Anda di halaman 1dari 22

PERTANGGUNG JAWABAN DAN TUJUAN AUDIT

Disusun untuk Memenuhi Tugas kelompok Mata Kuliah


AUDITING I
Dosen pengampu: ROSLIANA. S.E., M.Si

DIBUAT OLEH
KELOMPOK 3

NAMA: ARINDA SAFITRI (102181010006)


NAMA: SITI AISYAH BAHAR (102181010034)
NAMA: SONIATI (102181010037)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
TEMBILAHAN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi
umat-Nya. Alhamdulilaah Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
AUDITING I dengan Judul “TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT”,
karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis maka Makalah ini jauh dari
sempurna untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga
bantuan dan bimbingan yang telh diberikan kepada kami mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Amin

Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya


bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Tembilahan, 16 maret 2020

Kelompok III

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan Melakukan Audit Atas Laporan Keuangan ............................ 3
B. Tanggung Jawab Manajemen ............................................................. 3
C. Tanggung Jawab Audit........................................................................ 4
D. Siklus Laporan Keungan .................................................................... 7
E. Menetapkan Tujuan Audit................................................................ 9
F. Tujuan Audit Terkait Transaksi........................................................... 11
G. Tujuan Audit Berkaitan dengan Saldo................................................. 12
H. Bagaimana Tujuan Audit dapat dipenuhi............................................ 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Perusahaan ZZZ Best Company pada pertengahan tahun ’80an ialah
salah satu perusahaan terkenal di AS. Perusahaan yang didirikan oleh
remaja berumur 16 tahun bernama Barry Minkow, perusahaan ini bergerak
di bidang pembersih karpet.
Di bawah kelola Barry Minkow, asset perusahaan ini membludak dari
sekitar $200,000 menjadi $5,000,000 dan pendapatnya menjadi
$50,000,000 juta. Dengan semboyannya “langit ialah batasnya”. Dia
berhasil mengubah perusahaan tersebut dan dirinya masuk kalangan
miliader. Namun setelah terkenal selama beberapa tahun, perusahaannya
jatuh bangkrut karena aksi penipuan yang dilakukan oleh Barry Minkow,
sang pengelola. Dirinya terbukti melakukan pelanggaran hukum seperti
membuat laporan keuangan fiktif, penipuan cek dan kartu kredit, dan
penipuan terhadap nasabah bahkan temannya. Dia didakwa 57 pelanggaran
hukum dan dituntut penjara selama 25 tahun.
Masyarakat AS pun juga menyalahkan regulator institusi keuangan
seperti the Securities and Exchange Commission (SEC) dan kantor
akuntan public karena dianggap lalai dalam mengatur perusahaan –
perusahaan. Ini merupakan pukulan telak bagi pegulator dan pemerintahan
AS karena seorang remaja mampu menipu regulator dan pemerintah AS.
Kasus bangkrutnya ZZZZ Best Company menjadi titik tolak bagi
regulator keuangan AS untuk manata ulang peraturan – peraturan
keuangan. Namun tetap saja kasus seperti ini akan terjadi di kemudian hari
tentu saja dengan menculnya Barry – Barry yang lain.
Betapa luar biasanya cerita ZZZ best ini, ketika para pengamat ahli di
minta untuk mengomentari masalah ini, sebagian besar menjawab: ‘itu
bukan yang pertama dan bukan juga yang trakhir kalinya di lakukan’.
Masyarakat akan bertanya, “ di mana para auditor itu?”

4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,
maka rumusan masalah yang diajukan adalah :
1. Apakah tujuan melakukan audit atas laporan keuangan?
2. Bagaimanakah tanggung Jawab Manajemen?
3. Bagaimanakah tanggung Jawab Audit?
4. Bagaimanakah siklus Laporan Keungan?
5. Bagaimanakah menetapkan Tujuan Audit?
6. Bagaimanakah Tujuan Audit Terkait Transaksi?
7. Bagaimanakah Tujuan Audit Berkaitan dengan Saldo?
8. Bagaimanakah cara agar Tujuan Audit dapat dipenuhi?

C. TUJUAN
1. Untuk memahami tujuan melakukan audit atas laporan keuangan.
2. Untuk memahami tanggung Jawab Manajemen.
3. Untuk memahami tanggung Jawab Audit.
4. Untuk memahami siklus Laporan Keungan.
5. Untuk memahami dalam menetapkan Tujuan Audit.
6. Untuk memahami Tujuan Audit Terkait Transaksi.
7. Untuk memahami Tujuan Audit Berkaitan dengan Saldo.
8. Untuk memahami cara agar Tujuan Audit dapat dipenuhi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN


SAS I (AU 110) menyatakan :
Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen
adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal
material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Auditor mengumpulkan bukti untuk membuat kesimpulan tentang
apakah laporan keuangan telah disajikan secara dalam semua hal yang
material, sesudah itu baru menerbitkan laporan audit yang tepat.
Auditor memiliki suatu tanggung jawab untuk memberikan suatu
peringatan kepada para pengguna laporan tentang laporan keungan
tersebut telah disajikan dengan tepat atau tidak.
Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit:
1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun dan
pengungkapan
5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun dan
pengungkapan

B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN


Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik,
menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan
laporan keuangan yang wajar berada di pundak manajemen, bukan di
pundak auditor. karena manajemen perusahaan memiliki pengetahuan
lebih dalam akan berbagai transaksi perusahaa serta aktiva, utang dan
modal perusahaan daripada pengetahuan yang dimiliki auditor.

6
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan
keuangan berkaitan dengan privilege untuk menentukan penyajian dan
pengungkapan apa yang dianggap penting dan perlu. Meskipun
manajemen bertanggung jawabmempersiapkan laporan keuangan serta
catatan atas laporan keuangan, adalah hal yang diizinkan bagi seorang
auditor menyiapkan draft laporan keungan bagi kliennya atau untuk
menawarkan berbagai usulan klarifikasi. Jika manajemen bersikeras
dengan pengungkapan laporan keuangan yang menurut auditor tidak dapat
diterima, auditor dapat memilih untuk menerbitkan pendapat tidak wajar
atau wajar dengan pengecualian atau mengundurkan diri dari penugasan
tersebut.
Sarbanes-Okley Act mengharuskan CEO dan CFO perusahaan publik
untuk harus menyertifikasi setiap laporan yang berisi laporan keuangan
perusahaan dan menyatakan bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan
persyaratan Security Exchange Act tahun 1934 dan informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material serta menandatangani laporan keuangan.
C. TANGGUNG JAWAB AUDITOR
Berdasarkan SAS 1 (AU 110), “Auditor bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang
layak tentang apakah laporan keuangan talah bebas dari salah saji yang
material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan.
Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat
memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, bahwa salah saji
yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang
layak bahwa salah saji, apakah yang disebabkan oleh nkekeliruan ataupun
kecurangan, yang tidak material bagi laporan keuangan dapat dideteksi.”
Paragraf dalam AU 110 ini membahas tanggung jawab auditor untuk
mendeteksi salah saji yang material dalam laporan keuangan, melaporkan
tentang keefektifan pengendalian internal, dan mengidentifikasi kelemahan
yang material dalam pengendalian internal atas laporan keuangan.

7
Dibawah ini adalah pembahasan yang terkait dengan standar-standar
tentang tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang material
mencakup beberapa istilah dan frasa penting.
Kesalahan penyajian yang Material versus Nonmaterial Salah saji
dianggap material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang
belum dikoreksi, auditor bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian
yang layak bahwa ambang batas materialitas telah dipenuhi. Namun
auditor bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa
ambang batas materialitas telah dipenuhi.
Kepastian yang Layak SAS 104 menyatakan bahwa kepastian yang layak
adalah tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan
keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Hal ini
mengindikasikan bahwa auditor bukanlah pemberi garansi atas kebenaran
laporan keuangan. Pembelaan terbaik yang dapat dilakukan auditor apabila
salah saji yang material tidak terungkap adalah melaksanakan audit sesuai
dengan standar auditing.
Tingkat keyakinan yang memadai keyakinan merupakan ukuran
tingkat kepastian yang diperoleh auditor pada akhir audit. Tingkat
keyakinan yang memadai (reasonable assurance) tidak di definisikan
literature tertentu, tetapi diasumsikan memiliki tingkatan yang lebih
rendah daripada kepastian atau keyakinan mutlak serta memiliki tingkatan
yang lebih tinggi daripada tingkatan yang lebih rendah. Terdapat sejumlah
alasan mengapa auditor bertanggung jawab atas tingkat keyakinan yang
memadai tetapi tidak mutlak. Sebagai akibatnya, auditor harus
menyadarkan diri pada bukti audit yang persuasive, tapi tidak meyakinkan.
Jika auditor bertanggung jawab dalam keyakinan bahwa seluruh asersi
dalam laporan keuangan tersebut benar adanya, maka berbagai persyaratan
bukti-bukti serta audit biaya yang diakibatkan dari dilaksanakannya fungsi
audit ini dapat meningkat hingga suatau batas tertentu. Pembalaan terbaik
yang dapat diberikan seorang auditor ketika terdapat suatu kesalahan
penyajian material yang terungkapkan dalm suatu proses audit adalah

8
bahawa audit tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan standar
professional akuntan public.
Kekeliruan versus Kecurangan, SAS 82 (AU 316) membuat
perbedaan antar dua jenis kesalahan penyajian yaitu : Kekeliruan (error)
adalah salah saji yang tidak disengaja, sementara kecurangan (fraud)
adalah salah saji yang disengaja dan dibedakan lagi menjadi misapropiasi
aktiva (misappropriation of assets), yang sering disebut penyalahgunaan
atau kecurangan karyawan, serta pelaporan keuangan yang curang
(fraudulent financial reporting) yang disebut kecurangan manajemen.
Skeptisme Profesional adalah sikap yang penuh dengan
keingintahuan serta penilaian kritis atas bukti audit. Auditor tidak boleh
mengasumsikan bahwa manajemen bersikap tidak jujur tapi juga tidak
boleh mengasumsikan bahwa menajemen tidak diragukan lagi
kejujurannya. Auditor bertanggung jawab untuk mendeteksi kekeliruan
dan kecurangan yang material. Menurut SAS 1 (AU 230) mewajibkan
bahwa audit harus dirancang sedemikian rupa agar dapat memberikan
tingkat keyakinan yang memadai untuk medeteksi baik kekeliruan maupun
kecurangan yang material yang terkandung dalam laporan keuangan.
Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang versus
Misapropriasi Aktiva Pelaporan keuangan yang curang merugikan
karena menyediakan informasi laporan keuangan yang tidak benar untuk
membuat keputusan, sedangkan misapropriasi aktiva merugikan pemagang
saham, kreditor, serta pihak lainnya karana aktiva tersebut tidak lagi
menjadi milik pemilik yang sah. Tiga situasi yang melibatkan pencurian
aktiva :
1. Aktiva dicuri serta pencurian tersebut ditutupi dengan mencatatkan
nilai aktiva yang lebih tinggi.
2. Aktiva di curi serta pencurian tersebut ditutupi dengan menurunkan
nilai pendapatan yang sebenarnya diperoleh atau dengan
meningkatkan nilai pengeluaran dari yang sebenarnya dikeluarkan.
3. Aktiva dicuri, tetapi penggelapan tersebut berhasil di temukan.

9
Dalam ketiga situasi tersebut, terjadi peristiwa penggelapan aktiva, tetapi
kesalahan penyajian dalam laporan keuangan hanya terjadi pada situasi
satu dan dua.
Tindakan Ilegal (tindakan yang melawan hukum) Merupakan
pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan.
Auditor bertanggung jawab untuk menemukan tindakan ilegal. Tindakan
illegal ini terbagi atas tindakan ilegal yang berdampak langsung dan
tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung.
Auditor mempunyai tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan
dan melaporkan tindakan illegal :
1. Pengumpulan Bukti Jika Tidak Ada Alasan untuk Percaya Bahwa Ada
Tindakan Ilegal yang Tidak Berpengaruh Langsung
2. Pengumpulan Bukti dan Tindakan Lainnya Apabila Ada Alasan Ubtuk
Mempercayai BahwaTindakan Ilegal yang Berdampak Langsung atau
Tidak Langsung Telah Terjadi
3. Berbagai Tindakan yang Dilakukan Apabila Auditor Mengetahui Suatu
Tindakan Ilegal

D. SIKLUS LAPORAN KEUANGAN


Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi
segman-segman atau komponen yang lebih kecil. Pendekatan siklus (cycle
approach) merupakan cara umum untuk membagi audit, yaitu dengan tetap
mempertahankan hubungan antara jenis (kelas) transaksi dan saldo akun
dalam segmen yang sama. Logika dari penggunaan siklus ini adalah
bahwa hal itu terkait dengan cara transaksi dicatat dalam jurnal dan
diikhtisarkan dalam buku besar serta laporan keuangan.
Gambar dibawah ini menyajikan arus tersebut :

10
Hubungan Antara Berbagai Siklus

KAS UMUM

SIKLUS
AKUISISI
MODAL DAN
PEMBAYARAN

SIKLUS SIKLUS SIKLUS


PENJUALAN AKUISISI DAN PENGGAJIAN
DAN PEMBAYARAN DAN PERSONALIA
PENAGIHAN

SIKLUS PERSEDIAN
DAN PERGUNAAN

Perhatikanlah gambar diatas, siklus-siklus itu tidak mempunyai titik


awal atau akhir kecuali pada posisi awal dan akhir perusahaan. Sebuah
perusahaan dimulai dengan memperoleh modal, umumnya berbentuk kas.
Dalam perusahaan manufaktur, kas digunakan untuk membeli bahan baku,
aktiva tetap, dan barang jasa untuk membuat persediaan (siklus akuisisi
dan pembayaran). Kas juga digunakan untuk memperoleh tenaga kerja

11
(siklus penggajian dan personalia). Hasil gabungan dari kedua siklus ini
adalah persediaan (siklus pesediaan dan pergudangan). Berikutnya,
persediaan dijual dan menghasilkan penagihan serta perolehan kas (siklus
penjualan dan penagihan). Kas yang dihasilkan lalu digunakan untuk
membayar deviden dan bunga atau membiayai perluasan modal serta
memulai kembali siklus-siklus tersebut.

E. MENETAPKAN TUJUAN AUDIT


Para auditor melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan
menggunakan pendekatan siklus, yaitu pengujian audit atas transaksi-
transaksi yang menghasilkan saldo akhir dan juga dapat melaksanakan
pengujian audit atas saldo akun serta pengungkapan yang terkait.
Secara umum, auditor telah menemukan bahwa cara yang paling
efisien dan efektif untuk melakukan audit adalah dengan memperoleh
beberapa kombinasi kepastian bagi setiap kelas transaksi dan saldo akhir
pada akun yang terkait.
Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit harus dipenuhi
sebelum auditor menyimpulkan bahwa :
o Transaksi - transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat, tujuan ini
disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
( transaction – related audit objectives). Sebagai contoh : terdapat
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi penjualan serta
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi retur dan
pengurangan harga penjualan.
o Beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun yang
disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ( balance-
related audit objectives). Sebagai contoh: ada tujuan audit khusus
yang berkaitan dengan saldo piutang usaha dan tujuan audit khusus
yang berkaitan dengan saldo utang usaha.
o Tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi
dalam laporan keuangan yang disebut tujuan audit yang berkaitan
dengan penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure

12
related audit objectives). Sebagai contoh: ada tujuan audit khusus
yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan untuk piutang
usaha serta wesel bayar.

1. Asersi Manajemen
Asersi manajemen (manajement assertions) adalah representasi
pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas
transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam laporan
keuangan.
Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP/PSAK), karena asersi ini
merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk
mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan
keuangan.
SAS 31 (AU 326) mengklasifikasikan asersi ke dalam lima kategori :
1. Keberadaan atau keterjadian ( existence or occurrence)
2. Kelengkapan ( completeness )
3. Penilaian atau alokasi ( valuation or aliocation )
4. Hak dan kewajiban ( rights and obligations )
5. Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure )
Berbagai asersi tentang keberadaan atau keterjadian berbagai
asersi tentang keberadaan dengan apakah aktiva, kewajiban, serta modal
yang dicantum dalam neraca memang benar adanya pada tanggal neraca.
Berbagai asersi tentang keperlengkapan asersi manajemen ini
menyatakan bahwa seluruh transaksi dan akun yang seharusnya disajikan
dalam laporan keuangan telah disajikan seluruhnya.
Berbagai aseri tentang penilaian atau alokasi asersi ini berkaitan
dengan apakah nilai nilai yang disajikan pada akun aktiva, kewajiban,
modal, pendapatan, dan beban dalam laporan keuangan merupakan nilai
yang tepat.

13
Berbagai asersi tentang hak dan kewajiban manajemen ini
membahas tentang apakah pada waktu tertentu aktiva merupakan hak
perusahaan dan pasiva merupakan kewajiban perusahaan.
Berbagai asersi tentang penyajian dan pengungkapan asersi ini
membahas tentang apakan berbagai komponen dalam laporan keuangan
telah digabungkan atau dipisahkan.
F. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI
Tujuan audit berkaitan dengan transaksi yang mengikuti dan
berhubungan erat dengan asersi manajemen, dan yang berkaitan dengan
transaksi untuk memberikan kerangka kerja guna membantu auditor
mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten yang diisyaratkan oleh
standard pekerjaan lapangan ketiga dan memutuskan bukti audit yang
tepat yang harus dikumpulkan bagi kelas transaksi sesuai dengan situasi
penugasan audit. Tujuan audit ini tetap sama antara satu audit ke audit
lainnya, tetapi bukti-buktinya bervariasi, tergantung situasinya.
Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan
transaksi dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi
setiap kelas transaksi. Dapat dikembangkan menjadi enam tujuan audit
umum yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang
akan diaudit. Berikut ini enam tujuan audit umum yang terkait dengan
transaksi:
Keberadaan- berbagai transaksi yang tercatat memang terjadi
tujuan ini membahas tentang apa kah berbagai transaksi yang tercatat
benar telah terjadi mencantukan transaksi penjualan tertentu kedalam buku
jurnal penjualan juka sebenarnya tidak terjadi transaksi penjualan
merukapan pelanggaran terhadap tujuan keberadaan. Tujun ini merupakan
jawaban auditor atas asesi mnajemen tentang keberaddan dan keterjadian.
Kelengkapan berbagai transaksi yang dicatat tujuan ini membahas
tentang apakah seleruh transaksi yang harus dicatat dalam berbagai jurnal
telah dicatatkan seluruhnya kegagalan dalam mencatat transaksi kedalam
jurnal penjualan kedalam buku besar jika transaksi penjualan telah terjadi

14
akan mjerupakan pelanggaran tujuan pelengkapan. Tujuan ini merupakan
imbangan bagi asersi manajemen tentang kelengkapan
Akurasi – berbagai transaksi yang tercatat telah dinyatakan
dalam nilai yang benar. Tujuan ini membahas tentang akurasi informasi
berbagai transaksi akuntansi untuk berbagai transaksi penjualan,
dimungkinkan terjadi pelanggaran terhadap tujuan akurasi jika jumlah
barang yang dikirimkan ternyata berbeda dengan jumlah barang yang
tercantum dalam kwitasi penagihan, pencantuman harga jual yang keliru
dlam kwitansi penagihan, terjadi kesalahan penjumlahan atau perkalian
dalam kwitansi penagihan, atau jumlah yang kliru telah dicantumkan
dalam buku jurnal penjualan. Akurasi merupakan bagian dari asersi utang
penilain dan alokasi
Sklasifikasi – berbagai transaksi yang tercatat dalam jurnal-
jiranal klien telah di klasifikasikan secara tepat, contoh kesalahan
klasifikasi penjualan adalah mencantumkan penjualan tunai sebagai
penjualan kredit, mencatat penjualan atas aktiva tetap untuk oprasional
perusahaan. Slasifikasipun merupakan bagian dari asersi penilaian dan
alokasi
Pemilihan waktu yang tepat (timing) – berbagai transaksi dicatat
pada tanggal yang benar kesalahan memilih waktu yang tetap terjadi jika
berbagai transaksi tidak dicatat pada tanggal-tanggal transaksi itu terjadi.
Timing pun merupakan bagian dari asersi penilaian dan alokasi
Pemindahbukuan ( posting) dan pengikhtisaran- berbagai
transaksi tercatat dengan tepat dicantumkan oppada masterfile serta
telah diikhtisarkan dengan benar. Tujuan ini berkaitan dengan
keakurantan dalam mentransfer informasi dari berbagai transaksi yang
telah tercatat pada berbagai jurnal kedalam buku besar pembantu serta
buku besar.pemindah bukuan dan pengikhtisaranpun merupakan bagian
dari asersi penilian dan alokasi.

15
G. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN SALDO
Tujuan audit berkaitan dengan saldo serupa dengan tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi yang baru saja dibahas, tujuan tersebut
mengikuti asersi manajemen dan memberikan kerangka kerja guna
membantu auditor mengumpulkan bukti yang tepat yang mencukupi
berkaitan dengan saldo akun. Juga ada tujuan audit umum dan audit
khusus yang berkaitan dengan saldo.
Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
dengan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi:
1. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun
seperti piutang usaha, persediaan, bukan kel;as transaksi seperti
transaksi penjualan dan pembelian persediaan.
2. Ada sembilan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dibandingkan
dengan enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
Tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo:
a. keberadaan-nilai yang tercantum memang terjadi, Tujuan ini
bersangkutan dengan apakah jumlah yang tercatat dalam laporan
keuangan memang harus dicantumkan.
b. Kelengkapan –nilai yang mempengaruhi saldo akun yang telah
dicantumkan , Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua
jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benar-benar telah
dicatat.
c. Keakuratan-nilai-nilai yang tercantum telah dinyatakan dengan
benar, Tujuan ini mengacu pada jumlah yang tercantum secara
aritmetika sudah benar.
d. Klasifikasi-nilai-nilai yang tercantum dalam daftar klien telah
diklasifikasikan dengan tepat, Klasifikasi ini melibatkan
penentuan apakah item-item yang ada dalam daftar klien telah
dicantumkan dalam akun-akun buku besar yang tepat.
e. Cutoff- berbagai transaksi yang terjadi disekitar tanggal neraca
telah dicatatkan pada periode yang tepat, Transaksi yang
mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat.

16
Tujuan auditor disini adalah menentukan apakah transaksi-
transaksi telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
f. Hubungan yang rinci (detail tie-in) – rincian saldo akun sesuai
dengan jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total
saldo akun, dan sesuai dengan total buku besar, Tujuan yang rinci
ini memastikan rincian dalam daftar telah disiapkan secara akurat,
ditambahkan dengan benar, dan sesuai dengan buku besar.
g. Nilai yang dapat direalisasi – aktiva yang telah dicantumkan
dalam jumlah yang diperkirakan akan direalisasi, Tujuan ini
terkait dengan apakah saldo akun telah dikurangi untuk
memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi
bersih.
h. Hak dan kewajiban , Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan
kewajiban dengan utang. Tujuan ini hanya diterapkan pada akun
aktiva serta merupakan bagian dari asersi manajemen tentang hak
dan kewajiban untuk saldo akun.

H. BAGAIMANA TUJUAN AUDIT TERPENUHI


Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencakupi guna
mendukung semua asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini
dilakukan dengan mengumpulkan bukti untuk mendukung beberapa
kombinasi yang tepat dari tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.
Auditor harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang
harus dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit.
Dengan cara auditor mengikuti suatu proses audit, yaitu metodologi yang
telah didefinisikan dengan baik untuk untuk menata audit guna
memastikan bahwa bukti yang telah diperoleh sudah mencukupi serta
tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang disyaratkan sudah ditetapkan
dan dipenuhi.
Ada empat fase audit laporan keuangan :

17
FASE I
Merencanakan dan merancang
pendekatan audit

FASE II
Melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian

FASE III
Melaksanakan prosedur analitas
dan pengujian rincian saldo

FASE IV
Menyelesaikan audit dan
menerbitkan laporan audit.

Fase I – Merencanakan dan merancang pendekatan audit

Ada banyak cara yang dapat ditempuh auditor untuk mengumpulkan


bukti audit guna memenuhi tujuan audit secara keseluruhan agar dapat
memberikan pendapat atas laporan keuangan. Ada dua pertimbangan
utama yang mempengaruhi pendekatan yang akan digunakan auditor :
1. Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi
tanggung jawab professional auditor
2. Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah mungkin.
Perhatian atas pengumpulan bukti audit yang cukup dan pengendalian
biaya audit membutuhkan perencanaan penugasan. Rencana ini harus
menghasilkan pendekatan audit yang efektif dengan biaya yang masuk
akal. Perencanaan dan perancangan pendekatan dapat dipilah menjadi
beberapa bagian yaitu sbb:
1. Memperoleh pemahaman akan strategi bisnis klien dan memproses serta
menilai resiko. Agar dapat menilai dengan benar resiko dari kesalahan saji
dalam laporan keuangan dan menterjemahkan informasi yang diperoleh

18
sepanjang suatu proses audit, maka suatu pemahaman akan srategi bisnis
dan proses klien amatlah esensial. Saat auditor telah memilihi pemahaman
akan industry dan strategi bisnis klien, ia akan menilai resiko salah saji
dalam laporan keuangan.
2. memahami intern dan melai resiko peengendalian , resiko kesalahan saji
dalam laporan keuangan berkurang bila klien meiliki konrol efektif atas
operasional computer dan pemprosesan transaksi. Saat auditor menemikan
control internal dan mengefaluasi efektifitasnya, proses itu disebut dengan
menilai resiko control. Jika klien memiliki satu pengendalian interen yang
sangat baik, maka jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan dapat
dikurangi secara signifikan dari pada jika pengendalian intern nya tidak
memadai.
Fase II – Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi

Sebelum dapat memutuskan untuk mengurangi penilaiannya atas


risiko pengendalian yang direncanakan apabila pengendalian internal
dianggap efektif, yang pertama dilakukan dengan pengujian pengendalian
( test of control ) dimana auditor harus menguji keefektifan pengendalian
tersebut. Dengan memeriksa sampel salinan faktur penjualan yang telah
diparaf oleh pegawai tersebut yang menunjukan bahwa harga jual per unit
telah diverifikasi.

Selanjutnya proses pengujian substantif atas transaksi ( Substantive


tests of transaction ) uji ini berkaitan dengan akurasi sebagai tujuan audit
yang terkait dengan transaksi penjualan. Para auditor sering kali
melaksanakan uji pengendalian dan subtantif atas transaksi ini pada waktu
yang bersamaan.

Fase III – Melaksamakan prosedur analitis dan pengujian rincian


saldo

Terdapat dua kategori umum dari berbagai produser pada fase tiga
ini: produser analitis dan uji rinci saldo. Produser analitis ( analytlcal

19
proceduser ) mengunakan perbandingan-perbandungan serta berbagai
hubungan untuk menilai apakah saldo akun akun atau tampilan data data
lainnya tampak wajar. Uji rincian saldo ( tests of detalls of balances)
merupakan berbagai prosedur spesifik yang ditujukan untuk menguji salah saji
secara moneter pada akun akun dalam laporan keungan.

Fase IV – Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

Auditor harus menggabungkan informasi yang diperoleh guna


mencapai kesimpulan menyeluruh tentang apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar. Proses subjektif ini sangat mengandalkan pada
pertimbangan professional auditor. Apabila audit telah selesai dilakukan,
akuntan public harus menerbitkan laporan audit untuk melengkapi laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh klien.

20
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Makalah ini telah membahas tanggung jawab manajemen
atas laporan keuangan dan pengendalian internal serta tanggung
jawab auditor untuk mengaudit laporan keuangan dan
keefektifan pengendalian internal atas laporan keuangan,
makalah ini juga membahas asersi manajemen dan tujuan yang
berkaitan dengan audit, serta cara auditor memilih audit untuk
menghasilkan suatu tujuan audit khusus. Kemudian
mengumplkan bukti untuk memperoleh kepastian bahwa setiap
tujuan dari audit telah di penuhi.

B. SARAN
Tanpa memahami tujuan audit secara keseluruhan,
perencanaan dan pengumpulan bukti bukti audit selama
berlangsungnya proses tidak akan memiliki relevansi. Jadi, Para
auditor diharuskan lebih memahami tanggung jawabnya dalam
melaksanakan proses audit dan tujuan audit secara keseluruhan,
serta tujuan khusus yang coba di penuhi auditor.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley, 2008. Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.

Reckard, E. Scott. (2011). Barry Minkow is accused of misusing church money:


Los Angeles [Online]. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Barry_Minkow#Beginnings_of_ZZZZ_Best [2011-
07-07].

Susanti, Lina. (2015). Audit Responsibilities and Objective (Tanggung Jawab dan
Tujuan Audit) [Online]. Tersedia:
https://www.kompasiana.com/linasusan/563a58643dafbdae0b47897f/a
udit-responsibilities-and-objective-tanggung-jawab-dan-tujuan-audit?
page=2

22

Anda mungkin juga menyukai