Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KONSEP DASAR AUDIT

Mata Kuliah Auditing 1


Dosen Pemgampu: Reni Yustien, S.E., M.Si, Ak, CA

Disusun Oleh Kelompok 10:

1. Raditya Mahardika C1C021229

2. Tri Candra Anggraini C1C021247

3. Lilis Wahyu Ningsih C1C021277

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI BISNISUNIVERSITAS


JAMBI
2022

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Manfaat Penulisan ................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................ 3
ISI DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Sejarah Perkembangan Profesi Akuntan Publik ..................................... 3
B. Sifat Auditing ........................................................................................ 5
C. Perbedaan antara Auditing dengan Akuntansi ........................................ 7
D. Aspek Ekonomi Dalam Permintaan Akan Auditing ............................... 9
E. Jasa Yang Diberikan Akuntan Publik................................................... 10
F. Tipe Audit dan Tipe Auditor................................................................ 11
G. Pengertian, Struktur dan Syarat Membuka Kantor Akuntan Publik di
Indonesia ............................................................................................. 17
H. ISA: Indonesia Mengadopsi ISA (International Standards on Auditing) 21
I. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Pengendalian
Mutu ................................................................................................... 23
BAB III............................................................................................................. 28
PENUTUP ........................................................................................................ 28
A. Kesimpulan ......................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 29

i
BAB I

PENDAHULUN

A. Latar Belakang
Auditing merupakan sebuah rangkaian proses secara sistematis
yang dilakukan oleh seorang auditor untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti mengenai kegiatan ekonomi dari sebuah
entitas. Sebuah perusahaan tentunya akan membutuhkan jasa dari
seorang auditor, terutama untuk perusahaan dengan skala yang
terbilang besar. Perusahaan tentunya akan mengharapkan hasil
auditing yang berkualitas guna memudahkan para penggunanya
untuk mengambil keputusan ekonomi demi kelangsungan
perusahaan tersebut. Perusahaan bisa melakukan audit pada KAP
(Kantor Akuntan Publik) yang merupakan badan usaha yang
bergerak di bidang jasa dalam memberikan evaluasi kualitas
laporan keuangan melalui pendapat yang mereka berikan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah perkembangan akuntan publik?
2. Apa saja sifat auditing dan perbedaan auditing dengan
akuntansi?
3. Apa saja aspek ekonomi dalam permintaan akan auditing?
4. Apa saja jasa yang diberikan akuntan publik?
5. Apa saja tipe audit dan auditor?
6. Apa pengertian, struktur dan syarat membuka kantor
akuntanpublik di Indonesia?
7. Mengapa Indonesia mengadopsi ISA dan menetapkan

1
SPAP?

C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntan publik
2. Untuk mengetahui sifat dan perbedaan auditing dengan
akuntansi
3. Untuk mengetahui aspek ekonomi dalam permintaan
auditing
4. Untuk mengetahui jasa yang diberikan akuntan publik
5. Untuk mengetahuitipe audit dan auditor
6. Untuk mengetahui pengertian, struktur dan syarat
membuka kantorakuntan publik di Indonesia
7. Untuk mengetahui alasan Indonesia mengadopsi
ISA danmenetapkan SPAP

2
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Profesi Akuntan Publik


Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak tahun 1642, tetapi
jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang
berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang
mencolok baru muncul setelah undang-undang mengenai tanam paksa
dihapuskan pada tahun 1870.
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia
sejak tahun 1907, yaitu dengan dikirimnya Van Schagen, seorang
anggota NIVA (Nederlands Institute Van Accountants). Tugas pokoknya
adalah menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan. Akuntan
internal yang pertama kali datang ke Indonesia adalah J.W. Labrijn yang
sudah ada di Indonesia pada tahun 1896. Pada zaman penjajahan Belanda
tidak banyak orang Indonesia yang terjun dalam bidang akuntansi. Orang
Indonesia pertama yang bekerja di bidang akuntansi tercatat JD. Massie,
yang diangkat sebagai pemegang buku untuk Jawatan Akuntan Pajak
pada tanggal 21 September 1929.
Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan
tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan di Jawatan
Keuangan yang 90 persen dipegang oleh bangsa Belanda menjadi
kosong. Di sepanjang periode ini, atas prakarsa Mr. Slamet, maka
didirikan kursus- kursus untuk mengisi kekosongan jabatan tadi dengan
tenaga-tenaga Indonesia. Pada masa itu dikenal Kursus A, B, C, dan D.
Para pengikut kursus-kursus inilah yang nantinya merupakan cikal bakal
tenaga-tenaga akuntan di Indonesia. Mengenai sistem akuntansinya, tidak
banyak terjadi perubahan selama zaman Jepang. Setelah Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya, 17 Agustus 1945, kekurangan

3
tenaga akuntan sangat terasa. Pada tahun 1947, hanya ada seorang
akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari.

4
Dalam masa perang kemerdekaan (1945-1950), kursus-kursus
untuk mendidik tenaga-tenaga di bidang akuntansi dilanjutkan. Setelah
pengakuan kedaulatan oleh Belanda, pemerintah RI (Republik Indonesia)
baru mempunyai kesempatan untuk mengirim putra-putranya keluar
negeri untuk belajar akuntansi. Di dalam negeri sendiri, pendidikan
akuntan mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1952. Pembukaan ini
kemudian diikuti oleh fakultas-fakultas ekonomi di Universitas
Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1962), Universitas
Airlangga (1962) dan Universitas Gajah Mada (1964).

B. Sifat Auditing
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang
informasi untuk menentukan danmelaporkan derajat kesesuaian antara
informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditingharus dilakukan
oleh orang yang kompeten dan independen.
Untuk melakukan audit harus tersedia informasi dalam bentuk
yang dapat diverifikasi danbeberapa satndar (kriteria) yang dapat
digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut.Kriteria untuk
mengevaluasi informasi juga bervariasi, tergantung pada informasi yang
sedang diaudit.
1. Mengumpulkan dan mengevaluasi

Bukti Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan


auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit
dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditor
harus memperoleh bukti dengan kualitas dan jumlah yang
mencukupi,menentukan jenis dan jumlah bukti yang diperlukan
serta mengevaluasi apakah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
2. Orang yang kompeten dan independen

5
Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang
digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta
jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan

6
yang tepat setelah memeriksa bukti itu. Auditor juga harus
memiliki sikap mental independen.
3. Pelaporan

Tahap terakhir dalam proses auditing adalah menyiapkan


laporan audit (audit report),yang menyampaikan temuan-temuan
auditor kepada pemakai. Laporan seperti ini memiliki sifat yang
berbeda- beda, tetapi semuanya harus memberitahu para pembaca
tentang derajat kesesuaian antara informasi yang telah diaudit dan
kriteria yang telah ditetapkan.

C. Perbedaan antara Auditing dengan Akuntansi

Keterangan Akuntansi Auditing


Arti Pencatatan secara Pemeriksaan atas
sistematis dari rekening pembukuan dan laporan
suatu organsiasi dan keuangan suatu
penyusunan laporan organisasi
keuangan pada akhir
Tahun
Peraturan Mengikuti aturan Mengikuti aturan
accounting standards standard on auditing
Pekerjaan Akuntan Auditor
Dilakukan oleh

Keterangan Auditing Akuntansi

7
Metode Memperoleh dan menilai Mengidentifikasi
atau mengevaluasi bukti kejadian-kejadian dan
yang berhubungan dengan kemudian mengukur,
laporan keuangan yang mencatat,
disusun oleh manajemen. mengklasifikasikan dan
meringkasnya dalam
catatan-catatan akuntansi.
Tujuan Menyatakan pendapat Menyusun dan
tentang kewajaran laporan mendistribusikan laporan
keuangan. keuangan.
Pihak yang Laporan auditing (audit Laporan keuangan
bertanggung report) tanggung jawab tanggung jawab
jawab auditor. manajemen.

8
D. Aspek Ekonomi Dalam Permintaan Akan Auditing
Dalam pengambilan keputusan atau pendapat ekonomi, terdapat
berbagai macam pertimbangan. Pertimbangan tersebut antara lain :
1. Suku bunga bebas risiko (Risk Free Interest Rate)

Suku bunga bebas risiko ini hampir mendekati suku bunga yang
bisa diperoleh bank dengan berinvestasi dalam SUN (Surat Utang
Negara) dengan jangka waktu tertentu yang sama dengan nominal
pinjaman tersebut.
2. Risiko bisnis bagi nasabah (Business Risk for The Customer)
Risiko ini menggambarkan kemungkinan ketika perusahaan tidak
sanggup dalam melunasi jumlah pinjaman karena kondisi ekonomi
atau bisnis seperti resesi, manajemen yang buruk, persaingan tak
terduga.
3. Risiko informasi (Information Risk)

Risiko ini mencerminkan kemungkinan bahwa infromasi yang


digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan tidak akurat
atau tidak dapat diandalkan. Penyebab kemungkinan ini adalah
tidak akuratnya laporan keuangan.
Penyebab risiko informasi :

a. Jauhnya informasi

b. Bias dan motif pihak penyedia

c. Data yang sangat banyak

d. Transaksi perusahaan yang kompleks antar


organisasiCara mengurangi risiko informasi
a. Pengguna diharuskan memverifikasi informasi

b. Pengguna berbagi risiko informasi dengan


pihak manajemen
c. Laporan keuangan yang diaudit sudah disediakan

9
E. Jasa Yang Diberikan Akuntan Publik
Berdasarkan UU No. 5 tahun 2011 mengenai Akuntan Publik,
KAP (Kantor Akuntan Publik) ialah badan usaha yang didirikan

10
berdasarkan ketentu perundang-undangan dan mendapat izin usaha
berdasarkan UU.
KAP merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa, yang
jika diklasifikasikan terdiri dari dua macam bidang jasa yaitu jasa atestasi
dan jasa non-atestasi.
1. Jasa atestasi : merupakan layanan jasa yang mencakup audit umum
laporan keuangan, pemeriksaan laporan keuangan prospektif,
pemeriksaan pelaporan informasi keuangan proforma, serta review
laporan keuangan.
2. Jasa non-atestasi : adalah jasa yang berkaitan dengan keuangan,
manajemen, akuntansi, kompilasi, konsultasi, dan perpajakan.

F. Tipe Audit dan Tipe Auditor


Auditing umumnya digolongkan menjadi tiga golongan yaitu;
1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor


independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh
kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut. Dalam audit laporan keuangan ini,
auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atas
dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan
dalam bentuk tertulis berupa laporan audit. Laporan audit ini
dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan, seperti
pemegang saham, kreditur, dan Kantor Pelayanan Pajak.
2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan


kepatuhan entitas yang diaudit terhadap kondisi atau peraturan
tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada

11
pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak
dijumpai dalam pemerintahan.
3. Audit Operasional (Operational Audit)

12
Audit operasional merupakan review secara sistematik atas
kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya
dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk
hal- hal berikut:
1) Mengevaluasi kinerja.
2) Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan.
3) Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih
lanjut.
Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau
pihak ketiga yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.
Orang atau kelompok orang yang melaksanakan audit dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu auditor independen, auditor
pemerintah, dan auditor intern.
1. Auditor Independen

Auditor independen adalah auditor profesional yang


menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam
bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.
Audit tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
para pemakai informasi keuangan, seperti kreditur, investor,
calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama
instansi pajak). Untuk berpraktik sebagai auditor independen,
seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan dan
pengalaman kerja tertentu.
Auditor independen harus telah lulus dari jurusan akuntansi
fakultas ekonomi atau mempunyai ijazah yang disamakan, telah
mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan
Persamaan Ijazah Akuntan, dan mendapat izin praktik dari
Menteri Keuangan. Profesi auditor independen memperoleh
honorarium dari kliennya dalam menjalankan keahliannya,
namun auditor independen harus bebas, tidak memihak kepada

13
kliennya. Pihak yang memanfaatkan jasa auditor independen
terutama adalah pihak selain kliennya. Oleh karena itu,
independensi auditor dalam melaksanakan

14
keahliannya merupakan hal yang pokok meskipun auditor
tersebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang diberikannya
tersebut.
2. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang


bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan
audit atas pertanggungjawabang keuangan yang disajikan oleh
unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggung
jawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun
terdapat banyak auditor yang bekerja di instansi pemerintah,
namun umumnya yang disebut auditor pemerintah adalah auditor
yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta instansi
pajak.
BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Auditor yang bekerja di BPKP mempunyai tugas
pokok melaksanakan audit atas laporan keuangan instansi
pemerintahan, projek-projek pemerintah, Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), projek
pemerintah, dan perusahaan-perusahaan swasta yang pemerintah
mempunyai penyetaraan modal yang besar di dalamnya.
BPK adalah lembaga tinggi negara yang tugasnya
melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan Presiden RI
dan aparat di bawahnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Instansi pajak adalah unit organisasi di bawah
Departemen Keuangan yang tugas pokoknya adalah
mengumpulkan beberapa jenis pajak yang dipungut oleh
pemerintah. Tugas pokok auditor yang bekerja di instansi pajak

15
adalah mengaudit pertanggungjawaban keuangan masyarakat
wajib pajak kepada pemerintah dengan tujuan untuk
memverifikasi apakah kewajiban

16
pajak telah dihitung oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan
yangtercantum dalam undang-undang pajak yang berlaku.
3. Auditor Intern

Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam


perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang
tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,
menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan
organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur
kegiatan organisasi, dan menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Umumnya pemakai
jasa auditor intern adalah Dewan Komisaris atau Direktur Utama
perusahaan.

G. Pengertian, Struktur dan Syarat Membuka Kantor Akuntan


Publikdi Indonesia
a. Pengertian Kantor Akuntan Publik (KAP)

Kantor akuntan publik atau KAP adalah tempat untuk para


akuntan publik ini bekerja dan menjalankan tugasnya. Kantor
akuntan publik ini adalah badan usaha atau sebagai wadah
bagipara akuntan publik untuk bisa memberikan jasanya.
b. Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik

Mengingat pekerjaan audit atas laporan keuangan


menuntut tanggung jawab yang besar maka pekerjaan profesional
kantor akuntan publik menuntut tingkat independensi dan
kompetensi yang tinggi pula. Adanya kepercayaan atas
independensi dan kompetensi auditor, menyebabkan pemakai bisa
mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor. Oleh karena
itu struktur kantor public akan sangat berpengaruh terhadap hal

17
ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya.
Akuntan publik terdaftar (certified public accountant firm)
dibangun dengan struktur organisasional (Simamora: 2002)
serupa yang terdiri atas :

18
a) Auditor staff: Auditor staff kerap kali melakukan tugas-tugas
audit yang rinci, namun mereka mempunyai pengalaman yang
sangat terbatas sehingga perlu diselia secara teliti.
b) Auditor senior: Auditor senior (senior auditor) -disebut juga
auditor penanggung jawab (in charge auditor)- adalah auditor
yang memenuhi syarat untuk Partner Manajer Auditor Senior
Memikul tanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan audit
serta penyusunanrancangan laporan auditor, yang akan dikaji
ulang dan disetujui oleh manager auditor dan partner.
c) Manager: Manager pada umumnya tidak berada dikantor klien
untuk melakukan audit secara harian. Manager dapat
bertanggungjawab atas penyeliaan/supervisori duaatau lebih
perikatan audit sekaligus.
d) Rekan (partner): Rekan (partner) atau pemilik (owner) adalah
orang yang memilikikantor akuntan publik. Mereka mengemban
penuh atas kegiatan-kegiatan kantorakuntan publik dan
praktiknya serta memegang peran utama dalam pengembangan
klien.

c. Persyaratan Permohonan Izin Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)


Izin Usaha Pasal 18

1) Izin usaha KAP diberikan oleh Menteri.

2) Syarat untuk mendapatkan izin usaha


sebagaimanadimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
o Mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan
usaha yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
o Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Badan untuk
KAP yang berbentuk usaha persekutuan perdata dan

19
firma atau Nomor Pokok Wajib Pajak Pribadi untuk
KAP yang berbentuk usaha perseorangan;

20
o Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja
profesional pemeriksa di bidang akuntansi;
o Memiliki rancangan sistem pengendalian mutu;

o Membuat surat pernyataan dengan bermeterai cukup


bagi bentuk usaha perseorangan, dengan
mencantumkan paling sedikit alamat Akuntan
Publik;nama dan domisili kantor; dan maksud dan
tujuan pendirian kantor;
o Memiliki akta pendirian yang dibuat oleh dan
dihadapan notaris bagi bentuk usaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b, huruf c,
atau huruf d, yang paling sedikit mencantumkan:
nama Rekan; alamat Rekan; bentuk usaha; nama dan
domisili usaha; maksud dan tujuan pendirian
kantor; hak dan kewajiban sebagai Rekan; dan
penyelesaian sengketa dalam hal terjadi perselisihan di
antara Rekan.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara
perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dalamPeraturan Menteri.

H. ISA: Indonesia Mengadopsi ISA (International Standards on


Auditing)
International Standards on Auditing (ISA) merupakan standar
auditing terbaru yang diadopsi oleh Indonesia. Adopsi ini dilakukan
untuk memenuhi jawaban atas Statement of Membership Obligation and
International Federation of Accountants. Mulai tanggal 1 Januari 2013,
Akuntan publik wajib untuk melakukan audit atas laporan keuangan
emiten berdasarkan standar yang baru ini. Aplikasi ISA diwujudkan

21
melalui revisi terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
ISA mengandung desakan yang lebih besar bagi auditor untuk
menemukan kecurigaan. ISA lebih menekankan pada identification
(pengidentifikasian hal yang belum dilihat), bukan assessment (penilaian
sesuatu yang dilihat).

22
I. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar
Pengendalian Mutu
Organisasi profesi bertugas untuk menyusun standar dan aturan
yang wajib dilaksanakan oleh para anggota dan praktisi lainnya. Pada
tahun 1973 dunia pengauditan mengalami perkemabangan pesat dengan
standar yang disusun oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) bernama
Norma Pemeriksaan Akuntan. Pada Awal 90-an terjadi perubahan pesat
sektor bisnis sehingga menuntut audit meningkatkan mutu, sehingga IAI
dengan mengambil dua keputusan penting yaitu mengubah nama Komite
Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Akuntan Publik
dan mengubah Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Standar
Profesional Akuntan Publik.
Tanggal 1 Agustus 1994 lahir Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yang terdiri dari:
1) Standar Auditing
2) Standar Atestasi
3) Standar Jasa Akuntan dan Review
4) Pedoman Audit Industri Khusus

Standar tersebut dirinci masing-masing dalam Pernyataan Standar


Auditing (PSA), Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), Pernyataan
Standar Akuntan dan Review (PSAR). SPAP pertama kali menerbitkan
PSA No.1 sampai No.60, PSAT No.1 sampai No.5 dan PSAR No.1.
Dengan sebagian besar mengadopsi standar auditing di Amerika yaitu
IASB yang berada dibawah naungan AICPA.
IAPI menjadi bagian dari IFAC dan dengan proses panjang
memutuskan untuk mengimplementasikan ISA (International Standards
on Auditing) yang diterbitkan oleh IAASB sebagai standar audit baru.
IAPI menerjemahkan ISA sebagai langkah pertama dan memberi judul

23
“Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)” sejak 1 Januari 2013
Indonesia resmi mengadopsi ISA.

24
IAASB sendiri merupakan organisasi yang menerbitkan
pernyataan berkaitan dengan audit, review, jasa asurans lain, dll. yang
dilakukan sesuai Standar Internasional. Himpunan pernyataan yang
diterbitkan IAASB antara lain International Standards on Auditing
(ISAs), International Standards on Review Engagements (ISREs),
International Standards on Assurance Engagements (ISAEs),
International Standards on Related Services (ISRSs), International
Standards on Quality Control (ISQCs), yang disebut sebagai standar
penugasan IAASB yang dihimpun Handbook of International Quality
Control, Auditing Review, Other Assurance, and related Services
Pronouncements (Edisi 2013, volume 1 dan 2).
Upaya pengendalian mutu pekerjaan KAP, organisasi profesi
mewajibkan KAP memiliki sistem pengendalian mutu. Dengan Pedoman
yag dikeluarkan IAASB yaitu ISQC No.1 yang berlaku 1 Januari 2009
yang secara garis besar berisi struktur:
Pendahuluan yang terdiri dari lingkup, otoritas, dan tanggal efektif

1) Tujuan

2) Definisi

3) Ketentuan

4) Penerapan dan penjelasan lain


 Lingkup ISQC

o ISQC berhubungan dengan tanggung jawab KAP untuk sistem


pengendalian buku audit dan review dan review atas LK serta
penugasan asurans dan jasa lain yang bersangkutan.
o Pernyataan IAASB menetapkan standard an pedoman lain
mengenal tanggung jawab personel KAP tentang prosedur
pengendalian mutu untuk tipe penugasan spesifik.
o Sistem pengendalian utu terdiri dari kebijakan yang dirancang
untuk mencapai tujuan.

25
 Otoritas ISQC

ISQC berlaku bagi semua KAP akuntan professional berkaitan


dengan review LK dan penugasan asurans dan jasa lain yang
berhubungan.

26
 Tujuan

Tujuan KAP adalah untuk memberikan asurans yang layak bahwa:

o KAP dan personalianya memenuhi standar professional dan


ketentuan perundang-undangan serta peraturan yang berlaku.
o Laporan yang diterbitkan KAP dan partnernya telah tepat
sesuaisituasi.
 Ketentuan

ISQC memnuat 47 ketentuan dengan kategori, penerapan dan


kepatuhan ketentuan yang relevan, elemen sistem pengendalian mutu,
tanggung jawab kepemimpinan mutu KAP, ketentuan etika yang
relevam, penerimaan klien dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan
penugasan khusus, sumber daya manusia, pelaksanaan penugasan,
dokumentasi sistem pengendalian mutu.
 Elemen Sistem Pengendalian Mutu

KAP harus menerapkan sistem pengendalian mutu yang


mencakup kebijakan dan prosedur yang mengatur tiap elemen berikut:
1) Tanggung jawab kepemimpinan untuk mutu KAP

2) Ketentuan etika yang relevan

3) Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan


penugasan tertentu
4) Sumber daya manusia

5) Pelaksanaan penugasan

6) Pemantauan

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Auditor harus merencanakan audit dengan memikirkan akhir
audit tersebut. Tujuan audit secara menyeluruh adalah memberikan
pendapat atas laporan keuangan yang dicapai melalui pengumpulan dan
pengavaluasian bukti audit. Auditing harus dilakukan oleh orang yang
kompoten dan independen.
Auditing umumnya digolongkan menjadi tiga golongan yaitu;
Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit), Audit Kepatuhan
(Compliance Audit) dan Audit Operasional (Operational Audit).
Sedangkan orang atau kelompok orang yang melaksanakan audit dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu auditor independen, auditor
pemerintah, dan auditor intern.
Indonesia mengadopsi standar International Standards on
Auditing (ISA) yang merupakan standar auditing terbaru. Mulai tanggal 1
Januari 2013, Akuntan publik wajib untuk melakukan audit atas laporan
keuangan emiten berdasarkan standar yang baru ini.

28
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, A.H. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta:


SekolahTinggi Ekonomi.
Louis, V., & Kesuma, J.T. 2020. Jasa-Jasa yang Diberikan oleh Kantor
Akuntan Publik. Web: accounting.binus.ac.id. Diakses pada 18 Februari
2022.
Djogosarkoro, S.M. 2020. Jasa yang Diberikan. Web:
http://www.kapsmd.com/.
Diakses pada 18 Februari 2022.
Jurnalid. 2020. Akuntan Publik: Pengertian, Tugas, Jenis, dan Tips
Profesional.
Web: www.jurnal.id. Diakses pada 18 Februari 2022.
Farida, F. 2020. Modul 3 Tipe Audit dan Auditor.
Safitri, N. 2020. KAP (Kantor Akuntan Publik): Apa Saja Peran dan
Jasanya?.
Web: https://www.mas-software.com/. Diakses pada 18 Februari 2022.
Kemenkeu. 2020. Perizinan untuk Menjadi Akuntan Publik.
Web: https://www.kemenkeu.go.id/. Diakses pada 18 Februari
2022.

29

Anda mungkin juga menyukai