Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Ibni Athaillah 6012231022

Rossan Fadel Larri 6012231054


Taimur Ahmad Yuda 6012231115

EVALUASI TENGAH SEMESTER HUKUM, PENGADAAN, DAN KONTRAK

A. Hukum Pengadaan
Hukum pengadaan atau procurement law dalam konteks bisnis dan pemerintahan mengacu pada
serangkaian peraturan dan prinsip yang mengatur proses pengadaan barang, jasa, atau konstruksi oleh
entitas pemerintah atau swasta. Hukum pengadaan bertujuan untuk memastikan bahwa barang, jasa,
atau konstruksi diperoleh dengan cara yang sah, efisien, dan transparan. Prinsip utama dalam hukum
pengadaan adalah mempromosikan persaingan yang sehat. Ini dapat mencakup pemberian peluang
kepada berbagai penyedia, termasuk pemain kecil dan pelaku usaha lokal. Proses pengadaan harus
transparan, dengan dokumentasi yang lengkap dan akses terbuka kepada informasi terkait kepada para
peserta dan pemangku kepentingan. Hukum pengadaan menentukan cara lelang atau pemilihan
penyedia barang atau jasa, yang dapat mencakup proses penawaran tertutup, lelang terbuka, atau
negosiasi.
Evaluasi penawaran harus adil dan objektif, biasanya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya, seperti harga, kualitas, atau masa pengiriman. Kontrak diberikan kepada penyedia yang
memenuhi persyaratan dan memberikan penawaran terbaik. Keputusan penghargaan kontrak harus
didasarkan pada pertimbangan yang jelas dan objektif. Hukum pengadaan dapat mengatur tata cara
pengelolaan risiko, termasuk aspek hukum, lingkungan, dan kualitas. Beberapa peraturan dan undang-
undang tentang pengadaan juga memperhatikan aspek keadilan sosial dan lingkungan, seperti
memberikan peluang kepada penyedia yang memenuhi kriteria keberlanjutan. Hukum pengadaan
memiliki mekanisme penegakan, seperti pengaduan dan proses banding, untuk memastikan kepatuhan
terhadap peraturan. Hukum pengadaan juga selalu menyertakan sanksi dan hukuman bagi pihak-pihak
yang melanggar peraturan pengadaan.

B. Konsep Dasar Pengetahuan Pengadaan


Konsep dasar pengetahuan pengadaan mencakup pemahaman tentang prinsip-prinsip, proses, dan
praktik yang terkait dengan pengadaan barang, jasa, atau konstruksi. Pengadaan adalah proses
mendapatkan barang, jasa, atau konstruksi yang diperlukan oleh suatu organisasi, baik sektor publik
maupun swasta. Hal ini penting untuk memastikan organisasi mendapatkan apa yang diperlukan secara
efisien, efektif, dan sesuai dengan peraturan. Transparansi dalam proses pengadaan sangat penting
untuk meminimalkan risiko korupsi. Organisasi harus memastikan bahwa seluruh proses pengadaan
didokumentasikan dengan baik dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan. Prinsip persaingan
adalah inti dari pengadaan yang sehat. Ini mencakup memberikan kesempatan kepada berbagai
penyedia untuk bersaing secara adil dalam pengajuan penawaran atau proposal.
Proses pengadaan melibatkan sejumlah tahapan, termasuk perencanaan, pengumuman, evaluasi
penawaran, penghargaan kontrak, dan pengelolaan kontrak. Setiap tahap memiliki peran kunci dalam
memastikan transparansi dan kepatuhan dengan peraturan. Organisasi harus menentukan kriteria
evaluasi yang jelas sebelumnya, seperti harga, kualitas, keberlanjutan, dan waktu pengiriman, untuk
memilih penyedia yang paling sesuai. Pengadaan yang berkelanjutan semakin penting, dengan fokus
pada pengurangan dampak lingkungan, penggunaan sumber daya yang bijak, dan mendukung produk
atau layanan ramah lingkungan. Hukum pengadaan dan peraturan sering kali mengatur praktik
pengadaan, terutama dalam sektor publik. Organisasi harus memahami dan mematuhi peraturan yang
berlaku. Pengadaan juga melibatkan manajemen risiko, termasuk identifikasi dan mitigasi risiko terkait
dengan pengadaan, seperti risiko hukum, keuangan, atau operasional. Organisasi harus
mempertimbangkan inovasi dan kemungkinan kolaborasi dengan penyedia dalam proses pengadaan
untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas. Setelah pengadaan selesai, penting untuk melakukan
evaluasi kinerja penyedia dan hasil pengadaan untuk pembelajaran dan perbaikan di masa depan.
Penggunaan teknologi informasi dan sistem manajemen pengadaan telah menjadi bagian penting dalam
meningkatkan efisiensi proses pengadaan.

C. Konsep Pengadaan dalam Praktik Profesional


Praktik profesional dalam pengadaan membantu organisasi memastikan bahwa mereka
mendapatkan barang atau jasa dengan nilai terbaik sambil mematuhi standar etika dan hukum yang
Muhammad Ibni Athaillah 6012231022
Rossan Fadel Larri 6012231054
Taimur Ahmad Yuda 6012231115

berlaku. Ini juga dapat membantu menghindari masalah potensial seperti penyalahgunaan kekuasaan
atau korupsi. Untuk mencapai tujuan ini, pengadaan melibatkan serangkaian tahap yang terintegrasi
yaitu plan, conduct dan control. Plan atau proses perencanaan pengadaan menjadi titik awal yang sangat
penting. Di tahap ini, organisasi harus merencanakan dengan cermat, menentukan kebutuhan,
mengembangkan spesifikasi, dan merinci anggaran yang sesuai. Proses berikutnya adalah conduct, di
mana transaksi sebenarnya terjadi, dan keputusan pengadaan diambil. Ini adalah titik sentral di mana
organisasi harus memastikan bahwa proyek memperoleh barang dan jasa yang sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Tahap ketiga adalah control, proses control adalah tahap
yang memastikan pengelolaan yang efisien dan efektif dalam seluruh siklus pengadaan. Ini mencakup
pengelolaan hubungan dengan pemasok, pemantauan kinerja kontrak, manajemen perubahan dan
perbaikan yang diperlukan, serta penyelesaian kontrak yang telah dibuat.
Kombinasi dari perencanaan yang matang, pelaksanaan yang baik, dan pengelolaan yang efisien
adalah kunci untuk mencapai pengadaan yang profesional dan efektif. Praktik ini membantu organisasi
mengoptimalkan nilai yang mereka peroleh dalam proses pengadaan, memastikan bahwa mereka
mendapatkan manfaat terbaik dari investasi mereka. Selain itu, pendekatan ini juga menjaga integritas
organisasi dan memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika dan peraturan hukum yang berlaku
sepanjang seluruh rangkaian proses pengadaan.

D. Konsep Pengadaan Pemerintah


Konsep pengadaan barang dan jasa pemerintah di atur dalam Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018
yang sebelumnya di atur dalam Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010. Pokok perubahan terdapat pada
struktur yang lebih sederhana dan menerapkan praktik-praktik terbaik dalam melaksanakan pengadaan
barang/jasa. Selain itu pada bagian simplikasi hanya mengatur hal yang bersifat normatif,
menghilangkan bagian penjelasan, serta standar dan prosedur diatur dalam peraturan LKPP dan
peraturan kementerian sektoral terkait. Perubahan istilah seperti Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) menjadi Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ),
Lelang menjadi Tender, Pokja ULP menjadi Pokja Pemilihan, Sistem Gugur menjadi Harga Terendah,
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi (K/L/D/I) menjadi
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah (K/L/PD), Dokumen Pengadaan menjadi Dokumen
Pemilihan, dan Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan menjadi Pejabat/Panitia Pemeriksa Hasil
Pekerjaan.
Menurut Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018, Pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk
memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah. Proses pengadaan dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.
Kegiatan pengadaan barang/jasa tersebut dibiayai dengan APBN/APBD yang dilaksanakan oleh
swakelola atau penyedia barang/jasa. Jenis Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari Barang, Pekerjaan
Konstruksi, dan Jasa Konsultasi. Pengadaan Pemerintah berprinsip Efisien, Efektif, Transparan,
Terbuka, Bersaing, Adil/tidak diskriminatif, dan Akuntabel. Para Pihak dalam Pengadaan Barang/Jasa
terdiri dari Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ)/Pokja Pemilihan, Pejabat Pengadaan, Panitia
Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP), Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PjPHP), Penyelenggara
Swakelola, dan Penyedia Barang/Jasa yang memiliki tugas dan persnyaratan masing-masing.

Penerapan pengadaan barang dan jasa di Ibu Kota Nusantara (IKN) salah satunya adalah pengadaan
pelaksana pekerjaan rancang dan bangun (design and build) Pembangunan Komplek Perkantoran Bank
Indonesia (KOPERBI) IKN Tahap 1 yang memiliki nilai pagu sebesar Rp 1,046,327,480,146,00 dengan
sistem tender dua sampul. Dalam dokumen tender tersebut tertuang poin bahwa calon peserta harus
memenuhi persyaratan dokumen Surat Perintah Kerja (SPK) yang juga sesuai dengan Peraturan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022
Pasal 29.

Anda mungkin juga menyukai