Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGAUDITAN 1

“AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR”

Dosen Pengajar : Prof.Dr. Arifuddin, SE.,M.Si.,Ak, CA .

Oleh :

KELOMPOK 3

ANDI MUH. FADHIL ALIMRA (A031201134)

DIANDRA CHINTAFASYA MAHANGGI (A031201112)

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah serta
petunjuk-Nya sehingga makalah untuk mata kuliah Pengauditan 1 ini dapat penulis
selesaikan.

Penulisan modul pembelajaran ini merupakan tugas dalam mata kuliah Pengauditan 1
yang berisi kumpulan materi-materi pembahasan yang telah disusun dalam rancangan
pembelajaran di dalam kelas.

Dalam menyusun modul ini, penulis diberi bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak
baik itu secara ide maupun bantuan materi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan

Penulis juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan modul ini
meskipun telah mendapat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar kedepannya
penulis dapat menyusun modul ini lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap modul
pembelajaran ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khususnya kepada penulis
sendiri.

Makassar, 6 Maret 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................ 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 6
A. AUDIT LAPORAN KEUANGAN .............................................................................................. 6
B. STANDAR AUDITING ............................................................................................................. 10
C. LAPORAN AUDIT .................................................................................................................... 11
D. TANGGUNG JAWAB AUDITOR ........................................................................................... 13
BAB III ................................................................................................................................................... 17
PENUTUP .............................................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengauditan adalah suatu proses mengumpulkan dan mengevaluasi bukti mengenai
informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi yang didapat
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh pihak yang kompeten dan
independen.

Audit laporan keuangan adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik untuk
menyatakan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan kaidah berlaku. Ini membantu
menjawab apakah laporan keuangan telah disajikan secara adil, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Bagi perusahaan publik , laporan keuangan yang disajikan dalam laporan


tahunan perusahaan harus diaudit. Laporan keuangan harus diperiksa oleh akuntan independen
yang kemudian menyatakan pendapatnya pada laporan keuangan.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor memiliki beberapa tanggung jawab.


Tanggung jawab ini harus diperhatikan setiap melakukan audit. Auditor harus memiliki rasa
tanggungjawab terhadap pekerjaannya dan mampu mempertanggungjawabkan opini yang
dikeluarkannya apakah dapat menjamin laporan keuangan klien bebas dari salah saji material
atau tidak. Sebagaimana dalam SA 240 dinyatakan bahwa auditor memiliki tanggung jawab untuk
memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah bebas
dari salah saji material, yang disebabkan oleh kesalahan penyajian material, baik kecurangan
ataupun kekeliruan. Tanggung jawab auditor mempunyai peran terhadap kemampuan auditor
dalam mendeteksi kecurangan. Semakin tinggi tanggungjawab seorang auditor maka semakin
tinggi kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan(Hutabarat:2015).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud audit terhadap laporan keuangan?
2. Hal-hal apa saja yang mendasari audit laporan keuangan?
3. Bagaimana standar auditing?
4. Bagaimana laporan auditing?
5. Apa saja tanggung jawab seorang auditor?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan audit terhadap laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang mendasari audit laporan keuangan.
3. Untuk mengetahui bagaimana standar auditing.
4. Untuk mengerahui laporan auditing.
5. Untuk Mengetahui apa saja tanggung jawab seorang auditor
BAB II

PEMBAHASAN

A. AUDIT LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan merupakan hal yang penting dalam keberlangsungan sebuah
perusahaan. Laporan keuangan yang sehat merupakan laporan yang valid dan dapat diandalkan.
Tentu saja laporan seperti ini ini menjadi penentu standar akuntabilitas sebuah perusahaan. Untuk
memenuhi standar keuangan yang dapat dipercaya, pemeriksaan menyeluruh terhadap laporan
keuangan harus dilakukan agar penyajian data sesuai dengan aturan dan prinsip akuntansi yang
berlaku. Pemeriksaan ini biasa dikenal dengan istilah audit laporan keuangan.

Audit bertujuan untuk meyakinkan kembali bahwa laporan keuangan yang dimiliki
perusahaan, organisasi dan lembaga telah disusun melalui prinsip dan standar akuntansi yang
berlaku. Dalam audit laporan keuangan akan dipastikan kembali bahwa perusahaan telah
melaporkan jumlah keuangan sesuai dengan keadaan sebenarnya pada tanggal pelaporan yang
dicantumkan.

Untuk beberapa perusahaan publik, auditor juga menerbitkan laporan pengendalian


internal atas pelaporan keuangan seperti yang dipersyaratkan oleh Bagian 404 dari Sarbanes-
Oxley Act. Auditor mengumpulkan bukti untuk mencapai kesimpulan tentang apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar dan untuk menentukan efektivitas pengendalian internal,
setelah itu mereka menerbitkan laporan audit yang sesuai. Jika auditor yakin bahwa laporan
tersebut tidak disajikan secara wajar atau tidak dapat mencapai kesimpulan karena bukti yang
tidak cukup, auditor bertanggung jawab untuk memberi tahu pengguna melalui laporan auditor.
Setelah penerbitannya, jika fakta menunjukkan bahwa pernyataan tersebut tidak disajikan secara
wajar, auditor mungkin harus menunjukkan kepada pengadilan atau badan pengatur bahwa audit
dilakukan dengan cara yang tepat dan auditor mencapai kesimpulan yang wajar.

Empat Tahap Audit Laporan Keuangan :

Fase I : Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit

Untuk setiap audit tertentu, ada banyak cara di mana auditor dapat mengumpulkan bukti
untuk memenuhi tujuan audit keseluruhan dalam memberikan opini atas laporan keuangan.

Dua pertimbangan utama mempengaruhi pendekatan yang dipilih auditor:


1. Bukti yang cukup dan tepat harus dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan auditor
tanggung jawab profesional.

2. Biaya pengumpulan bukti harus diminimalkan.

Pertimbangan pertama adalah yang paling penting, tetapi minimalisasi biaya diperlukan
jika perusahaan CPA ingin kompetitif dan menguntungkan. Jika tidak ada perhatian untuk
mengendalikan biaya, pengambilan keputusan bukti akan mudah. Auditor akan terus
menambahkan bukti, tanpa memperhatikan efisiensi, sampai mereka cukup yakin bahwa tidak ada
salah saji material.

Fase II : Lakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

Sebelum auditor dapat membenarkan pengurangan risiko pengendalian yang dinilai yang
direncanakan ketika pengendalian internal diyakini efektif, mereka harus terlebih dahulu menguji
efektivitas pengendalian.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa pengendalian internal klien memerlukan verifikasi oleh
petugas independen dari semua harga jual unit pada penjualan sebelum faktur penjualan
dikirimkan ke pelanggan. Kontrol ini secara langsung berkaitan dengan akurasi tujuan audit
terkait transaksi untuk penjualan. Auditor dapat menguji efektivitas pengendalian ini dengan
memeriksa file transaksi penjualan untuk bukti bahwa harga jual satuan telah diverifikasi.

Auditor juga mengevaluasi pencatatan transaksi klien dengan memverifikasi jumlah


moneter transaksi, suatu proses yang disebut pengujian substantif transaksi.Sebagai contoh,
auditor mungkin menggunakan perangkat lunak komputer untuk membandingkan harga jual unit
pada faktur penjualan duplikat dengan file elektronik harga yang disetujui sebagai pengujian atas
akurasi tujuan untuk tindakan trans penjualan. Seperti pengujian pengendalian pada paragraf
sebelumnya, pengujian ini memenuhi akurasi tujuan audit terkait transaksi untuk penjualan.

Fase III : Melakukan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo

Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo
akun atau data lain tampak wajar. Sebagai contoh, untuk memberikan jaminan atas tujuan akurasi
baik untuk transaksi penjualan (tujuan audit terkait transaksi) dan piutang (tujuan audit terkait
saldo), auditor dapat memeriksa transaksi penjualan dalam jurnal penjualan untuk jumlah yang
luar biasa besar dan juga membandingkan total penjualan bulanan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Jika perusahaan secara konsisten menggunakan harga penjualan yang salah atau
mencatat penjualan dengan tidak benar, perbedaan yang signifikan mungkin terjadi.
Pengujian rincian saldo adalah prosedur khusus yang dimaksudkan untuk menguji salah
saji moneter dalam saldo dalam laporan keuangan. Contoh yang terkait dengan tujuan akurasi
untuk piutang (tujuan audit terkait saldo) adalah komunikasi tertulis langsung dengan pelanggan
klien untuk mengidentifikasi jumlah yang salah. Pengujian atas rincian saldo akhir sangat penting
untuk pelaksanaan audit karena sebagian besar bukti diperoleh dari sumber yang independen dari
klien dan oleh karena itu dianggap berkualitas tinggi.

FASE IV: Selesaikan audit dan keluarkan laporan audit

Setelah auditor menyelesaikan semua prosedur untuk setiap tujuan audit dan untuk setiap
akun laporan keuangan dan pengungkapan terkait, informasi yang diperoleh perlu digabungkan
untuk mencapai kesimpulan keseluruhan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Proses yang sangat subjektif ini sangat bergantung pada pertimbangan profesional auditor. Ketika
audit selesai, CPA harus mengeluarkan laporan audit untuk menyertai laporan keuangan klien
yang dipublikasikan.

Boynton memaparkan hal-hal atau asas-asas yang mendasari audit laporan keuangan yaitu :

a) Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing

Audit laporan keuangan terdiri dari upaya memahami bisnis dan industri klien serta
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan
manajemen,sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan
keuangan tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara
wajar sesuai dengan standar yang digunakan dalam hal ini GAAP (Generally Accepted
Accounting Principles). Auditor bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti, serta dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam
bentuk pendapat atau opini atau laporan keuangan. Tujuan utama audit laporan keuangan bukan
untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen.

b) Pembuktian dan Pertimbangan Profesional dalam Audit Laporan Keuangan

Audit dilakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat diteliti untuk
pembuktian. Data dikatakan dapat diteliti untuk pembuktian apabila ada dua atau lebih orang
yang memiliki kualifikasi yang dapat memberikan kesimpulan yang serupa dari data yang
diperiksa. Kemampuan dapat diteliti untuk pembuktian terutama berkaitan dengan tersedianya
atestasi bukti pada validitas informasi yang sedang dipertimbangkan. Akuntansi dan auditing
secara signifikan memerlukan apa yang disebut pertimbangan professional. Oleh karena
auditor itu hanya mencari dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor memperoleh bukti-bukti untuk
memvalidasi serta melihat ketepatan perlaukuan akutansi atas transaksi dan saldo.

c) Kebutuhan akan Audit Laporan Keuangan

Perlunya dilakukan audit secara independen atas laporan keuangan karena empat kondisi
berikut ini:

 Pertentangan Kepentingan

Pertentangan kepentingan da pat t erj adi di ant a r a be rb a gai kelo m p ok p en


ggun a lapo ra n k eu an gan seperti para kreditor dan para pemegang saham. Oleh karena
itu, para pengguna mencari keyakinan dari auditor indenpenden luar bahwa informasi
tersebut telah (1) bebas dari bias untuk kepentingan manajemen dan (2) netral untuk
kepentingan berbagai kelompok pengguna.

 Konsekuensi

Laporan keuangan yang diterbikan menyajikan informasi yang penting dan dalam
beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber informasi yang digunakan untuk membuat
keputusan investasi yang signifikan, peminjaman, serta keputusan lainnya .Oleh karena itu,
para pengguna menginginkan laporan keuangan tersebut memuat sebanyak mungkin
data yang relevan.

 Kompleksitas

Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas, maka risiko interpretasi dan


risiko timbulnya kesalahan yang tidak disengaja juga ikut meningkat. karena para pengguna
informasi merasa semakin sulit atau bahkan mustahil untuk mengevaluasi sendiri mutu
laporan keuangan yang dihasilkan, sehingga mereka mengandalkan auditor independen untuk
menilai mutu informasi yang dimuat dalam laporan keuangan.

 Keterpencilan

Para pengguna laporan keuangan, bahkan pengguna yang paling andal sekalipun
menganggap tidak praktis lagi untuk mencari akses langsung pada catatan akuntansi
untuk melaksanakan sendiri verifikasi atas asersi (pernyataan) laporan keuangan. Oleh
karena itu, Para pengguna laporan keuangan lebih mengandalkan laporan auditor untuk
memenuhi kebutuhannya.

d) Manfaat Ekonomi Suatu Audit

Beberapa manfaat dari audit laporan keuangan adalah sebagai berikut:


 Akses ke pasar modal. Perusahaan go-publik harus memenuhi statuta (ketentuan
hukum) persyaratan audit terlebih dahulu, agar dapat mencatatkan sahamnya sebelum di
perdagangkan di pasar modal.
 Biaya modal yang lebih rendah. Laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit ak an
menurunkan risiko informasi, maka auditor dapat menawarkan tingkat bunga yang lebih
rendah, dan investor akan setuju untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih
rendah atas investasi mereka.
 Penangguhan inefisiensi dan kecurangan. Apa bila para pegawai mengetahui akan di
adakan audit independen, mereka akan menjadi lebih berhati-hati dan berusaha sesedikit
mungkin melakukan kesalahan dalam menjalankan fungsi akuntansi dan
menyalahgunakan aset perusahaan, selain itu dapat mengurangi kemungkinan manajemen
melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan
 Peningkatan pengendalian dan operasional. Sering kali auditor independen
memberikan saran untuk meningkatkan pengendalian serta mencapai efisiensi operasi yang
lebih tinggi dalam organisasi klien.

B. STANDAR AUDITING
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut
Akuntansi Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan,
dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audir
atas laporan keuangan historis . standar auditing terdiri atas sepuluh standard an dirinci dalam
bentuk pernyataan standar auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih
lanjut masing-masing standar yang tercantum didalam standar auditing.

Standar auditing ini dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh seorang
auditor independen tanpa memandang skala ukuran kegiatan klien, bentuk organisasi bisnis, jenis
industri, atau apakah tujuan entitas dalam mencari laba. Oleh karena itu, standar dapat diterapkan
sama pada setiap audit laporan keuangan.

Berikut adalah standar auditing yang berlaku umum:

1. Standar Umum, berfungsi untuk mengatur syarat-syarat diri auditor. Standar umum
terdiri dari:

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam


sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
3. Dalam pelaksanaan audit dan pelaporannya, auditor wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan lapangan, berfungsi untuk mengatur mutu pelaksanaan auditing.

Standar pekerjaan lapangan terdiri dari:

1. pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan sistem harus


disupervisi dengan semestinya

2. pemahaman memadai atas Struktur Pengendalian Intern (SPI) harus diperoleh


untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan

3. bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,


pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit

3. Standar Pelaporan, berfungsi sebagai panduan bagi auditor dalam


mengkomunikasikan hasil audit melalui laporan audit kepada pemakai informasi
keuangan. Standar pelaporan terdiri dari:

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) di indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan jika ada ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam menyusun laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan prinsip akuntasi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,


kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. laporan auditor, harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan


keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat ddiberikan.jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasanya harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan jika ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

C. LAPORAN AUDIT
Laporan Audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan
keuangan yang diaudit.
Laporan audit wajar tanpa pengecualian standar auditor berisi tujuh bagian berbeda:

1. Judul laporan. Standar auditing mengharuskan laporan tersebut diberi judul dan
judulnya mencantumkan kata independen. Misalnya, judul yang sesuai mencakup
“laporan auditor independen”, “laporan auditor independen”, atau “pendapat akuntan
independen”. Persyaratan judul yang memuat kata mandiri disampaikan kepada
pengguna bahwa audit itu tidak bias dalam semua aspek.
2. Alamat laporan audit. Laporan tersebut biasanya ditujukan kepada perusahaan,
pemegang sahamnya, atau dewan direksi. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah menjadi
kebiasaan untuk menyampaikan laporan kepada dewan direksi dan pemegang saham
untuk menunjukkan bahwa auditor independen dari perusahaan.
3. Paragraf pengantar. Paragraf pertama laporan melakukan tiga hal: Pertama, membuat
pernyataan sederhana bahwa KAP telah melakukan audit. Hal ini dimaksudkan untuk
membedakan laporan dengan laporan kompilasi atau review.
4. Ruang lingkup paragraf. Paragraf ruang lingkup adalah pernyataan faktual tentang apa
yang dilakukan auditor dalam audit.
5. Paragraf opini. Paragraf terakhir dalam laporan standar menyatakan kesimpulan auditor
berdasarkan hasil audit. Bagian dari laporan ini sangat penting sehingga seringkali
seluruh laporan audit hanya disebut sebagai opini auditor. Paragraf opini dinyatakan
sebagai opini bukan sebagai pernyataan fakta mutlak atau jaminan.
6. Nama perusahaan CPA. Nama tersebut mengidentifikasi kantor akuntan publik atau
praktisi yang melakukan audit. Biasanya, nama KAP digunakan karena seluruh KAP
memiliki tanggung jawab hukum dan profesional untuk memastikan bahwa kualitas audit
memenuhi standar profesional.
7. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk laporan adalah tanggal dimana auditor
menyelesaikan prosedur audit di lapangan.Tanggal ini penting bagi pengguna karena
menunjukkan hari terakhir tanggung jawab auditor atas penelaahan atas peristiwa penting
yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan.

Jenis-jenis laporan audit :

1. Disclaimer of Opinion

Jenis opini audit yang pertama adalah disclaimer of opinion. Dalam contoh laporan audit ini,
auditor tidak menyampaikan pendapat apapun tentang laporan keuangan kliennya.

2. Qualified Opinion
Dalam hal ini ditulis oleh akuntan publik bersertifikat dalam bentuk laporan audit. Bentuk
laporan keuangan perusahaan yang disajikan secara umum, kecuali untuk masalah tertentu.

3. Adverse Opinion

Sementara, adverse opinion adalah salah satu jenis laporan audit atau jenis opini audit yang sering
dipakai ketika terjadi kekeliruan laporan keuangan. Pengertian adverse opinion adalah jenis
laporan audit yang dibuat auditor untuk menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan
terdapat kekeliruan. Hal ini, mencerminkan contoh laporan audit melalui kinerja dan kondisi
keuangan yang kurang akurat.

4. Modified Unqualified Opinion

Jenis laporan audit yang dikeluarkan untuk memeriksa laporan keuangan ketika auditor
menjumpai adanya ketidaksesuaian. Dengan arti lain, laporan keuangan yang disusun tersebut
tidak dibuat secara wajar sesuai kerangka akuntansi.

5. Unqualified Opinion

Ini adalah opini audit yang dibuat auditor independen untuk menilai laporan keuangan
perusahaan disajikan secara akurat dan tepat, tanpa pengecualian dan sesuai prinsip akuntansi
yang berlaku. Unqualified opinion adalah jenis laporan audit yang paling umum ditemui dalam
perusahaan. Jenis opini audit ini menunjukkan hasil pemeriksaan yang dilakukan selama masa
audit. Unqualified opinion adalah jenis laporan audit yang diterbitkan oleh auditor ketika ia yakin
kebijakan akuntansi dan penerapan serta dampaknya sudah diungkapkan secara akurat dalam
laporan keuangan tersebut.

D. TANGGUNG JAWAB AUDITOR


Menurut SA 240 , menyatakan bahwa auditor memiliki tanggung jawab untuk
merencanakan dan menjalankan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah
laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh kesalahan ataupun
kecurangan dan oleh karena itu memungkinkan auditor untuk menyatakan suatu opini tentang
apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan suatu kerangka
pelaporan keuangan yang beraku, dan melaporkan tentang laporan keuangan, dan berkomunikasi
seperti yang diisyaratkan oleh standar auditing, sesuai dengan temuan auditor (SPAP). Bila
auditor juga melaporkan tentang keefektifan pengendalian internal atas pelaporan keuangan,
auditor juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kelemahan yang material dalam
pengendalian internal atas pelaporan keuagan (Arens, et al 2014:170).

Menurut Mulyadi ( 2002 :55) ada beberapa tanggung jawab auditor, yaitu :
1. Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi dan melaporkan kekeliruan dan
ketidakberesan, meliputi mendeteksi dan melaporkan adanya suatu tindak kesalahan dan
kecurangan.

2. Tanggung jawab untuk menemukan pelanggaran hukum oleh klien, meliputi


mendeteksi adanya tindakan kekeliruan dan kecurangan.

3. Tanggung jawab mempertahankan sikap independen, meliputi mempertahankan sikap


mental independen.

4. Tanggung jawab untuk memberikan pertimbangan atas kemampuan entitas dalam


mempertahakan kelangsungan hidupnya, meliputi mengevaluasi tentang kesangsian dalam
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Salah Saji Material Versus Immaterial Salah saji biasanya dianggap material jika gabungan
kesalahan yang tidak dikoreksi dan kecurangan dalam laporan keuangan kemungkinan akan
mengubah atau memengaruhi keputusan orang yang wajar menggunakan laporan tersebut.
Meskipun sulit untuk mengukur ukuran materialitas, auditor bertanggung jawab untuk
memperoleh keyakinan memadai bahwa ambang batas materialitas ini telah dipenuhi. Akan
sangat mahal (dan mungkin tidak mungkin) bagi auditor untuk memiliki tanggung jawab untuk
menemukan semua kesalahan dan kecurangan yang tidak material.

Reasonable Assurance Assurance adalah ukuran tingkat kepastian yang diperoleh auditor pada
saat penyelesaian audit. Standar auditing menunjukkan keyakinan memadai adalah tingkat
keyakinan yang tinggi, tetapi tidak mutlak, bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Konsep keyakinan yang wajar, tetapi tidak mutlak, menunjukkan bahwa auditor bukan merupakan
penjamin atau penjamin atas kebenaran laporan keuangan. Dengan demikian, audit yang
dilakukan sesuai dengan standar auditing mungkin gagal mendeteksi salah saji material.

Jika auditor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua asersi dalam pernyataan itu
benar, jenis dan jumlah bukti yang diperlukan dan biaya yang dihasilkan dari fungsi audit akan
meningkat sedemikian rupa sehingga audit tidak praktis secara ekonomi. Meski begitu, auditor
tidak mungkin mengungkap semua salah saji material dalam setiap audit. Pertahanan terbaik
auditor ketika salah saji material tidak terungkap adalah telah melakukan audit sesuai dengan
standar auditing.
Kesalahan Versus Penipuan Standar audit membedakan antara dua jenis salah saji: kesalahan
dan penipuan. Salah satu jenis salah saji dapat material atau tidak material. Kesalahan adalah salah
saji laporan keuangan yang tidak disengaja, sedangkan penipuan disengaja . Dua contoh kesalahan
adalah kesalahan dalam memperpanjang harga dikalikan kuantitas pada faktur penjualan dan
mengabaikan bahan baku yang lebih tua dalam menentukan biaya atau pasar yang lebih rendah
untuk persediaan.

Untuk penipuan, ada perbedaan antara penyalahgunaan aset, sering disebut penipuan atau
penipuan karyawan, dan penipuan pelaporan keuangan, sering disebut penipuan manajemen.
Contoh penyalahgunaan aset adalah petugas mengambil uang tunai pada saat penjualan dilakukan
dan tidak memasukkan penjualan di kasir. Contoh pelaporan keuangan yang curang adalah
penyajian berlebihan yang disengaja atas penjualan di dekat tanggal neraca untuk meningkatkan
laba yang dilaporkan.

Skeptisisme Profesional Standar audit mengharuskan audit dirancang untuk memberikan


keyakinan memadai untuk mendeteksi kesalahan material dan kecurangan dalam laporan
keuangan. Untuk mencapai hal ini, audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap
skeptisisme profesional dalam semua aspek perikatan. Skeptisisme profesional adalah sikap yang
mencakup pikiran yang mempertanyakan dan penilaian kritis terhadap bukti audit. Auditor tidak
boleh berasumsi bahwa manajemen tidak jujur, tetapi kemungkinan ketidakjujuran harus
dipertimbangkan. Pada saat yang sama, auditor juga tidak boleh berasumsi bahwa manajemen
tidak diragukan lagi jujur.

Penipuan Akibat Pelaporan Keuangan Kecurangan Versus Penyalahgunaan Aset Baik


pelaporan keuangan yang curang maupun penyalahgunaan aset berpotensi merugikan pengguna
laporan keuangan, tetapi ada perbedaan penting di antara keduanya. Pelaporan keuangan yang
curang merugikan pengguna dengan memberikan mereka informasi laporan keuangan yang salah
untuk pengambilan keputusan mereka. Ketika aset disalahgunakan, pemegang saham, kreditur,
dan lainnya dirugikan karena aset tidak lagi tersedia bagi pemiliknya yang sah.

Tindakan ilegal didefinisikan sebagai pelanggaran hukum atau peraturan pemerintah selain
penipuan. Dua contoh tindakan ilegal adalah pelanggaran undang-undang pajak federal dan
pelanggaran undang-undang perlindungan lingkungan federal.

Auditor memiliki tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan melaporkan tindakan ilegal:
 Akumulasi Bukti Ketika Tidak Ada Alasan untuk Percaya Adanya Tindakan Ilegal
Akibat Tidak Langsung

Banyak prosedur audit yang biasanya dilakukan pada audit untuk mencari kesalahan dan
penipuan juga dapat mengungkap tindakan ilegal. Contohnya termasuk membaca risalah dewan
direksi dan menanyakan pengacara klien tentang litigasi. Auditor juga harus menanyakan kepada
manajemen tentang kebijakan yang telah mereka tetapkan untuk mencegah tindakan ilegal dan
apakah manajemen mengetahui adanya undang-undang atau peraturan yang telah dilanggar oleh
perusahaan. Selain prosedur ini, auditor tidak boleh mencari tindakan ilegal yang berdampak tidak
langsung kecuali ada alasan untuk meyakini bahwa tindakan tersebut mungkin ada.

 Akumulasi Bukti dan Tindakan Lain Ketika Ada Alasan untuk Percaya Tindakan
Ilegal Akibat Langsung atau Tidak Langsung Mungkin Ada

Auditor dapat menemukan indikasi kemungkinan tindakan ilegal dalam berbagai cara.
Ketika auditor yakin bahwa tindakan ilegal mungkin telah terjadi, beberapa tindakan diperlukan
untuk menentukan apakah dugaan tindakan ilegal itu benar-benar ada:

1. Auditor harus terlebih dahulu menanyakan kepada manajemen pada tingkat di atas mereka
yang mungkin terlibat dalam potensi tindakan ilegal.

2. Auditor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum klien atau spesialis lain yang memiliki
pengetahuan tentang potensi tindakan ilegal.

3. Auditor harus mempertimbangkan untuk mengumpulkan bukti tambahan untuk menentukan


apakah benar-benar ada tindakan ilegal.

 Tindakan Ketika Auditor Mengetahui Tindakan Ilegal

Tindakan pertama ketika tindakan ilegal telah diidentifikasi adalah mempertimbangkan


dampaknya terhadap laporan keuangan, termasuk kecukupan pengungkapan. Efek ini mungkin
kompleks dan sulit untuk diselesaikan. Misalnya, pelanggaran undang-undang hak sipil dapat
melibatkan denda yang signifikan, tetapi juga dapat mengakibatkan hilangnya pelanggan atau
karyawan kunci, yang secara material dapat mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran di masa
depan. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengungkapan yang berkaitan dengan tindakan ilegal
tidak memadai, auditor harus memodifikasi laporan audit sebagaimana mestinya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Laporan keuangan yang sehat merupakan laporan yang valid dan dapat diandalkan. Tentu
saja laporan seperti ini ini menjadi penentu standar akuntabilitas sebuah perusahaan. Untuk
memenuhi standar keuangan yang dapat dipercaya, pemeriksaan menyeluruh terhadap laporan
keuangan harus dilakukan agar penyajian data sesuai dengan aturan dan prinsip akuntansi yang
berlaku. Pemeriksaan ini biasa dikenal dengan istilah audit laporan keuangan.

Audit bertujuan untuk meyakinkan kembali bahwa laporan keuangan yang dimiliki
perusahaan, organisasi dan lembaga telah disusun melalui prinsip dan standar akuntansi yang
berlaku. Dalam audit laporan keuangan akan dipastikan kembali bahwa perusahaan telah
melaporkan jumlah keuangan sesuai dengan keadaan sebenarnya pada tanggal pelaporan yang
dicantumkan.

Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk
memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji
material, yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan dan oleh karena itu memungkinkan
auditor untuk menyatakan suatu opini tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang beraku, dan melaporkan
tentang laporan keuangan, dan berkomunikasi seperti yang diisyaratkan oleh standar auditing,
sesuai dengan temuan auditor (SPAP).

B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor ini,
diharapkan pembaca dapatmemahami lebih lanjut tentang “Audit Laporan Keuangan dan
Tanggung Jawab Auditor” dan dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C. and Johnson, Raymond N. 2006. Modern Auditing:


Assurance Services and the Integrated of Financial Reporting, Eighth Edition, United
States of America. John Wiley & Sons.

Elden J. Randal Alvin A. Arens, and Mark S. Beaksky. 2010. Auditing


And Assurance Services: An Integrated Approach, Eleventh Edition, United States of
America: Pearson Prentice Hall.

Irawanto Rudi (April 2014). Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab
Auditor.

Harmony.co.id. 2022. 5 Jenis Laporan Audit Yang Penting Untuk Diketahui.


[online] Available at: <https://www.harmony.co.id/blog/5-jenis-laporan-audit-untuk-
diketahui> [Diakses 7 March 2022].

Anda mungkin juga menyukai