Anda di halaman 1dari 39

Makalah Audit Kinerja Pemerintah Daerah

“Pelaporan Audit Kinerja”

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Lisdayanti Umar B1C120140
Resti Narsi B1C120309
Sartina B1C120318
Siska Listyawati B1C120319
siti Milawati Durudi B1C120320
Sitti Nur Cahyat B1C120321
Suci Sukmarianti B1C120325
Susanti Ayu Sari Lusir Silondae B1C120326
Tsabithah Rahmi Khaerani B1C120329
Wa Ode Nurhayati Fadila B1C120334
Wa Ode wahyuni B1C120337
Wina nggiri B1C120341

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Halu Oleo
2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha ESA, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pelaporan Audit Kinerja” dengan tepat waktu.

Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Erwin
Hadisantoso, SE,M.Si,Ak,CA,ACPA selaku dosen pengampuh mata kuliah “Audit
Kinerja Pemerintah Derah” dan pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan
dan pembuatan makalah ini. Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca, memberikan pengetahuan untuk menambah wawasan untuk para
pembaca dan memberikan pembelajaran kepada kami semua khususnya teman-teman
mahasiswa jurusan akuntansi.

Kami menyadari bahwa pembuatan dan penyusunan makalah ini masih


banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami meminta
masukan dan saran atas semua kekurangan yang pada makalah ini. Kami berharap
semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, 1 April 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
Daftar Isi ...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Pendahuluan ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
2.1 Fungsi Laporan Hasil Audit ........................................................................................ 3
2.2 Unsur Laporan............................................................................................................ 3
2.3 Penyajian Unsur-Unsur LHA ...................................................................................... 4
2.4 Langkah-Langkah Penyusunan LHA ........................................................................ 18
2.5 Format/Struktur LHA Kinerja .................................................................................. 27
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 34
3.1 kesimpulan ............................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 35

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Pelaporan audit merupakan tahap setelah tim audit menyelesaikan pekerjaan
lapangan. Tahap pelaporan dimulai setelah adanya temuan audit sebagai kumpulan
indikasi permasalahan yang ditemukan dalam audit di lapangan dan berakhir setelah
penyampaian Laporan Hasil Audit (LHA) kepada lembaga perwakilan, manajemen
entitas yang diaudit dan berbagai pemilik kepentingan lainnya.

Pada tahap pelaporan, temuan-temuan audit beserta dokumentasi audit lainnya


diolah menjadi LHA sesuai dengan standar audit sehingga dapat menghasilkan LHA
yang bermutu dan memberikan manfaat bagi para Stakeholder. LHA harus disusun
dengn benar, akurat, logis, dan jelas. Sehingga dalam makalah ini akan menjelaskan
mengenai berbagai macam aspek dalam LHA kinerja. Termasuk bagaimana
penyajian unsur-unsur tersebut dalam LHA.

Fungsi Laporan Hasil Audit (LHA) berfungsi sebagai media untuk


mengomunikasikan hasil audit kepada pihak yang berwenang sesuai peraturan
perundang-undangan, menghindari terjadinya kesalahpahaman atas hasil audit,
menjadi bahan untuk melakukan Tindakan perbaikan oleh entitas dan/atau instansi
terkait, dan memudahkan pemantauan tindak lanjut untuk menentukan pengaruh
Tindakan perbaikan yang telah dilakukan.

Unsur Laporan LHA menyajikan tujuan, lingkup, dan metodologi audit, termasuk
sumber bukti yang digunakan untuk analisis. LHA juga menyajikan temuan audit,
kesimpulan hasil audit, rekomendasi, dan tanggapan dari manajemen entitas yang
diaudit.

Adanya pembatasan terhadap lingkup audit dan alasannya juga harus dijelaskan
dalam LHA. Unsur-unsur tersebut harus ada dalam LHA untuk memudahkan
pembaca LHA dalam memahami maksud audit dan menafsirkan hasil audit.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa fungsi laporan hasil audit?


2. Apa unsur laporan hasil audit?
3. Bagaimna penyajian unsur-unsur LHA?
4. Bagaimana langkah-lngkah penyusunan LHA?
5. Bagaimana format atau struktur LHA kinerja?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diperoleh tujuan penyusunan makalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui fungsi laporan hasil audit
2. Untuk mengetahui unsur laporan hasil audi
3. Untuk mengetahui penyajian unsur-unsur LHA
4. Untuk mengetahui langkah-lngkah penyusunan LHA
5. Untuk mengetahui format atau struktur LHA kinerja

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Laporan Hasil Audit


Laporan hasil audit berfungsi sebagai media untuk mengomunikasikan hasil
audit kepada pihak yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan,
menghindari terjadinya kesalahpahaman atas hasil audit, menjadi bahan untuk
melakukan tindakan perbaikan oleh entitas dan/atau instansi terkait, dan memudahkan
pemantauan tindak lanjut untuk menentukan pengaruh tindakan perbaikan yang telah
dilakukan.

2.2 Unsur Laporan


LHA menyajikan tujuan, lingkup, dan metodologi audit, termasuk sumber
bukti yang digunakan untuk analisis. LHA juga menyajikan temuan audit, kesimpulan
hasil audit, rekomendasi, dan tanggapan dari manajemen entitas yang diaudit.

Adanya pembatasan terhadap lingkup audit dan alasannya juga harus


dijelaskan dalam LHA. Unsur-unsur tersebut harus ada dalam LHA untuk
memudahkan pembaca LHA dalam memahami maksud audit dan menafsirkan hasil
audit.

Unsur-unsur LHA kinerja meliputi:

a. Pernyataan bahwa audit dilakukan sesuai dengan standar audit di dalam LHA,
auditor harus menyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan
standar audit.
b. Tujuan, lingkup, dan metodologi audit
Auditor harus menjelaskan alasan mengapa suatu entitas diaudit, apa yang
diharapkan tercapai dari audit, apa yang diaudit, dan bagaimana cara audit
tersebut dilaksanakan. Informasi tersebut penting bagi pengguna LHA agar

3
mereka dapat memahami maksud dan jenis audit, serta memberikan perspektif
yang wajar terhadap apa yang dilaporkan.
c. Hasil audit berupa temuan audit, simpulan, dan rekomendasi
Auditor harus melaporkan temuan audit yang merupakan potret kenyataan
yang ditemukan dalam suatu pelaksanaan audit kinerja. LHA juga harus
memuat simpulan hasil audit dan rekomendasi. Simpulan hasil audit disajikan
dalam LHA untuk menjawab tujuan audit. Rekomendasi merupakan dasar
yang digunakan oleh entitas yang diaudit untuk melaksanakan tindakan
perbaikan yang diper lukan dalam rangka untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada dan meningkatkan kinerja entitas.
2.3 Penyajian Unsur-Unsur LHA
Standar audit mengharuskan auditor untuk menggunakan kemahiran
profesionalnya secara cermat dan saksama di dalam pelaksanaan dan pelaporan audit.
Dalam hal ini, auditor harus memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan atas
kepentingan publik dan memelihara integritas, objektivitas serta independensinya
dalam menerapkan kemahiran profesional terhadap setiap aspek auditnya, termasuk
dalam proses pelaporan hasil audit. Penjelasan di bawah ini dapat digunakan oleh
auditor dalam menggunakan kemahirannya secara cermat dan saksama dalam
penyusunan dan penyajian unsur-unsur LHA kinerja.
1. Penyajian Tujuan Audit
Dalam melaporkan tujuan audit kinerja, auditor harus menjelaskan
mengapa audit tersebut dilakukan dan menyatakan apa yang akan dimuat
dalam LHA. Tujuan audit menjelaskan mengenai aspek kinerja yang diaudit
(apakah ekonomi, efisiensi ataupun efektivitas) dari suatu entitas/kegiatan/
program yang diaudit (objek audit). Tujuan audit perlu diungkapkan untuk
mengarahkan pembaca/pengguna laporan tentang apa yang akan dijabarkan
dalam LHA.
Auditor perlu mengantisipasi bahwa pembaca/pengguna laporan
biasanya memiliki ekspektasi tersendiri atas LHA yang diterbitkan sehingga

4
akan menafsirkan tujuan audit yang mungkin akan lebih luas dari yang telah
ditetapkan oleh auditor. Oleh karena itu, jika auditor menetapkan adanya
pembatasan dalam tujuan audit, maka auditor wajib menyatakan tujuan yang
tidak dicakup dalam audit kinerja yang dilaksanakan. Hal ini untuk
menghindari kesalahpahaman dari pembaca/pengguna laporan.
2. Uraian Mengenai Lingkup Audit
Auditor harus menjelaskan lingkup pekerjaan audit kinerja yang
dilakukan untuk mencapai tujuan audit yang telah ditetapkan. Auditor harus
mengidentifikasi entitas/kegiatan yang diaudit, termasuk lokasi geografis dan
periode yang akan dicakup dalam audit. Lingkup audit juga perlu
mengungkapkan hubungan antara populasi dengan sampel uji petik yang
diaudit, jenis dan sumber bukti yang akan digunakan, termasuk kualitas dan
masalah yang terdapat pada jenis dan sumber bukti tersebut. Auditor harus
melaporkan berbagai kendala signifikan yang dialami dalam audit yang
diakibatkan dari terbatasnya data atau kurang memadainya lingkup audit.
Pengaruh kendala tersebut terhadap pencapaian tujuan audit dan penarikan
kesimpulan hasil audit juga perlu diungkapkan untuk menghindari
kesalahpahaman pembaca laporan.
3. Penjelasan Mengenai Metodologi Audit
Dalam melaporkan metodologi audit yang digunakan, auditor harus
menjelaskan teknik pengumpulan dan analisis data yang digunakan.
Penjelasan tersebut harus mengidentifikasi (1) asumsi signifikan yang dibuat
dalam melaksanakan audit, (2) teknik pembandingan yang diterapkan, (3)
kriteria yang digunakan, dan (4) rancangan uji petik (sampling) serta
penjelasan atas alasan terpilihnya rancangan tersebut.
Auditor juga harus berupaya untuk menghindarkan kesalahpahaman
pembaca mengenai teknik audit yang dilakukan dan yang tidak dilakukan
dalam mencapai tujuan audit, terutama jika pelaksanaan audit dibatasi oleh
waktu dan/atau sumber daya.

5
4. Penyajian Temuan Audi
Penyajian temuan audit dalam LHA perlu disesuaikan dengan informasi, bukti
audit tambahan dan komentar/tanggapan entitas atas temuan audit yang
diperoleh dari manajemen entitas yang diaudit. Penyajian temuan audit dalam
LHA perlu memperhatikan pembaca laporan yang mungkin sebagian besarnya
memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai entitas yang diaudit.
Hal ini berbeda dengan penyajian temuan audit yang disampaikan
sebagai bahan diskusi dengan manajemen dalam tahap pekerjaan lapangan.
Dengan demikian, auditor harus memberikan latar belakang yang cukup
memadai atas temuan tersebut dan menggunakan bahasa yang sederhana yang
mudah dimengerti sehingga pembaca laporan akan dapat memahami temuan
audit tersebut. Dalam menyajikan temuan audit dalam LHA, auditor perlu
memperhatikan pedoman pelaporan unsur-unsur temuan sebagai berikut:
a. Kondisi. Auditor perlu mempertimbangkan pengungkapan latar
belakang kondisi yang ditemukan dalam audit termasuk pelaporan
lingkup dan kedalaman dari kondisi tersebut. Hal ini untuk membantu
pembaca laporan dalam memperoleh perspektif yang wajar atas kondisi
yang dilaporkan.
b. Kriteria. Kriteria memberikan informasi yang dapat digunakan oleh
pembaca laporan mengenai keadaan seperti apa yang diharapkan
terwujud. Oleh karena itu, kriteria audit harus disajikan secara wajar,
eksplisit, lengkap dengan disertai sumber dan alasan penggunaan kriteria
tersebut.
c. Akibat. Dalam LHA kinerja, akibat yang disajikan harus menunjukkan
hubungan logis yang menjelaskan pengaruh dari perbedaan yang terjadi
di dalam auditan, antara apa yang ditemukan oleh auditor (kondisi) dan
apa yang seharusnya terjadi (kriteria). Akibat akan lebih mudah dipahami
apabila dinyatakan secara jelas, terinci, dan apabila memungkinkan

6
disajikan secara kuantitatif (dalam angka). Signifikansi dari akibat yang
dilaporkan idealnya ditunjukkan oleh bukti-bukti yang meyakinkan.
d. Sebab. Dalam melaporkan sebab, auditor harus mempertimbangkan
apakah bukti yang ada dapat memberikan argumen yang meyakinkan dan
masuk akal bahwa sebab yang diungkapkan merupakan faktor utama
(underlying causes) terjadinya perbedaan. Hal ini sangat penting
mengingat dalam perumusan rekomendasi, auditor perlu memperhatikan
apakah sebab yang diungkapkan dapat dijadikan dasar pemberian
rekomendasi. Dalam situasi temuan audit yang terkait dengan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan (compliance) di mana auditor
mungkin tidak dapat menetapkan secara logis penyebab terjadinya
ketidakpatuhan, auditor tidak diharuskan untuk mengungkapkan unsur
sebab dalam LHA.

Selain mengungkapkan permasalahan yang ditemukan, auditor juga


dapat mengungkapkan kondisi-kondisi positif yang telah dicapai entitas
dengan didukung oleh bukti-bukti yang cukup, kompeten dan relevan.
Pengungkapan ini perlu dilakukan untuk menciptakan LHA kinerja yang
objektif dan seimbang sehingga secara psikologis, manajemen entitas yang
diaudit dapat menerima LHA kinerja yang diterbitkan.

5. Penarikan Simpulan Hasil Audit


Simpulan adalah ikhtisar kinerja entitas/program/kegiatan yang diaudit yang
didasarkan atas temuan audit. Kekuatan simpulan tergantung pada
meyakinkan atau tidaknya bukti yang dapat mendukung temuan tersebut dan
pada metodologi yang digunakan untuk merumuskan simpulan tersebut.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh ketua tim dalam merumuskan
simpulan adalah sebagai berikut:

7
Merancang mekanisme perumusan simpulan

a. KT harus merancang mekanisme perumusan simpulan pada tahap


perencanaan audit. Mekanisme tersebut perlu direncanakan sejak awal
agar tim tidak mengalami kesulitan dalam merumuskan simpulan pada
tahap pelaporan;
b. Mekanisme perumusan simpulan dibuat dengan memperhatikan tujuan
audit. Untuk tujuan audit yang dirinci dalam beberapa sub tujuan, maka
KT perlu mempertimbangkan pengaruh dari pencapaian tiap-tiap
subtujuan audit terhadap tujuan audit secara keseluruhan;
c. Mekanisme perumusan simpulan juga perlu memperhatikan perangkat
kriteria yang digunakan. Jika tim menggunakan perangkat kriteria yang
bersifat kuantitatif (score), KT perlu menetapkan bobot dari setiap elemen
kriteria sehingga memungkinkan tim auditor untuk dapat membuat suatu
penilaian (scoring) secara menyeluruh, misalnya dengan membuat nilai
rata-rata tertimbang. Jika tim menggunakan perangkat kriteria yang
bersifat kualitatif, seperti Good Management Model, KT perlu membuat
suatu cara yang dapat menyimpulkan apakah tiap-tiap kriteria/subkriteria
telah terpenuhi atau tidak. Sebaiknya mekanisme perumusan simpulan
hasil audit juga didiskusikan dengan manajemen entitas yang diaudit pada
saat pengembangan kriteria audit.

Mengevaluasi hasil pengujian dan membuat simpulan

a. Berdasarkan hasil pengujian, KT mengevaluasi apakah tiap-tiap


kriteria/subkriteria telah dapat dicapai oleh entitas atau kegiatan yang
diaudit;
b. Hasil evaluasi tiap-tiap kriteria kemudian diperhitungkan pengaruhnya
(bobot) terhadap pencapaian entitas/program secara keseluruhan.

8
Jika tim audit menggunakan perangkat kriteria kuantitatif, maka nilai dari
tiap-tiap kriteria dikalikan dengan bobot dari tiap-tiap kriteria untuk
memperoleh nilai tertimbang, dengan ilustrasi sebagai berikut.
Tabel 2.3.1 Ilustrasi Evaluasi Dengan Perankat Kriteria Kuantitatif
Kriteria Bobot Nilai bobot Nilai tertimbang (bobot x nilai
Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria 3

Jika tim menggunakan perangkat kriteria kualitatif, maka KT membuat suatu


penilaian pada tiap-tiap kriteria untuk mengetahui apakah secara keseluruhan
entitas/program tersebut telah memenuhi kriteria yang ditetapkan, dengan ilustrasi
sebagai berikut.

Tabel 2.3.2 Ilustrasi Evaluasi Dengan Perangkat Kriteria Kuanlitatif

Kriteria Hasil pengujian (tidak/belum/telahmemenuhi kriteria)


Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria 2

Membuat pernyataan simpulan

LHA kinerja harus memuat suatu kalimat/pernyataan yang menggambarkan


simpulan hasil audit. Beberapa contoh pernyataan simpulan disajikan seperti
berikut:

a. Berdasarkan hasil audit dengan menggunakan indikator pencapaian


kinerja sesuai dengan bobot penilaian yang telah disepakati, skor

9
pencapaian kinerja kegiatan pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit XYZ
adalah sebesar 3,65 dari skor maksimal sebesar 5,00. Dengan demikian,
berdasarkan kriteria skor yang telah ditetapkan, pelayanan kesehatan pada
Rumah Sakit XYZ telah dilaksanakan secara cukup efektif/efisien.
Meskipun demikian, dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan
kesehatan, masih terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian
sebagai berikut.......
b. Berdasarkan hasil audit, kegiatan pengelolaan pemeliharaan gedung
sekolah oleh Dinas Pendidikan Kabupaten ABC belum dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Hal tersebut ditunjukkan dengan belum adanya
kriteria penetapan prioritas sekolah yang perlu mendapat perbaikan dan
masih adanya keterlambatan penyelesaian renovasi gedung sekolah pada
beberapa kecamatan.
c. Dari audit yang dilaksanakan disimpulkan bahwa Bagian Pengadaan PT
XYZ (Persero) telah melaksanakan kegiatan pengadaan secara efektif dan
tepat waktu, namun demikian proses pengadaan dan administrasi
dokumen pengadaan belum dilaksanakan secara tertib. Hasil audit
menunjukkan bahwa tidak ada komplain dari satuan kerja pengguna
berkaitan dengan kualitas dan ketersediaan bahan baku untuk digunakan
dalam proses produksi. Meskipun demikian, hasil audit juga
menunjukkan adanya proses pengadaan yang tidak sesuai dengan SOP
pengadaan yang berlaku dan masih adanya dokumen pengadaan yang
tidak lengkap.
d. Hasil audit menunjukkan bahwa pengelolaan pelayanan pertanahan pada
Kantor Pertanahan Kabupaten DEF belum efektif. Hal ini mencakup (i)
mekanisme pelayanan yang belum jelas dan sumber daya yang belum
optimal; (ii) penetapan standar pelayanan dan implementasinya belum
memadai; (iii) pengelolaan risiko belum terdokumentasi dengan baik;

10
serta (iv) evaluasi dan akuntabilitas kinerja pelayanan pertanahan belum
dilaksanakan.
6. Perumusan dan Penulisan Rekomendasi

Dalam penyajian temuan audit, auditor mengembangkan unsur-unsur temuan


audit yang dapat membantu manajemen entitas yang diaudit atau pihak
berwenang lainnya dalam memahami perlunya mengambil tindakan
perbaikan. Apabila auditor telah mengembangkan temuan audit secara
memadai, auditor kemudian merumuskan dan membuat rekomendasi yang
diperlukan sebagai dasar bagi manajemen entitas dalam melakukan tindakan
perbaikan yang diperlukan.

Rekomendasi audit diberikan dalam rangka penyelesaian


permasalahan yang diungkapkan dalam temuan audit. Auditor juga
memberikan rekomendasi dalam rangka merealisasikan potensi perbaikan
yang signifikan dalam peningkatan kinerja dan pelaksanaan kegiatan entitas
yang diaudit. Rekomendasi yang dapat meningkatkan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan, menghilangkan ketidakpatutan, dan
memperbaiki rancangan serta penerapan sistem pengendalian intern juga harus
dibuat dan disampaikan kepada manajemen entitas yang diaudit melalui LHA.

LHA harus dapat menjelaskan secara logis bagaimana rekomendasi


yang diberikan dapat meningkatkan kinerja entitas/kegiatan yang diaudit.
Dalam merumuskan rekomendasi, auditor dapat membuat satu rekomendasi
untuk satu kelemahan/temuan audit atau untuk beberapa temuan audit yang
saling terkait.

Apabila atas temuan audit yang dilaporkan, ternyata tindakan


perbaikan sedang dilaksanakan oleh entitas, auditor dapat mengungkapkan
bahwa tindakan perbaikan yang diperlukan sedang dilaksanakan oleh entitas

11
bersangkutan. Dengan demikian, auditor memberikan penilaian yang positif
atas tindakan perbaikan yang sedang dilaksanakan oleh entitas yang diaudit.

Rumusan rekomendasi sebaiknya bersifat membangun/konstruktif dan


dapat mencegah terjadinya permasalahan/temuan audit yang sama di masa
datang (recurring findings). Rumusan rekomendasi yang bersifat membangun
dapat mendorong perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan/program entitas yang
diaudit.

Suatu rekomendasi bersifat membangun apabila rekomendasi (1)


diarahkan untuk menyelesaikan temuan audit, (2) rekomendasi yang diberikan
merupakan tindakan yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab utama
(underlying causes) dari permasalahan yang ditemukan, (3) rekomendasi
berorientasi pada tindakan nyata, (4) rekomendasi ditujukan kepada pihak
yang berwenang untuk menindaklanjuti, (5) rekomendasi dapat dilaksanakan;
dan (6) rekomendasi yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku dan tidak menimbulkan penambahan biaya atau
penambahan beban birokrasi/administrasi yang tidak sebanding dengan
manfaat yang diperoleh oleh auditan.

Dalam melakukan analisis cost and benefit, auditor perlu


memperhatikan seluruh aspek biaya ataupun manfaat yang diperoleh dari
rekomendasi yang diberikan. Dalam hal ini, komponen manfaat dan biaya
tidak hanya yang terkait dengan entitas yang diaudit namun termasuk juga
komponen manfaat dan biaya yang mungkin dirasakan dan ditanggung oleh
pemerintah, masyarakat dan pemilik kepentingan lainnya.

Di samping hal-hal yang telah dijelaskan, rekomendasi audit yang baik


juga perlu memperhatikan hal-hal berikut:

12
a. Rekomendasi harus disajikan secara jelas, ringkas, dan memadai sehingga
dapat dipahami dengan mudah;
b. Rekomendasi bersifat umum dengan menyajikan tindakan apa yang perlu
dilakukan, sedangkan rincian kegiatan yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan tersebut dapat diserahkan kepada manajemen
entitas yang diaudit;
c. Rekomendasi berkaitan erat dengan temuan audit dan kesimpulan hasil
audit yang dilaporkan;
d. Rekomendasi disajikan secara konsisten dan berkaitan secara logis
dengan rekomendasi lainnya yang diberikan dalam Iha;
e. Jika memungkinkan, rekomendasi berorientasi kepada hasil yang dapat
diukur pencapaiannya dan dipantau tindak lanjutnya;
f. Rekomendasi disajikan secara positif baik dalam nada (tone), bahasa,
maupun substansinya.

Dalam mengembangkan suatu rekomendasi, auditor harus memperhatikan


hal-hal berikut:

a. Apa standar kinerja yang seharusnya dapat dicapai. Hal ini biasanya
dinyatakan sebagai kriteria audit yang menggambarkan suatu praktek
yang baik (best practices) atas kegiatan yang diaudit.
b. Apa yang sebenarnya terjadi (kondisi). Hal ini berasal dari hasil audit dan
pengujian tim auditor terhadap kegiatan entitas melalui teknik
pemerolehan dan analisis data serta bukti audit.
c. Apakah terdapat perbedaan di antara standar kinerja dengan kinerja riil.
Hal ini adalah temuan audit.
d. Mengapa perbedaan tersebut perlu dipermasalahkan. Hal ini untuk
menguji relevansi perbedaan tersebut dengan tujuan audit.

13
e. Apakah alasan terjadinya perbedaan tersebut. Hal ini ditujukan untuk
mencari penyebab utama (underlying causes) terjadinya perbedaan
tersebut.
f. Adakah hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut.
Dalam melakukan analisis tentang hal yang bisa dilakukan untuk
memperbaiki perbedaan yang terjadi, auditor harus memfokuskan kepada
kemungkinan penerapan hal tersebut dan hubungannya dengan kegiatan
entitas yang diaudit, biasanya berkaitan dengan keterbatasan sumber
daya, risiko yang dihadapi dan kewenangan bertindak entitas tersebut.
Auditor perlu mempertimbangkan beberapa pilihan tindakan yang dapat
diberikan untuk memperbaiki permasalahan yang ditemukan.
g. Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan penyebab dan perbedaan
yang terjadi untuk mencapai standar praktik yang baik (kriteria). Ini
merupakan rekomendasi yang diberikan dalam audit.

Beberapa contoh perumusan rekomendasi audit adalah sebagai berikut:

Permasalahan 1:

Format dan substansi laporan pelayanan pertanahan belum mencerminkan kinerja


pertanahan. Laporan pengukuran yang tercantum dalam tabel juga kurang
mendukung dalam menilai pencapaian standar pelayanan masyarakat yang telah
ditetapkan oleh BPN dan tidak menggambarkan keadaan tunggakan pekerjaan
pelayanan pengukuran yang sebenarnya di lapangan. Hal tersebut mengakibatkan
laporan bulanan Kantor Pertanahan belum dapat menyajikan data yang lengkap dan
akurat serta memadai sebagai bukti pertanggungjawaban dan bahan evaluasi serta
perbaikan dalam rangka meningkatkan pelayanan.

14
Rekomendasi

Kantor Pertanahan agar mengatur kembali proses pembuatan laporan bulanan agar
dapat menyajikan data yang menunjukkan sejauh mana pelayanan Kantor Pertanahan
telah dikerjakan sesuai standar waktu yang telah ditetapkan.

Permasalahan 2:

Kantor Pertanahan Kabupaten DEF belum melakukan evaluasi atas kinerja


pelayanannya dengan memakai standar waktu pelayanan yang telah ditetapkan oleh
BPN, untuk mengetahui adanya kemajuan dan kendala dalam pelaksaaan pelayanan,
atau dengan melakukan penilaian pendapat masyarakat terhadap pelayanan Kantor
Pertanahan. Hal ini mengakibatkan penilaian atas kinerja Kantor Pertanahan terutama
dalam pelayanan pengukuran tidak dapat dilakukan dan tidak ada dasar yang kuat
untuk perbaikan pelayanan pertanahan yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten DEF agar mengadakan evaluasi atas kinerja
pelayanannya dengan memakai standar waktu pelayanan yang telah ditetapkan BPN,
menelusuri adanya kemajuan dan kendala dalam pelaksanaan pelayanan, dengan
melakukan penilaian pendapat masyarakat terhadap pelayanan.

Ketika mengembangkan rekomendasi, auditor harus memperoleh


opini/pendapat manajemen entitas yang diaudit atas tindakan-tindakan yang perlu dan
dapat dilakukan untuk memperbaiki temuan audit yang disajikan dalam konsep LHA.
Biasanya opini/pendapat tersebut tersebut termasuk penilaian atas kendala-kendala
yang mungkin dihadapi dalam melaksanakan tindakan tersebut. Opini/pendapat
tersebut sebaiknya diperoleh secepat mungkin sebelum melakukan finalisasi konsep
LHA

15
Suatu rekomendasi mungkin berkaitan dengan usulan perubahan atas suatu
peraturan perundang-undangan. Dalam memberikan rekomendasi yang terkait dengan
hal tersebut, auditor harus memahami peranan entitas yang diaudit dalam proses
perubahan peraturan perundang-undangan tersebut.

7. Pemerolehan dan Penyajian Tanggapan

LHA yang adil, seimbang, lengkap, dan objektif tidak hanya mengemukakan
temuan dan pendapat auditor saja. Oleh karena itu, satu cara yang paling
efektif untuk memastikan bahwa LHA disajikan secara adil, seimbang,
lengkap, dan objektif adalah dengan cara meminta tanggapan secara tertulis
kepada pejabat yang bertanggung jawab dan menyajikan tanggapan auditan
tersebut dalam LHA

Adakalanya tanggapan yang disampaikan tidak hanya mengungkapkan


pendapat pejabat yang bertanggung jawab atas temuan audit, kesimpulan hasil
audit dan rekomendasi yang diberikan namun juga mengungkapkan tindakan
perbaikan yang direncanakan akan dilaksanakan oleh manajemen entitas yang
diaudit. Dengan demikian, LHA sebaiknya juga memuat rencana tindakan
perbaikan yang akan dilakukan oleh manajemen entitas yang diaudit tersebut,
sesuai dengan tanggapan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang atas
konsep LHA.

Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab harus dievaluasi dan


dipahami secara seimbang dan objektif. Apabila tanggapan tersebut
bertentangan dengan konsep LHA, auditor harus menguji kebenaran
tanggapan tersebut dengan meminta bukti-bukti yang mendukung tanggapan
tersebut kepada auditan.

Apabila hasil pengujian atas bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa


tanggapan tersebut benar, maka auditor harus memperbaiki konsep

16
laporannya, sedangkan apabila hasil pengujian atas bukti-bukti tersebut
menunjukkan bahwa tanggapan tersebut tidak benar maka auditor dapat
menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan terse- but beserta
alasannya. Auditor tetap harus mengungkapkan tanggapan tersebut dalam
LHA dan menjelaskan alasan ketidaksetujuannya atas tanggapan tersebut. Hal
ini untuk menunjukkan bahwa auditor telah memperhatikan tanggapan dari
entitas dalam menyusun LHA.

Sebaiknya tanggapan dari manajemen entitas yang diaudit dapat


diperoleh dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Namun demikian,
auditor perlu memperhatikan kompleksitas permasalahan yang diungkapkan
dalam konsep LHA dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pejabat yang
berwenang. Mengingat tidak ada aturan/standar yang mengatur berapa lama
entitas yang diaudit harus menyampaikan tanggapannya atas konsep LHA,
auditor harus menetapkannya dalam program auditnya sehingga auditor dapat
menjaga ketepatan waktu penyelesaian LHA.

8. Pelaporan Informasi Rahasia (Jika Ada)


Beberapa informasi tidak dapat diungkapkan kepada umum berdasarkan
peraturan perundang-undangan atau keadaan khusus lainnya. Dalam situasi
tersebut, tim audit dapat menerbitkan laporan terpisah yang memuat informasi
tersebut dan mendistribusikan laporan tersebut kepada kalangan tertentu yang
berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Dalam hal tertentu, apabila auditor memutuskan untuk menghilangkan
informasi tertentu dalam LHA, maka auditor harus menyatakan sifat informasi
yang dihilangkan tersebut beserta alasan penghilangan tersebut. Di samping
itu, auditor juga harus mengungkapkan pengaruh penghilangan informasi
tersebut terhadap kesimpulan hasil audit yang disajikan dalam LHA.

17
2.4 Langkah-Langkah Penyusunan LHA

Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor di dalam penyusunan konsep


LHA dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penyusunan Konsep LHA


Tahap pertama dalam penyusunan LHA adalah penyusunan konsep LHA.
Konsep LHA disusun berdasarkan (1) temuan audit yang diperoleh selama
pelaksanaan pekerjaan lapangan, termasuk dokumentasi dan bukti audit dalam
kertas kerja audit: (2) hasil diskusi/pembahasan temuan audit dengan
manajemen entitas yang diaudit (exit meeting); dan (3) program audit
khususnya unsur tujuan, lingkup, dan metodologi audit.
Tim auditor mendiskusikan temuan audit dengan manajemen entitas
untuk mendapatkan tanggapan atas temuan audit yang disampaikan. Di
samping itu, setelah pelaksanaan pekerjaan lapangan, tim auditor melakukan
exit meeting dengan manajemen entitas yang diaudit. Dari hasil
diskusi/pembahasan dan exit meeting tersebut, tim auditor akan memperoleh
tambahan informasi dan bukti audit yang dapat mengubah substansi temuan
audit yang telah disampaikan. Auditor harus memperhatikan tambahan
informasi dan bukti audit tersebut dalam menyajikan temuan audit di dalam
konsep LHA.
Selain itu, auditor harus juga memperhatikan time gap antara
penyampaian temuan audit dengan penyampaian LHA. Dengan adanya time
gap dan tambahan informasi serta bukti audit yang mungkin mengubah
substansi temuan audit, dapat dimungkinkan bahwa temuan audit yang telah
disampaikan tidak dapat disajikan dalam LHA jika manajemen entitas yang
diaudit dapat memberikan tanggapan yang disertai dengan bukti yang dapat
diyakini kebenarannya oleh auditor.
Konsep LHA harus memuat unsur-unsur laporan yang meliputi:(1)
pernyataan pelaksanaan audit sesuai dengan standar audit; (2) tujuan, lingkup,

18
dan metodologi audit; dan (3) temuan audit (yang telah mengakomodasi hasil
diskusi/pembahasan/exit meeting/time gap), simpulan hasil audit yang
menjawab tujuan audit, dan rekomendasi yang menguraikan tindakan
perbaikan yang harus dilakukan auditan.
2. Penyampaian Konsep LHA kepada Manajemen Entitas
Konsep LHA yang telah dibuat kemudian disampaikan tim audit kepada
entitas yang diaudit untuk dimintai tanggapannya atas simpulan hasil audit
dan rekomendasi yang disampaikan. Auditor perlu memperhatikan bahwa
konsep LHA merupakan dokumen yang masih bersifat rahasia. Dengan
demikian auditor harus menjaga kerahasiaan informasi yang ada dalam
konsep LHA dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
3. Perolehan Tanggapan Manajemen Entitas Yang Diaudit Atas Simpulan Audit
dan Rekomendasi
Manajemen entitas yang diaudit memberikan tanggapan atas simpulan audit
dan rekomendasi yang diberikan dalam konsep LHA. Tanggapan tersebut
kemudian dikirimkan kepada tim auditor. Agar mempercepat penyusunan
LHA, auditor sebaiknya menetapkan batas waktu penyampaian tanggapan
dalam program auditnya, dengan memperhatikan kompleksitas permasalahan
dan proses birokrasi di lingkungan manajemen entitas yang diaudit.
4. Penyiapan Konsep LHA yang Sudah Dilengkapi dengan Tanggapan Entitas
Auditor akan menganalisis tanggapan yang diberikan oleh entitas yang
diaudit. Apabila tanggapan tidak bertentangan dengan konsep LHA yang
disampaikan, tim auditor memuat tanggapan tersebut ke dalam konsep LHA.
Sebaliknya, jika tanggapan yang disampaikan bertentangan, auditor perlu
menguji kebenaran tanggapan tersebut sebelum memuatnya di dalam konsep
LHA.
5. Penyusunan LHA
Auditor menyusun konsep LHA yang telah lengkap menjadi LHA Final. LHA
Final kemudian disampaikan ke Pimpinan Lembaga Audit untuk disetujui.

19
LHA Final yang telah disetujui Pimpinan Lembaga Audit untuk kemudian
didistribusikan.
6. Pendistribusian LHA
LHA final yang ditelah disetujui dan ditandatangani oleh Pimpinan Lembaga
Audit didistribusikan kepada pihak yang secara resmi berkepentingan, yaitu
(1) lembaga perwakilan (DPR/DPD/DPRD), (2) manajemen entitas yang
diaudit, (3) pimpinan Kementerian/Lembaga yang terkait; dan (4) pihak
berwenang lainnya yang berhak menerima LHA berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

LHA kinerja yang baik dapat memberikan nilai tambah kepada pemilik
kepentingan dan memenuhi tujuan audit yang telah ditetapkan. Laporan tersebut
harus dapat dipahami oleh pembaca dan disusun dengan format/struktur yang baik.
Temuan disajikan secara objektif dan wajar dengan menggunakan bahasa yang tidak
multitafsir. Standar Audit itu sendiri mewajibkan penyajian LHA kinerja dilakukan
secara tepat waktu, lengkap, akurat, objektif, meyakinkan, jelas dan ringkas. Berikut
ini adalah penjelasan tentang unsur-unsur LHA kinerja.

1. Tepat Waktu
Agar LHA dapat memberikan manfaat secara maksimal, maka LHA harus
disampaikan secara tepat waktu. LHA yang dibuat dengan hati-hati tetapi
terlambat disampaikan akan menjadikan manfaat LHA bagi pembaca laporan
adalah kurang. LHA yang dibuat tepat waktu akan dapat memberikan manfaat
yang optimal bagi pengguna LHA, baik dari aspek aktualitas pembahasan
maupun dari aspek relevansi rekomendasi yang diberikan.
Oleh karena itu, auditor harus mengetahui kapan pembaca laporan
memerlukan informasi tentang hasil audit tersebut dan merencanakan
penyampaian LHA yang sesuai dengan kebutuhan laporan tersebut. Hal ini
perlu diperhatikan secara memadai dan dituangkan dalam program audit

20
karena tidak ada pengaturan mengenai standar waktu penyelesaian dan
pemantauan kinerja LHA.
Auditor dapat mempertimbangkan penyampaian laporan yang bersifat
sementara untuk hal-hal yang signifikan kepada pejabat entitas terkait dengan
mempertimbangkan kompleksitas isu yang dihadapi dan kebutuhan pemakai
laporan. Meskipun demikian, perlu diingatkan bahwa penyampaian laporan
sementara tersebut bukan merupakan pengganti laporan hasil audit yang final,
tetapi mengingatkan pejabat terkait dengan hal-hal yang membutuhkan
perhatian segera dan memungkinkan pejabat tersebut melakukan perbaikan
yang diperlukan sebelum LHA final diselesaikan.
2. Lengkap
Sebuah LHA dikatakan lengkap ketika LHA telah berisi semua informasi dan
bukti yang dibutuhkan untuk dapat menjawab tujuan audit dan dapat
memberikan pemahaman yang benar serta memadai atas hal yang dilaporkan
dan memenuhi persyaratan isi LHA. LHA juga harus mengungkapkan latar
belakang pelaksanaannya audit dan metodologi audit yang digunakan,
termasuk sumber-sumber bukti yang diperoleh, dianalisis dan dijadikan dasar
pengungkapan temuan audit, menarik kesimpulan hasil audit dan memberikan
rekomendasi.
Dalam menyajikan hasil audit, hubungan di antara tujuan, petunjuk,
temuan, dan kesimpulan audit harus diungkapkan secara logis, lengkap dan
jelas. Rekomendasi harus memiliki keterkaitan yang jelas dengan audit
temuan, kriteria audit, dan kesimpulan hasil audit. Di samping itu, dalam
kinerja audit, selain penilaian atas ekonomi, efisiensi dan efektivitas kegiatan,
auditor juga harus melaporkan adanya ketidakpatuhan dan berbagai tindakan
penyalahgunaan yang ditemukan dalam audit sepanjang terkait dengan tujuan
audit.
Dalam menilai ekonomi, efisiensi dan efektivitas, auditor harus
memberikan perspektif yang wajar mengenal aspek kedalaman dan

21
signifikansi temuan audit. Misalnya frekuensi terjadinya penyimpangan
dibandingkan dengan jumlah kasus/transaksi yang diuji. Hal ini diperlukan
agar pembaca laporan memperoleh pemahaman yang benar dan memadai.
Umumnya, satu macam kekurangan/kelemahan/kesalahan saja tidak cukup
untuk mendukung suatu simpulan yang luas atas kinerja entitas/kegiatan yang
diaudit. Oleh karena itu, auditor perlu mengungkapkan informasi yang terinci
yang disertai dengan analisis yang akurat dan memadai dalam LHA untuk
meyakinkan pembaca LHA tersebut.
3. Akurat
Akurat berarti bukti yang disajikan adalah bukti yang benar dan temuan audit
disajikan dengan tepat. Oleh karena itu, LHA harus memuat informasi yang
didukung oleh bukti yang cukup, kompeten, dan relevan dalam kertas kerja
auditnya agar simpulan di dalam LHA memiliki kredibilitas yang kuat.
Apabila terdapat data yang signifikan terhadap temuan audit, tetapi
auditor tidak dapat memperoleh data tersebut atau tidak melakukan pengujian
terhadap data tersebut, maka auditor harus secara eksplisit menyatakan bahwa
auditor tidak membuat temuan, kesimpulan, dan rekomendasi berdasarkan
data tersebut.
Bukti yang diungkap dalam LHA haruslah bukti yang valid dan
menggambarkan kebenaran mengenai masalah yang dilaporkan.
Penggambaran permasalahan dengan benar berarti adanya penjelasan secara
akurat tentang lingkup dan metodologi audit, serta penyajian temuan dan
simpulan audit yang konsisten dengan lingkup audit.
Perlunya keakurasian dalam LHA didasarkan atas kebutuhan untuk
memberikan keyakinan kepada pengguna laporan bahwa apa yang dilaporkan
di dalam LHA memiliki kredibilitas. Adanya ketidakakuratan dalam LHA
dapat menimbulkan keraguan atas keandalan isi di dalam LHA tersebut.
Lebih lanjut, ketidakakuratan dalam LHA dapat mengalihkan
perhatian pengguna dan pembaca laporan dari substansi LHA yang

22
sebenarnya. LHA yang tidak akurat dapat merusak kredibilitas Lembaga
Audit dan mengurangi efektivitas LHA tersebut dalam mendorong penerapan
tindakan perbaikan atas permasalahan yang ditemukan. Untuk menjaga
keakurasian laporan, proses pelaporan hasil audit harus didukung dengan
sistem pengendalian mutu yang efektif melalui proses review berjenjang.
4. Objektif
Objektivitas berarti informasi dalam LHA harus disajikan dengan seimbang
(balanced). LHA dianggap objektif ketika LHA dapat menyajikan bukti yang
tidak memihak, tidak melebih-lebihkan dengan menyajikan pula penjelasan
dari pejabat yang bertanggung jawab serta menekankan perbaikan yang
diperlukan agar bisa meyakinkan pengguna laporan.
Kredibilitas suatu laporan ditentukan oleh bukti-bukti yang tidak
memihak. LHA kinerja harus disajikan secara adil (fair) dan tidak
menyesatkan. Auditor harus menyajikan hasil audit secara netral dan
menghindari kecenderungan melebih-lebihkan kekurangan yang ada. Dalam
hal ini, auditor harus menghindarkan penyajian hanya dari sisi auditor saja.
Untuk itu, auditor harus mengungkapkan penjelasan dan tanggapan pejabat
yang bertanggung jawab atas temuan audit, kesimpulan hasil audit, dan
rekomendasi.
Di samping itu, auditor harus menyadari bahwa temuan audit yang
diungkap dalam LHA merupakan akibat dari tindakan manajemen di masa
lalu. Auditor harus berhati-hati dalam menyajikan temuan tersebut dengan
mengungkapkan latar belakang dilaksanakannya tindakan tersebut, terutama
yang terkait dengan data dan informasi yang dimiliki oleh manajemen entitas
pada saat keputusan untuk melakukan tindakan tersebut diambil. Dengan kata
lain, auditor harus memperhatikan dan memahami fakta dan kondisi yang ada
termasuk pertimbangan atas kesulitan yang dihadapi oleh entitas yang diaudit.
Suatu LHA dibuat dengan objektif ketika LHA tidak hanya melihat
pada aspek kekurangan atas kinerja entitas yang diaudit, namun LHA juga

23
menyajikan penilaian dan evaluasi yang menunjukkan entitas yang diaudit
telah memperoleh kinerja yang baik. Dalam hal ini, temuan audit tidak hanya
difokuskan kepada temuan negatif. Auditor juga menyajikan temuan positif
yang ditemukan dalam pelaksanaan auditnya. Dengan kata lain, LHA kinerja
sebaiknya disusun secara konstruktif yang berorientasi kepada perbaikan
kinerja entitas yang diaudit di masa datang.
Pemakaian bahasa dalam LHA juga harus diperhatikan. Meskipun
temuan audit harus disajikan secara jelas dan terbuka, auditor harus pula
menyadari bahwa salah satu tujuan LHA adalah meyakinkan manajemen
entitas yang diaudit untuk melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan
rekomendasi yang disampaikan. Cara yang terbaik untuk dapat memberikan
keyakinan tersebut adalah menghindari penggunaan bahasa yang dapat
menimbulkan adanya sikap membela diri dan penentangan dari entitas yang
diaudit.
5. Meyakinkan
Agar sebuah LHA dapat meyakinkan pembacanya, LHA harus dapat
menjawab tujuan audit yang telah ditetapkan. Di samping itu, LHA juga harus
menyajikan temuan audit, kesimpulan hasil audit, dan rekomendasi yang logis
sesuai dengan fakta dan argumentasi yang disajikan. LHA harus menyajikan
fakta secara terpisah dari opini dan hasil analisis yang dibuat oleh auditor.
Laporan yang meyakinkan akan mengungkapkan alasan-alasan yang
terkait dan relevan dengan isu dan permasalahan yang dilapor- kan. Informasi
yang disajikan harus dapat meyakinkan pengguna laporan untuk mengakui
validitas temuan audit dan manfaat penerapan rekomendasi yang diberikan.
Laporan yang disusun seperti ini dapat membantu pejabat auditan
yang bertanggung jawab untuk memusatkan perhatiannya atas hal-hal yang
memang memerlukan perhatian sebagaimana diungkapkan dalam temuan
audit. Pejabat yang berwenang juga akan terbantu dalam melakukan perbaikan
sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan dalam LHA.

24
Penyajian informasi dan hasil analisis dalam LHA yang disusun
dengan menggunakan gambar, foto, tabel, dan grafik yang menarik dapat
membentuk suatu laporan yang lebih meyakinkan. Di samping itu, auditor
juga harus melakukan penilaian atas relevansi laporan keuangan entitas
terhadap audit kinerja yang dilaksanakan.
Satu hal lain yang mendukung penyajian LHA yang meyakinkan
adalah adanya konsistensi dalam LHA. Laporan Hasil Audit tidak boleh
menyajikan dan mengungkapkan temuan audit yang saling bertentangan dan
bertolak belakang satu sama lain. Demikian juga, simpulan audit harus
disajikan secara konsisten dengan penjabaran masing-masing temuan audit
yang dilaporkan.
6. Jelas
LHA harus disajikan secara jelas sehingga mudah dibaca dan dipahami.
Dalam penulisan laporan, ada kecenderungan bahwa auditor lebih tertarik
untuk menyajikan konsep laporan yang mudah dipahami oleh pengendali
teknis/penanggung jawab sehingga akan mudah disetujui daripada
mempertimbangkan bagaimana pembaca/pengguna laporan dapat memahami
LHA.
Dalam penulisan laporan, auditor perlu mengasumsikan bahwa
pembaca/pengguna laporan memiliki kemampuan membaca yang umum (rata-
rata) dan pengetahuan tentang teknis/operasional entitas yang terbatas.
Dengan demikian, penggunaan istilah dan jargon yang terlalu teknis atau
terlalu rumit perlu dihindari. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan,
auditor harus memberikan penjelasan yang cukup dan memadai tentang
definisi istilah atau jargon tersebut dalam glossa ry atau footnote yang
memadai.
Untuk itu, auditor perlu mempertimbangkan penggunaan bahasa yang
lugas dan tidak terlalu teknis untuk menyederhanakan penyajian laporan.
Auditor juga perlu menyajikan informasi yang memadai tentang latar

25
belakang temuan audit sehingga pembaca laporan dapat memahami dasar
penarikan kesimpulan hasil audit dan pemberian rekomendasi. Hal ini
tentunya akan dapat meningkatkan nilai dan kredibilitas laporan.
Format dan pengorganisasian laporan secara logis mendukung
kejelasan LHA. Auditor perlu memperhatikan penggunaan judul, subjudul dan
kalimat topik (utama) yang memberikan kemudahan bagi pembaca dalam
memahami laporan. Alat bantu visual berupa gambar, bagan, dan grafik dapat
digunakan untuk mempermudah penjelasan atas suatu masalah yang rumit
yang diungkapkan dalam laporan.
7. Ringkas
Laporan yang ringkas adalah laporan yang tidak lebih panjang dari yang
diperlukan untuk menyampaikan hasil audit. Laporan yang terlalu rinci dapat
menurunkan kualitas laporan, bahkan dapat menyembunyikan pesan yang
sesungguhnya dan dapat membingungkan atau mengurangi minat pembaca
laporan.
Tidak semua pembaca/pengguna laporan memiliki waktu yang cukup
untuk memahami LHA. Sebagian besar dari pengguna/pembaca laporan
adalah pejabat yang sangat sibuk dan memiliki keterbatasan waktu. Untuk itu,
auditor perlu membuat ringkasan laporan dalam bentuk ringkasan eksekutif
(executive summary) untuk menyampaikan informasi yang sangat penting
yang perlu diperhatikan oleh pembaca LHA. Ringkasan tersebut harus
memuat jawaban atas tujuan audit, temuan-temuan audit yang signifikan,
rekomendasi yang disampaikan dan tanggapan entitas yang diaudit atas LHA.
Penyajian angka-angka, terutama nilai rupiah, dalam LHA perlu
diringkas sehingga penyajian angka yang terlalu detil tidak diperlukan. Detail
angka lebih baik disajikan dalam lampiran atau dalam kertas kerja audit.
Suatu laporan yang ringkas juga tidak akan mengandung pengu- langan yang
tidak diperlukan.

26
2.5 Format/Struktur LHA Kinerja

Sesuai ISSAI 300 paragraph 39 tentang Pelaporan Audit Kinerja, Auditor.


harus menggunakan kemampuan profesionalnya dalam membuat laporan audit yang
komprehensif, meyakinkan, tepat waktu, seimbang dan mudah dipahami
pembacanya. Auditor dapat mengembangkan format laporan hasil audit kinerja yang
sesuai dengan kebutuhan penyajian informasi hasil audit kepada pembacanya.
Auditor dapat mempertimbangkan format LHA kinerja yang dapat menyajikan hasil
audit secara informatif yang dapat secara menyeluruh menjelaskan pencapaian
masing-masing kriteria audit. Hal ini akan membantu auditor untuk dapat menyajikan
alur pemikiran yang dapat mengarahkan pembaca/pengguna laporan dalam
memahami proses penarikan kesimpulan dan pemberian rekomendasi dalam LHA.

Di bawah ini adalah contoh Laporan Hasil Audit Kinerja pada Badan Pe-
meriksa Keuangan yang dapat memberikan informasi komprehensif tentang praktik
audit kinerja.

27
28
29
30
31
32
33
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Pelaporan audit merupakan tahap setelah tim audit menyelesaikan pekerjaan
lapangan. Laporan hasil audit berfungsi sebagai media untuk mengomunikasikan
hasil audit kepada pihak yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan,
menghindari terjadinya kesalahpahaman atas hasil audit, menjadi bahan untuk
melakukan tindakan perbaikan oleh entitas dan/atau instansi terkait, dan memudahkan
pemantauan tindak lanjut untuk menentukan pengaruh tindakan perbaikan yang telah
dilakukan.

Unsur-unsur laporan hasil audit meliputi: penyataan bahwa audit dilakukan


sesuai dengan standar audit; tujuan, lingkup, dan meodologi audit; hasil audit berupa
temuan audit, simpulan dan rekomendasi. Dalam LHA penyajian unsur-unsur audit
yaitu: penyajian tujuan audit, uraian mengenai lingkup audit, penjelasan mengenai
metodologi audit, penyajian temuan audit, penarikan simpulan hasi audit, perumusan
dan penulisan rekomendasi, pemerolehan dan penyajian tanggapan, serta pelaporn
informasi rahasia.

34
DAFTAR PUSTAKA

Sutawijaya, Iwan Novarian dan Ardeno Kurniawan. (2020) Audit Kinerja:


Mendorong Peningkatan Value Organisasi Pemerintah Dalam Mewujudkan World
Class Government (Edisi 1). Yogyakarta: Penerbit Andi.

35

Anda mungkin juga menyukai