1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kerangka Konseprual Audit Sektor Publik”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas. Penulis berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari tugas ini masih jauh dari
sempurna oleh sebab itu penulis meminta maaf apabila ada kesalahan di dalam
penulisan tugas ini. Penulis juga meminta kritik dan saran dari pembaca agar
penulis dapat membuat tugas yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL ……………….………………………...……………………….…....…. 1
KATA PENGANTAR ………..…………..…………………...………....…….. 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………........…... 3
BAB I PENDAHULUAN …………………………….…………….…............. 4
1.1 Latar Belakang ….. ……….……..………….…….…………………............ 4
1.2 Rumusan Masalah ………....…………………..………..……...................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………….……………………........... 5
1.4 Manfaat Penelitian ……..…………...………….……………..……….......... 5
BAB II PEMBAHASAN…………………………...…………………..…......... 6
2.1 Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Kualias Audit …………….............. 6
2.2 Keberadaan dan Peran Komite Audit ………………...………….….........… 9
2.3 Pengujian Audit Sektor Publik ...................………..……….…...…........... 12
2.3.1 Term of reference ................................................................................ 12
2.3.2 Investigasi .......................................................................................... 14
2.3.3 Pelaporan ........................................................................................... 16
2.4 Akun dan Asersi Pengujian Audit Sektor Publik ………………….….......... 18
2.4.1 Akun Pendapatan ................................................................................ 18
2.4.2 Akun Belanja ..................................................................................... 19
2.4.3 Akun Aktiva Tetap ............................................................................ 12
2.4.4 Akun Jasa Personalia ......................................................................... 23
2.4.5 Akun Pembiayaan (Investasi) ............................................................. 24
2.4.6 Akun Saldo Kas ................................................................................ 24
2.5 Siklus Audit Sektor Publik ………..…………………………..….…........... 25
2.5.1 Survei Awal Karakter Industri/Bidang/Organisasi Yang Akan Diaudit .... 25
2.5.2 Pembuatan Program dan penerbitan Surat Tugas Audit Sektor Publik ...... 25
2.5.3 Pelaksanaan Audit Sektor Publik .......................................................... 25
2.5.4 Pembuatan Daftar Temuan .................................................................. 26
2.5.5 Komunikasi Temuan dan Penyusunan Draf Laporan Hasil Pemeriksaan .. 26
2.5.6 Penerbitan dan Tindak Lanjut Temuan Laporan Hasil Pemeriksaan ......... 26
3
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ……………...….......………........... 27
3.1 Kesimpulan ………….……...……....…...……...…....……………….….... 27
3.2 Saran .................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 28
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Kerangka Konseptual bukan merupakan standar dan/atau prosedur
pemeriksaan. Kerangka Konseptual menjadi acuan bagi pengembangan standar
pemeriksaan. Dalam hal terdapat permasalahan yang belum diatur dalam standar
pemeriksaan, maka Pemeriksaan mengacu kepada Kerangka Konseptual.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan dan prosedur pengendalian kualitas audit?
2. Bagaimana keberadaan dan peran komite audit?
3. Bagimana pengujian audit sektor publik?
4. Bagimana akun dan asersi pengujian audit sektor publik?
5. Baimana siklus audit sektor publik?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan memahami kebijakan dan prosedur pengendalian
kualitas audit
2. Untuk mengetahui dan memahami keberadaan dan peran komite audit
3. Untuk mengatahui dan memahami pengujian audit sektor publik
4. Untuk mengetahui dan memahami akun dan asersi pengujian audit sektor
publik
5. Untuk mengetahui dan memahami siklus audit sekor publik
1.4 Manfat Penelitian
Manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah supaya pembaca dapat mengetahui
bagaimana Kerangka Konseprual Audit Sektor Publik di Indonesia.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publikyang diterbitkan oleh IAPI.
Unsure-unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP
pada semua jenis jasa audi, atestasi dan konsultansi meliputi:
Independensi. Meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi
harus mempertahankan independensi.
Penugasan personel. Meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan
oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis
untuk perikatan dimaksud.
Konsultasi. Meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi
memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat
pengatahuan, kompetensi, pertimbagan (judgement), dan wewenang
memadai.
Supervisi. Meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar
mutu yang ditetapkan oleh KAP.
Pemekerjaan (hiring). Meyakinkan bahwa semua orang yang di
pekerjakan memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan
mereka melakukan penugasan secara kompeten.
Pengembangan profesioanl. Meyakinkan bahwa setiap personal memiliki
pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi
tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan
merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai
bagi personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk
kemajuan karier mereka di KAP.
Promosi (advancement). Meyakinkan bahwa semua personel yang
terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratakan
untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.
Penerimaan dan keberlanjutan klien. Menentukan apakah perikatan dari
klien akan di terima atau dilanjutkan untuk meminimumkan
kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya
8
tidak memiliki integritas berdasarkan pada prinisip pertimbangan kehati-
hatian (prudence).
Inspeksi. Meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsure-
unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif.
3. Ketrampilan.
4. Lingkup Kerja.
9
Pimpinan Bagian Akuntansi. Dalam hal ini, Komite Audit harus memiliki
keterlibatan tertentu dengan perkerjaan Audit Internal, pekerjaan Auditor
Eksternal, dan isu-isu Pelaporan Keungan.
5. Komunikasi.
Secara lebih terinci, peran Komite Audit dapat disebutkan sebagai berikut
(Sumber: National Audit Office Online).
10
dalam organisasi. Elemen-elemen kunci dari kebutuhan jaminan
meliputi.
e. Peran yang tepat dari Komite Audit akan tergantung pada keadaan
tertentu organisasi. Tujuan menyeluruhan dari Komite Audit adalah
memberi masukan kepada Dewan agar senantiasa membuat
keputusan yang relevan.
11
2) Kerangka acuan
Teori dan konsep terkait pengujian audit sektor publik dibagi menjadi
dua kategori, yakni konsep teori dan konsep proses. Dalam bab ini, kategori teori
konsep lebih jauh akan dibahas sebagai kerangka konseptual audit sektor publik.
Konsep dibagi menjadi tiga fase, yakni term of reference, investigasi dan
peloparan.
12
1. Nilai Sosial
Konsep pertama mencerminkan akar audit bukti dalam nilai sosial
yang menganggap penting konsistensi dan integritas dalam persiapan dan
penyajian laporan keuangan.
2. Keterkaitan Dengan Perencanaan, Anggaran, Dan
Pengendalian manajemen
Konsep kedua mencerminkan hubungan antara audit internal dan
eksternal, dengan komponen lain siklus manajemen: perencanaan,
penganggaran dan pengendalian manajemen.
3. Akuntabilitas
4. Kriteria
Kriteria pelaporan keuangan dicirikan sebagai empat konsep dalam
aturan term of reference.
5. Lingkup Investigasi
Akuntabilitas term of reference dan terkait kriteria yang dapat
dikelompokan sebagai lingkup audit, dan hal ini didentifikasikan sebagai
konsep kelima dalam konsep ini.
6. Tujuan
13
7. Batasan-Batasan
Konsep ketujuh adalah aturan batasan-batasan dari sebagai macam
subjek audit. Batasan yang dapat didentifikasi temasuk batasan dalam
Undang-Undang dan kontrak, yang ditetapkan lingkungan pragmatis di
mana audit bukti dilakukan ketetapkan waktu (timeliness), afektivitas
biaya (cost effectiveness), dan kelayakan praktik (practise feasibility).
2.3.2 Investigasi
14
1. Pengatahuan akan lembaga yang akan diaudit
konsep pertama ini meminta auditor untuk mencapai kedekatan
yang cukup dengan usaha klien dalam melakukan audit.
2. Kepercayaan
Konsep kedua ini meminta adanya indentifikai auditor
pengendalian internal organisasi di mana dia fokus dan dapat dipercaya
dalam melaksanakan audit.
3. Bukti
4. Verifikasi
Konsep keempat adalah konsep pengendalian pada fase investigasi
dan teridentifikasi sebagai verifikasi (pengumpulan dan evaluasi buti audit
dengan pandangan penyediaan opini audit). Lebih lanjut, proses verifikasi
di dalamnya termasuk konsep ketercakupan (sufficiency) dan kesesuian
(approriateness) bukti.
5. Asumsi
Konsep verifikasi terlihat terkait dengan konsep kelima dan
keenam, dengan asmsi pada aktivitas verifikasi ditemukan.
6. Asersi
Selanjutnya asersi atau pernyataan, keduanya tentang pengendalian
internal dan laporan keuangan, auditor mencari untuk memverifikasi
dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti.
7. Kecukupan (kuantitas)
Kecukupan atau kuantitas bukti terdapat dua konsep lainnya, yakni
ketepatan (precision) dan tingkat jaminan yang disediakan oleh auditor.
Ketepatan (precision) dapat didefinisikan dalam istilah yang lebih luas
yang memerlukan bukti yang persuasif daripada konklusif, namun dapat
jugadidefinisikan terutama pada konsep tambahan dari metrialitas.
15
Sedangkan tingkat jaminan yang disediakan oleh auditor didefinisikan
dlam istlah konsep risiko dalam bentik variatif.
8. Penyesuaian (kualitas)
Penyesuaian atau kualitas bukti audit didefinisikan dalam istilah
lebih lanjut sebagi ketertarikan (relevance) dan keandalan (reliability).
9. Metode
Metode atau teknik yag digunakan oleh auditor dalam
mngumpulkan dan mengevaluasi bukti didefinisikan sebagai konsep
terpisah, kemudian terbagi kedalam metode pemenuhan (compliance
methods) dna metode substantif (substantive methods)
10. Kelayakan (Cerminan Batasan Umum dan Penyediaan
Mata Rantai Pelaporan)
konsep terkahir terkait infprmasi dalam fase investigasi audit adlah
kelayakan, mencerminkan secara khusus dalam standar pengujian ketuga
yang meminta auditor mempunyai cukup bukti yang layak untuk
menyediakan dasar layak dalam isi laporan.
2.3.3 Pelaporan
1. Tipe Laporan
2. Lingkup Laporan
16
3. Opini
4. Reservasi
5. Pengendalian Internal/Manajemen
Konsep kelima terkait dengan kebebasan menentukan tujuan ats
rekomendasi yang diberikan untuk perbaikan pengendalian internal.
6. Tindak Lanjut Audit
17
4) Konsep perilaku terkait penilaian profesional, tercermin dalam
koonsep informasi yang layak dan tepat, dan dapat juga termasuk
konsep perilaku tambahan dari reasonable scepticism.
Pemeriksaaan pendapatan
18
a. Volume transaksi yang selalu tinggi
b. Masalah akuntansi yang berkembang
Audit terhadap siklus organisasi sektor publik terdiri dari auditor terhadap
belanja aparat/pegawai/SDM dan belanja pelayanan publik. Belanja aparat dan
belanja pelayanan publik terdiri dari belanja adminitrasi umum, belanja operasi
dan pemeliharaan, dan belanja modal/pembangunan.
19
1) Siklus belanja oprganisasi sektor publik mencakup berbagai proses dan
keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan salam
pelaksanaan kegiatan organisasi sektor publik termauk di dalamnya unit-
unit organisasi. Siklus ini dimulai dengan adanya permintaan pebelian dari
berbagai unit kerja melaui pengajuan “Daftar Isian Anggaran” masing-
masing unit kerja. Transaksi belanja yang dilakukan oleh organisasi sektor
publik bisa dilakukan secara tunai maupun secara kredit (menimbulkan
utang), baik itu untuk belanja aparatur/pegawai maupun belanja pelayanan
publik. Audit siklus belanja ini berkaitan dengan belanja pegawai, belanja
operasional seperti pengadaan barang invebtaris antor, ATK, belanja
pemeliharaan dan pengeluaran kas. Kedua kelompok transaksi ini
memengaruhi berbagai rekening berikut.
a) Kas
b) Persediaan barang habis pakai
c) Aktiva tetap
d) Aktiva lain-lain
e) Utang
Transaksi-transaksi daalam siklus oprganisasi sektor publik ini
sanagt berpengaruh terhadap laporan keuangan organisasi sektor
publik. Kesalahan dalam membedakan pengeluaran/belanja untuk
belanja aparat/pegaai dan pengeluaran/belanja untuk pelayanan
publik akan menyebabkan laporan keuangan yang salah saj.i.
Berbagai pos-pos rekening belanja adminitrasi umum, belanaj
operasi dan peeliharaan dan belanja mosal/pembangunan dapat
material secara individual. Jadi, auditor berusaha mencari untuk
mencapai tingkat risiko yang lebih rendah yakni bahwa transaksi
dalam pos belanja merupakan sumber salah saji material dalam
laporan keuangan.
2) Risiko bawan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi
adalah tinggi. Ada berbagai faktor yang meyebabkan tingginya risiko
bawaan sikulus belanja ini, anatara lain:
20
a) Volume transaksi yang selalu tinggi.
b) Pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otorisasi yang dapat terjadi.
c) Pembelian aset yang tidak perlu.
d) Masalah akuntansi yang berkembang.
3) Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjainya
salah saji. Semakin tinggi volume transakis, semakin tinggi kemungkinan
juga bahwa organisasi sektor publik melakukan oebelian aset yang tidak
perlu. Masalah akuntansi mengenai penentuan ‘apakah harga perolehan
aktiva dikapitalisasi atau dianggap sebagai biaya’ mengakibatkan
tingginya kemungkinan kesalahan perlakuan pengeluaran kas.
4) Tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebakan banyak organisasi
sektor publik memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian
internal siklus belanja, untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Ini
signifikan mengurangi risiko pengendalian asersi keberadaan dan
keterjadian, kelengkapan,penilaian dan pengalokasian yang berkaitan
dengan transaksi dan rekening siklus belanja organisasi. Jadi, strategi audit
yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat risiko pengendalian yang
ditetapkan lebih rendah.
21
5) Faktor ini yang perlu dipertimbangkan dala memilih strategi audit adalh
pertimbangan manfaat biaya, pengujian pengendalian tergantung
pertimbangan manfaat biaya. Auditor perlu mmbandingkan biaya dalam
melakukan penngujian pengendalian internal dengan penghematan yang
diperoleh dengan berkurangnya pengujian subtantif.
Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap.
Tujuan audit ditentukan berdasarkan atas kelima ketegori asersi laporan keuangan,
seperti yang sudah disebutkan diatas.
22
Kompensasi tersebut meliputi gaji, insentif lembur, komisi, dan berbagai bentuk
tunjangan lainnya. Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji.
Investasi ini pada umunya merupakan bagian dari strategi jangka panjang
suatu organisasi sektor publik. Investasi dalam surat berharga dapat berupa
penanaman dalam surat berharga yang termasuk aktiva lancar maupun bukan
aktiva lancar. Investasi surat berharga sebagai aktiva lancar merupakan investasi
sementara yang bertujuan untuk memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan
dalam jangka pendek untuk memperoleh laba seperti capital gain. Jangka waktu
onvestasi sementara tidak lebih dari satu periode akuntansu. Di samping investasi
sementara, investasi dapat dilakukan dalam bentuk penanaman modal dengan
wujud surat berharga jngka panjang.
23
Stategi audit sangat tergantung frekuensi transaksi penanaman investasi.
Bila frekuensinya rendah, auditor akan menghemat biaya bila memakai primary
substantive apporoach atau pendekatan mengutamakan pengujian substantif.
Sebaliknya, apabila frekuensi transaksi tinggi, maka auditor menghemat biaya
kalau melakukan pengujian pengendalian, untuk menghimpun bukti yang
mendukung.
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan
audit ditentukan berdasarkan atas kelima kategori sersi laporan keuangan.
24
Saldo kas tercatat dapt direalisasi pada jumlah yang dinyatakan
dalam neraca dan sesuai skedul pendukungnya.
d. Asersi pelaporan dan pengungkapan
Saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokkan secara tepat
dalam neraca
Tahapan selanutnya dalam siklus audit sektor publik adalah survei awal
terhadap karakter industri/organisasi yang akan diaudit.
Setelah program audit selesai dibuat, maka pihak organisasi sektor publik
segera mengeluarkan tugas untuk lembaga pemeriksa (auditor) untuk
melaksanakan audit.
Setelah mendapat surat tugas maka dimulailah salah satu tahapan dalam
proses audit dimana auditor akan mengembangkan sutu program audit, melalui
keefktifitas sistem pengendlian internal organisasi, dan melakukan pengujian-
pengujian yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang memadai
25
Setelah melakukan kegiatan pelaksanaan audit, auditor biasanya
mendapatkan termuan-temuan terkait dengan keuangan klie. Temuan-temuan
tersebut kemudian didaftarkan sebagai bukti dalam penyampaian pendapat
nantinya.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Lampiran
29
30
31