Anda di halaman 1dari 19

PAPER PENGAUDITAN I

LAPORAN AUDITOR
EKA 439 (B2)

Dosen Pengampu:
Dra. Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati, M.Si.,Ak.

Disusun oleh:
Kelompok 4
Alan Aquillino 2207531110
Ni Made Sri Utariani 2207531131
I Gusti Ketut Chandra Priyantari 2207531134
Ni Kadek Intan Trisna Cahyaningrat 2207531200
Anak Agung Sayu Istri Nandalika Putri 2207531204

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
bimbingan-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Laporan
Auditor”. Paper ini disusun dengan mengacu pada informasi yang telah diperoleh dari
referensi beberapa buku dan karya ilmiah yang telah dirancang oleh civitas akademika. Paper
ini merangkum sejumlah pertanyaan mengenai ruang lingkup Laporan Auditor.
Harapan kami sebagai penulis semoga paper ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
paper ini agar kedepannya dapat lebih baik. Dalam membuat paper ini, penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan karena pengalaman yang dimiliki oleh penulis cukup
kurang. Oleh karena itu, penulis memohon kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan paper ini.

Jimbaran, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 3
1.3 Tujuan.............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 5
2.1 Jenis - Jenis Laporan Auditor.........................................................................................5
2.2 Persyaratan Masing-Masing Auditor............................................................................11
2.3 Kriteria wajar dalam Laporan Auditor......................................................................... 13
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Audit merupakan proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen untuk
mengevaluasi keuangan, operasional, dan proses bisnis suatu entitas. Tujuan dari audit adalah
untuk memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan bahwa laporan keuangan dan
informasi lain yang diaudit telah disusun dengan benar dan dapat dipercaya. Dalam
melakukan audit, auditor mengikuti standar audit yang ditetapkan oleh badan profesi, seperti
International Standards on Auditing (ISA). Standar ini memberikan panduan mengenai
metode dan prosedur yang harus diikuti oleh auditor dalam melaksanakan audit.
Laporan auditor adalah sebuah media yang digunakan oleh auditor untuk melakukan
komunikasi kepada pengguna laporan keuangan. Laporan auditor berisi opini auditor
mengenai keadaan laporan keuangan yang diaudit. Opini tersebut dapat berupa opini wajar
tanpa pengecualian, opini wajar dengan pengecualian, opini tidak wajar, atau penangguhan
pendapat. Laporan auditor harus memuat opini tertulis yang jelas atas informasi keuangan.
Laporan auditor juga harus memuat paragraf pendahuluan yang mengidentifikasi entitas yang
laporan keuangannya diaudit. Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu
paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah auditor setuju
dengan laporan keuangan yang diaudit, namun terdapat kekurangan dalam pengendalian
intern atau terdapat ketidakpastian yang cukup material dalam laporan keuangan. Oleh karena
itu, Laporan auditor memiliki peran penting dalam memberikan keyakinan kepada pengguna
laporan keuangan tentang keandalan informasi keuangan yang disajikan.
Dalam paper ini akan membahas mengenai pengertian laporan auditor, jenis-jenis
laporan audit, persyaratan masing-masing auditor, dan kriteria wajar dalam laporan auditor.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam paper ini yaitu:
1. Apa saja jenis-jenis Laporan Auditor?
2. Apa saja persyaratan masing-masing Auditor?
3. Bagaimana kriteria wajar dalam Laporan Auditor
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari paper ini yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang jenis-jenis laporan auditor

3
2. Untuk mengetahui persyaratan masing-masing auditor
3. Untuk mengetahui kriteria wajar dalam laporan auditor

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis - Jenis Laporan Auditor
Laporan Auditor merupakan laporan yang digunakan untuk memeriksa apakah
laporan keuangan sudah memenuhi standar akuntansi. Dalam laporan auditor terdapat 5 jenis
laporan audit yaitu unqualified opinion (pendapat wajar tanpa pengecualian), Unqualified
opinion with explanatory language (pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku), qualified opinion (pendapat
wajar dengan pengecualian), adverse opinion (pendapatan tidak wajar), dan disclaimer of
opinion (tidak memberikan pendapat).
Format Laporan Audit
1. Judul (title) : Dalam laporan berbentuk baku judul laporan audit harus sederhana dan
mencantumkan kata independen. Ini menunjukan bahwa audit dilakukan oleh pihak
ketiga dan tidak memihak kepada perusahaan mana pun.
2. Penerima (address) : laporan tersebut dengan jelas menyatakan untuk siapa ditujukan,
misalnya kepada pemegang saham perusahaan
3. Pengantar (introduction) : berisi pernyataan berupa nama perusahaan yang diaudit,
tanggal periode keuangan yang diaudit dan biasanya juga berisi tahun fiskal.
4. Tanggung jawab direktur dan auditor (responsibilities of directors and auditors):
bagian ini menyatakan tanggung jawab direktur perusahaan bahwa manajemen dan
direktur perusahaan menerima tugas menyediakan auditor dengan semua dokumentasi
keuangan yang diperlukan. Dokumentasi yang diberikan harus benar dan akurat, serta
sepengetahuan direktur.
5. Pendapat (opinion): berisi pendapat auditor mengenai hasil dari pengauditan yang
telah dilaksanakan
6. Dasar pendapat (basis of opinion): bagian ini menyatakan bahwa audit dilakukan
sesuai dengan standar dan menjelaskan proses dan sumber daya audit.
7. Tanggung jawab pelaporan lain (other responsibility reporting): tanggung jawab
pelaporan lain dapat berupa persyaratan hukum atau peraturan yang berlaku saat ini.
8. Tanda tangan auditor beserta tanggal dan tempat

5
1. Unqualified Opinion (Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian)
Laporan auditor yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan
apabila telah memenuhi beberapa ketentuan seperti sudah sesuai dengan standar auditing
yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia seperti yang terdapat dalam standar
profesional akuntan publik, dan telah mengumpulkan bahan pembuktian yang cukup untuk
mendukung opininya. Disebut juga opini bersih yang merupakan laporan yang dikeluarkan
auditor dan menyatakan bahwa tiap catatan keuangan yang disediakan oleh usaha kecil bebas
dari kesalahan penyajian. Selain itu, unqualified opinion menunjukan bahwa catatan
keuangan telah di maintenance sesuai standar akuntansi. Dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, auditor dapat menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar
dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas suatu entitas
sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS.
Laporan audit tanpa pengecualian memiliki beberapa komponen yakni:
a. Judul Laporan
Biasanya laporan ini terdiri dari judul yang menyertakan kata “independen” seperti

“Laporan Auditor Independen” yang berarti laporan disiapkan oleh pihak ketiga yang

dimaksudkan untuk memberi tahu para pemakai laporan bahwa audit tersebut

dilaksanakan secara tidak memihak atau tidak bias.

b. Alamat laporan audit

Laporan audit ini biasanya ditunjukkan kepada perusahaan pemegang saham atau

dewan direksi perusahaan.

c. Paragraf pendahuluan
Paragraf pertama dalam laporan ini menunjukkan bahwa kantor akuntan publik yang
bersangkutan telah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas.
d. Tanggung jawab auditor
Dalam paragraf kedua ini terdiri dari tanggung jawab akuntan dan juga ruang lingkup
audit yang yang dilakukan. Pada kalimat tanggung jawab menyatakan bahwa audit
telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang berlaku dan dalam kalimat ini
juga menyatakan bahwa audit dibuat untuk memperoleh keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material (material

6
misstatement). Pada kalimat ruang lingkup menjelaskan tentang prosedur yang
dilakukan dalam pengauditan.

Contoh Laporan Audit dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian


(Laporan Audit Baku)

e. Pendapat auditor
Dalam paragraf ini berisi kesimpulan auditor terkait dengan hasil audit. Bagian ini
merupakan bagian yang penting sehingga sering kali bagian ini dinyatakan secara
sederhana sebagai pendapat auditor. Paragraf pendapat dinyatakan sebagai suatu
pendapat saja bukan sebagai pernyataan yang mutlak atau sebagai jaminan. Frasa
“menurut pendapat kami” menunjukkan bahwa mungkin ada beberapa risiko
informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan tersebut meskipun telah diaudit.
f. Nama dan alamat kantor akuntan
Nama dalam laporan audit mengidentifikasi kantor akuntan yang melaksanakan audit
tersebut. Pada umumnya yang ditulis adalah nama kantor akuntan publik karena
bagian dari kantor akuntan publik mempunyai tanggung jawab hukum dan profesional
untuk memastikan bahwa kualitas audit memenuhi standar audit. Selain itu kota dan
negaranya juga harus dicantumkan.

7
g. Tanggal laporan audit
Tanggal yang dicantumkan pada laporan adalah tanggal ketika auditor telah
menyelesaikan prosedur audit di lokasi pemeriksaan. Tanggal ini merupakan hal yang
penting bagi para pemakai laporan karena tanggal tersebut menunjukkan hari terakhir
dari tanggung jawab auditor untuk mereview peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
setelah tanggal laporan keuangan. Contohnya pada contoh laporan di bawah tersebut
tanggal neraca adalah 31 Desember 2001, dan tanggal laporan audit adalah 13 Maret
2002 sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa auditor telah memeriksa transaksi
dan peristiwa material yang belum dicatat yang terjadi hingga tanggal 13 Maret 2002.

2. Unqualified Opinion with Explanatory Language (Pendapat Wajar tanpa


Pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk
baku)
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang menyebabkan auditor harus
menambahkan paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan lain dalam laporan audit meskipun
tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.

Contoh Laporan Auditor Wajar Tanpa Pengecualian


dengan Penjelasan

8
3. Qualified Opinion (Pendapat Wajar Dengan Pengecualian)
Dalam kondisi catatan keuangan perusahaan tidak dibuat sesuai dengan standar
akuntansi tetapi tidak ada kesalahan penyajian yang teridentifikasi, auditor akan
mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion). Seperti semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan dan arus kas sesuai
dengan SAK/ETAP/ IFRS. Penulisan qualified opinion sangat mirip dengan unqualified
opinion. Hanya saja Qualified Opinion mencakup paragraf tambahan yang berisi alasan
mengapa laporan audit tidak wajar tanpa pengecualian.

Contoh Laporan Audit dengan Pendapat Wajar Dengan Pengecualian Karena Adanya
Pengungkapan Yang Tidak Cukup

4. Adverse Opinion (Pendapat Tidak Wajar)


Jenis laporan keuangan terburuk yang dapat dikeluarkan untuk perusahaan adalah
adverse opinion. Karena hal ini menunjukan bahwa catatan keuangan perusahaan tidak sesuai
dengan standar akuntansi SAK/ETAP/IFRS. Meskipun kesalahan ini mungkin terjadinya
karena berupa indikasi penipuan ketika jenis laporan ini diterbitkan. Perusahaan harus

9
mengoreksi laporan keuangannya dan mengauditnya kembali, karena investor, kreditur, dan
pihak peminta lainnya tidak akan menerimanya. Apabila auditor menyatakan pendapat tidak
wajar, maka ia harus menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam
laporannya yakni semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama
hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas.

Contoh Laporan Audit dengan Pendapat Tidak Wajar

5. Disclaimer Of Opinion (Tidak Memberikan Pendapat)


Pada beberapa kesempatan, auditor tidak dapat menyelesaikan laporan audit yang
akurat. Hal ini dapat terjadi karena berbagai alasan seperti tidak adanya catatan keuangan
yang sesuai. Ketika ini terjadi, auditor mengeluarkan pernyataan tidak memberikan pendapat,
yang menyatakan bahwa pendapat tentang status keuangan perusahaan tidak dapat
ditentukan. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus
memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut.

10
Contoh Laporan Audit berisi pernyataan tidak memberikan pendapatan sebagai akibat
ketidakberhasilan auditor untuk memperoleh bukti yang cukup karena pembatasan
ruang lingkup

2.2 Persyaratan Masing-Masing Auditor


Dalam melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai auditor, perusahaan maupun
entitas milik publik memerlukan auditor yang dapat bekerja dengan komitmen dan etika kerja
yang baik dalam industri tersebut. Auditor tidak hanya dituntut mengetahui dan menganalisis
isi laporan keuangan yang diberikan kepadanya, melainkan juga dituntut untuk bisa
memberikan performa yang memenuhi ekspektasi suatu entitas atau organisasi.
Berikut ini adalah persyaratan masing-masing Auditor dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya:
1. Prinsip Akuntansi Berlaku Umum yang Ditetapkan IAI
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan sejumlah prinsip akuntansi yang
diumumkan sebagai Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yang disebut juga sebagai
prinsip akuntansi yang ditetapkan IAI. Apabila prinsip akuntansi yang ditetapkan IAI
cocok untuk diterapkan pada laporan keuangan perusahaan, maka prinsip-prinsip
tersebut harus diikuti dalam memenuhi standar pelaporan.

11
2. Perubahan Akuntansi yang Mempengaruhi Konsistensi
Perubahan dalam suatu prinsip akuntansi timbul sebagai akibat penerapan
prinsip akuntansi berlaku umum yang berbeda dari prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan pada tahun sebelumnya. Perubahan akuntansi
yang mempengaruhi konsistensi, meliputi :
a) Perubahan dalam prinsip akuntansi itu sendiri
b) Perubahan dalam metode penerapan suatu prinsip
c) Perubahan dalam satuan usaha yang membuat laporan
Sedangkan perubahan yang tidak mempengaruhi konsistensi meliputi :
a) Perubahan dalam estimasi Akuntansi
b) Perubahan atas kondisi perusahaan
c) Perubahan berupa adanya produk baru
d) Bencana alam
3. Pengungkapan Informatif
Pengungkapan informatif menyangkut hal-hal material yang berkaitan dengan
bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan serta catatan atas laporan keuangan yang
menyertainya.
4. Pernyataan Suatu Pendapat
Syarat ini mengharuskan auditor untuk menyatakan suatu pendapat atau
pernyataan bahwa suatu pendapat tidak dapat diberikan. Apabila pernyataan pendapat
tidak dapat diberikan, alasannya harus dinyatakan dalam laporan auditor.
5. Laporan Keuangan
Laporan keuangan bisa berupa laporan yang diterbitkan oleh sebuah
perusahaan secara individual atau berupa laporan konsolidasi. Selain itu laporan bisa
diterbitkan untuk satu periode akuntansi atau bisa juga disajikan secara komparatif.
Pendapat auditor harus dinyatakan (atau menolak untuk menyatakan pendapat) atas
laporan keuangan yang disebutkan dengan jelas dalam paragraf pendahuluan dalam
laporan auditor.
6. Karakter Suatu Audit
Dalam melakukan auditing, auditor diminta untuk menunjukkan dalam
laporannya petunjuk yang jelas mengenai karakter suatu audit meliputi :
a. Pemeriksaan bukti-bukti berdasarkan pengujian
b. Menilai prinsip akuntansi yang digunakan, estimasi signifikan yang digunakan
manajemen, dan penyajian laporan keuangan sebagai keseluruhan.

12
7. Keterkaitan dengan Laporan Keuangan
Seorang akuntan publik terkait dengan laporan keuangan auditan apabila ia
telah ditunjuk untuk mengaudit laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan IAI dan telah menerapkan prosedur-prosedur auditing atas laporan
keuangan tersebut.
8. Tingkat Tanggung Jawab
Auditor harus menunjukkan tingkat tanggung jawabnya atas audit dan
pendapat yang diberikannya.

2.3 Kriteria wajar dalam Laporan Auditor


Menurut IAI (2001) dalam SA Seksi 326 bahwa tujuan audit atas laporan keuangan
oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan
auditor juga merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya atau apabila
keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Terdapat 5 jenis
opini audit, yaitu:
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Bentuk Baku)
Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang
ditentukan oleh IAI, seperti yang terdapat dalam standar profesional akuntan publik,
dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian (audit evidence) yang cukup untuk
mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atas
penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS, maka auditor dapat memberikan pendapat
wajar tanpa pengecualian.
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas sesuai dengan
SAK/ETAP/IFRS.

2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang Ditambahkan


dalam Laporan Audit Bentuk Baku
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau
bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi

13
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelas
dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab utama
ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan
audit baku adalah:
a. Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain
b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan.
c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa semula menyebabkan auditor yakin tentang
adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas.
d. Terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan Standar Akuntansi/ dalam
metode penerapannya di antara dua periode akuntansi.
e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan
komparatif.
f. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Bapepam namun tidak
disajikan atau tidak direview.
g. Informasi tambahan yang diharuskan oleh IAI-Dewan Standar Akuntansi
Keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari
pedoman yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat
melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau
auditor tidak dapat menghilangkan keraguan yang besar apakah informasi
tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan
tersebut.
Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang
diaudit secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
Dalam SA 705 (Revisi 2021) mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk
menerbitkan suatu laporan yang tepat dalam kondisi ketika, dalam merumuskan suatu
opini berdasarkan SA 700 (Revisi 2021), auditor menyimpulkan bahwa modifikasi
terhadap opini auditor atas laporan keuangan diperlukan.
SA ini menetapkan tiga tipe opini modifikasian, yaitu opini wajar dengan
pengecualian, opini tidak wajar, dan opini tidak menyatakan pendapat. Keputusan
tentang ketepatan penggunaan tipe opini modifikasian bergantung pada:
a. Sifat dari hal-hal yang menyebabkan dilakukannya modifikasi, yaitu apakah
laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material atau, dalam hal

14
ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,
kemungkinan mengandung kesalahan penyajian material; dan
b. Pertimbangan auditor tentang seberapa pervasif dampaknya atau kemungkinan
dampak hal-hal tersebut terhadap laporan keuangan.

Tabel dibawah ini mengilustrasikan bagaimana pertimbangan auditor tentang sifat


hal-hal yang menyebabkan modifikasi, dan seberapa pervasif dampaknya atau
kemungkinan dampaknya terhadap laporan keuangan, memengaruhi tipe opini yang
akan dinyatakan:

3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian


Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila audite menyajikan
secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS, kecuali
untuk dampak hal-hal yang dikecualikan. Pendapat wajar dengan pengecualian
dinyatakan dalam keadaan :
a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap
lingkup audit.
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia
berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
c. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus
menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf
terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat.

15
4. Pendapat Tidak Wajar
Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas
sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan
auditor laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan pada SAK/ETAP/IFRS.
Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor telah
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan
penyajian, baik secara individual maupun secara agregat, adalah material dan pervasif
terhadap laporan keuangan.
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat
Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dan auditor
menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak
terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika relevan, dapat bersifat material dan
pervasif.
Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika, dalam kondisi yang sangat
jarang yang melibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa,
meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap
ketidakpastian tersebut, auditor tidak dapat merumuskan suatu opini atas laporan
keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dan
kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastian tersebut terhadap laporan
keuangan.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laporan audit merupakan sebuah media yang diterapkan oleh auditor guna melakukan
komunikasi kepada pengguna laporan keuangan. Auditor memberikan opininya terkait
kewajaran laporan keuangan pengauditan dalam laporan audit. Kemudian laporan audit
dibagi menjadi 5 yaitu Unqualified Opinion (Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian),
Unqualified Opinion with Explanatory language (Pendapat Wajar tanpa Pengecualian dengan
paragraf penjelasan), Qualified Opinion (Pendapat Wajar Dengan Pengecualian), Adverse
Opinion (Pendapat Tidak Wajar), Disclaimer Of Opinion (Tidak Memberikan Pendapat).
Pada saat membuat laporan ini juga menggunakan syarat masing- masing auditor, dan juga
menggunakan kriteria wajar untuk membuat laporan tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A; Randal J. Elder, Mark S. Beasly dan Amir Abadi Yusuf (2009).
Auditing & Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi versi bahasa Indonesia.
Penerbit Erlangga
Agoes,S. (2008). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Indonesia, I.A. (2021). STANDAR PROFESSIONAL AKUNTAN PUBLIK.
STANDAR AUDIT 700 (REVISI 2021), 2-5.
Indonesia, I.A. (2021). STANDAR PROFESSIONAL AKUNTAN PUBLIK.
STANDAR AUDIT 705 (REVISI 2021), 2-8.

18

Anda mungkin juga menyukai