Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH AUDIT INDEPENDENT (KAP)

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pengauditan I
Dosen Pengampu : Johan Erwin, SE., M.Ak

Disusun Oleh:
1. Alni Meilani Putri (205147)
2. Hani Sundani (205142)
3. Irgi Ardiansyah (205146)
4. Muhammad Arya Anwari (205132)
5. Riska Nurhikmah (205155)

AKUNTANSI A (KSAP20A)
STIE TRIDHARMA
BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia
berupa taufiq dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Makalah Audit Independent (KAP) ini tepat pada waktunya.
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen kami Bapak Johan Erwin, SE., M.Ak pada mata kuliah Pengauditan I. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai ilmu
Pengauditan I bagi para pembaca dan juga penulis.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Johan Erwin, SE., M.Ak
selaku dosen mata kuliah Pengauditan I yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat
menambah wawasan dan pemahaman kami dalam bidang studi ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan membagikan ilmunya, sehingga kami dapat dengan mudah menyelesaikan makalah
ini. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk
itu kami sangat menghargai kritik dan saran untuk mendukung kesempurnaan pembuatan
makalah ini.

Katapang, 27 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Audit Independen ....................................................................... 3
2.2 Komponen Laporan Audit Independen ........................................................ 3
2.3 Etika Profesi Audit ....................................................................................... 6
2.4 Tujuan dan Tanggungjawab Audit ............................................................... 7
2.5 Jenis Laporan Auditor Independen ................................................................ 7
2.6 Bukti Audit ................................................................................................... 8
2.7 Standar Audit ................................................................................................ 9
2.8 Tahapan Audit Laporan Keuangan ............................................................. 11
2.9 Pengertian BUMN ...................................................................................... 13
2.10 Tujuan BUMN ........................................................................................... 14
2.11 Jenis-Jenis BUMN ..................................................................................... 14
2.12 Dasar Hukum Pemeriksaan Laporan Kuangan BUMN oleh Auditor
Eksternal ................................................................................................... 15
2.13 Studi Kasus ................................................................................................. 16
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
3.2 Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Auditor Independen ialah akuntan publik bersertifikat atau kantor Akuntan Publik
yang melakukan audit atas entitas keuangan komersial dan non komersial (Arens dkk,
2008). Kegiatan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya
adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam akun akun yang tersaji
dalam laporan keuangan juga, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Yang mana auditor dalam pelaksanaan auditnya harus memenuhi
tanggung jawabnya sesuai dengan standar audit yang telah ditetapkan.
Dalam perusahaan yang dimiliki oleh Pemerintah yakni perusahaan BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) dimana dalam pelaksanaan manajemen, pelaksanaan operasional
dan penyajian Laporan Keuangannya pun juga dibutuhkan audit untuk dilakukan analisa
dan evaluasi dari perusahaan BUMN tersebut apakah laporan keuangan yang disusun
sudah sesuai dengan kriteria yang berlaku, dan jika terdapat hal tidak sesuai maka
selanjutnya dapat dilakukan perbaikan.
Dalam praktiknya tidak semua auditor dapat melakukan tugasnya dengan baik,
terdapat beberapa akuntan publik yang melakukan kesalahan atau kecurangan dengan
bekerja sama dengan perusahaan yang diaudit agar memberikan hasil audit sesuai yang
diharapkan oleh perusahaan yang diaudit tersebut. Tidak jarang terdapat auditor yang
tidak independen dan memberikan celah pada perusahaan untuk melakukan kecurangan
dengan memberi suap kepada auditor independen tersebut.
Untuk menunjang profesionalismenya, auditor dalam melaksanakan tugas auditnya
harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar
umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor
yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
dalam melaksanakan prosedur audit.
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas terkait audit independent (KAP) dan
standar audit yang menjadi pedoman bagi auditor juga bagaimana tahapan dalam

1
2

proses audit. Kemudian akan dipaparkan pula bagaimana contoh audit


independent dalam perusahaan BUMN.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan audit independent?
2. Apa saja komponen dalam laporan audit independent?
3. Apa yang dimaksud etika profesi audit?
4. Apa tujuan dan tanggung jawab audit?
5. Apa saja jenis laporan audit independent?
6. Apa yang dimaksud dengan standar audit?
7. Apa yang dimaksud dengan bukti audit?
8. Apa saja tahapan dalam audit?
9. Apa itu perusahaan BUMN?
10. Apa tujuan dari pendirian perusahaan BUMN?
11. Apa saja jenis-jenis perusahaan BUMN?
12. Apa dasar hukum pemeriksaan laporan keuangan BUMN oleh auditor eksternal?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan audit independent.
2. Mengetahui apa saja komponen yang ada dalam laporan audit independent.
3. Mengetahui apa yang dimaksud etika profesi audit.
4. Mengetahui apa tujuan dan tanggung jawab audit.
5. Mengetahui apa saja jenis laporan audit independent.
6. Mengetahui apa yang dimaksud dengan standar audit.
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bukti audit.
8. Mengetahui apa saja tahapan dalam audit.
9. Mengetahui apa itu perusahaan BUMN.
10. Mengetahui apa tujuan dari pendirian perusahaan BUMN.
11. Mengetahui apa saja jenis-jenis perusahaan BUMN.
12. Mengetahui dasar hukum pemeriksaan laporan keuangan BUMN oleh auditor
eksternal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Audit Independen
Menurut Al Haryono Jusup (2014:11) audit adalah suatu proses sistematis untuk
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-
tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Miller dan Bailley dalam Abdul Halim (2015:3) audit adalah tinjauan
metode dan pemeriksaan objektif atas suatu item, termasuk verifikasi informasi spesifik
sebagaimana ditentukan oleh auditor atau ditetapkan oleh praktik umum, tujuannya untuk
menyatakan pendapat atau mencapai kesimpulan tentang apa yang diaudit.
Dari dua pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa audit adalah suatu proses
mengevaluasi dan memeriksa bukti dengan kriteria yang telah ditetapkan yang bertujuan
untuk menyatakan pendapat atau kesimpulan tentang apa yang diaudit yang dilakukan
oleh seorang auditor (pihak yang mengaudit).
Auditor independen adalah seorang anggota kantor akuntan publik yang bekerja
secara eksternal untuk memberikan pelayanan pada masyarakat yang memang sedang
memerlukan jasa audit.
2.2 Komponen Laporan Audit Independen
1. Judul Laporan
Laporan auditor harus memiliki judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa
laporan tersebut adalah laporan auditor independen.
2. Pihak yang dituju (penerima)
Laporan auditor pada umumnya ditujukan kepada pemegang saham atau pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola dari entitas.
3. Paragraf pembuka atau paragraf pendahuluan
Paragraf pendahuluan dalam laporan auditor harus:
a. Mengidentifikasi entitas yang laporan keuangannya diaudit.
b. Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit.
c. Mengidentifikasi judul setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan
keuangan.

3
4

d. Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi


penjelasan lainnya.
e. Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang
menjadi bagian dari laporan keuangan.
4. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
Bagian dari laporan auditor ini menjelaskan tanggung jawab pihak-pihak dalam
organisasi yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan. Laporan
auditor tidak perlu merujuk secara khusus pada “manajemen”, tetapi harus
menggunakan istilah yang tepat dalam konteks kerangka hukum dalam
yurisdiksi tertentu. Dalam beberapa yurisdiksi, pengacuan yang tepat dapat
menggunakan “pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.”
Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul “Tanggung Jawab
Manajemen atas Laporan Keuangan.” Laporan auditor harus menjelaskan
tanggung jawab manajemen atas penyusunan laporan keuangan. Deskripsi
tersebut harus mencakup suatu penjelasan bahwa manajemen bertanggung jawab
untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku, dan atas pengendalian internal yang dipandang perlu oleh
manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas
dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan.
5. Tanggung jawab auditor
Laporan auditor harus mencakup bagian judul yaitu “Tanggung Jawab Auditor”.
Laporan auditor harus menyatakan bahwa tanggung jawab auditor adalah untuk
menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit. Laporan
auditor harus menyatakan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan Standar Audit
yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Laporan auditor
juga harus menjelaskan bahwa standar tersebut mengharuskan auditor untuk
mematuhi ketentuan etika dan bahwa auditor merencanakan dan melaksanakan
audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
bebas dari kesalahan penyajian material.
6. Paragraf Opini
Laporan auditor harus mencakup suatu bagian dengan judul “Opini”.
5

Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasi (wajar tanpa pengecualian) atas
laporan keuangan yang disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar,
laporan auditor harus menggunakan frasa dibawah ini: “Laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia.”
Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang
disusun berdasarkan suatu kerangka kepatuhan, opini auditor harus menyatakan
bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Jika rujukan pada kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam opini
auditor bukan pada Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia atau Standar
Akuntansi Pemerintahan, maka opini auditor harus mengidentifikasi yurisdiksi
asal kerangka tersebut.
7. Laporan sesuai ketentuan hukum dan perundang-undangan lainnya
Jika auditor menyatakan tanggung jawab pelaporan lain tersebut harus
dinyatakan dalam suatu bagian terpisah dalam laporan auditor yang diberi judul
“Pelaporan lain atas Ketentuan Hukum dan Regulasi,” atau judul lain yang
dianggap tepat menurut isi bagian ini.
8. Tanda tangan auditor dan tanggal laporan
Laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal daripada tanggal ketika
auditor telah memperoleh bukti audit yang cakup dan tepat yang mendasari opini
auditor atas laporan keuangan (termasuk, bila relevan, atas informasi tambahan
sebagaimana diuraikan dalam paragraf, termasuk bukti bahwa:
a. Seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk catatan atas
laporan keuangan terkait, telah disusun.
b. Pihak-pihak dengan wewenang yang diakui telah menyatakan bahwa mereka
telah mengambil tanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
9. Alamat Auditor
Laporan auditor harus menyebutkan lokasi dalam yurisdiksi tempat auditor
berpraktik.
6

2.3 Etika Profesi Audit


Etika profesi auditor memiliki 5 prinsip yaitu:
1. Integritas
Seorang auditor harus bersikap jujur, adil, dan sebenar-benarnya dalam
melakukan proses audit. Auditor harus mampu memberikan penilaian yang
baik, dapat dipercaya, dan mampu menaati hukum yang berlaku.
2. Objektivitas
Seorang auditor harus selalu bersikap netral dalam menjalankan proses audit,
interpretasi bukti audit dan laporan keuangan yang sudah ditelaah bersama.
Penilaian dari auditor harus bersifat objektif atau seimbang tanpa dikaitkan
dengan masalah pribadi.
3. Kompetensi Profesional dan Kecermatan
Seorang auditor harus memiliki pengetahuan serta memiliki keterampilan sesuai
dengan profesionalnya dalam memberikan jasa auditor. Auditor juga harus
meningkatkan pelayanannya dengan pengetahuan dan keterampilan dalam
bidangnya.
4. Kerahasiaan
Seorang auditor harus bisa menjaga kerahasiaan informasi ataupun hubungan
dengan klien. Dilarang keras memberitahukan informasi tanpa seizin dari klien
kecuali ada ketentuan hukum yang mengharuskan auditor untuk
mengungkapkan informasinya. Auditor harus berhati-hati menggunakan dan
menjaga informasi organisasi untuk kepentingan pribadi dalam bentuk apapun.
5. Perilaku Profesional
Seorang auditor harus mampu menahan diri dari setiap perilaku yang dapat
merusak citra profesi auditor seperti kelalaian dalam melakukan tugas,
melecehkan pihak lain, membandingkan baik dan buruknya klien satu dengan
yang lain.
7

2.4 Tujuan dan Tanggungjawab Audit


2.4.1 Tujuan Melakukan Audit Laporan Keuangan
Tujuan audit adalah untuk memberikan pendapat auditor kepada pengguna laporan
keuangan atas laporan keuangan apakah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan kerangka akuntansi keuangan yang berlaku.
Auditor mengumpulkan bukti untuk mencapai kesimpulan tentang apakah laporan
keuangan disajikan secara wajar dan untuk menentukan efektivitas kontrol, setelah itu
mereka mengeluarkan laporan audit yang sesuai.
2.4.2 Tanggung Jawab Auditor
Tujuan keseluruhan dari auditor adalah:
1. Untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari: salah saji material, baik karena kecurangan atau
kesalahan, sehingga memungkinkan auditor untuk menyatakan pendapat apakah
laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; dan
2. Untuk melaporkan laporan keuangan, dan berkomunikasi seperti yang
disyaratkan oleh standar auditing, dalam sesuai dengan temuan auditor.
Laporan audit independen adalah opini resmi sebagai hasil akhir atas proses
pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.

2.5 Jenis Laporan Auditor Independen


Beberapa jenis laporan audit atau opini audit adalah sebagai berikut:
1. Wajar Tanpa Pengecualian
Bentuk paling standar dari laporan auditor, di mana segala sesuatu disajikan
secara adil dalam semua hal yang material, disebut laporan auditor wajar tanpa
pengecualian. Artinya, setiap perubahan yang dilakukan pada laporan tidak
memenuhi syarat disebut reservasi. Ada dua syarat umum: Keberangkatan
GAAP dan batasan ruang lingkup.
Masalah penyimpangan GAAP mengacu pada situasi di mana laporan keuangan
tidak bebas dari salah saji material. Misalnya, ada kesalahan dalam laporan
keuangan yang tidak mau diubah oleh manajemen, sehingga melanggar GAAP.
8

Batasan ruang lingkup, di sisi lain, mengacu pada situasi di mana auditor tidak
dapat memperoleh bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material.
Ini berarti bahwa auditor tidak dapat memperoleh apa yang mereka butuhkan
baik karena kejadian atau manajemen di luar, tidak mengizinkan mereka
mengakses informasi yang diperlukan.
Bentuk laporan auditor juga berbeda dalam hal menentukan pervasiveness.
Pervasive mengacu pada gagasan bahwa suatu masalah atau batasan tersebar luas
dan memengaruhi banyak akun berbeda di laporan keuangan.
2. Opini Wajar dengan Pengecualian
Pendapat wajar dengan pengecualian dilaporkan jika ada kesalahan material
dalam laporan keuangan atau jika auditor tidak dapat mengumpulkan cukup
informasi untuk memverifikasi aspek tertentu dari pelaporan.
Namun, dalam opini wajar, kesalahan tersebut cukup kecil untuk tidak
mengganggu akurasi laporan keuangan secara keseluruhan.
3. Opini Tidak Wajar
Opini merugikan atau tidak wajar dilaporkan jika terdapat kesalahan material
dalam laporan keuangan yang berdampak negatif terhadap keakuratan laporan
keuangan.
4. Tidak Berpendapat
Penafian opini dilaporkan jika auditor tidak dapat, atau menolak untuk,
menyatakan opini atas laporan keuangan.
Hal ini dapat terjadi jika auditor memiliki kekhawatiran tentang kemampuan
perusahaan untuk terus beroperasi atau jika perusahaan telah membatasi ruang
lingkup audit sehingga auditor tidak dapat memberikan opini.
Penafian opini juga dapat dilaporkan jika auditor tidak sepenuhnya independen
atau konflik kepentingan.

2.6 Bukti Audit


Menurut Mulyadi (2014:74) bukti audit adalah segala informasi yang mendukung
angka angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat
digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.
9

Menurut Arens (2013:5) bukti audit adalah segala informasi yang digunakan untuk
menentukan apakah informasi yang sedang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bukti audit adalah bukti berupa informasi yang
dikumpulkan untuk menentukan kesesuaian dengan kriteria dan untuk mendukung
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sebagai dasar bagi auditor untuk
menyatakan pendapat.
Bukti Audit Laporan Keuangan terdiri dari:
1. Bukti Pembukuan (accounting records) seperti jurnal, buku pembantu, dan buku
besar, atau file transaksi dan file induk (master file).
2. Bukti Pendukung (corroborating information), seperti bukti transaksi (cek, faktur,
perjanjian, kontrak, dll) dan bukti-bukti pendukung pembukuan yang lain.

2.7 Standar Audit


Arens et al (2014) dalam buku Auditing and assurance, fifteenth Edition yang di alih
bahasakan oleh Wibowo dan Tim Perti (2015:168) menyatakan bahwa: “Standar auditing
merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis.”
Sehingga dapat dikatakan bahwa standar audit adalah pedoman bagi para auditor untuk
melakukan audit dengan penuh tanggung jawab dengan mematuhi standar yang berlaku.
Standar Audit terdiri sepuluh standar yang terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Standar Umum
Standar umum merupakan standar yang sifatnya pribadi karena berkaitan dengan
persyaratan dan mutu seseorang auditor.
Standar ini terdiri atas tiga bagian yaitu:
a. Auditor harus memiliki pelatihan teknis dan kecakapan yang memadai untuk
melaksanakan audit.
b. Auditor harus menjaga independensi dalam sikap mental dalam segala hal
yang berkaitan dengan audit.
c. Auditor harus melaksanakan kehati-hatian profesional dalam pelaksanaan
audit dan penyusunan laporan auditor.
10

2. Standar Pekerjaan Lapangan


Standar kerja lapangan audit adalah dimana sebagian besar audit berlangsung.
Standar ini memiliki tiga standar yang harus diikuti auditor selama fase kerja
lapangan yaitu:
a. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan harus mengawasi
setiap asisten dengan baik.
b. Auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai tentang entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah
saji material dalam laporan keuangan apakah karena kesalahan atau
kecurangan, dan untuk merancang sifat, saat, dan luas audit lebih lanjut.
c. Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dengan
melaksanakan prosedur audit untuk memberikan dasar yang memadai bagi
suatu opini mengenai laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan
Standar pelaporan adalah standar yang mengharuskan auditor untuk :
a. Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan auditor keadaan-keadaan
dimana prinsip-prinsip tersebut tidak dipatuhi secara konsisten dalam periode
berjalan dalam kaitannya dengan periode sebelumnya.
c. Jika auditor menentukan bahwa pengungkapan informatif dalam laporan
keuangan tidak cukup memadai, auditor harus menyatakannya dalam laporan
auditor.
d. Laporan auditor harus menyatakan suatu opini mengenai laporan keuangan,
secara keseluruhan, atau menyatakan bahwa suatu opini tidak dapat
menyatakan pendapat secara keseluruhan, auditor harus menyatakan pendapat
secara keseluruhan, auditor harus menyatakan alasannya dalam laporan
auditor. Dalam kasus dimana nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, auditor harus dengan jelas menunjukkan karakter pekerjaan
auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab dipikul auditor, dalam laporan
auditor.
11

2.8 Tahapan Audit Laporan Keuangan


1. Penerimaan Perikatan Audit
Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah kesepakatan yang harus
dibuat dan disetujui bersama oleh pihak auditor dan pihak klien/perusahaan yang
biasanya diwakili oleh manajemen.
Klien menyerahkan laporan keuangan kepada auditor dan auditor menyanggupi
akan melaksanakan audit sesuai dengan kompetensinya.
2. Perencanaan Proses Audit
Untuk membuat perencanaan audit, seorang auditor harus :
a. Memahami bisnis dan industri klien
b. Melakukan prosedur analitik
c. Menentukan materialitas, menetapkan risiko audit dan risiko bawaan.
d. Memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan risiko
pengendalian.
e. Mengembangkan rencana audit dan program audit.
Dari situ, auditor bisa menentukan jenis audit apa yang akan dipilihnya. Selain
itu, auditor juga akan mempertimbangkan segala risiko yang mungkin timbul
dalam proses audit. Sebelum melangkah ke proses selanjutnya, auditor perlu
meminta persetujuan dari pihak perusahaan.
3. Pelaksanaan Pengujian Audit
Setelah membuat perencanaan audit laporan keuangan maka saatnya
melaksanakan pengujian audit. Pada tahap ini, auditor akan melakukan
pengujian analitik, pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Singkatnya
pengujian analitik dilakukan auditor dengan mempelajari data-data dan
informasi bisnis klien dan membandingkan dengan data dan informasi lain.
Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit untuk melakukan verifikasi
efektivitas pengendalian internal klien.
Sementara pengujian substantif merupakan siklus audit untuk menemukan
kesalahan yang langsung memberikan pengaruh pada laporan keuangan.
4. Tahap Analisa dan Observasi
Dalam melakukan proses audit perusahaan ini, harus ada pihak perusahaan yang
bertugas mengawasi kinerja seorang auditor.
12

Hal ini dilakukan untuk menghindari kecurangan dan bertujuan agar hasil
pengujian data dan informasi yang ada bersifat objektif serta tepat sasaran.
Ditahap ini pula seorang auditor akan melakukan pemetaan tentang masalah
yang mungkin muncul dari proses observasi tersebut, yang mana semua ini
dikaitkan dengan informasi yang ia dapat sebelumnya dan juga pihak-pihak luar
yang sekiranya terlibat dalam proses pendanaan perusahaan.
5. Mendapatkan Hasil
Setelah melakukan observasi dan segala pemetaan masalah yang kemungkinan
terjadi, kini saatnya auditor memeriksa risiko material dari perusahaan.
Auditor akan menganalisis hasil yang didapatnya dari lapangan.
Dari sini akan terlihat jika ada kesalahan dari laporan keuangan perusahaan dan
juga kerugian yang dialami oleh perusahaan.
Selanjutnya, auditor akan mengklarifikasi ulang.
Sebelum mengambil kesimpulan, seorang auditor akan mencocokkan hasil audit
perusahaan dengan auditor yang lain.
Jika auditor lainnya juga menemukan kesalahan keuangan yang sama, maka
dipastikan ada yang tidak beres dengan kondisi keuangan perusahaan.
Untuk itu, tim auditor akan melakukan pemeriksaan lanjutan secara lebih
mendalam.
6. Pelaporan Audit
Tahap terakhir yaitu pelaporan audit, yaitu hasil dari pekerjaan audit yang telah
dikerjakan.
Laporan ini merupakan bentuk komunikasi auditor dengan pihak lainnya
sehingga tidak boleh dibuat secara sembarangan.
Di dalam laporan audit harus mencakup:
a. Jenis Opini
b. Jasa yang diberikan
c. Objek yang diaudit
d. Tujuan dan ruang lingkup audit
e. Hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan.
Laporan audit merupakan tanggung jawab audit yang besar sehingga untuk
memutuskan dan membuat laporan ini harus hati-hati.
13

2.9 Pengertian BUMN


BUMN adalah singkatan dari badan usaha milik negara singkatnya BUMN adalah
suatu perusahaan yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara baik
itu asetnya ataupun kepemilikannya, Adapun untuk negara yang dimaksud ini adalah
negara kesatuan republik Indonesia. Sejarah Perusahaan Perseroan di Indonesia dapat
ditemukan dalam sejarah pembentukan perusahaan-perusahaan negara oleh pemerintah.
Perusahaan negara telah lama dikenal sejak masuknya Belanda di Indonesia, adanya VOC
dapat dijadikan bukti keterlibatan negara dalam kegiatan ekonomi ( Ibrahim.R., 1997 :
103).
Sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaan hingga sekarang, Badan Usaha
Negara telah memainkan peranan penting dalam pembangunan dan perekonomian negara.
Keberadaan perusahaan-perusahaan negara di Indonesia dapat dilihat dari beberapa
periode, yaitu periode pertama periode sebelum kemerdekaan, periode kedua tahun 1945-
1960, periode ketiga tahun 1960-1969, periode keempat tahun 1969-2003 sampai
sekarang.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan-perusahaan Belanda yang dinasionalisasi ini
kemudian bertransformasi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sampai
sekarang. BUMN terhitung sudah ada sejak tahun 1973.
Oleh karena itu bentuk BUMN adalah nirlaba. Pengertian BUMN secara resmi di lihat
pada undang-undang nomor 19 tahun 2003 dalam pasal 1 menyebutkan bahwa “BUMN
merupakan badan usaha yang sebagian modalnya atau seluruhnya adalah milik negara”.
Status pegawai BUMN adalah sebagai karyawan swasta yang terkait dengan kontrak hal
ini seperti yang telah diatur pada undang-undang nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN
oleh karena itu pegawai BUMN tidak masuk pada kategori aparatur sipil negara atau ASN
dan juga bukan pegawai negeri sipil atau PNS.Untuk fungsi BUMN sendiri sama seperti
badan usaha yang lainnya yaitu terdapat beberapa fungsi yang perlu diketahui, untuk
tujuan utama dari fungsi tersebut yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Kehadiran BUMN di Indonesia ini sangat berpengaruh terhadap kondisi
masyarakatnya oleh karena itulah maka tidak heran jika BUMN ini memiliki banyak
sekali perusahaan di berbagai sektor industri.
14

2.10 Tujuan BUMN


Tujuan dari BUMN adalah menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat
Indonesia, BUMN ini hadir dalam rangka mewujudkan peran pemerintah sebagai salah
satu pelaku ekonomi guna memenuhi semua kebutuhan masyarakat umum. Adapun untuk
tujuan BUMN lebih lengkapnya dijelaskan dalam undang-undang nomor 19 Tahun 2003
tepatnya pada pasal 2 adalah sebagai berikut:
1. Memberi sumbangan untuk perkembangan perekonomian Indonesia secara
umum dan penerimaan negara secara khusus;
2. Mengejar keuntungan;
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyedia barang dan/atau jasa
yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum bisa dilaksanakan oleh
sektor swasta dan juga koperasi;
5. Turut aktif dalam memberikan bimbingan dan juga bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Dari poin-poin diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari BUMN adalah
untuk menjadi salah satu pelaku pada kegiatan perekonomian nasional yang
menggunakan dasar demokrasi ekonomi, badan usaha milik negara ini memiliki peran
yang sangat penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat umum hal ini seperti
yang telah dijelaskan pada undang-undang tahun 1945 dan serta dapat membantu dalam
menstabilkan perekonomian Negara .

2.11 Jenis-Jenis BUMN


BUMN terbagi menjadi dua jenis perusahaan, yaitu perusahaan perseroan dan
perusahaan umum. Berikut adalah penjelasan terkait dua jenis BUMN.
1. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan Perseroan atau Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan
terbatas yang sahamnya sedikitnya 51 persen dimiliki oleh negara. Perseroan
biasanya memiliki status badan hukum dan dipersilakan bekerja sama dengan
pihak swasta. Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:
a. Modalnya berasal dari penerbitan saham.
b. Tujuan utamanya untuk mencari keuntungan (laba).
15

c. Boleh dimiliki oleh pihak lain selain pemerintah tapi tidak boleh dimiliki
secara mayoritas.
d. Tidak mendapatkan fasilitas dari negara.
e. Pegawai persero berstatus pegawai negeri.
f. Pemimpin berupa direksi.
Contoh jenis perseroan BUMN adalah PT Pertamina, PT Kereta Api Indonesia,
PT Garuda Indonesia, PT Kimia Farma Tbk. Jamsostek, PT Aneka Tambang, PT
PLN, PT. PDAM, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Tambang Timah, dan lain-
lain.
2. Perusahaan Umum (Perum)
Perum atau perusahaan umum adalah BUMN seluruh modalnya dimiliki negara
dan tidak terbagi atas saham. Tujuan Perum adalah untuk kemanfaatan umum
dalam menyediakan barang dan atau jasa dan mendapatkan keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Ciri-ciri perum BUMN adalah
seperti berikut.
a. Melayani kepentingan masyarakat secara umum.
b. Pemimpin berupa direksi atau direktur.
c. Pekerja bukan berstatus pegawai negeri.
d. Dapat menghimpun dana dari pihak lain.
e. Pengelolaan dari modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara.
f. Bertujuan untuk menambah kas negara.
Contoh BUMN yang termasuk ke dalam Perum seperti Pegadaian, Perum
Perumahan Nasional (Perumnas), Perum Jasa Tirta, Perum Bulog, Perum Damri,
Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), dan lain-lain.

2.12 Dasar Hukum Pemeriksaan Laporan Kuangan BUMN oleh Auditor


Eksternal
Dasar Hukum Pemeriksaan Laporan Kuangan BUMN oleh Auditor Eksternal adalah
sebagai berikut:
1. Pasal 71 ayat 1 tentang kewajiban laporan keuangan diperiksa oleh auditor
eksternal yang ditunjuk oleh RUPS (BUMN Pesero) atau Menteri (BUMN
Perum).
16

2. Penjelasan pasal 71 ayat 1 yang menyebutkan bahwa yang dimaksud


sebagai auditor eksternal adalah akuntan public.

2.13 Studi Kasus


Kasus Jiwasraya merupakan puncak gunung es yang baru mencuat. Jika dirunut,
permasalahan Jiwasraya sudah terjadi sejak tahun 2000-an. Kasus gagal bayar polis
nasabah yang mengarah pada korupsi PT asuransi Jiwasraya dinilai melibatkan banyak
pihak termasuk akuntan publik. Auditor dianggap tidak mampu atau mengungkap kondisi
sebenarnya pada Jiwasraya. Terlebih lagi, laporan keuangan teraudit yang dipublikasikan
Jiwasraya ternyata telah dimanipulasi atau window dressing sehingga perusahaan terlihat
sehat.
Menanggapi kondisi ini, Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI),
Tarkosunaryo meyakini tidak terdapat keterlibatan akuntan publik dalam kasus Jiwasraya.
Menurutnya, akuntan publik yang mengaudit perusahaan tersebut telah bertindak sesuai
standar. Dalam laporan keuangan Jiwasraya 2017, misalnya akuntan publik telah
memberikan pendapat “opini dengan modifikasi”. Opini tersebut mencakup salah satu
dari tiga jenis opini auditor yaitu opini wajar dengan mengecualikan, opini tidak wajar
dan opini tanpa memberikan pendapat. “Opini ini disebabkan karena tidak sesuainya
material laporan keuangan dengan standar akuntansi atau karena auditor kekurangan
memperoleh bukti karena berbagai sebab sehingga tidak cukup untuk memberikan opini
wajar tanpa pengecualian,” jelas Tarko, Senin (13/1) Dimana hasil audit Kantor Akuntan
Publik (KAP) PricewaterhouseCoopers (PwC) atas laporan keuangan 2017 mengoreksi
laporan keuangan interim dari laba sebesar Rp. 2,4 triliun menjadi hanya Rp. 428 miliar.
Berlanjut yaitu pada 2018 PT Jiwasraya mengumumkan tidak dapat membayar
klaim polis jatuh tempo nasabah JS Saving Plan sebesar Rp. 802 miliar, kemudian
Jiwasraya membutuhkan dana sebesar Rp 32,89 triliun untuk memenuhi rasio solvabilitas
(RBC) 120%. Tak hanya itu, aset perusahaan tercatat hanya sebesar Rp 23,26 triliun,
sedangkan kewajibannya mencapai Rp 50,5 triliun. Akibatnya, ekuitas Jiwasraya negatif
sebesar Rp 27,24 triliun. Dan puncaknya pada 2019 PT Jiwasraya dilaporkan ke
Kejaksaan Agung untuk dilakukan penyelidikan karena laporan keuangan perusahaan
dinilai tidak transparan, hingga akhirnya setelah itu menaikkan status dari penyelidikan
17

menjadi penyidikan dengan kasus dugaan korupsi yang menyeret berbagai nama yang
bertanggung jawab atas kasus Jiwasraya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit adalah suatu proses mengevaluasi dan memeriksa bukti dengan kriteria yang
telah ditetapkan yang bertujuan untuk menyatakan pendapat atau kesimpulan tentang apa
yang diaudit yang dilakukan oleh seorang auditor (pihak yang mengaudit).
Auditor independen adalah seorang anggota kantor akuntan publik yang bekerja
secara eksternal untuk memberikan pelayanan pada masyarakat yang memang sedang
memerlukan jasa audit. Dimana dalam melaksanakan pekerjaannya auditor harus
memiliki 5 prinsip etika profesi yaitu integritas, objektivitas, kompetensi profesional dan
kecermatan, kerahasiaan serta perilaku profesional.
Tujuan audit adalah untuk memberikan pendapat auditor kepada pengguna laporan
keuangan atas laporan keuangan apakah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan kerangka akuntansi keuangan yang berlaku.
Dimana terdapat 4 jenis laporan auditor independen yaitu :
1. Opini wajar tanpa pengecualian
2. Opini wajar dengan pengecualian
3. Opini tidak wajar
4. Tidak berpendapat
Dalam studi kasus pada perusahaan BUMN PT Jiwasraya pada tahun 2017 terdapat
manipulasi laporan keuangan atau window dressing, yang berhasil ditemukan oleh auditor
independen yaitu koreksi laporan keuangan interim dari laba sebesar Rp. 2,4 triliun
menjadi hanya Rp. 428 miliar, sehingga akuntan publik memberikan opini wajar dengan
modifikasi atau pengecualian pada perusahaan PT Jiwasraya. Kejadian tersebut
merupakan salah satu dari runtunan kasus PT Jiwasraya yang mana permasalahan tersebut
sudah terjadi sejak tahun 2000-an dan pada tahun 2018 perseroan mengumumkan tidak
dapat membayar klaim polis jatuh tempo nasabah JS Saving Plan sebesar Rp. 802 miliar
hingga puncaknya pada 2019 PT Jiwasraya dilaporkan ke Kejaksaan Agung untuk
dilakukan penyelidikan karena laporan keuangan perusahaan dinilai tidak transparan,
hingga akhirnya menaikkan status menjadi penyidikan dan kasus dugaan korupsi yang
menyerat berbagai nama yang bertanggung jawab atas kasus Jiwasraya.

18
19

3.2 Saran
Dalam membuat laporan keuangan, suatu perusahaan haruslah menyajikan laporan
keuangan sesuai kondisi sesungguhnya atau dengan sebenar-benarnya tanpa ada
manipulasi, apalagi untuk perusahaan BUMN yang merupakan perusahaan negara yang
sudah seharusnya memberikan contoh pada perusahaan lainnya, dalam mengelola dan
menyajikan laporan keuangan dengan jujur dan dalam kondisi yang sebenarnya. Dan
sudah seharusnya untuk perusahaan BUMN haruslah mendapat pengawasan yang ketat
dari pihak pengawas dalam sektor keuangan yaitu oleh OJK.
DAFTAR PUSTAKA

(t.thn.). Diambil kembali dari http://repository.stei.ac.id/5224/3/BABII.pdf


(t.thn.). Diambil kembali dari https://id.scribd.com/presentation/495460545/ETika-
audit-jiwasraya
(t.thn.). Diambil kembali dari https://slideplayer.info/amp/3338062/
(t.thn.). Diambil kembali dari https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/12345
(t.thn.). Diambil kembali dari
6789/7664/05.1%20bab%201.pdf?sequence=5&isAllowed=y
(t.thn.). Diambil kembali dari https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-audit-
laporan-keuangan-dari-pengertian-tujuan-dan-tahapan-nya/
(t.thn.). Diambil kembali dari
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2217/8/UNIKOM_ENI%20OKTAVIANI
_10.BAB%20II.pdf
(t.thn.). Diambil kembali dari https://id.scribd.com/document/464017152/komponen-
Laporan-Auditor-independen
(t.thn.). Diambil kembali dari https://smk.topkarir.com/article/detail/bumn-adalah-
pengertian-tujuan-dan-contohnya
(t.thn.). Diambil kembali dari
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2003/19tahun2003uu.htm
(t.thn.). Diambil kembali dari
http://repository.ekuitas.ac.id/bitstream/handle/123456789/80/BAB%202.pdf?se
quence=7&isAllowed=y
(t.thn.). Diambil kembali dari https://id.quora.com/Apakah-BUMN-wajib-
menyampaikan-laporan-keuangan-yang-diaudit-oleh-auditor-independen
(t.thn.). Diambil kembali dari https://www.studocu.com/id/document/universitas-
andalas/manajemen-resiko-dan-audit-lingkungan/resume-6-tanggung-jawab-
audit-dan-tujuan/21382037
adminlp2m. (2022, Agustus 24). Mengenal Profesi Auditor. Diambil kembali dari
lp2m.uma.ac.id: https://lp2m.uma.ac.id/2022/08/24/mengenal-profesi-auditor-
pengertian-jenis-dan-tugasnya/#:~:text=Auditor%20independen%20

20
21

Sedayu, A. (2023 , Januari 26). Pengertian BUMN. Diambil kembali dari


bisnis.tempo.co : https://bisnis.tempo.co/read/1683911/pengertian-bumn-ciri-
ciri-jenis-tugas-dan-tujuannya
Sugianto, D. (2020, januari 13). Lapkeu Jiwasraya di 2017 Sudah Dikoreksi Tapi Masih
Dicap Modifikasian. Diambil kembali dari https://finance.detik.com:
https://finance.detik.com/moneter/d-4857723/lapkeu-jiwasraya-di-2017-sudah-
dikoreksi-tapi-masih-dicap-modifikasian
WAHID, S. H. (2020, Desember 13). laporan audit independen, komponen dann format
terbaru. Diambil kembali dari hukumline.com:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-andalas/manajemen-resiko-
dan-audit-lingkungan/resume-6-tanggung-jawab-audit-dan-tujuan/21382037
Indonesia, C. (2020, Januari 08). Kronologi Kasus Jiwasraya. Diambil kembali dari
cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai