Anda di halaman 1dari 13

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Koordinasi dan Konsep Role Sharing


Perangkat Daerah dalam Pengelolaan Banjir
Perkotaan

Disampaikan pada:
Workshop Strategi Pengelolaan Banjir Perkotaan Program FMSRB
Maluku, 5 Juli 2022
Pembahasan

Kota Sera
Ambon ng

1. Lingkup Kegiatan CPIU Bangda

2. Koordinasi dalam Pengelolaan SDA

3. Pembagian Peran antar OPD Lebak


Pandeglang

4. Kesenjangan (Gap) dalam Pengelolaan SDA


1. Lingkup Kegiatan CPIU Bangda

Kota Sera
Ambon ng

CPIU DITJEN BINA BANGDA

Lebak
Pandeglang
1. Lingkup Kegiatan CPIU Bangda

1B: Penguatan kelembagaan, perencanaan dan koordinasi pelaksanaan


Kota
Ambon pengelolaan risiko banjir terpadu Sera
ng
• Penyusunan & Penggunaan Peta Tematik Sebaran Banjir
• Penyusunan kode bangunan untuk daerah rawan banjir
• Integrasi pengelolaan risiko banjir dalam Pola dan Rencana PSDA sehingga menjadi pada
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (RPJMD, Renstra, RKPD)

2B: Pengurangan Air Limpasan dan Laju Erosi


• Identifikasi kerawanan tanah longsor
• Pemetaan Geologi (Geological Mapping), geo morfologi dan lahan kritis
• Pelandaian dan perkuatan lereng terjal Lebak
Pandeglang
• Pembuatan biopori, sumur resapan, PAH, jalur dan sarana evakuasi

3A: Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Resiko Banjir Berbasis Masyarakat


• Pembentukan, revitalisasi, legalisasi dan pelatihan kelompok masyarakat (KMSB)
• Pelatihan tanggap darurat
• Pelatihan pengelolaan sampah (metode 3R)
2. Koordinasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air

A. Konsep Koordinasi
1. Koordinasi dilakukan sejak tahap perencanaan (pasal 1 poin 8);
2. Pemerintah Provinsi berwenang membentuk wadah koordinasi Pengelolaan Sumber Daya
Air pada Wilayah Sungai lintas daerah kabupaten/kota (pasal 14 huruf h)
3. Pemerintah Kabupaten/Kota berwenang membentuk wadah koordinasi Pengelolaan Sumber
Daya Air pada Wilayah Sungai dalam satu kabupaten/kota (pasal 16 huruf f)
4. Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukan melalui koordinasi dengan mengintegrasikan
kepentingan berbagai sektor, wilayah, dan para pemilik kepentingan dalam bidang Sumber
Daya Air (pasal 64 ayat (2)).
5. Koordinasi pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota dilakukan oleh dewan Sumber Daya
Air daerah yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan serta beranggotakan wakil Pemerintah
Daerah sebagai anggota tetap dan wakil non-Pemerintah Daerah sebagai anggota tidak
tetap (pasal 65 ayat (5))

UU 17/2019 tentang SDA


2. Koordinasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air

A. Konsep Koordinasi (lanjutan ....)


6. Dalam hal dewan Sumber Daya Air pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota belum atau
tidak terbentuk, koordinasi dilakukan oleh dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Sumber Daya Air. (pasal 65 ayat (6));
7. Koordinasi pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota diselenggarakan untuk perumusan
kebljakan Pengelolaan Sumber Daya Air pada tingkat provinsi atau kabupaten/kota. (pasal
65 ayat (7));
8. Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman susunan organisasi, tata kerja, dan
pembentukan dewan Sumber Daya Air provinsi atau kabupaten/kota diatur dengan
Peraturan Menteri. (pasal 65 ayat (10));
9. Koordinasi pada tingkat Wilayah Sungai dilakukan oleh suatu wadah koordinasi tingkat
Wilayah Sungai. (pasal 66 ayat (1)).

UU 17/2019 tentang SDA


2. Koordinasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air

B. Wadah Koordinasi
Wilayah Wilayah DSDA Nasional dibentuk dengan
Administratif Sungai Perpres)

Tim Koordinasi DSDA Provinsi dibentuk dengan


Dewan SDA
Nasional
Pengelolaan Permen PUPR
SDA (TKPSDA)

DSDA Kabupaten/Kota dibentuk


Dewan SDA dengan Permen PUPR
Provinsi

TKPSDA Wilayah Sungai


Dewan SDA dibentuk dengan Permen PUPR
Kabupaten/Kota
3. Pembagian Peran dalam Pengelolaan SDA

A. Peran antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Pemerintah: WS Lintas Provinsi, WS Perbatasan


Negara dan WS Strategis Nasional

Pemerintah Provinsi: Wilayah Sungai Lintas


Kabupaten (dalam 1 provinsi)

Pemerintah Kabupaten/Kota: Wilayah


Sungai dalam satu kabupaten/kota
Daya Rusak Air
(UU No. 17/2019 Pasal 35)

1. Gubernur/Walikota/Bupati berwenang mengambil tindakan


darurat dalam penanggulangan daya rusak air
2. Pemulihan daya rusak air melalui rekonstruksi dan
rehabilitasi
3. Pembagian Peran dalam Pengelolaan SDA

B. Peran antar-OPD dalam satu Provinsi atau Kabupaten/Kota

Pembagian peran pengelolaan SDA


antar-OPD dalam satu Provinsi
atau Kabupaten/Kota diatur dalam
Peraturan Kepala Daerah
2. Koordinasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air

C. Peran Masyarakat
Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam Pengelolaan Sumber
Daya Air guna menyalurkan aspirasi, pemikiran, dan kepentingan masyarakat dalam bentuk:

Konsultasi Publik

Musyawarah

Kemitraan

Penyampaian aspirasi

Pengawasan; dan/atau

Keterlibatan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan


UU 17/2019, pasal 63
ayat (1) sampai (3)
4. Kesenjangan (Gap) dalam Pengelolaan SDA

UU No. 17/2019 tentang SDA tidak secara eksplisit mengamanatkan


penyusunan Perda, kecuali terkait Hak Ulayat dari Masyarakat Adat atas

1
SDA;

Kesenjangan antara pembagian beban kewenangan pengelolaan


SDA dengan kapasitas fiskal masing-masing daerah cukup besar,
termasuk di Kota Ambon;

PENANGANAN LONGSOR
2
PADA WILAYAH HULU DAS
Kesenjangan kinerja keberfungsian sarana SDA antar kewenangan
(Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota) sangat jauh; dan

Kesenjangan kapasitas personil (SDM) pengelola SDA di daerah juga


PENINGKATAN FUNGSI besar.
DRAINASE
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Terimaka
sih

Anda mungkin juga menyukai