Nama Anggota : 1. Ajeng Megumi Dwi Puspitasari (20133100013)
2. Desi Isnaini Laila Khasanah (20133100026) 3. Rosa Dwi Andini Putri (20133100097) Kelas : A1 Referensi : BAB 3 Buku Audit Manajemen, Ibk Bayangkara Audit Atas Fungsi Pengadaan Fungsi pengadaan merupakan fungsi yang paling depan dalam penentuan ekonomisasi suatu organisasi. Ekonomisasi dalam perolehan input merupakan bagian dari strategi keunggulan bersaing perusahaan. Kemampuan memperoleh input dengan pengorbanan terkecil dari berbagai alternatif yang ada tanpa mengabaikan standar kualitas yang telah ditetapkan, mencerminkan inovasi perusahaan dalam proses pengadaan. Tiga tahapan penting dalam proses pengadaan meliputi perencanaan pengadaan, pelaksanaan pengadaan, dan tahap penanganan atas barang/jasa yang diterima. Ketiga tahap ini bisa menjadi sangat rawan dari berbagai penyimpangan. Oleh karena itu, ketiga proses ini harus mendapatkan pengendalian yang memadai. Pengendalian terhadap perencanaan pengadaan memastikan bahwa barang/jasa yang akan diperoleh (dibeli) adalah barang/jasa yang benar-benar dibutuhkan dalam operasional unit pengguna, jenis, spesifikasi, dan kuantitasnya. Pada tahap proses pengadaan, pengendalian berfungsi untuk memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa tersebut telah berjalan dengan transparan, tidak diskriminatif, adil, dan akuntabel. Pada tahap ini, pengendalian harus mampu memastkan bahwa pemasok yang terpilih adalah pemasok yang paling sap memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, dengan harga yang paling rendah. Tujuan dan Manfaat Audit Tujuan pengadaan, yaitu untuk mendapatkan barang/jasa sesuai dengan kebutuhannya dengan pengorbanan yang minimal (ekonomis), tujuan audit atas fungsi ini adalah untuk melakukan penilaian secara menyeluruh mengenai apakah pengadaan tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan akan barang/jasa perusahaan dengan pengorbanan minimal, sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Secara umum, tujuan dari audit atas fungsi pengadaan ini dapat meliputi: 1. untuk mencapai tujuan, sesuai dengan visi dan misi organisasi; 2. menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pengadaan; serta melindungi aset (dana) perusahaan dari pemborosan, kesalahan pengelolaan, penyalahgunaan, dan berbagai bentuk penyimpangan lainnya; 3. mendorong pengembangan dan pemeliharaan manajemen informasi pengadaan yang dapat diandalkan serta pengungkapan informasi tersebut dalam laporan periodik, termasuk pemenuhan kewajiban akuntabilitas; 4. memastikan bahwa aktivitas pengadaan telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Tika temuan menyangkut terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan kewenangan yang berakibat pada kerugian perusahaan, hail audit ini dapat menjadi dasar dalam menentukan tindakan terhadap pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas terjadinya permasalahan tersebut. Namun jika temuan audit menyangkut prestasi dari beberapa individu atau kelompok yang terlibat dalam pengadaan tersebut, hasil audit ini dapat menjadi dasar dalam memberikan penghargaan kepada berbagai pihak yang memiliki prestasi lebih tersebut. Ruang Lingkup Audit Audit atas fungsi pengadaan melakukan penilaian atas keseluruhan fungsi pengadaan, baik organisasinya, pedoman/peraturan yang menjadi panduan pengadaan, perencanaan, proses, dan penyelesaian pengadaan (penerimaan barang/jasa). Secara terperinci rang lingkup audit fungi pengadaan meliputi: 1. organisasi pengadaan; 2. proses pengadaan yang terdiri atas: a. perencanaan pengadaan; b. pelaksanaan pengadaan; dan c. pembayaran dan pelaporan. Ruang lingkup ini dapat bervariasi, tergantung dari strategi dan kompleksitas sistem pengadaan di masing-masing organisasi. Proses pengadaan pada organisasi yang melibatkan dana masyarakat (memiliki akuntabilitas publik) mungkin lebih kompleks jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik karena tuntutan atas akuntabilitas dan transparansi pada perusahaan tersebut lebih besar. Langkah-langkah Audit Audit atas fungi pengadaan adalah untuk menilai apakah proses pengadaan telah sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Sesuai dengan tujuan tersebut, proses audit harus mampu mendapatkan bukti yang cukup, relevan, dan dapat dipercaya, serta melakukan penilaian atas kesesuaian praktik yang terjadi dengan pedoman yang menjadi kriterianya. Secara umum, proses audit pengadaan barang/jasa meliputi beberapa langkah yang meliputi hal-hal berikut. 1. Perencanaan audit. Audit atas fungi pengadaan barang/jasa harus direncanakan untuk memastikan audit berjalan dengan kualitas tinggi dalam menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pengadaan barang/jasa. Perencanaan audit menyangkut: a. penilaian risiko dan penentuan rang lingkup audit, b. penentuan jadwal audit, c. penentuan kebutuhan sumber daya dalam melaksanakan audit. Dalam membuat rencana detail audit, ketua tim audit harus mempertimbangkan beberapa hal termasuk: a. risiko, tingkat materialitas dan prioritas pada setiap aktivitas audit, b. area audit yang signifikan. 2. Pengumpulan dan evaluasi temuan audit. 3. Pelaporan. 4. Tidak lanjut hasil audit. Proses Pengadaan Barang/Jasa Proses pengadaan barang dan jasa harus mencerminkan keinginan organisasi untuk mendapatkan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhnnya secara ekonomis, efisien, dan efektif. Setiap aktivitas pada masing-masing tahap tersebut dipandu oleh sistem, prosedur , dan kebijakan sebagai sebagai pedoman tata kelola pengadaan yang baik. Perencaan Pengadaan Perencanaan pengadaan mencakup penentuan kebutuhan atas barang/jasa (input) dalam operasional perusahaan, baik tingkat kualitas, kuantitas, dan penentuan waktu kapan barang/jasa tersebut harus tersedia. Di samping itu, perencanaan pengadaan juga berkaitan dengan penentuan berapa besar dana yang harus tersedia atas pengadaan tersebut sesuai dengan jadwal penggunaan barang/jasa yang dibutuhkan. Setiap penetapan kebutuhan atas barang/jasa, harus mendapatkan otorisasi yang memadai dari pejabat yang berwenang pada perusahaan tersebut. Pelaksanaan Pengadaan Tahap ini adalah pelaksanaan dari rencana pengadaan. Aktivitas yang terlibat dalam pelaksanaan pengadaan sesuai dengan tingkat kompleksitas proses pengadaan, jenis barang /jasa yang akan dibeli, dan besarnya anggaran yang terlibat dalam pengadaan tersebut. Pelaksanaan Kontrak Penyerahan Barang Pengendalian atas penerimaan barang/jasa seharusnya melibatkan unit pengguna dari barang/jasa tersebut untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian barang/jasa yang diterima dengan pesanannya. Titik rawan pada tahap ini dapat berupa kolusi antara pemasok dan petugas penerima barang sehingga barang/jasa yang tidak memenuhi spesifikasi tetap diterima dalam penyerahan barang/jasa tersebut. Pembayaran dan Pelaporan Pembayaran adalah bagian terakhir dari proses pengadaan. Pembayaran baru bisa dilakukan jika serah terima atas barang/jasa tersebut telah dinyatakan tidak mengandung masalah (clear) dan telah disahkan oleh pihak-pihak berwenang. Setiap pembayaran harus didukung bukti tagihan dan dokumen pendukung yang lengkap dan tagihan telah jatuh tempo. Kecurangan dalam pengadaan Fungsi pembelian merupakan area yang sangat sensitif dan menjadi sorotan banyak pihak dikarenakan beberapa aktivitas pada fungi ini. Di samping melibatkan uang dalam jumlah yang besar, fungsi pembelian juga rawan dari berbagai godaan atau celah-celah untuk melakukan korupsi. Pengadaan melibatkan pembeli dan penjual, di mana masing-masing pihak memiliki berbagai cara untuk melakukan korupsi pada setiap tahapan proses pengadaan. Pihak perasok berkepentingan dengan penjualan produknya dan mengharapkan keuntungan dari penjualan tersebut. Untuk mencegah adanya kesempatan penyimpangan (korupsi) dalam pengadaan ini, sistem pengadaan yang dibuat perusahaan harus transparan dan efisien berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan berikut ini, 1. Nilai uang. 2. Kejujuran dan keadilan. 3. Akuntabel dan transparan. 4. Efisiensi. 5. Kompetensi dan integritas. Audit atas Organisasi Pengadaan Organisasi pengadaan memegang fungsi perencanaan pemenuhan kebutuhan barang/jasa, mengelola proses pengadaannya, menilai ketepatan spesifikasi barang/jasa yang diterima sesuai dengan kebutuhan penggunanya, mengotorisasi pembayarannya, dan mempertanggungjawabkanpengadaan tersebut kepada organisasi di atasnya, untuk mendapatkan pengendalian internal yang baik, fungsi pengadaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan dan fungi pencatatan atas transaksi pengadaan yang dilakukan. Audit atas Proses Pengadaan Audit atas Perencanaan Pengadaan Perencanaan pengadaan dimulai dari identifikasi kebutuhan setiap unit pengguna atas barang/jasa. Perusahaan harus memiliki daftar kebutuhan barang/jasa yang memuat tentang spesifikasi, kuantitas kebutuhan, standar kualitas, dan waktu penggunaannya. Pada perusahaan perdagangan, daftar ini dilengkapi dengan batas stok maksimum dan minimum, barang yang dipungut PPN atau tidak. Dengan daftar ini, perusahaan dapat terhindar dari; beberapa kondisi seperti: (1) pembelian yang berlebihan, (2) kelebihan/kekurangan stok, (3) dana terikat pada barang/jasa yang belum dibutuhkan, serta (4) pembelian barang/jasa yang tidak sesuai dengan standar kualitas. Audit atas Pelaksanaan Pengadaan Metode yang secara umm digunakan dalam pengadaan barang/jasa adalah pembelian langsung, penunjukan langsung, tender terbatas, dan tender terbuka. Kompetisi adalah dasar dari pengadaan yang memastikan bahwa perusahaan mendapatkan barang/jasa terbaik melalui persaingan dalam tender. Audit atas Inspeksi dan Penerimaan Barang/Jasa Kecurangan masih mungkin bisa terjadi setelah kontrak ditandandatangani. Maka dari itu, tahap pelaksanaan/pengiriman harus mendapat perhatian yang serius. Pengendalian yang tidak memadai pada tahap in dapat berakibat pada: 1. kegagalan dalam memenuhi standar kuantitas dan kualitas atau standar pelaksanaan lainnya; 2. pengalihan barang untuk dijual kembali atau digunakan secara pribadi oleh pihak tertentu; 3. adanya praktik pemberian gratifikasi; 4. pemalsuan kualitas atau sertifikat standar; 5. penyajian faktur yang lebih bear atau lebih kecil. Audit atas Pembayaran dan Pelaporan Pembayaran dan pelaporan adalah bagian terakhir dalam proses pengadaan. Tahapan ini menyangkut penyelesaian kewajiban organisasi kepada pihak pemasok dan pertanggungjawaban komite pengadaan atas tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. "Apakah tahap ini telah terbebas dari kemungkinan penyimpangan?" tentu jawabannya "'Tidak". Berbagai penyimpangam (kolusi) antara pemasok dengan petugas pembayaran (kasir/ bendahara) mash bisa terjadi pada tahap ini, yang berakibat pada kerugian perusahaan.
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda