Anda di halaman 1dari 13

PROJEK PKA AUDIT SEKTOR PUBLIK

PENDAPATAN NEGARA DARI PERHITUNGAN BAGI HASIL MINYAK DAN GAS


BUMI WILAYAH KERJA (WK) CEPU (ONSHORE) TAHUN 2020 PADA SKK MIGAS
DAN KKKS EXXONMOBIL CEPU LIMITED (EMCL) SERTA INSTANSI TERKAIT
LAINNYA DI DKI JAKARTA DAN PROVINSI JAWA TIMUR

OLEH

NAMA : AGUSTINUS ARVAN

NIM : 2023755650

KELAS : VII A ASP

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Projek PKA Audit sector
Publik ”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi para pembaca.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki masih kurang. Oleh karena itu segala masukan yang bersifat mambangun diharapkan
untuk kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 02 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................................2

BAB 11 PEMBAHASAN..............................................................................................................3

A.Dasar Hukum Pemeriksaan..................................................................................................3

B.Standar Pemeriksaan.............................................................................................................3

C.Tujuan Pemeriksaan.............................................................................................................3

D.Sasaran Pemeriksaan............................................................................................................4

E.Entitas Yang Diperiksa.........................................................................................................5

F.Metode Pemeriksaan.............................................................................................................5

G.Batasan dan Kendala Pemeriksaan.......................................................................................5

H.Kriteria Pemeriksaan............................................................................................................5

I.Hasil Temuan.........................................................................................................................6

J.Rekomendasi..........................................................................................................................7

BAB III PENUTUP......................................................................................................................10

A.Kesimpulan...............................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan UU Nomor 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), BPK telah melakukan pemeriksaan atas
pendapatan negara dari bagi hasil minyak dan gas bumi Wilayah Kerja Cepu (onshore)
tahun 2020 pada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu
Limited (EMCL) serta instansi terkait lainnya di DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Timur.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kepatuhan KKKS terhadap Kontrak
Kerja Sama (KKS), peraturan perundang-undangan, dan kepatuhan terhadap perhitungan
bagi hasil terkait cost recovery (biaya yang dimintakan penggantian) dan Pajak
Penghasilan atas Minyak dan Gas Bumi (PPh Migas). Lingkup pemeriksaan adalah
kegiatan yang dilakukan SKK Migas dan KKKS EMCL dalam melakukan perhitungan
bagi hasil minyak dan gas bumi untuk periode tahun 2020. Pemeriksaan mencakup
penilaian atas kepatuhan SKK Migas dan KKKS EMCL terhadap KKS dan peraturan
perundang-undangan dalam melakukan perhitungan bagi hasil minyak dan gas bumi
tahun 2020, yang meliputi:lifting First Tranche Petroleum (FTP), Cost Recovery,
Domestic Market Obligation (DMO)/DMO Fee, Government Tax, dan Equity to be Split
(ETBS).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Dasar Hukum Pemeriksaan yang digunakan?
2. Apa saja Standar Pemeriksaan yang digunakan?
3. Jelaskan apa Tujuan Pemeriksaan
4. Jelaskan apa Sasaran Pemeriksaan

iv
5. Siapa Entitas yang diperiksa?
6. Apa saja Metode Pemeriksaan yang digunakan?
7. Jelaskan Batasan dan Kendala Pemeriksaan
8. Apa saja Kriteria Pemeriksaan yang digunanakan?
9. Apa saja Hasil Temuan yang didapat?
10. Jelaskan Rekomendasi yang diberikan

Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa saja Dasar Hukum Pemeriksaan yang digunakan oleh seorang
audit
2. Untuk Mengetahui Apa saja Standar Pemeriksaan yang digunakan auditor
3. Untuk Mengetahui Apa Tujuan Pemeriksaan
4. Untuk Mengetahui Apa Sasaran Pemeriksaan
5. Untuk Mengetahui Siapa Entitas yang diperiksa
6. Untuk Mengetahui Apa saja Metode Pemeriksaan yang digunakan
7. Untuk Mengetahui Batasan dan Kendala Pemeriksaan
8. Untuk Mengetahui Kriteria apa saja yang digunakan dalam audit
9. Untuk Mengetahui Apa saja Hasil Temuan yang didapat
10. Untuk Mengetahui Rekomendasi yang diberikan audit

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum Pemeriksaan

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

B. Standar Pemeriksaan

Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

(SPKN) yang ditetapkan dalam Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2017 tanggal 6 Januari

2017.

C. Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan adalah menilai kepatuhan KKKS terhadap Kontrak Kerja Sama

(KKS), peraturan perundang-undangan, dan kepatuhan terhadap perhitungan bagi hasil

terkait cost recovery (biaya yang dimintakan penggantian) dan PPh migas.

vi
D. Entitas yang Diperiksa

Entitas yang diperiksa adalah SKK Migas dan KKS exxonmobil cepu limited (emcl) serta
instansi terkait lainnya di Jawa Timur

E. Metode Pemeriksaan

1. Metodologi Perencanaan Pemeriksaan

a. Pemahaman atas proses bisnis pelaksanaan KKS dan perhitungan bagi hasil;

b. Pemahaman atas pengendalian intern untuk mengetahui hal-hal yangmempunyai resiko


tinggi baik terhadap kesalahan (error ) maupun penyimpangan (irregularities);

c. Cakupan pemeriksaan untuk cost recovery dan kewajiban perpajakan menggunakan

judgemental sampling ;

d. Dalam rangka pencapaian tujuan pemeriksaan, setiap pemeriksaan harus

memperhatikan harapan penugasan yang telah ditetapkan Anggota VII BPK.

2. Metodologi Pelaksanaan Pemeriksaan

a. Pengujian (Eksaminasi)

Pemeriksaan dilakukan untuk menilai kepatuhan entitas atas peraturan-peraturan dan


ketentuan yang berlaku dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menjadi sasaran
pemeriksaan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan teknik-teknik pengumpulan data dan
dokumen, pengamatan, pembandingan, analisis, awancara, dan konfirmasi serta prosedur
pemeriksaan lain yang diperlukan terkait dengan sasaran pemeriksaan. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh tingkat keyakinan yang tinggi atas hal yang diperiksa.

b. Uji Petik (Sampel Pemeriksaan)

Pengujian dilakukan secara selektif atas kegiatan/biaya operasi dengan memperhatikan


aspek-aspek risiko yang teridentifikasi.

3. Metodologi Pelaporan Pemeriksaan


vii
a. Laporan pemeriksaan mengelompokkan sasaran pemeriksaan ke dalam gross revenue,
first tranche petroleum, investment credit, domestic market obligation, dan biaya
operasi;

b. Hasil Pemeriksaan disusun sesuai dengan Panduan Manajemen Pemeriksaan BPK yang

mengatur tentang penyusunan temuan pemeriksaan, pembahasan dan pemerolehan


tanggapan entitas, penyusunan konsep dan finalisasi Laporan Hasil Pemeriksaan.

F. Batasan dan kendala Pemeriksaan

Pemeriksaan dilaksanakan selama 65 hari, mulai tanggal 15 Februari sampai dengan 18 Mei
2021, meliputi pemeriksaan di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur.

G. Kriteria Pemeriksaan

1. UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi;


2. UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubahterakhir
dengan UU Nomor 36 Tahun 2008;
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 34 Tahun 2005 dan terakhir
dengan PP Nomor 55 Tahun 2009;
4. PP Nomor 42 Tahun 2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi;
5. PP Nomor 27 Tahun 2017 tentang Perubahan atas PP Nomor 79 Tahun 2010 tentang
Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi;
6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 22 Tahun 2008
tentang Jenis-jenis Biaya Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang Tidak Dapat
Dikembalikan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran
dan Penyetoran Pajak; Auditorat Utama Keuangan Negara VII 4
8. Production Sharing Contract Wilayah Kerja Cepu (Onshore) tanggal 17 September 2005
beserta amandemen dan lampirannya;

viii
9. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) atau Work Program and Budget (WP&B) KKKS
EMCL dan revisinya yang telah disetujui oleh SKK Migas;
10. Plan of Development (POD), Plan of Further Developmet (POFD) Wilayah Kerja Cepu;
11. Authorization For Expenditure (AFE) dan Closed Out AFE Wilayah Kerja Cepu
(Onshore) yang telah disetujui oleh SKK Migas;
12. PTK Nomor 039/SKKO0000/2015/S0 Revisi ke-01 tentang Authorization For
Expenditure (AFE);
13. PTK Nomor 007/PTK/VI/2004, Revisi 1 Tahun 2009, Revisi 2 Tahun 2011, dan Revisi 3
Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Rantai Suplai KKKS;
14. PTK Nomor 017/PTK/III/2005 tentang Pedoman Pemberian Keterangan Keadaan
Darurat, Pedoman Program Pengembangan Masyarakat, dan Pedoman Kehumasan untuk
Kontraktor Kontrak Kerja Sama di Lingkungan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi;
15. PTK Nomor 018/PTK/X/2008 Revisi 1 tentang Pengelolaan Sumber Daya Manusia
KKKS;
16. PTK Nomor 028/PTK/XII/2007 tentang Penggunaan Jasa Pengacara/Konsultan Hukum
Eksternal oleh KKKS; dan
17. Peraturan Menteri, Keputusan Kepala SKK Migas, surat edaran, SOP dan ketentuan
lainnya sebagaimana dijelaskan lebih lanjut pada Bab III Hasil Pemeriksaan.
18. Klausul-klausul KKS/ Production Sharing Contract (PSC) serta amandemen-amandemen
terkait PSC.

H. Hasil Temuan

Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan


dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pemeriksa
Keuangan (BPK), BPK telah melaksanakan pemeriksaan atas pendapatan negara dari bagi hasil
minyak dan gas bumi tahun 2020 pada KKKS EMCL Tahun 2020.Pemeriksaan BPK
dilaksanakan berdasarkan SPKN yang mengharuskan BPK untuk merencanakan dan
melaksanakan pemeriksaan guna memperoleh keyakinan memadai dan dasar logis dalam
membuat simpulan. Adapun hasil pemeriksaan dapat diuraikan sebagai berikut.

ix
1. Terdapat Denda Keterlambatan atas Penyelesaian Pekerjaan E-House sebagai bagian
dari KK Pipeline EPC sebesar USD188,220.57
2. Pembayaran Biaya Temporary Domestic Assignment kepada Medicine Occupation
Health
3. Manager Tidak Didukung Bukti yang Lengkap sebesar Rp111.452.440,00
4. Biaya Remunerasi TKA pada KKKS EMCL Tahun 2020 Tidak Sesuai Ketentuan
Sebesar
5. USD247,612.01
6. Deadstock dan Surplus Material Melebihi Ketentuan Senilai USD27,047,986.27 dan
7. Penatausahaan Material Persediaan Tahun 2020 Belum Tertib
8. Rincian PLK senilai USD204,695,601.00 sebagai Implikasi Perda Bojonegoro Nomor
23 Tahun 2011 yang Menjadi Bagian dari Depresiasi Akhir Aset Proyek Banyu Urip -
EPC 1 Production Processing Facilities Belum Memiliki Rincian Perhitungan yang
Dapat Dipertanggungjawabkan
9. Terdapat peluang kegiatan eksplorasi terkait DMO FEE minimal sebesar
10. USD103,609,363.24 yang Belum Dibahas oleh SKK Migas dengan KKKS EMCL
11. Realisasi Penggunaan Dosis Bahan Kimia Pour Point Depresant pada PLK Tahun 2020
12. Mengakibatkan Kelebihan Pembayaran Minimal Sebesar USD2,302,091.04 dan Proses
Pengadaan
13. Kontrak Pengganti Provision of Crude Treatment Chemicals Tidak Sesuai Ketentuan
14. Realisasi Pencairan Dana Program Pengembangan Masyarakat Tahun 2020 oleh KKKS
EMCL Melalui Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni sebesar USD196,699.00
Tidak Dapat Dibebankan pada Cost Recovery Tahun 2020

I. Rekomendasi

1. BPK merekomendasikan Kepala SKK Migas agar memerintahkan kepada President


EMCL untuk melakukan koreksi cost recovery sebesar USD188,220.57 dan
memperhitungkan tambahan bagian Negara.
2. BPK merekomendasikan Kepala SKK Migas agar memerintahkan kepada President
EMCL untuk:

a. Melakukan koreksi cost recovery sebesar Rp111.452.440,00 dan memperhitungkan

x
tambahan bagian Negara.

b. Memerintahkan VP Human Resources dhi. GHRSC-JK Manager EMCL untuk lebih

cermat dalam mengevaluasi bukti pertanggungjawaban atas implementasi kebijakan


pembebanan TDA allowance.

3. BPK merekomendasikan Kepala SKK Migas agar memerintahkan kepada


President EMCL untuk:
a. Melakukan koreksi cost recovery sebesar USD247,612.01 (USD106,934.67+
USD79,879.25 + USD60,798.09) dan memperhitungkan tambahan bagian Negara.
b. Mengingatkan kepada VP Human Resources dhi. GHRSC-JK Manager EMCL
untuk lebih cermat dalam membebankan expatriate travel allowance, housing
allowance , dan salary and benefit expatriates.
4. BPK merekomendasikan Kepala SKK Migas agar:

a. Memberikan peringatan kepada President EMCL agar mematuhi batas maksimal


jumlah dead stock dan surplus material pada akhir tahun berjalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;

b. Memberikan arahan kepada President EMCL untuk memerintahkan Senior Vice


President Production dan Inventory Management Team Lead KKKS EMCL agar
lebih cermat dalam melakukan pengawasan dan penatausahaan Laporan Material
Persediaan.
5. BPK merekomendasikan Kepala SKK Migas agar menunda pembebanan depresiasi
akhir dari aset proyek Banyu Urip - EPC1 production processing facilities sebesar
USD204.695.601,00 sampai terdapat rincian perhitungan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
6. BPK merekomendasikan Kepala SKK Migas dan President EMCL untuk melakukan
pembahasan peluang kegiatan eksplorasi sesuai dengan ketentuan dalam PSC.
7. BPK merekomendasikan Kepala SKK Migas agar:
a. Melakukan koreksi cost recovery minimal sebesar USD2,302,091.04 dan
memperhitungkan tambahan bagian Negara;
b. Mengevaluasi pelaksanaan kontrak Provision Of Crude Treatment Chemicals secara

xi
keseluruhan (kontrak awal dan PLK) dan memastikan pelelangan yang sedang
berlangsung untuk kontrak selanjutnya telah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
c. Menginstruksikan kepada President EMCL untuk memerintahkan:
1) Senior VP Production agar lebih optimal dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian atas penggunaan dosis bahan kimia Pour Point Depressant (PPD)
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

2) Senior VP Finance agar lebih cermat dalam melakukan pengawasan terhadap


proses tender sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8. BPK merekomendasikan Kepala SKK Migas agar menyampaikan kepada


President EMCL untuk melakukan koreksi cost recovery sebesar USD196,699.00 dan
memperhitungkan tambahan bagian Negara di tahun 2020.

xii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan pemeriksaan, BPK menemukan kelemahan sistem pengendalian intern,

ketidakpatuhan serta ketidakcermatan dalam perhitungan bagi hasil minyak dan gas bumi

untuk periode tahun 2020 pada SKK Migas dan KKKS EMCL dan instansi terkait lainnya,

antara lain a) Rincian PLK senilai USD204,695,601.00 sebagai Implikasi Perda

Bojonegoro Nomor 23 Tahun 2011 yang Menjadi Bagian dari Depresiasi Akhir Aset

Proyek Banyu Urip - EPC 1 Production Processing Facilities Belum Memiliki Rincian

Perhitungan yang Dapat Dipertanggungjawabkan; b) Terdapat Peluang Kegiatan

Eksplorasi terkait DMO Fee Minimal Sebesar USD103,609,363.24 yang Perlu Dibahas

oleh SKK Migas dengan KKKS EMCL; dan c) Realisasi Penggunaan Dosis Bahan Kimia

Pour Point Depresant pada PLK Tahun 2020 Mengakibatkan Kelebihan Pembayaran

Minimal Sebesar USD2,302,091.04 dan Proses Pengadaan Kontrak Pengganti Provision of

Crude Treatment Chemicals Tidak Sesuai Ketentuan.

xiii

Anda mungkin juga menyukai