MAKALAH AUDITING I
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “PENGAUDITAN DAN JASA ASURANS” ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
diberi oleh Ibu Dra. Susfa Yetti, M.Si., Ak. Selaku Dosen pada mata kuliah
Auditing I. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan
mengenai Pengauditan dan Jasa Asurans bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Sejarah Perkembangan Profesi Akuntan Publik.................................3
2.2 Sifat Auditing...........................................................................................6
2.3 Perbedaan Antara Auditing Dengan Akuntansi..................................7
2.4 Aspek Ekonomi Dalam Permintaan Akan Auditing..........................11
2.5 Jasa Yang Diberikan Akuntan Publik................................................12
2.6 Tipe Audit dan Tipe Auditor................................................................16
2.7 Pengertian, Struktur, dan Syarat Membuka Kantor Akuntan Publik
di Indonesia.......................................................................................................23
2.8 ISA: Indonesia Mengadopsi ISA (International Standards on
Auditing)............................................................................................................29
2.9 SPAP Standar Pengendalian Mutu.....................................................30
BAB III..................................................................................................................35
PENUTUP.............................................................................................................35
3.1 Kesimpulan............................................................................................35
3.2 Kritik dan Saran....................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
PEMBAHASAN
3
4
Sudomo juga di Jakarta, dan satu-satunya KAP yang didirikan pertama kali
di Surabaya adalah KAP Utomo (sekarang pusatnya di Jakarta dan yang di
Surabaya merupakan kantor cabang).
Namun, timbulnya perusahaan-perusahaan berbentuk perseroan
terbatas tidak banyak memberikan dorongan kepada perkembangan profesi
akuntan publik, karena hampir semua perseroan terbatas di Indonesia pada
saat itu merupakan PT tertutup yang sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan
terbatas saja. Akibatnya jasa akuntan publik hampir-hampir tidak diperlukn
oleh masyarakat usaha.
Pada saat sekarang jasa akuntan publik semakin diperlukan, bukan hanya
oleh kalangan usaha saja melainkan juga oleh masyarakat luas. Bahkan jasa
akuntan publik sekarang diminta oleh masyarakat agar mereka dapat mempercayai
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan. (Kristen, 2023)
c. Pelaporan
Tahap terakhir dalam proses auditing adalah menyiapkan laporan
audit (audit report), yang menyampaikan temuan-temuan auditor
kepada pemakai. Laporan seperti ini memiliki sifat yang berbeda-
beda, tetapi semuanya harus memberitahu para pembaca tentang
derajat kesesuaian antara informasi yang telah diaudit dan kriteria
yang telah ditetapkan. (Verrent 2019, 2)
2. Tujuan dilakukan
Baik profesi akuntan maupun auditor keduanya punya tujuan yang
berbeda. Profesi akuntan bertujuan untuk melakukan pencatatan,
mengumpulkan dan melaporkan informasi terkait keuangan perusahaan,
kinerja posisi keuangan dan arus kas dalam sebuah bisnis. Informasi ini
nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam membat keputusan ekonomi
baik dari aset, hutang maupun modal. Akuntan sebagai orang yang bertugas
dalam proses akuntansi menyediakan informasi dalam bentuk laporan yang
berisi posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan sesuai
dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP).
Sedangkan profesi auditor punya tujuan lainnya dalam melakukan
proses audit terhadap laporan keuangan yang diperiksanya. Dalam hal ini,
auditor berwenang untuk mendapatkan nilai kewajaran atau kelayakan
penyajian suatu laporan keuangan yang telah dibuat oleh suatu perusahaan.
Selain itu, auditor juga memberikan pendapat tentang semua hal yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang diperiksa. Mulai dari posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
3. Standar Penerapan
Dalam menjalankan proses akuntansi, seorang akuntan harus
menjalankan tugasnya sesuai standar penerapan yang berlaku. Pada
dasarnya, standar akuntansi keuangan dibuat dan disusun oleh Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI). Terdapat 5 standar akuntansi keuangan yang
berlaku dan banyak dipakai oleh kebanyakan entitas baik swasta maupun
lembaga pemerintahan. Mulai dari PSAK-IFRS (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan – International Financial Report Standard) yang
9
diterapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sejak tahun 2012 sampai
dengan tahun 2021. Kemudian ada SAK-ETAP (Standar Akuntansi
Keuangan untuk entitas Tanpa Akuntansi Publik), PSAK-EMKM (Entintas
Mikro, Kecil dan Menengah), PSAK-Syariah (Pernyataan Standar
Akuntansi Syariah), dan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah). Masing-
masing standar disesuaikan dengan kebutuhannya.
Tidak ketinggalan, auditor juga punya standar penerapannya sendiri.
Standar audit terdiri dari 10 standar yang terbagi masing-masing tiga jenis
yaitu Standar Umum, Standar Kerja Lapangan dan Standar Pelaporan. Tiga
standar tersebut harus dilakukan oleh semua auditor dan harus mematuhinya
selama melakukan audit. Standar umum merupakan standar yang sifatnya
pribadi karena berkaitan dengan persyaratan dan mutu seorang auditor.
Standar pekerjaan lapangan merupakan standar yang diterapkan sebagian
besar audit berlangsung. Terakhir dari standar pelaporan yang ditetapkan
dari pedoman dalam melakukan kegiatan audit.
4. Sertifikasi
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa untuk menjadi
seorang akuntan dan auditor harus melewati beberapa tahapan. Salah
satunya dengan mengikuti program sertifikasi. Pihak penyelenggara
sertifikasi bidang akuntansi di Indonesia diantaranya Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP), Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), dan Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Selain itu, ada juga lembaga atau
organisasi internasional yang menyelenggarakan program sertifikasi dan
telah mendapat pengakuan dari berbagai negara. Mulai dari Institute of
Internal Auditor (IIA), Institutte for Certified Management Auditor (ICMA),
dan lain-lain. Sertifikasi di atas ditujukan kepada orang-orang yang
berprofesi sebagai akuntan.
Sedangkan sertifikasi auditor wajib memperoleh gelar sarjana terlebih
dahulu dan memiliki pengalaman kerja pada bidang terkait audit internal
minimal dua tahun. Salah satu sertifikasi auditor yang diakui adalah CIA.
CIA merupakan sertifikasi yang diberikan untuk profesi auditor internal dan
10
5. Hasil Kerja
Hasil kerja dari akuntan dan auditor juga memiliki output (keluaran)
yang berbeda. Seorang akuntan menghasilkan laporan keuangan yang terdiri
dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Laporan laba
rugi menghasilkan keputusan berupa laba atau rugi terhadap modal dari si
pemilik. Apabila perusahaan mendapatkan laba maka laba yang diperoleh
menjadi bagian dari perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan mendapatkan
rugi maka modal pemilik akan berkurang. Kemudian laporan perubahan
modal merupakan jembatan antara laporan laba rugi dan neraca. Neraca
merupakan laporan hasil akhir posisi keuangan mulai dari harta, kewajiban,
utang, modal maupun beban yang dimiliki oleh perusahaan.
Kemudian hasil kerja dari seorang auditor adalah opini atas laporan
keuangan yang telah diperiksanya. Audit yang dilakukan oleh auditor ada
lima jenis yaitu opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), opini
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified unqualified
opinion), opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), opini tidak
wajar (adverse opinion), dan opini tidak menyatakan pendapat (discalimer
opinion). Masing-masing opini punya penjelasan yang berbeda. Kelima
jenis audit ini juga disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan atau
SAK yang berlaku di Indonesia.
6. Periode Waktu
Hal terakhir yang membedakan antara profesi akuntan dan auditor
adalah periode waktu pengerjaannya. Periode akuntansi yang paling dasar
selama satu tahun dan biasanya semua perusahaan menyiapkan laporan
keuangan tahunan. Periode akuntansi biasanya dibuat sesuai dengan
kalender tahunan dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember. Banyak
11
Suku bunga ini mendekati suku bunga yang bisa diperoleh bank
dengan berinvestasi dalam surat utang negara sepanjang jangka waktu
yang sama dengan pinjaman usaha tersebut.
3. Resiko informasi
Resiko data mencerminkan mungkin kalau data yang melandasi
keputusan resiko bisnis syaratnya tidak akurat. Penyebab resiko
informasi ini mungkin merupakan tidak akuratnya laporan keuangan.
Auditing tidak dipengaruhi suku bunga bebas resiko ataupun resiko bisnis
untuk nasabah namun bisa memunculkan akibat yang signifikan terhadap resiko
data. (Rahmi 2020, 5)
dan melaporkan hasil penilaian atas kualitas produk yang diujinya dalam
laporan konsumen. Informasi yang tercantum dalam laporan tersebut
dimaksudkan agar para konsumen dapat mengambil keputusan yang
didasarkan pada informasi yang benar tentang produk yang dibelinya.
Informasi yang tercantum dalam laporan konsumen dipandang lebih bisa
dipercaya oleh kebanyakan konsumen daripada informasi yang diberikan
oleh para produsen karena lembaga konsumen bersifat independen terhadap
para produsen. Contoh lain asurans yang dilakukan oleh perusahaan selain
yang dilakukan oleh perusahaan selain yang dilakukan oleh Kantor Akuntan
Publik di Amerika Serikat adalah pemeringkat televisi Nielsen dan
pemeringkat radio Arbitron. Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan
pemeringkat tersebut sangat dipercaya oleh orang atau perusahaan yang
bermaksud memasang iklan di televisi dan radio, terutama karena sifatnya
yang independen.
Kebutuhan akan asurans bukanlah hal baru. Kantor-kantor akuntan
publik telah puluhan tahun memberi berbagai macam jasa asurans terutama
berupa asurans atas informasi dalam laporan keuangan historis. Akhir-akhir
ni, kantor-kantor akuntan publik semakin sering mendapat penugasan untuk
memberikan jasa asurans atas informasi, seperti misalnya asurans tentang
peramalan keuangan perusahaan dan asurans tentang pengawasan website.
B. Jasa Atestasi
Salah satu jenis jasa asurans yang diberikan oleh kantor-kantor
akuntan publik adalah jasa atestasi. Jasa atestasi adalah jenis jasa asurans
yang dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan
tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis
yang dibuat oleh pihak lain. Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu: audit atas
laporan keuangan historis, review atas laporan keuangan historis, dan jasa
atestasi lainnya.
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa
atestasi yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor
menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku. Audit merupakan bentuk pemberian jasa asurans yang paling
banyak dilakukan oleh kantor-kantor akuntan publik dibandingkan dengan
jasa asurans lainnya.
Manakala klien menyajikan informasi dalam bentuk suatu laporan
keuangan, pada saat itu klien pada hakekatnya membuat berbagai asersi
(pernyataan) tentang keadaan keuangan dan hasil-hasil operasinya. Para
pemakai laporan keuangan eksternal yang mendasarkan pengambilan
keputusan bisnisnya pada laporan keuangan tersebut akan melihat pada
laporan auditor untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan bisa
diandalkan. Mereka memandang laporan auditor memiliki nilai karena
auditor independen terhadap klien dan memahami hal-hal yang berkaitan
dengan pelaporan keuangan.
Di Amerika Serikat, berdasarkan Federal Securities Act, perusahaan
yang menjual saham-sahamnya di pasar modal wajib diaudit laporan
keuangannya. Laporan auditor dapat dijumpai pada setiap laporan keuangan
tahunan perusahaan semacam itu. Dewasa ini kebanyakan laporan keuangan
perusahaan auditan dapat diakses melalui internet dari Securities and
Exchange Commission’s (SEC’s) EDGAR database. Sebenarnya jauh
sebelum Federal Securities Act diundangkan telah banyak perusahaan yang
secara sukarela mengauditkan laporan keuangannya untuk mendapatkan
jaminan yang diperlukan para investor dan calon investor. Banyak pula
perusahaan-perusahaan privat (perusahaan yang tidak menjual sahamnya di
pasar modal) mengauditkan laporan keuangan tahunan mereka agar bisa
memperoleh pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Hal yang
sama dilakukan juga oleh pemerintah dan organisasi-organisasi nirlaba
untuk memenuhi persyaratan dari para kreditur atau sumber-sumber
keuangan lainnya.
15
B. Audit Kepatuhan
Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yang
diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh
pihak yang berwenang. Audit kepatuhan untuk suatu perusahaan dapat
berupa penentuan apakah karyawan-karyawan di bidang akuntansi telah
mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh kontroler
perusahaan, mengkaji ulang tarif upah untuk disesuaikan dengan tarif upah
minimum yang ditetapkan pemerintah (UMR), atau memeriksa perjanjian
yang dibuat dengan bankir atau pemberi pinjaman lainnya untuk
memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi semua persyaratan yang
ditetapkan dalam perjanjian. Audit kepatuhan atas instansi pemerintah lebih
beranekaragam karena banyaknya peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah yang harus dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah.
Hasil audit kepatuhan biasanya dilaporkan kepada seseorang atau
pihak tertentu yang lebih tinggi yang ada dalam organisasi yang diaudit dan
tidak diberikan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Manajemen biasanya
merupakan pihak yang paling berkepentingan atas hasil audit kepatuhan,
dibandingkan dengan pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu sebagian besar
pekerjaan audit semacam ini biasanya dapat dilakukan oleh auditor yang
bekerja pada unit organisasi yang bersangkutan. Namun audit kepatuhan
dapat juga dilakukan oleh auditor yang ditunjuk yang berasal dari luar
organisasi yang diaudit.
C. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari
prosedur dan metode yag diterapkan uatu entitas dengan tujuan untuk
mengevaluasai efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu aduit
19
B. Auditor Internal
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas
(perusahaan) dan oleh karenanya bestatus sebagai pegawai pada entitas
tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk
21
Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama
5 tahun (dapat diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk
mnejadi akuntan publik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
23
memiliki kantor di hampir semua kota besar di Amerika dan kota-kota besar
lainnya diberbagai negara di dunia termasuk di jakarta. Kantor akuntan
terkecil dalam kelompok empat besar ini memiliki penghasilan internasional
sebesar lebih dari 3 milyard dollar dan penghasilan nasional lebih dari 1
milyard dollar per tahun. Jumlah staf dan partner pada kantor akuntan
terbesar dalam kelompok empat besar mencapai lebih dari 50.000 orang
yang tersebar di seluruh dunia, dan di kota New York saja terdapat 2.000
orang staf.
Sebelum tahun 1989, di Amerika Serikat terdapat delapan buah kantor
akuntan besar berskala internasional yang disebut The Big Eight, tetapi
setelah tahun tersebut dua buah diantaranya melakukan merger dengan dua
kantor besar lainnya, sehingga jumlahnya menjadi enam buah yang disebut
The Big Six. Dewasa ini The Big Six telah mengerucut menjadi The Big
Four yang terdiri dari Deloite, Pricewaterhouse Coopers, Ersnt & Young,
dan KPMG. Sejumlah kantor akuntan besar dikelompokkan sebagai kantor
akuntan besar nasional karena memiliki kantor cabang di banyak kota besar
di seluruh Amerika Serikat. Sebagian diantaranya juga bekerjasama dengan
kantor akuntan di negara lain sehingga meiliki kemampuan internasional.
Kantor akunta besar berskala regional dan lokal berjumlah ratusan buah
dengan jumlah staf lebih dari 50 orang. Namun demikian hampir 95% dari
kantor akuntan publik di Amerika Serikat tergolong kantor kecil berskala
lokal dengan jumlah staf tidak lebih dari 25 orang. Kantor-kantor ini pada
umumnya melakukan audit dan memberikan jasa profesonal lain yang
berkaitan untuk perusahaan-perusahaan kecil dan organisasi yang tak
bertujuan mencari laba.
Oleh karena itu hirarki organisasi yang umumnya dijumpai pada kantor-
kantor akuntan publik terdiri dari artner, manajer, supervisor, senior atau in-
charge auditor, dan asisten. Staf baru biasanya mulai sebagai asisten dan
seterusnya diperlukan waktu dua sampai tiga tahun pada setiap jenjang
hingga mencapai status sebagai partner. Nama-nama posisi setiap jenjang
pada berbagai Kantor Akuntan Publik berbeda-beda namun perjenjangannya
pada umumnya hampir sama. Dalam buku ini sebutan auditor digunakan
bagi orang yang melakukan salah satu atau ebebrapa tahapan dalam suatu
audit. Dalam penugasan audit yang berskala besar, kadang-kadang
digunakan satu atau beberapa auditor untuk setiap tahapan.
28
laporan keuangan emiten berdasarkan standar yang baru ini. Aplikasi ISA
diwujudkan melalui revisi terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
(Nadia 2013, 1)
Pada pertengahan tahun 2012, IAPI dan Menkeu beserta beberapa institusi
yang berada di bawah bayangannya melakukan Public Hearing dan sosialisasi
Exposure Draft dari Standar Audit Berbasis ISA yang diterbitkan oleh IFAC.
IFAC didirikan pada tanggal 7 Oktober 1977 di Munich, Jerman pada saat
berlangsungnya Kongres Akuntan Dunia yang ke XI.
ISA dirancang sebagai solusi atas adanya skandal akuntansi auditor gagal
mendeteksi penipuan laporan keuangan. ISA mulai diterapkan di kawasan Eropa.
Setelah sukses di Uni Eropa, lembaga-lembaga keuangan dunia seperti Bank
Dunia dan IMF mendukung ISA sebagai solusi terbaik dunia. Dalam waktu
kurang lebih 10 tahun, yang menjadi sukses di satu kawasan Direplikasi secara
global.
Adopsi ISA di Indonesia dilakukan sebagai bagian dari proses untuk
memenuhi salah satu butir pernyataan kewaiban keanggotaan dari International
Federation of Accountants (IFAC), yang harus dipatuhi profesi Akuntan Publik di
Indonesia. Adopsi Isa ini juga bertujuan untuk menanggapi rekomendasi dari
Bank Dunia, sekaligus menjadi wujud pelaksanaan komitmen Indonesia sebagai
salah satu anggota G-20 yang mendorong setiap anggotanya untuk menggunakan
standar International.
Selain itu, adapula dampak penerapan ISA terhadap audit salah satunya
adalah menghasilkan audit yang lebih berkualitas dan menghasilkan informasi
yang lebih dari itu. ISA menimbulkan tantangan bagi akuntan publik dallam audit
implementasi yan efektif, peningkatan kapasitas, pelatihan dan pendidikan,
pengendalian timbal balik, serta pemenuhan. Selain itu mentode dan proses audit
KAP juga mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Perubahan antara ISA dengan standar terdahulu bukanlah perbuahan tanpa
makna. Menurut beberapa profesi akuntan, perubahan standar audit bersifat
sunstantif dan mendasar adalah memberikan penekanan yang sangat besar
terhadap faktor risiko, sejak auditor mempertimbangkan utnuk menerima atau
31
menola suatu entitas dalam penugasan auditnya sampai setelah diterbitkan laporan
yang berisi opininya.
ISA mengandung desakan yang lebih besar bagi auditor untuk menemukan
pemeliharaan lebih pada tekanan identifikasi bukan penilaian. Meski begitu,
sunstansi Isa hampir sama dengan standar yang digunakan sebelumnya. (Tiosekti
2017, 11)
yang pertama ini pernyataan standar yang diterbitkan terdiri dari PSA No. 1
sampai No. 60, PSAT No. 1 sampai No. 5 dan PSAR No. 1. Standar auditing
tersebut, sebagian besar mengadopsi standar auditing yang berlaku di Amerika
Serikat sebagaimana ditetapkan oleh The Auditing Standard Board (ASB), sebuah
badan penyusun standar yang berada di bawah The AICPA (American Institute of
Certified Public Accountants).
Di bawah ini adalah kutipan beberapa butir yang penulis anggap paling
penting untuk dipahami oleh setiap orang yang berminat untuk merintis karis
sebagai akuntan publik:
A. Lingkup ISQC
ISQC berhubungan dengan tanggungjawab KAP untuk sistem
pengendalian mutu untuk audit dan review atas laporan keuangan,
dan penugasan asurans serta jasa lain yang bersangkutan. ISQC
harus dibaca dalam kaitannya dengan ketentuan etik yang relevan.
Pernyataan IAASB lain menetapkan standar dan pedoman lain
mengenai tanggungjawab personel KAP tentang prosedur
pengendalian mutu untuk tipe penugasan spesifik. Sebagai contoh,
ISA 220 menyangkut prosedur pengendalian mutu untuk audit atas
laporan keuangan.
Sistem pengendalian mutu terdiri dari kebijakan yang dirancang
untuk mencapai tujuan sebagai prosedur yang diperlukan untuk
mengimplementasikan dan memantau kesesuaian dengan kebijakan
tersebut.
B. Otoritas ISQC
ISQC berlaku bagi semua KAP akuntan profesional dalam
aitannyan dengan duit dan review laporan keuangan, dan
penugasan asurans dan jasa lain yang berhubungan. Sifat dan luas
kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh seorang individu
KAP agar sesuai dengan ISQC akan tergantung pada berbagai
faktor, seperti besarnya dan karakteristik operasi KAP dan apakah
KAP tersebut merupakan bagian dari jaringan kantor akuntan.
C. Tujuan
Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu sistem
pengendalian mutu adalah untuk memberikan asurans yang layak
34
D. Ketentuan
ISQC memuat 47 ketentuan yang teragi dalam beberapa kategori
sebagai kategori:
Penerapan, dan kepatuhan dengan ketentuan yang relevan
Elemen sistem pengendalian mutu
Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP
Ketentuan etika yang relevan
Penerimaan klien dan keberlanutan hubungan dengan klien serta
penugasan khusus
Sumberdaya manusia
Pelaksaksanaan penugasan
Dokumentasi sistem pengendalian mutu
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia terjadi sebelum tahun
1967 dan sesudah tahun 1967. Pada saat sekarang profesi akuntan publik sangat
diperlukan oleh seluruh masyarakat luas. Selain itu, dalam akuntan publik ada
pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah
ditetapkan yang disebut dengan istilah Auditing.
Dalam akuntansi, ada beberapa perbedaan antara auditing dan akuntansi,
yaitu seperti perbedaan istilah, tujuan, standar penerapan, sertifikasi, hasil kerja,
dan periode waktu. Auditing tidak dipengaruhi suku bunga bebas resiko ataupun
risiko bisnis untuk nasabah namun bisa memunculkan akibat yang signifkan
terhadap resiko data.
Untuk mendirikan Kantor Akuntan Publik dibutuhkan struktur dan beberapa
syarat, salah satunya harus mendapatkan izin usaha KAP dan izin tersebut
diberikan oleh Menteri Keuangan. Jumlah Kantor Akuntan Publik di Indonesia
dari tahun ke tahun semakin bertambah karena semakin banyak masyarakat yang
membutuhkan jasa akuntan publik.
35
DAFTAR PUSTAKA
36