baik dari investasi awal usaha dan keuntungan yang diperoleh dari hasil
penjualan. Aspek finansial bersifat kuantitatif dan digunakan untuk menganalisis dana
yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.
5. Aspek Pola Kerjasama
Pola kemitraan secara umum dapat diartikan sebagai bentuk kerja sama yang
saling menguntungkan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Thoby Mutis, kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua
pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat bersama maupun
keuntungan bersama sesuai prinsip saling membutuhkan dan saling mengisi sesuai
kesepakatan yang muncul. Keinginan dua pihak menjalin suatu kerja sama pada
prinsipnya didasari atas keinginan masing-masing pihak agar dapat memenuhi
kebutuhan usaha satu sama lain.

2.2.2 Teknik Analisis


Analisis adalah kegiatan atau proses untuk mengidentifikasi karakteristik suatu hal
tertentu. Berdasarkan cara penarikan kesimpulan/hasil dalam hubungannya dengan
kegiatan ini akan digunakan analisis deduktif, yaitu suatu analisis yang lebih banyak
mengungkapkan fakta/informasi yang terjadi dan yang perlu dilakukan adalah menarik

E-6
kesimpulan dengan cara mengaitkan adanya sekumpulan fakta tersebut. Berdasarkan
jenis datanya, analisis ada 2 macam yaitu:

1. Analisis Kuantitatif
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu data-data yang dapat diukur
dengan jelas, biasanya berupa angka-angka, grafik, tabel dan data-data statistik
lainnya.
2. Analisis Kualitatif
Analisis ini menggunakan data-data yang tidak secara langsung dapat diukur
besarannya, dengan kata lain tidak menggunakan data-data statistik untuk
menyatakan hasil akhir. Biasanya dikenal ada beberapa teknik analisis, yaitu:
a. Analisis Komparatif
Analisis ini biasanya digunakan untuk membandingkan dua fenomena
(perkembagan) yang berbeda. Hasil akhir analisis ini ditentukan melalui tingkat
perbandingan yang dilakukan.
b. Analisis Deskriptif
Analisis ini adalah menggambarkan kondisi/keadaan yang berkembang di
masyarakat. Pada umumnya metode ini merupakan uraian-uraian/narasi yang
harus bisa merepresentasikan keadaan yang sebenarnya tanpa dikurangi atau
ditambahi.
c. Analisis Proyektif
Analisis ini biasanya dilakukan setelah mendapat masukan/hasil dari 2 analisis
diatas. Pada dasarnya metode proyektif lebih banyak memfokuskan pada upaya
memahami fenomena yang berkembang, untuk dapat ditentukan arah
kecenderungannya/trend. Jadi dalam metode ini, unsur intuitif atau peramalan
sangat diperlukan.

2.2.3 Analisis Aspek Finansial


Aspek finansial yaitu studi analisis terhadap suatu investasi layak atau tidak secara
finansial dengan membandingkan antara biaya (cost) yang dikeluarkan terhadap
pendapatan yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk mengetahui nilai sekarang (present
value) terhadap aliran kas (cash flow) di masa yang akan datang. Aspek finansial, meliputi
faktor-faktor sebagai berikut :

E-7
1. Dana yang diperlukan untuk investasi.
2. Sumber-sumber anggaran pembelanjaan yang akan dipergunakan.
3. Biaya pengembangan lahan, biaya pengembangan bangunan, biaya pajak, dan harga
jual tiket.
4. Manfaat dan biaya (finansial) ; seperti ”rate of return on investment”, ”net present
value”, ”internal rate of return”, ”profitability index” dan “payback period”. Estimasi
terhadap risiko proyek. Taksiran laba/rugi proyek tersebut, serta taksiran aliran kas
yang dibutuhkan untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut.
Sebelum melakukan analisis investasi, yang terlebih dahulu dilakukan adalah
menghitung aliran kas proyek. Setelah diperoleh aliran kas proyek maka dilakukan analisis
kriteria penilaian kelayakan investasi dengan metode Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), dan discounted Payback Period (dPP).
1. Analisis Aliran Kas (cash flow)
Aliran kas proyek selama periode operasi adalah:
a. Aliran kas keluar (cash out flow) terdiri dari biaya fisik selama masa operasi
pembangunan yang meliputi biaya pemeliharaan, biaya operasional, biaya lainnya.
b. Aliran kas masuk (cash in flow) meliputi pendapatan selama masa operasi wisata
yang meliputi sewa dan retribusi.
2. Net Present Value (NPV)
Hal yang diperhatikan yaitu faktor nilai waktu dari uang dan selisih besar aliran kas
masuk dan keluar. Aliran kas proyek (investasi) yang akan dikaji meliputi keseluruhan
yaitu biaya pertama, operasi, produksi, pemeliharaan, dan lain-lain pengeluaran.
Rumus :

Dimana :
NPV = nilai sekarang neto
(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t
(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t
n = umur unit usaha hasil investasi
I = arus pengembalian (rate of return)
t = waktu

E-8
Indikasi :
NPV = positif, usulan proyek dapat diterima, semakin tinggi angka NPV semakin
baik
NPV = negatif, usulan proyek ditolak
NPV = 0 berarti netral

3. Internal Rate of Return (IRR)


Metode ini digunakaan untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan
antara nilai sekarang dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu
investasi proyek menurut Suliyanto (2010:211). Rumus yang digunakan untuk
menghitung Rumus IRR untuk interpolasi adalah:

Dimana :
r1 = tingkat bunga pertama
r2 = tingkat bunga pertama
NPV1 = NPV ke-1 (dengan r1)
NPV2 = NPV ke-2 (dengan r1)

Kriteria penilaiannya adalah jika IRR yang didapat ternyata lebih besar Rate of return
yang ditentukan maka investasi dapat diterima.

4. Payback Period
Analisis payback period atau periode pengembalian ini dilakukan dengan
memperhitungkan time value of money atau disebut discounted payback analysis,
maka lamanya periode pengembalian dihitung dengan persamaan berikut :
t=n
P= ∑ NCF (P/F, i, t)
t=1
Dimana :
P = investasi awal
NCF = net cash flow/arus kas bersih dengan memperhitungkan time value of
money.
Indikasi :
Kriteria ini memberikan indikasi atau petunjuk bahwa proyek dengan periode
pengembalian lebih cepat akan lebih disukai.

E-9
2.3 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Demak
2.3.1. Kondisi Fisik Alam Kabupaten Demak
Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada
110°27'39.50" BT; 7°8'24.87" LS dan 110°50'0.97" BT; 6°42'21.29" LS dan terletak sekitar
25 km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura). Luas wilayah
Kabupaten Demak tercatat sebesar 89.743 hektar dan secara administratif terbagi menjadi
14 Kecamatan yang terdiri dari 243 desa dan 6 kelurahan. Letak geografis Kabupaten
Demak berada di Propinsi Jawa Tengah bagian Utara dan berbatasan langsung dengan
Kota Semarang yang merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian di Jawa Tengah,
sehingga sangat potensial sebagai daerah penyangga roda perekonomian Jawa Tengah.
Berikut merupakan batas-batas Wilayah Kabupaten Demak secara administratif:
• Sebelah Utara : Laut Jawa
• Sebelah Timur : Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Grobogan
• Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang, Kabupaten Grobogan
• Sebelah Barat : Laut Jawa, Kota Semarang, Kabupaten Semarang

2.3.2. Kependudukan Kabupaten Demak


Jumlah penduduk Kabupaten Demak pada tahun 2020 sebanyak 1.206.956 jiwa.
dengan kepadatan penduduk sebesar 1.341,56 orang/km2. Kepadatan penduduk tertinggi
ada di Kecamatan Mranggen yaitu sebesar 2.433,15 orang/km2 dan sedangkan paling
sedikit berada di Kecamatan Wedung sebesar 836,58 orang/km2.
Tabel II.1.
Jumlah Penduduk Kabupaten Demak Tahun 2020
Laju Pertumbuhan Kepadatan
No Kecamatan Jumlah Penduduk Per Tahun Penduduk
2010-2020 (Jiwa/Km2)
1 Mranggen 175.722 1,09 2.433,15
2 Karangawen 94.653 1,30 1.413,79
3 Guntur 86.122 1,71 1.496,99
4 Sayung 105.712 0,86 1.343,40
5 Karangtengah 68.781 1,48 1.334,26
6 Bonang 106.712 1,05 1.281,98
7 Demak 110.165 1,13 1.802,14
8 Wonosalam 84.662 1,65 1.462,72
9 Dempet 59.689 1,52 968,82
10 Kebonagung 41.560 0,96 989,76
11 Gajah 51.735 1,80 1.081,64
12 Karanganyar 77.535 1,25 1.144,26

E-10
Laju Pertumbuhan Kepadatan
No Kecamatan Jumlah Penduduk Per Tahun Penduduk
2010-2020 (Jiwa/Km2)
13 Mijen 58.287 1,44 1.159,02
14 Wedung 82.621 1,36 836,58
Jumlah 1.206.956 1,28 1.341,56
Sumber : Kabupaten Demak Dalam Angka Tahun 2021

E-11
E-12
2.3.3. Pariwisata di Kabupaten Demak
Kota Demak merupakan salah satu kota dengan kawasan pariwisata yang sangat
terkenal. Salah satu wisata yang terkenal di Kota demak yaitu wisata religinya. Selain itu.
Potensi Kota Demak yang bervariasi keindahan alam dan budayanya tersebut memberikan
banyak pilihan bagi wistawan yang ingin berwisata ke Kota Demak. Berikut ini potensi
wisata yang terkenal dan dapat menjadi daya tarik di Kota Demak sebagai berikut:
1. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Pulau Jawa yang didirikan oleh
Wali Songo bersama Raden Fatah, Raja Pertama Kerajaan Demak Bintoro. Lokasi
Masjid berada di pusat Kota Demak, berjarak26 km dari Kota Semarang, 25 km dari
Kabupaten Kudus, dan 35 km dari Kabupaten Jepara. Masjid ini merupakan cikal bakal
berdirinya kerajaan Glagah wangi Bintoro Demak. Masjid Agung Demak merupakan
salah satu bangunan Islam yang penting di Asia Tenggara dan dunia Islam pada
umumnya. Bahkan kini Masjid Agung Demak diposisikan sebagai destinasi kunjungan
wisata religi terbesar di Indonesia.
Gambar 2.1.
Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak Terlihat dari Pintu Kondisi Ornamen di dalam Masjid
Masuk Masjid Agung Demak

Sumber : Tim Penyusun 2022

2. Makam Sunan Kalijaga


Makam Sunan Kalijaga terletak di Kelurahan Kadilangu Kecamatan Demak Kota
sekitar 1,5 km dari Masjid Agung Demak menuju arah tenggara. Makam Sunan
Kalijaga banyak dikunjungi peziarah, khususnya pada malam Jumat Kliwon. Sunan
Kalijaga sendiri merupakan satu-satunya sunan yang berdarah Jawa. Nama aslinya
adalah Raden Said. Beliau menyebarkan agama Islam menggunakan dakwah budaya

E-13
Jawa, diantaranya wayang kulit. Di tempat ini pula pada tanggal 10 Dzulhijah
dilaksanakan Penjamasan Pusaka peninggalan Sunan Kalijaga.
Gambar 2.2.
Makam Sunan Kalijaga

Masjid Sunan Kaligaja di Kompleks Banyaknya Peziarah di Makam Sunan


Makam Sunan Kalijaga, Kadilangu Kalijaga
Demak

Kompleks Makam Sunan Kalijaga, Kompleks Makam Sunan Kalijaga,


Kadilangu Demak Kadilangu Demak
Sumber : Tim Penyusun 2022

3. Wisata Budaya
Wisata budaya di Kawasan Kota Demak terbagi dalam berbagai jenis wisata
budaya antara lain sebagai berikut :
a. Ziarah ke Makam Sultan Demak dan Sunan Kalijaga
Kegiatan ziarah dilaksanakan pada pukul 16.00 WIB, kurang lebih 10 hari
menjelang tanggal 10 Dzulhijah. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya jumlah
peziarah di Makam Sultan Demak dan Sunan Kalijaga, kegiatan ziarah di Kota
Demak dibuka untuk sepanjang tahun sehingga dapat menarik warga yang ingin
berziarah di Makam Sultan Demak dan Sunan Kalijaga tersebut.

E-14
b. Pasar Rakyat
Pasar rakyat digelar di lapangan Tembiring Jogo Indah 10 hari sebelum hari raya
Idul Adha. Pasar malam tersebut dipenuhi dengan berbagai macam dagangan,
mulai dari barang-barang kebutuhan sehari-hari sampai dengan mainan anak, hasil
kerajinan, makanan/minuman, permainan anak-anak dan juga panggung
pertunjukan/hiburan.
c. Selamatan Tumpeng Sembilan
Selamatan Tumpeng Sembilan dilaksanakan pada malam hari menjelang Hari Raya
Idul Adha bertempat di Masjid Agung Demak. Tumpeng yang berjumlah sembilan
tersebut melambangkan Wali Songo. Sebelumnya, kesembilan tumpeng tersebut
dibawa dari Pendopo Kabupaten Demak, diiringi ulama, para santri, beserta
Muspida dan tamu undangan lainnya menuju ke Masjid Agung Demak. Selamatan
ini dilaksanakan dengan harapan agar seluruh masyarakat Demak diberikan
berkah keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat dari Allah SWT. Acara
selamatan di awali dengan pengajian umum diteruskan dengan pembacaan doa.
Sesudah itu kepada para pengunjung dibagikan nasi bungkus.
d. Penjamasan Pusaka Peninggalan Sunan Kalijaga
Setelah selesai Sholat Idul Fitri, di makam Sunan Kalijaga Kadilangu dilaksanakan
penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga. Kedua pusaka tersebut adalah
Kutang Ontokusumo dan Keris Kyai Crubuk. Konon Kutang Ontokusumo adalah
berwujud ageman yang dikiaskan sebagai agama Islam. Sedangkan Keris Crubuk
adalah keris pegangan santri yang dipakai Sunan Kalijaga setiap kali berdakwah,
sebagai piyandel/pendorong semangat berdakwah. Dengan selesainya
penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga tersebut, maka berakhir pula
rangkaian acara Grebeg Besar Demak.
e. Tradisi Syawalan
Di Kabupaten Demak, pelaksanaan tradisi syawalan dipusatkan di Pantai
Morodemak Kecamatan Bonang, berjarak 15 km dari pusat kota. diadakan 7 hari
setelah hari raya idul fitri. Puncak kegiatan ini adalah larung sesaji oleh Bupati
yang didampingi Muspida dan pemuka masyarakat setempat. Bupati melepas atau
melarung sesaji berupa pucuk tumpeng yang telah dipotong. Pemotongan
tumpeng dilakukan di atas perahu. Sebelumnya dilakukan doa bersama diikuti
segenap rombongan dan masyarakat yang mengawal Bupati menggunakan
perahu nelayan.

E-15
f. Barong
Di Kabupaten Demak, Desa Gebang merupakan salah satu desa yang terkenal
sebagai pusat kesenian Barong. Setidaknya terdapat tiga sanggar seni barong
yang masih eksis hingga sekarang, meliputi Sanggar Kademangan, Kusumo Joyo
dan Putro Turonggo Samudro. Tiga sanggar yang ada itu mampu menyerap sekitar
3.000 pemuda desa untuk aktif sebagai pelaku kesenian. Selain dari pakem
ceritanya, yang membedakan Barong Demak dengan lainnya nampak pada
pakaian yang dikenakan. Barong Demak lebih menonjolkan unsur batik khas
pesisiran yang rata-rata memiliki warna cerah dan menyolok.

4. Wisata Kuliner
Wisata kuliner yang ada di Kota Demak dan menjadi ciri khas tersendiri
dibandingkan dengan daerah lain yaitu
1. Nasi Ndoreng; adalah nasi urap bumbu mentah dengan tambahan uyah goreng
(kelapa sangrai yang dibumbui garam)
2. Asem-asem Demak; sayur yang terbuat dari daging sapi dimasak pedas, berkuah,
segar karena menggunakan tomat hijau atau belimbing sayur dan asam jawa
3. Sop Balungan; yaitu sayur sop yang berbahan utama tulang kerbau/sapi berbalut
daging tipis
4. Wedang Pekak; yaitu minuman hangat dari rempah-rempah (daun pekak, sereh,
jahe, daun jeruk, dan gula aren)
5. Jamu Coro; adalah minuman hangat, pedas, segar, berbahan jahe, gula aren,
merica, santan kental dan sedikit tepung beras

2.3.4. Produksi Ikan Bandeng di Kabupaten Demak


Ikan bandeng merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Jawa Tengah
adalah ikan bandeng. Ikan bandeng telah menjadi salah satu makanan favorit bagi
masyarakat Jawa Tengah, terutama masyarakat pesisir. Ikan bandeng dapat hidup di air
laut maupun air payau. Bandeng termasuk jenis ikan amphidromous (Riede, 2004).
Amphidromous adalah jenis ikan yang bertelur di air tawar atau air payau/estuari,
kemudian larva telur mengikuti arus ke lautan, kemudian bermigrasi kembali ke air
tawar/payau hingga dewasa dan memijah kembali. Ikan bandeng dapat hidup pada
kedalaman kisaran hingga 30 m dan ikan bandeng merupakan ikan benthopelagic (Shao
and Lim, 1991). Ikan benthopelagic merupakan ikan yang dapat berenang di permukaan

E-16
air, namun juga dapat hidup dekat dengan dasar perairan. Ikan bandeng dapat mencapai
panjang 180 cm dengan ukuran Lm 68-70 cm (Lieske and Myers, 1994). Ikan bandeng
pada stadia larva memakan zooplankton. Pada stadia juvenil dan dewasa memakan
cyanobacteria, ganggang lunak, invertebrata bentik berukuran kecil, serta telur dan larva
dari ikan pelagis.
Ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan di
kawasan pesisir pantai pulau jawa, terutama di Jawa Tengah, dimana ikan bandeng ini
banyak dibudidayakan di Jepara, Pati, Semarang, Demak. Hal ini dikarenakan lokasi lahan
yang cocok untuk budidaya serta ikan bandeng memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Selain
itu ikan bandeng memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: rasanya diterima pasar,
kandungan gizi yang tinggi, dan harga terjangkau. Kandungan protein ikan bandeng
sekitar 20-24% yang terdiri dari asam amino glutamat 1,23% dan lisin 2,25%, serta juga
kaya akan kandungan asam lemak omega 3 yang mencapai 14,2% dari total lemak (Dewi,
dkk, 2019). Namun, ikan bandeng juga memiliki kelemahan, diantaranya: duri banyak dan
resiko bau tanah. Resiko bau tanah dapat dikurangi dengan pengelolaan kualitas air.
Sedangkan duri yang banyak dapat diselesaikan dengan metode pengolahan bandeng
cabut duri maupun bandeng duri lunak.
Pada tahun 2018 produksi ikan bandeng di Kabupaten Demak sebanyak 4.259.985
ton dengan nilai produksi sebesar Rp 79.679.730.000. Jumlah produksi ikan bandeng di
Kabupaten Demak termasuk dalam jumlah yang cukup besar, jika dibandingkan dengan
kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Tengah, dimana jumlah produksi bandeng di urutan
ke 6, sedangkan Kabupaten yang memiliki nilai produksi bandeng paling tinggi adalah
kabupaten Pati yaitu sebanyak 11.711.927 ton dengan nilai sebesar Rp 238.536.817.209.
Ikan bandeng yang di produksi di Kabupaten Demak, selain dijual secara mentah ke
produsen bandeng presto di luar daerah, ada juga yang sudah diolah menjadi olahan
makanan seperti bandeng presto. Beberapa kecamatan di Kabupaten Demak yang
menjadi pusat produksi dan pengolah ikan bandeng antara lain Kecamatan Sayung dan
Kecamatan Wedung.

2.3.5. Pemasaran Ikan Bandeng


Pemasaran ikan bandeng terutama hasil produksi di Kabupaten Demak umumnya
dijual mentah ke pedagang dan ke konsumen serta ada bentuk olahan ikan bandeng, yang
paling populer dan umum dijumpai adalah bandeng presto. Variasi makanan hasil olahan
ikan bandeng di Kabupaten Demak mempunyai prospek yang sangat bagus untuk

E-17
dikembangkan. Selama ini bandeng merupakan salah satu makanan khas kawasan pesisir
jawa tengah, salah satunya Kabupaten Demak meskipun bandeng presto dari demak
masih kalah pamornya dengan bandeng prosto Kota Semarang dan juwana pati. Tentunya
hal ini menjadi sebuah tantangan untuk dikembangkan lagi bentuk olahan ikan bandeng
di Kabupaten Demak. Terdapat tiga jenis olahan bandeng yang umum dijumpai di
Kabupaten Demak antara lain olahan bandeng yaitu bandeng tanpa duri, bandeng presto
(bandeng duri lunak), dan otak-otak bandeng

2.3.6. Isu Strategis Pengembangan Ikan Bandeng


Beberapa isu strategis yang dapat dijumpai dalam pengembangan ikan bandeng
di Kabupaten Demak, antara lain :
1. Produksi ikan bandeng masih terbatas
2. Wilayah pengembangan ikan bandeng yang ada di kawasan pesisir sehingga rawan
terkena banjir rob, karena Kabupaten Demak termasuk dalam salah satu kabupaten
yang rawan banjir rob
3. Industri bandeng yang belum berkembang di Kabupaten Demak.
4. Ikan bandeng hasil produksi Kabupaten demak banyak yang dijual ke luar daerah
seperti Juwana dan Semarang, hal ini dikarena ke dua wilayah tersebut memiliki
banyak sentra produksi ikan bandeng olahan
5. Pamor bandeng presto dari Demak masih kalah dengan bandeng preseto lainnya
seperti bandeng presto juwana dan bandeng presto semarang.

E-18

Anda mungkin juga menyukai