DASAR TEORI
audit atas kinerja,audit dan audit fungsional. Sampai saat ini, belum ada istilah yang
Menurut Alvin Arrens dkk (2015) pengertian audit adalah sebagai berikut :
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria
yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen”.(hal.2)
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
7
8
Menurut Rick Hayes dkk (2017:10) Audit adalah proses sistematis yang secara
pendapat atas kewajaran, dalam sebuah yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, serta arus kas sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku
(hal.68)
gamblang mengenai berbagai pelaksanaan, peristiwa, atau masalah aktual dibalik fakta
pelanggan, pembelian dari pemasok dan berbagai aktivitas operasi yang menimbulkan
biaya/beban perusahaan.
8
pelanggan, pembelian dari pemasok dan berbagai aktivitas operasi yang menimbulkan
biaya/beban perusahaan.
penyelasaian atas masalah efisiensi dan efektivitas, oleh karena itu, pengujian terhadap
efektivitas pengendalian internal oleh auditor internal merupakan bagian dati audit
Dari definisi audit operasional diatas dapat disimpulkan audit operasional adalah
proses untuk mengevaluasi apakah kegiatan yang berjalan dalam perusahaan sudah
berjalan secara efektif dan efisien, dan ekonomis, dan menilai prosedur yang ada dalam
1. Functional Audit
2. Organizational audit
9
3. Special assignments
biaya.
Menggali berbagai akar masalah di balik kinerja bisnis yang tergambar dalam
bagi bisnis perusahaan, yaitu memberi manfaat yang sepadan disbanding biaya
Memastikan bahwa seluruh sistem berjalan dalam koridor standar yang telah
Sedangkan Menurut Kurnia dkk (2013:9) Audit operasional mempunyai tujuan dan
fungsi
- Standar Perusahaan
Anggaran Perusahaan
- Praktik manajemen yang sehat, proses dan teknik yang digunakan oleh
perusahaan maju.
11
Sifatnya Investigatif
operasional ialah menjaga alur kegiatan operasi perusahaan agar dapat berjalan efektif
dan sesuai standar dan aturan yang berlaku sehingga perusahaan dapat mencapai
tujuannya.
Menurut Arrens, Elder (2012:501) terdapat dua kualitas yang terpenting bagi
berikut :
1. Independensi
tidak hanya harus independent dalam fakta, tetapi juga harus independent dalam
independensi ini.
2. Kompetensi
melaksanakan audit dengan benar, yang diukur dengan indikator mutu personal,
12
operasional.
1. Audit Pendahuluan
organisasi auditee, objek yang akan diaudit, mengenal lebih lanjut kondisi
perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses produksi dan operasi.
Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara umum,
digunakan dan berbagai sumber daya penunjang keberhasilan fungsi ini dalam
13
produksi dan operasi perusahaan auditee. Hasil pengamatan pada tahapan audit
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap bebrapa
hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan,
pencapaian tujuan produksi dan operasi. Review terhadap hasil audit terdahulu
diambil. Berdasarkan review dan penguian yang dilakukan pada tahap ini,
auditor mendapat keyakinan tentang dapat diperolehnya data yang cukup dan
lebih dalam terhadap tujuan audit sementara yang telah ditetapkan pada tahapan
dalam bentuk tujuan audit sementara dan ketersediaan data serta akses untuk
3. Audit Lanjutan
Pada tahp ini auditor melakukan audit yang lebih dalam dan pengembangan
proses audit. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat
4. Pelaporan
dalam kertas kerja audit, merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit
15
terhadap hasil audit tersebut. Laporan audit disajikan dengan format sebagai
berikut.
strategi tersebut
c. Rumusan Rekomendasi
tugas audit
5. Tindak Lanjut
2.2 Efektivitas
Efektivitas adalah salah satu alat ukur untuk menunjukkan pencapaian tujuan
keluaran daam berbagai kegiatan, sampai dengan pencapaian tujuan yang ditetapkan,
baik ditinjau dari kuantitas hasil kerja, kualitas hasil kerjam maupun batas waktu yang
Menurut Siti Kurnia dkk (2013) Pengendalian internal adalah suatu proses, yang
dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu
entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-
Negara Badan Usaha Milik Negara pasal 26 Direksi harus menetapkan suatu sistem
pengendalian intern yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset perusahaan.
Sistem pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain mencakup
jawabnya;
b. pengkajian terhadap pengelolaan risiko usaha (risk assessment), yaitu suatu proses
pengendalian terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur
penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas, dan keamanan terhadap aset perusahaan.
19
d. sistem informasi dan komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan mengenai
termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi
sesuai dengan prosedur dan telah mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Menurut
1. Keandalan informasi
perundang-undangan
Peraturan)
Dari Tujuan pengendalian internal oleh para ahli diatas dapat disimpulan bahwa
d. Struktur Organisasi
2. Penaksiran risiko
keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negative
keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini
b) Personel Baru
d) Teknologi Baru
f) Restrukturisasi korporasi
3. Aktivitas Pengendalian
b) Pengolahan Informasi
c) Pengendalian Pihak
d) Pemisahan Tugas
meliputi sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk
keuangan
23
transaksi.
5. Pemantauan
tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui
informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customer dan
1. Lingkungan pengendalian
pentingnya pengendalian.
- Pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kelola (dewan direksi atau komite
audit)
- Struktur organisasi
pengukuran, keterjadian.
5. Pemantauan
Menurut Hery (2014), ada lima prinsip prinsip pengendalia intenal akan
pekerjaan tertentu akan menjadi lebih efektif jika hanya ada satu orang saja
Salah satu contoh untuk mengamankan uang kas perusahaan adalah dengan
2. Pemisahan Tugas
kerja. Ada 2 (dua) bentuk yang paling umum dari penerapan prinsip pemisahan
pula.
fisik (operasional)
karyawan lainnya.
pelanggan atas dasar bukti pesanan penjualan (sales order), lalu bagian
c. Dokumentasi
dan elektronik :
deposits box;
pengendalian internal.
b. Judgement
c. Breakdowns
d. Management Override
pengendalian internal.
e. Collusion
2.4 Persediaan
penjualan persediaan. Persediaan harus di jaga dan di kelola dengan baik agar
30
dari perusahaan.
yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya
untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali,
sumber daya yang dapat digunakan sebagai salah sumber dana bagi perusahaan.
baku (raw materials), barang setengah jadi (WIP), dan produk jadi (finished
manufaktur. Produk jadi yang dihasilkan oleh supplier akan menjadi bahan
a. Pipeline/transit inventory
Persediaan ini muncul karena lead time pengiriman dari satu tempat
adalah salah satu contohnya. Persediaan ini akan banyak jika jarak
b. Cycle Stock
c. Safety Stock
32
d. Anticipation Stock
produk.
kebutuhan antara satu item dengan item lainnya. Item-item yang kebutuhannya
item ini biasanya berbeda. Dependent demand item biasanya adalah komponen
atau bahan baku yang akan digunakan untuk membuat produk jadi. Kebutuhan
bahan baku dan komponen tersebut ditentukan oleh banyaknya jumlah produk
jadi yang akan dibuat dengan menggunakan komponen atau bahan baku
1. Sistem Perpetual
Dalam sistem perpetual ini persediaan biasanya dapat diketahui secara terus
menerus tanpa melakukan inventaris fisik. Oleh karena itu setiap jenis barang
dibuat kartu, dan setiap mutase persediaan dicatat dalam kartu, baik harga
menjadi rumit bila ternyata jenis barang yang dicatatnya cukup banyak,
diaplikasikan.
2. Sistem Periodik
Harga Pokok Penjualan. Pada sistem periodik, setiap mutase persediaan tidak
34
Persediaan Obat-Obatan
dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan, dan berlangsung secara efektif
dan efisien. Akan tetapi, dalam menjalani proses tersebut tidak dapat dengan
cepat memperoleh hasil yang baik, pasti di setiap proses akan terjadi masalah –
masalah yang akan timbul baik dari dalam perusahaan maupun dari luar
perusahaan dan itu akan menjadi hambatan untuk mencapai tujuan perusahaan.
masalah yang terjadi dan juga audit internal diperlukan dalam perusahaan untuk
penyelasaian atas masalah efisiensi dan efektivitas, oleh karena itu, pengujian
pelaksanaan audit operasional yang selama ini dilakukan oleh SPI telah berjalan
Namun masih terdapat kelemahan, dimana hasil audit yang tidak langsung
diberikan kepada pihak yang tidak langsung diberikan kepada pihak yang
penelitian.
(Bhayangkara (2008:178-
181)
37
Dalam penelitian ini hipotesis yang dapat dibuat adalah sebagai berikut “ Audit
Ho : r = 0 bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara audit operasional dan
Ha: r > 0 bahwa ada hubungan yang signifikan antara audit operasional dan