Anda di halaman 1dari 14

Makalah Kertas Kerja Audit

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

ALFA SADI :12162201190003 USNIDA Z AMALINA :12162201190052

CHARLES DE FRETES :12162201190011 MEYLANY LOLOK :12162201190051

MELKIESEDEK GASKO :12162201190030 INGGRID V SOUISA :12162201190016

AIRENS DAHOKLORY :12162201190050 MINA A EMOLA :12162201190033

OTNIEL LAGIADUAY :12162201190037 HIDALYES SAPULETE :12162201190055

CREODORES TUPA MAHU :12162201190012 PRICILLIA NOYA :12162201190040

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia
rahmat danhidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Kertas Kerja Audit“ tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan
dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan
Akuntansi (Auditing).
Pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan dan membantu dalam penyelesaian pembuatan makalah,
dalam hal ini kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan dari
semua pihak dan dengan segala kerendahan hati semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi parapembaca dan semua pihak yang membutuhkan sehingga
dapat memberikan sumbangan pengetahuan.

Ambon,01 Desember 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................

B. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kertas Kerja......................................................................................

B. Tujuan Kertas Kerja.......................................................................................

C. Tipe Kerta Kerja Audit...................................................................................

D. Pembuatan Kertas Kerja Audit.......................................................................

E. Kertas Kerja Audit Berbasis Komputer.........................................................

BAB III PENUTUPAN

Kesimpulan ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kertas kerja (Working Paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan
klien dengan laporan audit. Oleh karena itu , kertas kerja merupakan alat penting dalam
profesi akuntan public. Dalam proses auditnya auditor harus mengumpulkan atau
membuat berbagai tipe bukti seperti data akuntansi meliputi jurnal , buku besar , buku
pembantu , serta buku pedoman akuntansi , memorandum dan catatan tidak resmi. Untuk
mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan auditan. Untuk
kepentingan pengumpulan dan pembuatan bukti itulah auditor membuat kertas kerja. SA
Seksi 339 kertas kerja memberikan panduan bagi auditor dalam penyusunan kertas kerja
dalam audit atas laporan keuangan atau perikatan auditor lainnya, berdasarkan seluruh
standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Berdasarkan uraian diatas, maka kami telah membuat makalah yang akan
membahas materi mengenai hal tersebut. Makalah ini berjudul “KERTAS KERJA
AUDIT”.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa definisi kertas kerja ?
2. Apa Tujuan pembuatan kertas kerja ?
3.  Apa tipe kertas kerja ?
4.  Bagimana Pembuatan kertas kerja audit?
5. Bagaimana Kertas Kerja Audit Berbasis Komputer?
1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud

Maksud dari penulisan dan penyusunan makalah ini diantaranya ialah :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Topik Khusus
2. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mempelajari bidang akuntansi
khususnya mengenai Kertas Kerja Audit
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan definisi kertas kerja audit
2. Untuk mengetahui tipe kertas kerja audit
3. Untuk mengetahui bagaimana pembuatan kertas kerja audit
4. Untuk mengetahui bagaimana pembuatan kertas kerja audit
5. Untuk mengetahui Kertas kerja audit berbasis komputer

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Dan Tujuan Kerta Kerja

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai


berikut:“Kertas kerja adalah catatan-catatn yang diselenggarakan oleh auditor mengenai
prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang
diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.” Contoh kertas
kerja adalah program audit hasil pemahaman terhadap pengndalian intern, analisis,
memorandum, surat konfirmasi, representasi klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen
perusahaan, dan daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Data kertas
kerja dapat disimpan dalam pita magetik, film, atau media yang lain. Dalam SA 339
dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dukumentasi yang memperlihatkan :
1. Pemeriksaan telah direncanakan dan di supervise dengan baik, yang
menunjukan dilaksanakannya  standar pekerjaan lapangan yang pertama.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal telah diperoleh
untuk merancangkan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang telah dilakuan.
3. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah di terapkan dan
pengujian yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti yang kompeten
yang cukup sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan, yang menunjukan dilaksanakannya standar
pekerjaan lapangan yang ketiga.
Menurut IBK.Bayangkara kertas kerja audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang
dibuat dan data-data yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan
tugas audit. Untuk memberikan gambaran yang lengkap terhadap proses audit, KKA
harus mencerminkan langkah-langkah audit yang ditempuh :
a. rencana audit
b. pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system control internal
c. prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan
kesimpulan yang dicapai.
d. penelahaan kertas kerja audit oleh penyedia
e. laporan audit
f. tindak lanjut dari tindakan perbaikan
Tujuan pembuatan kertas kerja audit, yaitu :
a. mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditkertas kerja audit dapat
digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya dan merupakan bukti bahwa
auditor telah melaksanakan audit yang memadai.
b. menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.auditor dapat
kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam auditnya, jika di kemudian
hari ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan mengenai simpulan atau
pertimbangan yang telah dibuat oleh auditor dalam auditnya
c. mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap audit. audit yang dilaksanakan
oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit yang dilaksanakan dalam brbagai waktu,
tempat, dan pelaksana. Setiap audit tersebut menghasilkan berbagai macam bukti yang
membentuk kertas kerja. Pengorganisasian dan pengkordinasian bebagai tahap audit
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kertas kerja.
d. memberikan pedoman dalam audit berikutnya. dari kertas kerja dapat diperoleh
informasi yang sangat bermanfaat untuk audit berikutnya jika dilakukan audit yang
berulang terhadap klien yang sama dalam periode akuntansi yang berlainan. Auditor
memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien,  catatan akuntansi klien dan
pengendalian intern klien serta rekomendasi perbaikan yang diajukan kepada klien
dalam audit yang lalu. Jurnal-jurnal adjustment yang disarankan untuk menyajikan
secara wajar laporan keuangan yang lalu.
2.2 Tipe Kertas Kekrja Audit
Isi ketas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulan dan dibuat oleh auditor
dalam auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara garis besar dapat
dikelompokkan ke dalam 5 tipe kertas kerja berikut ini :
1. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu,
sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti
audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit.
Dalam program audit, auditor menyebutkan prosedur audit yang harus diikuti
dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan,
tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukan indeks kertas
kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat
yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerja
audit. Program audit dapat digunakan untuk merencanakan jumlah orang yang
diperlukan untuk melaksanakan audit beserta komposisinya, jumlah asisten dan
auditor junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk
memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor dapat mengikuti program
audit yang sedang berlangsung
2. Working Trial Balance
Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku
besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolom-
kolom untuk adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor,
serta saldo-saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan
keuangan auditan (audited financial statements). Working trial balance ini
merupakan daftar permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan
semua saldo akun yang tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam
proses audit, working trial balance ini digunakan untuk meringkas adjustment dan
penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor kepada klient serta saldo akhir
tiap-tiap akun buku besar setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Working
trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembar kerja (work sheet)
yang digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan. Dalam
penyusunan laporan keuangan, klien menempuh beberapa tahap sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti transaksi
b. Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu
c. Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar
d. Pembuatan lembar kerja.
e. Penyajian laporan keuangan
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan
auditan. Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul
pendukung ( supporting schedules).
2) Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam
skedul utama ( lead schedules atau top schedules) dan ringkasan
jurnal adjustment.

3) Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan


jurnal adjustment ke dalamworking trial balance
4) Penyusunan laporan keuangan auditan.

3. Ringkasan Jurnal Adjusment

Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan dalam laporan


keuangan dan catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan kekeliruan tersebut,
auditor membuat draft jurnal adjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan
klien. Disamping itu, auditor juga membuat jurnal penggolongan kembali
(reclassification entries) untuk unsur, yang meskipun tidak salah dicatat oleh klien,
namun untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan yang wajar, harus
digolongkan. Jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor biasanya diberi nomor
urut dan untuk jurnal penggolongan kembali diberi identitas huruf. Setiap jurnal
adjustment maupun jurnal penggolongan kembali harus disertai penjelasan yang
lengkap. Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal penggolongan kembali. Jurnal
penggolongan kembali digunakan oleh auditor hanya untuk memperoleh
pengelompokkan yang benar dalam laporan keuangan klien. Jurnal ini digunakan
untuk menggolongkan kembali suatu jumlah dalam kertas kerja auditor; tidak untuk
disarankan agar dibukukan ke dalam catatan akuntansi klien. Di lain pihak, jurnal
adjustment digunakan oleh auditor untuk mengoreksi catatan akuntansi klien yang
salah, sehingga jurnal ini disarankan oleh auditor kepada klien untuk dibukukan
dalam catatan akuntansi kliennya. Oleh auditor, jurnal adjustment dan penggolongan
kembali ini mula-mula dicatat dalam skedul pendukung dan ringkasan jurnal
adjustment. Emudian jurnal-jurnal tersebut diringkas dari berbagai skedul pendukung
ke dalam skedul utama yang berkaitan ank e dalam working trial balance.

4. Skedul Utama

Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi
yang dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan. Skedul
utama ini digunakan untuk menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis, yang
jumlah saldonya akan dicantumkan dalam laporan keuangan dalam satu jumlah.
Skedul utama memiliki kolom yang sama dengan kolom-kolom yang terdapat dalam
working trial balance. Jumlah total tiap-tiap kolom dalam skedul utama dipindahkan
ke dalam kolom yang berkaitan dengan working trial balance.

5. Skedul Pendukung

Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum


dalam laporan keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja pendukung
yang menguatkan informasi keuangan dan operasional yang dikumpulkannya. Dalam
setiap skedul pendukung harus dicantumkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh
auditor dalam memverifikasi dan menganalisis unsur-unsur yang dicantumkan dalam
daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan, pertanyaan yang timbul dalam
audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Skedul pendukung harus memuat juga
berbagai simpulan yang dibuat oleh auditor.
2.3. Pembuatan Kertas Kerja Audit
Pembuatan kertas kerja Ada 5 teknik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas
kerja. Keempat teknik tersebut adalah:
1. Pembuatan heading yang berisi nama klien dan judul untuk mengidentifikasikan
isi kertas kerja, serta tanggal neraca atau periode audit
2. Nomor indeks yang dimaksudkan utuk memudahkan identifikasi dan referensi
silang antar kertas kerja
3. Referansi silang (cross-refencing)
4. Tick mark yang berupa simbol-simbol yang digunakan auditor untuk membuat
referensi penjelasan naratif dimanapun dalam kertas kerja
5. Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal pembuatan
serta penelaahan
Faktor – Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembuatan Kertas Kerja Yang
Baik.
1. Lengkap.
Lengkap dalam arti:
a. Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan
komposisi semua data penting yang harus dicantumkan dalam kertas jerka.
b. Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Kertas kerja harus dapat
“berbicara” sendiri, harus berisi informasi yang lengkap, tidak berisi
informasi yang masih belum jelasatau pertanyaan yang belum terjawab.
2. Teliti
Dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan ketelitian dalam
penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan
perhitungan.
3. Ringkas
Kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan
dengan tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Auditor harus
menghindari rincian yang tidak perlu. Analisis yang dilakukan oleh auditor harus
merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya merupakan penyalinan
catatan klien ke dalam kertas kerja.
4. Jelas
Kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak – pihak yang akan
memeriksa kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor. Penggunaan istilah yang
menimbulkan arti ganda perlu dihindari.
5. Rapi
Pembuatan kertas kerja harus dilakukan secara rapi dan dilakukan secara teratur
dalam penyusunannya agar auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan
stafnya mudah melakukannya serta memudahkan dalam memperoleh informasi
dari kertas kerja tersebut.

2.4. Kertas Kerja Audit Berbasis Komputer

Sistem teknologi informasi telah melahirkan suatu teknik bantu audit yang nantinya
sangat diharapkan dapat memudahkan pekerjaan auditor yaitu Teknik Audit Berbantuan
Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit Techniques (CATTs)

TABK secara sederhana adalah penggunaan komputer dalam kegiatan audit yang
berguna untuk mengumpulkan dan mengevaluasi data berbentuk elektronik untuk
menjadi bukti audit. Untuk dapat memperoleh dan mengevaluasi data dalam bentuk
elektronik, seorang auditor harus mengetahui teknik-teknik untuk mengakses dan
menganalisa data elektronik yang disebut dengan Teknik Audit Berbantuan Komputer.

Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dalam audit juga telah
diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (IAPI, 2011), PSA No. 59 (SA Seksi
327) tentang Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). Dalam standar ini dijelaskan
mengenai tipe dan manfaat TABK, pertimbangan dalam menggunakan TABK, langkah-
langkah dalam menggunakan TABK, dokumentasi hasil pemeriksaan dengan TABK, dan
penggunaan TABK dalam lingkungan komputer bisnis kecil. Manfaat TABK (IAPI,
2011) adalah:

1. Pengujian rincian transaksi dan saldo-seperti, penggunaan perangkat lunak audit


untuk menguji semua (suatu sampel) transaksi dalam file komputer;
2. Prosedur review analitik-seperti, penggunaan perangkat lunak audit untuk
mengidentifikasi unsur atau fluktuasi yang tidak biasa;
3. Pengujian pengendalian (test of control) atas pengendalian umum sistem
informasi komputer-seperti, penggunaan data uji untuk menguji prosedur akses ke
perpustakaan program (program libraries);
4. Pengujian pengendalian atas pengendalian aplikasi sistem informasi komputer -
seperti, penggunaan data uji untuk menguji berfungsinya prosedur yang telah
diprogram;
5. Mengakses file, yaitu kemampuan untuk membaca file yang berbeda record-nya
dan berbeda formatnya;
6. Mengelompokkan data berdasarkan kriteria tertentu;
7. Mengorganisasi file, seperti menyortasi dan menggabungkan;
8. Membuat laporan, mengedit dan memformat keluaran;Membuat persamaan
dengan operasi rasional logika (contoh: AND; OR; =; < >; <; >; IF).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kertas kerja didefinisikan sebagai catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor
mengenai prosedur audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang
diperoleh, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan pelaksanaan penugasan audit
yang dilakukannya.
Kertas kerja audit berfungsi sebagai; jembatan/mata rantai yangmenghubungkan
antara catatan auditi dengan laporan hasil audit, dan dapatpula dipergunakan auditor
untuk mempertanggung jawabkan prosedur/langkahaudit yang dilakukannya,
mengkoordinir dan mengorganisir semua tahap auditmulai dari perencanaan sampai
pelaporan, dan sebagai dokumen yang dapatdigunakan oleh auditor berikutnya.
Kertas kerja yang baik harus lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi, disimpan dan
dijaga kerahasiannya. Agar mudah diakses, lazimnya kertas kerja audit dikelompokkan
dalam berkas permanen (permanent file), berkas berjalan (current file), berkas lampiran
dan berkas khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno (2006).Auditing.Jakarta:lembaga Penerbit FE UI, Salemba Empat.


Arens, A Alvin, Randal J. Elder, Mark Beasley(2008).Auditing dan Jasa Assurance,
Jakarta:indeks.
Arens, A Alvin,Mark S. Beasley, Randal J. Elder(2010). Auditing dan Jasa Assurance,
Jakarta:Salemba Empat.
Hall, A James,Tommie Singleton(2007). Audit Teknologi Informasi dan Asurance,
Jakarta:Salemba Empat
Mulyadi, Auditing edisi 6, Jakarta : Salemba Empat, 2009
https://itjen.dephub.go.id/2019/04/08/teknik-audit-berbantuan-komputer

Anda mungkin juga menyukai