Anda di halaman 1dari 11

FUNGSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI

MATA KULIAH: MANAJEMEN AUDIT

Dosen Pengampu: Hevi Susanti, SE., M.Si

Disusun Oleh :

Roro Ajeng Muizzah Indah P. 222362201005

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM

JOMBANG

2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manajemen audit adalah salah satu fungsi penting dalam menjaga
keberlangsungan suatu organisasi, terutama dalam mengelola keuangan dan aset
perusahaan. Audit dilakukan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan
memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan, hukum, dan standar yang
berlaku. Namun, dalam praktiknya, seringkali ditemukan beberapa masalah yang
menghambat efektivitas manajemen audit. Beberapa masalah yang sering
ditemukan dalam praktik manajemen audit antara lain kurangnya transparansi
dalam pelaporan keuangan, kelemahan dalam pengendalian internal, tidak
memadainya sumber daya manusia dan teknologi, serta ketidakmampuan
manajemen untuk memahami pentingnya manajemen audit dalam menjaga
kinerja perusahaan.
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan pemahaman dan kesadaran akan
pentingnya manajemen audit yang efektif dan efisien dalam suatu organisasi,
baik di sektor publik maupun swasta. Hal ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan kompetensi dan keterampilan manajemen audit, memperbaiki
pengendalian internal, serta menerapkan teknologi informasi yang dapat
mendukung efektivitas manajemen audit. Dalam konteks globalisasi dan
persaingan bisnis yang semakin ketat, manajemen audit yang efektif dapat
menjadi faktor penentu keberhasilan sebuah organisasi. Oleh karena itu, perlu
adanya perhatian yang lebih serius dari para pemangku kepentingan dalam
meningkatkan kualitas dan efektivitas manajemen audit di suatu organisasi

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang dapat menjadi
rumusan masalahnya adalah “Apa itu audit Apa pengertian audit fungsi
pembelian, dan pengadaan?”

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disebutkan di
atas maka tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih
dalam audit manajemen fungsi pembelian dan pengadaan..

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Audit Manajemen Pembelian


Fungsi pembelian sering dianggap fungsi yang paling penting dan
berpengaruh pada unit-unit operasi yang ada di perusahaan. Pada banyak
perusahaan, fungsi pembelian merupakan awal dari sebuah proses bisnis.
Dengan tujuan memenuhi permintaan pelanggan, perusahaan harus membeli
barang-barang kebutuhan dan
bahan baku yang diminta, untuk mengumpulkan atau memproduksi produk-
produk perusahaan. Tujuan utama dalam audit manajemen fungsi pembelian
adalah untuk menentukan efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam
membelanjakan sumber daya keuangan mereka. Pada beberapa perusahaan
sedang, pembelian utama dilakukan oleh masing-masing departemen. Sebagai
contohnya, fungsi kontrol persediaan membeli bahan-bahan kebutuhan dan
bahan baku untuk memenuhi permintaan pelanggan langsung dari pemasok.
semua perusahaan, tidak peduli sebesar apa, seharusnya memiliki departemen
pembelian (atau seseorang) yang terpusat dan independen untuk mengontrol
pengeluaran perusahaan.
Tujuan utama dalam audit manajemen fungsi pembelian adalah untuk
menentukan efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam membelanjakan sumber
daya keuangan mereka. Pada beberapa perusahaan sedang, pembelian utama
dilakukan oleh masing-masing departemen. Sebagai contohnya, fungsi kontrol
persediaan membeli bahan-bahan kebutuhan dan bahan baku untuk memenuhi
permintaan pelanggan langsung dari pemasok. Sebuah audit manajemen
dilakukan karena terdapat tanda-tanda bahaya yang ditemukan di perusahaan.
Sebagai contoh, manajemen tingkat atas seharusnya menyadari adanya
peningkatan biaya dalam proses bisnis, meskipun tak satupun kompetitor
mengalami pengurangan yang sama pada marjin laba. Tanda-tanda bahaya
tersebut mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami
“ketidakefisienan biaya” dalam aktivitas pembeliannya sehari-hari. Proses audit
manajemen menggambarkan bahwa fungsi pembelian dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan yang benar-benar memiliki fungsi pembelian (departemen
pembelian). Asumsinya, bahwa semua peerusahaan, tidak peduli sebesar apa,
seharusnya memiliki departemen pembelian (atau seseorang) yang terpusat dan
independen untuk mengontrol pengeluaran perusahaan.

3
A.1. Lingkup Audit Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian memiliki nilai dan arti penting bagi perusahaan karena
sangat menunjang operasional perusahaan.Audit manajemen fungsi pembelian
harus dilakukan dengan optimal untuk memastikan agar kegiatan operasional
perusahaan tidak sampai terhenti yang akan berakibat negatif bagi perusahaan
secara keseluruhan. Sasaran strategik fungsi pembelian merupakan ukuran atau
patokan yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi fungsi pembelian
pada perusahaan. Tujuh sasaran strategik fungsi pembelian yang harus dipahami
meliputi hal-hal berikut.
1. Terjaminnya kesinambungan pasokan bahan mentah, bahan baku, dan
bahan penolong lainnya yang diperlukan dalam proses produksi.
2. Mengupayakan terjaminnya persediaan bahan mentah dan suku cadang
agar berada pada tingkat yang aman
3. Tersedianya peralatan dan bahan pendukung produksi lainnya yang
diperlukan agar standar mutu dan ketepatan penggunaan dapat tercapai
4. Pengadaan bahan mentah, bahan baku, suku cadang, bahan lainnya, dan
aneka jasa yang diperlukan harus dilaksanakan dengan biaya yang
serendah mungkin
5. Pelaksanaan sistem pengawasan yang digunakan untuk memastikan
bahwa nilai dan biaya pengadaan telah sesuai, dengan terus-menerus
melakukan pengurangan biaya pembelian.
6. Komunikasi yang baik dengan pihak manajemen puncak dalam bentuk
informasi yang paling akurat mengenai bahan dan aneka jasa yang
dibutuhkan perusahaan.
7. Terwujudnya kerja sama dari unit kerja atau unit fungsional lain dalam
perusahaan untuk menjalankan fungsi pembelian dengan baik.

Siklus normal fungsi pembelian meliputi berikut ini :


1. Penentuan kebutuhan, melalui Skedul Produksi Manufaktur, Penentuan
Penggantian Persediaan (Inventory Replenishment Requirement),
Penentuan Pembelian secara Khusus (Specialized Purchase
Requirements), dan Kebutuhan Operasional Sehari-hari
2. Otorisasi pembelian, yang dimulai dengan penerbitan Permintaan Barang
(Purchase Requisition) atau Perintah Kerja (Work Order) sampai
penerbitan Pesanan Pembelian (Purchase Order).
3. Prosedur tindak lanjut pemesanan.
4. Penyelesaian proses pengiriman.
5. Penyelesaian keuangan.

4
A.2. Sasaran Audit Fungsi Pembelian
Terdapat 4 sasaran audit manajemen pada fungsi pembelian, yaitu Sasaran
strategik fungsi pembelian, Perencanaan operasional/induk, Tipe dan struktur
organisasi pembelian dan Mekanisme pengendalian pembelian.

A.3. Pentingnya Audit Fungsi Pembelian


Fungsi pembelian sering diangap fungsi yang paling penting dan
berpengaruh pada unit-unit operasi yang ada di perusahaan. Pada banyak
perusahaan, fungsi pembelian merupakan awal dari sebuah proses bisnis.
Dengan tujuan memenuhi permintaan pelanggan, perusahaan harus membeli
barang-barang kebutuhan dan bahan baku yang diminta, untuk mengumpulkan
atau memproduksi produk-produk perusahaan. Ini adalah proses dalam
mendapatkan barang-barang, bahan baku, komponen dan layanan yang
merupakan tugas utama dan tanggung jawab departemen pembelian. Dalam
sebuah perusahaan dimana terdapat sistem pembelian yang efektif, pembelian
material dapat menghemat biaya bagi perusahaan.

B. Audit Manajemen Pengadaan


Tujuan pengadaan adalah untuk mendapatkan barang/jasa sesuai ketentuan
dengan pengorbanan yang minimal. Berikut adalah tujuan dan manfaat audit
pengadaan:
1. Untuk mencapai tujuan, sesuai dengan visi dan misi organisasi.
2. Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pengadaan, serta
melindungi aset (dana) perusahaan dari pemborosan, kesalahan
pengelolaan, penyalahgunaan, dan berbagai bentuk penyimpangan
lainnya.
3. Mendorong pengembangan dan pemeliharaan meanajemen informasi
pengadaan yang dapat diandalkan serta pengungkapan informasi tersebut
dalam laporan periode termasuk pemenuhan kewajiban akuntabilitaas.
4. Memastikan bahwa aktivitas pengadaan telah sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku.

B.1. Ruang Lingkup Audit

Audit atas fungsi pengadaan melakukan penilain atas keseluruhan fungsi


pengadaan, baik organisasinya, pedoman / peraturan yang menjadi panduan
pengadaan, perencanaan, proses dan penyelesaian pengadaan (penerimaan
barang dan jasa). Secara terperinci ruang lingkup audit fungsi pengadaan

5
meliputi organisasi pengadaan dan proses pengadaan. Proses pengadaan yang
terdiri atas :

• Perencanaan pengadaan.
• Pelaksanaan pengadaan
• Pembayaran dan pelaporan.

Ruang lingkup ini dapat bervariasi,tergantung dari strategi dak kompleksitas


sistem pengadaan di masing-masing organisasi.

B.2. Langkah-Langkah Audit


Secara umum proses audit pengadaan barang / jasa meliputi beberapa Langkah
yang meliputi hal hal berikut.
1. Perencanaan audit, yaitu menyangkut :
a. Penilaian resiko dan penentuan ruang lingkup audit.
b. Penentuan jadwal audit.
c. Penentuan kebutuhan sumber daya dalam melaksanakan audit.
Dalam membuat rencana detail audit, ketua tim audit harus mempertimbangkan
beberapa hal termasuk :
1. Risiko, tingkat materialitas dan prioritas pada setiap aktivitas audit.
2. Area audit yang signifikan.
1) Pengumpulan dan evaluasi temuan audit
2) Pelaporan.
3) Tidak lanjut hasil audit

B.3. Proses Pengadaan Barang/Jas


Proses pengadaan barang dan jasa harus mencerminkan keinginan organisasi
untuk mendapatkan barang / jasa untuk memenuhi kebutuhannya secara
ekonomi, efisien, dan efektif. Secara umum proses pengadaan diawali dengan
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi atas aktivitas pengadaan.
1. Perencanaan Pengadaan: Perencanaan pengadaan mencakup penentuan
kebutuhan atas barang/jasa dalam operasional perusahaan, baik tingkat

6
kualitas, kuantitas, dan penentuan waktu kapan barang jasa tersebut harus
tersedia. Rencana pengadaan yang baik harus mencerminkan hubungan yang
optimal antara keinginan untuk memenuhi kebutuhan dengan ketersediaan
sumber daya yang dimiliki berkaitan dengan pengadaan tersebut dan
penetapan praktik pengadaan terbaik dalam rencana tersebut untuk
mendapatkan barang/ jasa sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
dengan pengorbanan yang paling rendah.
2. Pelaksanaan Pengadaan: Tahap ini adalah pelaksanaan dari rencana
pengadaan. Aktivitas yang terlibat dalam pelaksanaan pengadaan sesuai
dengan tingkat kompleksitas proses pengadaan, jenis barang atau jasa yang
akan dibeli, dan besarnya anggaran yang terlibat dalam pengadaan tersebut.
Pengendalian yang ketat pada tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa
penitia pengadaan tidak salah dalam menentukan pemasok terpilih dan harga
atas barang/jasa yang dibutuhkan. Pemilihan pemasok yang tepat yaitu
penilaian atas kemampuan pemasok memenuhi spesifikasi barang/jasa yang
dibutuhkan tepat waktu dan suku cadangnya secara berkelanjutan.
3. Pelaksanaan Kontrak Penyerahan Barang: Setelah proses pengadaan
menghasilkan pemasok terpilih, panitia pengadaan bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa barang/jasa yang diterima telah sesuai dengan pesanan
baik kuantitas yang diterima, tingkat kualitas, dan waktu penyerahan.
Pengendalian atas penerimaan barang/jasa seharusnya melibatkan unit
pengguna dari barang/jasa tersebut untuk menghindari terjadinya
ketidaksesuaian barang/jasa yang diterima dengan pesanannya.
4. Pembayaran dan Pelaporan
5. Pembayaran adalah bagian terakhir dari proses pengadaan. Pembayaran baru
bisa dilakukan jika serah terima atas barang/jasa tersebut telah dinyatakan
tidak mengandung masalah dan telah disahkan oleh pihak pihak berwenang.
Setiap pembayaran harus didukung bukti tagihan dan dokumen pendukung
yang lengkap dan tagihan telah jatuh tempo. juru bayar harus memiliki bukti
dan dokumen pendukung yang lengkap sebagai bahan pertanggung jawaban

7
atas pembayaran yang dilakukan. Pelaporan atas pengadaan barang/jasa
harus segera dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam
pedoman pengadaan. Dalam laporan tersebut, panitia pengadaan harus
menyajikan tentang kemampuan panitia mendapatkan barang/jasa sesuai
dengan spesifikasinya.

B.4. Kecurangan dalam Pengadaan


Pengadaan melibatkan pembeli dan penjual, di mana masing-masing pihak
memiliki berbagai cara untuk melakukan korupsi pada setiap tahapan proses
pengadaan. Pihak pemasok berkepentingan dengan penjualan produknya dan
mengharapkan keuntungan dari penjualan tersebut. Untuk mencapai tujuan
tersebut, berbagai perilaku menyimpang berikut ini mungkin dilakukan :
1. Berkolusi dengan pihak dalam menentukan harga penawaran.
2. Secara diskriminatif meningkatkan standar teknis, sehingga pemasok lain
sulit untuk memenuhinya.
3. Mencampuri secara tidak beretika pekerjaan evaluator baik dalam proses
tender maupun dalam serah terima barang/jasa.
4. Memberikan sogokan.
Berbagai godaan, baik yang timbul dari perilaku buruknya maupun yang datang
dari pemasok, mendorong pihak pembeli terjebak pada perilaku menyimpang
seperti :
✓ Menentukan spesifikasi yang menguntungkan pemasok tertentu
✓ Membatasi penyebaran informasi berkaitan dengan kesempatan
melakukan tender
✓ Berdalih pada kepentingan yang mendesak untuk melakukan penunjukan
terhadap pemasok tertentu tanpa melalui tender untuk pengadaan yang
seharusnya melalui tender
✓ Melanggar kerahasiaan penawaran pemasok
✓ Mendiskualifikasi pemasok potensial melalui prakualifikasi yang tidak
benar

8
✓ Menerima sogokan
✓ Gagal dalam memenuhi standar kualitas, kuantitas, dan kinerja
pengadaan lainnya
✓ Memgalihkan pengiriman barang untuk dijual kembali atau digunakan
secara pribadi
✓ Meminta keuntungan pribadi dari pemasok
✓ Memalsukan kualitas atau standar sertifikasi

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, kami dapat menyimpulkan beberapa hal
yaitu, Tujuan dan manfaat audit salah satunya adalah untuk mencapai tujuan,
sesuai dengan visi dan misi organisasi. Hasil dari fungsi ini, perusahaan
mendapatkan laporanyang menyajikan penilaian atas organisasi. Selain itu,
ruang lingkup audit pengadaan adalah organisasi pengadaan dan proses
pengadaan. Selanjutnya langkah-langkah audit ada 4 yaitu; perencanaan
audit,pengumpulan dan evaluasi temuan audit,pelaporan,tindak lanjut hasil
audit. Sedangkan secara garis besar proses pengadaan barang/jasa adalah
meliputi beberapa tahapan antara lain; perencanaan pengadaan,pelaksanaan
pengadaan, pelaksanaan kontrak penyerahan barang dan pembayaran dan
pelaporan.
Tujuan utama dalam audit manajemen fungsi pembelian adalah untuk
menentukan efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam membelanjakan sumber
daya keuangan mereka. Fungsi pembelian memiliki nilai dan arti penting bagi
perusahaan karena sangat menunjang operasional perusahaan. Terdapat 4
sasaran audit manajemen pada fungsi pembelian, yaitu Sasaran strategik fungsi
pembelian, Perencanaan operasional/induk, Tipe dan struktur organisasi
pembelian, Mekanisme pengendalian pembelian. Fungsi pembelian sering
diangap fungsi yang paling penting dan berpengaruh pada unit-unit operasi yang
ada di perusahaan. Pada banyak perusahaan, fungsi pembelian merupakan awal
dari sebuah proses bisnis. Tahap-tahap audit fungsi pembelian, Tahapan
Pembelian dan PengendaliannyA, Program Pemeriksaan Keiatan Pembelian, dan
Pemeriksaan Substansi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, A. (2014). Manajemen audit: Konsep dan praktik. Graha Ilmu

As'ad, M. (2017). Manajemen audit. BPFE UGM.

Mulyadi, D. (2014). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Raharjo, S. T. (2017). Manajemen audit. Prenadamedia Group.

11

Anda mungkin juga menyukai