A. Hukum Pengadaan
Hukum pengadaan atau procurement law dalam konteks bisnis dan pemerintahan mengacu pada
serangkaian peraturan dan prinsip yang mengatur proses pengadaan barang, jasa, atau konstruksi oleh
entitas pemerintah atau swasta. Hukum pengadaan bertujuan untuk memastikan bahwa barang, jasa,
atau konstruksi diperoleh dengan cara yang sah, efisien, dan transparan. Prinsip utama dalam hukum
pengadaan adalah mempromosikan persaingan yang sehat. Ini dapat mencakup pemberian peluang
kepada berbagai penyedia, termasuk pemain kecil dan pelaku usaha lokal. Proses pengadaan harus
transparan, dengan dokumentasi yang lengkap dan akses terbuka kepada informasi terkait kepada para
peserta dan pemangku kepentingan. Hukum pengadaan menentukan cara lelang atau pemilihan
penyedia barang atau jasa, yang dapat mencakup proses penawaran tertutup, lelang terbuka, atau
negosiasi.
Evaluasi penawaran harus adil dan objektif, biasanya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya, seperti harga, kualitas, atau masa pengiriman. Kontrak diberikan kepada penyedia yang
memenuhi persyaratan dan memberikan penawaran terbaik. Keputusan penghargaan kontrak harus
didasarkan pada pertimbangan yang jelas dan objektif. Hukum pengadaan dapat mengatur tata cara
pengelolaan risiko, termasuk aspek hukum, lingkungan, dan kualitas. Beberapa peraturan dan undang-
undang tentang pengadaan juga memperhatikan aspek keadilan sosial dan lingkungan, seperti
memberikan peluang kepada penyedia yang memenuhi kriteria keberlanjutan. Hukum pengadaan
memiliki mekanisme penegakan, seperti pengaduan dan proses banding, untuk memastikan kepatuhan
terhadap peraturan. Hukum pengadaan juga selalu menyertakan sanksi dan hukuman bagi pihak-pihak
yang melanggar peraturan pengadaan.
berlaku. Ini juga dapat membantu menghindari masalah potensial seperti penyalahgunaan kekuasaan
atau korupsi. Untuk mencapai tujuan ini, pengadaan melibatkan serangkaian tahap yang terintegrasi
yaitu plan, conduct dan control. Plan atau proses perencanaan pengadaan menjadi titik awal yang sangat
penting. Di tahap ini, organisasi harus merencanakan dengan cermat, menentukan kebutuhan,
mengembangkan spesifikasi, dan merinci anggaran yang sesuai. Proses berikutnya adalah conduct, di
mana transaksi sebenarnya terjadi, dan keputusan pengadaan diambil. Ini adalah titik sentral di mana
organisasi harus memastikan bahwa proyek memperoleh barang dan jasa yang sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Tahap ketiga adalah control, proses control adalah tahap
yang memastikan pengelolaan yang efisien dan efektif dalam seluruh siklus pengadaan. Ini mencakup
pengelolaan hubungan dengan pemasok, pemantauan kinerja kontrak, manajemen perubahan dan
perbaikan yang diperlukan, serta penyelesaian kontrak yang telah dibuat.
Kombinasi dari perencanaan yang matang, pelaksanaan yang baik, dan pengelolaan yang efisien
adalah kunci untuk mencapai pengadaan yang profesional dan efektif. Praktik ini membantu organisasi
mengoptimalkan nilai yang mereka peroleh dalam proses pengadaan, memastikan bahwa mereka
mendapatkan manfaat terbaik dari investasi mereka. Selain itu, pendekatan ini juga menjaga integritas
organisasi dan memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika dan peraturan hukum yang berlaku
sepanjang seluruh rangkaian proses pengadaan.
Penerapan pengadaan barang dan jasa di Ibu Kota Nusantara (IKN) salah satunya adalah pengadaan
pelaksana pekerjaan rancang dan bangun (design and build) Pembangunan Komplek Perkantoran Bank
Indonesia (KOPERBI) IKN Tahap 1 yang memiliki nilai pagu sebesar Rp 1,046,327,480,146,00 dengan
sistem tender dua sampul. Dalam dokumen tender tersebut tertuang poin bahwa calon peserta harus
memenuhi persyaratan dokumen Surat Perintah Kerja (SPK) yang juga sesuai dengan Peraturan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022
Pasal 29.