Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Secara teknis, pasar adalah tempat di mana dua pihak atau lebih
dapat bertemu untuk melakukan transaksi ekonomi, bahkan yang tidak
melibatkan alat pembayaran yang sah sekalipun. Transaksi pasar dapat
melibatkan pertukaran barang, jasa, tenaga kerja, modal, surat berharga,
informasi, hingga mata uang. Di mana barang-barang itu berpindah dari
satu pihak ke pihak lain.
Sementara apabila merujuk pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), pasar adalah sebagai tempat sekumpulan orang
melakukan transaksi jual-beli. Sekaligus tempat untuk jual beli yang
diadakan oleh sebuah organisasi atau perkumpulan dan sebagainya
dengan maksud mencari derma. Singkatnya, pasar adalah arena di mana
pembeli dan penjual dapat berkumpul dan berinteraksi.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun
2002 Tentang Bangunan gedung bahwa difinisi Bangunan gedung adalah
wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam
tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
Pendataan bangunan gedung dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota.
Pada pasal 3 ayat 3 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah wajib mendata
bangunan gedung untuk keperluan tertib pembangunan dan pemanfaatan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud kegiatan sesuai dengan kerangka acuan kerja adalah
Membantu pemilik pekerjaan dalam memantau, mengawasi, mengelola,

1
mengendalikan, serta mengambil keputusan terkait dengan pelaksanaan
Pekerjaan Pembangunan Pasar Dinas Perdagangan Kabupaten Banggai.
Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah Terlaksananya
pemantauan status pekerjaan, koordinasi, komunikasi, kemajuan,
permasalahan yang timbul, pengumpulan data serta informasi, dan lain-
lain terkait dengan Pekerjaan Pembangunan Pasar serta terlaksananya
suatu mekanisme pengelolaan (manajemen), pengendalian, dan
pemantauan (supervisi) terhadap pelaksanaan pekerjaan Pembangunan
Pasar Dinas Perdagangan Kabupaten Banggai.

1.3. SASARAN
Terselenggaranya kegiatan supervisi terhadap paket-
paket Pekerjaan Pembangunan Pasar Dinas Perdagangan Kabupaten
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2021

1.4. LINGKUP KEGIATAN


Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan pengumpulan data, analisis, dan pelaporan secara
rutin (bulanan) pelaksanaan kemajuan pekerjaan.
b. Melakukan pemeriksaan lapangan dengan dibuktikan
dokumentasi visual (foto) pada kemajuan pelakasanaan
pekerjaan fisik 0%, 25%, 50%, dan 100%.
c. Melakukan Pemantauan status pekerjaan.
d. Melakukan fungsi pemantauan terhadap penyiapan dan
pelaksanaan pekerjaan.
e. Melakukan fungsi pengelolaan (manajemen) proyek,
pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan dalam hal ini
meliputi pemantauan persiapan pelaksanaan pekerjaan,
melakukan analisis kondisi pekerjaan, analisis potensi risiko
atau kemungkinan yang akan timbul, memberikan masukan
dan nasihat kepada berbagai pihak yang terkait dalam hal
bidang teknis dan non teknis.
2
BAB II
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan maksimal,


diperlukan suatu pola yang berkaitan dengan berbagai masalah dan
tingkat kepentingannya. Koordinasi dari hasil pemecahan yang tepat dan
cermat sangat diperlukan.
Berikut akan diuraikan beberapa pendekatan secara umum untuk
melaksanakan kegiatan ini, adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pekerjaan “Pembangunan Pasar di Kabupaten Banggai
Provinsi Sulawesi Tengah” akan berdasarkan pola berpikir teknologi
2. Dalam rangka melaksanakan pekerjaan ini diperlukan suatu kerja
yang sistematis dan terarah agar kelancaran pelaksanaan pekerjaan
dapat terjamin.
3. Pendekatan-pendekatan yang telah diuraikan di atas dimaksudkan
agar pelaksanaan pekerjaan fisik dapat diselesaikan tepat waktu yang
telah ditentukan dengan kualitas dan ketelitian yang baik.

3
4. Organisasi pelaksanaan dirancang agar sederhana dan efisien
sehingga memudahkan koordinasi masukan-masukan dari setiap
disiplin ilmu dan hubungan kerja personil.
5. Pemahaman dan pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan dengan
sedetail- detailnya untuk memperoleh hasil pekerjaan yang teliti dan
dapat mendukung kelancaran pekerjaan.

2.1. METODE PENDEKATAN


Dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan ini, konsultan akan
membekali diri dengan kaidah keilmuan yang sesuai. Sehingga
diharapkan akan diperoleh hasil pelaksanaan pekerjaan yang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Kaidah keilmuan ini akan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan.
Adapun ilmu-ilmu yang dipelajari dan akan dimanfaatkan untuk
kegiatan ini meliputi :
1. Peraturan dan metode atau tata cara Pembangunan Pasar.
2. Tata cara penggunaan peralatan pendukung, seperti Kamera, alat
Ukur dll.
3. Pedoman, Peraturan, Standar dan Ketentuan lain yang berlaku dan
terkait dengan elemen-elemen bangunan yang disetujui oleh pemilik
pekerjaan

2.2. STRATEGI PELAKSANAAN


Untuk menyelesaikan pekerjaan ini, konsultan akan mengatur
sedemikian rupa sehingga setiap personil yang terlibat dapat memberikan
kontribusi yang maksimal dan pada akhirnya akan dapat menjamin
tercapainya hasil pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan. Strategi ini meliputi penempatan peralatan yang akan
digunakan, penempatan personil yang terlibat, serta agenda koordinasi
antara Perencana, Pengawas, pelaksana, dan Pengguna Jasa.
Peralatan yang dibutuhkan akan ditempatkan di kantor dan di lokasi
pekerjaan sehingga penggunaannya dapat optimal. Selain itu juga
4
dipergunakan peralatan yang memenuhi standar sehingga tidak akan
mengganggu kinerja.
Personil yang terlibat juga dipilih berdasarkan kualifikasi yang
dipersyaratkan. Penempatan personil ini akan diatur sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadi kekosongan dalam pelaksanaan perencanaan
pekerjaan.
Untuk menjamin bahwa pekerjaan pengawasan ini dapat berjalan
dengan baik, juga akan diagendakan pertemuan antar pihak yang terkait
dalam periode tertentu dan akan ditentukan kemudian berdasarkan hasil
kesepakatan bersama.

2.3. METODE PELAKSANAAN


1. Pekerjaan Persiapan
Lingkup pekerjaan Persiapan ini berkaitan dengan penyusunan
strategi penyelesaiaan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan secara tepat
waktu, tepat sasaran, tepat mutu, efisien dan efektif.
Jenis pekerjaannya meliputi :
1. Pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK).
2. Persiapan administrasi dan peralatan survai lapangan,
3. Penyusunan program kegiatan.
4. Mobilisasi peralatan dan personil

2. Pekerjaan Survai Pendahuluan


Dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan
penanganan pekerjaan.
Jenis pekerjaannya meliputi :
a. Survai pengukuran lokasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
tentang situasi lahan, dimensi, tata letak sarana prasarana, kondisi
lingkungan dan sebagainya
b. Survai kondisi fisik yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang
kendala pelaksanaan pekerjaan.

5
c. Mencermati desain yang akan direncanakan yang bertujuan untuk
mengetahui perencanaan supaya dapat digunakan sebagai acuan
melakukan pekerjaan fisik dan pengawasannya.
d. Survai Wawancara dengan maksud untuk menggali permasalahaan
maupun hal-hal lain yang perlu penanganan yang berkaitan dengan
sarana dan prasarananya.
3. Pengukuran Topografi
Pengukuran ini akan dilakukan bersama-sama dengan pihak yang
bersangkutan baik dari lokasi sekitar sifatnya mendampingi dan
mengarahkan agar lokasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan yang telah dilakukan.
4. Kompilasi Dan Analisis Data
Dari data yang telah diperoleh, dikomparasikan dengan data hasil
pengawasan sehingga akan diketahui apakah pengawasan dapat
dilaksanakan atau tidak. Jika terjadi kendala, harus segera dicarikan
solusi pemecahan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan.
5. Pengecekan Detail
Pekerjaan ini dilakukan guna memastikan bahwa detail perencanaan
benar-benar bisa dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan. Jika
ditemukan adanya gambar perencanaan yang tidak dapat dilaksanakan,
maka konsultan pengawas harus dapat memberikan solusi pemecahan
sehingga pekerjaan tetap dapat dilaksanakan.

6. Pengecekan Bahan Dan Peralatan


Penggunaan bahan yang dicantumkan dalam dokumen pengawasan
harus dicek kembali agar dapat dipastikan bahwa bahan dan peralatan ini
dapat disediakan oleh pelaksana. Apabila ditemukan adanya bahan yang
tidak dapat disediakan, maka konsultan pengawas harus mencarikan
solusi bahan dan peralatan yang bisa disediakan tanpa mengurangi
spesifikasi yang telah ditentukan.
7. Pengecekan Volume Pekerjaan
Hal ini dilakukan guna memastikan bahwa volume yang tercantum
dalam dokumen merupakan volume yang riil sesuai pelaksanaan. Adanya
6
perbedaan dalam perhitungan volume harus dikomparasikan dan
dicarikan solusi yang tepat sehingga tidak merugikan salah satu pihak.
Apabila perhitungan volume dari perencana tidak sesuai, maka harus di
konversikan menjadi pekerjaan lain atas persetujuan pengguna jasa,
demikian juga sebaliknya bila ditemukan adanya kekurangan perhitungan
volume oleh perencana juga harus dikonversikan dengan pekerjaan yang
lain atas persetujuan pengguna jasa.
8. Pengawasan
Pengawasan dapat juga diartikan sebagai pendampingan dari
konsultan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan. Konsultan pengawas akan memberikan advis dan
masukan serta menerima saran dari pihak yang ada disekitar lokasi yang
akan dibangun orejo agar pelaksanaannya berjalan lancar.
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan ini, pengawas akan
melakukan pencatatan harian yang berisi tentang pekerjaan yang
dilaksanakan oleh pelaksana, kendala, serta prestasi pekerjaan. Dan pada
periode tertentu dilakukan koordinasi antar pihak yang terkait untuk
mengurangi kemungkinan adanya penyimpangan.
2.4. PELAPORAN
Konsultan perencana secara berkala akan menyampaikan laporan
kepada pengguna jasa terkait dengan pelaksanaan pekerjaan. Pelaporan
ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Laporan Mingguan
Laporan ini berisi tentang pendahuluan, metodologi dan
penugasan personil dan jadual pelaksanaan yang akan digunakan oleh
konsultan untuk menyelesaikan pekerjaan. Laporan ini
disampaikan paling lambat 2 minggu setelah SPMK diterima oleh
konsultan.
2. Laporan Bulanan
Berisi resume laporan mingguan antara lain :
7
a. Perkembangan prestasi kerja harian dan mingguan kontraktor
b. Permasalahan dan penanganannya.
c. Gambar-gambar dan RKS
d. Peralatan dan Tenaga Kerja
e. Pekerjaan-pekerjaan yang diselengarakan.
f. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Laporan ini disampaikan setelah pelaksanaan fisik selesai, dan
akan diberikan sacara periodik setiap bulan sekali sampai dengan
berakhirnya pekerjaan. Laporan ini berisi tentang perkembangan atau
prestasi pekerjaan perencanaan, kendala yang terjadi dilapangan
selama bulan berjalan dan rencana kerja 90 hari kedepan.
3. Laporan Akhir
Merupakan produk akhir dari pekerjaan pengawasan yang berisi
tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai dengan selesainya
pekerjaan.
4. Laporan Khsusus
Merupakan laporan yang diberikan apabila terjadi hal-hal yang
bersifat khusus dan tidak terduga sebelumnya. Laporan ini bersifat
insidental dan harus segera diberikan pada saat terjadi suatu
permasalahan khusus.
Dengan mempertimbangkan tinjauan umum pada setiap aspek yang
terkait dengan penanganan kegiatan Pengawasan, maka pola pemikiran
penanganan pekerjaan secara diagramatis dapat dilihat pada skema
dibawah ini

Kerangka Pikir Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan

SPMK Persiapan

Penyiapan surat, pengadaan Orientasi Obyek 8


base camp, mobilisasi tenaga, Perencanaan
alat dan bahan
Orientasi Lapangan Inventory/ Pengumpulan
Pengukuran Data

Gambar Kerja, RKS, RAB Kontrol


Data

Analisis :
BAB III
Supervisi / Struktur LPA & LPB
Pendampingan Peralatan
Lokasi Pembangunan
RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN

Identifikasi Diskusi / Rapat


Masalah Koordinasi
3.1. RENCANA KERJA
Secara garis besar rencana kerja merupakan rangkuman yang
Permasalahan Supervisi : Kuantitatif dan
terdiri dari : Kualitatif Pembangunan,
Pekerjaan Tambah Kurang, Perubahan
desain/gambar kerja,
1. Jadwal penyerahan laporan-laporan yang telah ditentukan sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Report / Laporan
2. Jangka waktu pelaksanaanSolusi
pekerjaan yang telah ditentukan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK), selama 90 hari kalender
3. Pola kerja dan rencana umum dalam penanganan pekerjaan
pekerjaan. Selesai

4. Inter koordinasi antara berbagai disiplin ilmu dan diantara


kegiatan kantor dan lapangan.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan dan pemantauan, maka
jadwal rencana kerja diuraikan secara bertahap, sesuai dengan metoda
pelaksanaannya pada setiap tahapan pekerjaan
3.2. TAHAP PENGUMPULAN DATA DAN KUNJUNGAN
LAPANGAN
Kunjungan lapangan dimaksudkan suatu kunjungan ke lokasi
pekerjaan dengan tujuan untuk melengkapi data yang telah diperoleh
pada tahap sebelumnya dan untuk mengadakan pengecekan secara
langsung di lapangan.
Pengumpulan data akan dilaksanakan dengan beberapa cara, antara
lain :

9
1. Dengan mengumpulkan data-data sekunder dari instansi- instansi
yang diperlukan.
2. Mengadakan peninjauan ke lapangan/data primer, mengenai
kondisi lapangan yang akan dilakukan pelaksanaan fisik.
3. Mengadakan diskusi/wawancara dengan pejabat-
pejabat/masyarakat dan tokoh masyarakat yang sesuai dengan data
yang diperlukan.
Pengumpulan data tersebut secara lebih lengkap akan diuraikan
sebagai berikut:
1. Pengumpulan data supervisi yang ada berupa kondisi awal
lapangan, sehingga akan dapat diketahui kendala-kendala yang
akan timbul pada saat pelaksanaan pekerjaan fisik dimulai.
2. Peninjauan lokasi supervisi
3. Bahan-bahan/material, peralatan dan tenaga kerja yang tersedia.
4. Pengumpulan data sekunder.
5. Permasalahan yang dihadapi, berkaitan dengan kondisi eksisting
di lokasi lapangan

3.3. TAHAP ANALISIS


Setelah semua data-data terkumpul yang diperoleh secara
langsung dilapangan maupun data-data penunjang lainnya, kemudian
dianalisis sesuai dengan kebutuhan untuk pekerjaan supervisi
pelaksanaan konstruksi.
1. Analisis keadaan fisik kota dan sekitarnya terutama kondisi
topografi.
2. Analisis data fasilitas infrastruktur kota terutama berkaitan
dengan Pekerjaan tersebut.
3. Analisis data sosial ekonomi, yaitu keberadaan fasilitas-
fasilitas sosial ekonomi pada lokasi pembangunan.
4. Analisis data kependudukan, berkaitan dengan tersedianya
tenaga kerja.
10
5. Analisis rencana pengembangan kota berkaitan dengan
kesesuaian peruntukan lahan lokasi pekerjaan.

3.4. PEKERJAAN PENGAWAS


1. Penempatan personil dan peralatan di lokasi pekerjaan yang
memadai.
2. Melakukan pengawasan secara kontinue terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan
3. Pembuatan pengawasan yang lebih terperinci.
4. Pengawas lapangan membuat laporan harian yang berisi tentang
jenis bahan, peralatan yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang
ada serta kondisi/cuaca di lapangan pekerjaan
5. Mencatat permasalahan dan kendala yang timbul di lokasi yang
sedang di survai serta memberikan solusi/pemecahan terhadap
permasalahan tersebut.
6. Membuat laporan mingguan dan bulanan sebagai bahan
pertimbangan kepada Pemimpin Pekerjaan di dalam melakukan
pembayaran terhadap Konsultan Pengawasan.
7. Pembuatan Laporan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja
(KAK).
3.5. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan Perencanaan akan dilaksanakan dalam jangka
waktu 90 hari kalender untuk pengawasan sesuai dengan masa
kontrak kontraktor pelaksana / penyedia jasa .
Dalam jangka waktu yang pendek ini diperlukan pengaturan
distribusi kegiatan operasional yang tepat dan efisien secara sinergi
dan terorganisir, untuk itu diperlukan penjadwalan yang tepat agar
semua pekerjaan terlaksana dengan baik dan tepat waktu. Untuk
lebih jelasnya untuk jadwal kerja yang konsultan rencanakan dapat
di lihat pada Tabel dibawah.

11
BAB IV
TENAGA DAN JADWAL PENUGASANNYA

4.1. TENAGA DAN TANGGUNG JAWABNYA

Untuk melaksanakan pekerjaan Pengawasan ini, Konsultan akan


menyiapkan tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dan cakap
dalam bidang perencanaan Jalan dan dibantu tenaga pendukung.
Tim ini dipimpin oleh seorang Ketua Tim (Team Leader) yang
cakap dan berpengalaman mengelola serta mengkoordinir
pelaksanaan pekerjaan perencanaan. Adapun tim yang akan kami
persiapkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, mengenai kualifikasi,
tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut :

1. Ketua Tim / Team Leader

12
Seorang Sarjana Teknik Sipil/Arsitektur, dengan pengalaman
kerja dibidang pengawasan dan berpengalaman sebagai Ketua Tim
(Team Leader) dibidang pekerjaan sipil dengan tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
 Mengevaluasi dan memeriksa semua kegiatan pekerjaan
termasuk kegiatan personilnya
 Memahami data-data yang ada pada gambar desain dan titik-
titik bangunan Pasar
 Memberikan pengarahan, bimbingan dan penjelasan praktis,
sistematis dan efisien dalam penyelesaian tiap-tiap bagian
pekerjaan.
 Mengatur dan menciptakan pelaksanaan diskusi, pertemuan,
dan asistensi dengan Pemberi Tugas.
 merencanakan langsung semua kegiatan personil dan
menyampaikan segala permasalahan yang penting kepada
pemimpin kegiatan.
 Menyiapkan Laporan Bulanan, Dokumen Pengawasan dan
Laporan Akhir.

2. Tenaga pengawas lapangan (TPL)


Seorang Sarjana Teknik Sipil, dengan pengalaman kerja
dibidang konstruksi Bangunan dengan tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
• Mengkoordinir TPL dalam melaksanakan tugas pengawasan.

• Membantu Team Leader dalam pembuatan laporan hasil


pengawasan, pengukuran, penggambaran dan sebagainya
• Menghadiri rapat lapangan dan menyusun risalah

• Melaporkan kepada team leader hasil pengawasan dan


masalah-masalah yang timbul di lapangan
• Membuat laporan berdasarkan data lapangan dari TPL.

13
4.2. JADWAL PENUGASAN
Jadwal penugasan tenaga untuk kegiatan pengawasan. Jadwal
secara rinci dan lengkap sesuai dengan tabel sebagai berikut :

BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3

N PERSONIL
O Min Min Min Min Min Min Min Mi Ming Min Min Min
ggu ggu ggu ggu ggu ggu ggu ngg gu ggu ggu ggu
1 2 3 4 5 6 7 u 9 10 11 12
8
I Team Leader

2 TPL1

3 TPL 2

14
BAB V
ORGANISASI PELAKSANA DAN PELAPORAN

5.1. ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN


Struktur Organisasi pelaksanaan pekerjaan pengawasan
akan disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk kerjasama
yang baik antara konsultan dengan Pemberi Tugas , hal ini
karena adanya garis instruksi seta koordinasi yang jelas
antara konsultan dan Pemberi Tugas selain itu juga adanya
garis instruksi dan garis koordinasi yang jelas antara tenaga-
tenaga konsultan yang ditugaskan untuk melaksanakan
pekerjaan ini, sehingga ada kejelasan mengenai tugas dan
tanggung jawab masing-masing personil serta adanya
komunikasi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Untuk menunjang hasil pekerjaan yang maksimum,
personil pelaksana pekerjaan merupakan suatu team yang
terdiri dari beberapa tenaga ahli yang mempunyai keahlian
sesuai dengan bidang masing-masing.
Personil pelaksana akan ditempatkan dalam pekerjaan
ini, sesuai dengan bidang keahliannya. Selain itu personil
pelaksana yang ditempatkan sudah berpengalaman dalam
pekerjaan yang sejenis dengan pekerjaan ini.
Tenaga ahli tersebut akan ditunjang oleh beberapa
tenaga penunjang, yaitu operator komputer, drafter dan
tenaga administrasi dan keuangan.

15
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini memiliki
struktur organisasi yang terdiri dari organisasi pemberi tugas
dan organisasi konsultan. Masing- masing organisasi
tersebut dapat dijabarkan sesuai dengan komponen masing-
masing pemberi tugas dan komponen konsultan sebagimana
yang dapat dilihat pada diagram dibawah ini

5.2. LAPORAN
Untuk memberikan gambaran kepada pemberi tugas mengenai
kemajuan, kegiatan umum dan saran secara berkesinambungan,
maka laporan di bawah ini akan disampaikan sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
Jenis laporan yang harus dibuat dan diserahkan kepada pengguna
jasa adalah meliputi :
1. Laporan Pendahuluan

16
Laporan Pendahuluan berisi tentang kerangka pikir, metodologi,
rencana kerja dan susunan personel termasuk konsepsi-konsepsi
dan batasan studi.
2. Laporan Bulanan
Berisi resume laporan harian dan mingguan antara lain :
• Perkembangan prestasi kerja harian dan mingguan kontraktor
• Permasalahan dan penanganannya
• Gambar-gambar dan RKS
• Tenaga Kerja
• Alat-alat
• Pekerjaan-pekerjaan yang diselengarakan
• Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
3. Laporan Akhir
Laporan akhir ini berisi rekaman pengawasan dari 0 % sampai
dengan 100 % pekerjaan fisik dilampiri dokumentasi visual,
RAB, BQ ( Bill Of Quantity ),serta Asbuilt Drawing.

17
BAB VI
FASILITAS PENUNJANG KEGIATAN

Dalam melaksanakan pekerjaan pengawas ini, kami selaku


penyedia jasa (konsultan) akan menyediakan fasilitas pendukung yang
akan memperlancar pelaksanaan kegiatan supervisi baik di kantor
maupun di lapangan antara lain sebagai berikut :
6.1. KANTOR
Mengingat bahwa dalam melaksanakan tugasnya konsultan
pengawas akan selalu berhubungan dengan pihak pemberi tugas, maka
untuk melaksanakan pekerjaan ini konsultan akan menyediakan ruang
kerja berupa kantor untuk memusatkan kegiatannya. Hal ini memudahkan
komunikasi serta hal lain yang sifatnya untuk memperlancar pekerjaan ini
dengan pihak pemberi tugas.
6.2. PERALATAN
18
Dalam pelaksanaan pekerjaan konsultan dalam melaksanakan
kegiatan didukung dengan beberapa peralat kerja, antara lain seperti yang
disyaratkan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), konsultan akan
menyediakan (pengadaan) komputer beserta printer untuk kepentingan
pekerjaan perencanaan, pembuatan laporan maupun perhitungan teknis.
Selain itu konsultan juga menyediakan peralatan survai, peralatan kantor
dan bahan-bahan habis pakai.

6.3. TRANSPORTASI
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini, tim
konsultan memerlukan kendaraan operasional sebagai alat tranportasi
tim. Sesuai dengan persyaratan yang tertuang didalam Bill of Quantity
(RAB), konsultan akan menyediakan kendaraan roda empat dan roda dua.

19

Anda mungkin juga menyukai