Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PERMINTAAN ATAS JASA AUDIT DAN ASSURANCE LAIN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit


Dosen Pengampu:
Sinta Ramaiyanti, SE., M.Ak

Kelompok 1:
Bulan Adriani (2202110687)
Chinta Firera (2202113551)
Gheena Candra (2202124602)
Margahayu Reratri (2202112146)
Nazhira Khairiyah (2202110760)
Pramesti Wisa Zerfi (2202124596)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS RIAU
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Permintaan
atas Jasa Audit dan Assurance Lain” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Audit.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Audit
bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada ibu Sinta Ramaiyanti selaku dosen pengampu Audit yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada ibu Sinta Ramaiyanti yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.Penulis makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
2.1 Sifat dari Audit .................................................................................... 3
2.2 Perbedaan Audit dan Akuntansi(Distinction Between
Auditing and Accounting).................................................................. 6
2.3 Aspek Ekonomi dalam Permintaan Akan Auditing ............................ 9
2.4 Layanan Jaminan (Assurance Services) .............................................. 12
2.5 Tipe-tipe audit (Types of Audit) ......................................................... 15
2.6 Tipe-tipe Auditor (Types of Auditors) ................................................ 17
2.7 Akuntan Publik Bersertifikat (Certified Public Accountant) .............. 20
BAB III ............................................................................................................ 22
KESIMPULAN ................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin pesat dapat menyebabkan
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas dari profesi
akuntan public. Pengembangan ini dimaksudkan bahwa kualitas jasa yang
diberikan oleh akuntan public harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Mengenai hal tersebut, akuntan public harus melakukan pengembangan dan


penyempurnaan berbagai standar professional dan dapat memberikan informasi
yang bermutu. Oleh karena itu diperlukan jasa assurance untuk meningkatkan
mutu informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan diambil
oleh akuntan public.

Untuk memenuhi tujuan audit tentunya diperlukan bukti audit yang bermutu.
Bukti audit memberikan pengaruh besar terhadap penarikan kesimpulan oleh
auditor. Oleh karena itu, auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
yang cukup dan berkompeten agar kesimpulan yang diambil oleh akuntan public
bisa memberikan manfaat yang positif dalam rangka proses kemajuan perusahaan.
Selain itu juga, bukti audit yang relevan membantu akuntan public agar terhindar
dari tuntutan pihak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sifat dari audit?
2. Apa perbedaan dari audit dan akuntansi?
3. Apa saja aspek ekonomi dalam permintaan akan audit?
4. Apa itu layanan jaminan?
5. Apa saja tipe-tipe audit?
6. Apa saja tipe-tipe auditor?
7. Apa yang dimaksud dengan akuntan publik bersertifikat

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sifat dari audit
2. Mengetahui perbedaan antara audit dan akuntansi
3. Mengetahui apa saja aspek ekonomi dalan permintaan akan audit
4. Mengetahui apa itu layanan jaminan
5. Mengetahui macam-macam tipe audit
6. Mengetahui macam-macam tipe auditor
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan akuntan publik bersertifikat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sifat dari Audit


 Definisi Audit (Definition Auditing)
Audit (Auditing) adalah akumulasi dan evaluasi Bukti tentang informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat korespondensi antara informasi
dan kriteria yang ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang
kompeten dan independen.

Auditing adalah jasa yang diberikan auditor dalam memeriksa laporan


keuangan yang disajikan dari pihak klien. Kegiatan audit bertujuan untuk
memeriksa apakah ada salah saji material atau kecurangan. Pemeriksaan
atas laporan keuangan bertujuan untuk menilai kewajaran laporan
keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan.

Menurut Mulyadi dalam A. Jaya & Karol (2016), audit adalah suatu proses
yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit
mengenai kegiatan ekonomi dari informasi laporan keuangan perusahaan
klien.

Tujuannya adalah untuk memberikan laporan atau informasi mengenai


adanya tingkat perbedaan antara informasi kuantitatif dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan pernah dilakukan oleh orang-orang independen dan
kompeten.

Menurut Iskandar, Yen, & Anwar (2011), auditing adalah suatu proses
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang
independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak
manajemen atau klien beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

3
lainnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan.

 Informasi dan Kriteria yang Ditetapkan (Information and Established


Criteria)
Untuk melakukan audit, harus ada informasi dalam bentuk yang dapat
diverifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang dengannya auditor dapat
mengevaluasi informasi tersebut. Informasi ini dapat mengambil banyak
bentuk, yaitu :
a) Auditor secara rutin melakukan audit informasi yang dapat diukur,
termasuk laporan keuangan perusahaan dan pengembalian pajak
penghasilan federal individu.
b) Auditor juga mengaudit informasi yang lebih subjektif, seperti
efektivitas sistem komputer dan efisiensi operasi manufaktur.

Kriteria untuk mengevaluasi informasi juga bervariasi tergantung pada


informasi yang diaudit, yaitu :
a) Dalam audit atas laporan keuangan historis oleh kantor akuntan
publik (KAP), kriteria yang berlaku biasanya adalah prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP) atau International Financial
Reporting Standards (IFRS). Untuk audit kontrol internal atas
pelaporan keuangan, kriteria akan menjadi kerangka kerja yang
diakui untuk membangun kontrol internal, seperti Kerangka Kerja
Terintegrasi Kontrol Internal yang dikeluarkan oleh Komite
Organisasi Sponsor dari Komisi Treadway (secara luas dikenal
sebagai COSO).
b) Untuk audit pengembalian pajak oleh Internal Revenue Service
(IRS), kriterianya ditemukan dalam Internal Revenue Code. Dalam
audit IRS atas pengembalian pajak perusahaan Apple, agen
pendapatan internal menggunakan Kode Pendapatan Internal
sebagai kriteria untuk kebenaran, daripada GAAP.

4
c) Untuk informasi yang lebih subjektif, lebih sulit untuk menetapkan
kriteria. Biasanya, auditor dan entitas yang diaudit menyetujui
kriteria jauh sebelum audit dimulai. Misalnya, dalam audit
efektivitas aspek spesifik dari operasi komputer, kriteria mungkin
termasuk tingkat kesalahan input atau output yang diijinkan.

 Akumulasi dan Bukti Evaluasi (Accumulating and Evaluating


Evidence)
Bukti (Evidence) adalah informasi apa pun yang digunakan oleh auditor
untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Bukti mengambil banyak bentuk yang
berbeda, termasuk :
a) Data elektronik dan dokumenter tentang transaksi,
b) Komunikasi tertulis dan elektronik dengan orang luar,
c) Pengamatan oleh auditor, dan
d) Kesaksian lisan dari auditee (klien).

Berikut merupakan untuk memenuhi tujuan audit :


a) Auditor harus memperoleh kualitas dan kuantitas bukti yang
cukup,
b) Auditor harus menentukan jenis dan jumlah bukti yang diperlukan
dan mengevaluasi apakah informasi tersebut sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan.

 Orang Independen yang Kompeten (Competent, Independent Person)


Auditor harus memenuhi syarat untuk memahami kriteria yang digunakan
dan harus kompeten untuk mengetahui jenis dan jumlah bukti yang harus
dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa
bukti. Auditor juga harus memiliki sikap mental yang mandiri.
Kompetensi mereka yang melakukan audit tidak bernilai banyak jika
mereka bias dalam akumulasi dan evaluasi bukti.

5
Auditor berusaha untuk mempertahankan tingkat kemandirian yang tinggi
untuk menjaga kepercayaan pengguna yang mengandalkan laporan
mereka. Auditor yang melaporkan laporan keuangan perusahaan sering
disebut auditor independen (Independent auditors). Meskipun auditor
tersebut dibayar biaya oleh perusahaan, mereka biasanya cukup
independen untuk melakukan audit yang dapat diandalkan oleh pengguna.
Bahkan auditor internal yang dipekerjakan oleh perusahaan yang mereka
audit biasanya melapor langsung ke manajemen puncak dan dewan
direksi, menjaga auditor tetap independen dari unit operasi yang mereka
audit.

2.2 Perbedaan Audit dan Akuntansi (Distinction Between Auditing and


Accounting)

Banyak pengguna laporan keuangan dan masyarakat umum yang mengacaukan


audit dengan akuntansi. Kebingungan ini terjadi karena sebagian besar audit
biasanya berkaitan dengan informasi akuntansi, dan banyak auditor memiliki
keahlian yang cukup dalam bidang akuntansi. Kebingungan ini bertambah
dengan pemberian gelar “akuntan publik bersertifikat” kepada banyak individu
yang melakukan audit.

Akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran peristiwa


ekonomi dengan cara yang logis untuk tujuan menyediakan informasi
keuangan untuk pengambilan keputusan. Untuk memberikan informasi yang
relevan, akuntan harus memiliki pemahaman menyeluruh tentang prinsip dan
aturan yang menjadi dasar penyusunan informasi akuntansi. Selain itu, akuntan
harus mengembangkan sistem untuk memastikan bahwa peristiwa ekonomi
entitas dicatat dengan benar, tepat waktu dan dengan biaya yang wajar.

Saat mengaudit data akuntansi, auditor fokus pada penentuan apakah informasi
yang dicatat mencerminkan dengan tepat peristiwa ekonomi yang terjadi
selama periode akuntansi. Karena standar akuntansi AS atau internasional

6
memberikan kriteria untuk mengevaluasi apakah informasi akuntansi dicatat
dengan benar, auditor harus memahami standar akuntansi tersebut secara
menyeluruh.

Selain memahami akuntansi, auditor harus memiliki keahlian dalam akumulasi


dan interpretasi bukti audit. Keahlian itulah yang membedakan auditor dengan
akuntan. Penentuan prosedur audit yang tepat, penentuan jumlah dan jenis item
yang akan diuji, dan evaluasi hasilnya merupakan hal yang unik bagi auditor.

Akuntansi yaitu pencatatan, pengklasifikasian dan peringkasan kejadian


ekonomi yang terjadi untuk tujuan menyediakan keuangan informasi yang
digunakan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dilakukan karena pada
dasarnya manusia mudah lupa susah ingat dan mustahil bagi kita semua untuk
mengingat apa yang sudah dilakukan secara seratus persen. Terutama jika hal
ini menyangkut masalah laporan dan keuangan.

Auditing yaitu menentukan apakah informasi yang dicatat dengan benar


mencerminkan peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi.

Akuntansi meliputi: Transaksi–>Jurnal–>Buku Besar–>Laporan


Keuangan.

Auditing memiliki siklus kebalikan dari Akuntansi : Laporan


Keuangan–>Buku Besar–>Transaksi.

Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi


yang dapat mempengaruhi perusahaan atau pemerintah. Setelah diidentifikasi,
maka bukti dan transaksi diukur, dicatat, diklasifikasikan, serta dibuat
ringkasan/ikhtisar dalam catatan-catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah
penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum (PABU). Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relevan
dan andal, sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan. Para

7
karyawan perusahaan atau pegawai pemerintah terlibat dalam proses akuntansi
ini, sedangkan tanggung jawab akhir laporan keuangan terletak pada
manajemen perusahaan atau pemerintah.

Auditing laporan keuangan terdiri dari upaya memahami bisnis dan industri
klien serta memperoleh dan menilai bukti yang berkaitan dengan laporan
keuangan, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada
kenyataannya laporan keuangan tersebut telah menyajikan laporan keuangan
secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang diterima
umum (Generally Accepted Auditing Standard / GAAS) dalam mengumpulkan
dan menilai bukti, serta dalam menerbitkan laporan uang memuat kesimpulan
auditor yang dinyatakan dalam bentuk pendapat (opini) atas laporan keuangan.

Berikut Perbedaan antara Auditing dengan Akuntansi:

Keterangan Auditing Akuntansi

Mengidentifikasi kejadian-
Memperoleh dan menilai atau kejadian dan kemudian
mengevaluasi bukti yang mengukur, mencatat,
berhubungan dengan laporan mengklasifikasikan dan
keuangan yang disusun oleh meringkasnya dalam catatan-
Metode manajemen. catatan akuntansi.

Menyusun dan
Menyatakan pendapat tentang mendistribusikan laporan
Tujuan kewajaran laporan keuangan. keuangan.

Pihak yang Laporan auditing (audit


bertanggung report) tanggung jawab Laporan keuangan tanggung
jawab auditor. jawab manajemen.

8
Kriteria Akuntansi Auditing

Pencatatan secara sistematis


dari rekening suatu organsiasi Pemeriksaan atas pembukuan
dan penyusunan laporan dan laporan keuangan suatu
Arti keuangan pada akhir tahun organisasi

Mengikuti aturan accounting Mengikuti aturan standard on


Peraturan standards auditing

Pekerjaan
Dilakukan
oleh Akuntan Auditor

Jadi dapat disimpulkan dari keduanya yaitu akuntansi lebih berfokus ke proses
pengolahan catatan keuangan sebagai bahan penyusunan laporan keuangan.
Sedangkan audit lebih ke evaluasi catatan/laporan keuangan yang telah dibuat.

2.3 Aspek Ekonomi dalam Permintaan Akan Auditing


Untuk mengilustrasikan kebutuhan akan auditing, mari pertimbangkan
keputusan seorang pejabat bank dalam memberikan pinjaman kepada suatu
perusahaan. Keputusan ini akan didasarkan pada faktor-faktor seperti hubungan
keuangan sebelumnya dengan perusahaan serta kondisi keuangan perusahaan itu
seperti yang dicerminkan didalam laporan keuangannya. Jika jadi memberikan
pinjaman, bank itu akan mengenakan suku bunga yang terutama ditentukan oleh
tiga faktor berikut:
1) Suku bunga bebas resiko: suku bunga ini mendekati suku bunga yang
dapat diperoleh bank dengan berinvestasi dalam surat utang negara selama
jangka waktu yang sama dengan pinjaman usaha tersebut.
2) Resiko bisnis bagi nasabah: resiko ini mencerminkan kemungkinan bahwa
perusahaan tidak sanggup melunasi pinjamannya karena kondisi ekonomi
atau bisnis, seperti resesi, keputusan manajemen yang buruk, atau
persaingan tidak terduga dalam industri yang digelutinya.

9
3) Risiko Informasi : risiko informasi mencerminkan kemungkinan bahwa
informasi yang melandasi keputusan risiko bisnis ternyata tidak akurat.
Penyebab risiko informasi ini kemungkinan adalah tidak akuratnya laporan
keuangan.
Auditing tidak mempengaruhi suku bunga bebas risiko atau risiko bisnis bagi
nasabah tetapi dapat menimbulkan dampak yang signfikan terhadap risiko
informasi.

 Penyebab risiko informasi


Dengan semakin kompleksnya masyarakat, semakin besar pula
kemungkinan para pegambil keputusan menerima informas yang tidak
andal. Bebarapa alasannya adalah:
1) Jauhnya informasi
Adanya informasi yang salah disajikan karena adanya perekonomian
global.
2) Bias dan Motif si Penyedia
Jika informasi disediakan oleh seorang yang tujuannya tidak sejalan
dengan tujuan si pengambil keputusan, informasi itu mungkin
dibiaskan demi menguntungkan si penyedia. Alasannya mugkin saja
murni rasa optimisme tentang peristiwa - peristiwa di masa depan atau
penekanan disengaja yang dirancang untuk mempengaruhi pemakai
informasi.
3) Data yang sangat banyak
Semakin besar organisasi semakin besar informasi transaksi pertukaran
yang diperlukan. Hal ini memperbesar kemungkinan dimasukannya
informasi yang dicatat secara tidak tepat ke dalam catatan mungkin
tersembunyi dalam sejumlah besar informasi lainnya.
4) Transaksi pertukaran yang komplek
Dalam beberapa dakade terakhir ini, transaksi pertukaran
antarorganisasi sudah menjadi semakin kompleks sehingga lebih sulit
dicatat dengan tepat. Peningkatan kompleksitas transaksi ini juga
menyebabkan standar akuntansi menjadi semakin kompleks.

10
 Mengurangi risiko informasi
Setelah membandingkan biaya dan manfaat, para manajer bisinis dan
pengguna laporan keuangan mungkin menyimpulkan bahwa cara terbaik
untuk menangani risiko informasi adalah dengan menetapkan risiko itu
tetap tinggi namun wajar. Suatu perusahaan kecil mungkin menganggap
lebih murah jika membayar biaya bunga yang lebih tinggi ketimbang
menambah biaya untuk untuk mengurangi risiko informasi. Bagi
perusahaan yang lebih besar, biasanya lebih praktis menanggung biaya
untuk mengurangi risiko informasi. Ada 3 cara utama melakukan hal itu:

1) Pengguna memverifikasi informasi


Pengguna bisa saja mendatangi lokasi perusahaan untuk memeriksa
catatan-catatan dan memperoleh informasi tentang keandalan atau
relibilitas laporan. Biasanya cara ini tidak praktis dalam segi biaya.
Selain itu, secara ekonomis juga tidak efisien bagi semua pengguna
untuk memverifikasi sendiri informasi tersebut.
2) Pengguna Berbagi Risiko Informasi dengan Manajemen
Jika pengguna menangandalkan laporan keuangan yang tidak akurat
dan sebagai akibatnya menanggung kerugian keuangan, mereka
memilik dasar untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap
manajemen. Kesulitan yang dihadapi dalam berbagi risiko informasi
dengan manajemen adalah bahwa pengguna mungkin tidak akan
menerima penggantian atas kerugian yang dideritanya.
3) Laporan Keuangan yang Diaudit Sudah Disediakan
Cara yang paling umum bagi pemakai untuk memperoleh informasi
yang andal adalah dengan meminta audit independen. Biasanya
manajemen suatu perusahaan tertutup atau komite audit perusahaan
terbuka menugaskan auditor untuk memberikan kepastian kepada
pengguna bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut dapat
diandalkan. Pengguna eksternal seperti pemegang saham dan pemberi
pinjaman yang mengandalkan laporan keuangan untuk mengambil

11
keputusan bisnis menganggap laporan auditor sebagai indikasi dari
realiabilitas laporan keuangan tersebut. Pengambil keputusan lalu
dapat menggunakan informasi yang telah diaudit tentang asumsi
bahwa laporan telah cukup lengkap, akurat, dan tidak bias.

2.4 Layanan Jaminan (Assurance Services)


 Definisi layanan jaminan
Kata jaminan berasal dari Bahasa Belanda, yaitu zekerheid atau cautie.
Jaminan biasanya juga disebut agunan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa jaminan adalah tanggungan atas
pinjaman yang diterima. Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mendefinisikan jaminan sebagai harta yang ditempatkan sebagai agunan
untuk pembayaran atau kesanggupan atas suatu kewajiban.

Jika peminjam gagal memenuhi kewajibannya, harta yang dijadikan


jaminan akan diambil alih oleh bank dan akan dijual untuk memenuhi
perjanjian kontraknya. Dalam pengajuan suatu pinjaman, jaminan dapat
berupa suatu barang, harta, atau benda yang diberikan oleh debitur kepada
kreditur. Bisa dilihat dari kasus pinjaman ke bank, untuk memaknai
jaminan secara pragmatis. Kebutuhan akan jaminan bukanlah hal baru.
CPA telah memberikan banyak jasa jaminan selama bertahun-tahun,
khususnya jaminan tentang informasi laporan keuangan historis. Sebagai
hasil dari ketentuan dalam Pasal 404 Sarbanes – Oxley Act, KAP
memberikan jaminan pengendalian internal atas pelaporan keuangan untuk
perusahaan publik yang lebih besar.

Baru-baru ini, CPA telah memperluas jenis layanan jaminan yang mereka
lakukan untuk mencakup informasi lain yang menarik bagi investor,
pelanggan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti laporan tanggung
jawab sosial perusahaan dan laporan keberlanjutan. Misalnya, dunia usaha
dan konsumen sering kali mencari jaminan bahwa perusahaan tempat
mereka berbisnis menghasilkan produk dan jasa dengan cara yang

12
bertanggung jawab secara sosial. Permintaan akan layanan jaminan terus
meningkat karena pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya
mencari jaminan mengenai informasi keuangan dan nonkeuangan selain
informasi dalam laporan keuangan perusahaan.

Layanan jaminan adalah layanan profesional independen yang


meningkatkan kualitas informasi bagi pengambil keputusan. Pelayanan
seperti ini dihargai karena penyedia jaminan bersifat independen dan
dianggap tidak memihak terhadap informasi yang diperiksa. Individu
yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan bisnis mencari layanan
jaminan untuk membantu meningkatkan keandalan dan relevansi
informasi yang digunakan sebagai dasar keputusan mereka. Layanan
jaminan dapat dilakukan oleh CPA atau oleh berbagai profesional lainnya.
Layanan jaminan lain yang disediakan oleh perusahaan selain CPA
mencakup pemeringkatan televisi, radio, dan Internet Nielsen.

 Kategori layanan jaminan


Kategori layanan jaminan yang disediakan oleh CPA adalah layanan
pengesahan. Layanan pengesahan adalah jenis layanan asurans di mana
KAP menerbitkan laporan tentang suatu pokok persoalan atau pernyataan
yang dibuat oleh pihak lain. Kategori utama layanan pengesahan meliputi:

1) audit atas laporan keuangan historis,


2) audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan,
3) review laporan keuangan historis, dan
4) layanan pengesahan lainnya yang dapat diterapkan pada berbagai
pokok bahasan.

CPA memberikan tingkat jaminan yang lebih rendah untuk peninjauan


laporan keuangan dibandingkan dengan tingkat jaminan yang tinggi untuk
audit; oleh karena itu, lebih sedikit bukti yang diperlukan. Suatu tinjauan
seringkali cukup untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan.

13
Hal ini dapat diberikan oleh kantor akuntan publik dengan biaya yang jauh
lebih rendah daripada audit karena lebih sedikit bukti yang diperlukan.
Banyak perusahaan non-publik menggunakan opsi pengesahan ini untuk
memberikan keyakinan terbatas atas laporan keuangan mereka tanpa
menimbulkan biaya audit.

 Contoh pelayanan jaminan


Layanan Pengesahan Lainnya CPA menyediakan banyak layanan
pengesahan lainnya. Biasanya, CPA ditugasi untuk memberikan jaminan
tertulis tentang keandalan asersi yang dibuat oleh manajemen. Banyak dari
layanan ini merupakan perpanjangan alami dari audit atas laporan
keuangan historis, karena pengguna mencari keyakinan independen
mengenai jenis informasi lainnya.

Perusahaan CPA melakukan berbagai layanan lain yang umumnya berada


di luar cakupan layanan jaminan. Tiga contoh spesifik:
1) Jasa akuntansi dan pembukuan
2) Pelayanan perpajakan
3) Jasa konsultasi manajemen

Sebagian besar jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa
konsultasi manajemen berada di luar cakupan jasa jaminan, meskipun ada
kesamaan antara beberapa jasa konsultasi dan jaminan. Tujuan utamanya
Jika layanan jaminan adalah untuk meningkatkan kualitas informasi,
tujuan utama dari penugasan konsultasi manajemen adalah untuk
menghasilkan rekomendasi kepada manajemen.

Meskipun kualitas informasi seringkali menjadi kriteria penting dalam


konsultasi manajemen, tujuan ini biasanya bukan tujuan utama. Misalnya,
CPA mungkin dilibatkan untuk merancang dan memasang sistem
teknologi informasi baru untuk klien sebagai penugasan konsultasi.
Tujuan dari keterlibatan tersebut adalah untuk memasang sistem baru,

14
dengan tujuan peningkatan informasi sebagai produk sampingan dari
keterlibatan tersebut.

 Contoh jasa asuransi


1) Pengendalian dan risiko yang berkaitan dengan investasi, termasuk
kebijakan yang berkaitan dengan derivatif
2) Belanja misteri
3) Menilai risiko akumulasi, distribusi, dan penyimpanan informasi
digital
4) Penilaian risiko penipuan dan tindakan ilegal
5) Bahan organik
6) Kepatuhan terhadap perjanjian royalti hiburan
7) Sertifikasi ISO 9000
8) Tanggung jawab dan keberlanjutan perusahaan

2.5 Tipe-tipe audit (Types of Audit)


Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley yang dialih bahasakan
oleh Amir Abadi Jusuf (2013:16) Jenis-jenis audit dibedakan menjadi tiga Jenis,
yaitu:
1) Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari
prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional,
manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki
operasi. Sebagai contoh, auditor mungkin mengevaluasi efisiensi dan
akurasi pemprosesan transaksi penggajian dengan sistem komputer yang
baru dipasang. Mengevaluasi secara objektif apakah efisiensi dan
efektifitas operasi sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan jauh lebih
sulit dari pada audit ketaatan dan audit keuangan. Selain itu, penetapan
kriteria untuk mengevaluasi informasi dalam audit operasional juga
bersifat sangat subjektif
2) Audit Ketaatan (Complience audit)
Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit
mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh

15
otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan
kepada manajemen, bukan kepada pengguna luar, karena manajemen
adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan
terhadap prosedur dan Peraturan yang digariskan. Oleh karena itu,
sebagian besar pekerjaan jenis ini sering kali dilakukan oleh auditor yang
bekerja pada unit organisasi itu.
3) Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit atas laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah
seluruh laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan
sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya, kriteria yang berlaku adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), walaupun auditor
mungkin saja melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun dengan
menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya yang cocok
untuk organisasi tersebut. Dalam menentukan apakah laporan keuangan
telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah
laporan keuangan itu mengandung kesalahan yang vital atau salah saji
lainnya.

Dari ketiga jenis audit yang disebutkan di atas pada dasarnya memiliki Kegiatan
inti yang sama, yaitu untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara fakta yang
terjadi dengan standar yang telah ditetapkan. Audit operasional (operational
audit) menetapkan tingkat kesesuaian antara operasional usaha pada bagian
tertentu di perusahaan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang telah
ditetapkan manajemen. Audit ketaatan (compliance audit) menetapkan tingkat
kesesuaian antara suatu pelaksanaan dan kegiatan pada perusahaan dengan
peraturan yang berlaku seperti peraturan pemerintah, ketetapan manajemen atau
peraturan lainnya. Sedangkan audit laporan keuangan (financial statement audit)
menetapkan tingkat kesesuaian antara Laporan keuangan dengan Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

16
2.6 Tipe-tipe Auditor (Types of Auditors)
Ada beberapa jenis auditor yang dipraktikkan saat ini. Yang palimmh umum
adalah kantor akuntan publik bersertifikat, auditor kantor akuntan pemerintah,
agen pendapatan internal, dan auditor internal.
1) Kantor akuntan publik bersertifikat
Kantor akuntan publik bersertifikat bertanggung jawab untuk mengaudit
laparan keuangan historis dari semua perusahaan yang diperdagangkan
secara publik, sebagian besar perusahaan lain yang cukup besar, dan
banyak perusahaan yang lebih keal serta organisasi non-komersial. Karena
penggunaan laporan keuangan yang telah diaudit secara luas dalam
perekonomian AS, serta keakraban para pebisnis dan pengguna lainnya
dengan laporan-laporan ini, maka sudah umum untuk menggunakan istilah
auditor dan firma CPA secara sinonim, meskipun ada beberapa jenis
auditor yang berbeda. Sebutan kantor akuntan publik bersertifikat
mencerminkan fakta bahwa auditor yang memberikan opini audit atas
laparan keuangan harus memiliki lisensi sebagai CPAS. Kantor akuntan
publik sering disebut auditor eksternal atau auditor independen untuk
membedakan mereka dari auditor internal.
2) Auditor kantor akuntanbilitas pemerintah
Auditor kantor akuntabilitas pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk
kantor Akuntabilitas Pemerintah AS (GAO), sebuah lembaga nonpartisan
di cabang legislatif pemerintah federal. Dikepalai oleh Pengawas
Keuangan. GAO melapor dan bertanggung jawab kepada Kongres.

Tanggung jawab utama GAO adalah menjalankan fungsi audit untuk


Kongres, dan memiliki banyak nyak t tanggung jawab jau audit yang sama
dengan firma CPA GAO mengaudit sebagian besar informasi keuangan
yang disiapkan oleh berbagai lembaga pemerintah federal sebelum
diserahkan kepada Kongres. Karena wewenang untuk pengeluaran dan
penerimaan badan-badan pemerintah ditentukan oleh hukum, ada
penekanan yang cukup besar pada kepatuhan kepatuhan dalam audit ini.
Sebagian besar upaya audit GAO dikhususkan untuk mengevaluasi

17
efisiensi dan efektivitas operasional berbagai program federal. Selain itu,
karena besarnya ukuran banyak lembaga federal dan kesamaan operasi
mereka. GAO telah membuat kemajuan yang signifikan dalam
mengembangkan metode audit yang lebih baik melalui penggünaan secara
luas pengambilan sampel statistik yang sangat canggih dan teknik
penilaian risiko dengan komputer

Di banyak negara bagian, pengalaman sebagai auditor GAO memenuhi


persyaratan pengalar engalaman untuk menjadi CPA. Di negara-negara
bagian tersebut. jika seseorang lulus ujian CPA dan memenuhi persyaratan
pengalaman dengan n menjadi auditor GAD, ia dapat memperoleh
sertifikat CPA.

Sebagai hasil dari tanggung jawab mereka yang besar dalam mengaudit
pengeluaran pemerintah federal, penggunaan konsep-konsep audit tingkat
lanjut. kelayakan mereka untuk menjadi CPAS, dan kesempatan mereka
untuk melakukan audit operasional, para auditor GAO sangat dihormati
dalam profesi audit.
3) Agen pendapatan internal
IRS, di bawah arahan Komisaris Pendapatan Internal, adalah Agen
Pendapatan Intemal yang bertanggung jawab untuk menegakkan undang-
undang pajak federal sebagaimana telah ditetapkan oleh Kongres dan
ditafsirkan oleh pengadilan. Tanggung jawab utama IRS adalah mengaudit
pengembalian pembayar pajak untuk menentukan apakah mereka telah
mematuhi undang-undang perpajakan. Audit ini semata-mata merupakan
audit kepatuhan. Auditor yang melakukan pemeriksaan ini disebut agen
pendapatan internal.

Kelihatannya audit pengembalian pajak untuk kepatuhan terhadap undang-


undang pajak federal adalah masalah yang sederhana dan mudah, tetapi
tidak ada yang lebih jauh dari itu." Undang-undang pajak sangat rumit,
dan ada ratusan volume interpretasi. Laporan pajak yang diaudit

18
bervariasi, mulai dari laporan pajak sederhana dari individu yang bekerja
hanya untuk satu pemberi kerja dan menerima potongan pajak standar
hingga laporan pajak yang sangat kompleks dari perusahaan multinasional.
Masalah perpajakan dapat melibatkan pajak penghasilan individu pajak
hadiah, pajak harta warisan, pajak perusahaan, perwalian, dan sebagainya.
Seorang auditor yang terlibat dalam salah satu bidang ini harus memiliki
pengetahuan perpajakan dan keterampilan audit yang cukup untuk
melakukan audit yang efektif
4) Auditor internal
Auditor internal dipekerjakan oleh semua jenis organisasi untuk mengaudit
manajemen dengan pengawasan untuk Kongres. Tanggung jawab auditor
intermal sangat bervariasi, tergantung pada perusahaan. Beberapa staf
audit internal hanya terdiri dari satu atau dua orang karyawan yang
melakukan audit kepatuhan rutin. Staf audit internal lainnya mungkin
memiliki lebih dari 100 karyawan yang memiliki tanggung jawab yang
beragam, termasuk banyak karyawan di luar bidang akuntansi Banyak
auditor internal yang terlibat dalam audit operasional atau memiliki
keahlian dalam mengevaluasi sistem komputer.

Untuk menjaga independensi dari fungsi bisnis lainnya, kelompok audit


internal biasanya. melapor langsung kepada presiden direktur, pejabat
eksekutif tinggi lainnya, atau komite audit dewan direksi. Namun
demikian, auditor internal tidak dapat sepenuhnya bergantung pada entitas
selama masih ada hubungan antara atasan dan bawahan. Pengguna dari
luar entitas tidak mungkin ingin mengandalkan informasi yang diverifikasi
hanya oleh auditor internal karena kurangnya independensi mereka.

Kurangnya independensi ini merupakan perbedaan utama antara auditor


internal dan perusahaan CPA Di banyak negara bagian, pengalaman audit
internal dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan pengalaman untuk
menjadi CPA. Banyak auditor internal yang mengejar sertifikasi sebagai

19
certi- Linternal auditor (CIA), dan beberapa auditor internal mengejar
kedua sebutan CPA dan CIA.

2.7 Akuntan Publik Bersertifikat (Certified Public Accountant)

Penggunaan sebutan akuntan publik bersertifikat (CPA) diatur oleh hukum negara
bagian melalui departemen perizinan di setiap negara bagian. Di setiap negara
bagian, peraturan biasanya berbeda untuk menjadi seorang CPA dan
mempertahankan lisensi untuk berpraktik setelah penunjukan tersebut diperoleh.
Untuk menjadi seorang CPA, ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi.
1) Persyaratan pendidikan
Seorang Sarjana (S1) jurusan Akuntansi dengan jumlah nilai kredit
akuntansi minimum
2) Persyaratan ujian CPA yang seragam
Ujian berdasarkan komputer dan beberapa ujian tentang etika
3) Persyaratan pengalaman
Bervariasi dari yang tanpa pengalaman sampai berpengalaman hingga 2
tahun dalam auditing

Bagi seseorang yang berencana untuk menjadi CPA, sangat penting untuk
mengetahui persyaratan di negara bagian tempat ia berencana untuk mendapatkan
dan mempertahankan sebutan CPA Sumber terbaik untuk informasi tersebut
adalah Dewan Akuntansi Negara Bagian untuk negara bagian tempat orang
tersebut berencang untuk disertifikasi. Situs web National Association of State
Boards of Accountancy (NASBA) (www.nasba.org) menyediakan informasi
mengenai persyaratan lisensi dan tautan ke situs web masing-masing dewan
negara bagion. Dimungkinkan untuk mentransfer desain CPA dari satu negara
bagian ke negara bagian lain, tetapi persyaratan tambahan sering kali harus
dipenuhi untuk pendidikan formal, pengalaman praktik, atau pendidikan
berkelanjutan

20
Sebagian besar profesional muda yang ingin menjadi CPA memulai karir mereka
di sebuah firma CPA, Setelah mereka menjadi CPAS, banyak yang meninggalkan
firma tersebut untuk bekerja di industri, pemerintahan, atau pendidikan. Orang-
orang ini dapat terus menjadi CPA tetapi sering kali melepaskan hak mereka
untuk berpraktik sebagai auditor independen. Untuk mempertahankan hak untuk
berpraktik sebagai auditor independen di sebagian besar negara bagian CPA harus
memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan dan perizinan jangang
ditentukan. Oleh karena itu. adalah hal yang umum bagi akuntan untuk menjadi
CPA tidak berpraktik sebagai auditor dependen independen.

21
BAB III

KESIMPULAN
Audit (Auditing) adalah akumulasi dan evaluasi Bukti tentang informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat korespondensi antara informasi dan
kriteria yang ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.
Akuntansi meliputi: Transaksi–>Jurnal–>Buku Besar–>Laporan
Keuangan.
Auditing memiliki siklus kebalikan dari Akuntansi : Laporan
Keuangan–>Buku Besar–>Transaksi.
Auditing tidak mempengaruhi suku bunga bebas risiko atau risiko bisnis
bagi nasabah tetapi dapat menimbulkan dampak yang signfikan terhadap risiko
informasi.
Kata jaminan berasal dari Bahasa Belanda, yaitu zekerheid atau cautie.
Jaminan biasanya juga disebut agunan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) dijelaskan bahwa jaminan adalah tanggungan atas pinjaman yang
diterima. Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendefinisikan jaminan
sebagai harta yang ditempatkan sebagai agunan untuk pembayaran atau
kesanggupan atas suatu kewajiban.
Audit operasional(Operational Audit) mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Audit
ketaatan(Complience audit) dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang
diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh
otoritas yang lebih tinggi. Audit atas laporan keuangan(Financial Statement
Audit) dilaksanakan untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan
(informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu.
Tipe-tipe auditor : 1) Kantor akuntan publik bersertifikat, 2)Auditor
kantor akuntanbilitas pemerintah, 3) Agen pendapatan internal, 4) Auditor
internal.
Penggunaan sebutan akuntan publik bersertifikat (CPA) diatur oleh hukum
negara bagian melalui departemen perizinan di setiap negara bagian. Di setiap
negara bagian, peraturan biasanya berbeda untuk menjadi seorang CPA dan
mempertahankan lisensi untuk berpraktik setelah penunjukan tersebut diperoleh.

22
DAFTAR PUSTAKA

Elder, Randal J.Beasley, Mark S. Hogan, Chris E. Arens, Alvin A.Auditing and
Assurance Service.

Binus Univercity.(2017). Perbedaan Akuntansi dan Auditing. Diakses pada 03


Februari 2024 dari https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/perbedaan-
akuntansi-dan-auditing/

https://www.idntimes.com/business/economy/yunisda-dwi-saputri/apa-itu-
jaminan

Ref: Arens, Alvin A, Elder, Randa J., dan Beasley, Mark S. (2017). Auditing and
Assurance Service an Integrated Approach Sisteenth Edition.

23

Anda mungkin juga menyukai