Disusun Oleh:
Kelompok 6
Lisdayanti Umar B1C120140
Resti Narsi B1C120309
Sartina B1C120318
Siska Listyawati B1C120319
siti Milawati Durudi B1C120320
Sitti Nur Cahyat B1C120321
Suci Sukmarianti B1C120325
Susanti Ayu Sari Lusir Silondae B1C120326
Tsabithah Rahmi Khaerani B1C120329
Wa Ode Nurhayati Fadila B1C120334
Wa Ode wahyuni B1C120337
Wina nggiri B1C120341
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha ESA, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pelaporan Audit Kinerja” dengan tepat waktu.
Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Erwin
Hadisantoso, SE,M.Si,Ak,CA,ACPA selaku dosen pengampuh mata kuliah “Audit
Kinerja Pemerintah Derah” dan pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan
dan pembuatan makalah ini. Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca, memberikan pengetahuan untuk menambah wawasan untuk para
pembaca dan memberikan pembelajaran kepada kami semua khususnya teman-teman
mahasiswa jurusan akuntansi.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
Daftar Isi ...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Pendahuluan ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
2.1 Fungsi Laporan Hasil Audit ........................................................................................ 3
2.2 Unsur Laporan............................................................................................................ 3
2.3 Penyajian Unsur-Unsur LHA ...................................................................................... 4
2.4 Langkah-Langkah Penyusunan LHA ........................................................................ 18
2.5 Format/Struktur LHA Kinerja .................................................................................. 27
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 34
3.1 kesimpulan ............................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Pelaporan audit merupakan tahap setelah tim audit menyelesaikan pekerjaan
lapangan. Tahap pelaporan dimulai setelah adanya temuan audit sebagai kumpulan
indikasi permasalahan yang ditemukan dalam audit di lapangan dan berakhir setelah
penyampaian Laporan Hasil Audit (LHA) kepada lembaga perwakilan, manajemen
entitas yang diaudit dan berbagai pemilik kepentingan lainnya.
Unsur Laporan LHA menyajikan tujuan, lingkup, dan metodologi audit, termasuk
sumber bukti yang digunakan untuk analisis. LHA juga menyajikan temuan audit,
kesimpulan hasil audit, rekomendasi, dan tanggapan dari manajemen entitas yang
diaudit.
Adanya pembatasan terhadap lingkup audit dan alasannya juga harus dijelaskan
dalam LHA. Unsur-unsur tersebut harus ada dalam LHA untuk memudahkan
pembaca LHA dalam memahami maksud audit dan menafsirkan hasil audit.
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diperoleh tujuan penyusunan makalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui fungsi laporan hasil audit
2. Untuk mengetahui unsur laporan hasil audi
3. Untuk mengetahui penyajian unsur-unsur LHA
4. Untuk mengetahui langkah-lngkah penyusunan LHA
5. Untuk mengetahui format atau struktur LHA kinerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pernyataan bahwa audit dilakukan sesuai dengan standar audit di dalam LHA,
auditor harus menyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan
standar audit.
b. Tujuan, lingkup, dan metodologi audit
Auditor harus menjelaskan alasan mengapa suatu entitas diaudit, apa yang
diharapkan tercapai dari audit, apa yang diaudit, dan bagaimana cara audit
tersebut dilaksanakan. Informasi tersebut penting bagi pengguna LHA agar
3
mereka dapat memahami maksud dan jenis audit, serta memberikan perspektif
yang wajar terhadap apa yang dilaporkan.
c. Hasil audit berupa temuan audit, simpulan, dan rekomendasi
Auditor harus melaporkan temuan audit yang merupakan potret kenyataan
yang ditemukan dalam suatu pelaksanaan audit kinerja. LHA juga harus
memuat simpulan hasil audit dan rekomendasi. Simpulan hasil audit disajikan
dalam LHA untuk menjawab tujuan audit. Rekomendasi merupakan dasar
yang digunakan oleh entitas yang diaudit untuk melaksanakan tindakan
perbaikan yang diper lukan dalam rangka untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada dan meningkatkan kinerja entitas.
2.3 Penyajian Unsur-Unsur LHA
Standar audit mengharuskan auditor untuk menggunakan kemahiran
profesionalnya secara cermat dan saksama di dalam pelaksanaan dan pelaporan audit.
Dalam hal ini, auditor harus memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan atas
kepentingan publik dan memelihara integritas, objektivitas serta independensinya
dalam menerapkan kemahiran profesional terhadap setiap aspek auditnya, termasuk
dalam proses pelaporan hasil audit. Penjelasan di bawah ini dapat digunakan oleh
auditor dalam menggunakan kemahirannya secara cermat dan saksama dalam
penyusunan dan penyajian unsur-unsur LHA kinerja.
1. Penyajian Tujuan Audit
Dalam melaporkan tujuan audit kinerja, auditor harus menjelaskan
mengapa audit tersebut dilakukan dan menyatakan apa yang akan dimuat
dalam LHA. Tujuan audit menjelaskan mengenai aspek kinerja yang diaudit
(apakah ekonomi, efisiensi ataupun efektivitas) dari suatu entitas/kegiatan/
program yang diaudit (objek audit). Tujuan audit perlu diungkapkan untuk
mengarahkan pembaca/pengguna laporan tentang apa yang akan dijabarkan
dalam LHA.
Auditor perlu mengantisipasi bahwa pembaca/pengguna laporan
biasanya memiliki ekspektasi tersendiri atas LHA yang diterbitkan sehingga
4
akan menafsirkan tujuan audit yang mungkin akan lebih luas dari yang telah
ditetapkan oleh auditor. Oleh karena itu, jika auditor menetapkan adanya
pembatasan dalam tujuan audit, maka auditor wajib menyatakan tujuan yang
tidak dicakup dalam audit kinerja yang dilaksanakan. Hal ini untuk
menghindari kesalahpahaman dari pembaca/pengguna laporan.
2. Uraian Mengenai Lingkup Audit
Auditor harus menjelaskan lingkup pekerjaan audit kinerja yang
dilakukan untuk mencapai tujuan audit yang telah ditetapkan. Auditor harus
mengidentifikasi entitas/kegiatan yang diaudit, termasuk lokasi geografis dan
periode yang akan dicakup dalam audit. Lingkup audit juga perlu
mengungkapkan hubungan antara populasi dengan sampel uji petik yang
diaudit, jenis dan sumber bukti yang akan digunakan, termasuk kualitas dan
masalah yang terdapat pada jenis dan sumber bukti tersebut. Auditor harus
melaporkan berbagai kendala signifikan yang dialami dalam audit yang
diakibatkan dari terbatasnya data atau kurang memadainya lingkup audit.
Pengaruh kendala tersebut terhadap pencapaian tujuan audit dan penarikan
kesimpulan hasil audit juga perlu diungkapkan untuk menghindari
kesalahpahaman pembaca laporan.
3. Penjelasan Mengenai Metodologi Audit
Dalam melaporkan metodologi audit yang digunakan, auditor harus
menjelaskan teknik pengumpulan dan analisis data yang digunakan.
Penjelasan tersebut harus mengidentifikasi (1) asumsi signifikan yang dibuat
dalam melaksanakan audit, (2) teknik pembandingan yang diterapkan, (3)
kriteria yang digunakan, dan (4) rancangan uji petik (sampling) serta
penjelasan atas alasan terpilihnya rancangan tersebut.
Auditor juga harus berupaya untuk menghindarkan kesalahpahaman
pembaca mengenai teknik audit yang dilakukan dan yang tidak dilakukan
dalam mencapai tujuan audit, terutama jika pelaksanaan audit dibatasi oleh
waktu dan/atau sumber daya.
5
4. Penyajian Temuan Audi
Penyajian temuan audit dalam LHA perlu disesuaikan dengan informasi, bukti
audit tambahan dan komentar/tanggapan entitas atas temuan audit yang
diperoleh dari manajemen entitas yang diaudit. Penyajian temuan audit dalam
LHA perlu memperhatikan pembaca laporan yang mungkin sebagian besarnya
memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai entitas yang diaudit.
Hal ini berbeda dengan penyajian temuan audit yang disampaikan
sebagai bahan diskusi dengan manajemen dalam tahap pekerjaan lapangan.
Dengan demikian, auditor harus memberikan latar belakang yang cukup
memadai atas temuan tersebut dan menggunakan bahasa yang sederhana yang
mudah dimengerti sehingga pembaca laporan akan dapat memahami temuan
audit tersebut. Dalam menyajikan temuan audit dalam LHA, auditor perlu
memperhatikan pedoman pelaporan unsur-unsur temuan sebagai berikut:
a. Kondisi. Auditor perlu mempertimbangkan pengungkapan latar
belakang kondisi yang ditemukan dalam audit termasuk pelaporan
lingkup dan kedalaman dari kondisi tersebut. Hal ini untuk membantu
pembaca laporan dalam memperoleh perspektif yang wajar atas kondisi
yang dilaporkan.
b. Kriteria. Kriteria memberikan informasi yang dapat digunakan oleh
pembaca laporan mengenai keadaan seperti apa yang diharapkan
terwujud. Oleh karena itu, kriteria audit harus disajikan secara wajar,
eksplisit, lengkap dengan disertai sumber dan alasan penggunaan kriteria
tersebut.
c. Akibat. Dalam LHA kinerja, akibat yang disajikan harus menunjukkan
hubungan logis yang menjelaskan pengaruh dari perbedaan yang terjadi
di dalam auditan, antara apa yang ditemukan oleh auditor (kondisi) dan
apa yang seharusnya terjadi (kriteria). Akibat akan lebih mudah dipahami
apabila dinyatakan secara jelas, terinci, dan apabila memungkinkan
6
disajikan secara kuantitatif (dalam angka). Signifikansi dari akibat yang
dilaporkan idealnya ditunjukkan oleh bukti-bukti yang meyakinkan.
d. Sebab. Dalam melaporkan sebab, auditor harus mempertimbangkan
apakah bukti yang ada dapat memberikan argumen yang meyakinkan dan
masuk akal bahwa sebab yang diungkapkan merupakan faktor utama
(underlying causes) terjadinya perbedaan. Hal ini sangat penting
mengingat dalam perumusan rekomendasi, auditor perlu memperhatikan
apakah sebab yang diungkapkan dapat dijadikan dasar pemberian
rekomendasi. Dalam situasi temuan audit yang terkait dengan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan (compliance) di mana auditor
mungkin tidak dapat menetapkan secara logis penyebab terjadinya
ketidakpatuhan, auditor tidak diharuskan untuk mengungkapkan unsur
sebab dalam LHA.
7
Merancang mekanisme perumusan simpulan
8
Jika tim audit menggunakan perangkat kriteria kuantitatif, maka nilai dari
tiap-tiap kriteria dikalikan dengan bobot dari tiap-tiap kriteria untuk
memperoleh nilai tertimbang, dengan ilustrasi sebagai berikut.
Tabel 2.3.1 Ilustrasi Evaluasi Dengan Perankat Kriteria Kuantitatif
Kriteria Bobot Nilai bobot Nilai tertimbang (bobot x nilai
Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria 3
9
pencapaian kinerja kegiatan pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit XYZ
adalah sebesar 3,65 dari skor maksimal sebesar 5,00. Dengan demikian,
berdasarkan kriteria skor yang telah ditetapkan, pelayanan kesehatan pada
Rumah Sakit XYZ telah dilaksanakan secara cukup efektif/efisien.
Meskipun demikian, dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan
kesehatan, masih terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian
sebagai berikut.......
b. Berdasarkan hasil audit, kegiatan pengelolaan pemeliharaan gedung
sekolah oleh Dinas Pendidikan Kabupaten ABC belum dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Hal tersebut ditunjukkan dengan belum adanya
kriteria penetapan prioritas sekolah yang perlu mendapat perbaikan dan
masih adanya keterlambatan penyelesaian renovasi gedung sekolah pada
beberapa kecamatan.
c. Dari audit yang dilaksanakan disimpulkan bahwa Bagian Pengadaan PT
XYZ (Persero) telah melaksanakan kegiatan pengadaan secara efektif dan
tepat waktu, namun demikian proses pengadaan dan administrasi
dokumen pengadaan belum dilaksanakan secara tertib. Hasil audit
menunjukkan bahwa tidak ada komplain dari satuan kerja pengguna
berkaitan dengan kualitas dan ketersediaan bahan baku untuk digunakan
dalam proses produksi. Meskipun demikian, hasil audit juga
menunjukkan adanya proses pengadaan yang tidak sesuai dengan SOP
pengadaan yang berlaku dan masih adanya dokumen pengadaan yang
tidak lengkap.
d. Hasil audit menunjukkan bahwa pengelolaan pelayanan pertanahan pada
Kantor Pertanahan Kabupaten DEF belum efektif. Hal ini mencakup (i)
mekanisme pelayanan yang belum jelas dan sumber daya yang belum
optimal; (ii) penetapan standar pelayanan dan implementasinya belum
memadai; (iii) pengelolaan risiko belum terdokumentasi dengan baik;
10
serta (iv) evaluasi dan akuntabilitas kinerja pelayanan pertanahan belum
dilaksanakan.
6. Perumusan dan Penulisan Rekomendasi
11
bersangkutan. Dengan demikian, auditor memberikan penilaian yang positif
atas tindakan perbaikan yang sedang dilaksanakan oleh entitas yang diaudit.
12
a. Rekomendasi harus disajikan secara jelas, ringkas, dan memadai sehingga
dapat dipahami dengan mudah;
b. Rekomendasi bersifat umum dengan menyajikan tindakan apa yang perlu
dilakukan, sedangkan rincian kegiatan yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan tersebut dapat diserahkan kepada manajemen
entitas yang diaudit;
c. Rekomendasi berkaitan erat dengan temuan audit dan kesimpulan hasil
audit yang dilaporkan;
d. Rekomendasi disajikan secara konsisten dan berkaitan secara logis
dengan rekomendasi lainnya yang diberikan dalam Iha;
e. Jika memungkinkan, rekomendasi berorientasi kepada hasil yang dapat
diukur pencapaiannya dan dipantau tindak lanjutnya;
f. Rekomendasi disajikan secara positif baik dalam nada (tone), bahasa,
maupun substansinya.
a. Apa standar kinerja yang seharusnya dapat dicapai. Hal ini biasanya
dinyatakan sebagai kriteria audit yang menggambarkan suatu praktek
yang baik (best practices) atas kegiatan yang diaudit.
b. Apa yang sebenarnya terjadi (kondisi). Hal ini berasal dari hasil audit dan
pengujian tim auditor terhadap kegiatan entitas melalui teknik
pemerolehan dan analisis data serta bukti audit.
c. Apakah terdapat perbedaan di antara standar kinerja dengan kinerja riil.
Hal ini adalah temuan audit.
d. Mengapa perbedaan tersebut perlu dipermasalahkan. Hal ini untuk
menguji relevansi perbedaan tersebut dengan tujuan audit.
13
e. Apakah alasan terjadinya perbedaan tersebut. Hal ini ditujukan untuk
mencari penyebab utama (underlying causes) terjadinya perbedaan
tersebut.
f. Adakah hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut.
Dalam melakukan analisis tentang hal yang bisa dilakukan untuk
memperbaiki perbedaan yang terjadi, auditor harus memfokuskan kepada
kemungkinan penerapan hal tersebut dan hubungannya dengan kegiatan
entitas yang diaudit, biasanya berkaitan dengan keterbatasan sumber
daya, risiko yang dihadapi dan kewenangan bertindak entitas tersebut.
Auditor perlu mempertimbangkan beberapa pilihan tindakan yang dapat
diberikan untuk memperbaiki permasalahan yang ditemukan.
g. Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan penyebab dan perbedaan
yang terjadi untuk mencapai standar praktik yang baik (kriteria). Ini
merupakan rekomendasi yang diberikan dalam audit.
Permasalahan 1:
14
Rekomendasi
Kantor Pertanahan agar mengatur kembali proses pembuatan laporan bulanan agar
dapat menyajikan data yang menunjukkan sejauh mana pelayanan Kantor Pertanahan
telah dikerjakan sesuai standar waktu yang telah ditetapkan.
Permasalahan 2:
Rekomendasi
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten DEF agar mengadakan evaluasi atas kinerja
pelayanannya dengan memakai standar waktu pelayanan yang telah ditetapkan BPN,
menelusuri adanya kemajuan dan kendala dalam pelaksanaan pelayanan, dengan
melakukan penilaian pendapat masyarakat terhadap pelayanan.
15
Suatu rekomendasi mungkin berkaitan dengan usulan perubahan atas suatu
peraturan perundang-undangan. Dalam memberikan rekomendasi yang terkait dengan
hal tersebut, auditor harus memahami peranan entitas yang diaudit dalam proses
perubahan peraturan perundang-undangan tersebut.
LHA yang adil, seimbang, lengkap, dan objektif tidak hanya mengemukakan
temuan dan pendapat auditor saja. Oleh karena itu, satu cara yang paling
efektif untuk memastikan bahwa LHA disajikan secara adil, seimbang,
lengkap, dan objektif adalah dengan cara meminta tanggapan secara tertulis
kepada pejabat yang bertanggung jawab dan menyajikan tanggapan auditan
tersebut dalam LHA
16
laporannya, sedangkan apabila hasil pengujian atas bukti-bukti tersebut
menunjukkan bahwa tanggapan tersebut tidak benar maka auditor dapat
menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan terse- but beserta
alasannya. Auditor tetap harus mengungkapkan tanggapan tersebut dalam
LHA dan menjelaskan alasan ketidaksetujuannya atas tanggapan tersebut. Hal
ini untuk menunjukkan bahwa auditor telah memperhatikan tanggapan dari
entitas dalam menyusun LHA.
17
2.4 Langkah-Langkah Penyusunan LHA
18
dan metodologi audit; dan (3) temuan audit (yang telah mengakomodasi hasil
diskusi/pembahasan/exit meeting/time gap), simpulan hasil audit yang
menjawab tujuan audit, dan rekomendasi yang menguraikan tindakan
perbaikan yang harus dilakukan auditan.
2. Penyampaian Konsep LHA kepada Manajemen Entitas
Konsep LHA yang telah dibuat kemudian disampaikan tim audit kepada
entitas yang diaudit untuk dimintai tanggapannya atas simpulan hasil audit
dan rekomendasi yang disampaikan. Auditor perlu memperhatikan bahwa
konsep LHA merupakan dokumen yang masih bersifat rahasia. Dengan
demikian auditor harus menjaga kerahasiaan informasi yang ada dalam
konsep LHA dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
3. Perolehan Tanggapan Manajemen Entitas Yang Diaudit Atas Simpulan Audit
dan Rekomendasi
Manajemen entitas yang diaudit memberikan tanggapan atas simpulan audit
dan rekomendasi yang diberikan dalam konsep LHA. Tanggapan tersebut
kemudian dikirimkan kepada tim auditor. Agar mempercepat penyusunan
LHA, auditor sebaiknya menetapkan batas waktu penyampaian tanggapan
dalam program auditnya, dengan memperhatikan kompleksitas permasalahan
dan proses birokrasi di lingkungan manajemen entitas yang diaudit.
4. Penyiapan Konsep LHA yang Sudah Dilengkapi dengan Tanggapan Entitas
Auditor akan menganalisis tanggapan yang diberikan oleh entitas yang
diaudit. Apabila tanggapan tidak bertentangan dengan konsep LHA yang
disampaikan, tim auditor memuat tanggapan tersebut ke dalam konsep LHA.
Sebaliknya, jika tanggapan yang disampaikan bertentangan, auditor perlu
menguji kebenaran tanggapan tersebut sebelum memuatnya di dalam konsep
LHA.
5. Penyusunan LHA
Auditor menyusun konsep LHA yang telah lengkap menjadi LHA Final. LHA
Final kemudian disampaikan ke Pimpinan Lembaga Audit untuk disetujui.
19
LHA Final yang telah disetujui Pimpinan Lembaga Audit untuk kemudian
didistribusikan.
6. Pendistribusian LHA
LHA final yang ditelah disetujui dan ditandatangani oleh Pimpinan Lembaga
Audit didistribusikan kepada pihak yang secara resmi berkepentingan, yaitu
(1) lembaga perwakilan (DPR/DPD/DPRD), (2) manajemen entitas yang
diaudit, (3) pimpinan Kementerian/Lembaga yang terkait; dan (4) pihak
berwenang lainnya yang berhak menerima LHA berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
LHA kinerja yang baik dapat memberikan nilai tambah kepada pemilik
kepentingan dan memenuhi tujuan audit yang telah ditetapkan. Laporan tersebut
harus dapat dipahami oleh pembaca dan disusun dengan format/struktur yang baik.
Temuan disajikan secara objektif dan wajar dengan menggunakan bahasa yang tidak
multitafsir. Standar Audit itu sendiri mewajibkan penyajian LHA kinerja dilakukan
secara tepat waktu, lengkap, akurat, objektif, meyakinkan, jelas dan ringkas. Berikut
ini adalah penjelasan tentang unsur-unsur LHA kinerja.
1. Tepat Waktu
Agar LHA dapat memberikan manfaat secara maksimal, maka LHA harus
disampaikan secara tepat waktu. LHA yang dibuat dengan hati-hati tetapi
terlambat disampaikan akan menjadikan manfaat LHA bagi pembaca laporan
adalah kurang. LHA yang dibuat tepat waktu akan dapat memberikan manfaat
yang optimal bagi pengguna LHA, baik dari aspek aktualitas pembahasan
maupun dari aspek relevansi rekomendasi yang diberikan.
Oleh karena itu, auditor harus mengetahui kapan pembaca laporan
memerlukan informasi tentang hasil audit tersebut dan merencanakan
penyampaian LHA yang sesuai dengan kebutuhan laporan tersebut. Hal ini
perlu diperhatikan secara memadai dan dituangkan dalam program audit
20
karena tidak ada pengaturan mengenai standar waktu penyelesaian dan
pemantauan kinerja LHA.
Auditor dapat mempertimbangkan penyampaian laporan yang bersifat
sementara untuk hal-hal yang signifikan kepada pejabat entitas terkait dengan
mempertimbangkan kompleksitas isu yang dihadapi dan kebutuhan pemakai
laporan. Meskipun demikian, perlu diingatkan bahwa penyampaian laporan
sementara tersebut bukan merupakan pengganti laporan hasil audit yang final,
tetapi mengingatkan pejabat terkait dengan hal-hal yang membutuhkan
perhatian segera dan memungkinkan pejabat tersebut melakukan perbaikan
yang diperlukan sebelum LHA final diselesaikan.
2. Lengkap
Sebuah LHA dikatakan lengkap ketika LHA telah berisi semua informasi dan
bukti yang dibutuhkan untuk dapat menjawab tujuan audit dan dapat
memberikan pemahaman yang benar serta memadai atas hal yang dilaporkan
dan memenuhi persyaratan isi LHA. LHA juga harus mengungkapkan latar
belakang pelaksanaannya audit dan metodologi audit yang digunakan,
termasuk sumber-sumber bukti yang diperoleh, dianalisis dan dijadikan dasar
pengungkapan temuan audit, menarik kesimpulan hasil audit dan memberikan
rekomendasi.
Dalam menyajikan hasil audit, hubungan di antara tujuan, petunjuk,
temuan, dan kesimpulan audit harus diungkapkan secara logis, lengkap dan
jelas. Rekomendasi harus memiliki keterkaitan yang jelas dengan audit
temuan, kriteria audit, dan kesimpulan hasil audit. Di samping itu, dalam
kinerja audit, selain penilaian atas ekonomi, efisiensi dan efektivitas kegiatan,
auditor juga harus melaporkan adanya ketidakpatuhan dan berbagai tindakan
penyalahgunaan yang ditemukan dalam audit sepanjang terkait dengan tujuan
audit.
Dalam menilai ekonomi, efisiensi dan efektivitas, auditor harus
memberikan perspektif yang wajar mengenal aspek kedalaman dan
21
signifikansi temuan audit. Misalnya frekuensi terjadinya penyimpangan
dibandingkan dengan jumlah kasus/transaksi yang diuji. Hal ini diperlukan
agar pembaca laporan memperoleh pemahaman yang benar dan memadai.
Umumnya, satu macam kekurangan/kelemahan/kesalahan saja tidak cukup
untuk mendukung suatu simpulan yang luas atas kinerja entitas/kegiatan yang
diaudit. Oleh karena itu, auditor perlu mengungkapkan informasi yang terinci
yang disertai dengan analisis yang akurat dan memadai dalam LHA untuk
meyakinkan pembaca LHA tersebut.
3. Akurat
Akurat berarti bukti yang disajikan adalah bukti yang benar dan temuan audit
disajikan dengan tepat. Oleh karena itu, LHA harus memuat informasi yang
didukung oleh bukti yang cukup, kompeten, dan relevan dalam kertas kerja
auditnya agar simpulan di dalam LHA memiliki kredibilitas yang kuat.
Apabila terdapat data yang signifikan terhadap temuan audit, tetapi
auditor tidak dapat memperoleh data tersebut atau tidak melakukan pengujian
terhadap data tersebut, maka auditor harus secara eksplisit menyatakan bahwa
auditor tidak membuat temuan, kesimpulan, dan rekomendasi berdasarkan
data tersebut.
Bukti yang diungkap dalam LHA haruslah bukti yang valid dan
menggambarkan kebenaran mengenai masalah yang dilaporkan.
Penggambaran permasalahan dengan benar berarti adanya penjelasan secara
akurat tentang lingkup dan metodologi audit, serta penyajian temuan dan
simpulan audit yang konsisten dengan lingkup audit.
Perlunya keakurasian dalam LHA didasarkan atas kebutuhan untuk
memberikan keyakinan kepada pengguna laporan bahwa apa yang dilaporkan
di dalam LHA memiliki kredibilitas. Adanya ketidakakuratan dalam LHA
dapat menimbulkan keraguan atas keandalan isi di dalam LHA tersebut.
Lebih lanjut, ketidakakuratan dalam LHA dapat mengalihkan
perhatian pengguna dan pembaca laporan dari substansi LHA yang
22
sebenarnya. LHA yang tidak akurat dapat merusak kredibilitas Lembaga
Audit dan mengurangi efektivitas LHA tersebut dalam mendorong penerapan
tindakan perbaikan atas permasalahan yang ditemukan. Untuk menjaga
keakurasian laporan, proses pelaporan hasil audit harus didukung dengan
sistem pengendalian mutu yang efektif melalui proses review berjenjang.
4. Objektif
Objektivitas berarti informasi dalam LHA harus disajikan dengan seimbang
(balanced). LHA dianggap objektif ketika LHA dapat menyajikan bukti yang
tidak memihak, tidak melebih-lebihkan dengan menyajikan pula penjelasan
dari pejabat yang bertanggung jawab serta menekankan perbaikan yang
diperlukan agar bisa meyakinkan pengguna laporan.
Kredibilitas suatu laporan ditentukan oleh bukti-bukti yang tidak
memihak. LHA kinerja harus disajikan secara adil (fair) dan tidak
menyesatkan. Auditor harus menyajikan hasil audit secara netral dan
menghindari kecenderungan melebih-lebihkan kekurangan yang ada. Dalam
hal ini, auditor harus menghindarkan penyajian hanya dari sisi auditor saja.
Untuk itu, auditor harus mengungkapkan penjelasan dan tanggapan pejabat
yang bertanggung jawab atas temuan audit, kesimpulan hasil audit, dan
rekomendasi.
Di samping itu, auditor harus menyadari bahwa temuan audit yang
diungkap dalam LHA merupakan akibat dari tindakan manajemen di masa
lalu. Auditor harus berhati-hati dalam menyajikan temuan tersebut dengan
mengungkapkan latar belakang dilaksanakannya tindakan tersebut, terutama
yang terkait dengan data dan informasi yang dimiliki oleh manajemen entitas
pada saat keputusan untuk melakukan tindakan tersebut diambil. Dengan kata
lain, auditor harus memperhatikan dan memahami fakta dan kondisi yang ada
termasuk pertimbangan atas kesulitan yang dihadapi oleh entitas yang diaudit.
Suatu LHA dibuat dengan objektif ketika LHA tidak hanya melihat
pada aspek kekurangan atas kinerja entitas yang diaudit, namun LHA juga
23
menyajikan penilaian dan evaluasi yang menunjukkan entitas yang diaudit
telah memperoleh kinerja yang baik. Dalam hal ini, temuan audit tidak hanya
difokuskan kepada temuan negatif. Auditor juga menyajikan temuan positif
yang ditemukan dalam pelaksanaan auditnya. Dengan kata lain, LHA kinerja
sebaiknya disusun secara konstruktif yang berorientasi kepada perbaikan
kinerja entitas yang diaudit di masa datang.
Pemakaian bahasa dalam LHA juga harus diperhatikan. Meskipun
temuan audit harus disajikan secara jelas dan terbuka, auditor harus pula
menyadari bahwa salah satu tujuan LHA adalah meyakinkan manajemen
entitas yang diaudit untuk melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan
rekomendasi yang disampaikan. Cara yang terbaik untuk dapat memberikan
keyakinan tersebut adalah menghindari penggunaan bahasa yang dapat
menimbulkan adanya sikap membela diri dan penentangan dari entitas yang
diaudit.
5. Meyakinkan
Agar sebuah LHA dapat meyakinkan pembacanya, LHA harus dapat
menjawab tujuan audit yang telah ditetapkan. Di samping itu, LHA juga harus
menyajikan temuan audit, kesimpulan hasil audit, dan rekomendasi yang logis
sesuai dengan fakta dan argumentasi yang disajikan. LHA harus menyajikan
fakta secara terpisah dari opini dan hasil analisis yang dibuat oleh auditor.
Laporan yang meyakinkan akan mengungkapkan alasan-alasan yang
terkait dan relevan dengan isu dan permasalahan yang dilapor- kan. Informasi
yang disajikan harus dapat meyakinkan pengguna laporan untuk mengakui
validitas temuan audit dan manfaat penerapan rekomendasi yang diberikan.
Laporan yang disusun seperti ini dapat membantu pejabat auditan
yang bertanggung jawab untuk memusatkan perhatiannya atas hal-hal yang
memang memerlukan perhatian sebagaimana diungkapkan dalam temuan
audit. Pejabat yang berwenang juga akan terbantu dalam melakukan perbaikan
sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan dalam LHA.
24
Penyajian informasi dan hasil analisis dalam LHA yang disusun
dengan menggunakan gambar, foto, tabel, dan grafik yang menarik dapat
membentuk suatu laporan yang lebih meyakinkan. Di samping itu, auditor
juga harus melakukan penilaian atas relevansi laporan keuangan entitas
terhadap audit kinerja yang dilaksanakan.
Satu hal lain yang mendukung penyajian LHA yang meyakinkan
adalah adanya konsistensi dalam LHA. Laporan Hasil Audit tidak boleh
menyajikan dan mengungkapkan temuan audit yang saling bertentangan dan
bertolak belakang satu sama lain. Demikian juga, simpulan audit harus
disajikan secara konsisten dengan penjabaran masing-masing temuan audit
yang dilaporkan.
6. Jelas
LHA harus disajikan secara jelas sehingga mudah dibaca dan dipahami.
Dalam penulisan laporan, ada kecenderungan bahwa auditor lebih tertarik
untuk menyajikan konsep laporan yang mudah dipahami oleh pengendali
teknis/penanggung jawab sehingga akan mudah disetujui daripada
mempertimbangkan bagaimana pembaca/pengguna laporan dapat memahami
LHA.
Dalam penulisan laporan, auditor perlu mengasumsikan bahwa
pembaca/pengguna laporan memiliki kemampuan membaca yang umum (rata-
rata) dan pengetahuan tentang teknis/operasional entitas yang terbatas.
Dengan demikian, penggunaan istilah dan jargon yang terlalu teknis atau
terlalu rumit perlu dihindari. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan,
auditor harus memberikan penjelasan yang cukup dan memadai tentang
definisi istilah atau jargon tersebut dalam glossa ry atau footnote yang
memadai.
Untuk itu, auditor perlu mempertimbangkan penggunaan bahasa yang
lugas dan tidak terlalu teknis untuk menyederhanakan penyajian laporan.
Auditor juga perlu menyajikan informasi yang memadai tentang latar
25
belakang temuan audit sehingga pembaca laporan dapat memahami dasar
penarikan kesimpulan hasil audit dan pemberian rekomendasi. Hal ini
tentunya akan dapat meningkatkan nilai dan kredibilitas laporan.
Format dan pengorganisasian laporan secara logis mendukung
kejelasan LHA. Auditor perlu memperhatikan penggunaan judul, subjudul dan
kalimat topik (utama) yang memberikan kemudahan bagi pembaca dalam
memahami laporan. Alat bantu visual berupa gambar, bagan, dan grafik dapat
digunakan untuk mempermudah penjelasan atas suatu masalah yang rumit
yang diungkapkan dalam laporan.
7. Ringkas
Laporan yang ringkas adalah laporan yang tidak lebih panjang dari yang
diperlukan untuk menyampaikan hasil audit. Laporan yang terlalu rinci dapat
menurunkan kualitas laporan, bahkan dapat menyembunyikan pesan yang
sesungguhnya dan dapat membingungkan atau mengurangi minat pembaca
laporan.
Tidak semua pembaca/pengguna laporan memiliki waktu yang cukup
untuk memahami LHA. Sebagian besar dari pengguna/pembaca laporan
adalah pejabat yang sangat sibuk dan memiliki keterbatasan waktu. Untuk itu,
auditor perlu membuat ringkasan laporan dalam bentuk ringkasan eksekutif
(executive summary) untuk menyampaikan informasi yang sangat penting
yang perlu diperhatikan oleh pembaca LHA. Ringkasan tersebut harus
memuat jawaban atas tujuan audit, temuan-temuan audit yang signifikan,
rekomendasi yang disampaikan dan tanggapan entitas yang diaudit atas LHA.
Penyajian angka-angka, terutama nilai rupiah, dalam LHA perlu
diringkas sehingga penyajian angka yang terlalu detil tidak diperlukan. Detail
angka lebih baik disajikan dalam lampiran atau dalam kertas kerja audit.
Suatu laporan yang ringkas juga tidak akan mengandung pengu- langan yang
tidak diperlukan.
26
2.5 Format/Struktur LHA Kinerja
Di bawah ini adalah contoh Laporan Hasil Audit Kinerja pada Badan Pe-
meriksa Keuangan yang dapat memberikan informasi komprehensif tentang praktik
audit kinerja.
27
28
29
30
31
32
33
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Pelaporan audit merupakan tahap setelah tim audit menyelesaikan pekerjaan
lapangan. Laporan hasil audit berfungsi sebagai media untuk mengomunikasikan
hasil audit kepada pihak yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan,
menghindari terjadinya kesalahpahaman atas hasil audit, menjadi bahan untuk
melakukan tindakan perbaikan oleh entitas dan/atau instansi terkait, dan memudahkan
pemantauan tindak lanjut untuk menentukan pengaruh tindakan perbaikan yang telah
dilakukan.
34
DAFTAR PUSTAKA
35