INVESTIGASI PENGADAAN
Pengadaan merupakan salah satu sumber korupsi terbesar dalam sektor keuangan
publik. Setiap tahun, BPK dan BPKP melaporkan kasus pengadaan yang
mengandung unsur tindak pidana korupsi. Tidak banyak yang masuk ke
persidangan pengadilan, hanya 30 % yang diselesaikan.
Kententuan Perundangan-Undangan
Ketentuan perundang-undangan mengenai pengadaan barang dan jasa
yang dibiayai dengan APBN dan APBD terdapat dalam Keputusan Presiden
Nomor 80 Tahun 2003. Keputusan presiden ini telah diubah beberapa kali sebagai
berikut: dengan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 2004, Peraturan Presiden
Nomor 32 Tahun 2005, dan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2005. Tujuan
dikeluarkannya ketentuan perundangan adalah agar pengadaan barang/jasa
pemerintah yang dibiayai dengan APBN/APBD dapat dilaksanakan dengan efektif
dan efisien dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan
yang adil bagi semua pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik
dari segi fisik, keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas Pemerintah
dan Pelayanan Masyarakat.
Dalam proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa
lainnya yang memerlukan penyedia barang/jasa dibedakan menjadi empat cara
yaitu pelelangan umum, pelelangan terbatas pembelian langsung, dan penunjukan
langsung.
Investigasi Pengadaan
Cara investigasi diterapkan dalam pengadaan yang menggunakan sistem
tender atau penawaran secara terbuka. Dalam sistem ini, lazimnya ada tiga
tahapan berikut :
Tahap pretender (presolicitation phase)
Tahap penawaran dan negosiasi (solicitation and negotiation phase)
Tahap pelaksanaan dan penyelesaian administratif (performance and
administration phase)