Anda di halaman 1dari 40

PENGAUDITAN DAN JASA ASURANS

MAKALAH AUDITING I

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Susfa Yetti, M.Si., Ak.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

1. Fitri Wulandari C1C022083


2. Dini Fadjira Syabrani C1C022087
3. Desrimayana Putri Vanenza C1C022088

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “PENGAUDITAN DAN JASA ASURANS” ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
diberi oleh Ibu Dra. Susfa Yetti, M.Si., Ak. Selaku Dosen pada mata kuliah
Auditing I. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan
mengenai Pengauditan dan Jasa Asurans bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu


dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Jambi, 23 Agustus 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Sejarah Perkembangan Profesi Akuntan Publik.................................3
2.2 Sifat Auditing...........................................................................................6
2.3 Perbedaan Antara Auditing Dengan Akuntansi..................................7
2.4 Aspek Ekonomi Dalam Permintaan Akan Auditing..........................11
2.5 Jasa Yang Diberikan Akuntan Publik................................................12
2.6 Tipe Audit dan Tipe Auditor................................................................16
2.7 Pengertian, Struktur, dan Syarat Membuka Kantor Akuntan Publik
di Indonesia.......................................................................................................23
2.8 ISA: Indonesia Mengadopsi ISA (International Standards on
Auditing)............................................................................................................29
2.9 SPAP Standar Pengendalian Mutu.....................................................30
BAB III..................................................................................................................35
PENUTUP.............................................................................................................35
3.1 Kesimpulan............................................................................................35
3.2 Kritik dan Saran....................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan perekonomian sudah semakin pesat, perekonomian ini tak
lepas dari adanya perusahaan atau industri yang menawarkan jasa dan barang
mereka. Untuk melanjutkan roda perekonomian perusahaan tersebut tentu industri
atau perusahaan tersebut membuka penanaman modal bagi para investor. Modal
utama para investor percaa terhadap perusahaan tersebut dengan melihat laporan
keuangan perusahaan, dari laporan keuangan tersebut investor akan percaya
terhadap perusahaan tempat mereka menanamkan modalnya. Berdasarkan
perkembangan tersebut, peluang karir dalam bidang akuntan publik khususnya
jasa pengauditan merupakan komponen penting untuk mengaudit laporan
keuangan perusahaan.
Institur Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah menetapkan sebuah standar
dan kode etik akuntan publik untuk agar menjamin profesinya sesuai dan dapat
memberikan jasanya dengan baik. Ditambah dengan berdirinya Kantor Akuntan
Publik (KAP) untuk mendorong profesi akuntan publik sebagai auditing. Profesi
auditing ini melahirkan kesempatan karir bagi para akuntan publik, namun
sebelum terjun pada profesi ini hendaknya mengetahui mengenai audit dan jenis
auditor juga standar yang mengaturnya.
Atas dasar tersebut, maka makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memberikan pemahaman mengenai pengauditan dan jasa asurans, standar yang
melandasi profesional akuntan publik serta pengendalian mutu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah perkembangan profesi akuntan publik?
2. Apa saja yang termasuk dalam sifat-sifat auditing?
3. Apa perbedaan antara auditing dengan akuntansi?

1
2

4. Apa aspek ekonomi dalam permintaan akan auditing?


5. Apa saja jasa-jasa yang diberikan akuntan publik?
6. Apa saja tipe audit dan tipe auditor?
7. Apa yang dimaksud dengan pengertian, struktur, dan syarat membuka
Kantor Akuntan Publik di Indonesia?
8. Apa itu ISA: Indonesia mengadopsi ISA (International Standards on
Auditing)?
9. Apa itu SPAP Standar pengendalian mutu?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, pembuatan
makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat:
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan profesi akuntan publik.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat auditing.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara auditing dengan akuntansi.
4. Untuk mengetahui aspek ekonomi dalam permintaan akan auditing.
5. Untuk mengetahui jasa apa saja yang diberikan oleh akuntan publik.
6. Untuk mengetahui tipe audit dan tipe auditor.
7. Untuk mengetahui dan memahami pengertian, struktur, dan syarat
membuka Kantor Akuntan Publik di Indonesia.
8. Untuk mengetahui apa itu ISA: Indonesia mengadopsi ISA
(International Standards on Auditing).
9. Untuk mengetahui apa itu SPAP Standar pengendalian mutu.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Profesi Akuntan Publik


Pada dasarnya perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia dapat
dibagi menjadi dua periode, yaitu periode sebelum tahun 1967 dan periode
sesudah tahun 1967.
Periode sebelum tahun 1967 akan dibahas mulai tahun 1945 karena sejak
tahun 1945 itulah profesi akuntan publik mulai ada di Indonesia.
A. Periode Sebelum Tahun 1967
Sejak tahun 1945 profesi akuntan publik sudah mulai dikenal di
Indonesia, hanya pada saat itu profesi akuntan publik ini masih dikuasai
oleh orang-orang Belanda. Dengan kata lain, yang berpraktek sebagai
akuntan publik hanyalah orang-orang Belanda. Sedangkan pusat profesi
akuntan publik yang ada di Indonesia pada saat itu berada di negeri Belanda.
Keadaan seperti itu terus berjalan, hingga pada tahun 1962 terjadilah
suatu peristiwa yang terkenal dengan sebutan “Rasionalisasi” yaitu suatu
peristiwa dimana semua usaha Belanda yang ada di Indonesia diambil alih
oleh pemerintah Indonesia yang sah. Usaha-usaha yang diambil alih dan
diganti namanya tersebut antara lain yaitu usaha di bidang industri (Broad
menjadi Barata), perdagangan (Adama menjadi Niaga), perkebunan (PT. P),
pelayaran (Pelni), angkutan udara (GIA) dan lain sebagainya.
Salah satu usaha yang ikut diambil alih oleh orang Indonesia adalah
usaha di bidang jasa akuntan publik. Usaha jasa akuntan publik ini diambil
alih dari pemerintah Belanda oleh seseorang yang bernama Go Tie Siem.
Kemudian Go Tie Siem mendirikan sebuah Kantor Akuntan Publik di
Jakarta yang bernama KAP Go Tie Siem, dan kantor ini merupakan KAP
yang pertama kali didirkan oleh orang Indonesia.
Pada tahun yang sama pula mulai berdiri kantor-kantor akuntan publik
yang dimiliki oleh orang-orang Indonesia sendiri. Antara lain KAP Chairul
Anwar di Jakarta, KAP Indra Mulya di Jakarta, KAP Supoyo di Jakarta,
KAP

3
4

Sudomo juga di Jakarta, dan satu-satunya KAP yang didirikan pertama kali
di Surabaya adalah KAP Utomo (sekarang pusatnya di Jakarta dan yang di
Surabaya merupakan kantor cabang).
Namun, timbulnya perusahaan-perusahaan berbentuk perseroan
terbatas tidak banyak memberikan dorongan kepada perkembangan profesi
akuntan publik, karena hampir semua perseroan terbatas di Indonesia pada
saat itu merupakan PT tertutup yang sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan
terbatas saja. Akibatnya jasa akuntan publik hampir-hampir tidak diperlukn
oleh masyarakat usaha.

B. Periode Setelah Tahun 1967


Setelah hampir tidak ada perkembangan sejak tahun 192, maka profesi
akuntan publik di Indonesia mulai mengalami perkembangan yang berarti
sejak awal tahun 1967.
Pada tahun yang sama pula di Surabaya berdiri lagi dua KAP yaitu
KAP S. Supoyo dan KAP Widjojadi. Adapun hal-hal yang ikut mendorong
berkembangnya profesi akuntan publik mulai tahun 1967 antara lain adalah:
1. Dikeluarkannya UU No. 1/1967
Dengan dikeluarkannya UU No. 1/1967 tersebut yang mengatur
mengenai penanaman modal asing di Indonesia (PMA), maka secara
tidak langsung jasa akuntan publik mulai diperlukan oleh investor-
investor yang bermaksud menanamkan modalnya di Indonesia.
Dimana laporan keuangan dari perusahaan asing yang ingin
menanamkan modalnya harus diperiksa terlebih dahulu oleh akuntan
publik untuk menentukan sehat tidaknya perusahaan tersebut.

2. Dikeluarkannya UU No. 6/1970


Sama halnya dengan U No. 1/1967, maka dengan
diberlakukannya UU No. 6/1970 ini juga mengakibatkan permintaan
akan jasa akuntan publik semakin meningkat. Sebab dalam UU ini
diatur mengenai syarat penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang
antara lain mengharuskan adanya pemeriksaan oleh akuntan publik
5

atas laporan keuangan atau kondisi keuangan dari perusahaan yang


ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

3. Dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 108/KMK.


07/1979
Perkembangan profesi akuntan publik semakin mendapat
dorongan dari pemerintah dalam tahun 1979 sampai dengan tahun
1983, dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor
108/KMK. 07/1979 tentang penggunaan laporan pemeriksaan akuntan
publik untuk memperoleh keringanan didalam penentuan pajak
perseroan. Di dalam peraturan ini, inspeksi pajak menetapkan
besarnya pajak pendapatan atau pajak perseroan atas dasar laporan
keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik. Keputusan
Menteri Keuangan tersebut menjadi tidak berlaku pada awal tahun
1984 dengan berlakunya Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984.

4. Dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada


perusahaan. Dimana nasabah yang menerima kredit dalam jumlah
tertentu diwajibkan untuk menyerahkan secara periodik laporan
keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik. Dengan adanya
kewajiban ini menyebabkan perusahaan-perusahaan yang ingin
mengambil kredit di bank memerlukan jasa akuntan publik untuk
melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan yang telah dibuat oleh
manajemen perusahaan.

5. Perkembangan pasar modal sejak tahun 1990 juga turur


mempengaruhi meningkatnya permintaan terhadap jasa akuntan
publik. Karena untuk bergabung dalam pasar modal (Go Public), suatu
perusahaan minimal harus sehat selama dua tahun terakhir. Dan sehat
tidaknya suatu perusahaan ditentukan oleh opini akuntan publik atas
laporan keuangan perusahaan yang telah diperiksanya, sehingga mau
6

tidak mau jasa akuntan publik menjadi sangat diperlukan oleh


perusahaan.

Pada saat sekarang jasa akuntan publik semakin diperlukan, bukan hanya
oleh kalangan usaha saja melainkan juga oleh masyarakat luas. Bahkan jasa
akuntan publik sekarang diminta oleh masyarakat agar mereka dapat mempercayai
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan. (Kristen, 2023)

2.2 Sifat Auditing


Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria
yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.
Untuk melakukan audit harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat
diverifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor untuk
mengevaluasi informasi tersebut. Kriteria untuk mengevaluasi informasi juga
bervariasi, tergantung pada informasi yang sedang diaudit.
a. Mengumpulkan dan megevaluasi bukti
Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor
untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditor harus memperoleh
bukti dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi, menentukan jenis
dan jumlah bukti yang diperlukan serta mengevaluasi apakah sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan.

b. Orang yang kompeten dan independen


Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang
digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah
bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat
setelah memeriksa bukti itu. Auditor juga harus memiliki sikap mental
independen.
7

c. Pelaporan
Tahap terakhir dalam proses auditing adalah menyiapkan laporan
audit (audit report), yang menyampaikan temuan-temuan auditor
kepada pemakai. Laporan seperti ini memiliki sifat yang berbeda-
beda, tetapi semuanya harus memberitahu para pembaca tentang
derajat kesesuaian antara informasi yang telah diaudit dan kriteria
yang telah ditetapkan. (Verrent 2019, 2)

2.3 Perbedaan Antara Auditing Dengan Akuntansi


Profesi akuntan dan auditor punya keterkaitan satu sama lain di dalam
pekerjaannya. Seorang akuntan perlu memahami audit begitupun auditor juga
penting untuk memahami prinsip akuntansi. Sebab, proses akhir dari audit
bertujuan untuk menilai tingkat kewajaran penyajian pernyataan manajemen
dalam laporan keuangan. Laporan keuangan sebelumnya juga dikerjakan oleh
seorang akuntan. Berikut adalah beberapa jenis perbedaan antara auditing dengan
akuntansi:
1. Perbedaan istilah
Istilah akuntansi dan audit memang sudah tidak asing di telinga
mahasiswa akuntansi. Terlebih mata kuliah yang diajarkan juga memuat
kedua istilah ini. Berdasarkan sumber buku dasar Akuntansi yang disusun
oleh Al Haryono Jusup, akuntansi lebih didefinisikan sebagai suatu disiplin
ilmu yang menyediakan informasi untuk melaksanakan kegiatan secara
efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Adapun
kegiatan yang dilakukan dalam akuntansi meliputi proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan
suatu organisasi.
Sedangkan audit dapat didefinisikan sebagai proses yang dilakukan
secara sistematis serta mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi
mengenai tindakan dan kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan
tingkat kepatuhan asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Jika disimpulkan dari keduanya sebenarnya akuntansi lebih berfokus ke
8

proses pengolahan catatan keuangan sebagai bahan penyusunan laporan


keuangan. Sedangkan audit lebih ke evaluasi catatan/laporan keuangan yang
telah dibuat.

2. Tujuan dilakukan
Baik profesi akuntan maupun auditor keduanya punya tujuan yang
berbeda. Profesi akuntan bertujuan untuk melakukan pencatatan,
mengumpulkan dan melaporkan informasi terkait keuangan perusahaan,
kinerja posisi keuangan dan arus kas dalam sebuah bisnis. Informasi ini
nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam membat keputusan ekonomi
baik dari aset, hutang maupun modal. Akuntan sebagai orang yang bertugas
dalam proses akuntansi menyediakan informasi dalam bentuk laporan yang
berisi posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan sesuai
dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP).
Sedangkan profesi auditor punya tujuan lainnya dalam melakukan
proses audit terhadap laporan keuangan yang diperiksanya. Dalam hal ini,
auditor berwenang untuk mendapatkan nilai kewajaran atau kelayakan
penyajian suatu laporan keuangan yang telah dibuat oleh suatu perusahaan.
Selain itu, auditor juga memberikan pendapat tentang semua hal yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang diperiksa. Mulai dari posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

3. Standar Penerapan
Dalam menjalankan proses akuntansi, seorang akuntan harus
menjalankan tugasnya sesuai standar penerapan yang berlaku. Pada
dasarnya, standar akuntansi keuangan dibuat dan disusun oleh Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI). Terdapat 5 standar akuntansi keuangan yang
berlaku dan banyak dipakai oleh kebanyakan entitas baik swasta maupun
lembaga pemerintahan. Mulai dari PSAK-IFRS (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan – International Financial Report Standard) yang
9

diterapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sejak tahun 2012 sampai
dengan tahun 2021. Kemudian ada SAK-ETAP (Standar Akuntansi
Keuangan untuk entitas Tanpa Akuntansi Publik), PSAK-EMKM (Entintas
Mikro, Kecil dan Menengah), PSAK-Syariah (Pernyataan Standar
Akuntansi Syariah), dan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah). Masing-
masing standar disesuaikan dengan kebutuhannya.
Tidak ketinggalan, auditor juga punya standar penerapannya sendiri.
Standar audit terdiri dari 10 standar yang terbagi masing-masing tiga jenis
yaitu Standar Umum, Standar Kerja Lapangan dan Standar Pelaporan. Tiga
standar tersebut harus dilakukan oleh semua auditor dan harus mematuhinya
selama melakukan audit. Standar umum merupakan standar yang sifatnya
pribadi karena berkaitan dengan persyaratan dan mutu seorang auditor.
Standar pekerjaan lapangan merupakan standar yang diterapkan sebagian
besar audit berlangsung. Terakhir dari standar pelaporan yang ditetapkan
dari pedoman dalam melakukan kegiatan audit.

4. Sertifikasi
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa untuk menjadi
seorang akuntan dan auditor harus melewati beberapa tahapan. Salah
satunya dengan mengikuti program sertifikasi. Pihak penyelenggara
sertifikasi bidang akuntansi di Indonesia diantaranya Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP), Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), dan Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Selain itu, ada juga lembaga atau
organisasi internasional yang menyelenggarakan program sertifikasi dan
telah mendapat pengakuan dari berbagai negara. Mulai dari Institute of
Internal Auditor (IIA), Institutte for Certified Management Auditor (ICMA),
dan lain-lain. Sertifikasi di atas ditujukan kepada orang-orang yang
berprofesi sebagai akuntan.
Sedangkan sertifikasi auditor wajib memperoleh gelar sarjana terlebih
dahulu dan memiliki pengalaman kerja pada bidang terkait audit internal
minimal dua tahun. Salah satu sertifikasi auditor yang diakui adalah CIA.
CIA merupakan sertifikasi yang diberikan untuk profesi auditor internal dan
10

dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditor (IAA) Florida, Amerika


Serikat. Sistem ujian yang dilakukan biasanya secara online. Di Indonesia
sendiri lembaga yang mengeluarkan sertifikasi ini adalah Yayasan
Pendidikan Internal Audit (YPIA).

5. Hasil Kerja
Hasil kerja dari akuntan dan auditor juga memiliki output (keluaran)
yang berbeda. Seorang akuntan menghasilkan laporan keuangan yang terdiri
dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Laporan laba
rugi menghasilkan keputusan berupa laba atau rugi terhadap modal dari si
pemilik. Apabila perusahaan mendapatkan laba maka laba yang diperoleh
menjadi bagian dari perusahaan. Sebaliknya jika perusahaan mendapatkan
rugi maka modal pemilik akan berkurang. Kemudian laporan perubahan
modal merupakan jembatan antara laporan laba rugi dan neraca. Neraca
merupakan laporan hasil akhir posisi keuangan mulai dari harta, kewajiban,
utang, modal maupun beban yang dimiliki oleh perusahaan.
Kemudian hasil kerja dari seorang auditor adalah opini atas laporan
keuangan yang telah diperiksanya. Audit yang dilakukan oleh auditor ada
lima jenis yaitu opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), opini
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified unqualified
opinion), opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion), opini tidak
wajar (adverse opinion), dan opini tidak menyatakan pendapat (discalimer
opinion). Masing-masing opini punya penjelasan yang berbeda. Kelima
jenis audit ini juga disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan atau
SAK yang berlaku di Indonesia.

6. Periode Waktu
Hal terakhir yang membedakan antara profesi akuntan dan auditor
adalah periode waktu pengerjaannya. Periode akuntansi yang paling dasar
selama satu tahun dan biasanya semua perusahaan menyiapkan laporan
keuangan tahunan. Periode akuntansi biasanya dibuat sesuai dengan
kalender tahunan dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember. Banyak
11

perusahaan juga menggunakan tahun fiskal yaitu periode yang berakhir


bukan 31 Desember. Tanggal akhir tahun yang dipergunakan biasanya
adalah titik dimana kegiatan usaha mencapai aktivitas terendah pada periode
tersebut, tergantung dari jenis usahanya. Perusahaan juga menyiapkan
laporan keuangan untuk periode interim/sementara yaitu periode yang
kurang dari satu tahun. Laporan keuangan tersebut biasanya dibuat secara
bulanan, laporan dapat digabungkan menjadi laporan per semester.
Sedangkan periode audit dapat disesuaikan dengan keinginan dan
kebutuhan perusahaan. Sebagian besar ada yang memilih audit tahunan,
tetapi ada juga yang memilih audit tahunan, tetapi ada juga yang memilih
untuk melakukan audit triwulanan. Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan
Publik. Dalam pasar 2 ayat (1) dijelaskan bahwa sebuah KAP hanya boleh
mengaudit suatu perusahaan paling lama 6 tahun buku berturut-turut.
Sedangkan untuk Akuntan Publik (AP) dalam KAP tersebut diperbolehkan
mengaudit paling lama 3 tahun buku berturut-turut. Namun pada tahun
2015, pemerintah mengeluarkan peraturan baru yang mengatur pergantian
auditor, yaitu PP No. 20/2015 pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa KAP tidak
lagi dibatasi dalam melakukan audit atas suatu perusahaan. Pembatasan
hanya berlaku bagi AP, yaitu selama 5 tahun buku berturut-turut. (Nusantara
2022, 1)

2.4 Aspek Ekonomi Dalam Permintaan Akan Auditing


Untuk mengilustrasikan kebutuhan akan auditing, pertimbangkan keputusan
seseorang pejabat bank dalam memberikan pinjaman kepada sesuatu industri.
Keputusan ini hendak didasarkan pada aspek-aspek semacam hubungan keuangan
sebelumnya dengan industri dan keadaan keuangan industri itu seperti yang
dicerminkan didalam laporan keuangannya. Apabila jadi membagikan pinjaman,
baik itu hendak menggunakan suku bunga yang paling utama ditetapkan oleh 3
aspek:
1. Suku bunga bebas resiko
12

Suku bunga ini mendekati suku bunga yang bisa diperoleh bank
dengan berinvestasi dalam surat utang negara sepanjang jangka waktu
yang sama dengan pinjaman usaha tersebut.

2. Resiko bisnis untuk nasabah


Resiko ini mencerminkan kemungkinan kalau industri tidak mampu
melunasi pinjamannya sebab keadaan ekonomi ataupin bisnis,
semacam resesi, keputusan manajemen yang kurang baik, ataupun
persaingan tidak terduga dalam industri yang digelutinya.

3. Resiko informasi
Resiko data mencerminkan mungkin kalau data yang melandasi
keputusan resiko bisnis syaratnya tidak akurat. Penyebab resiko
informasi ini mungkin merupakan tidak akuratnya laporan keuangan.

Auditing tidak dipengaruhi suku bunga bebas resiko ataupun resiko bisnis
untuk nasabah namun bisa memunculkan akibat yang signifikan terhadap resiko
data. (Rahmi 2020, 5)

2.5 Jasa Yang Diberikan Akuntan Publik


A. Jasa Asurans dan Pengauditan
Jasa asurans (assurance services) adalah jasa profesional independen
untuk memperbaiki kualitas informasi bagi para pengambil keputusan.
Orang-orang yang bertanggungjawab untuk melakukan pengambilan
keputusan membutuhkan jasa asurans guna membantu memperbaiki
keandalan dan relevansi informasi yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Jasa asurans memiliki nilai karena pemberi jaminan
bersifat independen dan tidak biasa dengan informasi yang diperiksanya.
Jasa asurans dapat diberikan oleh Kantor-kantor Akuntan Publik
(KAP) atau profesional-profesional lainnya. Sebagai contoh lembaga
Konsumen di Amerika Serikat sebagai suatu organisasi nirlaba melakukan
pengujian atas berbagai macam produk yang digunakan oleh para konsumen
13

dan melaporkan hasil penilaian atas kualitas produk yang diujinya dalam
laporan konsumen. Informasi yang tercantum dalam laporan tersebut
dimaksudkan agar para konsumen dapat mengambil keputusan yang
didasarkan pada informasi yang benar tentang produk yang dibelinya.
Informasi yang tercantum dalam laporan konsumen dipandang lebih bisa
dipercaya oleh kebanyakan konsumen daripada informasi yang diberikan
oleh para produsen karena lembaga konsumen bersifat independen terhadap
para produsen. Contoh lain asurans yang dilakukan oleh perusahaan selain
yang dilakukan oleh perusahaan selain yang dilakukan oleh Kantor Akuntan
Publik di Amerika Serikat adalah pemeringkat televisi Nielsen dan
pemeringkat radio Arbitron. Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan
pemeringkat tersebut sangat dipercaya oleh orang atau perusahaan yang
bermaksud memasang iklan di televisi dan radio, terutama karena sifatnya
yang independen.
Kebutuhan akan asurans bukanlah hal baru. Kantor-kantor akuntan
publik telah puluhan tahun memberi berbagai macam jasa asurans terutama
berupa asurans atas informasi dalam laporan keuangan historis. Akhir-akhir
ni, kantor-kantor akuntan publik semakin sering mendapat penugasan untuk
memberikan jasa asurans atas informasi, seperti misalnya asurans tentang
peramalan keuangan perusahaan dan asurans tentang pengawasan website.

B. Jasa Atestasi
Salah satu jenis jasa asurans yang diberikan oleh kantor-kantor
akuntan publik adalah jasa atestasi. Jasa atestasi adalah jenis jasa asurans
yang dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan
tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis
yang dibuat oleh pihak lain. Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu: audit atas
laporan keuangan historis, review atas laporan keuangan historis, dan jasa
atestasi lainnya.

C. Audit atas Laporan Keuangan Historis


14

Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa
atestasi yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor
menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku. Audit merupakan bentuk pemberian jasa asurans yang paling
banyak dilakukan oleh kantor-kantor akuntan publik dibandingkan dengan
jasa asurans lainnya.
Manakala klien menyajikan informasi dalam bentuk suatu laporan
keuangan, pada saat itu klien pada hakekatnya membuat berbagai asersi
(pernyataan) tentang keadaan keuangan dan hasil-hasil operasinya. Para
pemakai laporan keuangan eksternal yang mendasarkan pengambilan
keputusan bisnisnya pada laporan keuangan tersebut akan melihat pada
laporan auditor untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan bisa
diandalkan. Mereka memandang laporan auditor memiliki nilai karena
auditor independen terhadap klien dan memahami hal-hal yang berkaitan
dengan pelaporan keuangan.
Di Amerika Serikat, berdasarkan Federal Securities Act, perusahaan
yang menjual saham-sahamnya di pasar modal wajib diaudit laporan
keuangannya. Laporan auditor dapat dijumpai pada setiap laporan keuangan
tahunan perusahaan semacam itu. Dewasa ini kebanyakan laporan keuangan
perusahaan auditan dapat diakses melalui internet dari Securities and
Exchange Commission’s (SEC’s) EDGAR database. Sebenarnya jauh
sebelum Federal Securities Act diundangkan telah banyak perusahaan yang
secara sukarela mengauditkan laporan keuangannya untuk mendapatkan
jaminan yang diperlukan para investor dan calon investor. Banyak pula
perusahaan-perusahaan privat (perusahaan yang tidak menjual sahamnya di
pasar modal) mengauditkan laporan keuangan tahunan mereka agar bisa
memperoleh pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Hal yang
sama dilakukan juga oleh pemerintah dan organisasi-organisasi nirlaba
untuk memenuhi persyaratan dari para kreditur atau sumber-sumber
keuangan lainnya.
15

D. Review atas Laporan Keuangan Historis


Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa
atestasi yang diberikan kantor-kantor akuntan publik. Banyak perusahaan
non-publik menginginkan asurans atas laporan keuangannya dengan biaya
yang lebih murah. Audit sebagaimana diterangkan di atas menghasilkan
asurans yang tinggi, sedangkan review hanya menghasilkan asurans yang
moderat atas laporan keuangan, dan untuk mendapatkan asurans demikian
dibutuhkan bukti yang lebih sedikit. Review untuk keperluan tertentu
dipandang sudah cukup memadai dan dapat dilakukan oleh akuntan publik
dengan biaya review yang lebih murah.

E. Jasa Atestasi Lainnya


Kantor-kantor akuntan publik dapat memberikan berbagai macam jasa
atestasi. Kebanyakan dari jasa atestasi tersebut merupakan perluasan dari
audit atas laporan keuangan, karena pemakai laporan membutuhkan asurans
independen. Sebagai contoh, bank sering minta kepada debiturnya
(pengambil kredit) agar diperiksa tentang informasi lainnya (selain
informasi dalam laporan keuangan). Akuntan publik kadang-kadang diminta
untuk memberikan asurans tertulis bahwa debitur telah melaksanakan
ketentuan-ketentuan tertentu sebagaimana tercantum dalam akad kredit.
Kantor akuntan publik dapat juga memberi asurans tentang efektivitas
pengendalian interen pelaporan keuangan pada perusahaan kliennya.
Informasi tentang pengendalian interen berkaitan erat dengan laporan
keuangan, tetapi pengendalian internal berpengaruh pula ke masa depan
karena pengendalian interen yang efektif akan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang akan
datang. Kantor akuntan publik dapat juga melakukan atestasi atas laporan
keuangan prospektif kliennya yang sering diperlukan sebagai syarat untuk
memperoleh pinjaman.

F. Jasa Asurans Lainnya


16

Kebanyakan jasa asurans lain yang diberikan kantor-kantor akuntan


publik tidak merupakan jasa atestasi. Jasa-jasa tersebut mirip dengan jasa
atestasi yaitu akuntan publik harus independen dan harus memberikan
jaminan atas informasi yang akan dipakai para pengemabil keputusan.
Perbedaannya ialah bahwa akuntan publik tidak diminta untuk menerbitkan
laporan tertulis dan asurans tidak mengenai keandalan pernyataan tertulis
yang dibuat pihak lain dalam kaitannya dengan suatu kriteria tertentu.
Dalam penugasan jasa asurans semacam ini jaminan diberikan atas
keandalan dan relevansi informasi yang dinyatakan atau tidak dinyatakan
oleh pihak lain. Karakteristik umum jasa asurans, termasuk audit dan jasa
atestasi lainnya, dititikberatkan pada perbaikan kualitas informasi yang
digunakan para pengambil keputusan.

G. Jasa Bukan Asurans


Kantor akuntan publik juga memberikan berbagai jenis jasa lain yang
pada umumnya tidak merupakan jasa asurans. Tiga contoh jenis jasa bukan
asurans yang sering diebrikan kantor-kantor akuntan publik adalah jasa
akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.
Antara jasa konsultasi manajemen dan jasa asurans seringkali nampak
tumpang tindih. Tujuan utama penugasan konsultasi manajemen adalah
memberikan rekomendasi kepada manajemen, sedangkan tujuan utama
suatu penugasan jasa asurans adalah untuk memperbaiki kualitas informasi.
Meskpiun kualitas informasi seringkali merupakan kriteria penting dalam
penugasan konsultasi, namun sasaran ini tidak merupakan tujuan utama.
Sebagai contoh, seorang akuntan publik mendapat penugasan untuk
merancang dan menerapkan sistem baru. Penugasan semacam ini
memberikan hasil sampingan berupa perbaikan informasi. Biasanya
penugasan konsultasi akan tumpang tindih dengan jasa asurans apabila
perbaikan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan menjadi
tujuan utama. (Haryono Jusup 2022, 5)
17

2.6 Tipe Audit dan Tipe Auditor


Audit pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: audit
laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional. Pengertian ketiga jenis
audit tersebut adalah sebagai berikut:
A. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk melakukan apakah laporan
keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi kuantitaif yang akan
diperiksa dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
Pada umumnya kriteria yang digunakan adalah kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, meskipun lazim juga melakukan audit atas laporan
keuangan yang disusun berdasarkan dasar tunai (cash basis) atau dasar
akuntansi lain yang cocok untuk organisasi yang diaudit. Laporan keuangan
yang diperiksa biasanya meliputi laporan posisi keuangan (neraca), laporan
laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas,
termasuk ringkasan kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
lain.
Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa
laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai
tujuan. Oleh karena itu akan lebih efisien untuk menggunakan satu auditor
untuk melakukan suatu audit dan menarik kesimpulan yang bisa diandalkan
oleh berbagai pihak daripada mengharuskan tiap pemakai laporan keuangan
berkeyakinan bahwa audit tidak cukup memberi informasi sesuai dengan
tujuan yang bersangkuan, maka pemakai bisa mencari informasi tambahan.
Sebagai contoh, suatu audit umum atas suatu perusahaan bisa memberi
informasi keuangan yang memadai bagi seorang bankir yang sedang
mempertimbangkan pemberian pinjaman pada suatu perusahaan, tetapi
suatu perusahaan yang sedang mempertimbangkan untuk melakukan merger
dengan perusahaan yang diaudit juga perlu mengetahui tentang harga
pengganti aset tetap dan informasi lain yang relevan untuk pengambilan
keputusan. Perusahaan tersebut bisa menggunakan auditornya sendiri untuk
mendapatkan informasi tambahan tersebut.
Pembahasan dalam buku ini sebagian besar ditekankan pada audit atas
laporan keuangan perusahaan atau entitas yang dilakukan oleh kantor
18

akuntan publik, namun demikian pengertian umum jenis-jenis pengauditan


yang lain juga perlu dipahami agar tidak terjadi kesalahpahaman dan
dipahami perbedaannya satu sama lain.

B. Audit Kepatuhan
Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yang
diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh
pihak yang berwenang. Audit kepatuhan untuk suatu perusahaan dapat
berupa penentuan apakah karyawan-karyawan di bidang akuntansi telah
mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh kontroler
perusahaan, mengkaji ulang tarif upah untuk disesuaikan dengan tarif upah
minimum yang ditetapkan pemerintah (UMR), atau memeriksa perjanjian
yang dibuat dengan bankir atau pemberi pinjaman lainnya untuk
memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi semua persyaratan yang
ditetapkan dalam perjanjian. Audit kepatuhan atas instansi pemerintah lebih
beranekaragam karena banyaknya peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah yang harus dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah.
Hasil audit kepatuhan biasanya dilaporkan kepada seseorang atau
pihak tertentu yang lebih tinggi yang ada dalam organisasi yang diaudit dan
tidak diberikan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Manajemen biasanya
merupakan pihak yang paling berkepentingan atas hasil audit kepatuhan,
dibandingkan dengan pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu sebagian besar
pekerjaan audit semacam ini biasanya dapat dilakukan oleh auditor yang
bekerja pada unit organisasi yang bersangkutan. Namun audit kepatuhan
dapat juga dilakukan oleh auditor yang ditunjuk yang berasal dari luar
organisasi yang diaudit.

C. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari
prosedur dan metode yag diterapkan uatu entitas dengan tujuan untuk
mengevaluasai efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu aduit
19

operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk


perbaikan operasi.
Mengingat begitu banyaknya bidang atau bagian yang efektivitas
operasionalnya bisa dievaluasi, tidaklah mungkin untuk merumuskan
karakteristik pelaksanaan audit untuk suatu audit operasional tertentu. Pada
satu organisasi, auditor mungkin diperlukan untuk megevaluasi relevansi
dan kecukupan informasi yang digunakan manajemen untuk mengambil
keputusan apakah akan membeli aset tetap baru atau tidak, sedangkan dalam
organisasi yag lain auditor mungkin diperuan untuk mengevaluasi efisiensi
aliran dokumen dalam memproses penjualan. Dalam audit operasional,
pengkajian tidak hanya terbatas pada akuntansi, tapi bisa meliputi juga
struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemsaran, dan
bidang-bidang yang lain asalkan auditor menguasai bidang yang diaudit.

Sedangkan auditor dibedakan juga menjadi tiga jenis, yaitu: auditor


pemerintah, auditor internal, dan auditor independen (akuntan publik). Berikut
akan dijelaskan masing-masing jenis auditor tersebut:
A. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai
perwujudan dari Pasal 23 ayat 5 Undang-undang dasar 1945.
Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk
kepada pemerintah sehingga diharpkan dapat melakukan audit secara
independen, namun demikian badan ini bukanlah badan yang berdiri di atas
pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan negara.
Di Amerika Serikat audit semacam ini dilakukan oleh The United States
General Accounting Office (GAO). Badan ini melaporkan tugasnya dan
hanya bertanggungjawab kepada Congress. Tanggung jawab pokok para staf
audit yang tergabung dalam GAO adalah melakukan fungsi audit untuk
kepentingan Congress. Tugas mereka kebanyakan hampir sama dengan apa
20

yang dilakukan oleh kantor-kantor akuntan publik. Banyak informasi


keuangan yang dibuat oleh berbagai instansi pemerintah harus diaudit lebih
dahulu oleh Gao sebelum disampaikan ke Congress. Oleh karena
kewenangan untuk melakukan pengeluaran dan penerimaan pada instansi-
instansi pemerintah telah dirumuskan dalam undang-undang, maka audit
yang dilakukan kebanyakan merupakan audit kepatuhan.
Selain BPK, di Indonesia kita juga mengenal adanya Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang merupakan internal
auditor pemerintah yang independen terhadap jajaran organisasi
pemerintahan. Upaya yang diperankan internal auditor pemerintah
merupakan dorongan bagi diterapkannya good governance pada setiap
jenjang pemerintahan serta pengelola kekayaan negara yang dipisahkan.
Selain itu, internal auditor pemerintah merupakan kekuatan pendorong
dalam upaya peningkatan efektivitas, efisiensi, dan kehematan
penyelenggaraan pelayanan publik dan pembangunan nasional.
Sesuai dengan latar belakang dan kompetensi mereka di bidang
akuntansi dan auditing, para auditor BPKP memberikan layanan audit antara
lain:
1. Audit khusus (audit investigasi) untuk mengungkapkan adanya
indikasi praktik tindak pidana korupsi dan penyimpangan lain.
2. Audit terhadap laporan keuangan dan kinerja
BUMN/BUMD/Badan Usaha lainnya.
3. Audit terhadap pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri.
4. Audit terhadap peningkatan penerimaan negara, termasuk
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
5. Audit terhadap kegiatan yang dananya bersumber dari APBN.
6. Audit dalam rangk memenuhi permintaan stakeholder tertentu.

B. Auditor Internal
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas
(perusahaan) dan oleh karenanya bestatus sebagai pegawai pada entitas
tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk
21

membantu manajemen entitas tempat dimana ia bekerja, sama seperti halnya


GAO melakukan tugasya untuk Congress. Pada perusahaan-perusahaan
besar, jumlah staf auditor internal bisa mencapai ratusan orang. Pada
umumnya mereka wajib memberikan laporan langsung kepada pimpinan
tertinggi perusahaan (direktur utama), atau ada pula yang melapor kepada
pejabat tinggi tertentu lainnya dalam perusahaan (misalnya kepada
kontroler), atau bahkan ada pula yang berkewajiban melapor kepada komite
audit yang dibentuk oleh dewan komisaris.
Tanggung jawab auditor internal pada berbagai perusahaan sangat
beranekaragam tergantung pada kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.
Kadang-kadang staf auditor internal hanya terdiri dari satu atau dua orang
yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melaukan tugas rutin
berupa audit kepatuhan. Pada perusahaan lain, staff auditor internal bisa
banyak sekali jumlahnya dengan tugas yang bermacam-macam, termasuk
melakukan tugas-tugas di luar bidang akuntansi. Pada tahun-tahun terakhir
ini banyak auditor internal terlibat pula dalam pengauditan operasional atau
meningkatkan keahliannya pula di bidang evaluasi atas sistem komputer.
Agar dapat melakukan tugasnya secara efektif, auditor internal harus
independen terhadap fungsi-fungsi lini dalam organisasi tempat ia bekerja,
namun demikian ia tidak bisa independen terhadap perusahaannya karena ia
adalah pegawai dari perusahaan yang diaudit. Auditor internal berkewajiban
memberi informasi kepada manajemen yang berguna untuk pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan efektivitas perusahaan. Pihak luar
perusahaan pada umumnya tidak bisa mengandalkan hasil audit yang
dilakukan oleh auditor internal karena kedudukannya yang tidak
independen. Kedudukan yang tidak independen inilah yang membedakan
auditor internal dengan auditor eksteren yang independen dari kantor-kantor
akuntan publik.

C. Auditor Independen (Akuntan Publik)


Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut
akuntan publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan
22

yang diterbitkan entitas (perusahaan dan organisasi lainnya). Pengauditan


ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka (perusahaan yang
menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal), perusahaan-
perusahaan besar, dan juga pada perusahaan-perusahaan kecil, serta
organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Dengan semakin
banyaknya perusahaan yang harus diaudit laporan keuangannya, dan
kalangan bisnis serta banyak pihak lainnya semakin mengenal laporan ini,
maka orang awam sering mengartikan auditor sama dengan akuntan publik,
padahal terdapat beberapa jenis auditor yang berbeda-beda fungsi dan
pekerjaannya. Dewasa ini keberadaan akuntan publik di Indonesia diatur
dalam Undang-undang No 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik. Menurut
undang-undang tersebut, akuntan publik adalah akuntan yang telah
memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan
publik di Indonesia.
Bidang jasa akuntan publik meliputi:
 Jasa atestasi, yang meliputi:
a. Jasa audit umum atas laporan keuangan.
b. Jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif.
c. Jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma.
d. Jasa review atas laporan keuangan.
e. Jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP).

 Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan


akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi
sesuai dengan kompetensi Akuntansi Publik dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama
5 tahun (dapat diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk
mnejadi akuntan publik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
23

 Memiliki Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik


(USAP) yang sah yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) atau perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk
menyelenggarakan pendidikan profesi akuntan publik.
 Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka
wajib menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional
Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam
2 tahun terakhir.
 Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laoran keuangan
paling sedikit 10000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500
(lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi
perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan
KAP.
 Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
 Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan pubik.
 Tidak pernah dipidana yang mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan pidana kejahatan yang diancamdengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih.
 Menjadi anggota IAPI.
 Tidak berada dalam pengampuan.
Untuk memperoleh Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
(USAP), para calon akuntan publik wajib mengikuti ujian nasional yang
diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Ujian ini
diselenggarakan dua kali dalam setahun dan berlangsung selama dua hari penuh
yang meliputi empat mata ujian, yaitu:
1) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
2) Auditing dan Asurans.
3) Akuntansi Manajemen, Manajemen Keuangan, dan Sistem Informasi.
4) Lingkungan Bisnis, Hukum Komersial, dan Perpajakan.
24

2.7 Pengertian, Struktur, dan Syarat Membuka Kantor Akuntan Publik di


Indonesia
A. Pengertian Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha
berdasarkan Undang-undang Akuntan Publik. Menurut undang-undang
tersebut, akuntan publik dalam memberika jasanya wajib mempunyai kantor
akuntan publik paling lmbat 6 bulan sejak izin akuntan publik diberikan.
Akuntan publik yang tidak mempunyai KAP dalam waktu lebih dari 6 bulan
akan dicabut izin akuntan publiknya.
Jumlah akuntan publik di Indonesia per bulan Mei 2012 menurut
Departemen Keuangn Republik Indonesia adalah 1.086 orang. Dari jumlah
tersebut yang masih aktif berjumlah 938 orang, cuti 56 orang, terkena
pembekuan ijin 10 orang, dan sebanyak 82 orang mengundurkan diri.
Jumlah kantor akuntan publik di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
bertambah sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis. Dewasa
ini di seluruh Indonesia terdapat 492 kantor akuntan publik yang dapat
digolongkan menjadi kantor akuntan besar, sedang, dan kecil. Kantor
akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit jumlahnya dan umumnya
bekerjasama dengan kantor-kantor akuntan besar yang berskala
internasional. Sebagian besar terdiri dari kantor-kantor akuntan publik kecil
dengan wilayah operasi yang terbatas.
Di Amerika Serikat perkembangan kantor akuntan publik (CPA firms)
sudah sangat maju sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis
di negara tersebut. Dewasa ini di seluruh Amerika Serikat terdapat lebih dari
45.000 kantor akuntan publik. Kantor akuntan publik kecil hanya memiliki
beberapa orang staf, tetapi kantor akuntan besar ada yang memiliki ribuan
orang staf dan partner. Kantor-kantor tersebut dapat digolongkan menjadi
empat yaitu: kantor akuntan besar internasional, kantor akuntan besar
nasional, kantor akuntan besar regional dan lokal, dan kantor akuntan kecil
lokal. Kantor akuntan internasional yang termasuk kelompok empat besar
25

memiliki kantor di hampir semua kota besar di Amerika dan kota-kota besar
lainnya diberbagai negara di dunia termasuk di jakarta. Kantor akuntan
terkecil dalam kelompok empat besar ini memiliki penghasilan internasional
sebesar lebih dari 3 milyard dollar dan penghasilan nasional lebih dari 1
milyard dollar per tahun. Jumlah staf dan partner pada kantor akuntan
terbesar dalam kelompok empat besar mencapai lebih dari 50.000 orang
yang tersebar di seluruh dunia, dan di kota New York saja terdapat 2.000
orang staf.
Sebelum tahun 1989, di Amerika Serikat terdapat delapan buah kantor
akuntan besar berskala internasional yang disebut The Big Eight, tetapi
setelah tahun tersebut dua buah diantaranya melakukan merger dengan dua
kantor besar lainnya, sehingga jumlahnya menjadi enam buah yang disebut
The Big Six. Dewasa ini The Big Six telah mengerucut menjadi The Big
Four yang terdiri dari Deloite, Pricewaterhouse Coopers, Ersnt & Young,
dan KPMG. Sejumlah kantor akuntan besar dikelompokkan sebagai kantor
akuntan besar nasional karena memiliki kantor cabang di banyak kota besar
di seluruh Amerika Serikat. Sebagian diantaranya juga bekerjasama dengan
kantor akuntan di negara lain sehingga meiliki kemampuan internasional.
Kantor akunta besar berskala regional dan lokal berjumlah ratusan buah
dengan jumlah staf lebih dari 50 orang. Namun demikian hampir 95% dari
kantor akuntan publik di Amerika Serikat tergolong kantor kecil berskala
lokal dengan jumlah staf tidak lebih dari 25 orang. Kantor-kantor ini pada
umumnya melakukan audit dan memberikan jasa profesonal lain yang
berkaitan untuk perusahaan-perusahaan kecil dan organisasi yang tak
bertujuan mencari laba.

B. Struktur Kantor Akuntan Publik


Mengingat pekerjaan audit atas laporan keuangan mnuntut tanggung
jawab yang bear, maka pekerjaan profesional kantor akuntan publik
menuntut tingkat independensi dan kompetensi yang tinggi. Independensi
memungkinkan auditor untuk menarik ksimpulan tanpa bias tentang laporan
keuangan yang diauditya. Kompetensi memungkinkan auditor untuk
26

melakukan audit scara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas


independensi dan kompetensi auditor, menyebabkan pemakai bisa
mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor. Oleh karena kantor
akuntan publik demikian banyak jumlahnya, maka tidaklah mungkin bagi
pemakai laporan untuk menilai independensi dan kompetensi masing-
masing kantor akuntan publik. Oleh karena itu struktur kantor akuntan
publik akan sangat berpengaruh terhadap hal ini, walaupun tidak menjamin
sepenuhnya.
Bentuk usaha KAP sebagaimana diatur pada Pasal 12 Undang-undang
Akuntan Publik adalah:
1. Perseorangan
2. Persekutuan perdata
3. Firma, atau
4. Bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan
Publik, yang diatur dalam undang-undang.

Berdasarkan Pasal 16 Peraturan Menteri Keuangan Nomor


17/PMK.01/2008. Kantor Akuntan Publik yang berbentuk badan usaha
perseorangan hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang Akuntan
Publik yang sekaligus bertindak sebagai pemimpin. KAP yang berbentuk
badan usaha persekutuan adalah persekutuan perdata atau persekutuan
firma. KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan hanya dapat didirikan
oleh paling sedikit 2 orang Akuntan Publik, dimana masing-masing sekutu
merupakan rekan dan salah seorang seutu bertindak sebagai Pemimpin
Rekan. Dalam hal KAP berbentuk badan usaha persekutuan mempunyai
rekan non Akuntan Publik, persekutuan dapat didirikan dan dijalankan
apabila paling kurang 75% dari seluruh sekutu adalah Akuntan Publik.

Yang dimaksud dengan “bentuk usaha lain yang sesuai dengan


karateristik profesi Akuntan Publik” adalah bentuk usaha yang
menunjukkan adanya independensi dan tanggung jawab yang melekat pada
Akuntan Publik, sebagai contoh Limited Liability Partnership dan
Professional Limited Liability Company.
27

Kantor akuntan publik yang berbentuk perseorangan sangat sedikit


jumlahnya, sebagian besar memilih bentuk persekutuan. Dalam badan usaha
persekutuan, beberapa orang Akuntan Publik bekerja sama berpraktik
sebagai rekan atau partner, untuk memberikan jasa profesional berupa
pengauditan dan berbagai jasa lain kepada pihak-pihak yang membutuhkan
jasa mereka. Para partner biasanya mempekerjakan sejumlah staf
profesional untuk membantu mereka dalam menjalankan pekerjaannya. Para
asisten umumnya terdiri dari akuntan publik bersertifikat yang masih muda
dalam pengalaman atau mereka yang mempersiapkan diri untuk menjadi
akuntan publik bersertifikat.

Dengan adanya audit a=yang dilakukan oleh entitas terpisah akan


mendorong terciptanya independensi dan menghilangkan hubungan buruh-
majikan antara kantor auntan dengan kliennya. Selain itu sebagai suatu
entitas terpisah memungkinkan sebuah Kantor Akuntan Publik menjadi
cukup besar sehingga dapat mencegah adanya satu atau seorang klien yang
menjadi sumber pendapatan sangat besar dalam kantor akuntan tersebut
yang akhirnya bisa membahayakan independens kantor akuntan terhadap
kliennya. Kompetensi juga bisa tercipta berkat terkumpulnya para
profesional dalam jumlah besar pada satu kantor akuntan publik tertentu
untuk bersama-sama berkarya dengan keahlian dan kepentingan yang sama
dan membuat pendidikan profesional berkelanjutan menjadi lebih berarti.

Oleh karena itu hirarki organisasi yang umumnya dijumpai pada kantor-
kantor akuntan publik terdiri dari artner, manajer, supervisor, senior atau in-
charge auditor, dan asisten. Staf baru biasanya mulai sebagai asisten dan
seterusnya diperlukan waktu dua sampai tiga tahun pada setiap jenjang
hingga mencapai status sebagai partner. Nama-nama posisi setiap jenjang
pada berbagai Kantor Akuntan Publik berbeda-beda namun perjenjangannya
pada umumnya hampir sama. Dalam buku ini sebutan auditor digunakan
bagi orang yang melakukan salah satu atau ebebrapa tahapan dalam suatu
audit. Dalam penugasan audit yang berskala besar, kadang-kadang
digunakan satu atau beberapa auditor untuk setiap tahapan.
28

C. Persyaratan Kantor Akuntan Publik Di Indonesia


Izin membuka Kantor Akuntan Publik diberikan oleh Menteri
Keuangan Pasal 18 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
mengatur perizinan untuk membuka Kantor Akuntan Publik sebagai berikut:
1) Untuk mendapatkan izin usaha KAP yang berbentuk badan usaha
perseorangan, Pemimpin KAP mengajukan permohonan tertulis
kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Pusat dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki ijin akuntan publik.
b. Menjadi angota IAPI.
c. Mempunyai paling sedikit 3 (tiga) orang auditor tetap dengan
tingkat pendidikan formal bidang akuntansi yang paling rendah
berijazah setara Diploma III dan paling sedikit 1 (satu) orang
diantaranya memiliki register negara untuk akuntan.
d. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
e. Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP
yang memenuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
dan paling kurang mencakup aspek kebijakan atas seluruh
unsur pengendalian mutu.
f. Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP.
g. Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah
kantor yang menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain.
h. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir
Permohonan Izin uUsaha Kantor Akuntan Publik, dan
membuat surat permohonan bermaterai cukup yang
menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah
benar.

2) Untuk mendapatkan izin usaha KAP yang berbentuk badan usaha


persekutuan, Pemimpin Rekan KAP mengajukan permohonan
29

tertulis kepada Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Pusat dengan


memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memenuhi persyaratan sebagaimana yang berlaku bagi KAP
perseorangan.
b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) KAP.
c. Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris
yang paling sedikit memuat:
1. Pihak-pihak yang melakukan persekutuan.
2. Alamat para sekutu.
3. Bentuk badan usaha persekutuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasar 16 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 17/PMK.01/2008.
4. Nama dan domisili KAP.
5. Hak dan kewajiban para sekutu.
6. Sekutu yang berhak mengadakan perikatan, untuk dan atas
nama KAP, dengan pihak ketiga berkaitan dengan jasa
yang diberikan, dan
7. Penyelesaian sengketa dalam hal terjadi perselisihan.
d. Memiliki surat izin akuntan publik bagi pemimpin rekan dan
rekan yang akuntan publik.
e. Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi
Pemimpin Rekan dan Rekan yang Akuntan Publik.
f. Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai
penunjukkan salah satu Rekan menjadi pemimpin Rekan, dan
g. Memiliki bukti domisisli Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.
(Haryono Jusup 2022, 14)

2.8 ISA: Indonesia Mengadopsi ISA (International Standards on Auditing)


International Standards on Auditing (ISA) merupakan standar audit terbaru
yang telah diadopsi di Indonesia. Adopsi ini dilakukan untuk memenuhi jawaban
atas Statement of Membership Obligation and International Federation of
Accoutants. Per 1 Januari 2013, Akuntan Publik wajib melakukan audit atas
30

laporan keuangan emiten berdasarkan standar yang baru ini. Aplikasi ISA
diwujudkan melalui revisi terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
(Nadia 2013, 1)
Pada pertengahan tahun 2012, IAPI dan Menkeu beserta beberapa institusi
yang berada di bawah bayangannya melakukan Public Hearing dan sosialisasi
Exposure Draft dari Standar Audit Berbasis ISA yang diterbitkan oleh IFAC.
IFAC didirikan pada tanggal 7 Oktober 1977 di Munich, Jerman pada saat
berlangsungnya Kongres Akuntan Dunia yang ke XI.
ISA dirancang sebagai solusi atas adanya skandal akuntansi auditor gagal
mendeteksi penipuan laporan keuangan. ISA mulai diterapkan di kawasan Eropa.
Setelah sukses di Uni Eropa, lembaga-lembaga keuangan dunia seperti Bank
Dunia dan IMF mendukung ISA sebagai solusi terbaik dunia. Dalam waktu
kurang lebih 10 tahun, yang menjadi sukses di satu kawasan Direplikasi secara
global.
Adopsi ISA di Indonesia dilakukan sebagai bagian dari proses untuk
memenuhi salah satu butir pernyataan kewaiban keanggotaan dari International
Federation of Accountants (IFAC), yang harus dipatuhi profesi Akuntan Publik di
Indonesia. Adopsi Isa ini juga bertujuan untuk menanggapi rekomendasi dari
Bank Dunia, sekaligus menjadi wujud pelaksanaan komitmen Indonesia sebagai
salah satu anggota G-20 yang mendorong setiap anggotanya untuk menggunakan
standar International.
Selain itu, adapula dampak penerapan ISA terhadap audit salah satunya
adalah menghasilkan audit yang lebih berkualitas dan menghasilkan informasi
yang lebih dari itu. ISA menimbulkan tantangan bagi akuntan publik dallam audit
implementasi yan efektif, peningkatan kapasitas, pelatihan dan pendidikan,
pengendalian timbal balik, serta pemenuhan. Selain itu mentode dan proses audit
KAP juga mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Perubahan antara ISA dengan standar terdahulu bukanlah perbuahan tanpa
makna. Menurut beberapa profesi akuntan, perubahan standar audit bersifat
sunstantif dan mendasar adalah memberikan penekanan yang sangat besar
terhadap faktor risiko, sejak auditor mempertimbangkan utnuk menerima atau
31

menola suatu entitas dalam penugasan auditnya sampai setelah diterbitkan laporan
yang berisi opininya.
ISA mengandung desakan yang lebih besar bagi auditor untuk menemukan
pemeliharaan lebih pada tekanan identifikasi bukan penilaian. Meski begitu,
sunstansi Isa hampir sama dengan standar yang digunakan sebelumnya. (Tiosekti
2017, 11)

2.9 SPAP Standar Pengendalian Mutu


Organisasi profesi bertugas menyusun standar dan aturan yang wajib
dilaksanakan oleh para anggota dan praktisi lainnya. Standar profesional yang
berlaku di Indonesia telah berkali-kali mengalami perubahan sejalan dengan
perkembangan dunia pengauditan dan organisasi profesi akuntan di Indonesia.
Pada tahap awal perkembangannya (sekitar tahun 1973), standar ini disusun oleh
suatu komite dalam organsasi IAI yang diberi nama Norma Pemeriksaan Akuntan.
Seperti yang tercermin dari namanya, standar yang dikembangkan lebih berfokus
pada jasa audit atas laporan keuangan historis.
Perubahan pesat yang terjadi dilingkungan bisnis di awal dekade tahun
sembilan pulhan, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan mutu jasa
audit atas laporan keuangan historis, jasa atestasi , dan jasa akuntansi dan review.
Hal tersebut ditanggapi oleh IAI dengan mengambil dua keputusan penting, yaitu
(1) mengubah nama Komte Norma Pemeriksaan Akuntan Menjadi Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik, dan (2) mengubah Norma Pemeriksaaan Akuntan
menjadi Standar Profesional Akuntan Publik.
Pada tanggal 1 Agustus 1994 lahirlah Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) yang pertama. SPAP tersebut terdiri dari:
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntandi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus

Masing-masing standar di atas dirinci dalam bentuk pernyataan standar yang


disebut Pernyataan Standar Auditing (PSA), Pernyataan Standar Atestasi (PSAT),
dan Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR). Dalam kealhirannya
32

yang pertama ini pernyataan standar yang diterbitkan terdiri dari PSA No. 1
sampai No. 60, PSAT No. 1 sampai No. 5 dan PSAR No. 1. Standar auditing
tersebut, sebagian besar mengadopsi standar auditing yang berlaku di Amerika
Serikat sebagaimana ditetapkan oleh The Auditing Standard Board (ASB), sebuah
badan penyusun standar yang berada di bawah The AICPA (American Institute of
Certified Public Accountants).

Sejalan dengan datangnya era globalisasi, dan sejalan pula dengan


komitmen sebagai anggota IFAC, setelah melalui proses yang panjang IAPI
berketetapan untuk mengimplementasikan International Standards on Auditing
(ISA) yang diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards
Board (AASB) sebagai standar audit yang baru. Langkah pertama yang dilakukan
oleh IAPI adalah menerjemahkan ISA ke dalam bahasa Indonesia dengan
diberinjudul “Standar Profesional Akuntan Publik” (SPAP). Terhitung mulai
tanggal 1 Januari 2013 Indonesia secara resmi mengadopsi ISA.

Sehubungan dengan perkembangan terakhir sebagaimana diuraikan di atas,


buku ini mengacu pada ISA yang terjemahan resminya termuat dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI).

Selanjutnya, standar pengendalian mutu sebagai upaya untuk menjada mutu


pekerjaan kantor akuntan publik (KAP), organisasi profesi mewajibkan setiap
KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu. Sebagai pedoman, IAASB
telah menerbitkan International Standard on Quoality control (disingkat ISQC)
No. 1 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2009.

Secara garis besar struktur ISQC adalah sebagai berikut:

 Pendahuluan yang terdiri dari lingkup, otoritas, dan tanggal efektif.


 Tujuan.
 Definisi.
 Ketentuan.
 Penerapan dan penjelasan lain.
33

Di bawah ini adalah kutipan beberapa butir yang penulis anggap paling
penting untuk dipahami oleh setiap orang yang berminat untuk merintis karis
sebagai akuntan publik:

A. Lingkup ISQC
 ISQC berhubungan dengan tanggungjawab KAP untuk sistem
pengendalian mutu untuk audit dan review atas laporan keuangan,
dan penugasan asurans serta jasa lain yang bersangkutan. ISQC
harus dibaca dalam kaitannya dengan ketentuan etik yang relevan.
 Pernyataan IAASB lain menetapkan standar dan pedoman lain
mengenai tanggungjawab personel KAP tentang prosedur
pengendalian mutu untuk tipe penugasan spesifik. Sebagai contoh,
ISA 220 menyangkut prosedur pengendalian mutu untuk audit atas
laporan keuangan.
 Sistem pengendalian mutu terdiri dari kebijakan yang dirancang
untuk mencapai tujuan sebagai prosedur yang diperlukan untuk
mengimplementasikan dan memantau kesesuaian dengan kebijakan
tersebut.

B. Otoritas ISQC
 ISQC berlaku bagi semua KAP akuntan profesional dalam
aitannyan dengan duit dan review laporan keuangan, dan
penugasan asurans dan jasa lain yang berhubungan. Sifat dan luas
kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh seorang individu
KAP agar sesuai dengan ISQC akan tergantung pada berbagai
faktor, seperti besarnya dan karakteristik operasi KAP dan apakah
KAP tersebut merupakan bagian dari jaringan kantor akuntan.

C. Tujuan
 Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu sistem
pengendalian mutu adalah untuk memberikan asurans yang layak
34

bahwa KAP dan personalianya mematuhi standar profesional serta


ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku; dan
laporan yang diterbitkan KAP atau partnernya sudah tepat seusai
dengan situasi yang dihadapi

D. Ketentuan
ISQC memuat 47 ketentuan yang teragi dalam beberapa kategori
sebagai kategori:
 Penerapan, dan kepatuhan dengan ketentuan yang relevan
 Elemen sistem pengendalian mutu
 Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP
 Ketentuan etika yang relevan
 Penerimaan klien dan keberlanutan hubungan dengan klien serta
penugasan khusus
 Sumberdaya manusia
 Pelaksaksanaan penugasan
 Dokumentasi sistem pengendalian mutu

E. Elemen Sistem Pengendalian Mutu


KAP harus menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian
mutu yang mencakup kebijakan dan prosedur yang mengatur setiap elemen
di bawah ini:
 Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP
 Ketentuan etika yang relevan
 Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien serta
penugasan tertentu
 Sumberdaya manusia
 Pelaksanaan penugasan
 Pemantauan. (Haryono Jusup 2022, 31)
35
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia terjadi sebelum tahun
1967 dan sesudah tahun 1967. Pada saat sekarang profesi akuntan publik sangat
diperlukan oleh seluruh masyarakat luas. Selain itu, dalam akuntan publik ada
pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah
ditetapkan yang disebut dengan istilah Auditing.
Dalam akuntansi, ada beberapa perbedaan antara auditing dan akuntansi,
yaitu seperti perbedaan istilah, tujuan, standar penerapan, sertifikasi, hasil kerja,
dan periode waktu. Auditing tidak dipengaruhi suku bunga bebas resiko ataupun
risiko bisnis untuk nasabah namun bisa memunculkan akibat yang signifkan
terhadap resiko data.
Untuk mendirikan Kantor Akuntan Publik dibutuhkan struktur dan beberapa
syarat, salah satunya harus mendapatkan izin usaha KAP dan izin tersebut
diberikan oleh Menteri Keuangan. Jumlah Kantor Akuntan Publik di Indonesia
dari tahun ke tahun semakin bertambah karena semakin banyak masyarakat yang
membutuhkan jasa akuntan publik.

3.2 Kritik dan Saran


Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasa yang kami sajikan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi wawasan kita
dalam memahami mata kuliah yang diampu.

35
DAFTAR PUSTAKA

Haryono Jusup, AI. 2022. AUDITING (Pengauditan Berbasis ISA).

Kristen, Universitas. “SEJARAH PERKEMBANGAN PROFESI AKUNTAN


PUBLIK DI INDONESIA.”

Nadia. 2013. “Standar Audit Intrnational (ISA) Untuk Indonesia.” feb.ugm.ac.id

Nusantara, Universitas Multimedia. 2022. “PERBEDAAN AKUNTAN DAN


AUDITOR.” umn.ac.id

Rahmi, Nur. 2020. “ASPEK EKONOMI DALAM PERMINTAAN AUDIT.”


academia.edu

Tiosekti. 2017. “Tujuan Dibuatnya ISA Dan Penyebab Indonesia Mengadopsi


ISA.” coursehero.com

Verrent. 2019. “SIFAT AUDITING.” coursehero.com

36

Anda mungkin juga menyukai