1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Manfaat Penulisan ................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................ 3
ISI DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Sejarah Perkembangan Profesi Akuntan Publik ..................................... 3
B. Sifat Auditing ........................................................................................ 5
C. Perbedaan antara Auditing dengan Akuntansi ........................................ 7
D. Aspek Ekonomi Dalam Permintaan Akan Auditing ............................... 9
E. Jasa Yang Diberikan Akuntan Publik................................................... 10
F. Tipe Audit dan Tipe Auditor................................................................ 11
G. Pengertian, Struktur dan Syarat Membuka Kantor Akuntan Publik di
Indonesia ............................................................................................. 17
H. ISA: Indonesia Mengadopsi ISA (International Standards on Auditing) 21
I. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Pengendalian
Mutu ................................................................................................... 23
BAB III............................................................................................................. 28
PENUTUP ........................................................................................................ 28
A. Kesimpulan ......................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 29
i
BAB I
PENDAHULUN
A. Latar Belakang
Auditing merupakan sebuah rangkaian proses secara sistematis
yang dilakukan oleh seorang auditor untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti mengenai kegiatan ekonomi dari sebuah
entitas. Sebuah perusahaan tentunya akan membutuhkan jasa dari
seorang auditor, terutama untuk perusahaan dengan skala yang
terbilang besar. Perusahaan tentunya akan mengharapkan hasil
auditing yang berkualitas guna memudahkan para penggunanya
untuk mengambil keputusan ekonomi demi kelangsungan
perusahaan tersebut. Perusahaan bisa melakukan audit pada KAP
(Kantor Akuntan Publik) yang merupakan badan usaha yang
bergerak di bidang jasa dalam memberikan evaluasi kualitas
laporan keuangan melalui pendapat yang mereka berikan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah perkembangan akuntan publik?
2. Apa saja sifat auditing dan perbedaan auditing dengan
akuntansi?
3. Apa saja aspek ekonomi dalam permintaan akan auditing?
4. Apa saja jasa yang diberikan akuntan publik?
5. Apa saja tipe audit dan auditor?
6. Apa pengertian, struktur dan syarat membuka kantor
akuntanpublik di Indonesia?
7. Mengapa Indonesia mengadopsi ISA dan menetapkan
1
SPAP?
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan akuntan publik
2. Untuk mengetahui sifat dan perbedaan auditing dengan
akuntansi
3. Untuk mengetahui aspek ekonomi dalam permintaan
auditing
4. Untuk mengetahui jasa yang diberikan akuntan publik
5. Untuk mengetahuitipe audit dan auditor
6. Untuk mengetahui pengertian, struktur dan syarat
membuka kantorakuntan publik di Indonesia
7. Untuk mengetahui alasan Indonesia mengadopsi
ISA danmenetapkan SPAP
2
BAB II
3
tenaga akuntan sangat terasa. Pada tahun 1947, hanya ada seorang
akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari.
4
Dalam masa perang kemerdekaan (1945-1950), kursus-kursus
untuk mendidik tenaga-tenaga di bidang akuntansi dilanjutkan. Setelah
pengakuan kedaulatan oleh Belanda, pemerintah RI (Republik Indonesia)
baru mempunyai kesempatan untuk mengirim putra-putranya keluar
negeri untuk belajar akuntansi. Di dalam negeri sendiri, pendidikan
akuntan mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1952. Pembukaan ini
kemudian diikuti oleh fakultas-fakultas ekonomi di Universitas
Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1962), Universitas
Airlangga (1962) dan Universitas Gajah Mada (1964).
B. Sifat Auditing
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang
informasi untuk menentukan danmelaporkan derajat kesesuaian antara
informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditingharus dilakukan
oleh orang yang kompeten dan independen.
Untuk melakukan audit harus tersedia informasi dalam bentuk
yang dapat diverifikasi danbeberapa satndar (kriteria) yang dapat
digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut.Kriteria untuk
mengevaluasi informasi juga bervariasi, tergantung pada informasi yang
sedang diaudit.
1. Mengumpulkan dan mengevaluasi
5
Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang
digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta
jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan
6
yang tepat setelah memeriksa bukti itu. Auditor juga harus
memiliki sikap mental independen.
3. Pelaporan
7
Metode Memperoleh dan menilai Mengidentifikasi
atau mengevaluasi bukti kejadian-kejadian dan
yang berhubungan dengan kemudian mengukur,
laporan keuangan yang mencatat,
disusun oleh manajemen. mengklasifikasikan dan
meringkasnya dalam
catatan-catatan akuntansi.
Tujuan Menyatakan pendapat Menyusun dan
tentang kewajaran laporan mendistribusikan laporan
keuangan. keuangan.
Pihak yang Laporan auditing (audit Laporan keuangan
bertanggung report) tanggung jawab tanggung jawab
jawab auditor. manajemen.
8
D. Aspek Ekonomi Dalam Permintaan Akan Auditing
Dalam pengambilan keputusan atau pendapat ekonomi, terdapat
berbagai macam pertimbangan. Pertimbangan tersebut antara lain :
1. Suku bunga bebas risiko (Risk Free Interest Rate)
Suku bunga bebas risiko ini hampir mendekati suku bunga yang
bisa diperoleh bank dengan berinvestasi dalam SUN (Surat Utang
Negara) dengan jangka waktu tertentu yang sama dengan nominal
pinjaman tersebut.
2. Risiko bisnis bagi nasabah (Business Risk for The Customer)
Risiko ini menggambarkan kemungkinan ketika perusahaan tidak
sanggup dalam melunasi jumlah pinjaman karena kondisi ekonomi
atau bisnis seperti resesi, manajemen yang buruk, persaingan tak
terduga.
3. Risiko informasi (Information Risk)
a. Jauhnya informasi
9
E. Jasa Yang Diberikan Akuntan Publik
Berdasarkan UU No. 5 tahun 2011 mengenai Akuntan Publik,
KAP (Kantor Akuntan Publik) ialah badan usaha yang didirikan
10
berdasarkan ketentu perundang-undangan dan mendapat izin usaha
berdasarkan UU.
KAP merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa, yang
jika diklasifikasikan terdiri dari dua macam bidang jasa yaitu jasa atestasi
dan jasa non-atestasi.
1. Jasa atestasi : merupakan layanan jasa yang mencakup audit umum
laporan keuangan, pemeriksaan laporan keuangan prospektif,
pemeriksaan pelaporan informasi keuangan proforma, serta review
laporan keuangan.
2. Jasa non-atestasi : adalah jasa yang berkaitan dengan keuangan,
manajemen, akuntansi, kompilasi, konsultasi, dan perpajakan.
11
pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak
dijumpai dalam pemerintahan.
3. Audit Operasional (Operational Audit)
12
Audit operasional merupakan review secara sistematik atas
kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya
dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk
hal- hal berikut:
1) Mengevaluasi kinerja.
2) Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan.
3) Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih
lanjut.
Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau
pihak ketiga yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.
Orang atau kelompok orang yang melaksanakan audit dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu auditor independen, auditor
pemerintah, dan auditor intern.
1. Auditor Independen
13
kliennya. Pihak yang memanfaatkan jasa auditor independen
terutama adalah pihak selain kliennya. Oleh karena itu,
independensi auditor dalam melaksanakan
14
keahliannya merupakan hal yang pokok meskipun auditor
tersebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang diberikannya
tersebut.
2. Auditor Pemerintah
15
adalah mengaudit pertanggungjawaban keuangan masyarakat
wajib pajak kepada pemerintah dengan tujuan untuk
memverifikasi apakah kewajiban
16
pajak telah dihitung oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan
yangtercantum dalam undang-undang pajak yang berlaku.
3. Auditor Intern
17
ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya.
Akuntan publik terdaftar (certified public accountant firm)
dibangun dengan struktur organisasional (Simamora: 2002)
serupa yang terdiri atas :
18
a) Auditor staff: Auditor staff kerap kali melakukan tugas-tugas
audit yang rinci, namun mereka mempunyai pengalaman yang
sangat terbatas sehingga perlu diselia secara teliti.
b) Auditor senior: Auditor senior (senior auditor) -disebut juga
auditor penanggung jawab (in charge auditor)- adalah auditor
yang memenuhi syarat untuk Partner Manajer Auditor Senior
Memikul tanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan audit
serta penyusunanrancangan laporan auditor, yang akan dikaji
ulang dan disetujui oleh manager auditor dan partner.
c) Manager: Manager pada umumnya tidak berada dikantor klien
untuk melakukan audit secara harian. Manager dapat
bertanggungjawab atas penyeliaan/supervisori duaatau lebih
perikatan audit sekaligus.
d) Rekan (partner): Rekan (partner) atau pemilik (owner) adalah
orang yang memilikikantor akuntan publik. Mereka mengemban
penuh atas kegiatan-kegiatan kantorakuntan publik dan
praktiknya serta memegang peran utama dalam pengembangan
klien.
19
firma atau Nomor Pokok Wajib Pajak Pribadi untuk
KAP yang berbentuk usaha perseorangan;
20
o Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja
profesional pemeriksa di bidang akuntansi;
o Memiliki rancangan sistem pengendalian mutu;
21
melalui revisi terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
ISA mengandung desakan yang lebih besar bagi auditor untuk
menemukan kecurigaan. ISA lebih menekankan pada identification
(pengidentifikasian hal yang belum dilihat), bukan assessment (penilaian
sesuatu yang dilihat).
22
I. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar
Pengendalian Mutu
Organisasi profesi bertugas untuk menyusun standar dan aturan
yang wajib dilaksanakan oleh para anggota dan praktisi lainnya. Pada
tahun 1973 dunia pengauditan mengalami perkemabangan pesat dengan
standar yang disusun oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) bernama
Norma Pemeriksaan Akuntan. Pada Awal 90-an terjadi perubahan pesat
sektor bisnis sehingga menuntut audit meningkatkan mutu, sehingga IAI
dengan mengambil dua keputusan penting yaitu mengubah nama Komite
Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Dewan Standar Akuntan Publik
dan mengubah Norma Pemeriksaan Akuntan menjadi Standar
Profesional Akuntan Publik.
Tanggal 1 Agustus 1994 lahir Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yang terdiri dari:
1) Standar Auditing
2) Standar Atestasi
3) Standar Jasa Akuntan dan Review
4) Pedoman Audit Industri Khusus
23
“Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)” sejak 1 Januari 2013
Indonesia resmi mengadopsi ISA.
24
IAASB sendiri merupakan organisasi yang menerbitkan
pernyataan berkaitan dengan audit, review, jasa asurans lain, dll. yang
dilakukan sesuai Standar Internasional. Himpunan pernyataan yang
diterbitkan IAASB antara lain International Standards on Auditing
(ISAs), International Standards on Review Engagements (ISREs),
International Standards on Assurance Engagements (ISAEs),
International Standards on Related Services (ISRSs), International
Standards on Quality Control (ISQCs), yang disebut sebagai standar
penugasan IAASB yang dihimpun Handbook of International Quality
Control, Auditing Review, Other Assurance, and related Services
Pronouncements (Edisi 2013, volume 1 dan 2).
Upaya pengendalian mutu pekerjaan KAP, organisasi profesi
mewajibkan KAP memiliki sistem pengendalian mutu. Dengan Pedoman
yag dikeluarkan IAASB yaitu ISQC No.1 yang berlaku 1 Januari 2009
yang secara garis besar berisi struktur:
Pendahuluan yang terdiri dari lingkup, otoritas, dan tanggal efektif
1) Tujuan
2) Definisi
3) Ketentuan
25
Otoritas ISQC
26
Tujuan
5) Pelaksanaan penugasan
6) Pemantauan
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Auditor harus merencanakan audit dengan memikirkan akhir
audit tersebut. Tujuan audit secara menyeluruh adalah memberikan
pendapat atas laporan keuangan yang dicapai melalui pengumpulan dan
pengavaluasian bukti audit. Auditing harus dilakukan oleh orang yang
kompoten dan independen.
Auditing umumnya digolongkan menjadi tiga golongan yaitu;
Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit), Audit Kepatuhan
(Compliance Audit) dan Audit Operasional (Operational Audit).
Sedangkan orang atau kelompok orang yang melaksanakan audit dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu auditor independen, auditor
pemerintah, dan auditor intern.
Indonesia mengadopsi standar International Standards on
Auditing (ISA) yang merupakan standar auditing terbaru. Mulai tanggal 1
Januari 2013, Akuntan publik wajib untuk melakukan audit atas laporan
keuangan emiten berdasarkan standar yang baru ini.
28
DAFTAR PUSTAKA
29